Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA 2 TAHUN B: 15 Januari 2012

BACAAN HARI MINGGU BIASA 2
TAHUN B: 15 Januari 2012
1Sam 3:3b-10,19, Mzm 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10, 1Kor 6:13c-15a,17-20, Yoh 1:35-42

BACAAN I: 1Sam 3:3b-10,19,

“Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.”

Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10,

Reff.: Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.

1. Aku rindu menanti-nantikan Tuhan. Ia memperhatikan daku dan mendengarkan seruanku.
Ia membuat aku melagukan madah baru untuk memuji nama-Nya.

2. Korban dan persembahan tidak Kau kehendaki, tetapi Engkau telah membuka telingaku.
Korban bakaran dan korban penghapusan dosa tidak Kau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah, aku datang.”

3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku. Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Tuhan. Taurat-Mu ada dalam dadaku.

4. Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan bibirku tidak kutahan, Engkau juga yang tahu, ya Tuhan.

BACAAN II: 1Kor 6:13c-15a,17-20,

“Tubuhmu itu anggota Kristus.”

Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, ?dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

BACAAN INJIL: Yoh 1:35-42

“Mereka melihat tempat ia tinggal dan tinggal bersama Dia!”

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."

RENUNGAN HARIAN: Sabtu 14 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Sabtu 14 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan I:
(Petrus Donders, Odorikus dr Pordenone)
1Sam 9:1-4,17-19, 10:1a, Mzm 21:2-3,4-5,6-7, Mrk 2:13-17

BACAAN INJIL:
Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

RENUNGAN:

Dalam cathnewsindonesia.com dikatakan bahwa Juara tinju dunia Manny Pacquiao adalah seorang pria yang telah berubah dalam kehidupan imannya setelah bertemu dengan Allah dalam mimpinya menyusul pertarungan tinju terakhirnya. Dalam pengakuannya, Manny Pacquiao mengatakan bahwa imannya 100 % kepada Yesus namun hidupnya selama ini tidak sesuai dengan imannya. Pertemuannya dengan Tuhan dlaam mimpi, mengubah hidupnya. Dia meyakini bahwa Tuhanlah yang mengubah hidupnya, bukan mimpi itu. Jelas dari berita kesaksian ini, bahwa dia tidak bertemu secara langsung dengan Tuhan, dia hanya bertemu dalam mimpi. Namun pertemuannya dengan Tuhan walapun hanya dalam mimpi, sungguh mengubah hidupnya. berita selengkapnya, lihat di sini

Pasti juga banyak kesaksian iman yang telah kita dengar tentang orang yang bertemu dengan Yesus dan pertemuan itu sungguh mengubah hidup mereka. Dalam kesaksian-kesaksian yang banyak kita dengar, pertemuan dengan Yesus juga tidak secara langsung, tetapi ada yang dalam mimpi, atau ada pula yang seakan secara nyata bertemu dengan Tuhan. Bagamanapun bentuk pertemuan yang dialami oleh para saudara kita, dan terlepas dengan benar tidaknya hal itu, itu tidak perlu kita persoalkan. Yang perlu kita ambil maknanya adalah bahwa pertemuan dengan Tuhan mengubah hidup seserang menjadi orang yang sungguh hidup dalam iman. Dari pertemuan itu jelas bahwa Yesus menghendaki agar semua orang menjadi hidup baik, hidup menjadi manusia baru seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.

Dalam Injil hari ini juga kita dengarkan bagaimana Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Lewi duduk-duduk di sana tentu bukan sekedar duduk-duduk atau lagi istirahat, tetapi pasti dia sedang bekerja sebagai pemungut cukai. Ketika Yesus melihat dia, Yesus memanggil dengan berkata, “Ikutlah Aku!" Sungguh luar biasa ajakan Yesus, hanya dengan kata-kata itu, Lewi berdiri dan meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti Yesus. Pertemuan dan ajakan Yesus sungguh mengubah hidupnya, menjadi manusia baru yang hidup mengikuti Yesus.

Nah sekarang, bagaimana dengan kita? Mungkin kita pasti mengatakan bahwa kita sudah menjadi pengikuti Yesus dengan dibaptis dan dengan beriman kepada-Nya. Namun apakah semuanya itu sungguh tampak nyata dalam hidup kita, di mana kita hidup menjadi manusia baru yang sungguh-sungguh mengikuti Yesus?

Banyak orang yang mengatakan dirinya menjadi pengikuti Yesus karena sudah dibaptis dan menyatakan iman kepada Yesus, namun tidak berani meninggalkan hidup lama menjadi hidup baru mengikuti Yesus. Tentu dalam hal ini, bukan berarti bahwa kita harus meninggalkan pekerjaan kita lalu mengikuti Yesus kepada Yesus pergi. Kita tidak perlu dan tidak harus meninggalkan pekerjaan kita sekarang ini, namun yang diharapkan bahwa pertemuan kita dengan Yesus hendaknya membuat kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan mengikuti sabda dan teladan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Dalam injil hari ini, Yesus memberi teladan kepada kita yakni Yesus yang bergaul dan mewartakan kasih Allah kepada para pemungut cukai yang dianggap orang-orang berdosa. Yesus memberi teladan bahwa keselamatan Allah ditujukan kepada semua orang, Allah mengasihi semua orang dan menghendaki agar semua orang bertobat dan kembali kepada Allah. Dengan demikian, kita yang mengikuti Yesus berarti hidup mewartakan kasih Allah kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan orang dan bahkan tidak menyingkirkan sesama kita.

