Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Renungan Hari Minggu Biasa IX (Thn A, 6 Maret 2011)

Renungan Hari Minggu Biasa IX (Thn A, 6 Maret 2011)
Ul 11:18,26-28,32, Mzm 31:2-3a,3bc-4,17,25, Rm 3:21-25a,28, Mat 7:21-27

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."

BACAAN INJIL:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Kesejatian pengikut Kristus adalah keseimbangan antara iman dan perbuatan, antara mendengarkan sabda Allan dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Apa yang kita imani tentu harus tampak nyata dalam kehidupan setiap hari, dan agar kita mampu melaksanakan kehendak Tuhan, kita harus tahu apa yang dikehendaki oleh Tuhan atas diri kita. Sama halnya dengan ktobah di bukit lainnya, sabda yang kita dengarkan hari ini yang disampaikan oleh Yesus merupakan pedoman hidup para pengikut Kristus. Dalam Injil hari ini, Yesus begitu terus terang akan rahasia untuk masuk ke dalam Kerajaan seorang dan juga pedoman hidup Kristiani.

Mungkin kita pernah mendengar ada imam/biarawan biarawati yang bekerja sangat baik, rajin dan bersemangat melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan kepadanya, begitu bersemangat melayani umat, tetapi pada satu saat mengalami krisis iman dan panggilan. Ada pula orang yang selama hidupnya kita kenal baik, aktif dalam kegiatan masyarakat dan hidup menggereja, tetapi kita dengar dia meninggal bunuh diri. Kita bertanya, mengapa demikian bisa terjadi. Menurut para pakar rohani, hal itu bisa terjadi karena hidup tidak dilandasi fondasi yang kuat, yakni relasi yang mendalam dengan Tuhan. Relasi yang mendalam dengan Tuhan itu diwujudkan dengan hidup doa, membaca kitab Suci, karena lewat dua hal inilah kita mengetahui kehendak Tuhan atas diri kita, dan relasi yang mendalam dengan Tuhan akan menguatkan seseorang dalam menjalani hidup.

Sabda Yesus yang kita dengar hari ini, mungkin membuat kita terkejut karena Yesus mengatakan kepada orang yang berseru-seru kepada-Nya, orang yang mengaku sudah bernubuat dan mengusir setan atas nama-Nya, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Bernubuat dan mengusir setan dalam nama Tuhan, tentu perbuatan atau hidup yang baik, namun tetap ditolak oleh Yesus, dan malah dikatakan sebagai orang jahat. Pernyataan Yesus ini mungkin dapat kita mengerti dengan membandingkan dengan orang yang pintar berkotbah atau bernubuat akan sabda Tuhan dan mengadakan pengusiran setan atau berdoa penyembuhan. Hal yang demikian saat ini marak terjadi.

Namun coba kita lihat sehubungan dengan hal itu, umumnya hidup mereka begelimang dengan harta, dan memasang tarif dalam pewartaan sabda dan doa. Mungkin sabda Yesus ini lebih ditujukan kepada mereka yang mengaku bernubuat, mengusir setan dan mendoakan atas nama Yesus, tetapi sebenarnya mereka hanya mencari popularitas dan kekayaan. Namun lewat sabda ini juga menyadarkan kita bahwa hidup kristiani yang layak untuk masuk surga, tidaklah cukup hanya dengan mengaku diri dibaptis, mengaku diri beriman kepada-Nya, tidak cukuplah hanya dengan rajin berdoa, rajin bergereja. Hidup kristiani yang sejati adalah hidup yang mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya seperti kehendak Allah, hidup imannya tampak nyata dalam perbuatan baik seperti yang dikehendaki oleh Allah. Yesus mengharapkan bahwa iman itu tidak hanya sekedar hal-hal lahiriah saja tetapi sungguh tampak dalam aksi nyata.

Yesus juga mengatakan bahwa "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Sabda Tuhan yang kita dengarkan harus kita laksanakan. Hidup kita harus senantiasa berpedoman akan Sabda Tuhan. Namun percoalannya, bagaimana kita mendengar sabda Tuhan kalau kita tidak pernah membaca Kitab Suci, bagaimana kita membaca Kitab Suci kalau kita sendiri tidak punya Kitab Suci. Kenyataan ini pasti ada dalam keluarga yang menyebut diri keluarga kristiani. Tidak sedikit keluarga yang memiliki televisi yang bagus, malah, setiap hari pasti menghabiskan banyak waktu menonton televisi, punya HP yang bagus dan mahal lebih dari satu, berlangganan majalah ini dan itu, tetapi tidak memiliki Kitab Suci dan tidak pernah membaca Kitab Suci. Hidup yang demikian tentu tidak hidup berlandaskan sabda Tuhan. Kalaupun orang itu baik, aktif dalam kegiatan social, orang demikian hanya didasari oleh kemanusiaan, nalurinya, bukan karena diresapi oleh sabda Tuhan yang didengar dan melaksanakannya. Hal yang sangat menyedihkan bahwa kalau dalam satu keluarga tidak ada Kitab Suci dan tidak pernah membacanya. Orang yang demikian pasti tidak akan berdiri kokoh kuat dalam menghadapi tantangan yang muncul, pada suatu saat akan sampai pada tingkat kejenuhan. Yesus mengatakan bahwa hidup orang yang demikian adalah orang yang membangun rumah hidupnya di atas pasir. Tetapi hidup yang dibangun atas dan berlandaskan sabda Tuhan, akan berdiri kohoh, kuat dan teguh walaupun mengalami badai kehidupan yang pasti datang, karena Tuhan sendiri akan menguatkannya. Hidup yang dibangun beralaskan pasir juga dalam artian hidup yang mengandalkan harta, uang, kekayaan, pangkat dan kuasa. Hidup yang demikian tidak akan pernah bertahan menghadapi badai kehidupan.

Semoga sabda Yesus hari ini menguatkan kita untuk hidup berlandaskan iman dan sabda Tuhan. Iman dan sabda Allah yang kita dengarkan tampak dalam perbuatan nyata. Amin.

KUMPULAN BEBERAPA VIDEO YOUTUBE LAGU ROHANI:

KUMPULAN BEBERAPA VIDEO YOUTUBE LAGU ROHANI:

1. JANJIMU SPERTI FAJAR



2. Kasih Ibu (lagu Rohani Kristen Katolik)



3. Engkaulah Segalanya; You Are My All In All



4. Ubi Caritas Et Amor Deus Ibi Est



5. Semua Baik - Wawan Yap



6. Ku Mau Seperti Mu Yesus

Doa-Doa Keluarga

Doa-Doa Keluarga

Doa Orang Yang Bertunangan
Puji Syukur 1992, No. 155

Ya Bapa di surga, kami bersyukur atas kasih yang telah bersemi dalam hati kami. Dengan bimbingan-Mu kami ingin menguji dan mematangkan hubungan cinta kami dengan lebih sungguh-sungguh. Kami menyadari kelemahan manusiawi kami. Maka kami menyerahkan masa pertunangan ini ke dalam tangan-Mu. Kami ingin mempergunakannya selaras dengan kehendak-Mu.

Ya Bapa, semoga lewat masa pertunangan ini kami semakin mengenal. Bantulah kami agar dapat saling bersikap terbuka, dan jauhkanlah kami dari sikap sengaja menyembunyikan kelemahan, agar keluarga yang akan kami bangun sungguh kokoh.

Bimbinglah kami supaya setia kepada-Mu. Tegurlah kami bila suatu saat melangkah terlalu jauh atau melanggar kehendak-Mu. Jauhkanlah dari kami setiap bahaya dan godaan. Kami berharap bahwa masa pertunangan ini dapat kami lalui dengan selamat, dan mambawa manfaat besar bagi keluarga yang akan kami bangun. Tetapi, kalau Bapa sendiri mempunyai rencana yang lain untuk kami masing-masing, semoga kamipun percaya akan kebijaksanaan dan kehendak-Mu. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, pengantara kami. Amin


Doa Suami-Istri
Puji Syukur 1992, No. 156

Allah, sumber cinta sejati, Engkau telah mempersatukan kami dalam ikatan perkawinan yang suci. Kami bersyukur atas segala pengalaman selama perjalanan perkawinan kami: atas segala suka dan duka; atas kebahagiaan dan penderitaan; atas untung dan malang; terlebih atas rahmat kesetiaan yang telah memungkinkan kami berpegang teguh pada ikrar perkawinan kami: berpadu dalam cinta.

(Kami bersyukur pula atas anak-anak yang Kau percayakan kepada kami)

Bantulah kami agar selalu setia satu sama lain; tak jemu-jemu mengusahakan kebahagiaan pasangan; tak enggan untuk saling berkorban; bersikap jujur, dan terbuka demi keutuhan keluarga; saling menopang bila menanggung beban; dan siap saling mengampuni bila suatu saat kami jatuh.

Semoga karena berkat-Mu kami saling menguatkan dalam menghadapi tantangan dan godaan yang mangancam keutuhan kami. Semoga dari hari ke hari perpaduan kasih kami semakin kuat, dan perkawinan kami sungguh menjadi sakramen kasih Kristus terhadap Gereja. Dan kelak, apabila tugas kami di dunia telah selesai, perkenankanlah kami berdua menikmati kebahagiaan abadi bersama-Mu.

Kami mohon berkat-Mu bagi semua pasangan suami istri, khususnya ...... Bimbinglah agar mereka berhasil menjadi pasangan bahagia.

Terlebih kami berdoa bagi suami istri yang sedang mengalami kegoncangan. Nyalakanlah kembali api kasih yang dulu mengobarkan semangat mereka untuk mengikrarkan janji perkawinan. Kuatkanlah mereka untuk mempertahankan keutuhan keluarga.

Kami unjukkan doa ini kepada-Mu, ya Bapa, demi Yesus Kristus junjungan dan teladan kami, kini dan sepanjang masa. Amin


Doa Sebelum Kelahiran Anak
Puji Syukur 1992, No. 157

Allah, Bapa yang maha pengasih, kami bersyukur kepada-Mu karena akan lahir manusia baru dalam keluarga kami. Sungguh, Engkau sendirilah yang telah menciptakan dia lewat keluarga kami.

Semoga kami semua sungguh siap, lahir dan batin, menyongsong anak yang Kau anugrahkan kepada kami; kalau pun anak yang akan lahir nanti tidak sesuai dengan keinginan kami, semoga kami tetap percaya akan kebijaksanaan-Mu, dan menerima dia dengan senang hati. Semoga bayi yang kami nantikan ini lahir dengan selamat, dan kehadirannya membawa kebahagiaan di tengah kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami yang kelahiran-Nya sungguh membawa damai dan sukacita bagi seluruh bumi. Dialah pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin


Doa Untuk Ibu Yang Sedang Bersalin
Puji Syukur 1992, No. 158

Allah, Bapa kami, pandanglah kami semua yang sedang gelisah mendoakan ...... yang sedang menghadapi persalinan. Betapa camas dan gelisah dia karena sakit bersalin. Betapa dia berjuang keras untuk melahirkan manusia baru di tengah kami. Berilah dia kekuatan dan ketenangan. Tabahkanlah dia dalam menghadapi sakit bersalin ini. Tenangkanlah hatinya supaya persalinan berlangsung tanpa kesulitan.

Semoga sesudah penderitaan dan pengorbanan yang berat ini ia menikmati kegembiraan karena lewat dia seorang manusia baru telah dilahirkan di dunia. Semoga kesehatannya segera pulih, sehingga ia dapat menunaikan tugasnya merawat dan membesarkan bayinya.

Semua ini kami mohon demi Kristus, Tuhan, pengantara kami. Amin


Doa Sesudah Kelahiran Anak
Puji Syukur 1992, No. 159

Allah, pencipta semesta, kami bersyukur kepada-Mu karena seorang anak telah lahir ke dunia dengan selamat. (Dan Engkau telah memberikan kekuatan kepada si ibu sehingga dapat menjalani saat gawat ini dengan selamat.)

Dalam suasana gembira ini kami ingat akan Kanak-kanak Yesus yang kelahiran-Nya telah membawa kesukaan besar bagi seluruh umat manusia.

