Yes 2:1-5, Mzm 122:1-2,4-5, 6-7,8-9, Rm 13:11-14a, Mat 24:37-44
“Berjaga-jaga dan bersiapsiagalah!”
Pada waktu itu, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN
Menanti seringkali dianggap suatu kegiatan yang tidak menyenangkan, apalagi bila yang dinantikan itu belum jelas. Namun menanti juga bisa menjadi suatu yang menyenangkan, menggembirakan bila yang dinantikan itu adalah seseorang atau seseutu yang menggembirakan. Misalnya sepasang suami isteri akan menantikan kelahiran anaknya dengan kegembiraan, kebahagiaan dan dalam penantian itu mereka juga mempersiapkan sesuatu yang perlu. Demikian juga halnya seorang nona yang menantikan kedatangan sang kekasih, dia akan menantikan dengan penuh gembira, penuh harap sampil mempersiapkan apa yang perlu dalam menyamput yang akan datang itu.
Sekarang kita masuk pada masa Adven I. Kita semua tahu apa yang dimaksud dengan masa adven, yakni masa penantian. Siapa dan apa yang kita nantikan? Dalam masa Adven yang kita nantikan adalah kedatangan Sang Penyelamat yakni Yesus Kristus. Setiap merayakan Adven, kita tahu yang kita nantikan adalah kelahiran Yesus sang Mesias dan ini kira rayakan pada setiap tanggal 25 Desember. Yesus yang kita nantikan adalah Tuhan Sang penyelamat, Dia yang adalah Kudus datang melawat kita dan hidup bersama dengan kita. Dengan mengetahui siapa yang kita nantikan tentu hendaknya membuat kita menantikannya dengan kegembiraan, dengan sukacita menantikannya, dan juga penantian yang penu dengan kerinduan, sehingga penantian kita bukanlah penantian yang membosankan. Dalam menantikan hari Raya Kelahiran Yesus Kristus Sang Mesias tentu kita tidak cukup hanya berpangku tangan, tetapi kita menanti dengan mempersiapkan segala sesuatu yang perlu. Yesus yang kita nantikan hari raya kelahiran-Nya adalah kudus, sehingga dalam menyambutnya yang diharapkan adalah kekudusan hidup. Karena tidak mungkin kita menantikan dan menyambut yang kudus dengan hari dan hidup yang tidak kudus. Oleh karena itulah juga dikatakan bahwa masa Adven adalah masa pertobatan, pembaharuan diri. Menanti dengan mengupayakan kekudusan hidup adalah seperti yang dikatakan dalam bacaan I, yakni mengubah pedang menjadi bajak, tombak-tombak menjadi pisau pemangkas. Yang mau dimaksudkan adalah mengubah perilaku hidup yang tidak baik menjadi hidup yang baik, yakni hidup yang membawa kebaikan, berkat dan sukacita kepada orang lain. Jadi bukan hanya mengubah hidup dalam arti hidup yang hanya untuk diri sendiri. Lebih jelasnya dikatakan dalam ayat terakhir, yakni hidup dalam terang, yang artinya hidup dalam perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan kehendak Sang Terang sendiri yakni Yesus Sang Mesias.
Dalam bacaan II semakin diperjelas lagi apa yang harus diperbuat dalam mempersiapkan kedatangan Sang Mesias, yakni meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan menggunakan perlengkapan senjata terang. Secara lebih rinci Paulus menganjurkan kita agar selama masa Adven berusaha hidup dengan sopan, meninggalkan hidup dari pesta pora, hawa nafsu dan iri hati. Pada intinya, Paulus menganjurkna kita agar hidup meninggalkan kedosaan dan hidup dalam iman. Hidup dalam iman, selain membantu kita dalam mengupayakan kekudusan hidup, juga membantu kita untuk kuat menghindarkan diri dari godaan-godaan dosa.
Masa Adven yang kita rayakan setiap tahunnya, tentu juga bukan hanya sekedar masa persiapan kita untuk menyambut kelahiran Yesus Sang Mesias. Tetapi juga merupakan suatu pralambang yang mengingatkan kita bahwa hidup kita adalah masa penantian akan kedatangan Anak Manusia. Kapan kedatangan Anak Manusia yang dimaksudkan tidak ada yang tahu pasti. Tetapi kedatangan Anak Manusia yang dimaksudkan bisa mengerti dengan arti kematian kita yang pasti akan terjadi. Kapan terjadi kematian kita, itupun tidak ada yang tahu pasti. Yang kita tahu dengan pasti adalah kematian itu pasti akan terjadi dan harus kita hadapi. Oleh karena itulah Yesus mengingatkan kita agar kita berjaga-jaga dan bersiapsiaga senantiasa. Yesus mengatakan bahwa “Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan…” Sabda Yesus ini mengingatkan kita bahwa bila kematian itu sudah tiba, tidak akan ada yang bisa menolaknya, dan tidak akan ada yang bisa menghalanginya, bahkan hal itu bisa terjadi pada saat yang tidak kita duga, bisa terjadi pada saat kita bekerja atau sedang kita sedang ada bersama dengan orang lain. Hal yang demikian sudah sering kita sakiskan. Tidak sedikit orang yang meninggal mendadak, misalnya kita masih bertemua sebelumnya, ternyata sore atau besoknya kita mendengar berita bahwa dia sudah meninggal. Ada pula kita dengarkan bahwa ada orang yang meninggal saat bekerja dan kumpul bersama orang lain. Jadi kematian yang datang dengan tiba-tiba dan tidak diduga-duga sudah merupakan hal yang biasa kita alami, bukan lagi hal yang luar biasa. Sehingga peringatan Yesus bukan hal yang aneh dan bernada terror untuk menatu-nakuti kita. Hal ini memang kesannya sangat mengerikan atau menakutkan. Bukan maksud Yesus untuk menakut-nakuti, tetapi Dia mau mengingatkan kita, agar kita senantiasa berjaga-jaga dan bersiapsiaga senantiasa. Yesus mengingatkan kita, agar bila hal itu datang, kita seperti Nuh diselamatkan. Sepeti Nuh yang mendengarkan dan melaksanakan Sabda Tuha, dia juga masuk ke bahtera, maka dia selamat dari kematian yang membinasakan. Demikianpun kiranya dalam hidup yang senantiasa berjaga-jaga, kita senantiasa mendengarkan, melaksanakan Sabda Tuhan dan akhirnya kita masuk pada bahtera Tuhan yakni hidup dalam iman itu, sehingga manakalah air bah kematian datang, kitapun akhirnya selamat dari kematian yang mebinasakan. Inilah juga makna Adven yang kita rayakan setiap tahunnya, yakni bahwa hidup kita adalah masa penantian kedatangan Anak Manusia. Oleh karena itu, mari kita jalan hidup ini dengan penantian dengan penuh harapan dengan hidup dalam iman atau menggunakan senjata terang. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Mengawali masa Adven ini, tetapkanlah dalam hatimu untuk menjalani masa adven dengan keseriusan yakni hidup dalam terang iman.
2. Tetapkanlah pula, bahwa selama masa Adven ini, Anda akan meluangkan banyak waktu untuk berdoa dan berbuat baik.