Kita semua sudah pertemu dengan Yesus dan Yesus memanggil kita agar kita mengikuti Dia. Atau mungkin kita merasa tidak pernah bertemu dengan Yesus dan merasa tidak pernah mendengar panggilan Yesus agar kita mengikuti Dia? Kita semua sudah bertemu dengan Yesus. Pertemuan kita yang sungguh nyata dalam Yesus, itu terjadi pada saat kita merayakan ekaristi dan menyambut komuni suci. Pada perayaan itu, Yesus tidak hanya mengajak kita agar kita mengikuti Dia, tetapi Dia sendiri datang dan memberikan diri-Nya untuk bersatu dengan kita. Hanya persoalannya, hal ini seringkali kurang kita sadari dan imani, sehingga pertemuan dan persatuan kita dengan Yesus, tidak berbuah hidup baru dalam diri kita. Maka sadarilah bahwa Tuhan menghendaki kita selamat, bahagia, TuhanYesus telah menemui kita, kita telah bertemu dengan Dia, Yesus telah memanggil kita untuk mengikuti Dia, dari sebab itu baiklah pertemuan dan persatuan kita dengan Yesus berbuah dalam hidup mengikuti Yesus. Yakinlah, bahwa dengan mengikuti Yesus kita akan beroleh hidup bahagia. Amin.

Pacquiao perbaharui imannya

Pacquiao perbaharui imannya

Juara tinju dunia Manny Pacquiao adalah seorang pria yang telah berubah dalam kehidupan imannya setelah bertemu dengan Allah dalam mimpinya menyusul pertarungan tinju terakhirnya, katanya, hari ini.

“Jika saya meninggal tahun lalu atau dua tahun lalu, saya yakin saya akan langsung masuk neraka,” kata Pacquiao dalam sebuah wawancara yang diposting di situs Berita ABS-CBN.

“Iman saya kepada-Nya 100 persen, tapi setelah berdoa, saya masih melakukan hal-hal yang jahat.”

Ia mengatakan bahwa dia telah berhenti berjudi, minum dan main perempuan. Namun, setelah bermimpi tentang Allah, ia sekarang bergelut mempelajari Alkitab dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama istri dan anak-anaknya.

Perubahan ini terjadi setelah ia melawan petinju Meksiko Juan Manuel Marquez pada November lalu.

Dalam mimpinya, katanya, ia berada di sebuah hutan yang indah, saat itu cahaya menyinari dirinya dan bertanya: Anak, mengapa engkau pergi dari-Ku?”

“Saya bangun dan menangis. Saya ingat saya juga menangis dalam mimpi dan ketika saya menyentuh bantal, bantal tersebut masih basah,” katanya.

Pacquiao mengatakan ia coba mencari arti dari mimpi itu dan jawabannya ditemukan dalam Alkitab.

“Pada jaman dahulu kala, Allah berbicara dengan orang melalui mimpi mereka. Jadi saya berkata pada diriku sendiri ‘mimpi ini adalah nyata dan saya harus mengubah hidup saya,” katanya.

Dia juga mengatakan perubahan itu terjadi, bukan hanya karena keinginannya, tapi karena Allah yang mengubah dirinya.

“Menjadi seorang Kristen berarti menerima Kristus sebagai Juru Selamat Anda, Allahmu,” katanya. “Itulah mengapa Anda disebut seorang Kristen. Jika Anda menghapus ‘Kristus’, hanya ada ‘ian’ dan itu berarti “Hidup saya adalah hampa.”

Sumber: Champion boxer renews his faith

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

Ekaristi berikan kekuatan bagi yang lemah dan putus asa

Ekaristi berikan kekuatan bagi yang lemah dan putus asa

Ekaristi menjadi penopang bagi mereka yang lelah, lemah atau putus asa di dunia dan mengubah dosa dan kelemahan manusia masuk ke dalam kehidupan baru, kata Paus Benediktus XVI.

Berbicara pada audiensi umum mingguan 11 Januari di Vatikan, Paus berbicara dengan fokus pada Yesus dan Perjamuan Terakhir, di mana Dia menetapkan Ekaristi, “sakramen tubuh dan darah-Nya”.

Karunia Yesus sendiri ditunjukkan melalui pengorbanan-Nya di salib dan kebangkitan-Nya yang mulia,” kata Paus.

Dia menyerahkan hidup-Nya sebelum Dia disalibkan dan karena itu Dia “mengubah kematian ke dalam sebuah tindakan bebas menyerahkan dirinya bagi orang lain.

Kekerasan segera berubah menjadi sebuah pengorbanan yang aktif, bebas dan penebusan,” lanjut paus itu.

Paus mengatakan bahwa, pada Perjamuan Terakhir, Yesus berdoa untuk murid-murid-Nya, terutama Petrus, yang mengkhianati diri-Nya.

Namun, Yesus berdoa agar iman para murid-Nya tetap teguh, dan Petrus, yang mengkhianati Yesus, akan kembali untuk memperkuat iman orang lain, kata paus.

“Ekaristi adalah makanan bagi para peziarah, yang menjadi (sumber) kekuatan juga bagi mereka yang lemah, lelah dan putus asa,” tambahnya.

Sumber:Eucharist gives strength to those who are weak

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Jumat 13 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Jumat 13 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan I:
Hilarius
1Sam 8:4-7,10-22a, Mzm 89:16-17,18-19, Mrk 2:1-12

BACAAN INJIL:
Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"? berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

RENUNGAN:

Saat kita berada di jalan raya, bila mendengar suara raungan mobil ambulans, pasti kita tahu bahwa mobil itu sedang membawa orang sakit atau orang yang sudah meninggal dan mereka meminta kita memberi jalan agar mereka cepat sampai ke tujuan. Kita juga pasti spontan berusaha melambatkan kendaraan, ke pinggir untuk memberi jalan dan mendahulukan mobil ambulans tersebut.

