Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XXV : MINGGU 23 SEPTEMBER 2012

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XXV : 
MINGGU 23 SEPTEMBER 2012 
Keb 2:12,17-20, Mzm 54:3-4,5,6,8, Yak 3:16-4:3, Mrk 9:30-37 

BACAAN I: Keb 2:12,17-20
 “Hendaklah kita menjatuhkan hukuman keji terhadapnya.” 

Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan 

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 54:3-4,5,6,8 
Ulangan: Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku. 

Ayat: 
1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkan doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!

2. Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak memerdulikan Allah. 

3. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku memersembahkan kurban kepada-Mu, aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.. 

BACAAN II : Yak 3:16-4:3 
“Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.” 
Saudara-saudara yang terkasih, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. 

 BACAAN INJIL: Mrk 9:30-37 
“Anak Manusia akan diserahkan...Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.” 

Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 22 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 22 SEPTEMBER 2012 
(Ignatius dr Santhi, Yohanes Maria dr Salib, Yusuf Calasanz Marqus, Henrikus Saiz) 
1Kor 15:35-37,42-49, Mzm 56:10,11-12,13-14, Luk 8:4-15 

BACAAN INJIL: Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." 

RENUNGAN: 

Perumpamaan yang kita dengarkan hari ini tentu sudah biasa kita dengarkan dan kita sudah mengerti maksudnya karena Yesus sendiri menjelaskannya. Maka kiranya kali ini tidak perlu dijelaskan secara panjang lebar. Namun kita diingatkan kembali bahwa penabur yang diumpamakan dalam perumpamaan ini adalah Tuhan sendiri sedangkan benih yang ditaburkan adalah sabda Tuhan. 

Kualitas Sang Penabur dan yang ditaburkan tentu tidak diragukan lagi. Sang Penabur adalah Tuhan sendiri dan sabda yang ditaburkan adalah Kerajaan Allah yang membawa manusia ke kehidupan dan kebahagiaan kekal. Melihat dari segi penabur dan benih yang ditaburkan, tentu benih itu seharusnya tumbuh berkembang dan berbuah. Namun kenyataannya sebagaimana dikatakan oleh Yesus, benih yang ditaburkan itu tidak semuanya tumbuh dan berbuah, bahkan ada yang mati. 

Benih sabda Tuhan yang ditaburkan itu tumbuh dan berbuah atau sebaliknya bukan karena faktor si penabur dan kualitas benih itu, tetapi tergantung tanah tempat benih itu ditaburkan yang dalam hal ini adalah diri si penerima. Memang selain itu Yesus mengatakan adanya faktor lain yang menghalangi sabda Tuhan itu tumbuh dan berkembang yakni situasi dari luar atau tantangan hidup atau setan yang tidak menghendaki sabda itu tumbuh dan berkembang. Namun kiranya yang terpenting dan utama adalah keadaan orang yang menerima sabda itu. Sabda Yesus hari ini mengingatkan kita kembali bahwa Allah telah menaburkan sabda-Nya kepada kita semua. Allah tidak memilih-milih orang dan tidak memperhitungkan orang yang ditaburi sabda Tuhan. Sikap Allah demikian bukan karena mau menyia-nyiakan sabda itu, tetapi karena Allah menghendaki semua orang mendengar sabda-Nya dan semua orang diselamatkan. 

Namun kita perlu bertanya, “Apakah sabda itu yang telah disampaikan kepada kita telah tumbuh berkembang dan berbuah dalam hidup kita? Sabda Allah dan kasih-Nya adalah jalan membawa kita ke kehidupan dan kebahagiaan kekal. Sabda itu tidak tumbuh berkembang dalam hidup kita memang juga karena ada tantangan dari luar diri kita, tetapi yang terutama agar sabda itu tumbuh dan berkembang adalah tergantung dari diri kita sendiri. Dalam hal ini, dari kita dituntut usaha agar menjadikan diri kita menjadi lahan yang subur untuk menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya sabda itu. Agar sabda itu tumbuh dan berbuah, kita harus terbuka menerima sabda itu dan berusaha menghayatinya dalam hidup. 

