Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: SABTU 15 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: 
SABTU 15 FEBRUARI 2014 
 (Klaudius de La Colombiere ) 
1Raj. 12:26-32; 13:33-34; Mzm. 106:6-7a,19-20,21-22; Mrk. 8:1-10. 

INJIL : 
Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Ia segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta. 

RENUNGAN : 
Para saudara, Kisah Yesus memberi makan empat ribu orang perempuan, belum termasuk laki-laki dan anak-anak dilakukan di daerah yang dianggap kafir pada masa itu, dan tentunya mereka yang berkumpul pada masa itu adalah dianggap kafir atau tidak mengenal Allah. Namun kenyataannya orang banyak yang dianggap kafir itu, mengikuti dan mendengarkan pengajaran Yesus selamat tiga hari, sampai mereka lupa untuk makan. Mereka yang dianggap kafir justru mengiktui dan mendengarkan pengajaran Yesus sampai lupa memikirkan diri mereka sendiri. Kepada mereka Yesus juga menaruh kasih yang besar, bukan hanya mengajar mereka tetapi peduli akan mereka. 

Yesus tidak mengajarkan kebaikan tetapi Dia sendiri menyatakan kebaikan, kasih dan perhatian-Nya kepada orang yang mengikuti-Nya. Yesus memberi mereka makan sampai kenyang. Yesus sungguh tidak menghendaki mereka kelaparan. Yesus membalas kesetiaan mereka dengan memberi makan. Yesus memberi mereka makan dengan menggandakan tujuh roti dan beberapa ikan yang ada pada para murid-Nya. Yesus tentu bukannya tidak bisa mengadakan roti dan ikan, tetapi Yesus sengaja meminta bekal yang ada para murid. Yesus meminta itu dengan maksud agar para murid tidak sekedar prihatin dengan orang banyak itu, tetapi mau berbagi apa yang ada pada mereka. 

Para murid juga pasti tahu bahwa orang banyak itu kelaparan, mereka prihatin tetapi mereka tidak berbuat sesuatu. Maka maksud Yesus meminta perbekalan para murid dan menggandakannya, Yesus mau mengajarkan bahwa para murid tidak hanya sekedar prihatin tetapi berbuat sesautu dan berani berbagi bekal dengan orang banyak itu. Yesus sungguh berbelas kasih dengan kita, Dia tidak hanya mengajar dan tidak hanya mengajak kita untuk percaya kepada Dia, tetapi Dia akan selalu peduli dengan hidup kita dan Dia pasti akan memberikan rahmat dan berkat-Nya yang kita butuhkan untuk hidup. Dia tidak akan membiarkan kita binasa. 

Oleh sebab itu, percaya kepada Dia tidak akan membinasakan hidup kita tetapi kita akan beroleh selamat dan Tuhan sendiri akan selalu peduli dengan hidup kita. Kita tentunya bukan termasuk kalangan orang kafir, karena kita sudah menjadi murid-murid Yesus. Apakah kita rindu dan setia mengikuti serta mendengarkan sabda Yesus? Yesus sungguh berbelas kasih. Apakah kita juga penuh belaskasih kepada sesama kita? Semoga kita tidak hanya sekedar peduli dengan sesama yang menderita tetapi mau berbagi roti dan ikan yang ada pada kita untuk kita bagi-bagikan kepada sesama kita yang sangat membutuhkan.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: JUMAT 14 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V:
 JUMAT 14 FEBRUARI 2014 
 (Peringatan Wajib St. Sirilus & Metodius) 
 1Raj. 11:29-32; 12:19; Mzm. 81:10-11ab,12-13,14-15; Mrk. 7:31-3

INJIL : 
Suatu hari Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata." 

RENUNGAN : 
 Penyembuhan yang kita dengar pada injil hari ini juga hampir sama dengan penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus terhadap anak perempuan seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia yakni bukan termasuk suku bangsa Yahudi. Aturan yang berlaku saat itu adalah bahwa orang yang bukan dari suku bangsa Yahudi adalah dianggap kafir sehingga keselamatan Allah hanya diperuntukkan bagi mereka. Tentu sangat mengherankan bagi orang-orang pada zaman itu bila Yesus memenuhi permintaan orang-orang kafir itu dengan menyembuhkan mereka. 

Sebagaimana dalam penyembuhan anak seorang wanita yang bukan Yahudi, Yesus terlebih dahulu mengadakan dialog, tidak langsung menyembuhkan, demikian juga halnya dalam penyembuhan orang bisu tuli dalam injil hari ini. Yesus tidak langsung menyembuhkan tetapi membawa orang itu dari orang banyak, mereka sendirian baru setelah itu Yesus memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Sebelum menyembuhkan, Yesus terlebih dahulu melakukan beberapa hal, sepeti ada prosesnya. 

Yesus melakukan demikian bukan karena Yesus butuh proses untuk menyembuhkan orang sakit itu. Yesus bisa saja langsung menyembuhkan orang sakit bisu tuli itu. Namun Yesus melakukan demikian, adalah untuk mengajar kepada orang banyak dan juga kepada orang sakit itu bahwa Dia adalah Mesias yang ditutus Allah untuk semua orang, bukan hanya untuk suku bangsa Yahudi. Yesus tidak menghendaki bahwa orang sakit yang bukan dari suku bangsa Yahudi itu hanya merasakan belaskasih penyembuhan dari Yesus yang datang hanya untuk bangsa Yahudi. Yesus tidak menghendaki mereka yang dianggap kafir hanya sekedar mendapat kemurahan penyembuhan tetapi bukan diutus juga untuk mereka. 

