Yes 63:16b-17, 64:1,3b-8, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, 1Kor 1:3-9, Mrk 13:33-37
“Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah pulang!” Hidup kristiani adalah penantian yang aktif dan kreatif.
Pada suatu waktu Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"
RENUNGAN:
Hiduplah senantiasa dalam penantian penuh sukacita iman.
Menanti sering dikatakan sebagai pekerjaan yang membosankan. Namun kiranya bukan buat semua orang bahwa menanti atau menungguh merupakan suatu pekerjaanyang membosankan, karena tergantung apa atau siapa yang dinantikan. Bagi sepasang suami istri yang menantikan kelahiran anak mereka apalagi itu anak pertama, penantian mereka bukanlah suatu hal yang membosankan, tetapi suatu penantian yang penuh sukacita, meskipun diresapi rasa was-was akan kesehatan atau keselamatan istri atau anak yang akan lahir. Bagi seorang wanita yang menantikan kunjungan kekasihnya pada malam minggu, pasti bukan suatu penantian yang membosankan, tetapi suatu penantian yang menggemberikan, karena yang akan disambut adalah orang yang dicintai dan mencintainya. Dalam penantian yang demikian juga biasanya mereka menanti bukan hanya menunggu dengan hanya duduk-duduk berpangku tangan, tetapi juga mempersiapkan segala sesuatu yang perlu. Sehingga intinya bila yang dinantikan adalah yang dicintai dan yang mencintai, pasti penantian itu mengasyikkan, juga apabila yang dinantikan itu adalah yang baik, pasti juga penantian itu menyenangkan.
Hari ini kita memasuki masa adven, mada penantian, yakni menantikan kelahiran Yesus pada hari raya Natal. Perayaan ini kita rayakan setiap tahun pada tanggal 25 Desember. Kedatangan atau kelahiran Yesus yang kita nantikan adalah Tuhan yang sungguh mengasihi kita, karena kasih-Nya yang sungguh besar Dia mau datang ke dunia, hidup bersama-sama dengan kita dan merasakan apa yang kita alami, kecuali Dia tidak mengalami dosa. Sehingga masa penantian kita adalah penantian yang membahagiakan. Dengan demikian masa adven bagi kita bukan suatu masa yang membosankan dan bukan beban, tetapi suatu penantian yang penuh sukacita. Kegembiraan imanlah yang kiranya menjiwai kita selama masa adven ini.
Dalam penantian itu, tentu kita tidak hanya berpangku tangan menunggu hingga tiba waktunya hari raya kelahiran Yesus tiba, tetapi kita harus juga mempersiapkan apa yang perlu dan layak dipersipkan untuk menyambut kedatangan Dia yang mengasihi kita dan kita kasihi. Yang kita perlu persiapkan terutama bukanlah pesta yang besar, kemeriahan perayaan, tetapi hidup yang kudus sesuai dengan hakekat Dia yang kita nantikan. Kita semua mengimanai bahwa yang kita nantikan kedatangan-Nya adalah Tuhan yang kudus, Tuhan yang mulia, maka jelas kita harus mempersiapkan hal yang kudus, sesuai dengan hakekat Yesus Tuhan sendiri. Hidup yang kudus, itulah yang harus dan terutama kita persiapkan dalam menanti kedatangan Yesus, supaya bila tiba waktunya, hidup dan diri kita layak menerima kehadiran Yesus yang kudus.
Hidup yang kudus kita upayakan selama masa adven adalah dengan semakin lebih banyak membaca firman Tuhan, memperbanyak hidup doa, lebih aktif dalam kegiatan gereja baik di paroki maupun dilingkungan-lingkungan hidup menurut kehendak Tuhan dan juga hidup berbuat kasih sebagaimana Dia yang datang adalah karena kasih-Nya kepada kita. Maka ketika tiba waktunya Yesus datang, hidup kita menjadi tempat yang layak menyambut kehadiran-Nya. Maka yang terpenting pada masa adven adalah pertobatan diri yang tampak dalam hidup yang semakin mendekatkan diri dengan Tuhan lewat membaca dan merenungkan firman Tuhan, lewat doa-doa pribadi dan hidup baik, penuh cinta kasih dan perbuatan baik kepada sesama. Oleh karena itulah, Gereja kita menganjurkan agar kita menghindarkan pesta-pesta atau kemeriahan pada masa adven, karena semuanya itu bisa membuat kita lupa bahwa kita harus mempersiapkan kesucian diri kita. Persiapan jasmani perlu untuk menyambut hari kelahiran Yesus, tetapi yang terpenting dan tidak bisa dilalaikan adalah pertobatan hidup, hidup yang suci di hadapan Allah.