Namun hal yang demikian tidak terjadi dalam Injil hari ini. Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa beberapa orang membawa orang sakit kepada Yesus, namun mereka tidak bisa masuk dan membawa orang sakit itu ke hadapan Yesus, karena banyaknya orang yang berkerumun mendengarkan pengajaran Yesus. Orang banyak itu asyik mendengarkan pengajaran Yesus dan tidak mau memberi jalan kepada orang itu supaya bisa membawa orang lumpuh itu kepada Yesus untuk disembuhkan. Walaupun demikian, orang-orang itu tidak kehilangan akal membantu orang lumpuh itu, mereka naik ke atap, membongkar atap dan menurunkan orang lumpuh itu persis di hadapan Yesus. Pastilah orang-orang yang melihat hal itu merasa terganggangu dan jengkel atas kejadian itu. Namun tidak demikian dengan Yesus yang sedang asyik mengajar. Yesus tidak merasa terganggu dengan kejadian itu, tetapi malah melihat sungguh besarnya iman orang lumpuh itu maupun orang yang membawa orang lumpuh itu. Orang yang membawa maupun orang lumpuh itu percaya bahwa walaupun Yesus sedang sibuk mengajar, Yesus tidak akan marah kalau mereka datang untuk minta disembuhkan dan pasti akan mau menyembuhkan. Iman mereka itu benar, Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu.

Sungguh luar biasa kasih Allah yang senantiasa berbuat baik bagi semua orang, kapanpun dan di manapun. Allah tidak pernah sibuk sendiri dan tidak pernah menolak siapapun yang datang kepada-Nya untuk mohon pertolongan dari-Nya. Tuhan pasti akan membantu kita. Namun mari kita ingat, saat kita datang kepada Yesus, apakah kita sungguh-sungguh datang dengan iman yang mendalam kepada-Nya sehingga kita bersuha berjuang untuk bisa datang kepada-Nya. Kita pasti akan mengalami banyak kendala untuk datang kepada-Nya, bisa itu halangan dari orang-orang di sekitar kita, dan bisa juga halangan dari dalam diri kita sendiri, yakni tilam kita sendiri yakni persoalan hidup yang berat membuat kita sulit datang kepada Yesus. Karena pada umumnya, bila kita menghadapi persoalan hidup, iman kita juga bisa melemah sehingga kita berat datang kepada Yesus. Dari sebab itu, datanglah selalu pada Yesus, berusahalah untuk datang kepada-Nya, bahwa tilam atau beban persoalan hidup yang kita alami dan datanglah dengan iman, percayalah bahwa Yesus akan membantu kita sehingga kita mampu bangkit berdiri dari beban persoalan hidup kita. Tuhan tidak pernah akan menolak kita, kalau kita sungguh-sungguh selalu berusaha dalam iman.

Namun sabda ini juga bahwa sebagaimana dalam Injil ini jelas Yesus sedang sibuk bekerja mengajar, dan pada saat itu ada orang yang datang minta bantuan kepada-Nya. Dalam kesibukan itu, Yesus tidak merasa terganggu dengan orang yang datang meminta untuk disembuhkan dan Yesus tetapi mengutamakan cinta kasih untuk menyembuhkan orang sakit itu. Kitapun pasti punya kesibukan setiap hari, dan bisa saja saat kita sakit, ada orang yang datang kepada kita untuk meminta cinta kasih, baik itu dari orang lain, maupun mungkin dari keluarga sendiri. Kalau kita lagi asyik atau sibuk bekerja, bisa saja anak-anak Anda datang kepada Anda. Nah saat demikian, bisa saja Anda merasa terganggu dan akhirnya memarahi anak karena merasa anak tidak tahu bahwa anda lagi sibuk dan asyik dengan pekerjaan. Bisa juga kita lagi sibuk dalam kegiatan iman, dan tiba-tiba ada orang yang datang kepada Anda meminta bantuan. Bagaimana reaksi Anda? Bisa saja seperti ahli Taurat yang merasa terganggu dan lebih mengutamakan hari Sabad daripada berbuat cinta kasih. Nah, bagaimanapun sikap kita selama ini dalam situasi demikian, hari ini Yesus mengajarkan kepada kita bahwa walaupun kita sedang sibuk dan asyik dengan pekerjaan ataupun kegiatan iman kita, kita tetap harus tidak lupa untuk berbuat cinta kasih. Bahkan Yesus mengajarkan agar kapanpun dan di manapun, kita harus lebih mengutamakan perbuatan cinta kasih. Malahan, yakinlah, bahwa bila kita sedang sibuk tetapi tetapi mengutamakan cinta kasih, maka pekerjaan dan hidup kita pasti akan lebih membahagiakan. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Kamis 12 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Kamis 12 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan I:
1Sam 4:1-11, Mzm 44:10-11,14-15,24-25, Mrk 1:40-45

BACAAN INJIL:
Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

RENUNGAN:

Sungguh kata-kata orang kusta sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini sungguh menungkapkan iman kepada Yesus. Dia percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan Dia, dia sungguh percaya bahwa Yesus punya kuasa untuk menyembuhkan dia. Namun dalam kata-katanya ini, seakan orang kusta itu kurang yakin bahwa Yesus mau menyembuhkannya. Kemungkinan orang kusta itu mengatakan ‘jika Engkau mau,” adalah karena keputus asaan atau kekecewaannya selama ini, karena tidak ada yang peduli kepadanya dan tidak ada yang mau menyembuhkannya. Jadi bukan semata-mata karena tidak yakin bahwa Yesus mau menyembuhkannya. Oleh sebab itulah hati Yesus tergerak oleh belaskasih kepada orang kusta itu, bukan hanya karena sakit kusta yang dialami orang itu, tetapi juga karena kata-kata yang mengandung rasa putus asa dan keraguan karena pengalaman tidak diperhatikan, tidak dipedulikan orang-orang sekitarnya dan selama ini tidak ada yang membantunya. Karena itu jugalah Yesus kahirnya menyembuhkannya.