Kami semua menanggapi kehadiran anak ini dengan penuh syukur. Semoga anak ini mendapatkan kasih dari saudara-saudaranya, dan kehadirannya membawa sukacita bagi kami semua. Bantulah kami, orangtua, agar dapat membesarkan dia denagn penuh kasih. Semoga kami semua siap berkorban demi dia, dan siap pula menghadapi segala keprihatinan yang mungkin menimpa kami karena anak ini, seperti yang dialami Maria dan Yusuf takala mangasuh Yesus.

Bantulah kami mencintainya dengan kasih yang tulus dan mendidiknya dalam semangat iman serta takwa kepada-Mu. Semoga, karena berkat-Mu, ia makin tambah besar dan makin bertambah pula hikmatnya, semakin berkenan pada-Mu dan pada sesamanya. Demi Kristus, pengantara kami. Amin


Doa Untuk Anak
Puji Syukur 1992, No. 160

Kalau anak hanya satu, kata "mereka" diganti "dia"

Ya Allah yang mahakuasa, Engkau telah menciptakan anak kami menurut gambar dan citra-Mu sendiri. Terima kasih atas martabat luhur yang Kau berikan kepada mereka, dan terima kasih bahwa kami boleh menjadi alat-Mu untuk mengasuh mereka kepada kebijaksanaan-Mu. Jagalah mereka agar semakin menyerupai Yesus, yang semakin besar semakin bertambah pula hikmat-Nya, semakin berkenan pada-Mu dan pada sesama. Tuntunlah mereka agar tetap setia pada panggilannya selaku orang Kisten; bantulah mereka menekuni tugas mereka dengan penuh semangat dan tanggung jawab; lindungilah mereka dari segala marabahaya. Terangilah mereka dalam memilih jalan hidup yang selaras dengan kehendak-Mu. Semoga mereka setia kepada jalan hidup yang telah mereka pilih, dan dapat menjadikan panggilannya sebagai sarana pengabdian kepada masyarakat, kepada jemaat, dan kepada-Mu sendiri. Bila mereka mengalami kesulitan, sudilah Engkau selalu mandampingi, jangan sampai mereka lemah semangat apa lagi putus asa.

Kami mohon berkat-Mu bagi anak-anak yang terpaksa berpisah dari orangtua, lalu mengikuti orangtua asuh; semoga dalam keluarga baru ini pun mereka mendapatkan kasih yang mereka perlukan. Kami berdoa pula bagi anak-anak yang karena berbagai sebab tidak memperoleh bimbingan selayaknya. Peliharalah mereka, dan bantulah kami agar dapat turut serta mendampingi mereka menyiapkan masa depan.

Terlebih lagi kami berdoa bagi anak-anak yang terlantar dan gagal. Sudilah Engkau membangkitkan kasih dalam setiap orang untuk membantu mereka membina masa depan yang penuh harapan.

Permohonan ini kami serahkan kepada kebijaksanaan-Mu, Bapa, sebab Engkaulah Bapa sekalian anak, demi Kristus, Tuhan kami. Amin


Doa Untuk Orang Tua
Puji syukur 1992, No. 161

Ya Allah, Bapa yang penuh kasih sayang, kami bersyukur kepada-Mu atas orangtua kami. Lewat mereka Engkau telah menciptakan kami. Melalui kasih sayang mereka, Engkau menyayangi kami. Mereka mendidik, mendampingi, dan menuntun kami. Mereka membesarkan kami dan menjadi sahabat kami.

Berkatilah mereka senantiasa. Berilah mereka kesabaran. Terangilah akal budi mereka supaya mereka selalu bertindak bijaksana. Berilah mereka kesehatan agar tetap mampu menjalankan tugas mereka sebagai pembina keluarga. Berilah rezeki secukupnya untuk kami semua; dan hindarkanlah orangtua kami dari marabahaya. Sempurnakanlah kasih mereka satu sama lain, sehingga mereka dapat menjaga kelestarian perkawinan, dan tetap setia pada janji perkawinan mereka.

Semoga mereka dapat menjalankan tugas dengan baik bagi gereja, masyarakat, dan keluarga. Buatlah keluarga kami menjadi Gereja kecil yang selalu mengasihi-Mu dan mengasihi Yesus, Putra-Mu.

Kami mohon pula berkat-Mu untuk semua orangtua, yang dengan rela dan penuh tanggung jawab telah menjalankan tugas selaku orangtua atas anak-anak mereka. Semoga pengorabnan mereka tidak sia-sia. Bila mereka menghadapi kesulitan dan tantangan, sudilah Engkau menunjukan jalan keluar yang diperlukan. Jangan biarkan mereka merana karena kegetiran hidup.

Kami berdoa pula bagi para orangtua yang sering dilupakan oleh anak-anak mereka. Sudilah Engkau menghibur dan menguatkan hati mereka. Teristimewa kami berdoa bagi para orangtua yang merasa gagal dalam membangun keluarga dan mendidik anak-anak. Semoga kepedihan ini tidak membuat mereka putus asa, tetapi semakin menyadarkan mereka untuk senantiasa bersandar pada-Mu.

Bapa, semua permohonan ini kami unjukan kepada-Mu demi Yesus Kristus Putra-Mu, yang menjadi teladan kami dalam menghormati dan mengasihi orangtua. Dialah pengantara kami untuk selama-lamanya. Amin


Doa Untuk Keluarga
Puji Syukur 1992, No. 162

Ya Allh, Bapa sekalian insan, Engkau menciptakan manusia dan menghimpun mereka menjadi satu keluarga, yakni keluarga-Mu sendiri. Engkau pun telah memberi kami keluarga teladan, yakni keluarga kudus Nazaret, yang anggota-anggotanya sangat takwa kepada-Mu dan penuh kasih satu sama lain. Terima kasih, Bapa, atas teladan yang indah ini.

Semoga keluarga kami selalu Kau dorong untuk meneladan keluarga kudus Nazaret. Semoga keluarga kami tumbuh menjadi keluarga Kristen yang sejati yang dibangun atas dasar iman dan kasih: kasih akan Dikau dan kasih antar semua anggota keluarga.Ajarlah kami hidup menurut Injil, yaitu rukun, ramah, bijaksana, sederhana, saling menyayangi, saling menghormati, dan saling membantu dengan ikhlas hati. Hindarkanlah keluarga kami dari marabahaya dan malapetaka; sertailah kami dalam suka dan duka; tabahkanlah kami bila kami sekeluarga menghadapi masalah-masalah. Bantulah kami agar tetap bersatu padu dan sehati sejiwa; hindarkan kami dari perpecahan dan percekcokan.

Jadikanlah keluarga kami ibarat batu yang hidup untuk membangun jemaat-Mu menjadi Tubuh Kristus yang rukun dan bersatu padu.Berilah kepada keluarga kami rezeki yang cukup. Semoga kami sekeluarga selalu berusaha hidup lebih baik di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.

Jadikanlah keluarga kami garam dan terang dalam masyarakat. Semoga keluarga kami selalu setia mengamalkan peran ini kendati harus menghadapi aneka tantangan.

Ya Bapa, kami berdoa pula untuk keluarga yang sedang dilanda kesulitan. Dampingilah mereka agar jangan patah semangat. Terlebih kami sangat perihatin untuk keluarga-keluarga yang berantakan. Jangan biarkan mereka ini hancur. Sebaliknya berilah kekuatan kepada para anggotanya untuk membangun kembali keutuhan keluarga.

Semua ini kami mohon kepada-Mu, Bapa keluarga umat manusia, dengan pengataraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin


Doa Untuk Anggota Keluarga yang Sakit
Puji Syukur 1992, No. 168

Bapa yang maha pengasih, kami sekeluarga sangat perihatin, karena anggota keluarga kami ........ sedang sakit.

Dalam keperihatinan ini kami ingat akan Yesus Kristus, yang Kauberi kuasa menyembuhkan orang-orang sakit. Percaya akan kuasa-Mu, kami serahkan saudara kami yang sakit ini kepada kebijaksanaan-Mu. Dengan penuh iman dan harapan kami mohon: Kuatkanlah dia dalam deritanya, dampingilah dan hiburlah dia dalam kesunyian dan kesepiannya, dan teguhkanlah dia dalam iman dan harapan. Sudilah Engkau menyembuhkan dia dari penyakit yang dideritanya.

Semoga dalam menanggung sakit ini ia ingat akan Yesus yang menderita sangat hebat demi keselamatan semua orang.Bantulah ia menyatukan sakitnya dengan penderitaan Yesus sendiri, supaya akhirnya ia pun boleh bersatu dengan Yesus yang bangkit dan mulia. Terangilah dia agar mampu memetik hikmat dari pengalaman sakitnya ini. Semoga ia semakin memahami makna kehidupan, bahkan dapat melihat sakitnya sebagai karunia yang mendatangkan aneka karunia.

Kami berdoa juga bagi mereka yang sakitnya tak tersembuhkan. Semoga dengan hati terbuka mereka menerima kebijaksanaa-Mu.

Bagi kami sendiri, semoga peristiwa ini semakin menyadarkan kami akan tanggung jawab kami terhadap mereka yang sakit. Semoga karena berkat-Mu kami selalu berusaha melayani mereka dengan senang hati. Sebab kami sadar bahwa apa pun yang kami perbuat bagi mereka, itu kami perbuat bagi Yesus Kristus sendiri, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin

Disadur dari : http://ekaristi.org/

Doa-Doa Kepribadian

Doa-Doa Kepribadian

Doa Kerendahan Hati
Puji Syukur 1992, No. 141

(Kata "kami /aku" bisa diganti menjadi saya / nama orang ... sesuai keperluan)

Allah yang Mahatinggi, Putra-Mu Yesus telah memberikan teladan kerendahan hati yang tiada tara. Walaupun Allah, Ia telah menghampakan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Terima kasih, ya Bapa, atas teladan Yesus ini. Berilah kami semangat Yesus sendiri, agar dengan rendah hati kami menganggap orang lain lebih utama daripada kami sendiri.

Bebaskanlah kami dari kesombongan, dan berilah kami ketabahan kalau karena nama-Mu kami direndahkan. Semoga kami tidak sakit hati kalau kami kurang di hargai atau kurang dihormati, kalau kami diabaikan atau dilupakan. Sebaliknya, semoga kami ikut bahagia kalau orang lain berhasil dan mendapat pujian serta penghargaan.

Ya Bapa, jadikanlah hati kami seperti hati Yesus yang lembut dan rendah hati. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin



Litani Kerendahan Hati
Kardinal Merry dei Vai

Ya Tuhan, ubahlah hatiku, Engkau yang telah menerima penghinaan karena cinta-Mu padaku. Nyatakanlah bagiku kerendahan hati-Mu. Terangilah aku dengan cahaya-Mu, kiranya aku mulai saat ini menghancurkan kesombongan yang ada pada diriku! Ini sumber kemalanganku, rintangan yang membuat aku melawan cinta-Mu! Tuhan, aku telah menjadi musuh bagi diriku sendiri ketika aku mencoba mencari kedamaian dalam diriku, dan bukan dalam diri-Mu. Ya Yesus, yang lembut dan rendah hati, dengarkanlah aku.

Dari keinginan untuk dihargai, bebaskanlah aku.
Dari keinginan untuk dicintai,
Dari keinginan untuk dianggap sebagai orang penting,
Dari keinginan untuk dihormati,
Dari keinginan untuk dipuji,
Dari keinginan untuk lebih disukai daripada menyukai,
Dari keinginan untuk dimintai nasihat,

Dari ketakutan untuk dihina, bebaskanlah aku.
Dari ketakutan untuk direndahkan,
Dari ketakutan untuk diabaikan,
Dari ketakutan untuk difitnah,
Dari ketakutan untuk dilupakan,
Dari ketakutan untuk diejek,
Dari ketakutan untuk dinodai,
Dari ketakutan untuk dicurigai,

Yesus, berilah aku rahmat untuk berharap;
Supaya orang lain lebih dicintai daripada aku,
Supaya mereka bertambah besar di mata dunia dan aku bertambah kecil,
Supaya mereka dipakai dan aku dikesampingkan,
Supaya mereka mendapat pujian dan aku diabaikan,
Supaya mereka mendapat jalan yang lancar dan aku tersisihkan,
Supaya mereka melebihi aku dalam segala hal,
Supaya mereka lebih suci daripada aku, asalkan aku menjadi suci sesuai kemampuanku.