Seringkali diri kita tidak menjadi tempat yang subur adalah karena kita belum memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhan. Kita tidak yakin bahwa Tuhan adalah Allah yang mahakuasa dan mahakasih yang senantiasa memberkati kita sehingga kita seringkali begitu khawatir akan hidup ini. Karena khekawatiran yang begitu besar atas hidup ini, seringkali membuat kita sibuk dengan kesibukan diri, lupa untuk membina hidup kerohanian kita. Dengan demikian, hidup kita menjadi lahan yang kering dan tandus. Maka baiklah kita berusaha memperdalam iman kita dan membina hidup kerohanian kita supaya hidup kita menjadi lahan yang subur untuk tumbuh dan berbuahnya sabda Tuhan yang ditaburkan kepada kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 21 SEPTEMBER 2012 (Pesta St. Matius, Rasull)

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 21 SEPTEMBER 2012 
 (Pesta St. Matius, Rasull) 
Ef 4:1-7,11-13, Mzm 19:2-3,4-5, Mat 9:9-13

 BACAAN INJIL: 
Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. 

RENUNGAN: 
Sungguh luar biasa kasih Allah kepada manusia, juga kepada orang berdosa. Pada umumnya orang tidak menyukai orang yang dianggap berdosa, pasti akan menyingkirkannya. Pada zaman Yesus, pekerjaan pemungut cukai dianggap seorang pengkhianat bangsa karena dia bekerja untuk penjajah saat itu sehingga dianggap pendosa. 

Matius bekerja sebagai pemungut cukai, sehingga dia disingkirkan dari kehidupan bersama. Namun Yesus tidak melakukan kebiasaan pada masa itu. Yesus menyapa Matius yang lagi bekerja di kantornya, mengajak Matius untuk mengikuti Dia, bahkan lebih lanjut Yesus makan di rumah Matius. Sikap Yesus yang demikian membuat orang-orang Farisi jengkel terhadap Yesus, karena Yesus melawan adat kebiasaan pada masa itu. Yesus menanggapi komentar orang-orang Farisi dengan mengatakan bahwa Dia datang untuk memanggil orang-orang berdosa untuk bertobat. Dengan jawaban ini Yesus sekaligus mengkritik orang-orang Farisi yang merasa dirinya tidak berdosa sehingga tidak membutuhkan pertobatan dan dengan mudah menghakimi orang lain sebagai seorang pendosa. 

Panggilan Yesus untuk mengikuti Dia ditujukan kepada kita semua. Tidak ada seorangpun yang luput dari dosa, sehingga jelas Yesus memanggil kita mengikuti Dia. Mengikuti Yesus berarti hidup dalam pertobatan yakni seperti Matius meninggalkan pekerjaan atau hidup yang tidak sesuai dengan jalan Yesus dan menjadi orang yang mewartakan Kerajaan Allah seperti Matius yang juta akhirnya menjadi pengarang Injil Matius. 

Panggilan mengikuti Yesus harus kita hayati dalam kehidupan sehari-hari juga saat melakukan aktivitas harian kita, jadi bukan hanya pada saat kita tidak sibuk atau hanya pada saat waktu luang. Apa yang dikatakan oleh Yesus pada ayat terakhir dalam injil hari ini juga merupakan suatu teguran bagi kita. Kita hendaknya jangan merasa diri bukan orang berdosa, sehingga kita tidak membutuhkan pertobatan. Baiklah kita jangan merasa diri bersih sehingga kita dengan mudah menghakimi dan menyingkirkan orang yang dianggap berdosa. Kita semua membutuhkan pertobatan. Juga baiklah kita seperti Yesus yang mengasihi semua orang, juga orang-orang yang tersingkir dalam hidup. Amin.

Berbagi Berita : Kristen dan Islam harus bergandengan tangan lawan kekerasan dan perang

Kristen dan Islam harus bergandengan tangan lawan kekerasan dan perang 

Paus Benediktus XVI menyerukan perlunya dialog dan kolaborasi di antara Kristen dan Islam. Seruan itu disampaikan Sri Paus di hadapan para peziarah di Vatikan pada Rabu (19/9). 