Kitapun mungkin sering mengalami seperti yang dialami orang kusta itu. Kita merasa diri orang yang menderita, punya persoalan tetapi seakan tidak ada yang peduli kepada kita dan tidak ada yang mau membantu kita. Saat mengalami demikian kita merasa bahwa orang-orang di sekitar kita hanya merasa iba pada kita tetapi tidak berbuat apa-apa pada kita. Perasaan putus asa mungkin juga terjadi dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita merasa seakan Tuhan tidap peduli kepada kita dan tidak menolong kita pada masa-masa sulit hidup kita, sehingga kita menjadi ragu bahwa Tuhan akan mau menolong kita. Namun hari ini, kita diajak untuk senantiasa yakin kepada kita, bahwa Allah tetap peduli dan mau menolong kita. Kalaupun orang mungkin tidak peduli dan tidak membantu kita, tetapi Tuhan itu sungguh peduli dan pasti mau membantu kita. Oleh sebab itu, datanglah senantiasa kepada Yesus.

Selain itu, pasti di sekitar kita juga banyak orang yang putus asa karena merasa tidak ada yang mau peduli dan mau membantu mereka. Kitapun seringkali memang tidak mau peduli dan tidak mau membantu sesama kita yang membutuhkan pertolongan atau bantuan dari kita. Melihat sesama yang menderita atau membutuhkan pertolongan kita, kita seringkali hanya prihatin, merasa iba dan kadang kala hanya berharap agar ada orang yang mau membantu kita. Kadangkala kita juga dengan mudah mengatakan, “Saya tidak punya apa-apa dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu sesama yang sedang menderita, tetapi kami berharap dan berdoa semoga Tuhan memberi pertolongan dan ada orang yang mau membantu.”

Benarkah kita tidak punya apa-apa untuk kita bagikan dalam membantu sesama kita yang membutuhkan pertolongan? Sebenarnya kita mampu dan mempunyai sesuatu yang bisa kita berikan untuk membantu sesama kita, hanya kita tidak mau. Kita tidak mau atau enggan membantu sesama kita, karena kita tidak mau repot, kita tidak mau kehilangan atau kekurangan dari apa yang kita miliki karena dibagikan kepada sesama yang membutuhkan bantuan. Sehingga sesungguhnya kita bisa dan sanggup berbuat kasih kepada sesama yang membutuhkan bantuan, hanya kita tidak mau. Semoga kita mau membantu sesama kita yang sedang membutuhkan pertolongan kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Rabu 11 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Rabu 11 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan I:
1Sam 3:1-10,19-20, Mzm 40:2,5,7-8a,8b-9,10, Mrk 1:29-39

BACAAN INJIL:
Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.

RENUNGAN:

Hidup dalam cinta kasih adalah keutamaan kristiani dan panggilan hidup kristiani. Setiap orang yang percaya kepada Yesus dipanggil untuk mengasihi sesama. Namun cinta kasih bukanlah hanya dalam bentuk kata-kata atau rasa keprihatinan kepada sesama. Cinta kasih itu harus nyata dalam suatu perbuatan yang bisa dilihat mata. Cinta kasih yang sungguh hidup adalah cinta yang meluap dalam kepekaan terhadap sesama terutama yang menderita dan pada akhirnya terungkap dalam suatu perbuatan bagi sesama.

Hari ini Yesus memberi teladan bagi kita bagaimana hidup sebagai pengikut-Nya. Dalam kesibukan-Nya mengajarkan kerajaan Allah, Dia tetap peduli, peka dan berbuat cinta kasih kasih kepada mertua Simon Petrus yang sedang sakit dan juga menyembuhkan orang-orang sakit yang dibawa kepada-Nya. Memang perbuatan cinta kasih ini, juga merupakan suatu kenyataan bahwa Yesus tidak hanya mengajarkan kasih, tetapi apa yang diajarkan-Nya dibuktikan dalam kepekaan dan perbuatan kasih kepada sesama terutama yang sedang menderita. Namun selain itu, jelas bahwa Yesus tidak hanya mengajar tetapi juga tidak lupa berbuat cinta kasih.

Dalam hidup, betapa banyak orang yang menjadi pengikuti Yesus, tetapi tidak punya kepekaan kepada sesama yang menderita apalai melakukan perbuatan cinta kasih. Juga banyak para pengikuti Yesus yang hanya sibuk dengan mewartakan sabda Tuhan, tetapi tidak punya waktu untuk peka terhadap sesama yang menderita dan tidak berbuat apa-apa buat mereka. Sering kita hanya pintar dalam kata-kata cinta, pintar dalam menyampaikan sabda Allah, tetapi tidak berbuah dalam perbuatan cinta kasih kepada sesama. Kita seringkali hanya jatuh pada sikap rasa kasihan, rasa prihatin kepada sesama, tetapi hanya sekedar basa-basi saja.

Dari sebab itu, hari ini Yesus memberi contoh agar di tengah kesibukan kita, juga di tengah kesibukan kegiatan iman yang kita lakukan, kita hendaknya tetapi punya kepekaan dan sikap peduli kepada sesama terutama yang lagi menderita.. Dan pada akhirnya kita hendaknya berani berbuat sesuatu bagi sesama kita. Amin.

Setelah membunuh 20.000 orang jadi penginjil

Setelah membunuh 20.000 orang jadi penginjil

Ini adalah sebuah kisah tentang transformasi yang telah mengejutkan dan mengagetkan ribuan orang yang telah mendengar: seorang panglima perang Afrika yang melakukan kekerasan brutal masa lalu menemukan Kristus dan secara dramatis mengubah hidupnya.

Terpilih untuk The Economist Film Project, sebuah inisiatif dari The Economist dalam kemitraan dengan PBS NewsHour, “The Redemption of General Butt Naked” adalah sebuah film dokumenter yang mengerikan tentang kehidupan yang mengubah Yosua Milton Blahyi, pertama kali dijuluki sebagai salah satu panglima perang Liberia yang paling ditakuti.

Sekarang ia bertobat dari kekerasannya di masa lalu, yang mengaku menewaskan hampir 20.000 orang selama 14 tahun perang saudara di Liberia.

