Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga
Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.
Gotong Royong Pembangunan Gereja
Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.
Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja
Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.
Kerjasama Imam dan Umat
Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.
Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan
HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...
Pembinaan Para Pengurus Gereja
Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.
Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki
Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.
Pembinaan Asmika se-Paroki
Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.
Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki
Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.
Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)
Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.
Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)
Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.
Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)
Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.
Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki
Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.
Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal
Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.
Rahmat dan Perlindungan Tuhan
Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.
Rekoleksi dan Aksi Panggilan
Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.
Pesan Prapaskah Kepausan 2012
"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).
Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi
Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.
Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm
Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.
Bakti Sosial : Pengobatan Gratis
Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.
MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14) |
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9) |
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27) |
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17) |
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur. |
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
|
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang |
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8 |
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK. |
ATAU |
BCA KCU MEDAN |
NO.0222053453. |
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P. |
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.) |
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui: |
E mail ke :. |
parokimariagk3lingga@yahoo.com |
atau di SMS ke:. |
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645 |
Romo Willy O.Carm : 081333837433 |
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat . Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat |
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin. |
HORMAT KAMI: |
Pastor Antonius Manik O.Carm |
VARIA PAROKI
RENUNGAN HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN, Minggu 17 April 2011 Tahun A
Minggu 17 April 2011 Tahun A
BACAAN INJIL DI HALAMAN/ DI LUAR GEREJA (Mat 21:1-11)
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
RENUNGAN
Hari ini kita memasuki Minggu pekan suci. Selama pekan suci kita akan diajak mendengarkan dan merenungkan sengsara Yesus Kristus sebelum dia wafat dan bangkit dari kematian. Pekan suci ini kita awali dengan merayakan Minggu Palma. Pada perayaan ini, kita mengenangkan Yesus Kristus yang memasuki Yerusalem.
Dalam Injil tadi kita mendengar bahwa ketika Yesus masuk ke Yerusalem, para murid dan banyak orang mengiringi Dia. Mereka semua bergembira, menyambut kedatangan Yesus yang memasuki Yerusalem yakni dengan memasang ‘permadani’ sepanjang jalan yang dilalui oleh Yesus, yakni daun-daun dan pakaian mereka, bersorak sorai dengan ranting di tanganMereka menyambut dan mengagung-agungkan Yesus layaknya seorang raja besar. Dalam pikiran mereka memang demikian, mereka menganggap inilah peristiwa penting dalam sejarah hidup mereka, yang mana Yesus mereka anggap sebagai Mesias politik yang akan membebaskan mereka dari penjajahan.
Namun suatu hal yang sangat kontras kita dengarkan bahwa mereka semua mengelu-elukan Yesus sebagai pemimpin politis layaknya seorang raja besar, tetapi justru Yesus datang dalam kesederhanaan. Yesus memasuki Yerusalem bukan dengan kemegahan, Dia tidak dikawal oleh serdadu dengan senjata lengkat, tidak dengan kereta megah atau kurda yang gagah, juga tidak mengenakan jubah kebesaran raja tau makhota seorang raja, tetapi Dia hanya mengendarai seekor keledai betina. Yesus memang datang sebagai raja, tetapi bukan seperti yang mereka harapkan. Dia adalah raja yang menderita, memasuki Yerusalem dengan kesederhanaan dan bukan untuk merebut kekuasaan atau membebaskan bangsa Israel dari penjajahan bangsa asing. Yesus datang sebagai raja yang menderita dan siap mati untuk membebaskan manusia dari penjajahan akibat dosa. Yesus memasuki Yerusalem sebenarnya Yesus melangkah dan menyongsong kematian-Nya di Jerusalem. Semuanya ini dilakukan untuk menebus dosa manusia.
