Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Renungan : Minggu 17 Oktober 2010

Minggu 17 Oktober 2010
Luk 18:1-8


Bagaimana rumusan doa yang 'manjur' dan bagaimana cara berdoa yang baik dan kapan waktu yang tepat untuk berdoa supaya doa itu dikabulkan?

Pertanyaan yang demikian tentu kerapkali muncul. Orang berharap ada rumusan doa yang manjur dan waktu yang khusus supaya doa itu dikabulkan. Tentunya juga bahwa pertanyaan ini dilandasi suatu kerinduan agar doa-doanya dikabulkan. Tetapi mungkin tidak sedikit orang yang kurang merasakan apa makna berdoa, apa kekuatan doa itu karena merasa bahwa doanya tidak pernah dikabulkan oleh Tuhan. Pasti banyak orang yang pernah merasa kecewa karena menganggap doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan, padahal merasa sangat membutuhkan pertolongan Tuhan. Ketika orang menghadapi peristiwa yang sulit, orang pada umumnya berdoa dan sangat mengharapkan pertolongan Tuhan, tetapi pada saat itu seringkali tidak merasakan doanya dikabulkan oleh Tuhan dan itu tentunya akan membuat seseorang itu kecewa berat pada Tuhan.
Pada Injil hari ini, Yesus mengajak para murid untuk berdoa tidak jemu-jemunya. Tidak ada suatu pernyataan bentuk rumusan dan waktu khusus untuk berdoa, tetapi suatu ajakan untuk berdoa tidak jemu-jemunya. Itu bisa berarti suatu ajakan agar kita senantiasa berdoa setiap saat, setiap waktu, tanpa putus-putusnya atau tidak bosan-bosannya terutama ketika menghadapi suatu peristiwa hidup atau penindasan. Hal ini diperbadingkan oleh Yesus dengan perumpamaan seorang janda yang menuntut haknya dan dia meminta terus-menerus agar haknya dibela oleh hakim yang tidak takut pada Tuhan. Tentu Yesus tidak bermaksud mengatakan bahwa kita setiap saat berdoa saja dan tidak perlu bekerja lagi. Yang dimaksudkan adalah bahwa selain menyediakan waktu untuk berdoa, tetapi juga hendaknya hidup dan perilaku kita itu hendaknya berupakan ungkapan atau buah dari doa kita. Juga mau mengatakan bahwa kita selalu berdoa terutama ketika menghadapi ‘penindasan’ hidup, dan manakala doa kita itu seakan-akan tidak didengarkan oleh Tuhan, kita tidak langsung putus asa, tetapi tetap berdoa dengan tulus dengan suatu keyakinan iman bahwa Tuhan akan senantiasa membela kita anak-anakNya. Kalau kita setiap dalam hal demikian, seringkali tanpa kita sadari bahwa doa itu memberi kita kekuatan dalam menghadapi masa-masa sulit dalam hidup kita dan dalam peristiwa yang demikian kita upayakan agar Tuhan menemukan iman dalam diri kita.
Doa kita yang terus menerus dan sungguh-seungguh tentunya harus merdampak baik atau mendatangkan berkat bagi sesame, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Dengan kata lain, doa kita hendaknya tidak hanya terfokus bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Seringkali kita hanya berdoa untuk diri kita sendiri. Ini justru membuat kita bosan dalam berdoa atau tidak tau mau mendoakan apa lagi. Musa dalam bacaan I hari ini memberi suatu gambaran bahwa dia berdoa terus menerus bagi keselamatan bangsanya, bagi sesamanya. Juga hal menarik bahwa Musa juga dibantu beberapa orang ketika dia berdoa bagi orang lain. Dari peristiwa ini dalam kita ambil suatu pengajaran bahwa doa kita juga harus tertuju bagi sesama kita dan doa yang sungguh-sungguh menjadikan kita terbuka untuk saling membantu, terbuka kepada sesama dan membina hidup bersama orang lain. Hal yang aneh seseorang dikatakan seorang pendoa tetapi dia tidak bisa hidup bersama orang lain. Bacaan pertama tadi juga memberi suatu makna bahwa doa yang kita lakukan bersama-sama, akan membuahkan kekuatan yang maha dasyat. Mari kita tekun berdoa baik secara pribadi maupun bersama-sama. Amin.