Dalam kesempatan itu ia men-sharing-kan tentang kunjungannya ke Libanon pada akhir pekan lalu, dimana ia bertemu anggota dari kedua komunitas agama (Islam dan Kristen). 

Paus sangat menghargai kohabitasi dan kolaborasi antara berbagai komunitas agama di Libanon, dan mengatakan bahwa hal itu adalah “lambang bagi wilayah” yang dapat dibanggakan. “Saling menghormati, saling menghargai dan rasa persaudaraan” diperlihatkan dalam pertemuannya dengan perwakilan Muslim “merupakan pertanda harapan yang kuat bagi seluruh umat manusia,” ujarnya, seperti dilansir Jawaban.com. “Kaum Muslim menyambut saya dengan penuh hormat dan sikap yang tulus. Keramahan mereka yang konstan memberi saya kesempatan untuk meluncurkan pesan dialog dan kolaborasi antara Kristen dan Islam. Saya percaya waktunya telah tiba untuk memberikan kesaksian yang tulus dan definitif secara bersama-sama melawan kelompok, kekerasan dan perang,” lanjutnya. 

Paus menyampaikan keprihatinannya atas konflik “mengerikan” yang dilancarkan di Suriah, dan telah mendorong aliran pengungsi ke Libanon. Dialog yang tulus untuk menjembatani perbedaan budaya, sosial dan agama sangat diperlukan untuk menjamin masa depan yang damai dan membangun solidaritas. “Dunia saat ini membutuhkan tanda-tanda yang jelas dan tegas dari dialog dan kolaborasi, sesuatu yang telah dimiliki Libanon dan harus terus dilanjutkan agar menjadi contoh, baik untuk negara-negara Arab maupun seluruh dunia,” ungkapnya. “Melihat generasi muda Kristen dan Muslim berada dalam harmoni yang luar biasa, saya mendorong mereka untuk membangun bersama masa depan Libanon dan Timur Tengah, dan menentang kekerasan serta perang. Harmonisasi dan rekonsiliasi harus lebih kuat dari kekuatan kematian.”

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 20 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 20 SEPTEMBER 2012 
(Pw St. Andreas Kim Tae-gon dan Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea) 
1Kor 15:31-11, Mzm 118:1-2.16a-17.28;R.1a, Luk 7:36-40 

 BACAAN INJIL: 
Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." 

 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. 

Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" 

RENUNGAN:
 Kisah Injil hari ini memang terasa aneh. Biasanya orang Farisi bersikap keras terhadap orang yang dianggap atau dikehatui berdosa. Orang Farisi pasti akan menyingkirkan dan tidak mengijinkan orang yang dianggap berdosa masuk ke rumah mereka. Namun terasa aneh, seorang wanita yang terkenal seorang pendosa di kota itu, malah masuk ke rumah orang Farisi ketika sedang mengadakan perjamuan makan bersama dengan Yesus. Mengapa orang Farisi membiarkan wanita itu masuk dan tidak mengusirnya? 

Kemungkinan besar, mereka sengaja membiarkan wanita pendosa itu masuk dengan tujuan untuk menjebak atau mempersalahkan Yesus atau menguji kenabian Yesus. Mereka meragukan kenabian Yesus ketika membiarkan wanita itu berdiri di belakang-Nya dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 

 Apapun alasan orang Farisi itu membiarkan wanita pendosa itu masuk ke rumahnya, itu tidak terlalu penting bagi kita. Yang terpenting bagi kita adalah keberanian, keteguhan iman dan penyesalan wanita pendosa itu. Wanita itu dikatakan terkenal pendosa di kota itu. Namun wanita itu memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu dengan Yesus dan memohon pengampunan dari Yesus. Dia memberanikan diri masuk ke rumah orang Farisi itu untuk bertemu dengan Yesus. Dia tahu resiko yang akan dihadapinya, yakni mungkin pasti dia akan diusir oleh orang Farisi itu. Namun dia punya keinginan yang kuat dan juga punya keyakinan bahwa Yesus tidak akan mengusirnya. Memang benar, bahwa Yesus tidak mengusirnya. Yesus tidak hanya menerima wanita itu, malah juga memuji iman wanita itu karena iman dan sikap tobatnya yang dalam. Mungkin sering orang merasa dirinya telah banyak melakukan dosa, ingin bertobat tetapi takut menghadap Tuhan. 