Dari sebab itu, baiklah dalam perayaan ini, kita menyambut dan mengelu-elukan Yesus karena Dia adalah Mesias yang sungguh dengan rendahhati dan penuh kesederhanaan rela menderita dan bahkan wafat di salib demi menyelamatkan kita, untuk membebaskan kita dari perhambaan dosa. Namun kita menyambut Yesus, bukan lagi hanya sekedar dengan sorak sorai atau ranting daung di tangan, tetapi dengan kesederhanaan hati dan hidup kita. Kesederhanaan yang dimaksud adalah kesadaran diri bahwa kita adalah manusia biasa, manusia pendosa, tetapi Yesus Tuhan mau menderita danw wafat bagi kita untuk menebus dosa kita, hanya karena cinta-Nya kepada kita. Dengan demikian, kitapun berani menderita demi Dia, demi mengasihi Dia. Seperti para murid dan orang banyak menyambut Yesus dengan menghamparkan baju-baju mereka di jalan yang dilalui oleh Yesus, demikianpun kiranya berani berkorban, memberi hidup kita dan apa yang ada pada kita untuk menyambut dan memuji Yesus Tuhan kita. Hanya yang memiliki hidup sederhanalah yang mampu berkorban demi kasih kepada Yesus. Hanya orang yang rela berkorban pulalah yang sungguh bersyukur atas cinta kasih Yesus atas dirinya. Amin.
RENUNGAN INJIL KISAH SENGSARA (Mat 26:-27:66)
Bacaan Injil hari ini memang bagi kita terasa aneh. Pada upacara di luar Gereja, kita mendengarkan penyambutan umat Israel atas Yesus yang memasuki Yerusalem. Dalam bacaan itu, tampak mereka mengikuti Yesus yang dengan sukacita menyambut dan mengiringi Yesus masuk Yerusalem, bahkan mereka sampe melepas pakaian mereka untuk dibentangkan di jalan sebagai ganti permadani. Namun dalam Bacaan Injil Kisah Sengsara sungguh semuanya terbalik, mereka yang semula mengelu-elukan : "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!", justru malah berbalik membenci Yesus dan bahkan semua berteriak ‘salibkan dia’. Sama halnya dengan para rasul, juga pergi meninggalkan Yesus dalam sengsara-Nya. Bahkan Petrus sendiri berani menyangkal Yesus bahwa dia tidak mengenal Yesus.
Memang bacaan Injil hari ini terasa ganjil, tetapi memang itulah kenyataan yang menggambarkan sikap kita kepada Yesus. Kitapun seringkali bersikap demikian, satu waktu kita dengan lantang mengatakan bahwa kita percaya kepada Yesus, kita hendak mengikuti-Nya tetapi dengan gampang pula kita berbalik ‘membenci’ atau meninggalkan iman kita kepada Yesus. Ketika kita merasa bahwa Yesus memenuhi harapan atau mengabulkan doa-doa kita, atau manakala hidup kita semuanya berjalan lancara, tanpa persoalan, kita dengan mudah mengaku diri sebagai murid Yesus, Manakala persoalan atau penderitaan menghampiri kita, kita bisa dengan mudah berbalik tidak percaya kepada Yesus. Seringkali juga kita dengan gampang berbalik meninggalkan Yesus karena harta, jabatan, pangkat dan juga karena relasi dengan orang lain.
BACAAN HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN : Tahun A, 17 April 2011
Tahun A, 17 April 2011
Yes 50:4-7, Mzm 22:8-9,17-18a,19-20,23-24, Flp 2:6-11, Mat 26:14-27:66
“Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan.”
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
BACAAN I:
“Aku tidak memalingkan wajahku dari cercaan, dan aku yakin takkan dipermalukan.”
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
MAZMUR TANGGAPAN:
Reff. Allahku, ya Allahku, mengapa aku Kau tinggalkan!
1. Semua yang melihat kau mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala, “Biarlah Tuhan meluputkannya, biar Tuhan melepaskannya, kalau Tuhan memang menaruh perhatian.
2. Seperti anjing musuh mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku.
Mereka menusuk tangan dan kakiku, segala tulangku dapat kuhitung.