Injil Minggu XXIX: 17 Oktober 2010 (Toba)

MINGGU 17 Oktober 2010
Minggu Biasa XXIX
Luk 18:1-8
Bahasa Toba:

Pintoran ni Debata do angka halak na pinillitNa, na jou-jou tu Ibana.
Dung i dihatahon ma tu nasida umpama sada, paboa ingkon tongtong nasida martangiang, na so tupa lemba. On do hatana: Adong ma di na sahuta panguhum sada; ndang dihabiari Debata jala ndang dipardulihon jolma. Alai adong ma di huta i parompuan na mabalu, na ro manopot ibana mandok: Pintori ahu maralohon alongki! Jadi leleng ndang ringkot rohana. Alai ninna ma muse di bagasan rohana: Tutu do, ndang huhabiari Debata jala ndang parduli ahu di jolma. Alai hupintori nama na mabalu on, ala dinengnengi ahu, atik beha ro ibana maon muse manggariangi ahu. Dung i didok Tuhan i ma: Tangihon hamu ma pandok ni panguhum na geduk i! Ia Debata, tung so pintoranna ma angka na pinillitna, angka na manjou Ibana arian dohot borngin? Tung pangerngeronna ma di nasida? Hudok ma di hamu: Magira ma pintoranna nasida! Alai tagamon jumpang Anak ni jolma i ma haporseaon di tano on di harorona i?

Injil Minggu XXIX: 17 Oktober 2010 (Karo)

MINGGU 17 Oktober 2010
Minggu Biasa XXIX
Luk 18:1-8

Bahasa Karo:

Kenca bage, guna ngajari ajar-ajar gelah ia ertoto rusur maka ola peltep pengarapenna, ituriken Jesus perumpaman enda nina, "I bas sada kuta lit sekalak hakim si la erkemalangen man Dibata dingen la erkeleng ate man manusia. Lit ka pe i bas kuta e sekalak diberu enggo mbalu. Ia rusur reh ndahi hakim e, janah nina, 'Sampati min aku i bas perkarangku nandangi imbangku.' Ndekah la nggit hakim e, tapi dungna nina i bas ukurna, 'Aminna gia aku la erkemalangen man Dibata dingen la erkeleng ate man manusia, tapi perbahan rusur aku igangguna, kupejore gia perkarana e; gelah olanai ia reh rusur dingen dungna iraukina ayongku.' " Iterusken Tuhan nina, "Begindu kai si enggo ikataken hakim si la bujur e? Ma kin ibegiken Dibata nge kalak pilihenNa si erlebuh suari ras berngi mindo penampat man baNa? Melawen kin Ia nampati kalak pilihenNa? Kukataken pe man bandu, pedas nge iberekenNa keadilen man kalak si mindo man baNa. Tapi asum reh pagi Anak Manusia si isuruh Dibata lit nge pagi idapetiNa kalak si erkiniteken i doni enda?"

Renungan: Sabtu 16 Oktober 2010

Jumat 15 Oktober 2010
Luk 12:8-12
Sikap dan perilaku kita mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan.

Dalam kehidupan nyata, menjadi saksi suatu peristiwa bukanlah hal yang mudah. Misalnya bila ada terjadi kecelakaan lalu lintas, orang yang memang sungguh melihat peristiwa tersebut , tidak jarang akan menghindar untuk memberi kesaksian, karena merasa malah akan merepotkan dirinya. Hal lain lagi terjadi ketika peristiwa Pemilihan umum atau peristiwa yang sama, orang menjadi saksi adalah karena dibayar atau ada pula yang berani memberi kesaksian palsu atau memutarbalikkan fakta yang ada.