Banyak orang yang berpikir “apakah Tuhan masih mau mengampuni dosa yang banyak itu?” Lewat perikop ini, kita diyakinkan bahwa Tuhan tidak pernah akan menolak dan mengusir siapapun yang datang kepada-Nya untuk memohon pengampunan. Yesus pasti akan menerima dan mengampuni dosa kita seberapapun banyaknya asal kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya dan mau bertobat. Pertobatan yang sejati tentu tidak hanya sekedar mengakui dan menyesali dosa, tetapi sungguh-sungguh mau melayani Tuhan dan berkorban bagi Tuhan. Wanita itu menunjukkan pertobatannya dengan air mata mengusap kaki Yesus, menyeka dengan rambutnya. Rambut bagi wanita adalah makhota yang dijaga dan dipelihara. Namun wanita itu mengorbankannya untuk mengusap kaki Yesus. Wanita itu juga meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal. Bagi wanita itu, rambut dan minyak wangi yang mahal dia korbankan untuk Yesus. Apa yang dia lakukan adalah menunjukkan bahwa sungguh bertobat dan tanda pertobatan dinyatakan dengan rela berkorban karena baginya Yesuslah yang paling berharga. 

Demikian pula halnya pertobatan itu harus tampak dalam hidup yang rela berkorban bagi Yesus dan hidup hanya untuk melayani Yesus. Kerelaan berkoban dilandasi oleh suatu keyakinan bahwa Yesuslah yang paling berharga. Sehingga bila kita sungguh-sungguh bertobat, dosa kita yang walaupun sangat banyak, pasti akan diampuni oleh Yesus.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 19 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 19 SEPTEMBER 2012 
(Yanuarius, Alfons dr Orozco, Fransiskus Maria dr Camporosso) 
1Kor 12:31-13:13, Mzm 33:2-3,4-5,12,22, Luk 7:31-35 

BACAAN INJIL: Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya." 

 RENUNGAN: 
Yesus sepertinya bingung dan jengkel menghadapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Yesus mengumpakan mereka seperti anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Kita bisa bayangkan bagaimana anak-anak hanya duduk-duduk sambil bernyanyi sementara orang lain lagi sibu bekerja. Anak yang baik tentu harusnya mereka ikut bekerja, atau membantu orang tua mereka yang lagi bekerja. 

Dalam gambaran itu juga digambarkan bahwa mereka saling menyerukan keingingan mereka, sehingga jelas tidak ada kesatuan di antara mereka. Mereka juga memaksakan keinginan mereka. Mereka memaksa orang bernyanyi padalah orang lagi sibuk bekerja, memaksa orang berduka padahal mungkin orang lagi bersukacita. Dengan gambaran ini Yesus mengumpakan mereka itu adalah orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri, menganggap dirinya lebih baik dari orang lain dan memaksa orang lain melakukan seperti yang mereka kehendaki. Orang yang demikian pada umumnya selalu mempersalahkan orang lain atau menganggap apa yang dilakukan orang lain tidak baik karena tidak seperti yang mereka kehendaki. 

Yesus mengumpamakan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat demikian karena ketika Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan mereka mengatakan bahwa ia kerasukan setan. Kemudian ketika Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata bahwa Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Bagi mereka apa yang dilakukan oleh Yohanes dan Yesus dianggap tidak baik, karena tidak seperti yang mereka pikirkan dan selalu berusaha mempersalahkan orang lain. Kitapun mungkin seringkali seperti orang yang diumpamakan oleh Yesus, yakni menganggap diri lebih baik dari orang lain, mementingkan diri sendiri sehingga memaksa orang lain harus mengikuti apa yang kita kehendaki. Orang yang mementingkan diri sendiri seringkali tidak peduli dengan orang lain, dan selalu berusaha menolak dan menjelekkan orang yang tidak sepaham dengan kita atau orang yang tidak melakukan seperti yang kita kehendaki. Orang yang demikian berarti menolak kebaikan dan kebenaran yang ada pada orang lain dan yang dilakukan oleh orang lain. 