Setelah masuk Kristen, Blahyi berusaha untuk menemukan kembali dirinya sebagai seorang penginjil, mengadakan perjalanan sebagai pengkhotbah dan mengadakan rekonsiliasi dengan orang yang ia telah lukai di masa lalu.

Pembuat film itu Eric Strauss dan Daniele Anastasion menghabiskan waktu lima tahun dengan Blahyi, menyusul kehidupannya yang bermasalah.

Strauss telah tertarik dengan Blahyi setelah ia membaca buku tentang kehidupan pribadinya berjudul The World’s Most Dangerous Places (Tempat-Tempat Dunia Paling Berbahaya).

“Itu hanya uraian kecil tentang seorang panglima perang yang terkenal telah menewaskan ribuan orang dan sekarang berjalan-jalan membawa khotbah tentang kebenaran dan rekonsiliasi,” kata Strauss kepada Los Angeles Times.

Sumber: African warlord who killed 20,000 becomes an evangelist

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com,Tanggal publikasi: 10 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN:Selasa 10 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN:Selasa 10 Januari 2012
TAHUN B:Pekan I
(Gregorius Nyssa, Gulielmus Bituricensis)
1Sam 1:9-20, MT 1Sam 2:1,4-5,6-7,8abcd, Mrk 1:21b-28

BACAAN INJIL:
Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.

RENUNGAN:
Pada umumnya bila suatu peristiwa yang tidak wajar atau kejadian yang luar biasa, pasti akan cepat tersebar. Orang tanpa disuruhpun pasti akan berusaha menceritakan peristiwa, atau kejadian yang menghebohkan itu kepada setiap orang. Peristiwa itu akan menjadi bahan pembicaraan di banyak tempat. Apalagi sifat manusia yang suka menggosip, membuat peristwa itu semakin cepat menyebar. Oleh karena itu pula banyak orang yang mencoba membuat sensasi biar menjadi bahan perbincangan banyak orang dan biar menjadi terkenal.

Orang-orang yang berada di dalam rumah ibada begitu terkagum-kagum saat melihat dan mendengar pengajaran Yesus. Yesus mengajar dengan penuh kuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat pada waktu itu. Orang banyak itu semakin terkagum-kagum ketika Yesus mengusir roh jahat keluar dari orang yang kerasukan roh jahat. Mereka melihat bahwa roh jahat tunduk kepada Yesus. Peristiwa itu menjadi perbincangan mereka dan menjadi tersebat luas ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Apa yang dilakukan oleh Yesus tentu bukan suatu pertunjukan untuk mencari popularitas atau sensasi, tetapi sungguh perbuatan kasih Allah bagi manusia. Yesus menyatakan kasih Allah kepada manusia dan Allah selalu peduli kepada manusia. Sungguh luar biasa kasih Allah kepada manusia.

Orang banyak yang menyaksikan Yesus mengajar di rumah ibadat begitu terkagum-kagum dan menyebarkan peristiwa itu. Bagaimana dengan kita yang sudah menjadi pengikut Yesus? Kita pasti sudah banyak mendengar dan menyaksikan perbuatan kasih Yesus kepada kita, sehingga tentunya kitapun kagum kepada Yesus. Namun kita hendaknya tidak hanya berhenti pada rasa kagum kepada-Nya tetapi sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebab Dia adalah Tuhan yang penuh kuasa dan kasih kepada kita. Kalau kita sungguh percaya kepada Yesus, tentu kita juga ikut menyebarkan kasih Allah yang dinyatakan oleh Yesus, kepada sesama kita. Kita tidak berani berbicara tentang Yesus, kuasa dan kasih-Nya, dan tidak menyebarkannya kepada sesama, mungkin karena kita sendiri tidak percaya kepada Yesus. Oleh karena itu, banggalah menjadi murid Yesus dan hiduplah sebagai orang yang sungguh percaya kepada-Nya. Amin.

Akademisi: Agama dijadikan “bensin” konflik

Akademisi: Agama dijadikan “bensin” konflik

Direktur Pusat Dialog Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalidjaga Yogyakarta Nur Kholis Setiawan mengatakan konflik bernuansa agama yang terjadi di Tanah Air terjadi karena agama dijadikan “bensin”.

“Saya tidak ingin mengatakan bahwa konflik itu pemicunya karena agama, tetapi agama itu jadikan sebagai bensin atau sebagai bahan bakar tambahan yang mempercepat konflik itu,” katanya di Palu, Senin.

Ia mengatakan hal itu di sela-sela Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural bagi para tokoh agama, pemuda dan mahasiswa lintas agama.

Dialog tersebut dilaksanakan atas kerjasama Kementerian Urusan Eropa dan Kerjasama Internasional Kerajaan Belanda dan Pusat Kerukunan Umat Beragama, Dialog Centre UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Kementerian Agama Sulawesi Tengah.

Menurut Nur Kholis, cara beragama sebagian masyarakat Indonesia belum berangkat dari bingkai kebangsaan sehingga masih sering terjadi diskriminasi.

“Di daerah mayoritas Muslim, misalnya, Muslim lebih berkuasa. Begitu juga di daerah yang mayoritas Kristen, Kristen juga berbuat yang sama. Yang lain tidak mendapat tempat” katanya.

Kondisi ini, kata dia, merupakan realitas kehidupan beragama di Indonesia dimana cara beragama sebagian masyarakat dalam bingkai kebangsaan masih minim.

Di sinilah, kata Nur Kholis, pentingnya peran Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) kendati perannya belum maksimal.

“FKUB itu masih semacam paguyuban karena kebetulan ada dana daerah di sana, sehingga banyak orang mau terlibat. Pada saat yang sama belum tentu semua mau terlibat dalam program-program kebangsaan,” katanya.

Kondisi itu, kata dia, tergambar saat Kongres Nasional FKUB Desember 2011 yakni muncul kecemburuan diantara FKUB karena ada yang mendapat fasilitas dari pemerintah dan ada yang tidak.

