Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Jumat 9 Maret 2012

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Jumat 9 Maret 2012
(Fransiska dr Roma)
Kej 37:3-4,12-13a,17b-28, Mzm 105:16-17,18-19,20-21, Mat 21:33-43,45-46

BACAAN INJIL:
"Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

RENUNGAN:

Allah mengaruniakan hidup, rahmat dan berkat-Nya kepada kita. Rahmat dan berkat yang Dia berikan kepada kita haruslah menghasilkan buah yang harus kita berikan kepada Allah dan Allah berhak untuk mendapatkan buah dari apa yang telah diberikan-Nya kepada kita.

Seorang petani yang sungguh-sungguh mengusahakan bibit yang baik untuk tanamannya dan mengupayakan semua yang perlu agar tanaman itu tumbuh dan menghasilkan buah yang baik, tentu petani itu juga berharap akan mendapatkan buah dari semua upayanya. Demikian juga halnya Tuhan sebagaimana digambarkan dalam Injil hari ini.

Perumpamaan Injil hari ini menggambarkan bahwa pemilik kebun anggur itu adalah Allah sendiri sedangkan kebun anggur dan semua yang perlu untuk kebun anggur itu agar berbuah adalah gambaran hidup dan anugerah berkat Allah yang diberikan-Nya. Penggarap-penggarap itu adalah kita sendiri. Allah memberikan hidup kepada kita, dan juga memberikan apa saja yang perlu agar hidup yang diberikan-Nya berbuah. Dari sebab itu, Allah sebagai pemilik semuanya tentu berharap agar yang diberikan-Nya itu berbuah dan Allah berhak menuntut bagian-Nya yakni buah dari apa yang diberikan-Nya.

Namun seringkali, bahwa kita seringkali mengeluh dan merasa bahwa Tuhan memberi kita hidup tetapi tidak menganugerahkan berkat-Nya kepada kita sehingga hidup kita seakan tidak punya ap-apa dan tidak menghasilkan buah apapun. Padahal sebenarnya Tuhan telah menganugerahkan berkat-Nya yang perlu agar hidup yang diberikan-Nya itu menghasilkan buah. Hanya karena kita sering mengeluh atas hidup dan persoalan yang kita hadapi, kita menjadi tidak dapat menyadari berkat Tuhan, anugerah Tuhan dan kitapun tidak bisa menggunakannya dalam menggarap hidup kita supaya menghasilkan buah.

Kita juga seringkali tidak sadar bahwa hidup dan semua yang baik yang ada pada kita adalah berkat pemberiaan Allah, sehingga kita tidak mengembalikan buahnya kepada Allah sendiri. Kita seakan menganggap bahwa hidup ini dan semua yang baik yang ada pada kita adalah milik kita atau hasil dari usaha dan kerja keras kita. Tentu ini sangat keliru. Hidup dan semua yang baik yang ada pada kita adalah anugerah Allah dan milik Allah. Oleh karena itu, Allah berhak menuntut dari kita apa yang menjadi bagian-Nya, yakni buah dari pemberiaan-Nya.

Buah yang diharapkan oleh Allah dari kita bukanlah jabatan atau harta, tetapi yang diharapkan adalah hidup penuh iman, yang tahu bersyukur dan berterimakasih pada Tuhan, hidup yang baik seturut kehendak Tuhan. Nah bagaimana dengan hidup kita, “Apakah sudah menghasilkan buah sebagaimana diharapkan oleh Tuhan?” “Apakah kita juga sudah memberikan buah dari anugerah itu kepada Allah?”

Maka, ingatlah senantiasa, bahwa hidup dan semua yang baik yang ada pada kita adalah anugerah Allah, milik Allah dan semuanya itu harus menghasilkan buah yang baik, yang kita persembahkan kepada Allah. Bila semuanya itu tidak menghasilkan buah sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan, maka Tuhanpun berhak mengambil semuanya itu dari kita. Amin.

