RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XIV
Rabu 11 Juli 2012
Rabu 11 Juli 2012
(Benediktus)
Hos 10:1-3,7-8,12, Mzm 105:2-3,4-5,6-7, Mat 10:1-7
BACAAN INJIL:
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
RENUNGAN:
Pada umumnya sekolah-sekolah paforit mencari dan menerima siswa yang pintar-pintar. Maka untuk itu mereka tidak hanya melihat hasil nilai akhir kelulusan mereka, tetapi melakukan test tertulis maupun lisan. Siswa yang tidak lulus sianggap tidak layak menjadi siswa di sekolah itu. Sekolah itu berharap kelak pada siswanya menjadi orang-orang pintar. Sekolah yang demikian tentu wajar bila siswa-siswanya lulus pada kelulusan dan menjadi orang pintar, sebab pada dasarnya yang diterima di sekolah itu adalah orang yang pintar. Tentu jarang sekolah menerima siapa saja menjadi murid di sekolah itu.
Adapula sekolah yang mencari dan menerima murid yang hanya kelompok tertentu misalnya sekolah khusus hanya untuk orang islam, atau sekolah khusus hanya untuk suku tertentu. Pada umumnya yang menjadi alasan adalah bila para siswa itu satu kelompok tertentu, lebih mudah bagi sekolah itu untuk mendidik dan membina mereka.
Apa yang kami katakan di atas pada umumnya terjadi.
Namun berbeda dengan Yesus dalam memanggil murid-murid-Nya. Bila kita membaca dan mendalami latar belakang orang-orang yang dipilih oleh Yesus menjadi murid dan rasul-Nya, jelas bahwa kriteria yang berlakukan sekolah seperti yang kita lihat di atas tadi tidak dijalankan oleh Yesus. Yesus memilih para rasul dari kalangan yang berbeda-beda, baik itu dari segi usia, juga dari segi status sosial maupun dari segi latar belakang pendidikan mereka. Yesus tidak mempersoalkan usia para murid, juga tidak mempersoalkan latar belakang pendidikan dan status sosial mereka. Ini semua mau menyatakan kepada kita, bahwa Yesus mengasihi semua orang, menghendaki semua orang untuk masuk dalam kebahagiaan surga serta Yesus menghendaki, memilih semua orang menjadi murid-murid-Nya untuk meneruskan tugas pewartaan mewartakan Kerajaan Allah.
Lewat Injil hari ini, Yesus mengajak kita agar tidak membeda-bedakan sesama, tetapi mengasihi semua orang tanpa terkecuali. Seringkali sikap membeda-bedakan melahirkan pengkotak-kotakan dan perselisihan dalam hidup. Sehingga sikap yang demikian, harus kita hidarkan. Kita harus bisa bersaudara dengan semua orang sebab Yesus mengasihi semua orang dan menghendaki semua orang masuk dalam Kerajaan Surga.
Selain itu, seperti para murid dipanggil dan diutus menjadi rasul-Nya, kita semua juga mendapat kepercayaan yang sama sepeti yang diberikan kepada para rasul. Kita semua yang percaya kepada-Nya dipanggil dan diutus menjadi rasul untuk mewartakan Kerajaan Allah.
Dalam injil Yesus berpesan agar para murid tidak menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Bukan berarti bahwa Kerajaan Allah tidak diperuntukkan kepada bangsa Samaria. Latar belakang pesan ini adalah bahwa pada awalnya Kerajaan Allah dimulai dari bangsa Israel dengan harapan Kerajaan Allah itu menyebar lewat bangsa Israel. Sebab bangsa Samaria pada masa itu dianggap bangsa yang tidak percaya kepada Tuhan. Jadi ini hanya menyangkut pemahaman pada masa itu, bukan berarti bahwa Kerajaan Allah tertutup bagi suku bangsa Samaria. Secara logika hal ini benar. Sebab bagaimana mungkin warta Kerajaan Allah dapat diwartakan kepada semua bangsa kalau suku bangsa yang menjadi fondasi kehadiran Kerajaan Allah itu belum kuat.
Namun sabda Yesus itu juga dapat kita renungkan dalam arti bahwa tugas mewartakan Kerajaan Allah harus kita mulai dari lingkungan sekitar kita, dalam kalangan kita sendiri. Sebab tentu tidak mungkin satu kelompok bisa mewartakan Kerajaan Allah kepada kelompok lain apabila kelompok atau anggota dalam kelompok itu sendiri belum sungguh-sungguh teguh dalam hal ini.
Itu juga berarti kita diajak mewartakan kerajaan Allah dengan saling meneguhkan, saling menguatkan dan saling mendukung dengan sesama yang ada di sekitar kita, baik itu dalam keluarga dan dalam lingkungan atau peroki kita. Sebab bagaimana mungkin kita bisa mewartakan Kerajaan Allah kepada orang lain, sedangkan dalam kelompok kita sendiri belum ada kebersamaan atau persaudaraan yang saling meneguhkan atau saling menguatkan.
Oleh sebab itu, jangan dulu kita mewartakan Kerajaan Allah kepada orang lain yang belum mengenal Yesus sedangkan kita sendiri tidak bisa hidup bersama saudara yang seiman dengan kita, sedangkan kita sendiri tidak peduli dengan sasama di sekitar kita atau yang ada dalam kelompok kita. Namun sering juga kita temukan orang yang begitu bersemangat mewartakan Kerajaan Allah kepada orang lain, tetapi mereka tidak bisa hidup dengan sesama di sekitarnya dan tidak peduli dengan orang yang ada di sekitarnya.
Maka terlebih dahulu kita mulai dari dalam kelompok kita sendiri, yang ada di sekitar kita. Sebab bukan hal yang sulit kita temukan bahwa banyak juga orang yang percaya kepada Yesus membutuhkan peneguhan iman, membutuhkan peneguhan cinta kasih dari sesamanya.
Maka semoga kita bersedia menjadi rasul Tuhan mewartakan Kerajaan Allah terutama kepada sesama kita sendiri dengan hidup saling menguhkan, peka dan perhatian kepada sesama di sekitar kita. Jangan pada akhirnya, kita canggih di luar tetapi canggung di dalam. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.