“Ada kabupaten yang iri dengan kabupaten lain karena mendapat fasilitas mobil. Padahal peran yang dimainkan mestinya bukan itu,” katanya.

Menurut Nur Kholis, kendala yang dihadapi dalam menyelesaikan masalah konflik selama ini masih lebih pada dialog wacana dan bukan dialog karya.

Padahal, kata dia, mestinya dalam rangka membangun kebersamaan dan kerukunan tidak lagi pada wacana dialog tetapi lebih pada dialog karya misalnya dengan penanaman pohon bersama sehingga lahir kesadaran bersama terhadap lingkungan. “Atau misalnya dengan pemberdayaan ekonomi bersama sehingga bisa lebih menyatu,” katanya.

Sumber: kompas.com

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

Vatikan sambut Anglikan masuk Gereja Katolik

Vatikan sambut Anglikan masuk Gereja Katolik

Pastor Jeffrey Neil Steenson

Para anggota Gereja Episkopal, termasuk imam yang menikah, sekarang bisa bergabung dengan Gereja Katolik Roma di bawah struktur baru yang telah diumumkan oleh Vatikan.

Paus Benediktus XVI pada Minggu mengangkat mantan uskup Episkopal yang menikah untuk memimpin sebuah struktur organisasi pertama Amerika Serikat (AS) untuk Anglikan dan Episkopal yang ingin bergabung dengan Gereja Katolik Roma.

Pastor Jeffrey Neil Steenson, seorang ayah dari tiga anak dan menjadi Katolik, akan memimpin Personal Ordinariate (Ordinariat Pribadi) AS tersebut.

Ordinariat nasional, setara dengan sebuah keuskupan, akan berbasis di Houston, tetapi akan beroperasi secara nasional.

Vatikan mendirikan ordinariat pertama seperti itu di Inggris tahun lalu. Ordinariate lain sedang dipertimbangkan adalah Australia dan Kanada.

Steenson, seorang yang telah menjadi Katolik, yang disebut oleh Paus Benediktus XVI sebagai sebuah “momen bersejarah dalam sejarah Gereja.”

Untuk pertama kalinya sejak Reformasi Protestan di abad ke-16, katanya, struktur itu dibuat untuk “membantu mereka kembali ke pangkuan Santo Petrus dan para penggantinya.”

Menurut Konferensi Waligereja Amerika Serikat, lebih dari 100 pendeta telah mengajukan untuk ditahbiskan menjadi imam Katolik dan 1.400 orang dari 22 komunitas telah meminta untuk bergabung dengan ordinariat tersebut.

Sumber: Vatican welcomes converts to Catholic Church

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN SETELAH HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN, Senin 9 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN SETELAH HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN,
Senin 9 Januari 2012
(Pesta Pembaptisan Tuhan)
Yes 55:1-11 atau Kis 10:34-38, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6, Mrk 1:7-11

BACAAN INJIL:

Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

RENUNGAN:

Hari ini adalah pesta Pembpatisan Tuhan. Pesta hari ini dan juga Injil hari ini mungkin sedikit janggal bagi kita sebab kita tahu bahwa Baptis adalah "gerbang sakramen-sakramen, yang perlu untuk keselamatan, entah diterima secara nyata atau setidak-tidaknya dalam kerinduan, dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan Gereja setelah dijadikan serupa dengan Kristus oleh meterai yang tak terhapuskan" (KHK kan 849). Dengan demikian, Yesus yang menerima baptisan Yohanes, seakan menyiratkan bahwa Yesus juga terkena oleh dosa sehingga Dia membutuhkan baptisan Yohanes. Namun kiranya bukan demikian yang terjadi dalam Yesus sebagaimana yang kita baca dalam Injil hari ini.

Yesus mau dibaptis oleh Yohanes, bukan karena Yesus membutuhkan keselamatan dan juga bukan karena Yesus memiliki dosa. Semuanya itu dilakukan oleh Yesus adalah sebagai contoh dan teladan bagi orang-orang pada masa itu dan juga sekarang, bahwa manusia/ kita membutuhkan keselamatan dan agar kita mau dibaptis sehingga menjadi anak-anak Allah. Teladan kerendahan hatilah yang mau dinyatakan oleh Yesus dalam sikapnya memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Yohanes sendiri juga memberi teladan kerendahan hati, yakni dengan mengatakan bahwa dirinya tidak ada apa-apanya di hapadan Yesus, bahkan dia mengatakan bahwa membuka tali kasut Yesus sendiri, dia merasa tidak layak.

Kerendahan hati adalah nilai keutamaan kristiani yang harus dihidupi oleh para pengikut Kristus. Kerendahan itu berarti terpancara dalam sikap kesadaran bahwa dirinya adalah manusia biasa, manusia berdosa yang selalu membutuhkan pertobatan dalam hidup, selalu menyadari perlunya rahmat keselamatan dari Allah sehingga senantiasa membutuhkan Allah dalam hidupnya. Kerendahan hati juga itu nyata dalam sikap tidak memandang diri lebih hebat dari orang lain, sikap tidak menyombongkan diri pada orang lain. Yohanes pembaptis memberi teladan dalam hal ini. Ini pulalah kiranya yang harus kita hidupi.

Selain itu, pesta hari ini kembali mengingatkan kita bahwa baptisan yang telah kita terima adalah baptisan suci karena kita dibaptis oleh Tuhan bukan lagi hanya dalam air tetapi dalam ‘Roh. Yesus yang mau menerima baptisan dari Yohanes, menjadi suatu pertanda bagi kita bahwa baptisan yang sudah kita terima adalah baptisan suci. Dari sebab itu, baiklah kiranya senantiasa menyadari kesucian baptisan yang sudah kita terima. Baptisan yang sudah kita terima adalah gerbang beroleh keselamatan, telah menyucikan kita dari dosa dan menjadikan kita anak-anak Allah. Oleh sebab itu, kita yang telah menerima baptisan, haruslah memelihara kesucian baptisan yang telah kita terima dan hidup sesuai dengan kesucian baptisan itu. Amin.