Ekaristi, pusat Prapaskah dan kehidupan umat

Ekaristi, pusat Prapaskah dan kehidupan umat

Ekaristi adalah pusat Prapaskah dan kehidupan umat Katolik, yang sedang berziarah di “masa” persiapan menuju Paskah dalam persekutuan dengan Gereja Universal, demikian rekomendasi Paus Benediktus XVI.

“Kita hendaknya mempertimbangkan bagaimana untuk saling membangun dalam kasih dan pekerjaan baik,” ujar Paus Benediktus mengutip Ibrani 10, 24.

Menurut informasi yang dilaporkan Fides dari bulletin Faith dari komunitas Katolik He Bei, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Keuskupan Wen Zhou mengadakan Adorasi Ekaristi setiap hari selama masa Prapaskah, guna berdoa untuk persatuan di keuskupan itu.

Setiap hari sebuah paroki di keuskupan itu telah menyelenggarakan satu jam adorasi, membaca dan merenungkan teks Kitab Suci, serta berdoa Rosario.

Menurut pastor paroki Santa Perawan Maria Lourdes, inisiatif untuk mengadakan “Adorasi Ekaristi itu adalah untuk memulihkan kehidupan rohani selama 40 hari Prapaskah. Hal ini bertujuan untuk memperbaharui diri kita dalam kasih Kristus.”

Paroki Fei Xiang, keuskupan Han Dan, mengunjungi keuskupan An Yang (di propinsi He Nan), dimana adorasi diadakan di paroki itu setiap hari selama 13 tahun.

Selain itu, imam, biarawati dan dewan mempersembahkan Ekaristi ke daerah-daerah terpencil atau komunitas-komunitas yang tidak memiliki imam tetap untuk pelayanan pastoral. Berkat dukungan dan dorongan dari uskup itu, umat beriman telah mengatasi banyak kesulitan logistik.

Selama masa Prapaskah, keuskupan itu mengajak umat beriman untuk berpartisipasi selama Adorasi karena hal itu “memperteguh iman akan Kristus.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Kamis 8 Maret 2012

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Kamis 8 Maret 2012
Yer 17:5-10, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 16:19-31

BACAAN INJIL:
"Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

RENUNGAN:

Kekayaan baik itu harta dan kemampuan yang ada pada kita adalah anugerah Allah yang diberikan kepada kita, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga harus dibagikan kepada sesama. Ini adalah pesan yang dapat kita renungkan dari injil hari ini.

Membaca Injil hari ini, seakan kita berpikir bahwa orang kaya pasti masuk neraka sedangkan orang miskin pasti masuk surga. Tentu tidaklah demikian. Memang kalau kita membaca injil hari ini, orang kaya itu setelah mati, dia masuk neraka sedangkan si Lazarus masuk surga. Padahal sepintas kita membaca bahwa injil tidak memperlihatkan kepada kita perbuatan jahat yang dilakukan orang kaya itu sehingga dia harus masuk neraka. Demikian juga Lazarus tidak tampak hidupnya yang membuat dia masuk surga.

Dalam Injil memang tidak dikatakan secara gamblang perbuatan jahat yang dilakukan orang kaya itu sehingga dia masuk neraka, hanya dikatakan bahwa dia suka berpesta pora dan suka bermewah-mewah. Di depan rumah orang kaya itu ada orang miskin yakni Lazarus yang badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Orang kaya itu tidak mengusir Lazarus, membiarkannya tetap di situ dan berteman dengan anjing-anjingnya. Sepintas, orang kaya ini baik, karena tidak mengusir Lazarus. Memang dalam hal ini orang kaya itu tidak berbuat jahat terhadap Lazarus. Namun kesalahan terbesarnya adalah dia tidak peduli dengan orang menderita yang ada di depan matanya, dia hanya mementingkan diri sendiri. Orang kaya itu sangat salah juga karena dengan membiarkan Lazarus di depan pintunya berteman dengan anjing-anjingnya, itu sama halnya dia menganggap Lazarus itu sama derajatnya dengan anjing-anjing itu, yang mengharapkan remah-remah dari tuannya. Orang kaya itu memang tidak melakukan kejahatan secara langsung, tetapi dia tidak peduli dengan orang lain yang menderita yang ada di hadapannya dan hanya mementingkan diri sendiri. Dia mempunya banyak harta, tetapi hanya untuk diri sendiri, tidak dibagikan kepada sesama.