Dalam warta sukacita hari ini, Yesus mengajak kita menjadi saksi akan diri-Nya dan kerajaan Allah. “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.” (Luk 12:8).
Jelas bahwa menjadi saksi Kristus adalah suatu keharusan bagi para pengikutNya karena justru dengan menjadei saksi-Nya, Diapun akan bersaksi bagi kita dalam kehidupan kekal. Ini bukanlah hal yang gampang karena justru tidak sedikit orang yang dengan sengaja atau terpaksa ‘menyembunyikan’ identitasnya sebagai kristiani. Salah satu contoh kecil yang mungkin sepele, ‘Siapa diantara kita yang berani membuat tanda salib sebelum dan sesudah berdoa ketika makan di restoran/rumah makan atau ketika berdoa dalam suatu kelompok yang heterogen?
Memang yang dimaksudkan bukan hanya sekedar ‘menunjukkan’ diri sebagai kristiani, tetapi lebih utama bersaksi akan Yesus yang adalah Tuhan lewat penghayatan ajaran Yesus dan warta keselamatan Yesus lewat perbuatan cinta kasih kepada sesama.
“Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." (Luk 12:11-12)

Sabda Yesus ini tentu menjadi suatu kekuatan besar bagi kita untuk mengatasi rasa takut dalam menjadi saksi Kristus dan keselamatanNya. Namun tentunya hal itu mengandaikan kita membiarkan Roh Kudus berdiam dalam diri kita dan membeberi kesempatan bagi Roh itu untuk bekerja dalam diri kita. Agar Roh Kudus berdiam dan bekerja dalam diri kita, dari kita dituntut upaya untuk senantiasa menjalin relasi yang lebih dekat dengan Tuhan sendiri. Karena bagaimana mungkin kita menjadi saksi Kristus dan keselamatan-Nya kalau kita sendiri tidak mempunya hubungan yang dekat dengan Dia dan tidak mengenal Dia dengan sungguh-sungguh?

Renungan: Jumat 15 Oktober 2010

Jumat 15 Oktober 2010
Luk 12:1-7
Pesta Santa Teresia dari Avila

Orang jujur adalah orang bodoh!!! Mungkin itulah pandangan yang terdapat pada masa sekarang ini. Kejujuran merupakan barang langka dan nampaknya jauh lebih banyak kita temukan orang yang tidak jujur dibandingkan orang yang jujur. Seringkali kira mendengar ungkapan, “Kalau kita jujur, kita akan tidak kebagian dalam kehidupan ini dan bahkan akan disingkirkan.” Karena sudah seakan merupakan ‘budaya’ hidup yang biasa, sehingga dengan mudah orang melakukan ketidak jujuran dalam hidup ini dan bahkan seakan tidak ada rasa bersalah lagi. Ketidakjujuran, itu berarti kemunafikan.

Kalau boleh dikatakan, ketidakjujuran terjadi karena orang takut atau khawatir akan hidupnya, takut kepada orang lain, takut bahwa dia tidak akan kebagian rejeki dalam hidup ini.

Dalam injil hari ini Yesus mengatakan, agar kita tidak takut kepada orang lain, agar kita tidak takut atau khawatir akan hidup ini, karena Tuhan tidak akan pernah melupakan kita dan kita adalah makhluk yang sangat berharga bagi Tuhan. Bahkan Yesus menyapa kita sebagai sahabat-sahabat-Nya. Suatu pernyataan relasi yang sungguh dekat antara Yesus dengan kita. Dia menjadikan kita sahabat-sahabat-Nya, Dia yang adalah Tuhan pasti akan memenuhi apa yang perlu bagi hidup kita. Namun untuk sampai kepada hal ini, kita perlu membina kedekatan yang mendalam dengan Yesus. Santa Teresia dari Avila menjadi teladan kita dalam hal ini. Kedekatannya dengan Yesus, mengarahkan dia untuk melakukan hal-hal yang baik dan berguna dalam hidupnya. Orang yang dekat dengan Yesus, dia akan mau mengatakan dan memperjuangkan kejujuran karena yakin bahwa Tuhan akan berada dipihaknya sehingga tiak takut pada orang lain yang mungkin akan sakit hati. Orang yang dekat dengan Yesus, dia akan takut tidak ‘kebagian rejeki’ bila berlaku jujur, karena percaya bahwa Tuhan akan melimpahkan berkat-Nya. Semoga kita berani berusaha hidup jujur terhadap diri sendiri, di hadapan sesama dan terutama di hadapan Tuhan.