Dengan membawa orang sakit itu dari kerumunan orang banyak, Yesus mau mengatakan bahwa Dia datang untuk semua orang, Dia mau menyambut siapa saja yang datang kepada-Nya. Yesus mau agar orang itu merasakan dan mengalami sentuhan kasih Allah yang datang juga untuk mereka yang dianggap kafir pada masa itu. Baru setelah itu, Yesus menyembuhkan orang bisu tuli itu sehingga dia bisa berakta-kata dengan jelas. Jadi dengan jelas kepada kita dikatakan bahwa sebelum menyembuhkan penyakit orang itu, Yesus terlebih dahulu menyembuhkan luka batin orang itu yang mungkin saja sakit karena ajaran pada masa itu bahwa kelompok mereka dianggap kafir, tidak dikasihi oleh Allah dan keselamatan Allah tidak diperuntukkan untuk mereka. 

Yesus terlebih dahulu menyembuhkan sakit sosialnya karena merasa diri dianggap kafir karena bukan keturunan bangsa Yahudi. Namun tindakan Yesus membebaskan mereka dari cap orang kafir dan akhirnya juga menyembuhkan orang tuli dan gagap itu. Dengan demikian, orang itu menjadi terbuka untuk mendengarkan sabda Tuhan dan mulut mereka juga terbuka untuk berkata-kata atau mewartakan kasih Tuhan. Dengan demikian jelas bagi kita bahwa Allah mengasihi semua orang. Yesus datang untuk menyatakan bahwa Allah mengasihi semua orang dan keselamatan Allah diperuntukkan kepada semua orang. Allah dan keselamtan-Nya bukan hanya untuk orang atau kelompok tertentu. 

Allah tidak pernah membeda-bedakan dan tidak pernah menganggap orang lain adalah kafir. Dia pasti akan senantia menyambut dan menyatakan kasih-Nya kepada siapapun yang datang kepada Dia dengan penuh iman. Lewat injil dan sikap Yesus, kita diajarkan untuk tidak pernah merasa bahwa Allah dan keselamatan Allah hanya miliki kita atau milik kelompok tertentu. Kita harus sadar dan menyakini bahwa Allah mengasihi dan menghendaki semua orang selamat. 

Oleh sebab itu, kitapun harus mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan. Tugas kita adalah agar keselamatan dan sentuhan kasih Tuhan dirasakan oleh banyak orang. Pada kesempatan ini, kita juga mohon supaya Dia menyembuhkan kita dari ketulian dan kegagapan kita. Mungkin telinga kita dapat mendengar dan mulut kita bisa berbicara dengan baik, tetapi telinga kita tidak bisa mendengarkan sabda Tuhan dan mulut kita tidak bisa mewartakan sabda Tuhan kepada sesama kita. 

Kita juga punya telinga yang baik tetapi kita tuli terhadap sesama kita yang menderita, yang mendambakan sentuhan kasih Tuhan. Mulut kita juga berbicara dengan baik, tetapi kita gagap dalam mewartakan Tuhan kepada sesama. Semoga Yesus menyembuhkan kita sehingga kita sungguh bisa mendengarkan sabda Tuhan dan mendengarkan sesama kita serta mulut kitapun mampu berkata-kata akan Allah dengan baik. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: KAMIS 13 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: 
KAMIS 13 FEBRUARI 2014 
(Yordanus dr Saksonia) 
1Raj. 11:4-13; Mzm. 106:3-4,35-36,37,40; Mrk. 7:24-30 

INJIL : 
Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. 

RENUNGAN : 
 Sebagaimana kita dengarkand alam hal ini, kita kembali mendengar bahwa ketika Yesus pergi ke daerah Tirus dan masuk ke dalam rumah, Yesus tidak menghendaki diketahui oleh orang. Namun ternyata kedatangan-Nya ke manap dan di manapun tidak dapat dirahasiakan. Orang selalu mengetahui kedatangan Yesus dan selalu datang kepada Yesus. Yesus beberapa kali tidak menghendaki orang lain tahu kehadiran-Nya, bukan karena Yesus tidak mau peduli dengan manusia. 

Namun hal ini memang mau mengatakan bahwa secara manusiawi Yesus juga lelah dan demikian juga para murid-Nya. Yesus dan para murid-Nya butuh istirahat, butuh waktu untuk sendiri bersama murid-murid-Nya, sebab dengan waktu demikian, Yesus ingin memperdalam keyakinan dan untuk mengajar para murid-Nya.. Namun kiranya orang selalu mengetahui kehadiran Yesus dan orang tidak segan-segan untuk datang kepada Yesus. Yesuspun tidak menolak kehadiran atau kedatangan orang yang datang kepada Dia untuk meminta pertolongan. Ini mau mengatakan bahwa cinta kasih Yesus kepada manusia sungguh sangat besar, kapanpun kita datang kepada Dia, 

Dia pasti menyambut kedatangan kita dengan penuh sukacita. Yesus tidak pernah beristirahat dan menolak kehadiran orang yang datang kepada Dia. Kalaupun kita dengarkan dalam injil ini seakan Yesus menolak kedatangan seorang ibu yang memohonkan kesembuhan terhadap anaknya yang sedang kerasukan setan, bukan berarti Yesus menolak wanita itu. Yesus melakukan dialog dengan wanita itu. Dalam dialog itu, Yesus hanya sekedar mengutarakan ajaran atau pandangan umum saat itu yang seakan berpikir bahwa keselamatan Allah hanya diperuntukkan untuk suku tertentu, yakni suku bangsa Israel. 