Hal yang demikian juga kerapkali kita lakukan dalam iman kita kepada Yesus. Kita seringkali memaksakan keinginan, kehendak dan pikiran kita kepada Tuhan. Ajaran dan kehendak Tuhan yang tidak sesuai dengan pikiran atau kiinginan kita, kita tolak. Bahkan mungkin kita kadang mempersalahkan Tuhan karena apa yang kita kehendaki tidak dikabulkan. Bila kita melakukan demikian, berarti kita menolak keselamatan. 

Lewat sabda hari ini, kita juga diteguhkan dalam mewartakan kebaikan, kebenaran dan sabda Tuhan. Sebab pasti akan ada saja orang yang tidak menyukai kita dan bahkan pasti ada saja orang yang menolak kita, bahkan mungkin akan selalu mencari-cari kesalahan kita untuk menolak kita. Walau menghadapi demikian, kita harus tetap setia pada hidup yang benar, hidup iman. Sebab kebenaran dan iman harus ditegakkan dan pada akhirnya akan menjadi pemenang. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 18 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 18 SEPTEMBER 2012 
(Yosef dr Copertino, Yohanes Makias) 
1Kor 12:12-14,27-31a, Mzm 100:2,3,4,5, Luk 7:11-17 

BACAAN INJIL: 

Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. 

RENUNGAN: 

Saat tidak ada lagi harapan, saat itu sebenarnya selalu ada harapan, karena Tuhan sungguh peduli dengan umat-Nya. Kita bisa bayangkan bagaimana kesedihan janda itu karena kematian anak laki-lakinya, anak tunggalnya. Bagi wanita itu, anak laki-lakinya itu adalah harapan pada masa tuanya. Adalah hal yang wajar bahwa wanita janda itu berharap kelak bahwa anaknya itulah yang akan merawat atau memperhatikan dia pada masa tuanya. Namun ternyata anaknya itu mati pada masa mudanya. Yesus mengerti dan bisa memahami kesedihan janda itu. Hati Yesus tergerak untuk menghibur janda itu dengan mengatakan kepada wanita itu, “Jangan menangis!” Perhatian Yesus bukan hanya sekedar penghiburan dalam kata-kata, tetapi berbuat sesuatu kepada wanita itu, yakni dengan membangkitkan anak laki-laki janda itu. Anak itupun hidup kembali. 

Sungguh Yesus adalah Tuhan yang berbelas kasih, yang selalu peduli akan umat-Nya, terutama orang-orang yang mengalami penderitaan hidup. Yesus tidak pernah membiarkan manusia dalam kesedihan yang mendalam, yang mengalami hidup tanpa harapan. Yesus pasti selalu hadir untuk menghibur dan memberi pertolongan. Maka dari itu, kepada kita dikatakan bahwa manakala kita merasa bahwa dalam hidup seakan tidak ada harapan, Tuhan pasti mengunjungi kita, memberi pertolongan pada kita, sehingga kita tidak usah putus asa. Baiklah kita selalu tetap teguh dalam pengharapan pada Tuhan. 

Selain itu, lewat sabda ini kita dapat mengambil suatu hikmah bahwa hidup yang berharap pada manusia, itu akan sia-sia. Sebab bila kita berharap pada manusia atau pada harta benda, pada suatu saat manusia pasti akan mati dan pada suatu saat harta itu tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi bila kita berharap pada Tuhan, Tuhan pasti akan menolong kita sebab Tuhan itu kekal sampai selama-lamanya. Semoga kita selalu menggantungkan pengharapan kita hanya pada Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 17 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 17 SEPTEMBER 2012 
(Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Hildegardis) 
1Kor 11:17-26, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17, Luk 7:1-10 

BACAAN INJIL: Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali. 