Doa Kebijaksanaan
Puji Syukur 1992, No. 142

Allah yang Mahabijaksana, Engkau telah menciptakan dan menata alam ini dengan kebijaksanaan yang tak terhingga. Engkau pun telah mengajarkan kebijaksanaan sejati kepada kami, yang seringkali tidak kami pahami, karena jalan-Mu jauh berbeda dengan jalan kami, dan pikiran kami jauh berbeda dari pikiran-Mu. Berilah kami bagian dari kebijaksanaa-Mu, supaya seperti Salomo, kami lebih mencintai kebijaksanaan daripada harta dan kuasa yang akan binasa.

Terangilah hati kami dengan Roh Kebijaksanaan-Mu, supaya kami berpengamatan tajam dan luas. Jauhkanlah kami dari segala ketakutan dan kecemasan yang tak berfaedah, dan janganlah membiarkan kami menyeleweng karena pelbagai keinginan yang tidak teratur. Semoga kami selalu waspada terhadap bujuk rayu dan godaan yang menyesatkan.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kebijaksanaan yang sejati, supaya kami belajar mencari Engkau di dalam segala sesuatu, dan memahami peristiwa-peristiwa hidup ini sesuai dengan tata kebijaksanaan-Mu. Berilah kami kebijaksanaan sejati, agar dengan pikiran yang jernih kami dapat memilih yang terbaik, dan melangkah di jalan yang lurus, mengikuti jejak Yesus, guru kebijaksanaan sejati. Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin



Doa Kesabaran
Puji Syukur 1992, No. 143

Allah yang Mahamurah, Engkau tetap sabar ketika umat-Mu Israel tidak setia. Dengan penuh kesabaran pula Engkau menuntun orang berdosa untuk bertobat, sebab Engkau tidak menginginkan pendosa menderita atau menjadi binasa. Dengan sabar dan penuh kasih Engkau mengulurkan tangan-Mu dan menunjukan jalan tobat; yang bertobat Engkau ampuni dan Kau rangkul dengan mesra.

Ya Bapa, berilah kami hati yang lapang, agar kami dapat menerima orang lain seperti apa adanya, dan dapat memahami kekurangannya, karena kami pun sering salah dan khilaf. Semoga kami tidak mudah mencela dan berprasangka, tidak pula terlalu cepat mengumpat dan mencerca, atau mengadili dan menghukum sesama. Semoga kami dapat menerima saudara yang bersalah dengan penuh cinta, mangampuni dan memaafkan kesalahannya. Semoga api kasih selalu mengarahkan sikap kami. Sebab kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu.

Ya Bapa, berikanlah kami kesabaran, agar tidak mudah putus asa menghadapi kesulitan dan tantangan; jauhkanlah pula kami dari sikap gegabah dan suka mengambil jalan pintas. semoga dengan penuh kesabaran kami menantikan kerahiman-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin



Doa Kehendak Yang Kuat
Puji Syukur 1992, No. 144

Ya Allah, Engkau telah memberikan kehendak yang kuat pada Yesus, Tuhan kami. Tanpa rasa takut atau goyah Ia berpegang pada kehendak-Mu meski harus menanggung pengurbanan yang berat. Takala digoda iblis, Ia tidak goyah. Demikian pula ketika harus menderita sengsara sampai mati. Bunda Maria pun Kauberikan kepada kami sebagai panutan yang berkehendak kuat. Berilah kami kehendak yang kuat, agar pada saat goyah kami tidak berbelok arah dan menyeleweng. semoga kami tidak kecil hati menghadapi aneka kesulitan dan tantangan.

Allah, gunung batu kami, berilah kami kehendak yang kuat laksana batu karang yang tetap tegar meski tak henti diterpa gelombang. Semoga kami tetap teguh bila kami digoda untuk menyeleweng, bila kami dibujuk untuk menipu dan berlaku tidak jujur, bila kami digoda berlaku munafik, bila kami digoda untuk berbuat dosa, mencuri, berkhianat; terlebih bila kami dibujuk untuk menghianati Kasih-Mu.

Ya Allah, kekuatan kami, buatlah kami kuat seperti Yesus yang lebih suka mati dari pada menyimpang dari kehendak-Mu. Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjan masa. Amin



Doa Tanggung Jawab
Puji Syukur 1992, No. 145

Allah sumber segala sesuatu, Engkau memberikan talenta untuk kami kembangkan. Engkau memuji para hamba yang baik dan setia, yang dengan penuh tanggung jawab memperkembangkan talenta yang mereka terima.

Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap Yesus, supaya kami senantiasa ingat bahwa Ia begitu mangasihi kami, dan telah mempertaruhkan nyawa-Nya demi kami. semoga kami selalu penuh tanggung jawab terhadap panggilan kami sebagai orang beriman. Bantulah kami terus berusaha menjadi orang beriman yang dewasa dan sungguh terlibat dalam persekutuan jemaat, pewartaan, ibadat dan kesaksian serta pelayanan kepada masyarakat.

Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap diri kami sendiri, supaya kami tidak menyia-nyiakan karunia yang Kau berikan kepada kami.

Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap orang tua, supaya kami selalu berusaha berbuat yang terbaik guna membalas kasih sayang dan pemeliharaan yang mereka lakukan terhadap kami.

Semoga kami bersikap tanggung jawab terhadap semua orang yang mendidik kami, supaya semua pelajaran hidup yang mereka berikan dengan penuh kesabaran tidak kami sia-siakan.

Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap teman-teman kami, supaya kami tidak menghianati sikap persahabatan mereka.

Buatlah kami bersikap tanggung jawab terhadap masyarakat, supaya kami selalu berusaha menyumbang lebih banyak dari pada apa yang kami terima.

Ya Bapa, bantulah kami, supaya selalu mensyukuri apa yang sudah kami terima, dan mempergunakan dengan sebaik-baiknya apa saja yang ada pada kami demi Yesus, Tuhan kami. Amin



Doa Ketabahan
Puji Syukur 1992, No. 146

Allah, tumpuan hidup kami, Yesus telah Kau tampilkan sebagai teladan ketabahan di dalam pencobaan dan penderitaan. Berpola pada-Nya, Gereja pun tabah takala mengalami penganiyaan.

Pandanglah kami yang sedang dalam kesulitan dan kecemasan, yang dirundung susah dan merasa tertekan. Berilah kami ketabahan, agar kami dapat menghadapi semuanya ini dengan tabah hati, tidak mudah mengeluh, apalagi putus asa. Bukalah hati kami agar dapat melihat tuntutan dan kebijaksanaan-Mu sendiri di balik semua penderitaan ini.

Demikianlah juga kami mohon berkat-Mu bagi teman-teman yang sedang patah semangat karena beban hidup yang amat berat. Jadilah Engkau penopang, supaya mereka pun tetap tabah, seperti Yesus teladan ketabahan kami. Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin



Doa Ketaatan
Puji Syukur 1992, No. 152

Allah yang Mahakuasa, Engkau telah memberi kami teladan ketaantan yang kokoh dalam diri Yesus yang telah taat pada-Mu sampai mati, bahkan sampai mati di salib; demikian juga Engkau memberi kami seorang ibu, Maria, yang mentaati panggilan-Mu dengan menjawab,"Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu."

Tanamkanlah semangat ketaatan Yesus dan Maria dalam hati kami, supaya kami pun taat kepada kehendak-Mu, yang Kaunyatakan lewat para pemimpin jemaat dan pemimpin masyarakat; juga lewat panggilan-Mu, dan terlebih lewat suara hati yang adalah bisikan Roh-Mu sendiri. Semoga kami selalu taat mengikuti bimbingan Roh-Mu, agar kami jangan jatuh ke dalam dosa, tetapi selamat sampai kepada-Mu meniti jalan hidup yang penuh tantangan dan cobaan. Ya bapa, berilah kami semangat ketaatan sejati. Amin

Disadur dari :http://ekaristi.org/

Berbagi Informasi : Kekerasan terjadi karena kesalahan pemerintah

Kekerasan terjadi karena kesalahan pemerintah

Perwakilan Bimas Katolik mendengarkan pembicaraan tentang hubungan antaragama di Indonesia

Persoalan kerukunan umat beragama tidak ada masalah di Indonesia. Yang menjadi masalah adalah pemerintah yang membiarkan kekerasan terus menerus terjadi.

“Hukum yang tidak punya wibawa memberikan ruang bagi terjadinya tindak kekerasan. Jadi masalahnya bukan persoalan kerukunan, tapi pada kekerasan yang terus dibiarkan terjadi,” kata Romo Antonius Benny Susetyo, Sekretaris Eksekutif Komisi HAK Konferensi Waligereja Indonesia di Surabaya kemarin.

Karena itu pemerintah harus mengambil tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan. Namun apa yang terjadi, pemerintah justru diam dan tidak melakukan apa-apa. Akibatnya, banyak orang tidak bersalah menjadi korban, tandas Romo Benny.

Hal itu ia sampaikan pada saat memberikan ceramah tentang hubungan antaragama di hadapan lebih dari 50 perwakilan dari Dirjen Bimas Katolik bagik dari tingkat daerah maupun nasional.

“Hubungan antaragama di Indonesia tidak seburuk yang dicitrakan. Ada masalah, tapi itu adalah pelaku nyata tindak kekerasan, lanjutnya.

Ia kemudian menyebutkan bahwa akar dari kekerasan adalah intoleransi pasif dan aktif. “Intolerans aktif lebih berbahaya,” katanya. Pembiaran terhadap intoleransi aktif ini menyebabkan terus terjadi kekerasan. Puritanisme juga menyebabkan terciptanya terorisme jika tidak ditangani secara serius.

Untuk meningkatkan hubungan antar agama yang harmonis di Indonesia maka Romo Benny mengajak peserta (Bimas Katolik) untuk bekerja sama dengan keuskupan-keuskupan, komisi HAK keuskupan dan para imam. “Kalau ini dilakukan dengan baik maka kekerasan bisa dicegah,” lanjutnya.

Sumber: Government ‘to blame’ for violence
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/2011Tanggal publikasi: 3 Maret 2011

BACAAN Hari Minggu Biasa IX (6 Maret 2011; Bahasa Batak Toba)

BACAAN Hari Minggu Biasa IX
(6 Maret 2011; Bahasa Batak Toba)
Ul 11:18,26-28,32, Mzm 31:2-3a,3bc-4,17,25, Rm 3:21-25a,28, Mat 7:21-27

"Asa na umbege hatangki jala diulahon, sipatudoson ma i tu halak na marroha, na paulihon bagasna diatas batu mamak."

BARITA NAULI:
Ndada saluhut halak, na mandok Ahu Tuhanna, bongot sogot tu harajaon banua ginjang i, holan angka na mangulahon lomo ni roha ni Damang na di banua ginjang i do! Ai torop do sogot di ari parpudi na mandok tu Ahu: Ale Tuhan! Ale Tuhan! Nda manurirangi hami nahinan mangasahon Goarmu? Nda hupabali hami najolo angka sibolis mangasahon Goarmu? Nda lan angka ulaon na balga huula hami mangasahon Goarmu? Dung i dohononku ma tu nasida: Ndang dung hutanda hamu; laho ma hamu sian lambungkon, hamu angka na mambahen na so jadi! Asa na umbege hatangki jala diulahon, sipatudoson ma i tu halak na marroha, na paulihon bagasna diatas batu mamak. Ia ro pe udan potir, mangalantap pe tangkuju jala pur pe habahaba manondong bagas i, ndang na marumpak, ai batu mamak do haojahanna. Alai na umbege hatangki, hape ndang diulahon, i ma sipatudoson tu halak na oto, na paulihon bagasna di atas rihit. Dung i ro ma udan potir, mangalantap ma tangkuju, pur ma dohot habahaba manondong bagas i, gabe marumpak ma, pola tung marongso.
Songoni ma Barita Nauli na dipatolhas tu hita sadari on.