Bangsa Israel juga menganggap bahwa keselamatan itu hanya untuk mereka, tertutup untuk suku bangsa lain. Sedangkan wanita itu bukan termasuk dari suku bangsa itu. Namun wanita itu berani datang kepada Yesus meskipun dia sadar bahwa dia bukan salah satu dari suku bangsa yang dikhususkan saat itu. Wanita itu bahwa kasih Allah untuk semua orang, bukan hanya untuk kelompok tertentu sebagaimana yang diajarkan orang pada masa itu. Jadi wanita itu, bukan hanya sekedar percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan anaknya yang sedang kerasukan setan, tetapi wanita itu bahwa Yesus mengasihi semua orang, tidak memandang suku bangsa dan status sosial seseorang. Dan iman wanita itu benar, Yesus menyembuhkan anaknya hanya dengan perkataan, “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 

Perempuan itupun percaya akan perkataan Yesus bahwa anaknya telah sembuh, maka dia pulang ke rumahnya. Wanita ini sungguh menjadi teladan kepada kita agar kita tidak usah takut datang kepada Yesus untuk memohon pertolongan daripada-Nya. Kita harus yakin bahwa selain Yesus Tuhan yang mahakuasa mampu melakukan apapun untuk kebaikan kita, Dia juga tidak memandang status sosial kita. Kita harus yakin bahwa kasih Allah dan keselamtan-Nya diperuntukkan bagi semua orang yang percaya kepada dia. Iman wanita itu membuahkan kesembuhan bagi anaknya yang sedang kerasukan setan. 

Iman kita juga akan mendatangkan rahmat dan berkat Allah bagi kita dan juga bagi sesama. Sekali lagi patut kita renungkan bahwa cinta kasih Yesus dan keselamtan Allah diperuntukkan bagi semua orang yang percaya kepada dia. Maka hendaknya kita juga melakukan hal yang sama kepada sesama kita. Dalam hal ini mungkin kita pernah ingat perkataan pasu Fransiskus yang mengatakan bahwa dia percaya kepada Tuhan, tetapi bukan Tuhan yang adalah hanya milik orang katolik tetapi milik semua orang. Allah mengasihi semua orang dan menyatakan kasih-Nya kepada semua orang tanpa memandang suku bangsa, status sosial maka hendaknya kita juga demikian dalam bersikap dengan sesama kita. Amin.

Paus tidak akan mengubah ajaran Gereja

Paus tidak akan mengubah ajaran Gereja

Sean Kardinal O’Malley dari Boston, Amerika Serikat, mengatakan ia memuji sikap Paus Fransiskus yang cepat menanggapi sorotan dunia terkait ajaran Gereja. Tapi, kardinal itu memperingatkan bahwa bagi mereka yang memiliki harapan tinggi perubahan ajaran Gereja tentang kontrasepsi, aborsi, homoseksualitas, dan isu-isu lainnya kemungkinan akan kecewa. 

“Saya tidak melihat Bapa Suci akan mengubah ajaran Gereja,” kata Kardinal O’Malley dalam sebuah wawancara dengan the Globe. Uskup Agung Boston itu yang dikenal dekat dengan Paus Fransiskus mengatakan Gereja akan mempertimbangkan kemungkinan umat Katolik yang bercerai dan menikah kembali untuk menerima sakramen-sakramen, meskipun Bapa Suci sendiri pernah memberikan sinyal secara keterbukaan terhadap isu tersebut. 

 “Gereja harus setia kepada Injil dan ajaran Kristus,” kata Kardinal O’Malley. “Kadang-kadang hal itu terasa sangat sulit. Kita harus mengikuti apa yang dikehendaki Kristus, dan percaya bahwa apa yang ia minta dari kita adalah sesuatu yang terbaik.” Kardinal O’Malley meminta agar wawancara, yang dilakukan di pastoran Katedral Salib Suci di Boston South End, tempat dia tinggal bersama empat imam lainnya, fokus pada Paus dan Gereja universal. Isu-isu tentang kontrasepsi, pernikahan gay dan perceraian, katanya, sudah sering dilontarkan oleh Paus Fransiskus di banyak kesempatan. 

Namun, Bapa Suci ingin lebih fokus pada penginjilan, sikap bela rasa dan perhatian kepada masyarakat miskin, kata Kardinal O’Malley. Para pengamat Gereja berspekulasi bahwa para uskup mungkin membahas dan melakukan revisi larangan menikah lagi bagi umat Katolik yang bercerai untuk menerima sakramen dalam sinode yang akan berlangsung di Roma pada Oktober tahun ini untuk membahas pelayanan Gereja pada isu-isu keluarga. 

Tapi, Kardinal O’Malley mengatakan bahwa meskipun Paus merasa prihatin dengan nasib umat Katolik yang menikah lagi yang ingin dekat dengan Gereja, “Saya tidak melihat adanya pembenaran teologis” untuk melonggarkan peraturan. Dalam persiapan untuk sinode tersebut, Vatikan telah mengumpulkan masukan dari para uskup di seluruh dunia tentang ajaran Gereja terkait keluarga dan moralitas seksual, serta sejauhmana pandangan mereka terhadap ajaran Gereja tersebut.

