PAROKI MARIA dari GUNUNG KARMEL
Jln. Kota Bunga No. 16, Tiga Lingga 22252, Tlp. 0627-7436116
TIGALINGGA – KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
Jln. Kota Bunga No. 16, Tiga Lingga 22252, Tlp. 0627-7436116
TIGALINGGA – KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
Betulkah ini Gedung Gereja sebuah paroki?Beberapa kali terjadi orang yang belum pernah ke paroki dan mereka dari kota atau paroki lain Tigalingga sesudah sampai di depan Gereja, terkejut dan merasa ragu bahwa mereka sudah sampai ke tujuan yakni paroki Tigalingga. Mereka tidak yakin bahwa Gedung Gereja yang mereka lihat adalah Gereja paroki. Bahkan pernah ada tamu ketika sampai, bertanya kepada orang yang lewat, apa benar ini Paroki Tigalingga. Alasan keraguannya ternyata karena mereka berpikir bahwa Gedung Gereja sebuah paroki jauh lebih kecil, lebih sederhana dibandingkan Gereja stasi di parokinya. Inilah salah suatu realita keadaan Gereja paroki dalam Gereja kita. Di satu sisi, Gereja paroki di perkotaan begitu megah dan mengagumkan, di sisi lain di pedesaan sangat memprihatinkan. Pastor dan umat berusaha membangun Gedung Gereja yang lebih layak, yang mampu mendukung kekhusukan umat dalam beribadah, yang dapat menampung jumlah umat yang semakin bertambah, tetapi seringkali terbentur dengan dana atau biaya, karena keadaan ekonomi paroki, ekonomi umat umumnya tidak punya kekuatan penuh untuk mewujudkan kerinduan dan mimpi tersebut. Tetapi walaupun demikian, kadang kala dalam iman terpaksa harus berani memulai mewujudkan mimpi dan kerinduan demi kemuliaan Tuhan dan juga demi perkembangan iman katolik di daerah. Kami sudah memulainya, tetapi kami hampir tidak bisa melanjutkan dan menyelesaikannya. Sekarang ini selain berupaya menggalang dana dari umat, berdoa dan berharap akan rahmat Tuhan dan juga dengan rendah hati memohonkan bantuan dari para donatur. Untuk itulah di sini, kami lampirkan proposal kami.
Kepada Yth: Para Pastor, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang kami hormati
dan dikasihi Yesus Kristus di manapun berada.
SALAM DAMAI YESUS KRISTUS
Gedung gereja paroki yang ada sudah kurang memadai untuk pembinaan, pengembangan karya parstoral paroki. Kami katakan demikian karena:
1. Daya tampung gedung gereja yang sekarang tidak lagi cukup menampung umat
ketika beribadah.
2. Gedung gereja yang sekarang sudah dimakan usia sehingga beberapa dinding Gereja
sudah mulai rapuh dan retak apalagi setelah kena dampak getaran gempa di Aceh dan Nias.
3. Gedung gereja yang sekarang sudah kurang mendukung untuk pengembangan hidup
iman umat. Hal ini kami katakan demikian karena beberapa hal, yakni:
a. Dinding gedung gereja yang ada sekarang terbuat dari Batako tanpa diplester dab
sebagian dinding itu adalah batako lobang angin sehingga kurang mendukung kekhusukan umat.
b. Gedung Gereja yang sekarang tidak memiliki ruang sakramen pengakuan dosa.
Tentu ini kurang mendukung dalam pelayanan dan penghayatan sakramen tobat bagi umat.
c. Dinding gedung gereja menyatu dengan dinding pastoran, sehingga akses
umat untuk masuk ke ruang sakristi adalah lewat pastoran. Ini tentunya kurang mendukung privacy pastoran.
Demikianlah kiranya alasan paroki membangun gedung Gereja paroki yang baru. Selain hal ini, alasan lebih jelasnya dilampirkan dalam Latar Belakang pada proposal ini.
Paroki ini sangat layak kita bantu. Oleh karena itu, kami mengharapkan kesediaan Pastor/Suster/Bapak/Ibu/Saudara-saudari kiranya berkenan membantu paroki ini dalam biaya pembangunan yang dimaksud. Atas doa, dukungan, kemurahan hati, kerelaan dan kebaikan Pastor/Suster/ Bapak / Ibu / Saudara-saudari, para donatur dan semua pihak yang berperan serta atas kelancaran pelaksanaan pembangunan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yesus Kristus melimpahkan berkat-Nya kepada para Saudara semua dan merestui rencana kami ini lewat para Saudara. Amin.
I. LATAR BELAKANG SINGKAT
Gereja Katolik paroki Maria dari Gunung Karmel Tiga Lingga berdiri pada tahun 1968. Paroki ini terdiri atas 27 stasi. Stasi-stasi tersebut umumnya tersebar di pegunungan atau di perbukitan yang ada di Tigalingga. Pusat paroki berada di Kecamatan Tiga Lingga, terdiri atas 7 lingkungan dan jumlah umat adalah 150 kepala keluarga. Daerah Tiga Lingga terdiri atas berbagai suku yakni Suku Karo, Batak Toba, Simalungun, Pak-pak, jawa. Namun suku yang mayoritas adalah suku Karo dan Batak Toba.
Kami yakin bahwa pastor yang mendirikan paroki pada waktu itu adalah karena dorongan Roh Kudus untuk menghadirkan Gereja Katolik untuk menjalin kebersamaan dalam iman, sebagai satu saudara yang melampaui batas suku dan bahasa yang menjadi salah satu perwujudan Kerajaan Allah. Karena pada saat itu, situasi dan kondisi sangat membutuhkan adanya pemersatu. Kehadiran Gereja Katolik yang mempersatukan sebagai satu keluarga dalam iman Katolik, tentu diharapkan tidak hanya dalam kehidupan beribadah tetapi juga berdampak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Gedung Gereja pertama terbuat dari kayu, sedangkan rumah pastoran hanya menempel di belakang Gedung Gereja. Demi meningkatkan pelayanan dan pembinaan umat, maka tahun 1981 dibangunlah Gedung Gereja yang terbuat dari batako, ukuran 7 x 11 m dan juga sekaligus dibangun gedung pastoran yang sifatnya sangat sederhana, sehingga gedung gereja lama digunakan sebagai Aula yang menjadi tempat pertemuan dan pembinaan-pembinaan umat. Seiring dengan perjalan waktu dan perkembangan umat, selanjutnya tahun 1997 diperpanjang 4 m lagi. Maka ukuran gereja sekarang secara keseluruhan berukuran 7x15 m.
