RENUNGAN HARIAN SETELAH HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN,
Senin 9 Januari 2012
(Pesta Pembaptisan Tuhan)
Yes 55:1-11 atau Kis 10:34-38, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6, Mrk 1:7-11
Senin 9 Januari 2012
(Pesta Pembaptisan Tuhan)
Yes 55:1-11 atau Kis 10:34-38, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6, Mrk 1:7-11
BACAAN INJIL:
Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
RENUNGAN:
Hari ini adalah pesta Pembpatisan Tuhan. Pesta hari ini dan juga Injil hari ini mungkin sedikit janggal bagi kita sebab kita tahu bahwa Baptis adalah "gerbang sakramen-sakramen, yang perlu untuk keselamatan, entah diterima secara nyata atau setidak-tidaknya dalam kerinduan, dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan Gereja setelah dijadikan serupa dengan Kristus oleh meterai yang tak terhapuskan" (KHK kan 849). Dengan demikian, Yesus yang menerima baptisan Yohanes, seakan menyiratkan bahwa Yesus juga terkena oleh dosa sehingga Dia membutuhkan baptisan Yohanes. Namun kiranya bukan demikian yang terjadi dalam Yesus sebagaimana yang kita baca dalam Injil hari ini.
Yesus mau dibaptis oleh Yohanes, bukan karena Yesus membutuhkan keselamatan dan juga bukan karena Yesus memiliki dosa. Semuanya itu dilakukan oleh Yesus adalah sebagai contoh dan teladan bagi orang-orang pada masa itu dan juga sekarang, bahwa manusia/ kita membutuhkan keselamatan dan agar kita mau dibaptis sehingga menjadi anak-anak Allah. Teladan kerendahan hatilah yang mau dinyatakan oleh Yesus dalam sikapnya memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Yohanes sendiri juga memberi teladan kerendahan hati, yakni dengan mengatakan bahwa dirinya tidak ada apa-apanya di hapadan Yesus, bahkan dia mengatakan bahwa membuka tali kasut Yesus sendiri, dia merasa tidak layak.
Kerendahan hati adalah nilai keutamaan kristiani yang harus dihidupi oleh para pengikut Kristus. Kerendahan itu berarti terpancara dalam sikap kesadaran bahwa dirinya adalah manusia biasa, manusia berdosa yang selalu membutuhkan pertobatan dalam hidup, selalu menyadari perlunya rahmat keselamatan dari Allah sehingga senantiasa membutuhkan Allah dalam hidupnya. Kerendahan hati juga itu nyata dalam sikap tidak memandang diri lebih hebat dari orang lain, sikap tidak menyombongkan diri pada orang lain. Yohanes pembaptis memberi teladan dalam hal ini. Ini pulalah kiranya yang harus kita hidupi.
Selain itu, pesta hari ini kembali mengingatkan kita bahwa baptisan yang telah kita terima adalah baptisan suci karena kita dibaptis oleh Tuhan bukan lagi hanya dalam air tetapi dalam ‘Roh. Yesus yang mau menerima baptisan dari Yohanes, menjadi suatu pertanda bagi kita bahwa baptisan yang sudah kita terima adalah baptisan suci. Dari sebab itu, baiklah kiranya senantiasa menyadari kesucian baptisan yang sudah kita terima. Baptisan yang sudah kita terima adalah gerbang beroleh keselamatan, telah menyucikan kita dari dosa dan menjadikan kita anak-anak Allah. Oleh sebab itu, kita yang telah menerima baptisan, haruslah memelihara kesucian baptisan yang telah kita terima dan hidup sesuai dengan kesucian baptisan itu. Amin.
Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
RENUNGAN:
Hari ini adalah pesta Pembpatisan Tuhan. Pesta hari ini dan juga Injil hari ini mungkin sedikit janggal bagi kita sebab kita tahu bahwa Baptis adalah "gerbang sakramen-sakramen, yang perlu untuk keselamatan, entah diterima secara nyata atau setidak-tidaknya dalam kerinduan, dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan Gereja setelah dijadikan serupa dengan Kristus oleh meterai yang tak terhapuskan" (KHK kan 849). Dengan demikian, Yesus yang menerima baptisan Yohanes, seakan menyiratkan bahwa Yesus juga terkena oleh dosa sehingga Dia membutuhkan baptisan Yohanes. Namun kiranya bukan demikian yang terjadi dalam Yesus sebagaimana yang kita baca dalam Injil hari ini.
Yesus mau dibaptis oleh Yohanes, bukan karena Yesus membutuhkan keselamatan dan juga bukan karena Yesus memiliki dosa. Semuanya itu dilakukan oleh Yesus adalah sebagai contoh dan teladan bagi orang-orang pada masa itu dan juga sekarang, bahwa manusia/ kita membutuhkan keselamatan dan agar kita mau dibaptis sehingga menjadi anak-anak Allah. Teladan kerendahan hatilah yang mau dinyatakan oleh Yesus dalam sikapnya memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Yohanes sendiri juga memberi teladan kerendahan hati, yakni dengan mengatakan bahwa dirinya tidak ada apa-apanya di hapadan Yesus, bahkan dia mengatakan bahwa membuka tali kasut Yesus sendiri, dia merasa tidak layak.
Kerendahan hati adalah nilai keutamaan kristiani yang harus dihidupi oleh para pengikut Kristus. Kerendahan itu berarti terpancara dalam sikap kesadaran bahwa dirinya adalah manusia biasa, manusia berdosa yang selalu membutuhkan pertobatan dalam hidup, selalu menyadari perlunya rahmat keselamatan dari Allah sehingga senantiasa membutuhkan Allah dalam hidupnya. Kerendahan hati juga itu nyata dalam sikap tidak memandang diri lebih hebat dari orang lain, sikap tidak menyombongkan diri pada orang lain. Yohanes pembaptis memberi teladan dalam hal ini. Ini pulalah kiranya yang harus kita hidupi.
Selain itu, pesta hari ini kembali mengingatkan kita bahwa baptisan yang telah kita terima adalah baptisan suci karena kita dibaptis oleh Tuhan bukan lagi hanya dalam air tetapi dalam ‘Roh. Yesus yang mau menerima baptisan dari Yohanes, menjadi suatu pertanda bagi kita bahwa baptisan yang sudah kita terima adalah baptisan suci. Dari sebab itu, baiklah kiranya senantiasa menyadari kesucian baptisan yang sudah kita terima. Baptisan yang sudah kita terima adalah gerbang beroleh keselamatan, telah menyucikan kita dari dosa dan menjadikan kita anak-anak Allah. Oleh sebab itu, kita yang telah menerima baptisan, haruslah memelihara kesucian baptisan yang telah kita terima dan hidup sesuai dengan kesucian baptisan itu. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.