Berbagi Berita : Relikui Don Bosco ada di Jakarta, 7-12 Maret

Relikui Don Bosco ada di Jakarta, 7-12 Maret

Relikui Santo Yohanes Bosco akan tiba di tanah air pada hari Senin, 7 Maret setelah dua minggu lebih berada di Timor Leste. Relikui tersebut akan berada di Indonesia hingga 12 Maret.

Kunjungan relikui santo pencinta orang muda ini merupakan peristiwa istimewa yang patut disyukuri oleh umat Katolik Indonesia.

Dalam keterangannya, 2 Maret, Pastor Boedirahardjo Soerjonoto SDB, Delegatus SDB di Indonesia, menyampaikan rincian acara selama relikui berada di Jakarta.

Pada 7 Maret malam hari relikui akan tiba di bandar udara Soekarno Hatta Jakarta dari Dili, Timor Leste. Sebelumnya direncanakan, relikui akan tiba di lapangan terbang Halim Perdana Kusuma. Setelahnya akan langsung dibawa dan disemayamkan di Wisma Salesian Don Bosco di Sunter Jaya, Jakarta Utara.

Pada 8 Maret sejak pagi hingga sore hari, para pastor, bruder dan kooperator (ordo ketiga) SDB mengadakan kegiatan internal berupa rekoleksi dengan pembicara utama Pastor Jose Carbonell SDB.

Rekoleksi mengambil tema Return to Don Bosco. Sore harinya, relikui akan dibawa ke Gereja Santo Yohanes Bosco, Danau Sunter, Jakarta Utara. Setibanya di gereja ini, diadakan ibadat singkat dipimpin oleh Pastor Kepala Paroki. Setelahnya umat akan diberi kesempatan untuk memberi penghormatan hingga tengah malam (tuguran).

Pada 9 - 11 Maret, pagi hari pukul 09.00, diselenggarakan Misa khusus bagi kaum muda dan siswa. Malam harinya, pukul 19.00, Misa untuk umum dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta ( 9/3), Uskup Purwokerto (10/3) dan Uskup Surabaya (11/3). Misa pagi hari jam 06.00 berjalan seperti biasa.

Pada 12 Maret pagi hari, relikui akan diterbangkan menuju China dari bandar udara Soekarno Hatta, Jakarta.

Pastor Boedirahardjo mengundang umat Katolik untuk dapat hadir dalam peristiwa dan kegiatan istimewa ini.

Menurut beliau, akan juga diadakan beberapa acara diantaranya pemutaran film berjudul “Saint John Bosco Mission to Love”.

Perjalanan relikui ke 130 negara merupakan bagian dari peringatan 150 tahun kehadiran Tarekat Salesian Don Bosco (1859-2009) di dunia dan 200 tahun kelahiran Santo Yohanes Bosco (1815-2015).

Penyambutan ‘Urna Relikui’ (urna=peti kaca) Santo Yohanes Bosco di setiap negara yang dikunjungi selalu meriah.

Di Timor Leste, Presiden Jose Ramos Horta, PM Xanana Gusmao, dan pejabat tinggi lainnya turut menyambut kedatangan Don Bosco pada 18 Februari di Dili, bersama ribuan umat Katolik lainnya. Di sana mereka menyanyi Viva Don Bosco.

(Yohannes Sugiyono Setiadi, Jakarta)
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 4 Maret 2011

BACAAN Hari Minggu Biasa IX (6 Maret 2011; Bahasa Batak Karo)

BACAAN Hari Minggu Biasa IX
(6 Maret 2011; Bahasa Batak Karo)

Ul 11:18,26-28,32, Mzm 31:2-3a,3bc-4,17,25, Rm 3:21-25a,28, Mat 7:21-27

"Ise megi katangKu enda dingen ngikutkenca, ia bali ras kalak pentar si majekken rumahna i babo batu. “

BERITA SIMERIAH:
"Labo kerina kalak si erlebuh man bangKu, 'O Tuhan, Tuhan!' bengket ku bas Kinirajan Surga, tapi kalak si ngelakoken rikutken si ngena ate bapangKu i Surga nge bengket ku bas Kinirajan e. I bas wari pendungi pagi, nterem kalak ngataken man bangKu, 'O Tuhan, Tuhan! I bas gelarNdu ernubuat kami, i bas gelarNdu ipelawes kami setan-setan dingen ibahan kami tanda-tanda sengget.' Tapi ningKu pagin njabapsa, 'La kam Kutandai pe. Laweslah i bas Aku nari, o kalak jahat!' " "Ise megi katangKu enda dingen ngikutkenca, ia bali ras kalak pentar si majekken rumahna i babo batu. Rumah e labo runtuh aminna gia reh banjir ras angin si meter nderpasa, sabap rumah e ipajekken i babo batu. Ise si megi katangKu enda tapi la ikutkenna, ia bali ras kalak lenge si majekken rumahna i babo kersik. Asum reh banjir ras angin meter, minter runtuh dingen sontar rumah e.
Enda me kap Injil Tuhanta.

BACAAN Hari Minggu Biasa IX (6 Maret 2011)

BACAAN Hari Minggu Biasa IX (6 Maret 2011)
Ul 11:18,26-28,32, Mzm 31:2-3a,3bc-4,17,25, Rm 3:21-25a,28, Mat 7:21-27

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."

BACAAN INJIL:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

Renungan Harian : Sabtu 5 Maret 2011

Renungan Harian : Sabtu 5 Maret 2011
Sir 51:12-20, Mzm 19:8,9,10,11, Mrk 11:27-33
(Kasimirus)

"Maka semoga kita berani jujur mengakui dan berpihak pada kebenaran, semoga kita berani bersaksi akan iman dan kebenaran iman kita. !”

BACAAN INJIL:
Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, dan bertanya kepada-Nya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Mungkin kita masih ingat berita sehubungan dengan para tokoh agama yang ‘mengkritik’ pemerintahan sekarang dengan mengeluarkan pernyataan 18 kebohongan. Tentu maksud para tokoh agama adalah supaya pemerintah menyadari dan pada akhirnya memperbaiki kesalahan/kekurangan dan bekerja lebih baik. Para tokoh agama melakukan semuanya itu karena melihat situasi yang sudah semakin memburuk. Namun para pejabat menanggapinya dengan sini, tidak menerima kritikan, malah menuduh para tokoh agama sudah terlalu jauh terlibat dalam politik dan menuduh ada yang menunggangi para tokoh agama. Malahan ada pejabat pemerintah yang mengeluarkan pernyataan bahwa. “Para tokoh agama yang menyatakan kritikan layaknya seperti gagak hitam pemakan bangkai.” Kalimat ini tentu menyakitkan karena keluar dari mulut seorang pejabat yang malah ‘melecehkan’ para tokoh agama. Singkat cerita, para pemerintah tidak menerima kritikan dari para tokoh agama, tidak siap dikritik, merasa mereka benar dan malah balik mengkritik para tokoh agama. Mereka tidak berani mengakui kebenaran yang disampaikan oleh para tokoh agama.

Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua juga begitu merasa terancam atas kehadiran Yesus yang mewartakan kebenaran, Kerajaan Allah dan yang sering mengkritik mereka. Mereka tidak siap menerima kritikan Yesus, tidak siap menerima kebenaran yang dikatakan dan diperbuat oleh Yesus, mereka tidak siap menerima kenyataan apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus adalah benar. Mereka tidak siap kehilangan pengikut dan tentunya juga kehilangan penghasilan dari persembahan umat serta dari hasil kelihaian mereka menipu banyak orang. Malah mereka selalu mempersalahkan Yesus, mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh Yesus dan mereka selalu mencari cara untuk menyingkirkan, membunuh Yesus. Kesombongan diri, demi mempertahakan kepentingan pribadi dan demi mencari harta dunia, para imam kepala, ahli-hali Tuarat dan tua-tua tidak berani dengan jujur mengakui kebenaran yang dibawa oleh Yesus dan tidak berani menerima Yesus adalah mesias.

Demikian juga sering kita lakukan. Kita sering tidak berani mengakui dengan jujur kebenaran dalam diri sesama dan yang orang lain lakukan hanya karena kita lebih mementingkan diri sendiri, karena kesombongan diri. Malah mungkin karena kesombongan diri, malah selalu mempersalahkan orang lain, mencari-dari kesalahan walaupun sebenarnya tahu sungguh bahwa yang orang lain lakukan adalah baik dan benar. Demikian juga halnya kita sering kita tidak berani jujur mengakui iman kita hanya karena kesombongan diri dan kepentingan diri. Kitapun seringkali tidak siap dikritik dan tidak siap menerima kenyataan bahwa kita salah bila mendapat kritikan. Maka semoga kita berani jujur mengakui dan berpihak pada kebenaran, semoga kita berani bersaksi akan iman dan kebenaran iman kita. Amin.

Renungan Harian : Jumat 4 Maret 2011

Renungan Harian : Jumat 4 Maret 2011
Sir 44:1,9-13, Mzm 149:1-2,3-4,5-6a, Mrk 11:11-26
(Kasimirus)

"Percayalah kepada Allah!"

BACAAN INJIL:
"Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota. Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Membaca Injil hari ini, saya teringat pengalaman di salah satu paroki besar saat saya berkunjung. Di paroki itu, pada saat misa hari Minggu saya melihat beberapa orang orang buta menjajakan kerupuk di halaman Gereja. Paroki mengijinkan mereka berjualan di halaman Gereja sebagai bentuk solidaritas dan membantu mereka mendapatkan nafkah dengan menjajakan kerupuk kepada umat yang pulang sehabis misa. Ada pula kelompok yang membagikan brosur Tour ke tempat-tempat suci, ada juga yang membagikan majalah untuk dana pembangunan sebuah Gereja di kota besar dan ada pula kantin di pinggir halaman Gereja. Semuanya tentu punya tujuan yang baik. Tetapi saya berpikir, ‘Apakah kalau Yesus melihat hal ini, Yesus juga akan marah besar?

Membaca Injil hari ini, mungkin juga kita sedikit dibingungkan karena pada awal cerita dikatakan bahwa Yesus marah besar karena melihat pedagan di halaman Bait Allah, halaman Bait Allah dijadikan tempat berjualan, setelah itu injil berbicara tentang pohon ara yang dikutuk oleh Yesus dan terakhir soal iman. Sekilas ketiganya seakan tidak berhubungan. Namun kalau boleh kami katakan bahwa inti yang mau dikatakan adalah soal iman.

Bait Allah atau Gereja, secara fisik adalah bangunan sama seperti bangunan lain. Namun dalam iman Bait Allah atau bangunan Gereja itu dikuhususkan, dikhuduskan sebagai tempat merayakan iman kita dan kita percaya bahwa di dalamnya Allah hadir sehingga kita bersatu nyata dengan Dia saat memasuki gereja dan merayakan iman di dalamnya. Dari sebab itu, karena dalam iman kita percaya bahwa Gereja itu adalah tempat yang dikuduskan, maka kitapun menjaga perilaku yang sopan, menjaga keheningan bukan hanya di dalam Gereja tetapi juga di halaman gereja. Selain itu, dalam iman, kita datang ke Gereja untuk merayakan iman sehingga kita mengarahkan seluruh hati dan pikiran kita kepada Tuhan.

Namun apa yang terjadi? Tidak sedikit umat yang tidak sungguh-sungguh didasari iman dalam memandang dan menghargai bangunan Gereja sebagai tempat yang dikuduskan atau tempat kudus, mungkin menganggap hanya bangunan biasa sehingga datang ke gereja dengan memakai pakaian santai, pakaian resepsi sebagaimana biasa dikenakan saat pergi ke mall-mal atau ke tempat rekreasi. Bahkan tidak sedikit umat yang mengenakan pakaian yang seakan mau memperlihatkan kecantikan dan kemulusan tubuhnya dengan mengenakan pakaian yang sedikit seksi. Gereja seakan menjadi tempat untuk yang cocok untuk pamer pakaian dan pamer tubuh seksi. Adapula yang mungkin memandang gedung gereja hanya sebagai tempat kumpul rame-rame sehingga saat perayaan berlangsung, sibuk dengan pikiran sendiri, sibuk dengan rencana-rencana dan tidak sedikit orang yang berbincang-bincang walau berbisik-bisik dan sibuk sms ke sana ke mari. Tentu kalau seseorang sungguh dirasuki oleh iman akan Allah, hal seperti yang kami sebutkan di atas pastilah tidak banyak terjadi.