Bangunan Gereja yang sekarang juga dirasa tidak memadai lagi, yakni karena:
1. Besar gedung gereja tidak lagi cukup menampung kehadiran umat saat beribadah.
2. Kondisi gedung yang terbuat dari batako sudah mulai rapuh.
3. Kondisi ini diperparah dengan beberapa dinding bangunan yang sudah retak akibat
getaran Gempa di Nias dan Aceh.
4. Sebagai Gereja paroki, gedung gereja yang sekarang tidak memiliki ruang pengakuan
dosa.
Keadaan gedung Gereja yang demikian tentu sudah kurang memadai untuk kenyamanan umat dalam beribadah dan juga sudah kurang mendukung untuk pengembangan Gereja paroki. Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa untuk wilayah Tiga Lingga atau Dairi, wajah Gereja atau iman umat masih dilihat dari gedung gereja. Atas dasar itulah paroki berpikir dan merencanakan untuk membangun gedung gereja yang baru dan memadai sebagai Gereja paroki. Namun ada beberapa kendala, yakni:
1. Luas tanah lokasi bangunan yang lama tidak cukup luas sehingga tidak memungkinkan
untuk membangun gedung Gereja baru di lokasi tersebut, bahkan dinding gereja menyatu dengan dinding pastoran.
2. Paroki masih mempunyai tanah yang lumayan luas di belakang pastoran atau Gedung
Gereja lama, hanya persoalannya struktur tanahnya menurun atau lebih rendah sampai 3meter. Sehingga bila gedung Gereja di bangun di lokasi tersebut, tentu bangunan akan terlihat rendah dan hanya bagian atap yang akan kelihatan dari jalan umum.
Berdasarkan kendala di atas, maka panitia merencanakan dan memutuskan untuk membangun Gedung Gereja baru di tanah bagian belakang tetapi dengan sistem dua lantai, yakni lantai pertama sebagai Aula dan di atasnya baru di bangun Gedung Gereja baru. Hal ini diputuskan sebagai jalan satu-satunya untuk mengatasi tanah lokasi bangunan Gereja lama yang tidak luas dan mengatasi tanah bagian belakang menurun. Sehingga bila gedung Gereja dibangun di atas Aula, maka Gedung Gereja akan lebih tinggi dan akan terlihat dari jalan umum. Namun hal tersebut kiranya juga sebagai jalan untuk mewujudkan misi mempersatukan umat dan masyarakat bukan hanya ketika beribadah saja tetapi juga saat penting dalam kemasyarakatan yakni ketika mengadakan pesta. Aula tersebut akan disewakan kepada umat dan khalayak umum sebagai tempat pertemuan-pertemuan kemasyarakatan, juga pada waktu pesta. Seringkali terjadi, perayaan Pemberkatan pernikahan diadakan di Gereja Katolik, tetapi pestanya diadakah di Gedung serbaguna atau Aula Gereja lain, karena paroki tidak mempunyai Gedung serba Guna atau Aula yang memadai untuk itu.
Jadi pada prinsipnya, Aula akan digunakan untuk keperluan:
a. Tempat pembinaan atau pertemuan-pertemuan umat.
b. Sebagai Gedung Serbaguna atau Aula yang disewakan kepada umat atau masyarakat.
Dengan demikian, akan menambah masukan bagi operasional paroki. Hal ini sangat perlu
mengingat pemasukan dana operasional paroki yang dari umat tidak cukup untuk menghidupi paroki sebagaimana yang diharapkan.
Kami tahu bahwa dengan membangun Gedung Gereja di atas Aula pasti akan menambah biaya tambahan yang sangat besar, tetapi hal ini terpaksa kami putuskan mengingat kendala-kendala yang kami sebutkan di atas. Kami juga sadar bahwa kami tidak memiliki biaya yang cukup untuk itu, karena ekonomi umat rata-rata kelas menengah ke bawah, umumnya hanya sebagai petani dan pedagang kecil. Kami berani memulai pembangunan gedung Gereja baru demi kenyamanan iman umat saat beribadah dan juga demi perkembangan iman Gereja Katolik di paroki Tiga Lingga secara khusus dan di Keuskupan Agung Medan secara umum.
Proposal ini adalah kelanjutan / penyempurnaan kembali dari Proposal sebelumnya, karena pembangunan dan peletakan pertama sudah dilaksanakan pada hari Minggu tanggal Juli 2008 yang lalu. Misa peletakan batu pertama pada waktu itu adalah Uskup Agung Medan Mgr. A.G. Pius Datubara OFM.Cap (sekarang telah menjadi Uskup Emeritus) dan pastor paroki pada saat itu adalah P. Lamsion Remegius Gurning O.Carm. Sejak peletakan Batu Pertama hingga Bulan Maret 2009 proses pembangunan sudah mengerjakan Fondasi Bangunan dan setelah itu pembangunan terpaksa dihentikan karena kekurangan dana. Hal ini akam kami lampirkan pada bagian akhir Proposal ini.
Pada bulan Februari 2010 ada mutasi dalam Ordo Karmel Sumatera. Pastor Lamsion Remegius Gurning O.Carm yang sudah 4 (empat) tahun bertugas di paroki Tiga Lingga, bahkan sejak beliau ditahbiskan menjadi imam dan juga dengan alasan pertimbangan pastoral dan kepentingan Ordo Karmel Sumatera, beliau dipindah tugaskan ke paroki Parongil, Dairi Sumatera Utara. Pastor Paroki digantikan oleh Pastor Antonius Manik O.Carm yang sebelumnya bertugas sebagai Pastor Paroki di Paroki Sidikalang.
Pastor Antonius Manik O.Carm selaku pastor paroki yang begitu pindah langsung mendapat tugas berat yakni melanjutkan bangunan Gereja yang hampir 2 tahun terbengkalai mengatakan bahwa :
1. Banyak orang setelah melihat proposal pembangunan ini mengatakan bahwa pembangunan ini sangat besar, tidak realistis melihat jumlah umat dan ekonomi umat.
2. Ada juga yang mengatakan bahwa tidak logis membangun Gereja di atas gedung serbaguna, akan mengganggu kegiatan beribadah.
3. Ada juga yang menasihati agar pembangunan dilanjutkan, tetapi hanya membangun Gereja saja, sedangkan untuk Aula atau gedung serbaguna, ditangguhkan saja dan dibangun di tempat yang berbeda, supaya biaya yang terkumpul cukup untuk membangun gereja.