Kitapun mungkin tidak melakukan kejahatan secara langsung kepada sesama, bahkan kita mungkin selalu mersasa prihatin bila membuat orang lain menderita. Mungkin bila melihat orang miskin atau pengemis, kita merasa kasihan. Atau saat pengemis datang ke tumah kita, mungkin kita usir atau pura-pura tidak melihatnya. Atau ada pula yang memberi uang kepada orang miskin, tetapi dengan menggerutu dan mungkin juga memberi uang yang sangat kecil yang ada padanya. Namun tidak berbuat jahat secara langsung dan hanya prihatin dengan orang miskin, kiranya itu saja tidak cukup untuk membawa kita kepada kebahagiaan surga. Yesus mengharapkan agar kita punya sikap peduli penuh cinta kasih dan perbuatan nyata bagi orang miskin dan menderita.

Sebagai orang beriman yang mengharapkan kebahagiaan kekal di surga, harus hidup dengan sikap peduli, penuh cinta kasih kepada sesama dan berani berbagi suka cita dengan sesama yang menderita dan sakit. Kita harus senantiasa harus ingat, segala yang baik yang ada pada kita adalah anugerah Allah yang diberikan oleh Allah, bukan untuk kita nikmati sendiri, tetapi harus juga dapat dinikmati oleh orang lain. Oleh sebab itu, kita harus rela berbagi apa yang kita miliki, berbagi berkat Tuhan dengan sesama yang menderita dan miskin, maka kelak kitapun akan layak menikmati kebahagiaan abadi di surga.

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Rabu 7 Maret 2012

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Rabu 7 Maret 2012
Yes 1:10,16-20, Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23, Mat 23:1-12

BACAAN INJIL:
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

RENUNGAN:

Ada peribahasa yang mengatakan, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Ada juga peribahasa lain yang nadanya sama, “Tidak ada keberhasilan, tanpa perjuangan.” Kedua peribahasa ini menyiratkan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan atau keberhasilan, dibutuhkan suatu perjuangan, bahkan rela menderita. Namun kiranya peribahasa ini sudah kurang dimaknai pada masa sekarang ini. Saat ini orang lebih menganut budaya instan, orang tidak lagi mau berjuang atau mau mengalami penderitaan demi suatu tujuan yang lebih baik. Sepertinya, nilai suatu perjuangan kerja keras sudah kurang dihargai. Sekarang ini, yang marak adalah budaya instan, semua harus serba cepat dan mudah.

Ibu anak-anak Zebedeus datang kepada Yesus supaya kedua anaknya itu boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri Yesus. Permintaan itu adalah permintaan seorang ibu yang menghendaki agar anak-anaknya beroleh sesuatu yang baik, masa depan yang baik, sehingga kiranya hal itu wajar saja. Sebab tidak ada orang tua terutama seorang ibu yang tidak mengharapkan anak-anaknya kelak sukses dan bahagia. Kalaupun ada orang tua atau seorang ibu yang tidak mengharapkan agar kelak anak-anaknya tidak sukses, itu adalah orang tua yang tidak bertanggungjawab. Namun yang tidak pas adalah, bahwa ibu itu mengharapkan hal yang baik kepada anak-anaknya dengan cara yang singkat. Dari sebab itu Yesus menjawab bahwa untuk mendapatkan seperti yang dia minta adalah harus dengan perjuangan selama hidup.