Kutipan Tulisan Santa Teresia Avila

Hendaklah kita selalu mengenang cinta Kristus
(Dari Autobiografi Santa Teresia dari Avila, XXII.-6-7.14)

Orang dapat menanggung segala-galanya, asal ia memiliki Kristus Yesus yang diam di dalam dirinya sebagai sahabat dan penuntun penuh cinta. Kristus memberi pertolongan dan kekuatan kepada kita, la tidak pernah meninggalkan kita! la nyata dan jujur dalam persahabatanNya! Sudahjelas bagi saya bahwa jika kita ingin menjadi berkenan kepada Tuhan dan mendapatkan rahmat berlimpah-limpah dari Dia, kehendak Tuhan ialah bahwa semua rahmat itu datang kepada kita lewat tangan Kristus dalam kemanusiaan-Nya yang tersuci, kemanusiaan yang dinyatakan oleh Yang Mahamulia, bahwa la berkenan kepada-Nya.

Lepas dari kebenaran, bahwa Tuhan sendiri menyatakan hal ini kepadaku, berulangkali aku melihat hal ini dalam pengalamanku sendiri. Sekali lagi kukatakan: Aku melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa kita harus masuk lewat pintu ini, kalau kita ingin bahwa Yang Mahamulia menyatakan misteri-misteri yang agung dan rahasia kepada kita. Jangan mencoba jalan lain. Juga orang yang sudah mencapai puncak kontemplasi. Tetapi jalan ini boleh ditempuh tanpa takut. Tuhan kita ini adalah satu-satunya yang menjadi arah dan jalan, semua hal yang baik datang kepada kita. la akan mengajar kita. Kalau kita memandang hidup-Nya, kita tidak pernah akan menemukan teladan lebih baik dan lebih sempurna untuk kita ikuti.

Apa yang lebih kita ingihkan daripada memiliki seorang sahabat begitu setia di sisi kita? la tidak pernah akan meninggalkan kita dalam kesusahan atau kesulitan, seperti sahabat-sahabat dari dunia ini! Alangkah bahagia orang, yang mencintai Dia dengan jujur dan nyata, dan berpaut pada-Nya! Lihatiah contoh rasul mulia Santo Paulus. Rupanya ia tidak dapat berbuat lain daripada berbicara terus-menerus tentang Yesus, karena ia membawa Yesus tertulis dan tercetak dalam hatinya. Ketika aku melihat itu, aku mencari lebih jauh dengan teliti, dan sampai pada kesimpulan, bahwa orang kontemplatif suci seperti Santo Fransiskus, Antonius dari Padua, Bernardus, dan Katarina dari Siena, meningkat begitu tinggi hanya melalui jalan ini.

Maka kita akan merasa sama sekali bebas, berjalan lewat jalan ini, dan menyerahkan diri kita sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Kalau kita ingin menanjak sampai tingkatan mereka yang menjadi hamba-Nya terdekat dan pembantuNya tepercaya, baiklah kita taat kepada-Nya dengan sepenuh hati. Tetapi apabila kita memikirkan Kristus, hendaklah kita selalu ingat akan cinta-Nya yang mendorong Dia untuk melimpahkan begitu banyak kurnia dan rahmat kepada kita. Hen daklah kita ingat juga, betapa besar cinta Allah yang dinyatakan kepada kita, sebab dalam Kristus la memberikan bukti cinta-Nya sedemikian rupa kepada kita; sebab cinta menuntut balas cinta. Maka hendaklah kita selalu ingat akan bukti cinta ini, dan demikian mengembangkan cinta kita kepada-Nya. Sebab jika Tuhan sekali memberikan rahmat-Nya kepada kita, hingga cinta-Nya tercetak dalam hati kita, maka semuanya akan menjadi mudah bagi kita, dan cepat serta tanpa kesukaran kita akan melakukan hal-hal besar bagi Dia.

Riwayat Hidup Santa Teresia dari Avila

SANTA TERESIA DARI AVILA
PERAWAN DAN PUJANGGA GEREJA


Setiap tanggal15 Oktober kita memperingati Santa Teresa Avila. Oleh karena itu, perlulah kita mengetahu sedikit banyak tentang riwayat hidupnya.