4. Ada juga nasihat yang mengatakan supaya gambar bangunan di rumah saja, diperkesil.
Masih banyak nasihat yang masuk sehubungan dengan pembangunan yang telah di mulai. Atas semua saran dan nasihat yang datang, beliau mengatakan apa yang dikatakan oleh para Saudara yang lain semuanya merupakan nasihat yang bagus, tetapi setelah mengalami dan melihat serta menjadi pastor paroki beliau mengatakan bahwa:
1. Kondisi Gedung Gereja Paroki yang sekarang memang sudah kurang layak untuk disebut Gereja Paroki karena sudah tidak dapat lagi menampung jumlah umat, tidak memiliki ruang pengakuan dosa, dan dinding yang berlubang-lubang kurang mendukutng kenyamanan umat saat beribadah serta dinding yang sudah mulai retak-retak.
2. Lokasi bangunan Gereja sekarang memang kurang luas untuk membangun gedung gereja yang baru.
3. Jalan satu-satunya dalah membangun di tanah bagian belakang, tetapi konstruksi tanah lebih rendah hampir 3 meter, jadi tidak mungkin dibangun begitu saja, karena yangkelihatan hanya atap saja, dan tidak mungkin menimbun sampai 3 meter timbunan.
4. Mungkin dari jumpah umat gedung yang direncanakan terlalu besar, mewah dan tidak realisti dengan jumlah umat. Tapi kami melihat bahwa bila gedung gereja yang direncanakan ini selesai, iman umat akan semakin berkembang dan jumlah umatpun akan semakin bertambah. Bukan suatu rahasia besar bahwa seringkali gedung gereja menjadi wajah dari Gereja itu sendiri.
5. Dengan membuat gedung aula di bawah Gereja menjadi jalan keluar untuk mengatasi tanah yang lebih rendah, itu lebih bermanfaat daripada harus menimbun sampai 3 meter. Memang menambah biaya yang sangat besar, tetapi hal itu juga akan semakin bermanfaat bagi kehidupan paroki selanjutnya, yakni Gedung Aula atau Gedung serbaguna menjadi tempat pembinaan umat, pertemuan umat dan juga jadi tempat umat berkumpul ketika dalam pesta-pesta dan juga hal yang penting adalah menambah pemasukan bagi paroki. Ini sangat perlu, mengingat jumlah pemasukan dari umat, masih kurang memadai untuk operasional paroki.
6. Pembangunan sudah dimulai dan sudah menghabiskan biaya hampir 300 juta lebih. Jadi tidak mungkin tidak dilanjutkan.
Olehkarena itulah, pastor Antonius Manik O.Carm, selaku pastor paroki yang baru menyemangati umat dan para panitia untuk berusaha melanjutkan pembangunan dengan disemangati oleh doa dan kerja keras.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan dukungan doa dan bantuan dana dari Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari untuk mewujudkan rencana yang sudah kami mulai. Kami berdoa dan percaya bahwa Yesus Kristus akan membantu dalam mewujudkan niat luhur ini juga lewat Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari dan Dia juga pasti akan melimpahkan rahmat-Nya kepada Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari yang mau membantu kami.
Bila Bapak, Ibu, Saudara / Saudari berkenan membantu kami, bantuan uluran kasih dapat disalurkan melalui:
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK
atau
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama :ADYTIA PERMANA P.
Demikian kiranya Latar Belakang dan Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih. Berkat Yesus Kristus senantiasa menyertai kita semua.
II. PROPOSAL PEMBANGUNAN GEREJA
III. ANGGARAN BIAYA:
IV. SUSUNAN KEPANITIAAN
VII. PENUTUP
GAMBARAN SINGKAT PEMBANGUNAN YANG TELAH BERLANGSUNG
Pembangunan Gereja Paroki sudah lama didambakan dan ditrencanakan umat, namun perwujudannya dimulai baru setelah peletakan Batu pertama. Peletakan Batu pertama pembangunan diadakah pada hari Minggu tanggal 3 Agustus 2008 dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan saat itu yakni
Mgr. A.G. Pius Datubara OFM.Cap.
Peletakan Batu Pertama dan pembangunan setelah peletakan Pertama dimulai bukan karena dana yang cukup sudah terkumpul tetapi karena kerindukan umat untuk memilik Gedung Gereja Baru yang lebih layak untuk tempat beribadah dan juga demi perkembangan , pembinaan umat paroki dan juga demi perkembangan Gereja Katolikdi Tigalingga. Pembangunan dilaksankana sambil menggalang dana dari umat maupun dari para donatur. Pembangunan tersebut berjalan lambat karena dana yang terkumpul hanya sedikit dan tidak lancar. Pembangunan tersebut baru menyelesaikan fondasi dan akhirnya terpaksa berhenti pada bulan Maret 2009. Dalam proposal ini kami cantumkan sekilas laporan pembangunan tahap I.
LAPORAN PEMBANGUNAN TAHAP I : PEMBUATAN FONDASI BANGUNAN
CATATAN PENTING:
Uang bangunan terpaksa dipakai untuk menutupi kekurangan pembuatan sumur bor patoki. Hal ini diputuskan karena sumur juga sangat dibutuhkan dalam mendukung pembangunan. Maka hasil penghitungan Saldo keuangan pembangunan adalah sebagai berikut:
PENUTUP
Kepada Yth: Para Pastor, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang kami hormati
dan dikasihi Yesus Kristus di manapun berada.
SALAM DAMAI YESUS KRISTUS
Gedung gereja paroki yang ada sudah kurang memadai untuk pembinaan, pengembangan karya parstoral paroki. Kami katakan demikian karena:
1. Daya tampung gedung gereja yang sekarang tidak lagi cukup menampung umat
ketika beribadah.
2. Gedung gereja yang sekarang sudah dimakan usia sehingga beberapa dinding Gereja
sudah mulai rapuh dan retak apalagi setelah kena dampak getaran gempa di Aceh dan Nias.
3. Gedung gereja yang sekarang sudah kurang mendukung untuk pengembangan hidup
iman umat. Hal ini kami katakan demikian karena beberapa hal, yakni:
a. Dinding gedung gereja yang ada sekarang terbuat dari Batako tanpa diplester dab
sebagian dinding itu adalah batako lobang angin sehingga kurang mendukung kekhusukan umat.
b. Gedung Gereja yang sekarang tidak memiliki ruang sakramen pengakuan dosa.
Tentu ini kurang mendukung dalam pelayanan dan penghayatan sakramen tobat bagi umat.
c. Dinding gedung gereja menyatu dengan dinding pastoran, sehingga akses
umat untuk masuk ke ruang sakristi adalah lewat pastoran. Ini tentunya kurang mendukung privacy pastoran.
Demikianlah kiranya alasan paroki membangun gedung Gereja paroki yang baru. Selain hal ini, alasan lebih jelasnya dilampirkan dalam Latar Belakang pada proposal ini.