Yang diminta ibu itu adalah kebahagiaan abadi di surga. Untuk beroleh hal itu adalah tidak ada jalan lain selain meminum cawan yang harus diminum oleh Yesus. Meminum cawan yang diminum oleh Yesus adalah mengikuti Yesus secara total dan bahkan siap menghadapi pendiritaan seperti yang dialami oleh Yesus sendiri. Sehingga dengan sabda Yesus ini, jelas bagi kita bahwa untuk beroleh keselamatan kekal, tidak ada jalan pintas dan jalan instan, tetapi harus mengikuti Yesus dalam hidupnya dan juga mengikuti Yesus dalam penderitaan.

Kiranya sabda Yesus hari ini harus menyadarkan kita bahwa, yang mana seringkali budaya instan juga kita terapkan dalam beriman. Kita semua tentu mengharapkan kebahagiaan kekal, keselamatan kekal, tetapi kita tidak mau berjuang mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh, bahkan seringkali kita sulit berkorban dan menderita demi iman kepada Yesus Kristus. Dalam injil hari ini, salah satu contoh teladan dari Yesus yang diajarkan kepada kita adalah hidup dengan penuh cinta kasih, bahkan menjadi pelayan bagi sesama sebagaiana Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk melayani, bukan untuk dilayani. Itu berarti, menjadi seorang pengikut Yesus adalah orang yang siap melayani sesama dengan penuh cinta kasih. Amin.

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Selasa 6 Maret 2012

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Selasa 6 Maret 2012
Yes 1:10,16-20, Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23, Mat 23:1-12

BACAAN INJIL:

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

RENUNGAN:

Mungkin saat ini bila kita mendengar pidato presiden RI tentang ajakan untuk memberantas korupsi, kita mungkin akan mencibir dan mencela ajakannya. Sebab kita ketahui justru saat ini anggota partainya yang lagi rame dipersidangkan karena korupsi. Partai ini dulunya begitu gencar mencanangkan untuk memberantas korupsi, tetapi sekarang anggotanya yang banyak dipersidangkan karena kasus korupsi. Juga saat ini banyak para pejabat pajak yang diperkarakan karena kasus penggelapan pajak dan korupsi. Sehingga dengan melihat kenyataan ini, orang jadi berpikir bahwa sekarang ini tidak perlu lagi membayar pajak atau seruan untuk memberantas korupsi hanya sebagai himbauan yang enak didengar tetapi tidak perlu dilaksanakan.

Benarkah demikian? Tentu tidak. Memang benar bahwa sekarang ini seringkali banyak orang mengatakan hal yang baik, tetapi tidak melakukannya. Banyak para pejabat yang hanya bangga atas kedudukannya sebagai pejabat, mengatakan hal-hal yang baik, tetapi tidak melakukan apa yang dikatakannya dan tidak hidup seperti sebagaimana harusnya sebagai seorang pejabat atau pemimpin. Namun bukan berarti kita tidak perlu melakukan kebaikan, atau bukan berarti kita tidak melakukan hal baik yang mereka katakan.

Hari ini Yesus mengatakan "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” Seharusnya dengan jabatan dan kursi yang mereka duduki, mereka harus menjadi teladan hidup yang baik, namun kenyataannya tidak. Tetapi walaupun demikian, Yesus mengajak kita untuk melakukan apa yang mereka wajarkan, tetapi tidak meneladan hidup mereka yang hanya mengatakan atau mengajarkan, tetapi tidak melakukannya.

Sehingga dengan ajakan ini, Yesus mengatakan bahwa kita berusaha hidup baik, melakukan perbuatan baik, adalah bukan karena orang lain mengatakannya, bukan pula untuk orang lain yang mengatakannya, tetapi untuk diri sendiri dan terutama untuk Allah. Hidup baik dan melakukan perbuatan baik, adalah suatu kewajiban bagi kita demi keselamatan kita dan juga sebagai ungkapan iman kita untuk memuliakan Tuhan.

