PERTEMUAN IBU-IBU KATOLIK SE-PAROKI DAN PESTA PELINDUNG PAROKI GEREJA KATOLIK PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL-TIGALINGGA
Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Pertemuan ditutup dengan perayaan pesta Pelindung paroki dengan melibatkan atau mengundang semua umat se-paroki. Pertemuan dan pesta pelindung ini berjalan dengan baik adalah berkat karunia Allah dan juga karena kerjasama semua umat se-paroki.
Namun sayang, ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan/pembinaan itu tidak sebanyak seperti yang diharapkan. Banyak stasi yang tidak mengutus para ibu dari stasi mereka. Alasan yang diberikan oleh para pengurus Gereja adalah karena para ibu yang di stasi tidak ada yang mau hadir dan adapula yang mengatakan karena para ibu di stasi mereka tidak bisa ikut dalam lomba koor sehingga tidak hadir. Padahal lomba-lomba yang diadakan bukanlah menjadi tujuan utama, itu hanya sarana menjalin kebersamaan di stasi saat mempersiapkan dan untuk menyemarakkan pertemuan. Mungkin para ibu kutang melihat bahwa peranan ibu dalam rumah tangga sangatlah penting, sebab selain Dalam kenyataan di lapangan, banyak kaum ibu yang menjadi katolik pada mulanya adalah karena mengikut suami yang katolik atau dalam arti karena menikah di Gereja Katolik dengan suami yang katolik. Mereka pada akhirnya diterima resmi di Gereja Katolik umumnya tanpa persiapan yang matang, mengingat kekurangan tenaga pastoral dalam pembinaan. Ini tentu sangat mempengaruhi kehidupan iman mereka, juga dalam pembinaan iman anak dalam keluarga. Juga kenyataannya, kaum ibulah yang lebih rajin dalam kegiatan gereja dan lebih banyak hadir dalam ibadat-ibadat hari minggu di Gereja.
1. LAPORAN KEGIATAN:
Pertemuan itu dihadiri oleh stasi dengan jumlah peserta 208 orang. Stasi-stasi yang mengirim utusan dari tiap-tiap stasi, baik untuk ikut dalam perlombaan maupun hanya mengikuti pembainaan.
Dalam pertemuan itu, Pastor Antonius Manik O.Carm kembali menekankan betapa besarnya peranan ibu dalam rumah tangga kristiani dan bahkan beliau mengatakan peranan ibu sangat mempengaruhi kehidupan rumah tangga, termasuk itu dalam hal iman atau pendidikan iman kepada anak-anak. Sebab bagaimanapun sekarang ini, ibulah yang sangat diharapkan terlibat sungguh dalam pembinaan anak-anak di rumah tangga juga menyangkut pendidikan iman anak.
Dalam pertemuan ini, kaum ibu menerima masukan dari Dokter Nenny Sianturi sehubungan dengan kesehatan ibu dalam rumah tangga. Ibu dokter ini adalah umat dari paroki Sidikalang dan beliau mengatakan bahwa seringkali para ibu kurang memperhatikan kesehatan dalam rumah tungguh terutama kesehatan diri ibu sendiri. Ibu dokter membagikan pemahaman sehubungan dengan kangker servic yang kata beliau tidak semua ibu atau kaum wanita mengetahui kanker ini dan seringkali menganggapnya sangat sepele, padahal ini sangat penting untuk diketahui. Ibu ini juga berbagi pengalaman bagaimana peran ibu dalam rumah tangga dalam relasi dengan suami dan anak-anak.
Pada hari kedua diadakanlah lomba-lomba, yakni:
1. Lomba Koor
2. Lomba Lektor
3. Lomba Kuis Kitab Suci
Suasana perlombaan berlangsung dengan meriah, karena para peserta yang tidak ikut dalam lomba juga ikut menyaksikan dan memberi semangat kepada peserta yang berlomba.
2. PESTA PELINDUNG PAROKI:
Hari ketiga yakni pada hari Sabtu 16 Juli 2011 merupakan puncak dari pertemuan ini dan sekaligus disatukan dengan perayaan pesta pelindung paroki yakni hari raya Maria Bunda Karmel. Dalam penutupan dan pesta paroki ini, semua pengurus Gereja dan umat diundang untuk hadir. Juga dalam perayaan ini diundang para pastor karmel dan familia karmelitana yakni para suster Hermanas Karmelitas yang bertugas di Sumbul dan juga mengundang karmelit awam dari paroki Sidikalang. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Vikep Dairi yakni Pastor Bernad Teguh O.Carm dan homili diberikan oleh pastor Komisaris Karmel Sumatera yakni Pastor Frans Borta Rumapea O.Carm.
Sesudah perayaan ekaristi selesai, dilanjutkan dengan acara menortor bersama, kata-kata sambutan dan pembacaan pemenang lomba-lomba. Pada akhirnya kegiatan ini selesai pukul 3 sore dengan ditutup doa penutup oleh pastor paroki.