Paroki ini sangat layak kita bantu. Oleh karena itu, kami mengharapkan kesediaan Pastor/Suster/Bapak/Ibu/Saudara-saudari kiranya berkenan membantu paroki ini dalam biaya pembangunan yang dimaksud. Atas doa, dukungan, kemurahan hati, kerelaan dan kebaikan Pastor/Suster/ Bapak / Ibu / Saudara-saudari, para donatur dan semua pihak yang berperan serta atas kelancaran pelaksanaan pembangunan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yesus Kristus melimpahkan berkat-Nya kepada para Saudara semua dan merestui rencana kami ini lewat para Saudara. Amin.
I. LATAR BELAKANG SINGKAT
Gereja Katolik paroki Maria dari Gunung Karmel Tiga Lingga berdiri pada tahun 1968. Paroki ini terdiri atas 27 stasi. Stasi-stasi tersebut umumnya tersebar di pegunungan atau di perbukitan yang ada di Tigalingga. Pusat paroki berada di Kecamatan Tiga Lingga, terdiri atas 7 lingkungan dan jumlah umat adalah 150 kepala keluarga. Daerah Tiga Lingga terdiri atas berbagai suku yakni Suku Karo, Batak Toba, Simalungun, Pak-pak, jawa. Namun suku yang mayoritas adalah suku Karo dan Batak Toba.
Kami yakin bahwa pastor yang mendirikan paroki pada waktu itu adalah karena dorongan Roh Kudus untuk menghadirkan Gereja Katolik untuk menjalin kebersamaan dalam iman, sebagai satu saudara yang melampaui batas suku dan bahasa yang menjadi salah satu perwujudan Kerajaan Allah. Karena pada saat itu, situasi dan kondisi sangat membutuhkan adanya pemersatu. Kehadiran Gereja Katolik yang mempersatukan sebagai satu keluarga dalam iman Katolik, tentu diharapkan tidak hanya dalam kehidupan beribadah tetapi juga berdampak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Gedung Gereja pertama terbuat dari kayu, sedangkan rumah pastoran hanya menempel di belakang Gedung Gereja. Demi meningkatkan pelayanan dan pembinaan umat, maka tahun 1981 dibangunlah Gedung Gereja yang terbuat dari batako, ukuran 7 x 11 m dan juga sekaligus dibangun gedung pastoran yang sifatnya sangat sederhana, sehingga gedung gereja lama digunakan sebagai Aula yang menjadi tempat pertemuan dan pembinaan-pembinaan umat. Seiring dengan perjalan waktu dan perkembangan umat, selanjutnya tahun 1997 diperpanjang 4 m lagi. Maka ukuran gereja sekarang secara keseluruhan berukuran 7x15 m.
Bangunan Gereja yang sekarang juga dirasa tidak memadai lagi, yakni karena:
1. Besar gedung gereja tidak lagi cukup menampung kehadiran umat saat beribadah.
2. Kondisi gedung yang terbuat dari batako sudah mulai rapuh.
3. Kondisi ini diperparah dengan beberapa dinding bangunan yang sudah retak akibat
getaran Gempa di Nias dan Aceh.
4. Sebagai Gereja paroki, gedung gereja yang sekarang tidak memiliki ruang pengakuan
dosa.
Keadaan gedung Gereja yang demikian tentu sudah kurang memadai untuk kenyamanan umat dalam beribadah dan juga sudah kurang mendukung untuk pengembangan Gereja paroki. Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa untuk wilayah Tiga Lingga atau Dairi, wajah Gereja atau iman umat masih dilihat dari gedung gereja. Atas dasar itulah paroki berpikir dan merencanakan untuk membangun gedung gereja yang baru dan memadai sebagai Gereja paroki. Namun ada beberapa kendala, yakni:
1. Luas tanah lokasi bangunan yang lama tidak cukup luas sehingga tidak memungkinkan
untuk membangun gedung Gereja baru di lokasi tersebut, bahkan dinding gereja menyatu dengan dinding pastoran.
2. Paroki masih mempunyai tanah yang lumayan luas di belakang pastoran atau Gedung
Gereja lama, hanya persoalannya struktur tanahnya menurun atau lebih rendah sampai 3meter. Sehingga bila gedung Gereja di bangun di lokasi tersebut, tentu bangunan akan terlihat rendah dan hanya bagian atap yang akan kelihatan dari jalan umum.
Berdasarkan kendala di atas, maka panitia merencanakan dan memutuskan untuk membangun Gedung Gereja baru di tanah bagian belakang tetapi dengan sistem dua lantai, yakni lantai pertama sebagai Aula dan di atasnya baru di bangun Gedung Gereja baru. Hal ini diputuskan sebagai jalan satu-satunya untuk mengatasi tanah lokasi bangunan Gereja lama yang tidak luas dan mengatasi tanah bagian belakang menurun. Sehingga bila gedung Gereja dibangun di atas Aula, maka Gedung Gereja akan lebih tinggi dan akan terlihat dari jalan umum. Namun hal tersebut kiranya juga sebagai jalan untuk mewujudkan misi mempersatukan umat dan masyarakat bukan hanya ketika beribadah saja tetapi juga saat penting dalam kemasyarakatan yakni ketika mengadakan pesta. Aula tersebut akan disewakan kepada umat dan khalayak umum sebagai tempat pertemuan-pertemuan kemasyarakatan, juga pada waktu pesta. Seringkali terjadi, perayaan Pemberkatan pernikahan diadakan di Gereja Katolik, tetapi pestanya diadakah di Gedung serbaguna atau Aula Gereja lain, karena paroki tidak mempunyai Gedung serba Guna atau Aula yang memadai untuk itu.
Jadi pada prinsipnya, Aula akan digunakan untuk keperluan:
a. Tempat pembinaan atau pertemuan-pertemuan umat.
b. Sebagai Gedung Serbaguna atau Aula yang disewakan kepada umat atau masyarakat.
Dengan demikian, akan menambah masukan bagi operasional paroki. Hal ini sangat perlu
mengingat pemasukan dana operasional paroki yang dari umat tidak cukup untuk menghidupi paroki sebagaimana yang diharapkan.
Kami tahu bahwa dengan membangun Gedung Gereja di atas Aula pasti akan menambah biaya tambahan yang sangat besar, tetapi hal ini terpaksa kami putuskan mengingat kendala-kendala yang kami sebutkan di atas. Kami juga sadar bahwa kami tidak memiliki biaya yang cukup untuk itu, karena ekonomi umat rata-rata kelas menengah ke bawah, umumnya hanya sebagai petani dan pedagang kecil. Kami berani memulai pembangunan gedung Gereja baru demi kenyamanan iman umat saat beribadah dan juga demi perkembangan iman Gereja Katolik di paroki Tiga Lingga secara khusus dan di Keuskupan Agung Medan secara umum.