RENUNGAN: 
Iman harus tampak dalam perbuatan nyata. 
Iman yang berbuah itulah yang dipuji oleh Yesus atas seorang perwira yang memohonkan kesembuhan bagi hambanya. Yesus memuji perwira itu karena dia sungguh menghargai hambanya, padahal bagi orang pada zaman itu, hamba dianggap adalah budak. Ketika hambanya itu sakit, perwira itu sungguh memberi perhatian, dia berusaha berbuat agar hambanya itu sembuh. Untuk itu dia meminta tua-tua Yahudi perki kepada Yesus, meminta Yesus agar menyembuhkan hambanya itu. Dia tidak langsung pergi menemui Yesus, bukan karena kesombongannya, bukan pula karena merasa dirinya orang besar sehingga tidka mau menemui Yesus. Tetapi karena kerendahan hatinya yang sungguh besar, dia merasa tidak layak untuk bertemu dengan Yesus dan bahkan dia sungguh menyadari bahwa di tidak layak menerima Yesus masuk ke dalam rumahnya. Perwira itupun yakin bahwa Yesus sanggup menyembuhkan hambanya itu hanya dengan sepatah dua kata saja. 

Sungguh perwira itu mempunya iman yang dalam dan berbuah dalam perbuatan nyata. Buah iman yang tampak dalam perwira itu adalah kerendahan hati, tidak bersikap sombong, mengasihi orang kecil yakni hambanya, berusaha melakukan perbuatan baik kepada hambanya, kesadaran diri sebagai orang berdosa yang tidak layak untuk bertemu dengan Yesus dan keyakinan bahwa Yesus punya kuasa dari Allah yang sanggup menyembuhkan hanya dengan sepatah dua kata. Maka lewat perikop hari ini, kita diajak untuk merenungkan bahwa iman itu harus berbuah seperti yang ada pada perwira itu. Bagaimana dengan iman kita?

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XXIV : MINGGU 16 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XXIV : 
MINGGU 16 SEPTEMBER 2012 
Yes 50:5-9a, Mzm 115:1-2,3-4,5-6,8-9, Yak 2:14-18, Mrk 8:27-35 

BACAAN INJIL: Mrk 8:27-35 
“Engkau adalah Mesias...! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan.” 

Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. 

RENUNGAN: 
Sabda Yesus yang kita dengarkan hari ini tentu tidak asing bagi kita, sudah sering diperdengarkan kepada kita. Yesus bertanya kepada para murid, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Dari jawaban para murid kita ketahui bahwa orang banyak mengenal Yesus tidak ubahnya bahwa Dia sebagai nabi seperti Yohanes Pembaptis, seperti nabi Elia dan seperti nabi yang lain. Jelas bahwa pengenalan orang banyak itu tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Karena itulah Yesus kembali bertanya kepada para murid, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 

Yesus tentu tahu apakah para murid sudah mengenal Dia atau tidak, tetapi Yesus ingin mendengarkan sendiri pengakuan para murid. Maka Petrus mewakili para murid menjawab: "Engkau adalah Mesias!" Jawaban yang diberikan Petrus tampaknya benar, namun kiranya Yesus tahu bahwa para murid belum sungguh-sungguh mengerti dengan apa yang mereka katakan. Oleh karena itulah Yesus menjelaskan bahwa Dia sebagai Mesias harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Mendengarkan penjelasan Yesus bahwa dirinya harus mengalami semuanya itu, Petrus begitu kaget dan tidak setuju dengan apa yang akan dialami oleh Yesus. Sikap penolakan Petrus yang demikian semakin menjelaskan bahwa konsep Yesus Mesias yang dipikirkannya tidak sesuai dengan Mesias menurut pikiran dan kehendak Allah. Petrus hanya mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias tetapi tidak memahami Mesias yang sebenarnya. Baginya Yesus Mesias adalah Tuhan yang berkuasa atas surga dan kehidupan politis sehingga mereka bisa berharap bahwa para murid akan mendapatkan jaminan dan kedudukan. Padahal Mesias yang dikehendaki oleh Allah adalah Mesias yang menderita, dibunuh di salib namun pada akhirnya bangkit dari kematian pada hari ketiga. 