Bermatiraga juga sangat baik dilakukan pada masa adven ini yakni mengurangi dan membatasi kesenangan kita selama ini. Matiraga melatih kita untuk berani mengurangi kenikmata kenikmatan dunia. Namun matiraga yang benar adalah maritaraga yang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga mengandung aspek cinta kasih, yakni hasil dari matiraga kita itu, kita kumpulkan dan itu kita berikan kepada sesama yang membutuhkan. Dengan demikian, masa adven yang kita jalani sungguh mempunyai aksi nyata dalam perbuatan kasih kepada sesama.
Namun perayaan setiap tahun ini mengingatkan kita bahwa hidup kita adalah masa penantian terus menerus yakni menantikan kedatangan Tuhan. Kedatangan Tuhan dalam hidup kita masing-masing adalah nyata dan pasti yakni kematian. Kedatangan Tuhan lewat kematian kita, tidak ada yang tahu pasti. Dari sebab itulah Yesus dalam injil hari ini mengingatkan kita agar kita selalu berhati-hati dan berjaga-jaga senantiasa. Masa adven ini mengajak kita untuk sadar diri bahwa selama ini kita hidup kurang dalam iman sehingga kita membutuhkan pertobatan agar bila kematian mengunjungi kita, kita siap siaga menyambut kedatangan Tuhan yang datang menjemput kita untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Kita sebagai orang beriman percaya dan merindukan kehidupan kekal setelah kematian kita. Sehingga orang yang selama hidupnya berhati-hati dan berjaga-jaga, bila kematian hari Tuhan datang atas dirinya lewat kamatian, Tuhan akan mengajak dia untuk masuk dalam kerajaan Allah. Namun kiranya kita ingat kembali, bahwa hari Tuhan datang yakni kematian, kita tidak tahu pasti, kematian itu bisa datang dengan tiba-tiba tanpa kita sangka-sangka. Maka agar kita kelak masuk dalam kerajaan Allah, kita harus selalu berhati-hati dan berjaga-jaga.
Maka hidup orang kristiani adalah hidup dalam penantian yang penuh sukacita. Namun penantian kristiani adalah bukan penantian yang pasif, tetapi penantian yang yang aktif dan bermakna. Kesadaran bahwa Yesus akan datang menjemput setiap saa, tanpa penentuan waktu yang jelas, jsutru hendaknya membuat kita beriman secara kreatif, waspada, dan selalu siap untuk menyambut kedatangan Yesus. Dengan demikian, seluruh hidup, yang berarti seluruh penantian adalah saat-saat di mana manusia harus mengupayakan hal-hal yang baik, yang utama, yang berkualitas badi dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Maka dari itu. Mari kita sambut dan jalani masa Adven ini dengan penuh sukacita iman. Persiapan yang lebih dibutuhkan adalah persiapan rohani yakni pertobatan diri dengan mengupayakan kekudusan hidup. Kita jalani masa adven ini dengan penuh sukacita iman, karena yang kita nantikan adalah Yesus Tuhan yang mahakasih, dan mahakudus. Masa Adven ini juga hendaknya menjadi suatu pengingat bagi kita bahwa hidup kita adalah selalau dalam masa penantian yakni menantikan kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya, untuk menjemput kita masuk dalam kerajaan-Nya, yakni lewat kematian. Kita tidak tahu hal itu kapan terjadi. Oleh karena itu kita hendaknya senantiasa berhati-hati dan berjaga-jaga dengan mengupayakan hidup yang bermakna, hidup yang berkualitas bagi diri sendiri dan juga bagi sesama. Hidup kristiani adalah penantian yang aktif dan kreatif. Amin.