Juga karena tidak diresapi oleh iman dan iman yang kurang mendalam, kita tidak menghasilkan buah, sabda Allah yang kita dengar tidak tinggal dalam hati kita dan sabda itu tidak mengubah perilaku hidup kita. Demikian juta halnya karena kurang diresapi oleh iman, persatuan kita dengan Yesus pada perayaan ekaristi tidak membuat kita menghasilkan buah. Hidup kita layaknya seperti pohon ara yang tumbuh tetapi tidak berbuah. Pada akhir injil Yesus mengatakan bahwa kalau kita sungguh beriman kepada Allah, tentu hidup kitapun akan menghasilkan buah cinta kasih, pengampunan, persaudaraan, dan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama dan apapun yang kita minta kepada Allah dalam doa, pasti akan kita terima. Semoga sabda Yesus hari ini mengajak kita untuk selalu berusaha hidup dalam iman kepada Allah. Amin.

Renungan Hari Biasa : Kamis 3 Maret 2011

Renungan Hari Biasa : Kamis 3 Maret 2011
Sir 42:15-25, Mzm 33:2-3,4-,5,6-7,8-9, Mrk 10:46-52

"Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"

BACAAN INJIL:
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Kerap kita temui, para pejabat sebelum menduduki jabatannya atau pada saat mereka ingin mendapatkan dukungan dari masyarakat, mereka seakan begitu perhatian terhadap orang-orang kecil dan miskin. Mereka seakan begitu ramah, sabar mendengar keluhan rakyat kecil, malah ada yang membuat rumah pengaduan. Rumah pengaduan itu mereka buka, dan selalu terbuak, siap sedia mendengar pengaduan, keluhan rakyat kecil dan juga memberi makan siapa saja yang datang. Namun rumah pengaduan itu beroperasi hanya pada saat kampanye, setelah kampanye rumah pengaduan itupun tutup, hanya tinggal nama. Banyak orang atau pejabat setelah mendapatkan apa yang mereka kejar, mereka sibuk dengan pekerjaannya, sibuk untuk mengejar impiannya dan sibuk untuk dirinya sendiri, mereka tidak peduli dengan dunia sekitanya, mata dan telinga mereka seakan tertutup terhadap orang-orang yang menangis, berteriak minta tolong. Pekerjaan, kesibukan seakan menjadi senjata untuk menghindarkan diri dari dunia dan penderitaan sekitar.

Dalam Injil hari ini, Yesus bersama para murid keluar dari Yeriko dan banyak orang berbondong-bondong mengikut Yesus. Yesus berkeliling mewartakan Kerajaan Allah. Orang banyak yang berbondong-bondong itu tentu sibuk dengan pikiran dan keinginan mereka. Di tengah kerumunan itu ternyata ada seorang pengemis buta yang bernama Bartimeus. Dia mendengar Yesus yang melewati tempat itu. Kehadiran pengemis buta itu tidak diperhatian orang banyak yang berbondong-bondong. Baru kemudian ketika pengemis itu berteriak-teriak "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" orang banyak itu menyadari kehadiran si pengemis buta. Kehadiran pengemis buat itu akhirnya disadari orang banyak karena dia berseru, tetapi kehadirannya dirasakan mengganggu sehingga mereka yang mendengar seruannya menyuruh dia diam. Mungkin saat itu Yesus mengajar orang banyak sambil berjalan, sehingga teriakan pengemis buta itu dirasa mengganggu orang banyak, sehingga mereka menyuruh dia diam. Namun beda kiranya dengan Yesus, Yesus saat mendengar seruan itu pengemis buta itu, tidak merasa terganggu, tidak meminta agar orang menyuruh diam, tetapi meminta agar memanggil dia. Cintah kasih Yesus yang sungguh besar, terpancar pada perhatian dan telinga-Nya yang senantiasa mampu mendengarkan seruan si pengemis buat, yang tentu seruan pengemis buat itu tertelan oleh suara-suara orang banyak yang mengerumuni Dia. Cinta kasih Yesus juga nyata dalam kesediaan-Nya melayani si pengemis buta dan akhirnya menyembuhkan dia.

Seringkali banyak orang yang menganggap bahwa Tuhan tidak mendengarkan seruan doa-doa kita karena kita sudah berseru-seru, menganggap Tuhan begitu sibuk untuk mengurusi permohonan manusia yang begitu banyak. Kita mengatakan bahwa Tuhan tuli, tidak mau mendengarkan seruan permohonan kita. Bermenung dari perikop ini, bagi kita jelas bahwa Tuhan Yesus tidak pernah tuli atas seruan permohonan yang kita panjatkan tiada henti-hentinya. Tuhan tidak pernah istirahat, tidak pernah merasa sibuk sehingga tidak mendengarkan seruan umat-Nya yang berseru-seru minta tolong. Bartimeus menjadi contoh bagi kita, agar kita senantiasa yakin berseru-seru memohon pertolongan dari Yesus, walaupun mungkin kita merasa tidak didengarkan, walaupun mungkin ada yang menyuruh kita untuk diam. Yang menyuruh kita untuk diam, memang bukan orang lain, tetapi kelemahan manusiawi kita, rasa putus asa kita seakan menyuruh kita diam berseru kepada-Nya karena merasa tidak didengarkan. Belajar dari Bartimeus, hendaknya kita senantiasa berseru tidak jemu-jemunya kepada Yesus, kita percaya Yesus akan memanggil kita, menemui kita dan bertanya kepada kita, "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"

Orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Yesus, tidak menyadari kehadiran si Bartimeus atau tidak peduli dengan dia dan malah menyuruh dia diam karena merasa terganggu. Demikian juga halnya sering terjadi atas diri kita. Kita sibuk dengan pekerjaan kita, kita sibuk dengan kegiatan-kegiatan rohani atau kegiatan gereja, tetapi kita tidak menyadari kehadiran sesama kita yang menjerit karena penderitaan yang mereka alama, berseru-seru meminta pertolongan, tetapi seakan mata kita buta, telinga kita tuli, bahkan mungkin kita tidak peduli dengan mereka. Mungkit saat orang miskin, orang menderita mendatangi kita untuk minta tolong kita, kita malah mengusirnya karena merasa terganggu, karena kehadiran mereka menganggu pekerjaan, kesibukan dan kativitas kita. Kesibukan seringkali kita pakai jadi alasan untuk tidak peka, memperhatika dan membantu orang menderita.

Belajar dari Yesus, kita hendaknya dalam kesibukan kita ntah itu kesibukan karena pekerjaan, kesibukan dalam kegiatan Gereja, haruslah tetap perhatian dan peka terhadap sesama kita yang menderita, yang berseru-seru meminta pertolongan dari kita. Kita hendaknya berani memberi waktu mengunjungi, menyapa dan membantu sesama yang menderita. Orang miskin dan menderita tidak selamanya mengharapkan bantuan materi, tetapi mereka juga membutuhkan perhatian, sapaan dan penghargaan dari sesamanya. Di sekitar kita pasti banyak orang yang menderita dan miskin. Mari kita peka kenyadari kehadiran mereka dan menyapa mereka dengan penuh cinta kasih dengan berkata, “"Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Semoga kita berani mengatakan demikian kepada sesama kita yang memerlukan pertolongan kita. Amin.

SURAT GEMBALA PRAPASKAH KEPAUSAN 2011

SURAT GEMBALA PRAPASKAH KEPAUSAN 2011

"Kamu dikuburkan bersama Dia di dalam baptisan, di situ pula kamu dibangkitkan bersama Dia" (bdk Kol 2:12)

Saudara-saudari terkasih,

Masa Prapaskah, yang menuntun kita ke Perayaan Paskah, bagi Gereja senantiasa merupakan masa liturgis yang sangat berharga dan penting. Dalam rangka itu saya suka menyampaikan pesan khusus ini, agar masa prapaska itu dapat dihayati dengan layak dan sepantasnya. Sambil menantikan perjumpaannya yang definitif dengan Sang Mempelai dalam Paska Surgawi nanti, Gereja, sebagai komunitas yang rajin berdoa dan beramal, mengintensifkan perjalanan batin penyucian dirinya, agar supaya dapat menimba dengan lebih berlimpah dari Misteri Penebusan itu kehidupan baru di dalam Kristus Tuhannya (bdk Prefasi 1 Masa Prapaska).

•1. Hidup itulah yang sudah dicurahkan kepada kita pada saat kita dibaptis, ketika kita "mengambil bagian di dalam wafat dan Kebangkitan Krisus". Di situlah dimulainya bagi kita "pengalaman yang menggembirakan dan mengasyikkan dari para murid" (Khotbah pada Hari Pesta Pembaptisan Tuhan, 10 Januari 2010). Dalam surat-suratnya, berulang-ulang St. Paulus menekankan persekutuan khusus dengan Sang Putera Allah yang menjadi buah dari Baptisan itu. Fakta, bahwa pada umumnya Baptisan diterima orang ketika masih bayi, dengan jelas menunjukkan bahwa hidup kekal itu adalah sungguh-sungguh anugerah dari Allah, dan bukan apa yang diperoleh orang karena usahanya sendiri. Kerahiman Allah, yang menghapus dosa-dosa dan, pada saat yang sama, membuat kita bisa mengalami juga di dalam hidup kita "perasan-perasaan Kristus" (Flp. 2:5), sungguh-sungguh dianugerahkan secara cuma-cuma kepada semua orang, baik pria maupun wanita.

Dalam suratnya kepada Jemaat di Filipi, Rasul St. Paulus mengungkapkan arti-makna perubahan mendasar yang terjadi dengan turut mengambil bagian di dalam wafat dan kebangkitan Kristus itu. Sambil menunjuk kepada tujuannya ia mengatakan, bahwa "yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati" (Flp. 3:10-11). Dengan demikian maka Baptisan bukanlah hanya sekedar upacara ritual yang sudah lampau, melainkan adalah perjumpaan dengan Kristus, yang membentuk seluruh keberadaan si terbaptis dengan pencurahan hidup ilahi serta dengan memanggilnya kepada pertobatan yang sejati. Diinisiasikan dan didukung dengan rakhmat. maka orang yang dibaptis mulai dimampukan untuk mencapai taraf kedewasaan Kristus.

Ada kaitan khusus yang menghubungkan baptisan dengan masa Prapaska, sebagai masa yang tepat untuk mengalami rakhmat yang menyelamatkan itu. Bapa-bapa Konsili Vatikan Kedua menghimbau para Gembala Umat Gereja untuk semakin memanfaatkan "unsur-unsur liturgi masa Prapaskah yang berkenaan dengan baptisan" (Sacrosanctum Concilium, Konstusi tentang Liturgi, no 109). Pada kenyataannya Gereja senantiasa mengaitkan Malam Paskah dengan upacara Baptisan, karena Sakramen ini mengungkapkan misteri agung manusia yang, setelah dibebaskan dari dosa, menjadi pengambil-bagian dalam kehidupan baru dari Kristus-Yang-Bangkit dan menerima Roh Allah yang sama yang telah membangkitkan Yesus dari alam maut (bdk. Rom. 8:11). Anugerah cuma-cuma ini haruslah senantiasa dikobarkan kembali di dalam diri kita masing-masing dan masa Prapaskah justru memberi kita jalan seperti yang ada pada masa katekumenat, yang bagi umat beriman dari Gereja Perdana dahulu, seperti juga halnya bagi para calon baptis jaman sekarang, adalah sekolah yang tak-tergantikan bagi iman dan kehidupan kristiani. Sungguh, mereka itu menghayati Baptisan mereka sebagai yang membentuk seluruh keberadaan mereka.