Menanggapi reaksi Petrus, Yesus menegur Petrus yang tidak memahami Mesias yang dikehendaki oleh Allah. Teguran itu sekaligus mengingatkan Petrus dan murid yang lain tentang Yesus Mesias yang dikehendaki oleh Allah. Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa para murid harus mengikuti pikiran Allah dan pun harus bersedia mengalami hidup seperti yang akan dijalaninya yakni orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Dia. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Yesus bertanya demikian kepada para murid tentu bukan supaya diri-Nya menjadi terkenal, tetapi Yesus menghendaki bahwa orang mengenal diri-Nya yang sesungguhnya. 

Pengenalan akan Yesus tentu bukan untuk kepentingan Yesus sendiri, tetapi bagi manusia sendiri. Sebab Dia adalah Mesias yang bukan mencari kuasa, bukan Mesias yang mementingkan diri sendiri, tetapi Mesias yang rela menderita, wafat dan bangkit dari kematian demi kebahagiaan dan keselamatan manusia sendiri. Pertanyaan Yesus, juga aktual untuk kita zaman ini. Jawaban yang diharapkan dari kita tentu bukan jawaban menurut pengenalan lain, juga bukan soal pikiran tetapi harus keluar dari penghayatan iman kita. Yesus ingin tahu sejauh mana arti Yesus bagi hidup kita. Apakah Yesus sungguh mempunyai makna bagi kita dan sedalam apa? 

Mungkin kisa sama seperti Petrus mengakui Yesus adalah Mesias, tetapi kita tidak menghayati iman itu. Mengakui Yesus Mesias berarti kita hidup melaksanakan apa yang dipikirkan atau dikehendaki oleh Allah, bukan menurut pikiran dan kehendak kita. Namun kenyataannya, kita mengakui Yesus Mesias, tetapi kita tidak hidup menurut kehendak Tuhan. Untuk hidup dan memikirkan pikiran dan kehendak Tuhan, kita harus menyangkal diri. Inipula yang diajarkan oleh Yesus dengan mengatakan, bahwa orang yang mau mengikuti Dia harus menyangkal diri. Sekali lagi menyangkal diri bukan berarti menolak kebaradaan diri kita, tetapi hidup sesuai dengan pikiran dan kehendak Tuhan. 

Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa yang mau menjadi pengikuti-Nya, harus memikul salibnya dan mau kehilangan nyawa atau berkorban demi Injil dan demi nama-Nya. Memikul salib yang dimaksud adalah siap menerima dan menjalani semuar resiko akibat iman kepada Tuhan, bahwa bila sekalipun harus kehilangan nyawa karena iman itu. Hanya orang demikianlah yang kiranya kelak akan bangkit bersama dengan Yesus untuk masuk dalam kebahagiaan surga. Apa yang ajarkan oleh Yesus dalam Injil hari ini, itu pula yang ditegaskan oleh rasul Yakobus dalam suratnya pada bacaan II hari ini. 

Yakobus mengingatkan bahwa iman yang tidak disertai dengan perbuatan adalah iman yang mati. Iman yang demikian tidak bisa menyelamatkan. Iman itu tidak hanya soal kata-kata, bukan soal pengenalan pikiran tetapi soal keyakinan dan pengyatan dalam perbuatan nyata. Yakobus memberi gambaran bahwa iman itu harus tampak nyata atau berbuah dalam perbuatan baik kepada sesama terutama orang-orang kecil dan menderita. Yakobus juga menegaskan bahwa iman kita itu harus tampak dari perbuatan-perbuatan kita. Apa yang dikatakan oleh Yakobus merupakan penjabaran sabda Yesus dalam Injil hari ini. Maka semoga kita mengakui Yesus Mesias bukan hanya dalam kata-kata tetapi iman itu harus tampak dalam hidup dan perbuatan-perbuatan baik kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)