Sumber: UCA News
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: RABU 12 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: 
RABU 12 FEBRUARI 2014 
(Humbelina ) 
1Raj. 10:1-10; Mzm. 37:5-6,30-31,39-40; Mrk. 7:14-23 

INJIL : 
Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 

RENUNGAN : 
Untuk memahami injil hari ini, kita harus membaca injil sebelumnya yakni berbicara tentang orang-orang Farisi dan ahli-ahlit Taurat yang memprotes Yesus karena melihat beberapa murid Yesus makan tidak terlebih dahulu membasuh tangan mereka. Mereka prostes bukan soal kesehatan tetapi menganggap bahwa tindakan para murid itu melanggar aturan adat istiadat mereka dan itu dianggap najis atau berdosa. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat begitu taat pada aturan, padahal hati dan perbuatan mereka sungguh berbeda dengan sabda Tuhan. 

Oleh sebab itu Yesus mengatakan mereka itu adalah orang-orang munafik. Dari teguran Yesus, jelas bagi kita bahwa tindakan munafik adalah orang yang begitu memperhatikan hal-hal lahiriah tetapi kurang memperhatian yang rohani atau batin. Atau orang munafik adalah orang yang berpenampilan baik tetapi hati dan perbuatannya justru sebaliknya. Yesus sungguh tidak menyukai kemunafikan. Yesus mengajarkan ketulusan hati yang nyata dalam perbuatan, atau perbuatan itu hendaknya buah dari ketulusan hati yang tulus dan bersih. 

Melanjutkan pengajaran sehubungan dengan teguran Yesus terhadap orang-orang munafik, Yesus mengingatkan juga sikap yang sering kali mempersalahkan apa yang dari luar dirinya. Yesus mengatakan apa yang dari luar, itu tidak dapat menajiskan orang, juga soal makanan. Kiranya hal ini masih sering terjadi hingga saat ini. Masih banyak orang yang mengatakan bahwa makanan tertentu adalah haram sehingga tidak bisa di makan. Tidak memakan makanan tertentu bukan karena demi kesehatan tetapi karena dianggap najis atau haram. 

Demikian juga seringkali orang begitu sibuk memperhatikan dan mengkritik penampilan orang lain, karena dianggap haram dan membuat orang berdosa. Menanggapi pemikiran demikian, Yesus bukan berarti menyetujui hal luar yang tidak baik, tetapi Yesus menekankan agar kita lebih memperhatikan sikap batin kita. Kebersihan hati atau batin itu lebih penting daripada penampilan luar. Hati yang bersih pada akhirnya akan berbuah perbuatan yang baik pula. Kejahatan seringkali bermula dari hati yang tidak bersih yang pada akhirnya terlaksana dengan perbuatan yang tidak baik. Maka kita hendaknya lebih menata dan meperhatikan kebersihan hati atau batin kita, daripada penampilan luar kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: SELASA 11 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: 
SELASA 11 FEBRUARI 2014 
(SP Maria di Lourdes, Benediktus Aniane: HARI ORANG SAKIT SEDUNIA ) 
1Raj. 8:22-23,27-30; Mzm. 84:3,4,5,10,11; Mrk. 7:1-13 

INJIL : 
Suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 

Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. 

Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban -- yaitu persembahan kepada Allah --, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan." 

RENUNGAN : 
Para saudara, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat heran dan protes terhadap Yesus karena mereka melihat murid-murid Yesus makan sebelum mencuci tangan. Mereka protes karena memang mereka melakukan demikian menurut adat istiadat nenek moyang mereka. Namun jelas bahwa tidak mencuci tangan sebelum makan dianggap najis bukan karena perbuatan itu dosa tetapi karena melanggar adat istiadat nenek moyang mereka. Mereka lebih mengutamakan adat istiadat dan peraturan dibanding dengan sabda Tuhan sendiri. 

Menanggapi protes orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, Yesus dengan berani mengatakan bahwa mereka itu sungguh munafik karena memuliakan Tuhan hanya dengan bibir saja, hanya dengan perkataan tetapi hati mereka jauh dari sabda Tuhan. Lebih parah lagi, Yesus mengatakan bahwa mereka lebih mengutamakan perintah manusia yang dalam hal ini mereka buat sendiri demi kepentingan mereka. 

Yesus tidak menyangkal bahwa adat istiadat itu juga baik, menghormati nenek moyang juga baik, tetapi kita tetap harus mengutamakan iman kepada Tuhan dan melaksanakan sabda serta kehendak Tuhan dalam hidup. Yesus mengajarkan kepada kita agar kita lebih mengutamakan sabda Tuhan dan pelaksanaannya dibanding dengan ketaatan pada adat istiadat dan peraturan. 

Kita hendaknya memuji dan memuliakan Tuhan bukan dengan hanya dengan bibir tetapi lewat hidup yang senantiasa taat dan melaksanakan kehendak Tuhan. Iman tidak selalu diukur dari apa yang kita katakan tetapi dari hidup dan apa yang kita lakukan. Tuhan tidak melihat apa yang kelihatan oleh mata, tetapi kedalaman dan ketulusan hati kita. Selamat pagi. Selamat beraktifitas. Tuhan memberkati.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: SENIN 10 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA V: 
 SENIN 10 FEBRUARI 2014 
(Peringatan Wajib St. Skolastika ) 
1Raj. 8:1-7,9-13; Mzm. 132:6-7,8-10; Mrk. 6:53-56 

INJIL : 
Suatu hari setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh. 