Vatikan mengeluarkan rekomendasi untuk merayakan Tahun Iman

Vatikan mengeluarkan rekomendasi
untuk merayakan Tahun Iman


Dalam upaya untuk membantu umat Katolik memiliki pemahaman iman mereka yang lebih baik dan menjadi saksi otentik bagi Kristus, Vatikan mengeluarkan sebuah rekomendasi pastoral untuk merayakan Tahun Iman.

Kongregasi Ajaran Iman akan merilis sebuah “catatan” pada 7 Januari, yang menguraikan tujuan tahun khusus itu dan cara-cara para uskup, keuskupan-keuskupan, paroki-paroki dan komunitas-komunitas dapat mempromosikan “kebenaran iman,” kata kongregasi itu dalam pernyataan tertulis 5 Januari.

Rekomendasi itu juga mengumumkan Dewan Kepausan untuk Evangelisasi Baru, sebuah sekretariat, akan dibentuk untuk menyarankan dan mengkoordinasikan berbagai inisiatif. Departemen baru itu akan bertanggung jawab untuk meluncurkan website khusus untuk berbagi informasi yang berguna selama Tahun Iman.

Paus Benediktus XVI menetapkan Tahun Iman berlangsung dari 11 Oktober 2012 hingga 24 November 2013 untuk membantu Gereja memfokuskan perhatian pada “Yesus Kristus dan keindahan memiliki iman kepada-Nya,” katanya.

“Gereja sangat menyadari masalah yang dihadapi iman” dan mengakui bahwa tanpa revitalisasi iman yang berakar dalam perjumpaan pribadi dengan Yesus,” maka semua reformasi lainnya akan tetap tidak efektif,” kata rekomendasi itu mengutip pidato paus itu tertanggal 22 Desember kepada para Kuria Romawi.

Tahun Iman ini dimaksudkan untuk “penemuan kembali iman sehingga para anggota Gereja akan lebih kredibel dan dengan sukacita menjadi saksi Tuhan yang bangkit, yang mampu menuntun orang-orang yang sedang mencari untuk mengimani-Nya,” kata rekomendasi itu.

Untuk memperbaharui iman seseorang dan menjadi saksi yang kredibel perlu memiliki sebuah pemahaman tentang ajaran Gereja yang benar, katanya.

Karena tahun ini, 11 Oktober, bertepatan dengan ulang tahun pembukaan Konsili Vatikan II tahun 1962 dan pengesahan Katekismus Gereja Katolik tahun 1992, itu akan menjadi kesempatan yang baik bagi dewan itu untuk memperkenalkan katekismus secara “lebih luas,” katanya.

Katekismus “merupakan sebuah bagian integral dengan ‘pembaharuan berkelanjutan” dengan merangkul yang tua dan tradisional, sambil mengungkapkan “sebuah cara baru, dalam rangka untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan zaman kita,” katanya.

Catatan itu akan memberikan rekomendasi-rekomendasi pastoral yang bertujuan membantu “perjumpaan dengan Kristus melalui saksi otentik tentang iman, dan pemahaman yang luas tentang isinya,” katanya.

Di antara inisiatif-inisiatif itu adalah berbagai peristiwa ekumenis di Vatikan bertujuan untuk memulihkan kesatuan di kalangan semua umat Kristen, termasuk “perayaan ekumenis di mana semua orang yang dibaptis akan menegaskan kembali iman mereka dalam Kristus,” katanya.

Sejumlah rekomendasi kepada uskup, keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki termasuk membuat bahan katekese yang berkualitas yang sesuai dengan ajaran Gereja; mempromosikan prinsip-prinsip Katolik dan pentingnya Konsili Vatikan II dalam media massa dan seni; mengadakan acara-acara yang membawa seniman, akademisi dan lain-lain bersama-sama untuk memperbarui dialog diantara iman dan akal; merayakan pertobatan, dan memfokus pada liturgi, khususnya Ekaristi, katanya.

Kongregasi itu mengatakan pihaknya ingin mempromosikan rekomendasi itu karena “fungsi khusus kantor itu tidak hanya mengawal doktrin dan mengoreksi kesalahan, tetapi juga, dan terpenting, adalah mempromosikan kebenaran iman.”

Catatan kongregasi itu, disusun atas perintah Paus Benediktus, ditulis dalam konsultasi dengan kantor-kantor Vatikan lain dan dengan bantuan komite persiapan Tahun Iman.

Komite itu berkerja di bawah naungan Kongregasi Ajaran Iman, termasuk Kardinal William J. Levada, prefek kongregasi itu; Kardinal Francis E. George dari Chicago, dan Kardinal Marc Ouellet, prefek Kongregasi Uskup.

Sumber: Vatican to issue recommendations for celebrating Year of Faith

Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN MINGGU: HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN, 8 Januari 2012: (Hari Anak Misioner Sedunia)

RENUNGAN MINGGU: HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN,
8 Januari 2012:
(Hari Anak Misioner Sedunia)
Yes 60:1-6, Mzm 72:1-2,7-8,10-11,12-13, Ef 3:2-3a,5-6, Mat 2:1-12

BACAAN INJIL: (Mat2:1-12)

“Kami datang dari Timur mau menyembah Sang Raja baru.”

