RENUNGAN PEKAN II PRAPASKAH, Rabu 7 Maret 2012
Yes 1:10,16-20, Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23, Mat 23:1-12
Yes 1:10,16-20, Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23, Mat 23:1-12
BACAAN INJIL:
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
RENUNGAN:
Ada peribahasa yang mengatakan, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Ada juga peribahasa lain yang nadanya sama, “Tidak ada keberhasilan, tanpa perjuangan.” Kedua peribahasa ini menyiratkan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan atau keberhasilan, dibutuhkan suatu perjuangan, bahkan rela menderita. Namun kiranya peribahasa ini sudah kurang dimaknai pada masa sekarang ini. Saat ini orang lebih menganut budaya instan, orang tidak lagi mau berjuang atau mau mengalami penderitaan demi suatu tujuan yang lebih baik. Sepertinya, nilai suatu perjuangan kerja keras sudah kurang dihargai. Sekarang ini, yang marak adalah budaya instan, semua harus serba cepat dan mudah.
Ibu anak-anak Zebedeus datang kepada Yesus supaya kedua anaknya itu boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri Yesus. Permintaan itu adalah permintaan seorang ibu yang menghendaki agar anak-anaknya beroleh sesuatu yang baik, masa depan yang baik, sehingga kiranya hal itu wajar saja. Sebab tidak ada orang tua terutama seorang ibu yang tidak mengharapkan anak-anaknya kelak sukses dan bahagia. Kalaupun ada orang tua atau seorang ibu yang tidak mengharapkan agar kelak anak-anaknya tidak sukses, itu adalah orang tua yang tidak bertanggungjawab. Namun yang tidak pas adalah, bahwa ibu itu mengharapkan hal yang baik kepada anak-anaknya dengan cara yang singkat. Dari sebab itu Yesus menjawab bahwa untuk mendapatkan seperti yang dia minta adalah harus dengan perjuangan selama hidup.
Yang diminta ibu itu adalah kebahagiaan abadi di surga. Untuk beroleh hal itu adalah tidak ada jalan lain selain meminum cawan yang harus diminum oleh Yesus. Meminum cawan yang diminum oleh Yesus adalah mengikuti Yesus secara total dan bahkan siap menghadapi pendiritaan seperti yang dialami oleh Yesus sendiri. Sehingga dengan sabda Yesus ini, jelas bagi kita bahwa untuk beroleh keselamatan kekal, tidak ada jalan pintas dan jalan instan, tetapi harus mengikuti Yesus dalam hidupnya dan juga mengikuti Yesus dalam penderitaan.
Kiranya sabda Yesus hari ini harus menyadarkan kita bahwa, yang mana seringkali budaya instan juga kita terapkan dalam beriman. Kita semua tentu mengharapkan kebahagiaan kekal, keselamatan kekal, tetapi kita tidak mau berjuang mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh, bahkan seringkali kita sulit berkorban dan menderita demi iman kepada Yesus Kristus. Dalam injil hari ini, salah satu contoh teladan dari Yesus yang diajarkan kepada kita adalah hidup dengan penuh cinta kasih, bahkan menjadi pelayan bagi sesama sebagaiana Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk melayani, bukan untuk dilayani. Itu berarti, menjadi seorang pengikut Yesus adalah orang yang siap melayani sesama dengan penuh cinta kasih. Amin.
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
RENUNGAN:
Ada peribahasa yang mengatakan, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Ada juga peribahasa lain yang nadanya sama, “Tidak ada keberhasilan, tanpa perjuangan.” Kedua peribahasa ini menyiratkan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan atau keberhasilan, dibutuhkan suatu perjuangan, bahkan rela menderita. Namun kiranya peribahasa ini sudah kurang dimaknai pada masa sekarang ini. Saat ini orang lebih menganut budaya instan, orang tidak lagi mau berjuang atau mau mengalami penderitaan demi suatu tujuan yang lebih baik. Sepertinya, nilai suatu perjuangan kerja keras sudah kurang dihargai. Sekarang ini, yang marak adalah budaya instan, semua harus serba cepat dan mudah.
Ibu anak-anak Zebedeus datang kepada Yesus supaya kedua anaknya itu boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri Yesus. Permintaan itu adalah permintaan seorang ibu yang menghendaki agar anak-anaknya beroleh sesuatu yang baik, masa depan yang baik, sehingga kiranya hal itu wajar saja. Sebab tidak ada orang tua terutama seorang ibu yang tidak mengharapkan anak-anaknya kelak sukses dan bahagia. Kalaupun ada orang tua atau seorang ibu yang tidak mengharapkan agar kelak anak-anaknya tidak sukses, itu adalah orang tua yang tidak bertanggungjawab. Namun yang tidak pas adalah, bahwa ibu itu mengharapkan hal yang baik kepada anak-anaknya dengan cara yang singkat. Dari sebab itu Yesus menjawab bahwa untuk mendapatkan seperti yang dia minta adalah harus dengan perjuangan selama hidup.
Yang diminta ibu itu adalah kebahagiaan abadi di surga. Untuk beroleh hal itu adalah tidak ada jalan lain selain meminum cawan yang harus diminum oleh Yesus. Meminum cawan yang diminum oleh Yesus adalah mengikuti Yesus secara total dan bahkan siap menghadapi pendiritaan seperti yang dialami oleh Yesus sendiri. Sehingga dengan sabda Yesus ini, jelas bagi kita bahwa untuk beroleh keselamatan kekal, tidak ada jalan pintas dan jalan instan, tetapi harus mengikuti Yesus dalam hidupnya dan juga mengikuti Yesus dalam penderitaan.
Kiranya sabda Yesus hari ini harus menyadarkan kita bahwa, yang mana seringkali budaya instan juga kita terapkan dalam beriman. Kita semua tentu mengharapkan kebahagiaan kekal, keselamatan kekal, tetapi kita tidak mau berjuang mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh, bahkan seringkali kita sulit berkorban dan menderita demi iman kepada Yesus Kristus. Dalam injil hari ini, salah satu contoh teladan dari Yesus yang diajarkan kepada kita adalah hidup dengan penuh cinta kasih, bahkan menjadi pelayan bagi sesama sebagaiana Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk melayani, bukan untuk dilayani. Itu berarti, menjadi seorang pengikut Yesus adalah orang yang siap melayani sesama dengan penuh cinta kasih. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.