•2. Untuk dapat menempuh perjalanan kita menuju Paskah itu secara lebih serius dan mempersiapkan diri merayakan Kebangkitan Tuhan, „Ÿini adalah hari raya yang paling menggembirakan dan paling mulia dalam seluruh tahun liturgi,„Ÿ kiranya tidak ada jalan yang lebih tepat selain membiarkan diri kita dibimbing oleh Sabda Allah sendiri. Untuk itulah, Gereja, melalui bacaan-bacaan Injil pada hari Minggu sepanjang masa Prapaskah, menuntun kita untuk bisa sampai pada perjumpaan khusus yang mesra dengan Tuhan, dengan mengajak kita napak-tilas lagkah-langkah insiasi Kristiani kita: bagi para calon baptis, untuk mempersiapkan penerimaan sakramen kelahiran kembali itu; dan bagi yang sudah dibaptis, untuk memantapkan diri dalam langkah baru dan definitif yang telah diambil untuk menjadi pengikut Kristus dan semakin berserah diri kepada-Nya.

Hari Minggu Pertama Masa Prapaskah mengungkapkan keberadaan kita sebagai manusia yang hidup di bumi ini. Kemenangan dari perjuangan melawan penggodaan yang menjadi titik awal perutusan Yesus, haruslah menjadi ajakan bagi kita untuk menyadari kerapuhan kita dalam menerima Rakhmat yang membebaskan kita dari dosa dan memberi pencurahan kekuatan baru di dalam Kristus, "jalan, kebenaran dan hidup" (bdk. Tatacara Inisiasi Kristiani bagi Orang Dewasa, no. 25). Hal itu harus menjadi peringatan yang keras bagi kita, bahwa iman kepercayaan Kristiani, sesuai dengan teladan dari dan dalam kesatuan dengan Kristus, mencakup juga perjuangan "melawan kuasa-kuasa kegelapan di dunia ini" (bdk. Ef. 6:12). Di sana si Setan, tanpa mengenal lelah senantiasa bekerja, juga sekarang ini, untuk menggoda siapa saja yang mau hidup dekat dengan Tuhan. Kristus yang akhirnya jaya terhadap godaan itu, membuka hati kita pada harapan baru dan membimbing kita juga untuk dapat mengalahkan bujukan-bujukan iblis itu.

Hari Minggu Kedua, dengan bacaan injil tentang Transfigurasi Tuhan, menampilkan di depan mata kita kemuliaan Kristus yang mengantisipasi kebangkitan-Nya dan mewartakan pengangkatan manusia kepada martabat Ilahi. Persekutuan umat kristiani menjadi sadar, bahwa Tuhan Yesuslah yang membawanya, sama seperti dahulu Petrus, Yakobus dan Yohanes, "naik ke atas gunung yang tinggi" (Mat. 17:5) untuk sekali lagi di dalam Kristus menerima sebagai putera dan puteri di dalam diri Sang Putra sendiri, anugerah rakhmat Allah ini: "Inilah Putra-Ku yang terkasih, yang berkenan pada-Ku. Dengarkanlah Dia" (Mat 17:5). Hal ini harus menjadi ajakan bagi kita untuk mengambil jarak dari hiruk-pikuk hidup kita sehari-hari, agar kita dapat menceburkan diri masuk ke dalam hadirat Allah. Ia berkehendak untuk menyampaikan kepada kita, setiap hari, Sabda-Nya yang menembus lubuk hati kita, sehingga kita bisa membedakan yang baik dan yang jahat (bdk. Ibr. 4:12), dan dengan demikian memperkuat kehendak kita untuk mengikuti Tuhan.

Hari Minggu Ketiga menampilkan bagi kita di dalam liturginya Yesus yang mengajukan permintaan kepada Wanita Samaria: "Berilah Aku minum" (Yoh, 4:7). Sabda Tuhan itu mengungkapkan bela-rasa Allah terhadap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, dan mampu membangkitkan di dalam hati kita kerinduan akan anugerah "mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (Yoh. 4:14). Inilah anugerah Roh Kudus yang akan mengubah orang-orang kristiani menjadi "penyembah-penyembah yang sejati", yang mampu berdoa kepada Bapa "dalam roh dan kebenaran" (Yoh. 4:23). Hanya air inilah yang mampu memadamkan kehausan kita akan kebaikan, kebenaran dan keindahan, Hanya air inilah, yang dianugerahkan Putra kepada kita, dapat menyirami gurun kersang jiwa kita "yang tidak akan bisa tenang sebelum menemukan Allah", sebagaimana kata-kata kesohor St Agustinus itu mengungkapkannya.

Hari Minggu Keempat, melalui kisah "orang yang buta sejak lahir" itu, menampilkan Kristus, Sang Cahaya Dunia. Injil hari ini mengkonfrontasikan masing-masing kita dengan pertanyaan ini: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" "Ya, Tuhan, aku percaya" (Yoh. 9:35,39) seru orang yang buta sejak lahir itu dengan sukacita, dan dengan demikian ia menyuarakannya juga bagi semua orang beriman. Mukjijat penyembuhan ini menjadi tanda, bahwa Kristus berkehendak memberi kita, bukan saja kemampuan untuk melihat, tetapi juga membuka kemampuan kita melihat secara batin, sehingga iman kepercayaan kita juga semakin diperdalam dan kita mampu mengenali-Nya sebagai satu-satunya Juru Selamat kita. Ia menerangi apa saja yang merupakan kegelapan di dalam hidup dan membimbing semua orang laki-laki dan perempuan untuk hidup sebagai "anak-anak terang"

Pada Hari Minggu Kelima., ketika diwartakan pembangkitan Lazarus, kita diperhadapkan kepada misteri terakhir dari keberadaan kita: "Akulah kebangkitan dan kehidupan ... Percayakan engkau akan hal itu?" (Yoh. 11:25-26). Bagi Komunitas Umat Beriman Kristiani inilah saatnya untuk dengan tulus-ikhlas, „Ÿbersama dengan Martha,„Ÿ menaruhkan segenap harapannya kepada Yesus dari Nazaret itu: "Ya, Tuhan, saya percaya, bahwa Engkaulah Kristus, Putra Allah, yang datang ke dalam dunia ini" (Yoh. 11:27). Persekutuan dengan Kristus di dalam hidup ini, mempersiapkan kita untuk dapat mengatasi batas-batas kematian, sehingga kita masuk ke dalam hidup abadi bersama dengan Dia. Iman kepercayaaan kepada kebangkitan orang mati dan harapan akan kehidupan kekal itu membuka mata kita kepada arti makna yang terdalam dari keberadaan kita: Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk kebangkitan dan kehidupan, dan kebenaran ini memberikan arti yang otentik dan pasti kepada sejarah manusia, kepada kehidupan pribadi dan social laki-laki dan perempuan, kepada budaya, politik dan ekonomi. Tanpa terang iman itu, segenap jagat-raya akan berakhir, tertutup dalam liang kubur dan tidak akan ada lagi masa depannya, tidak akan ada lagi harapannya.

Seluruh perjalanan sepanjang masa Prapaskah ini akan mendapatkan kepenuhannya di dalam Tri-Hari Suci Paskah, secara istimewa dalam Malam Kudus Tirakatan Paskah. Di sana, dengan memperbarui janji-janji baptis kita, kita menegaskan kembali pengakuan iman kepercyaan kita, bahwa Kristus adalah Tuhan hidup kita, bahwa ketika "dilahirkan kembali melalui air dan Roh Kudus" itu kita mendapat anugerah hidup dari Allah, dan kita mengakui sekali lagi kesediaan kita menanggapi karya Rakhmat itu untuk menjadi murid-murid-Nya.

•3. Dengan menenggelamkan diri ke dalam kematian dan kebangkitan Kristus melalui Sakramen Baptis, kita didorong setiap hari untuk membebaskan hati kita dari hal-hal material yang menjadi beban, dari keterikatan kita yang egoistis dengan "dunia" yang malah memiskinkan kita dan menghalangi kita untuk siap dan terbuka bagi Allah dan sesama kita. Di dalam Kristus Allah menyatakan diri-Nya bahwa Dia adalah Kasih (lih. 1Yoh. 4:7-10). Salib Kristus, yang adalah "Sabda Salib" itu sendiri, menyatakan kekuatan Allah yang menyelamatkan (lih. 1Kor 1:18), yang dianugerahkan untuk membangkitkan kembali manusia, baik laki-laki maupun perempuan, dan memberi mereka keselamatan: itulah pernyataan Kasih yang paling agung (bdk. Ensiklik Deus Caritas Est, no. 12). Dengan menjalankan tradisi berpuasa, bersedekah dan berdoa, yang merupakan ungkapan kesediaan kita untuk bertobat, masa Prapaskah mengajar kita bagaimana menghayati Kasih Kristus itu secara yang paling tuntas.

Berpuasa. Dengan pelbagai kemungkinan motivasi yang menjadi dasarnya, bagi orang kristiani berpuasa memiliki kepentingan religius yang sangat mendalam: dengan mengurangi apa yang kita sajikan di atas meja makan, kita belajar mengalahkan keserakahan dan memupuk hidup atas dasar anugerah dan cinta; dengan mengalami suatu bentuk berkekurangan, dan justru bukan yang berkelebihannya, kita belajar memalingkan diri dari ke-"aku"-an kita, untuk bisa menemukan seseorang yang lain yang dekat dengan kita, bahkan untuk bisa mengenal Allah melalui wajah begitu banyak saudara dan saudari kita. Bagi umat Kristiani, berpuasa, jauh dari pada menyusahkan, malah lebih dapat membuka diri kita terhadap Allah dan kebutuhan sesama, dan dengan demikian memungkinkan cinta kita kepada Allah menjadi cinta kepada sesama (bdk Mrk. 12:31).

Bersedekah. Dalam perjalanan hidup kita, seringkali kita diperhadapkan pada godaan untuk menimbun dan mencintai uang yang dapat merongrong kedaulatan Allah bagi dan dalam hidup kita. Nafsu serakah untuk memiliki ini bisa menyeret kita ke kekerasan, eksploitasi dan kematian. Untuk itulah, maka bersedekah oleh Gereja, terutama selama masa Prapaskah, dijadikan pengingat bagi kita, bahwa kita pun memiliki kemampuan untuk berbagi. Sebaliknya, pemujaan terhadap materi, bukan saja menjauhkan kita dari sesama, melainkan juga menelanjangi kita, membuat kita tidak berbahagia, menipu kita, mengelabui kita tanpa memenuhi apa yang dijanjikannya, justru karena Allah, sumber segala kehidupan, kita gantikan dengan materi. Tidak mungkin kita dapat memahami kebaikan Allah, apabila hati kita dipenuhi dengan egoisme dan kepentingan-kepentingan diri kita sendiri, sambil menipu diri kita sendiri bahwa masa depan kita terjamin. Kita selalu tergoda untuk berpikir seperti si orang kaya di dalam Injil: "Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya ...". Kita semua tahu betul apakah yang menjadi penilaian Tuhan: "Orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu ... " (Luk. 12:19-20). Bersedekah mengingatkan kita kepada kedaulatan Tuhan dan mengarahkan perhatian kita kepada sesama, sehingga kita dapat menemukan kembali betapa baiknya Bapa kita itu, dan dengan demikian kita akan memperoleh belas-kasih-Nya.

Berdoa. Selama masa Prapaskah ini Gereja menawarkan kepada kita Sabda Allah dengan sungguh-sungguh secara berlimpah-ruah. Dengan merenungkan dan membatinkan Sabda itu agar kita dapat menghayatinya setiap hari, kita diberi kesempatan mempelajari suatu bentuk doa yang sangat berharga dan tak-tergantikan, yakni dengan penuh perhatian mendengarkan Allah, yang senantiasa berbicara kepada hati, kita memberi makanan yang menghidupkan perjalanan keberimanan kita yang telah dimulai pada saat kita dibaptis. Berdoa juga mengajar kita untuk mendapatkan pemahaman baru tentang waktu: yakni, bahwa pada kenyataannya tanpa perspektif keabadian dan ke-transenden-an, waktu hanyalah akan menjadi pengantar langkah-langkah kita kepada suatu cakrawala yang tak bermasa depan. Sebaliknya, apabila kita berdoa, kita menemukan waktu bagi Allah, untuk memahami bahwa "sabda-Nya tidak akan binasa" (bdk. Mrk. 13:31), untuk bersama dengan Dia masuk ke dalam persekutuan mesra "yang tidak akan dirampas orang dari padamu" (Yoh 16:22), yang akan membukakan bagi kita pengharapan yang tak-akan mengecewakan, yakni kehidupan kekal.