Teresia lahir di Avila, Spanyol, pada 28 Maret 1515. Masuk biara Suster Karmel pada 2 Nopember 1536 di Biara Penjelmaan di vila. Mencapai banyak kemajuan dalam jalan kesempurnaan dan dianugerahi pengalaman mistik. Karena ingin ikut serta dalam pembaruan rohani dalam Gereja pada zamannya, Teresia mulai menghayati hidup religiusnya dengan lebih bersemangat dan serta merta ia menarik banyak rekan sahabatnya, yang menganggap dia sebagai ibu mereka. Teresia juga membantu dalam pembaruan para biarawan Karmel. Untuk mencapai maksud itu ia harus banyak menderita pencobaan. Menulis buku-buku yang sungguh terkenal karena ajarannya yang luhur dan dalam dan menunjukkan pengalaman ruhaninya sendiri, yakni: Kisah Hidup, Pendinan Biara-biara, Jalan Kesempurnaan, Pun Batin, Meditasi tentang Kidung Agung, Surat-surat dan lain-lain. Buku-bukunya juga berisi petunjuk rohani yang amat berharga. Meninggal di Alba de Torrnes pada 4 Oktober 1582. Oleh Paus Paulus V, diberi gelar beata pada 24 April 1614. Karena karya-karyanya, dia diberi gelar Pujangga Gereja.

Pemberitahuan dan Ucapan Terimkasih

Ucapan Syukur, Terimakasih dan Pemberitahuan

Syalom para Saudaraku yang dikasihi Yesus Kristus.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan karena kasihNya yang sungguh besar kami rasakan lewat perhatian, dukungan, doa dan bantuan yang mulai kami terima setelah membuat permohonan lewat FB pada wall Gereja Katolik. Kami mengucapkan terimakaish yang sebesar-besarnya kepada Para Saudara yang menggapinya dengan sangat baik, dan juga terimakasih banyak kepada Saudara Albertus Gregory yang sungguh membantu kami dalam hal ini.

Dari beberapa Saudara yang menanggapinya dan menyarankan agar Panitia juga membuka Rekening di BCA, kami akan mengupayakannya dalam waktu dekat ini. Tetapi karena mengingat di Dairi tidak ada Bank BCA, kami harus membuka rekening BCA di Medan. Jarak tempuh Tigalingga ke Medan sekitar 5 jam perjalanan lamanya. Ini juga tentu kurang membantu bagi kami bila saat mencek dan mengambil sumbangan yang masuk. Oleh karena itu, kami sudah berbicara dengan Pastor Aditya Permana Perangin-angin O.Carm dan meminta beliau membuka Rekening di BCA khusus untuk pembangunan Gereja Paroki Tigalingga dengan menggunakan atas nama beliau, untuk memudahkan transaksi keuangan. Beliau adalah pastor yang dulu pernah bertugas sebagai pastor rekan di paroki Tigalingga dan sekarang ini beliau menjadi Ekonom Keuskupan Agung Medan. Beliau bersedia menerima permohonan kami ini, dan berjanji akan secapatnya mewujudkannya, tetapi belum bisa pada minggu-minggu ini atau minggu depan, karena beliau masih berkunjung ke beberapa paroki dalam rangka tugas sebagai Ekonom Keuskupan Agung Medan. Oleh karena itu, kami mohon maaf kepada para donator karena belum bisa membuka rekening di BCA dalam waktu dekat ini.

Para Saudara yang dikasihi Tuhan, kami juga berjanji akan selalu mengumumkan para uang yang masuk terutama dari para donator lewat Blog paroki ini berapapun jumlahnya. Kami juga sekali lagi mangucapkan banyak terima kasih atas doa, dukungan dan bantuan dari para Saudara. Seberapapun yang Para saudara berikan, sangat bermanfaat bagi kami dan kami akan gunakan dengan sebaik-baiknya demi memuliakan Tuhan. Kami berdoa bagi semua Saudara, semoga Tuhan membalas segala kebaikan para Saudara dengan melimpahkan rahmat yang berlimpah.

Demikian kiranya Ucapan syukur dan terimakasih serta pemberitahuan ini kami sampaikan.Terimakasih.
Hormat Kami,


Pastor Antonius Manik O.Carm
(Pastor Paroki)

Renungan Harian: Kamis 14 Oktober 2010

Kamis 14 Oktober 2010
Luk 11:47-54

Kita sebagai umat Allah, tidak ada gunanya mengaku diri sebagai umat Allah kalau kita tidak hidup sebagai umat Allah yang sesungguhnya dalam kehidupan nyata.