RENUNGAN :
Para saudara, ke manapun Yesus pergi bersama murid2-Nya org banyak dtng kpd Yesus utk mendengar pengajaran n utk disembuhkan.Ada pula yg percaya bhwa hanya dgn memegang jubah Yesus saja mereka akan sembuh. Yesuspun memuaskan dahaga mereka dgn mengajar dan menyembuhkan org2 sakit. Semoga kita percaya bhw Yesus memang Tuhan Yg Mahakuasa n Maha kasih sehingga kita senantiasa dtng kpd Yesus. 

Org banyak itu mengenal Yesus n bahkan mengabarkan kehadiran Yesus kpd semua org.Pengertian mengenal di sini juga berarti percaya pd Yesus,makanya mereka itu mengabarkan n membawa org2 sakit kpd Yesus untuk disembuhkan. Apakah kita mengenal,percaya dan menyadari kehadiran Yesus dlm hidup kita? Kalau kita sungguh mengenal Yesus, tentu kitapun akan mengabarkan kehadiran Yesus kepada banyak orang dan berusaha untuk membawa orang lain untuk bertemu dengan Yesus. Juga menjadi permenungan bagi kita sehubungan dengan tugas pelayanan kita. 

Dalam tugas pelayanan kita, kita harus sadar bahwa kita semata-mata untuk mewartakan Yesus sehingga orang menjadi mengenal Yesus dan datang kepada-Nya. Maka orang lain lebih mengenal Yesus daripada mengenal kita. Jangan justru sebaliknya kita bangga karena tugas pelayanan yang kita lakukan membuat kita menjadi terkenal tetapi orang yang kita layani tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus.

RENUNGAN MUNGGU BIASA V: 9 Februari 2014

RENUNGAN MUNGGU BIASA V:
 9 Februari 2014
Yes. 58:7-10; Mzm. 112:4-5,6-7,8a,9; 1Kor. 2:1-5; Mat. 5:13-16 


BACAAN INJIL (Mat 5:13-16) 
 "Kamu adalah terang dunia."

I. Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga."

I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

RENUNGAN :

Para saudara,
Yesus menyebut dua hal dalam diri setiap umat kristiani yang sangat mendasar, yakni apa arti keberadaan dirinya untuk pribadinya sendiri, dan apa arti pribadi dirinya untuk orang lain. Secara simbolis Yesus mengumpamakan para murid sebagai garam dan terang. Maksud-Nya kita ini digambarkan bagaikan garam dan terang, yang sangat penting tetapi berada dan hidup bukan sekadar bagi diri kita sendiri saja, melainkan juga bagi orang lain.

Kita semua tentu tahu betapa pentingnya garam dan terang dalam kehidupan kita. Hampir semua orang membutuhkan garam dan terang, dan malah bisa dikatakan bahwa tidak ada orang yang tidak bisa terlepas dari garam dan terang. Seperti garam dan terang itulah hidup para pengikut Yesus dalam dunia ini. Kita mengetahui apa fungsi garam dalam hidup kita; garam bisa mengawetkan makanan sehingga menjadi tahan lama. Garam lebih sering kita gunakan untuk membuat makanan menjadi enak, makanan tanpa garam akan terasa hambar dan makanan itu tidak akan berguna. Garam itu dicampurkan ke manakan, larut dalam makanan tetapi tidak kehilangan identitasnya yakni rasa garam itu. Demikian juga halnya para murid Kristus. Murid Kristus haruslah hidup bercampur dengan manusia lain dalam hidup dunia, namun hendaknya tidak menjadi kehilangan identitas diri sebagai murid Yesus, malah harus memberi rasa agar hidup itu semakin lebih nikmat untuk dihidupi oleh orang lain. 

Peran kita sebagai pengikuti Kristus menjadi garam dalam dunia sungguh sangat penting. Sudah menjadi tugas kita untuk menjadikan hidup bersama menjadi lebih baik. Hal ini perlu kita ingat dan mendesak untuk kita lakukan dalam hidup dunia ini. Pada masa sekarang ini banyak orang yang merasa hidupnya hambar karena tanpa kasih sayang, merasa hidupnya hambar karena kurang mampu menangkap peran dan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Pada masa sekarang ini banyak orang yang larut dalam dunia dan kehilangan identitasnya yakni dengan hidup hanya menuruti keinginan daging atau kehidupan dunia. Maka untuk itulah, peran kita sangat dibutuhkan dalam dunia ini. 

Nabi Yesaya menjelaskan kepada kita bagaimana hidup menjadi garam dan terang dunia yakni bila mau memecah-mecah roti bagi orang yang lapar dan membawa ke rumah orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila melihat orang telanjang, supaya kita memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudara kita sendiri! Yesaya juga mengajarkan agar kita menyerahkan kepada orang lapar apa yang kita inginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas. Maka teran kita akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.

Oleh sebab itulah, Yesus menekankan bahwa siapapun, yang ingin menjadi murid-Nya yang sejati harus selalu memiliki dan menyadari jatidiri atau identitas dirinya seperti yang diajarkan dan dimiliki oleh Yesus sendiri. Yesus mengatakan bahwa kira adalah garam dan terang dunia. Sebagai pengikut Yesus, kita tinggal dalam dunia, berbaur dengan dunia, bagi dunia tetapi tanpa kehilangan identitas kita sebagai murid Yesus, yakni sebagai garam dan terang seturut teladan Yesus Kristus sendiri. Atau hidup dan berbuat menurut ajaran dan teladan Yesus.