Proposal ini adalah kelanjutan / penyempurnaan kembali dari Proposal sebelumnya, karena pembangunan dan peletakan pertama sudah dilaksanakan pada hari Minggu tanggal Juli 2008 yang lalu. Misa peletakan batu pertama pada waktu itu adalah Uskup Agung Medan Mgr. A.G. Pius Datubara OFM.Cap (sekarang telah menjadi Uskup Emeritus) dan pastor paroki pada saat itu adalah P. Lamsion Remegius Gurning O.Carm. Sejak peletakan Batu Pertama hingga Bulan Maret 2009 proses pembangunan sudah mengerjakan Fondasi Bangunan dan setelah itu pembangunan terpaksa dihentikan karena kekurangan dana. Hal ini akam kami lampirkan pada bagian akhir Proposal ini.
Pada bulan Februari 2010 ada mutasi dalam Ordo Karmel Sumatera. Pastor Lamsion Remegius Gurning O.Carm yang sudah 4 (empat) tahun bertugas di paroki Tiga Lingga, bahkan sejak beliau ditahbiskan menjadi imam dan juga dengan alasan pertimbangan pastoral dan kepentingan Ordo Karmel Sumatera, beliau dipindah tugaskan ke paroki Parongil, Dairi Sumatera Utara. Pastor Paroki digantikan oleh Pastor Antonius Manik O.Carm yang sebelumnya bertugas sebagai Pastor Paroki di Paroki Sidikalang.
Pastor Antonius Manik O.Carm selaku pastor paroki yang begitu pindah langsung mendapat tugas berat yakni melanjutkan bangunan Gereja yang hampir 2 tahun terbengkalai mengatakan bahwa :
1. Banyak orang setelah melihat proposal pembangunan ini mengatakan bahwa pembangunan ini sangat besar, tidak realistis melihat jumlah umat dan ekonomi umat.
2. Ada juga yang mengatakan bahwa tidak logis membangun Gereja di atas gedung serbaguna, akan mengganggu kegiatan beribadah.
3. Ada juga yang menasihati agar pembangunan dilanjutkan, tetapi hanya membangun Gereja saja, sedangkan untuk Aula atau gedung serbaguna, ditangguhkan saja dan dibangun di tempat yang berbeda, supaya biaya yang terkumpul cukup untuk membangun gereja.
4. Ada juga nasihat yang mengatakan supaya gambar bangunan di rumah saja, diperkesil.
Masih banyak nasihat yang masuk sehubungan dengan pembangunan yang telah di mulai. Atas semua saran dan nasihat yang datang, beliau mengatakan apa yang dikatakan oleh para Saudara yang lain semuanya merupakan nasihat yang bagus, tetapi setelah mengalami dan melihat serta menjadi pastor paroki beliau mengatakan bahwa:
1. Kondisi Gedung Gereja Paroki yang sekarang memang sudah kurang layak untuk disebut Gereja Paroki karena sudah tidak dapat lagi menampung jumlah umat, tidak memiliki ruang pengakuan dosa, dan dinding yang berlubang-lubang kurang mendukutng kenyamanan umat saat beribadah serta dinding yang sudah mulai retak-retak.
2. Lokasi bangunan Gereja sekarang memang kurang luas untuk membangun gedung gereja yang baru.
3. Jalan satu-satunya dalah membangun di tanah bagian belakang, tetapi konstruksi tanah lebih rendah hampir 3 meter, jadi tidak mungkin dibangun begitu saja, karena yangkelihatan hanya atap saja, dan tidak mungkin menimbun sampai 3 meter timbunan.
4. Mungkin dari jumpah umat gedung yang direncanakan terlalu besar, mewah dan tidak realisti dengan jumlah umat. Tapi kami melihat bahwa bila gedung gereja yang direncanakan ini selesai, iman umat akan semakin berkembang dan jumlah umatpun akan semakin bertambah. Bukan suatu rahasia besar bahwa seringkali gedung gereja menjadi wajah dari Gereja itu sendiri.
5. Dengan membuat gedung aula di bawah Gereja menjadi jalan keluar untuk mengatasi tanah yang lebih rendah, itu lebih bermanfaat daripada harus menimbun sampai 3 meter. Memang menambah biaya yang sangat besar, tetapi hal itu juga akan semakin bermanfaat bagi kehidupan paroki selanjutnya, yakni Gedung Aula atau Gedung serbaguna menjadi tempat pembinaan umat, pertemuan umat dan juga jadi tempat umat berkumpul ketika dalam pesta-pesta dan juga hal yang penting adalah menambah pemasukan bagi paroki. Ini sangat perlu, mengingat jumlah pemasukan dari umat, masih kurang memadai untuk operasional paroki.
6. Pembangunan sudah dimulai dan sudah menghabiskan biaya hampir 300 juta lebih. Jadi tidak mungkin tidak dilanjutkan.
Olehkarena itulah, pastor Antonius Manik O.Carm, selaku pastor paroki yang baru menyemangati umat dan para panitia untuk berusaha melanjutkan pembangunan dengan disemangati oleh doa dan kerja keras.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan dukungan doa dan bantuan dana dari Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari untuk mewujudkan rencana yang sudah kami mulai. Kami berdoa dan percaya bahwa Yesus Kristus akan membantu dalam mewujudkan niat luhur ini juga lewat Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari dan Dia juga pasti akan melimpahkan rahmat-Nya kepada Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari yang mau membantu kami.
Bila Bapak, Ibu, Saudara / Saudari berkenan membantu kami, bantuan uluran kasih dapat disalurkan melalui:
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK
atau
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama :ADYTIA PERMANA P.
Demikian kiranya Latar Belakang dan Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih. Berkat Yesus Kristus senantiasa menyertai kita semua.