Kita juga harus merenungkan anjuran Yesus yang mengatakan, agar kita melakukan apa yang dikatakan oleh Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, tetapi tidak menuruti perbuatan mereka. Artinya kita melakukan ajaran yang baik yang mereka ajarkan tetapi tidak mencontoh hidup mereka. Hidup mereka yang dimaksudkan oleh Yesus adalah, hidup yang hanya mengatakan atau mengajarkan hal-hal yang baik, tetapi tidak melakukannya. Mereka itu juga melakukan itu semua bukan karena iman, tetapi demi mendapatkan kehormatan dan supaya dipuji orang. Juga mereka itu hidup sebagai orang terhormat, tetapi melakukan perbuatan-perbuatan jahat terhadap sesama. Hidup mereka yang demikian hendkanya tidak kita tiru. Dengan kata lain, baiklah kita hidup selaras dengan apa yang kita imani dan kita katakan. Kita sering mengharapkan dan mengatakan hal yang baik, tetapi kita sendiri tidak melaukannya. Juga seringkali kita mencari hormat di hadapan sesama dengan segala perbuatan yang kita lakukan. Ini bukanlah gaya hidup pengikut Kristus. Tetapi Yesus mengatakan agar kita melakukan perbuatan baik dengan tulus, bukan untuk mencari kehormatan, tetapi semata-mata demi memuliakan Tuhan. Amin.

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Senin 5 Maret 2012

RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Senin 5 Maret 2012
Dan 9:4b-10, Mzm 79:8,9,11,13, Luk 6:36-38

BACAAN INJIL:

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

RENUNGAN:

Bila seseorang tidak menyadari bahwa dirinya telah dikasihi oleh Allah, diapun akan tetap sulit untuk mengasihi sesama.

Hari ini Yesus mengajak kita bermurah hati seperti Bapa adalah murah hati. Lewat ajakan ini, Yesus pertama-tama mengajak kita untuk menyadari bagaimana Allah Bapa telah bermurah hati kepada kita sehingga kemurahan hati Bapa menjadi patokan kita untuk bermurah hati juga. Atau bisa juga dikatakan bahwa dengan menjadari bahwa kita sudah mendapat kemurahan hati Bapa, sehingga sudah menjadi keharusan bagi kita agar kita juga bermurah hati seperti Bapa.

Kita kurang menyadari kemurahan hati Allah kepada kita, karena itupula kita kurang bermurah hati kepada sesama. Dari sebab itu, dalam sabda hari ini Yesus menyampaikan suatu ajaran yang sungguh logis yakni suatu hukum timbal balik. Kita tentu berharap agar orang lain tidak menghukum kita, tidak menghakimi kita dan agar kita diampuni orang lain. Dengan kata lain, kita selalu berharap agar orang lain berbuat baik kepada kita. Maka agar kita mendapatkan yang baik dari orang lain, maka kitapun harus berbuat baik kepada sesama. Namun seringkali kita bersikap egois, kita hanya berharap agar orang lain berbuat baik kepada sesama, tetapi kita sendiri tidak berbuat baik terhadap sesama. Demikian juga halnya dalam hubungan kita dengan Tuhan. Sehingga lewat ajaran ini, Yesus mengajak kita tidak bersikap egois, hanya mementingkan diri sendiri. Orang yang hanya mementingkan diri sendiri, orang itu hanya berpusat pada dirinya sendiri dan seringkali hanya menuntut orang lain berbuat seperti yang diharapkannya, sedangkan dia sendiri tidak peduli akan apa yang dia perbuat kepada orang lain.

Membuang sikap egoisme dari dalam diri sendiri, itu berarti kita berusaha hidup dalam kemurahan hati. Dari sebab itu pula, ajaran untuk bermurah hati, itu tidak hanya menyangkut kerelaan atau banyak memberi kepada sesama. Sebab bisa saja orang suka memberi kepada orang lian, tetapi tidak dengan tulus, memaksa orang itu harus mengikutinya. Sehingga kemurahan hati adalah hidup yang penuh cinta kasih kepada sesama, dan hidup yang tidak mementingkan diri sendiri. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)