Namun kiranya kita melakukan semuanya itu hanya demi kemuliaan Tuhan sehingga hidup iman kita menjadi terang bagi sesama, sehingga sesama mampu melihat kemuliaan Tuhan dalam hidupnya dan mereka menjadi percaya kepada Tuhan.

DOA DAN BACAAN MUNGGU BIASA V: 9 Februari 2014

DOA DAN BACAAN MUNGGU BIASA V:
 9 Februari 2014
Yes. 58:7-10; Mzm. 112:4-5,6-7,8a,9; 1Kor. 2:1-5; Mat. 5:13-16 

DOA PEMBUKA

I. Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin. 

BACAAN I (Yes 58:7-10) 
"Terangmu akan merekah laksana fajar."
Inilah Firman Allah, "Hendaklah engkau membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 859) 
Refren: Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.

Mazmur:
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
 3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

BACAAN II (1Kor 2:1-5) 
"Aku menyampaikan kepadamu kesaksian tentang Yesus Kristus yang disalibkan."

L. Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 955) 
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya Ayat.
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.

BACAAN INJIL (Mat 5:13-16) 
 "Kamu adalah terang dunia."

I. Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga."

I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

DOA UMAT 
I. Karena kita berkenan di hati Tuhan, dan karena Tuhan tetap setia akan janji-janji-Nya, maka beranilah kita memanjatkan doa bersama kepada-Nya:

 L. Bagi para pewarta Injil: para uskup, imam, diakon, guru agama, katekis, bapak dan ibu serta petugas-petugas lainnya: Semoga Allah Bapa menyadarkan kiranya para pewarta Injil, bahwa Rohlah yang menyentuh hati orang-orang yang mencari kebenaran.
Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi mereka yang dengan pengorbanan mencurahkan tenaganya guna membantu rakyat di negara asing: Semoga Allah Bapa mendampingi mereka yang dengan suka rela demi kemanusiaan membantu rakyat negara asing dan dikobarkan semangat pengorbanan mereka, yang merupakan kesaksian iman akan hari depan yang cerah.
Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi para petugas kesehatan: Semoga Allah Bapa memberkati karya cinta kasih para petugas kesehatan untuk meringankan penderitaan mereka yang sakit.
Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

 L. Bagi kita sendiri di sini: Semoga Allah Bapa memperkenankan kita menghampakan diri dengan mau memahami serta ikut serta menghayati suka duka sesama kita.
Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I. Allah Bapa yang Mahapengasih, barangsiapa berseru kepada-Mu takkan dikecewakan. Inilah yang telah Kaujanjikan dan Kaubuktikan. Peliharalah kami dalam kesetiaan dan berilah kami berkat-Mu.
U. Amin.

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa (hening sejenak)
I.  Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami makan dari roti yang satu dan minum dari piala yang sama. Semoga kami yang telah dipersatukan dalam Kristus dapat dengan sukacita menghasilkan buah bagi keselamatan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. 
U. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV: SABTU 8 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV:
SABTU 8 FEBRUARI 2014
(Hieronimus Emilianus, Yosefa Bakhita) 
1Raj. 3:4-13; Mzm. 119:9,10,11,12,13,14; Mrk. 6:30-34 

INJIL : 
Suatu hari rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 

RENUNGAN: 
 "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" 
Pesan ini disampaikan oleh Yesus kepada para murid ketika para murid kembali dari menjalankan tugas perutusan mereka. Hal yang sangat wajar bagi para murid bahwa setelah mereka kembali dari tugas mereka berkumpul dan bercerita suka duka yang mereka alami. Namun Yesus tiba-tiba mengajak mereka pergi ke tempat sunyi. Ternyata ketika mereka sampai di tempat yang mereka tuju, orang banyak tetap mengikuti mereka, mereka tidak jadi beristirahat, mereka tetap melayani orang banyak itu. 

Yesus mengajak para murid untuk pergi ke tempat sunyi tentu bukan untuk sekedar istirahat, tetapi agar para murid kembali bersama dengan Yesus setelah mereka beberapa lama berada di luar dalam rangka menjalankan tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus. Namun kiranya bagi Yesus melayani orang lain sungguh menjadi tugas penting dan Yesus tidak pernah mengabaikan orang-orang yang datang kepada Dia. Yesus tidak pernah mengenal lelah dalam melayani manusia. 

Kalau manusia membutuhkan istirahat atau batas kemampuan untuk bekerja apalagi bekerja untuk orang lain, namun Yesus tidak penah membutuhkan istirahat dan tidak pernah berhenti untuk mengasihi serta melayani orang yang datang kepada Dia. Kapanpun kita datang kepada Dia, Dia akan melayani kita. Yesus tidak pernah lelah dan tidak pernah beristirahat untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita. Teladan Yesus itulah yang harus kita teladani. Memang kita membutuhkan istirahat sehabis bekerja keras. 

Kita juga butuh dan harus menyediakan waktu untuk hidup sendiri bersama Yesus. Ini perlu kita lakukan, agar kita tidak hanya sibuk dalam pelayanan tetapi tidak pernah menimba kekuatan dari Yesus yang memberi kita tugas perutusan. Bila kita tidak memberi waktu untuk bersama dengan Yesus, bisa membuat kita menjadi lupa akan tujuan Yesus mengutus kita. Jadi istirahat dari kesibukan itu bukan hanya sekedar keluar dari kesibukan harian dengan pergi bertamasya atau rekreasi. Memang itu penting, tetapi baiklah istirahat yang dimaksud adalah memberi waktu untuk hidup bersama Yesus. 