Hormat kami:Panitia Pembangunan
|
VIKTOR SIANTURI | ERNAWATI BR. TARIGAN | ERNIWATI BR. BARUS |
Ketua I | Sekretaris I | Bendahara I |
Hormat kami: Dewan Pastoral Paroki
|
JANSEN GINTING | BONAR SIANTURI | DAMASUS TARIGAN |
Ketua Pelaksana DPP | Sekretaris DPP | Bendahara DPP |
Turut Memohon Bantuan:
|
PASTOR ANTONIUS MANIK O.CARM |
Pastor Paroki
|
Menyetujui dan Turut Memohon Bantuan:
|
MGR ANICETUS B. SINAGA OFM.CAP |
Uskup Agung Medan |
II. PROPOSAL PEMBANGUNAN GEREJA
1 | Pemohon | |
1.1. Paroki | GEREJA KATOLIK STASI INDUK, PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL - TIGALINGGA | |
1.2. Keuskupan | KEUSKUPAN AGUNG MEDAN - SUMATRA UTARA | |
1.3. Data Paroki | a. Jumlah Umat (Sampai saat ini): 150 KK | |
b. Tahun berdiri : 1968 ( ± 38 tahun) | ||
c. Gambaran bangunan Gereja lama:- Ukuran Luas 7 m x 15 m: 105 m³- Jenis bangunan Semi Permanen: Dinding Batako,lantai semen biasa dan atap seng. | ||
2. | Nama Proyek | : PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK STASI INDUK, PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL- TIGALINGGA – KEUSKUPAN AGUNG MEDAN - SUMATRA UTARA |
3. | Tanggal Pengajuan | 8 Juni 2007 |
4. | Lokasi Bangunan | Gereja Katolik Tigalingga Paroki Maria dari Gunung Karmel. Jl. Kuta Bunga No. 16 – Tigalingga-Kecamatan Tigalingga-Kabupaten Dairi – 22252 |
5. | Nama Pemohon | Panitia Pembangunan Gereja Katolik Stasi Induk Paroki Maria dari Gunung Karmel |
6. | Uraian Proyek | |
6.1. Latar Belakang | Gereja Katolik Tigalingga merupakan gereja Induk Paroki yang berada di wilayah Kecamatan Tigalingga. Gereja ini berada di sekitar pusat kota Tigalingga. Sesuai dengan data Statistik Paroki per- 31 Desember 2006, umat seluruh Paroki Tigalingga berjumlah 7.228 orang atau 1.250 Kepala Keluarga dari 28 Stasi. Sedangkan umat yang berada di gereja induk Paroki berjumlah 825 orang atau 150 Kepala Keluarga.Kondisi gedung gereja Paroki sekarang ini: Permanen dari batako, ukuran 7 x 11 m (dibangun tahun 1981) dan selajutnya tahun 1997 diperpanjang 4 m lagi. Maka ukuran gereja sekarang secara keseluruhan berukuran 7x15 m. Dengan ukuran gedung gereja ini, sudah tidak bisa lagi menampung umat yang beribadat setiap hari Minggunya, apalagi kalau ada pertemuan-pertemuan se-Paroki. Juga karena bahan dari Batako, bangunan ini mulai retak dan keropos.Atas dasar inilah maka, dalam Rapat Bersama antara Pastor Moderator untuk Tigalingga, Rm. Carolus, O.Carm, Pastor Pelaksana Paroki Tigalingga, Rm. Lamsion Gurning, O.Carm, seluruh Pengurus Dewan Paroki Tigalingga dan Pengurus Dewan Rayon Paroki Tigalingga, tanggal 1 Maret 2007, disepakati untuk merencanakan Pembangunan Gedung Baru Gereja Induk, dengan ukuran 16 x 30 m dan sesuai dengan struktur tanah, maka bangunan ini dibuat 2 lantai. Lantai bawah digunakan untuk aula, ruang kantor sekretarit Paroki dan lantai 2 ruangan gereja. | |
6.2. Tujuan Proyek | Proyek ini bertujuan untuk memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi umat saat sedang menjalankan ibadat. Selain itu, proyek ini juga demi kesatuan dan meningkatkan iman umat katolik di stasi Induk Tiga Lingga khusus dan di Paroki Tiga Lingga pada umumnya. | |
6.3. Cara kerja | : Proyek ini melibatkan seluruh umat stasi terutama dalam hal pendanaan dan penggalangan dana, juga umat dilibatkan dalam bentuk gotong royong, dan menanggung makan tukang. Hal ini dilakukan secara bergiliran. Semuanya ini dilakukan karena memang keterbatasan dana dan juga karena kondisi ekonomi umat yang tidak memungkinkan membiaya semua pembangunan dan juga memberi dalam bentuk uang. Hal itu dilakukan untuk senantiasa menananmkan rasa tanggungjawab umat atas gereja dan pembangunan bangunan Gereja. Dengan latar belakang situasi yang demikian, maka untuk mewujudkan pembangunan tersebut, panitia menyalurkan proposal dan memohon bantuan kepada Kepada Keuskupan Agung Medan, Kepada Paroki Sidikalang, partisipasi stasi umat se-paroki, Pemda Kabupaten Dairi, dan juga dari para donator lainnya. | |
6.4. Rencana Pembangunan | ||
6.4.1. Rencana | ||
a. Jenis Bangunan | : Rehap Total (Permanen dan diperbesar) | |
b. Luas Bangunan | : Ukuran 16 x 30 m. ( 2 lantai: I untuk Aula, untuk pertemuan atau pembinaan-pembinaan dan Kantor, II untuk Tempat Ibadat) | |
6.4.2. Bentuk fisik Bangunan: | ||
a. Bentuk | : Semi Rumah Adat Karo / Semi Toba dan semi rumah adat Pak-Pak | |
b. Fondasi | : Batu + batu padas + Pasir Uruk | |
c. Dinding | : Dinding Pas batu padas + Pas batu Bata Luar tanpa di plester. | |
d. Atap | : Seng Megadek | |
e. Plafon | : Gibsum | |
f. Lantai | : Keramik |
III. ANGGARAN BIAYA:
1. | Total Biaya Pembangunan | : Rp. 2.626.216.000,- |
2. | Sumber dana: | |
a. Iuran Wajib Umat Stasi Induk (150 KK) | Rp. 225.000.000,- | |
b. Iuran wajib Umat Stasi-stasi (1.112 KK) | : Rp. 333.600.000,. | |
2.2. Usaha lain umat se-Paroki: | ||
a. Diharapkan dari pesta-pesta atau kegiatan umat se-paroki dengan panitia | : Rp. 150.000.000,- | |
b. Sumbangan sukarela yang diharapkan dari umat paroki | : Rp. 100.000.000,- | |
c. Pemasukan yang diharapkan dari kolekte khusus | : Rp. 75.000.000,- | |
2.3. Bantuan yang diharapkan dari KAM | : Rp. 75.000.000,- | |
2.4. Bantuan dana yang diharapkan dari para donatur | : Rp. 1.667.616.000,- | |
Total Seluruh Biaya | Rp. 2.626.216.000,- |
IV. SUSUNAN KEPANITIAAN
1. | Pelindung | : MGR. ANICETUS B. SINAGA OFM.CAP (Uskup Agung Medan) |