Sebagai kesimpulan, perjalanan kita sepanjang masa Prapaskah, ke mana kita semua diundang untuk mengkontemplasikan Misteri Salib Tuhan, dimaksudkan juga agar kita bisa "menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" (Flp. 3:10) agar dengan demikian juga memperolehkan suatu pertobatan yang mendalam bagi hidup kita. Semoga kitapun akan diubah oleh karya Roh Kudus, sebagaimana Rasul Santo Paulus mengalaminya di jalan ke Damsyik. Semoga kita pun akan senantiasa mengkiblatkan keberadaan kita kepada kehendak Allah. Semoga kita pun akan dibebaskan dari segala bentuk egoisme, dengan mengalahkan segala kecenderungan kita untuk menguasai orang lain, dan semoga kita semakin dapat membuka diri kita kepada kasih Kristus. Masa Prapaskah adalah masa yang tepat untuk mengenal kelemahan-kelemahan kita dan, dengan secara jujur memeriksa hidup kita, untuk menerima pemulihan rakhmat melalui Sakramen Tobat dan untuk dengan mantap kembali kepada Kristus.

Saudara-saudari terkasih, melalui perjumpaan pribadi kita dengan Sang Juru Selamat dan melalui puasa, sedekah serta doa, perjalanan pertobatan kita menuju Paskah akan membawa kita pada penemuan kembali Baptisan kita. Semoga dalam masa Prapaskah ini kita semua memperbarui penerimaan kita akan rakhmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita melalui Sakramen Baptis itu, sehingga rakhmat itu akan menerangi dan menuntun segala sepak-terjang hidup kita. Apa yang ditandakan dan dinyatakan oleh Sakramen itu adalah, bahwa kita dipanggil untuk setiap hari mengalami hal menjadi pengikut Kristus itu secara lebih setia dan tulus, Marilah kita di dalam perjalanan itu berserah diri kepada Santa Perawan Maria, yang telah melahirkan Sang Juru Selamat baik secara beriman maupun menurut daging, sehingga kita semakin dapat menenggelamkan diri, sebagaimana Bunda Maria telah melakukannya juga, di dalam wafat dan kebangkitan Puteranya Yesus, dan dengan demikian juga memperoleh hidup kekal.

Dikeluarkan di Vatikan, 4 November 2010,

Paus Benediktus XVI
Disadur dari : http://www.mirifica.net/02 Maret 2011 09:53

Warga Negara Vatikan: 32 Wanita & 540 Pria

Warga Negara Vatikan: 32 Wanita & 540 Pria

(Vatican City 2/3/2011)Hanya ada 32 warga negara perempuan di Kota Vatikan, negara terkecil di dunia. Bandingkan dengan jumlah warga negara pria yang mencapai 540 orang.

Data itu tertuang dalam statistik terbaru yang baru saja dikeluarkan, sebagaimana dilansir AFP, Rabu (2/3/2011).

Dari 572 pemegang paspor Vatikan itu, terdiri dari 306 diplomat, 86 Garda Swiss, 73 kardinal, 31 orang awam dan seorang biarawati. Tapi dari jumlah itu, hanya 223 yang benar-benar menetap di Vatikan.

Negeri mungil ini juga memiliki 221 warga asing yang mayoritas adalah pastur, biarawan atau biarawati sesuai dengan statistik yang dikeluarkan oleh Tahta Suci hari Selasa (1/3) kemarin, bertepatan dengan aturan baru tentang membawa mobil ke dalam kota yang padat.

Mulai sekarang, negara akan melarang bagi non-penduduk atau non-warga negara membawa mobil ke negara kota itu kecuali mereka memiliki izin khusus.

Kota Vatikan seluas 44 hektar dan berdiri tahun 1929.(detik.com)
Disadur dari : http://www.mirifica.net/02 Maret 2011

Berbagi Informasi : Hukuman ringan, tokoh agama kecam hakim

Hukuman ringan, tokoh agama kecam hakim

Tokoh agama dan aktivis hak asasi manusia mengecam keputusan yang dibuat hakim pengadilan negeri Bekasi yang menjatuhkan hukuman ringan kepada terdakwa penusukan pendeta dan penatua Gereja HKBP tahun lalu.

Hal itu terkait keputusan pengadilan yang menjatuhkan hukuman ringan, 51/2 bulan terhadap mantan pemimpin Front Pembela Islam, Raya Murhali Barda, pada 24 Februari lalu.

Barda dituduh menyerang Pdt Luspida Simanjuntak dan pembantunya Hasean Lumbantorun Sihombing dari Gereja HKBP pada 12 Septermber tahun lalu. Pdt Luspida menderita gegar otak akibat pukulan kayu di kepala, sedangkan Sihombing ditikam pada bagian perut.

“Majelis hakim menunjukkan situasi hukum di Indonesia. Mereka hanya takut akan kelompok tertentu,” kata Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi HAK Konferensi Waligereja Indonesia.

Ia menambahkan hukuman tersebut hanya akan melukai rasa keadilan warga. Hukum saat ini telah gagal melindungi masyarakat.

Menurut Theopilus Bela, sekretaris jenderal Indonesian Committee of Religions for Peace, hukuman tersebut tidak adil karena para pelaku kekerasan dihukum bukan atas tindakan criminal tapi hanya sebagai ‘perbuatan yang tidak menyenangkan.’

Situasi seperti ini, kata Theopilus, akan merongrong kredibilitas institusi hukum dan menimbulkan ketidakpercayaan public, yang bisa merusak keharmonisan hubungan beragama di negara ini.

Dalam pernyataannya, Setara Institute for Democracy and Peace menyatakan pihak pengadilan dan majelis hakim gagal dalam melihat dampak dari hukuman tersebut terhadap kebebasan beragama dan kepercayaan di Indonesia.

Sumber: www.ucanews.com
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 2 Maret 2011

Via Dolorosa/ Jalan Salib

Via Dolorosa/ Jalan Salib

Via Dolorosa

Mari kita merenungkan
Yesus yang menjadi kurban
karena cintakasih-Nya

Tanda Salib dan Salam Ikuti Jalan SalibIkuti Jalan Salib

Doa Pembukaan

Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu, karena pada hari ini kami Kau kumpulkan. Lewat Jalan salib ini kami ingin mengenang kembali Yesus Kristus, yang menderita sengsara demi keselamatan kami.

Semoga Roh Kudus yang Kau curahkan ke dalam hati kami, membuat kami semakin menyadari betapa besar cinta-Mu kepada kami.

Maka lewat Jalan salib ini ajarilah kami, agar kami tidak takut mencintai Engkau dan sesama kami. Demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan persekutuan dengan Roh Kudus selalu mendampingi hidup kami, Allah sepanjang masa. Amin.

Perhentian 1

Yesus dihukum mati

P: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Sesudah ditangkap Yesus mula-mula dihadapkan ke sidang Sanhedrin. Pada keesokan harinya Ia dibawa ke Pengadilan Pilatus. Pilatus bertanya kepada orang-orang Yahudi, “Apakah tuduhanmu terhadap orang ini?” Mereka menjawab dengan mengajukan saksi-saksi dusta. Kemudian Pilatus memanggil masuk ke dalam Gedung Pengadilan dan memanggil Yesus untuk ditanyai tentang tuduhan mereka.

Tetapi Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun seperti yang dituduhkan mereka kepada Yesus. Maka Pilatus berusaha melepaskan Yesus, namun oleh desakan para tua-tua, ahli-ahli Taurat dan seluruh rakyat, Pilatus menjatuhkan hukuman mati; ia menyerahkan Yesus kepada rakyat Yahudi untuk disalibkan (Cfr.Yoh18:38: Yoh19:16).

“Salib bagi orang-orang yang akan binasa memang merupakan kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan Salib adalah kekuatan Allah.” (Cfr.1Kor1:18).

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas pengurbanan-Mu demi keselamatan kami. Demi kami Engkau telah setia kepada kehendak Bapa meskipun Engkau harus menghadapi hukuman mati di Salib.

Semoga kami pun selalu setia kepada kehendak Bapa, juga kalau karena kesetiaan itu kami harus menderita seperti Engkau. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin

P: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami

U: Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami……

Anakdomba tak bersalah
ajar kami pun berpasrah
taat pada Bapa-Mu

Perhentian 2

Yesus memanggul Salib

P: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Yesus tidak bersalah namun dijatuhi hukuman mati. Setelah diolok-olok, diludahi, dimahkotai duri dan disesah, Yesus dibawa keluar dari balai pengadilan untuk disalibkan. “Sambil memikul salib-Nya Yesus pergi ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.” (Cfr.Yoh19:17).

Dengan memanggul sendiri Salib-Nya, Yesus telah mengajar kita, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Cfr.Luk9:23).

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepada-Mu karena boleh ambil bagian dalam Salib-Mu. Engkau mengizinkan kami seperasaan dan sependeritaan dengan Dikau. Semoga kami setia memanggul salib kami, yang kecil dan ringan jika dibandingkan dengan Salib-Mu, supaya kami patut disebut pengikut-Mu, Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami……
Kayu Salib Dia panggul
mari kita pun memikul
salib kita di dunia

Perhentian 3

Yesus jatuh untuk pertama kalinya

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Perjalanan Yesus ke Golgota semakin lama semakin jauh meninggalkan kota. Banyak darah keluar dari luka-luka-Nya. Badan lelah, penat dan lemah. Beban Salib pun terasa semakin berat. Apalagi masih diperberat dengan penderitaan batin:ditinggalkan oleh para murid-Nya, ditolak oleh bangsa-Nya, dan dijatuhi hukuman mati sekalipun tidak bersalah.

Sungguh bukan hanya Salib yang dipanggul Yesus, melainkan juga dosa-dosa kita. “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kesalahan kita, hukuman yang mendatangkan keselamatan kita ditimpakan kepada-Nya.” (Cfr.Yes53:5.)

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau berkenan memanggul dosa-dosa kami. Kami yang berbuat dosa, tetapi Engkau yang menanggung hukuman-Nya. Semoga kami tidak lagi memperberat beban yang harus Kau tanggung. Sebaliknya semoga kami selalu berusaha meringankan-Nya dengan bertobat dan dengan meringankan beban orang lain, agar langkah kami pun lebih ringan mengikuti Engkau, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Tuhan Yesus tolong kami
bila kami jatuh lagi
karena salib yang berat

Perhentian 4

Yesus berjumpa dengan ibu-Nya

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Para murid Yesus telah lari, sehingga Yesus harus menapaki jalan sengsara-Nya seorang diri. Tetapi dalam perjalanan sengsara ini ternyata masih ada Maria, ibu-Nya, yang setia menderita bersama Dia. Ibu Yesus ternyata bukan hanya Maria. Yesus sendiri menegaskan, “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!” (Cfr.Mat12:50.)

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas teladan Bunda Maria dalam mendampingi orang yang menderita. Semoga karena teladan Bunda Maria, kami didorong untuk lebih berani ambil bagian dalam keprihatinan sesama, lebih-lebih yang berada disekitar kami. Bantulah kami menjadi sahabat sejati bagi orang yang menderita, dan dengan demikian menjadi sahabat-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami…..

O Maria bunda kudus
yang setia ikut Yesus
Kau teladan hidupku

Perhentian 5

Yesus ditolong oleh simon dari Kirene

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Yesus sangat letih dan lemah, padahal tempat yang dituju masih jauh. “Maka para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib Yesus diatas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.” (Cfr.Luk23:25.)

Memanggul Salib merupakan ukuran kelayakan seorang pengikut Yesus, karena Yesus sendiri bersabda barangsiapa tidak memikul salib-Nya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Cfr.Mat19:28.)