Namun perlu kita meneladan Yesus yang tidak pernah beristirahat atau tidak pernah lelah dalam melayani sesama. Bahkan ketika kita merasa lelah tetapi ada orang yang datang kepada kita untuk meminta pertolongan dari kita, kita haruslah menerima dan melayani mereka. Pelayanan kepada sesama hendaknya tetapi menjadi yang utama bagi kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV: JUMAT 7 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV: 
JUMAT 7 FEBRUARI 2014 
(Rosalie Rendu, Giovanni Triora, Pius IX, Anselmus Polanco, Koleta dr Corbie, Anselmus Polanco, Rosalie Rendu) 
 Sir. 47:2-11; Mzm. 18:31,47,50,51; Mrk. 6:14-29 

INJIL : 
Ketika Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." 

Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" 

Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" 

Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan. 

RENUNGAN : 
Orang yang tidak sungguh-sungguh mengenal Alalh, mereka akan melakukan perbuatan yang tidak benar. Inilah kiranya yang dapat kita sarikan dalam injil hari ini. Injil hari ini bisa membuat kita bingung, karena pada awal injil dipaparkan tentang bagaimana pengenalan orang banyak atas Yesus yang sudah terkenal. Namun pada ayat selanjutnya malah lebih membicarakan tentang Yohanes yang dibunuh oleh Herodes. Diceritakan bahwa Yohanes dibunuh oleh Herodes bukan karena perbuatannya yang tidak baik, tetapi malah karena Yohanes berani menegur Herodes yang melakukan perbuatan salah. 

Dengan demikian, kita berpikir, “Apa yang mau kita renungkan, apakah tentang Yesus? Apakah tentang nasib Yohanes Pembaptis? Apakah tentang kejahatan Herodes? Memang semuanya bisa kita renungkan. Tetapi kali ini yang kita renungkan adalah sikap hidup beriman lewat membandingkan Yohanes Pambaptis dengan Herodes yang membunuh Yohanes. Yohanes pembaptis jelas adalah seorang nabi yang sungguh berani mewartakan kebenaran Allah. Dia bisa melakukan demikian karena percaya kepada Tuhan, dia sungguh sadar akan tugas perutusan yang diberikan Allah kepada dia. Bagi Yohanes hidup untuk mewartakan Allah itulah yang paling utama. 

Beda halnya dengan Herodes. Herodes pernah mendengar tentang Allah dan pernah mendengar tentang apa yang diajarkan oleh Yohanes, tetapi tidak mempercayai Allah dan tidak percaya pada yang diwartakan oleh Yohanes. Kalau sekiranya dia seperti Yohanes Pembaptis, tentu dia tidak melakukan apa yang dilakukannya kepada Herodes. Dengan demikian lewat sabda hari ini, Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita hidup seperti Yohanes Pembaptis. Orang yang sungguh mengenal Yesus, dia akan hidup dalam perbuatan baik, melakukan perbuatan baik dan berani mewartakan kebaikan kepada sesama walaupun pasti akan mengalami persoalan seperti yang dialami oleh Yohanes Pembaptis. 

Mengenal Yesus bukan hanya tahu siapa Yesus, bukan hanya sekedar dibaptis, tetapi hidup untuk Yesus dan bahkan berani menyerahkan hidup demi Yesus Kristus. Sedangkan orang yang tidak sungguh mengenal Yesus, hidupnya pun seperti Herodes yang senang mendengarkan pengajaran Yesus tetapi tidak menerima dan tidak menghayatinya. Dengan demikian, orang demikian juga akan melakukan perbuatan seperti yang dilakukan oleh Herodes. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV: KAMIS 6 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV: 
KAMIS 6 FEBRUARI 2014 
(Peringatan Wajib St. Paulus Miki,Petrus Baptista) 
1Raj. 2:1-4,10-12;MT. 1Taw. 29:10,11ab,11d-12a,12bcd; Mrk. 6:7-13 

INJIL : 
Suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. 

RENUNGAN : 
Biasanya dalam hidup kita, kita mencari pekerjaan, akhirnya diterima dan dipekerjakan. Namun dalam hal mengikuti Yesus, Yesuslah yang memanggil dan mengutus para murid-Nya. Sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan mengutus mereka. Yesus memanggil kedua belas murid-Nya bukan untuk berleha-leha tetapi untuk menjalankan tugas perutusan. Memang sebelum mereka diutus, kedua belas murid itu sudah terlebih dahulu mendapat bekal dari Yesus baik lewat pengajaran dan juga dengan melihat sendiri teladan hidup Yesus dengan hidup bersama dengan Yesus. 

Sebelum mengutus para murid, Yesus juga membekali Yesus dengan kuasa atas roh-roha jahat. Bekal ini tentu bukan sekedar bekal, karena dengan diberi kuasa atas roh-roh jahat berarti Yesus mempercayakan kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah kepada mereka. Itu juga berarti bahwa Allah ada bersama dengan mereka. 