2. | Penasihat | 1. PASTOR PAROKI TIGA LINGGA |
2. BAPAK PARLINDUNGAN PURBA, SH.MM. | ||
3. BUPATI DAIRI | ||
4. CAMAT TIGA LINGGGA | ||
5. DANRAMIL TIGALINGGA | ||
6. BAPAK ZAKARIA BANGUN , SH. MH. | ||
7. BAPAK FIDELIS SIJABAT | ||
8. BAPAK STEVANUS SURBAKTI | ||
9. BAPAK MANGIRING SIGALINGGING | ||
3 | Penanggungjawab | : DEWAN PASTORAL PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL – TIGA LINGGA. |
4 | Panitia Pelaksana | |
Ketua | VIKTOR SIANTURI. | |
Wakil Ketua I | JANGAMAN SINAGA. | |
Wakil Ketua II | SELAMAT SITUMORANG | |
Sekretaris | ERNAWATI BR. TARIGAN | |
Wakil Sekretaris | POBER SILALAHI | |
Bendahara I | ERNIWATI BR. BARUS | |
Bendahara II | PASTOR YOAKIM O.CARM | |
SEKSI USAHA / DANA: | ||
Ketua | ANDREAS J. GINTING | |
Wakil ketua | DAMASUS TARIGAN | |
Angggota | ||
1. SUANG KABAN | ||
2. ROMEDI BANGUN | ||
3. SOPAN SEMBIRING | ||
4. JANNES MANIK | ||
5. Swasta Ginting S.Sos. Map. | ||
A. Koordinator Seksi Dana wilayah paroki | ||
1. Marulak Simanjuntak | ( Lingk. Kampung Karok ) | |
2. Bukit Samosir S.Ag. | ( Stasi Napan Belang ) | |
3. Asahan Sitepu | ( Stasi Sumbul Karo ) | |
4. Parulian Gurning | ( Stasi Sukan Debi ) | |
5. Mian Simbolon Am.Pd. | ( Stasi Gunung Sitember ) | |
6. Darlan Berutu | ( Stasi Tanjung Beringing ) | |
7. Jaman Simbolon | ( Stasi Tampuk Hite) | |
8. Aller Pardede | ( Lingk. Pasar ) | |
9. Makmur Sitanggang | ( Lingk. Pasar ) | |
10. Walter Nainggolan | ( Lingk. Pasar ) | |
11. Ramsi br Nababan | ( Lingk. Huta baru) | |
12. Jansen Ginting | ( Tanah Pinem ) | |
13. Kartini br Tarigan | ( Lingk. Kedebrek ) | |
14. Maridon Boang Manalu | ( Lingk. Kampung Karo ) | |
15. Kartinah br. Tarigan | ( Ketua WKRI Tiga Lingga ) | |
B. Luar Tigalingga: | ||
1. Sebastianus Tinambunan S.H. M.Pd. | (Sidikalang ) | |
2. Maruli Marianus Sihotang S.Ag. | Kasi-Bimas - Sidikalang) | |
3. Bapak Lidia Silalahi | (Kabanjahe ) | |
4. Bapak Pitua Gurning | (Jakarta ) | |
5. Ibu Lili | Jakarta ) | |
6. Ibu Siane | Jakarta ) | |
7. Amrin Tarigan | (Jakarta ) | |
8. Ismael Internasional Tarigan | (Jakarta ) | |
9. Leo Sukar Naibaho | (Surabaya ) | |
10. Ibu Mery | (Medan ) | |
11. Tio Fanta Pinem | Jakarta) |
Ditetapkan kembali di Tiga Lingga
Pada tanggal : 3 Agustus 2010
JANSEN GINTING | BONAR SIANTURI | DAMASUS TARIGAN |
Ketua Pelaksana DPP | Sekretaris DPP | Bendahara DPP |
Turut Memohon Bantuan:
|
PASTOR ANTONIUS MANIK O.CARM |
PASTOR PAROKI |
VII. PENUTUP
Kami merencanakan pembangunan ini bukan karena kami sudah memilik dana dan kemampuan yang cukup, tapi karena kami yakin bahwa ini adalah karya demi memuliakan Tuhan. Dalam segala kelemahan kami, kami dikuatkan, disemangati dan berharap akan kemurahan Tuhan yang akan membantu kami lewat para Saudara atau para Donatur yang mau membantu kami mewujudkan mimpi yang mulia ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan perhatian, dukungan doa, terutama bantuan materiil/dana dari para Saudara atau Para Donatur mewujukan kerinduan umat memiliki bagunan Gereja yang layak dan sakral, tempat mereka berkumpul mewujudkan kebersamaan dalam iman dan dalam merayakan iman mereka, memuji dan memuliakan Tuhan.
Atas perhatian dan kebaikan Bapak/Ibu/Saudara-Saudari dan para Donatur, kami mengucapkan banyak terima kasih. Kami berdoa semoga kebaikan dan uluran kasih para Saudara mendapat balasan yang berlimpah dari Tuhan Allah. Kami juga mohon doa dari para Saudara agar kami umat dan khususnya panitia senantiasa diberkati, dilindungi, diberi kesehatan dan kebijaksanaan oleh Tuhan dan dijauhkan segala kendala dalam mewujudkan tugas mulia ini.
Atas perhatian dan kebaikan Bapak/Ibu/Saudara-Saudari dan para Donatur, kami mengucapkan banyak terima kasih. Kami berdoa semoga kebaikan dan uluran kasih para Saudara mendapat balasan yang berlimpah dari Tuhan Allah. Kami juga mohon doa dari para Saudara agar kami umat dan khususnya panitia senantiasa diberkati, dilindungi, diberi kesehatan dan kebijaksanaan oleh Tuhan dan dijauhkan segala kendala dalam mewujudkan tugas mulia ini.
HORMAT KAMI, PANITIA
VIKTOR SIANTURI | ERNAWATI BR. TARIGAN | ERNIWATI BR. BARUS |
Ketua I | Sekretaris I | Bendahara I |
Dewan Pastoral Paroki
JANSEN GINTING | BONAR SIANTURI | DAMASUS TARIGAN |
Ketua Pelaksana DPP | Sekretaris DPP | Bendahara DPP |
Turut Memohon Bantuan: |
PASTOR ANTONIUS MANIK O.CARM |
GAMBARAN SINGKAT PEMBANGUNAN YANG TELAH BERLANGSUNG
Pembangunan Gereja Paroki sudah lama didambakan dan ditrencanakan umat, namun perwujudannya dimulai baru setelah peletakan Batu pertama. Peletakan Batu pertama pembangunan diadakah pada hari Minggu tanggal 3 Agustus 2008 dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan saat itu yakni
Mgr. A.G. Pius Datubara OFM.Cap.
Peletakan Batu Pertama dan pembangunan setelah peletakan Pertama dimulai bukan karena dana yang cukup sudah terkumpul tetapi karena kerindukan umat untuk memilik Gedung Gereja Baru yang lebih layak untuk tempat beribadah dan juga demi perkembangan , pembinaan umat paroki dan juga demi perkembangan Gereja Katolikdi Tigalingga. Pembangunan dilaksankana sambil menggalang dana dari umat maupun dari para donatur. Pembangunan tersebut berjalan lambat karena dana yang terkumpul hanya sedikit dan tidak lancar. Pembangunan tersebut baru menyelesaikan fondasi dan akhirnya terpaksa berhenti pada bulan Maret 2009. Dalam proposal ini kami cantumkan sekilas laporan pembangunan tahap I.