Seringkali terjadi di satu wilayah Gereja, tercatat bahwa umat berjumlah sekian KK, tetapi kenyataan yang aktif beribadah setiap Minggu atau dalam kegiatan Gereja tidak ada separoh dari jumlah tersebut. Mengapa demikian? Alasan klise mungkin mengatakan bahwa mereka seibuk mencari nafkah. Ada juga mungkin yang mengatakan bahwa kegiatan ibadah kurang menarik, dengan pengandaian yang menarik itu maunya seperti kemauannya sendiri atau mengandaikan bahwa seperti yang dipikirkannya itulah yang pas dan paling baik. Sehingga tidak sedikit umat yang hampir tidak aktif sebagai umat, tetapi tetap mengaku sebagai umat Allah. Ada pula yang mungkin aktif dalam kehidupan menggereja, rajin ibadah pada hari Minggu dan juga kegiatan lainnya, tetapi dalam kehidupan sehari-hari mereka jauh dari pelaksanaan Sabda Yesus. Mereka hanya sekedar melaksanakan ritual ibadah saja, tanpa mengubah hidup yang lebih baik, tanpa melakukan perbuatan baik kepada sesamanya.
Sikap hidup yang demikian, dapat dikatakan bahwa menjadi umat kristiani adalah yang penting sudah dipermandikan, dan itu sudah cukup dalam beriman kepada Yesus. Itu pikiran manusia. Kehendak Yesus lain. Yesus menuntut lebih dari itu, tidak sekedar nama saja sebagai orang kristiani. Umat kristiani yang sesungguhnya adalah mereka yang mau mengikuti teladan hidup Yesus, mendengar dan melaksanakan sabda Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang demikian tentu juga nyata dalam hidup bersama orang lain, baik itu dalam kehidupa masyarakat dan juga dalam kehidupan beribadah bersama dengan umat lainnya. Karena pada waktu kita bergabung dengan sesame seiman, saat itu kita menyatakan diri bahwa kita adalah saudara bagi sesama, saat itu kita menghayati kerendahan hati, yang mana kita mau menerima situasi yang demikian, yang mungkin tidak seperti yang kita harapakan, tetapi terbuka pada hal yang baik dari sesuatu yang berbeda dari keinginan kita. Orang kristiani juga perduli dengan sesame/ gerejanya dan kepedulian itu, dinyatakan dengan upaya berbuat baik dan melakukan perbuatan cinta kasih kepada sesamanya. Amin.

Renunga Harian: Rabu 13 Oktober 2010

Rabu 13 Oktober 2010
Luk 11:42-46
Hendaknya kita menjadi pelaksana kebaikan dan kebenaran, bukan hanya sekedar membahas atau mengatakanya.

Semua orang pasti mengharapkan kebaikan dan sesuatu yang benar. Kenyataan yang terjadi dalam kehidupan adalah bahwa tidak sedikit orang yang membahas dan berusaha membuat suatu peraturan atau tatanan dengan slogan demi kebaikan dan kebenaran. Namun seringkali yang terjadi, apa yang dibuat, dikatakan hanya ditujukan untuk orang lain, dan bahkan hanya untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Orang yang demikian biasanya akan kelihatan begitu bersemangat berbicara soal kebaikan, keadilan dan kebenaran. Namun kenyataannya mereka sendiri tidak melaksanakannya. Bahkan tidak sedikit justru merugikan orang-orang kecil. Sikap yang demikianlah yang ditegur keras oleh Yesus dalam diri orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat, sikap yang demikian sangat ditak berkenan bagi-Nya.
Oleh karena itu, semoga teguran Yesus yang tidak sampai dikatakan oleh Yesus kepada kita putera-puteri-Nya yang dikasihi-Nya. Semoga kita berupaya menjadei pelaku kebaikan, keadilan dan kebenaran. Amin.