Oleh sebab itulah wajar bila Yesus memberi syarat yang harus mereka ikuti, yakni supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Syarat terakhir ini bukan berarti bahwa Yesus tidak mengetahui beratnya tugas yang akan dihadapi para murid. Yesus tahu beratnya tugas yang akan dialami para murid, oleh sebab itu Yesus sudah memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. Itu berarti bahwa hidup para murid dalam menjalankan tugas perutusan akan senantiasa diberkati oleh Tuhan, sehingga mereka tidak usah khawatir akan hidup mereka dalam menjalankan tugas perutusan itu. 

Pesan itu juga mengingatkan para murid agar dalam tugas perutusan itu mereka semata-mata hanya menjalankan tugas perutusan Yesus yakni mewartakan Kerajaan Alalh. Kita sebagai murid Yesus diapnggil oleh Yesus untuk mengikuti-Nya. Kita dipanggil bukan hanya sekedar untuk menikmati keselamatan Allah, bukan untuk berleha-leha namun Yesus memanggil kita untuk diutus mewartakan keselamatan Allah kepada banyak orang. Semua kita mendapat panggilan dan perutusan dari Yesus. Namun persoalannya apakah kita menyadari panggilan untuk diutus itu? Ini yang menjadi persoalan. 

Banyak orang yang menerima tawaran Yesus dengan menjadi murid-Nya tetapi tidak menerima dan tidak menjalankan tugas perutusan seperti para murid. Hal ini bisa terjadi karena tidak mengerti, bisa terjadi karena menyadari bahwa diutus mewartakan keselamatan Alalh bukanlah hal yang mudah. Banyak orang yang takut menjalankan tugas perutusan karena merasa tidak mempunyai bekal apa-apa atau tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Namun apapun alasannya, kita tidak bisa menjadi murid Yesus tanpa menjalankan tugas perutusan. 

Kita harus menjalankan tugas perutusan Yesus mewartakan kerajaan Allah kepada sesama kita. Kita tidak usah merasa tidak mempunyai bekal, sebab Yesus juga sudah membekali kita dengan Roh-Nya yang telah dicurahkan atas diri kita. Roh Allah akan menyertai dan membantu kita. Dalam menjalankan tugas perutusan memang tidak selalu harus dengan berkotbat atau berkata-kata dengan hebat, tetapi yang terutama adalah dengan hidup sesuai dengan kehendak Allah, mewartakan keselamatan Allah lewat hidup berbuat baik kepada sesama. 

Kita harus ingat, kita dipanggil oleh Tuhan dan Tuhan pula yang mengutus kita sehingga dalam menjalankan tugas perutusan agar selalu sadar bahwa kita hanya utusan Tuhan untuk mewartakan kemuliaan Tuhan kepada sesama. Jangan pada akhirnya kekhawatiran hidup menghalangi kita dalam tugas perutusan, jangan pula karena keinginan pribadi akhirnya dalam menjalankan tugas perutusan itu kita tidak lagi mewartakan kemuliaan Allah tetapi demi kepentingan diri sendiri. Amin.

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV: RABU 5 FEBRUARI 2014

RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA IV: 
RABU 5 FEBRUARI 2014 
(Peringatan Wajib St. Agata) 
2Sam. 24:2,9-17; Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 6:1-6 

INJIL : 
Suatu hari Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. 

RENUNGAN : 
Memang sangat meyakitkan bila kita ditolak padahal kita tidak melakukan perbuatan yang tidak baik, malah melakukan perbuatan baik. Apalagi kita ditolak hanya karena orang sebelumnya mengenal latar belakang hidup kita atau karena orang mengenal bahwa kita bukan dari keluarga yang berada. 

Hal demikianlah yang dialami oleh Yesus di kampung halaman-Nya. Orang sekampung halaman-Nya sudah banyak mendengar tentang apa yang dilakukan oleh Yesus di tempat lain. Seharusnya mereka bangga dengan hal itu dan gembira ketika Yesus datang ke kampung mereka. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, orang sekampung halaman Yesus menolak Dia. Mereka menolak Yesus bukan karena perbuatan Yesus yang tidak baik, tetapi hanya karena iri hati akan apa yang bisa diperbuat oleh Yesus. 

Mereka iri karena merasa Yesus bukan dari keluarga berada, tetapi dari keluarga miskin tetapi mengapa bisa melakukan demikian. Mereka mengenal Yesus secara manusiawi, tidak mengenal Yesus sesungguhnya adalah Tuhan. Akibat penolakan mereka itu, akhirnya Yesus tidak banyak berbuat mekjizat di kampung halaman mereka. Namun walau demikian, Yesus tetap setia dalam tugas perutusan, mewartakan keselamatan Allah di tempat lain. Menolak Yesus berarti mereka menolak tawaran keselamatan Allah. Mungkin kitapun sering berlaku seperti orang-orang sekampung halaman Yesus. 

Kita menolak orang lain yang berbuat baik, hanya karena cemburu atau iri dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang itu. Kita merasa bahwa kita harusnya lebih dari mereka itu. Menolak orang lain apalagi perbuatan orang lain, berarti kita menolak kebaikan Allah lewat orang lain itu yang berbuat baik. Mungkin saja kita juga mengalami seperti yang dialami oleh Yesus, yakni tidak dihargai atau ditolak di kampung halaman kita sendiri. Kita berusaha untuk berbuat baik di kampung halaman sendiri tetapi kita takut ditolak. 

Namun lewat pengalaman Yesus, kita harus tetap setia melakukan perbuatan baik walaupun mendapat penolakan. Penolakan orang lain, hendaknya tidak menyurutkan kita untuk tetap setia melaksanakan perbuatan baik.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)