LAPORAN PEMBANGUNAN TAHAP I : PEMBUATAN FONDASI BANGUNAN
NO | KETERANGAN/URAIAN | DEBET/Rp | KREDIT/Rp |
I | PEMASUKAN | ||
Cicilan dari umat se-paroki | 173.545.500 | ||
2 | DONATUR | 47.041.400 | |
3 | Kolekte Bangunan | 18.795.700 | |
5 | Saldo2 Pesta | 83.453.200 | |
6 | Usaha lain | 378.000 | |
7 | Penjualan Kalender Paroki | 7.352.000 | |
II | PENGELUARAN | ||
7 | Pembelian Pasir | 5.133.000 | |
8 | Sert/Batu padas | 7.540.000 | |
9 | Kayu/beroti | 6.240.000 | |
10 | Batu bata | 3.960.000 | |
11 | Besi | 143.289.050 | |
12 | Semen | 28.013.000 | |
13 | Kawat beton | 3.200.000 | |
14 | Paku-paku | 503.000 | |
15 | Batu kerikil | 7.787.500 | |
16 | Tripleks | 15.982.800 | |
17 | Pengangkutan | 22.270.000 | |
18 | Adm,akomodasi | 13.000.600 | |
19 | BBM | 4.350.000 | |
20 | Alat-alat tukang | 8.786.000 | |
21 | Makan tukang | 8.207.500 | |
22 | Upah tukang | 30.785.500 | |
23 | Upah gali | 5.710.000 | |
24 | Upah tukang masak | 1.500.000 | |
25 | Upah konsultan bangunan | 18.100.000 | |
26 | Biaya pesta peletakan Batu I | 11.811.000 | |
27 | Sumbangan dari KAM | 75.000.000 | |
28 | Sumbangan dari Paroki MKK Jakarta | 20.000.000 | |
JUMLAH | 425.566.800 | 346.168.950 | |
SALDO AKHIR/Awal Februari 2010 | 79.397.850 | ||
425.566.800 | 425.566.800 |
CATATAN PENTING:
Uang bangunan terpaksa dipakai untuk menutupi kekurangan pembuatan sumur bor patoki. Hal ini diputuskan karena sumur juga sangat dibutuhkan dalam mendukung pembangunan. Maka hasil penghitungan Saldo keuangan pembangunan adalah sebagai berikut:
NO | KETERANGAN/URAIAN | DEBET/Rp | KREDIT/Rp |
1 | Saldo dana bangunan | 79.397.850 | |
2 | Kekurangan pembuatan sumur bor paroki | 72.097.650 | |
JUMLAH | 79.397.850 | 72.097.650 | |
Saldo akhir / awal Feb. 2010 | 7.300.200 |
PENUTUP
Demikian kiranya laporan singkat pembangunan tahap I yang sudah kami lakukan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Para Saudara yang sudah membantu kami dalam pelaksanaan pembangunan Tahap I ini. Walaupun demikian, kami masih mengharapkan bantuan dari Para Saudara untuk membantu kami lewat doa dan dalam menggalang dana agar kami mampu melanjutkan pembangunan Tahap II dan pada akhirnya menyelesaikan pembangunan Gedung Gereja kita ini. Kami berencana dan merindukan akan melanjutkan pembangunan Tahap II dan kalau Tuhan berkenan pembangunan dilanjutkan hingga selesai. Semoga Tuhan merestui upaya dan kerinduan iman kami ini dan juga Dia membantu kami lewat bantuan para Donatur.
Sekali lagi, kami sangat mengharapkan bantuan dari Bapak, Ibu, Saudara Saudari. Bila Bapak, Ibu, Saudara / Saudari berkenan membantu kami, bantuan uluran kasih dapat disalurkan melalui:
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK
Atau
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama :ADYTIA PERMANA P.
Demikian kiranya laporan kondisi pembangunan dan Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih. Atas doa, perhatian, dukungan dan bantuan Para Saudara, kami mengucapkan banyak terima kasih. Berkat Yesus Kristus senantiasa menyertai kita semua.
LAMPIRAN FOTO-FOTO
GEDUNG GEREJA PERTAMA
BAGIAN DALAM GEREJA YANG SEKARANG,
SUDAH BANYAK YANG RETAK-RETAK
GEDUNG GEREJA YANG AKAN DIBANGUN
DENAH RENCANA BANGUNAN
PASTORAN
TANAH LOKASI RENCANA BANGUNAN GEREJA,
LEBIH RENDAH 3 METER DIBANDING TANAH DI DEPAN.
FONDASI BANGUNAN GEREJA YANG SUDAH
2 TAHUN BERHENTI PEMBANGUNANNYA.
Sekali lagi, kami sangat mengharapkan bantuan dari Bapak, Ibu, Saudara Saudari. Bila Bapak, Ibu, Saudara / Saudari berkenan membantu kami, bantuan uluran kasih dapat disalurkan melalui:
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK
Atau
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama :ADYTIA PERMANA P.
Demikian kiranya laporan kondisi pembangunan dan Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih. Atas doa, perhatian, dukungan dan bantuan Para Saudara, kami mengucapkan banyak terima kasih. Berkat Yesus Kristus senantiasa menyertai kita semua.
ooo000 O 000oooo
LAMPIRAN FOTO-FOTO
GEDUNG GEREJA PERTAMA
BAGIAN DALAM GEREJA YANG SEKARANG,
SUDAH BANYAK YANG RETAK-RETAK
GEDUNG GEREJA YANG AKAN DIBANGUN
DENAH RENCANA BANGUNAN
PASTORAN
TANAH LOKASI RENCANA BANGUNAN GEREJA,
LEBIH RENDAH 3 METER DIBANDING TANAH DI DEPAN.
FONDASI BANGUNAN GEREJA YANG SUDAH
2 TAHUN BERHENTI PEMBANGUNANNYA.
Saya ingin mengirim sedikit uang, kemungkinan melalui money gram, biasanya money gram minta nama yang sesuai dengan KTP, mohon informasi untuk nama penerima di Indonesia. Terimakasih.
ReplyDeleteKami sangat senang dan bersyukur pada Tuhan atas perhatian dan dukungan Para Saudara. Sehubungan dengan nama sesuai dengan KTP untuk penerima di Indonesia yakni atas nama Antonius Manik. Sekali lagi kami ucapkan banyak terima kasih dan kami berdoa semoga Tuhan memberkati para Saudara. Amin.
ReplyDelete