Renungan : Selasa 12 Oktober 2010

Selasa 12 Oktober 2010
Luk 11: 37-41

Yesus sungguh luar biasa. Dia sungguh Allah yang tahu isi hati manusia yang sesungguhnya. Yesus juga berani mengatakan kebenaran, meskipun yang mendengar pasti tidak akan suka mendengarnya atau bahkan membenci-Nya. Celaan Yesus kepada orang Farisi adalah karena mereka penuh dengan kepura-puraan, hanya mementingkan penampilan luar saja, tetapi sebenarnya dalam hatinya penuh dengan kecurangan dan bahkan mungkin kebusukan. Sikap hidup yang demikian kita kenal dengan istilah ‘munafik’ atau ‘kemunafikan’.Tentu kita semua tahu bahwa sikap hidup yang demikian pada masa sekarang ini pasti masih banyak terjadi, bahkan mungkin lebih banyak dan lebih canggih lagi memoles hal tersebut sehingga tidak kelihatan secara kasat mata, misalnya berpenampilan rapi, berdasi, duduk di tempat terhormat, membicarakan atau membuat peraturan, padahal mungkin saja dalam hatinya lain dari apa yang kelihatan. Mungkin apa yang baru-baru ini kita dengar, yakni yang mengatakan bahwa akan dibuat undang-undang (mohon maaf) test keperawanan sebelum masuk sekolah dapat menjadi salah satu contoh. Apa tujuannya dan apakah yang membicarakan hal itu sudah sungguh-sungguh bersih sehingga harus membuat undang-undang yang membongkat kekurangan orang lain? Kita tidak tahu pasti, tetapi Tuhan pasti tahu semuanya itu. Masih banyak sikap kemunafikan yang seringkali kita lakukan, mungkin juga tanpa kita sadari. Sikap yang demikian tidak berkenan pada Yesus dan Dia tau semua isi hati kita. Oleh karena itu, mari kita senantiasa berupaya hidup jujur, tulus dan iklas dalam seluruh kehidupan kita. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari Yesus Tuhan kita. Hati yang jujur dan tulus, akan terpancar dalam sikap hidup dan perbuatan yang baik.

Renungan, Senin 11 Oktober 2010

Senin 11 Oktober 2010
Luk. 11: 19-22

Apakah kita beriman kepada Yesus karena percaya bahwa Dia adalah Tuhan?

Sepertinya salah satu yang sangat ngetren dalam hidup beriman saat ini adalah orang cenderung menuntut tanda dari kuasa atau manfaat iman tersebut. Mungkin karena itulah dalam kelompok doa atau dalam kebaktian-kebaktian tertentu sangat diberi waktu untuk hal itu, misalnya doa-doa penyembuhan dan kesaksian-kesaksian dari banyak orang. Sepertinya ibadah atau kebaktian itu hambar kalau tidak ada bukti nyata yang bisa dilihat oleh matakepala saat itu akan kuasa dari iman atau doa-doa, ntah itu lewat ‘atraksi’ doa penyembuhan atau dengan orasi kesaksian. Semuanya itu juga penting dan bergunan untuk semakin menguatkan suatu iman. Namun persoalannya orang seringkali jatuh pada iman karena kesaksian atau karena melihat peristiwa. Kerap juga orang jatuh pada ‘pengagungan’ pribadi-pribadi tertentu, bukan lagi pada Tuhan yang menjadi sumber semuanya itu. Itulah yang dihadapi oleh Yesus sebagaimana dalam bacaan Injil hari ini. Orang menuntut tanda, dan tanda itu seakan menjadi tujuan utama, bukan pribadi Yesus yang adalah Tuhan, padahal Yesus adalah tanda nyata kehadiran Kerajaan Allah.
Apakah sekarang ini Tuhan tidak memberi tanda kehadiran Kerajaan dan karya kasih-Nya kepada manusia? Sejak dahulu, sekarang dan selama-lamanya, Tuhan tetap berkarya dan memberi tanda kehadiran-Nya, kerajaan-Nya dan karya kasih-Nya. Hanya seringkali, mata kita tidak dapat menangkap kehadiran tanda tersebut, kita dibutakan oleh kelemahan, kedosaan dan juga pikiran atau kehendak pribadi kita. Kita juga dibutakan oleh pikiran yang menganggap bahwa semua hal yang baik yang kita alami adalah karena suatu proses alamiah, karena usaha dan kerja keras kita. Mari kita berupaya hidup dalam iman, memandang hidup ini dalam kacamata iman, maka kita akan menemukan begitu banyak tanda yang sudah diberikan oleh Tuhan. Mari kita beriman bukan dengan menuntut tanda, tetapi karena sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)