Jadi, bagi orang Kristen salib sungguh tidak terelakkan. Salib adalah beban yang harus kita pikul. Namun, kita akan mampu memikul beban berat itu kalau kita saling membantu. “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Maka kamu memenuhi hukum Kristus!” Cfr.Gal6:2).

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, melalui Simon dari Kirene engkau mengajar kami untuk meringankan beban penderitaan orang lain. Kami bersyukur karena, melalui hal-hal kecil yang kecil, kami Kau perkenankan untuk ambil bagian dalam Salib-Mu yang berat. Semoga demi Engkau kami tidak takut menolong sesama kami yang sedang menderita, apa pun resikonya, sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin

P;Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami…..

Apa pun yang kau lakukan
bagi para penderita
pada Tuhan berkenan

Perhentian 6

Wajah Yesus diusap oleh Veronika

Wajah Yesus kotor oleh darah, keringat dan debu. Semarak dan ketampanan wajah-Nya terasa sirna. Tepatlah gambaran Yesaya, “Banyak orang akan tertegun memandang Dia; begitu buruk rupa-Nya, tidak seperti manusia lagi; dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang Dia; dan rupa pun tidak sehingga kita menginginkannya; Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia.” Cfr.Yes52:14 ; Yes53:2-3).

Kendati begitu masih ada orang yang bersimpati pada Yesus, yakni Veronika, Ia maju mendekati Yesus, lalu mengusap wajah-Nya. Dengan tindakannya yang sederhana Veronika telah menolong orang yang menderita. Ia memberi contoh kepada kita mengamalkan amanat salah seorang Rasul Yesus, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” Cfr.Rom12:15).
Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, ampunilah kami yang sering takut menolong orang yang menderita. Semoga teladan Veronika membuat kami berani berbuat sesuatu, meskipun kecil, untuk meirngankan beban mereka yang sedang menderita. Dengan demikian kami telah meringankan pula beban-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami…..

Bila kita meringankan
duka orang yang sengsara
Tuhan Allah berkenan

Perhentian 7

Yesus jatuh untuk kedua kalinya

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Kendati sudah ditolong oleh Simon dari Kirene dan wajah-Nya sudah dibersihkan, tubuh Yesus tidak bertambah segar. Salib yang menindih terasa semakin berat. Perjalanan masih jauh. Yesus semakin payah

Untuk kedua kalinya Yesus jatuh. Meskipun begitu dengan teguh hati Ia bangun. Diangkat-Nya lah kembali Salib berat itu; Ia meneruskan perjalanan tanpa mengeluh.

Apa yang dinubuatkan Yesaya kini menjadi kenyataan, “Dia dianiaya, Dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulut-Nya, seperti anakdomba yang dibawa ke tempat pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak membuka mulut-Nya.” (Cfr.Yes53:7).

Marilah berdoa,

Ya Yesus yang tabah, bantulah kami agar mampu bangkit dari kelemahan-kelemahan kami. Semoga kami mampu memperbaiki diri, dan berani bangkit dari dosa-dosa kami, seperti Engkau bangkit kembali ketika jatuh tertimpa Salib. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami…….

Bilamana kami goyah
dan tercampak karena salah
ya Tuhan, tegakkanlah

Perhentian 8

Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Tatkala Yesus menapaki jalan Salib-Nya menuju Golgota, banyak orang mengikuti Dia; diantaranya banyak wanita yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata, “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah Engkau menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!” (Cfr.Luk23:28).

Kita sering tidak punya waktu dan hati untuk orang lain. Kita sibuk dengan diri kita sendiri saja. Apalagi kita merasa bahwa penderitaan kitalah yang paling berat, dan orang lainlah penyebab penderitaan kita. “Kita sendiri susah, mana mungkin harus menghibur orang lain?” Beginilah kita sering membela diri.

Yesus memberi teladan supaya kita menghibur orang lain, meskipun kita sendiri sedang menderita. Tetapi lebih dari itu, kita perlu menangisi diri kita sendiri. Kita perlu bertobat dan mengajak orang lain untuk bertobat.

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus yang maharahim, kami bersyukur karena Engkau mengingatkan kami akan dosa kami. Memenuhi amanat-Mu, semoga kami berani meratapi dosa-dosa kami. Bantulah kami bangkit dari dosa dan kelemahan kami, lalu mengusahakan hidup yang berkenan kepada-Mu. Bantulah kami untuk memperhatikan orang-orang yang menderita di sekitar kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami……….

Dalam tobat yang sejati
kini akan kuratapi
dosa dan pelanggaran

Perhentian 9

Yesus jatuh untuk ketiga kalinya

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Hari semkain panas. Jalan yang menuju puncak Golgota semakin menanjak. Tubuh Yesus yang semakin lemah tidak mampu menahan beban Salib yang berat. Untuk ketiga kalinya Yesus jatuh,

Tubuh-Nya terbanting di tanah yang berbatu-batu. Darah kemblai mengucur dari luka-luka-Nya. Dengan sisa tenaga-Nya, Yesus berusaha bangun. Yesus mau menyelesaikan perjalanan sampai ke puncak Golgota.Cinta-Nya keapda manusia dan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya memberikan kekuatan yang begitu besar kepada Yesus.

Beban Yesus semakin berat kalau kita sering jatuh dalam dosa; atau kalau kita menjatuhkan orang lain. Dengan jatuh dan bangun lagi Yesus mengajar kita untu tidak putus asa. Kalau kita jatuh dalam dosa, kita bangun lagi.

Marilah berdoa,

Ampunilah dosa-dosa kami ,ya Yesus yang maharahim. Bebaskanlah kami dari belenggu dosa yang memenjarakan kami. Tuntunlah langkah kami mengikuti jalan-Mu; jalan menuju ke hidup kekal. Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami……

Bila hatiku gelisah
karna dosa dan derita
tangan-Mu ulurkanlah

Perhentian 10

Pakaian Yesus ditanggalkan

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Sesampai di puncak Golgota para prajurit menanggalkan pakaian Yesus dengan paksa. Mereka mengambil pakaian Yesus, lalu membaginya menjadi empat bagian; untuk tiap-tiap prajurit satu bagian. Demikian juga jubah-Nya mereka amabil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas sampai ke bawah hanya satu tenunan. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain; “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatkannya.” Maka genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci, “Mereka membagi-bagikan pakaian-Ku diantara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” (Cfr.Yoh19:23-24).


Yesus telah menajdi manusia yang paling hina. Bagaimanakah sikap kita terhadap-Nya? Sudahkah kita melakukan seperti yang dikatakan Yesus pada hari penghakiman?- “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang yang paling hina ini kamu melakukannya untuk Aku.”(Cfr.Mat25:36).

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur karena dengan dihinakan di Salib Engkau telah memulihkan martabat kami yang cemar akibat dosa. Semoga kami mampu menjaga martabat kami yang luhur dan suci, serta menghindari hal-hal yang merendahkan martabat kami. Terlebih, semoga kami selalu menaruh hormat dan menjaga martabat-Mu sendiri yang Kau pertaruhkan dalam diri sesama kami. Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami…….

Pakaian-Mu dibagikan
martabat-Mu direndahkan
Kau tinggikan harkatku

Perhentian 11

Yesus disalibkan

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Sampailah mereka di tempat yang bernama Golgota, yang berarti tempat tengkorak. Para serdadu memberikan anggur bercampur mur kepada Yesus, tetapi Yesus menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia. (Cfr.Mrk15:22-24a).
“Manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Yesus, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Cfr.Rm6:6).

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur Engkau berkenan menanggung sengsara di Salib untuk membebaskan kami dari kekuasaan dosa. Berilah kami kekuatan untuk menyalibkan dosa-dosa kami, agar kami kelak Kau bangkitkan dan boleh menikmati kebahagiaan bersama Engkau. Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami….

Dari Salib Kau melihat
tak terbilang yang menghujat
berapakah yang taat

Perhentian 12

Yesus wafat di kayu Salib

P:Kami mneyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Ketika itu hari sudahkira-kira pukul duabelas siang, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa , ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Cfr.Luk23:44-46).

hening sejenak untuk menghormati wafat Tuhan

Kepala pasukan dan prajurit-prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat takut menyaksikan wafat Yesus secara demikian. Mereka berkata, “Sungguh orang ini adalah Anak Allah!” (Cfr.Mat27:54).

“Jika kita telah mati bersama Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga bersama Dia. Maka hendaklah kita semua sadar; kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Cfr.Rm6:8).

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, melalui wafat-Mu di Salib, Engkau telah menyelamatkan kami. Semoga kami yang telah mengenal misteri Salib dan mengamalkannya di dunia ini kelak boleh menikmati buah-buah penebusan dalam Kerajaan Surga bersama Engkau Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami…..

Biji mati menghasilkan
buah yang berkelimpahan
wafat-Mu menghidupkan

Perhentian 13

Yesus diturunkan dari Salib

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Di dekat Salib Yesus berdirilah Maria, ibu-Nya, saudara ibu-Nya Maria istri Kleopas, dan Maria Magdalena. Salah seorang prajurit menikam lambung Yesus, dan segera keluarlah darah serta air (Cfr.Yoh19:25 ; Yoh19:nbsp ; 34).
Hari mulai malam. Maka Yusuf dari Arimatea, yang telah menjadi murid Yesus, memberanikan diri menghadap Pilatus untuk meminta jenazah Yesus. Pilatus heran waktu mendengar Yesus sudah mati. Setelah mendengar keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan jenazah Yesus (Cfr.Mrk15:42-46).

Maria menerima jenazah Yesus di pangkuannya. Maria melaksanakan apa yang pernah dikatakannya, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah keapdaku menurut perkataanmu.” (Cfr.Luk1:3).Maria memang pantas menjadi teladan setia orang beriman. Ketika Yesus menderita, ia tetap setia berada di samping-Nya.

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memperbaharui dunia lewat sengsara-Mu yang mengagumkan. Resapkanlah dalam diri kami karya belaskasih-Mu ini, sehingga kami selalu ingat akan misteri agung ini, dan boleh mengabdikan diri kami sepenuhnya hanya kepada-Mu. Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini

Bapa Kami……

Salib tanda kehinaan
jadi lambang kemenangan
karena Tuhan t’lah menang

Perhentian 14

Yesus dimakamkan

P:Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U:Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

“Para murid mengambil jenazah Yesus dan mengafaninya dengan kain lenan, dan memburatinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat Yesus disalibkan ada sebuah kubur baru yang didalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Maka mereka membaringkan mayat Yesus disitu”. rnah dikatakannya, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah keapdaku menurut perkataanmu.” (Cfr.Yoh19:40-42).

“Kita semua, yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Oleh pembaptisan kita telah dikuburkan bersama-sama Dia, supaya, sama seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup secara baru.” (Cfr.Rm6:3-4).

Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, Engaku telah turun ke bumi dan naik ke surga dengan mulia. Semoga kami yang telah dikuburkan bersama Engkau dalam pembaptisan, boleh bangkit pula bersama Engkau untuk hidup abadi. Engkaulah Tuhan kami sepanjang segala masa. Amin

P:Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami
U:Allah ampunilah kami orang berdosa ini.

Bapa Kami….

Tuhan Yesus dimakamkan
masuk alam kematian
sampai bangkit mulia

Penutup

Walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya, Ia mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia merendahkan diri dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah amat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama diatas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklah segala yang ada di langit, yang ada diatas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku; Yesus Kristus adalah Tuhan, untuk kemuliaan Allah Bapa (Cfr.Flp2:5-11).

Terpujilah Kristus Tuhan Raja kemuliaan kekal

Tuhan sungguh sudah bangkit, bagi-Nya hormat dan kekuasaan selamanya

terpujilah Kristus Tuhan Raja kemuliaan kekal

Marilah berdoa,

Allah Mahapengasih, kami bersyukur akrena dapat mengenangkan Yesus yang sengsara dan wafat demi keselamatan kami. Limpahkanlah berkat-Mu atas kami yang mengharapkan kebangkitan bersama Dia. Semoga karena berkat-Mu, kami bertumbuh dalam iman dan keyakinan akan kebahagiaan abadi. Demi Kristus Tuhan kami. Amin

Disadur dari : http://ekaristi.org/

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)