Perayaan ini berjalan denganbaik dan menghabiskan biaya sebanyak Rp. 24.460.000,-
Demikianlah kiranya laporan ini kami perbuat dengan semestinya. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas berkat-Nya kepada kita semua, dan terimakasih kami kepada semua Saudara yang sudah mendoakan dan mendukung kegiatan ini.
Namun sayang, ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan/pembinaan itu tidak sebanyak seperti yang diharapkan. Banyak stasi yang tidak mengutus para ibu dari stasi mereka. Alasan yang diberikan oleh para pengurus Gereja adalah karena para ibu yang di stasi tidak ada yang mau hadir dan adapula yang mengatakan karena para ibu di stasi mereka tidak bisa ikut dalam lomba koor sehingga tidak hadir. Padahal lomba-lomba yang diadakan bukanlah menjadi tujuan utama, itu hanya sarana menjalin kebersamaan di stasi saat mempersiapkan dan untuk menyemarakkan pertemuan. Mungkin para ibu kutang melihat bahwa peranan ibu dalam rumah tangga sangatlah penting, sebab selain Dalam kenyataan di lapangan, banyak kaum ibu yang menjadi katolik pada mulanya adalah karena mengikut suami yang katolik atau dalam arti karena menikah di Gereja Katolik dengan suami yang katolik. Mereka pada akhirnya diterima resmi di Gereja Katolik umumnya tanpa persiapan yang matang, mengingat kekurangan tenaga pastoral dalam pembinaan. Ini tentu sangat mempengaruhi kehidupan iman mereka, juga dalam pembinaan iman anak dalam keluarga. Juga kenyataannya, kaum ibulah yang lebih rajin dalam kegiatan gereja dan lebih banyak hadir dalam ibadat-ibadat hari minggu di Gereja.
1. LAPORAN KEGIATAN:
Pertemuan itu dihadiri oleh stasi dengan jumlah peserta 208 orang. Stasi-stasi yang mengirim utusan dari tiap-tiap stasi, baik untuk ikut dalam perlombaan maupun hanya mengikuti pembainaan.
Dalam pertemuan itu, Pastor Antonius Manik O.Carm kembali menekankan betapa besarnya peranan ibu dalam rumah tangga kristiani dan bahkan beliau mengatakan peranan ibu sangat mempengaruhi kehidupan rumah tangga, termasuk itu dalam hal iman atau pendidikan iman kepada anak-anak. Sebab bagaimanapun sekarang ini, ibulah yang sangat diharapkan terlibat sungguh dalam pembinaan anak-anak di rumah tangga juga menyangkut pendidikan iman anak.
Dalam pertemuan ini, kaum ibu menerima masukan dari Dokter Nenny Sianturi sehubungan dengan kesehatan ibu dalam rumah tangga. Ibu dokter ini adalah umat dari paroki Sidikalang dan beliau mengatakan bahwa seringkali para ibu kurang memperhatikan kesehatan dalam rumah tungguh terutama kesehatan diri ibu sendiri. Ibu dokter membagikan pemahaman sehubungan dengan kangker servic yang kata beliau tidak semua ibu atau kaum wanita mengetahui kanker ini dan seringkali menganggapnya sangat sepele, padahal ini sangat penting untuk diketahui. Ibu ini juga berbagi pengalaman bagaimana peran ibu dalam rumah tangga dalam relasi dengan suami dan anak-anak.
Pada hari kedua diadakanlah lomba-lomba, yakni:
1. Lomba Koor
2. Lomba Lektor
3. Lomba Kuis Kitab Suci
Suasana perlombaan berlangsung dengan meriah, karena para peserta yang tidak ikut dalam lomba juga ikut menyaksikan dan memberi semangat kepada peserta yang berlomba.
2. PESTA PELINDUNG PAROKI:
Hari ketiga yakni pada hari Sabtu 16 Juli 2011 merupakan puncak dari pertemuan ini dan sekaligus disatukan dengan perayaan pesta pelindung paroki yakni hari raya Maria Bunda Karmel. Dalam penutupan dan pesta paroki ini, semua pengurus Gereja dan umat diundang untuk hadir. Juga dalam perayaan ini diundang para pastor karmel dan familia karmelitana yakni para suster Hermanas Karmelitas yang bertugas di Sumbul dan juga mengundang karmelit awam dari paroki Sidikalang. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Vikep Dairi yakni Pastor Bernad Teguh O.Carm dan homili diberikan oleh pastor Komisaris Karmel Sumatera yakni Pastor Frans Borta Rumapea O.Carm.
Sesudah perayaan ekaristi selesai, dilanjutkan dengan acara menortor bersama, kata-kata sambutan dan pembacaan pemenang lomba-lomba. Pada akhirnya kegiatan ini selesai pukul 3 sore dengan ditutup doa penutup oleh pastor paroki.
Perayaan ini berjalan denganbaik dan menghabiskan biaya sebanyak Rp. 24.460.000,-
Demikianlah kiranya laporan ini kami perbuat dengan semestinya. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas berkat-Nya kepada kita semua, dan terimakasih kami kepada semua Saudara yang sudah mendoakan dan mendukung kegiatan ini.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.