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

RENUNGAN:

Di manakah Tuhan itu pada zaman ini? Apakah Tuhan masih hadir dalam kehidupan sekarang?
Pertanyaan nakal demikian bisa saja terdengar pada zaman ini. Sebab pasti jadi banyak orang yang tidak lagi mampu menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup sekarang ini, juga tidak sedikit orang yang tidak lagi menyadari dan mengakui peran Tuhan dalam hidup zaman modern sekarang ini. Orang mengatakan dirinya beriman, tetapi pada kenyataannya tidak lagi bisa menangkap kehadiran Tuhan dan peran Tuhan dalam hidupnya. Sebab saat ini orang lebih realisti, lebih berpikir logika dan lebih mengandalkan nalar ataupun kemajuan zaman. Kemajuan zaman adalah suatu sukacita tetapi sekaligus melahirkan suatu keprihatinan, karena orang akhirnya melihat bahwa hidup ini semuanya diatur oleh pikiran dan kemajuan zaman. Bahkan orang yang dianggap beriman dan berserah diri atau atau mengandalkan Tuhan seringkali dianggap cengeng dan orang yang gampang putus asa, tidak mau berjuang atau bekerja keras dalam hidupnya.Juga tidak sedikit orang yang terang-terangan menjadi ateis, tidak lagi mengakui adanya Tuhan dan adanya peran Tuhan dalan hidup ini. Kalaupun tidak berani terang-terangan mengatakan diri sebagai orang yang ateis, banyak orang yang diam-diam atau dalam praktek hidup menjadi seorang ateis.

Ada pula orang yang tetap beriman, tetapi mereka tidak mampu menemukan dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup ini. Hal ini bisa terjadi karena melihat dan mengalami banyaknya penderitaan, persoalan dan beratnya beban hidup yang terjadi. Hal ini juga bisa terjadi karena pada kenyataannya banyak orang yang mengatakan diri percaya kepada Tuhan, namun mereka tidak hidup sebagai orang beriman, mereka tidak bisa menghadirkan Tuhan dalam hidup sehingga orang lain bisa menangkap dan merasakan kehadiran Tuhan.

Hari ini adalah Hari Raya Penampakan Tuhan. Penampakan dalam perayaan ini tentu tidak sama dengan penampakan-penampakan yang marak terjadi, misalnya penampakan setan, atau penampakan suster ngesot atau penampakan-penampakan lain. Hari Raya Penampakan ini menyatakan kepada kita bahwa Tuhan menyatakan diri kepada kita dan nyata dalam diri Yesus Tuhan yang lahir di kandang domba di Betlehem. Yesus Tuhan menyatakan kehadiran-Nya bukan untuk orang-orang atau suku bangsa tertentu tetapi kepada segala bangsa. Hal ini digambarkan dengan tiga orang majus atau juga disebut 3 orang sarjana dari Timur. Hal menarik bagi kita adalah yang menuntun mereka mencari dan datang kepada Yesus adalah bintang kecil dan mereka juga mampu menangkap kehadiran bintang itu menjada tanda kehadiran Sang Mesias dan penuntun mereka datang kepada Yesus tuk menyembah-Nya.

Dalam hidup setiap hari, Tuhan selalu hadir dan berkarya bagi kita. Tuhan selalu membuat tanda kehadiran dan karya-Nya kepada kita, dan sebenarnya banyak tanda dalam hidup kita, hanya kita kurang mampu menangkap tanda itu dan tidak memahaminya sehingga kita tidak sampai datang kepada Tuhan. Bintang tanda kehadiran Tuhan itu bisa lewat pengalaman hidup kita dan juga lewa sesama kita yang berusaha hidup baik dan berbuat baik kepada kita. Kita pasti punya pengalaman baik dalam hidup kita, namun kita tidak sanggup melihatnya sebagai tanda bintang kehadiran Tuhan dan yang menuntun kita percaya kepada Tuhan sehingga kita datang kepada-Nya untuk menyembah dan bersykur kepada-Nya. Kadang semuanya pengalaman baik yang kita alami kita anggap sebagai kebetulan saja terjadi, atau menganggap karena memang kita mempunyai nasib baik atau karena kerja keras dan usaha kita. Bintang yang menuntun kita kepada Tuhan bisa kita alami dalam diri sesama atau orang lain yang berusaha hidup baik dan berbuat baik kepada kita. Sehingga hari ini hendaknya kita semakin berusaha untuk mampu menangkap bintang yang menjadi tanda kehadiran Tuhan dalam hidup kita dan bintang itu menuntun kita datang kepada Tuhan.

Sebagaimana tadi kami katakan bahwa sekarang ini banyak orang yang tidak lagi percaya akan kehadiran Tuhan dan bahkan tidak sedikit yang menjadi ateis. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita. Sekarang ini juga banyak orang yang merindukan tanda kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Banyak orang yang juga kecewa karena orang-orang pengikut Kristus justru tidak hidup sebagai tanda kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Maka kita yang percaya kepada kita, justrus harus menjadi bintang yang menjadi tanda kehadiran Tuhan bagi sesama dan menjadi bintang yang menuntun sesama untuk datang dan percaya kepada Yesus. Menjadi bintang seperti bintang yang dilihat oleh ketiga raja dari Majus adalah dengan berusaha hidup seperti yang dikehendaki oleh Tuhan, yakni hidup melalui jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita, bukan lagi melalui jalan hidup Herodes. Ketia raja itu, setelah bertemu dengan Yesus, mereka pulang ke kampung halaman mereka bukan lagi melalui jalan tempat mereka bertemu dengan Herodes, tetapi melalui jalan yang dikatakan oleh Tuhan kepada mereka. Sesudah bertemu dengan Yesus, mereka mengikuti jalan yang dikehendaki oleh Tuhan. Ini menjadi suatu permenungan bagi kita, bahwa kita yang percaya kepada Yesus, haruslah hidup dalam jalan yang dikatakan oleh Tuhan, hidup dengan mendengarkan dan melakukan kehendak Tuhan. Dengan hidup demikian, kita menjadi bintang bagi sesama kita. Dengan demikian hidup dan diri kita menjadi bintang yang menyatakan kehadiaran Tuhan bagi sesama dan menuntun sesama datang kepada Tuhan. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)