Mzm 22:8(22-9) "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?"
3. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.
Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
4. Maka aku akan memasyurkan nama-Mu kepada saudaraku, dan memuji Engkau di tengah-tengah umat.
Hai orang takwa, pujilah Tuhan, segenap keturunan Yakub, muliakanlah tuhan, gentarlah terhadap-Nya, hai segala keturunan Israel.
BACAAN II:
“Yesus merendahkan diri, maka Allah mengagungkan-Nya.”
Saudara-saudari, hendaklah kamu bersikap seperti Kristus Yesus. Ia serupa dengan Allah, namun tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
BACAAN INJIL:
“Kristus sudah taat sampai wafar, wafat di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus. Nama yang paling luhur dianugerahkan kepada-Nya.”
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku." Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.
Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat." Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari." Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"
Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu.
Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah." Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku." Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran.
Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka: "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?" Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki. Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam." Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!"
Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.
Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi." Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah." Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga. Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia." Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia." Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus.
Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih.
Renungan Hari biasa Pekan V Prapaskah, Sabtu 16 April 2011
Yeh 37:21-28, MT Yer 31:10,11-12ab,13, Yoh 11:45-56
"Yesus adalah 'kambing hitam' kejahatan dan dosa-dosa manusia."
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa." Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kata orang, Gayus hanya kambing hitam dari orang-orang kuat dan berpengaruh. Dia dikatakan hanya korban yang sengaja dikorbankan dan meu mengorbankan diri demi orang lain. Benarkah berita ini? Siapa di balik semua ini? Tidak ada yang tahu, hanya dia sendiri yang tahu dan tentunya Tuhan Allah pasti tahu akan hal ini.
Kemarin, Jumat 15 April 2011 terjadi bom bunuh diri mengecam keras bom bunuh diri yang melukai puluhan Muslim yang sedang melakukan sholat Jumat siang tadi di masjid yang terletak di komplek kepolisian kota Cirebon, Jawa Barat. Beritanya dapat dilihat di sini. Atas kejadian ini pasti akan banyak muncul spekulasi sehubungan dengan pelaku dan sebab kejadian. Mungkin orang akan mengatakan bahwa pelaku adalah pemain lama, atau para teroris yang merasa dihambat oleh para polisi. Mungkin adapula yang mengatakan bahwa pelaku adalah pihak atau kelompok tertentu yang sengaja mengcaukan keadaan Negara ini. Mungkin ada pula yang mengatakan pelaku adalah bukan orang Islam, karena tidak mungkin orang islam membom rumah ibadahnya dan mengorbankan saudaranya sendiri. Mungkin ada yang mengatakan bahwa itu di sengaja untuk memancing perkelahian antar kelompok agama. Dan mungkin pasti ada pula yang mengatakan bahwa kejadian itu adalah hal yang disengaja orang-orang tertentu, untuk mengalihkan perhatian umum akan berita yang lagi marak saat ini.
Nah, kalau kita berandai-andai atas suatu peristiwa, pasti akan banyak komentar dan pengandaian. Pendapat atau komentar itu bisa positif, tetapi bisa jadi justru semakin memicu persoalan semakin lebih parah lagi. Namun yang jelas, dalam kehidupan ini seringkali kita mendengar istilah ‘kambing hitam’. Peristiwa atau tindakan ‘kambing hitam’ seringkali terjadi dalam kehidupan di Negara kita ini. Tindakan kambing hitam itu sungguh banyak terjadi, padahal kambing warna hitam sendiri hampir tidak pernah ada ditemukan, kecuali kambing hitam siluman. Dengan istilah kambing hitam, itu menandakan bahwa kejadian, atau peristiwa itu adalah sesuatu yang menutupi suatu kebenaran, Dalam peristiwa kambing hitam, berarti ada orang atau kelompok menjadi korban atau dikorbankan demi menutupi suatu kebenaran dengan alasan demi kepentingan banyak orang. Dalam peristiwa demikian, seseorang bisa menjadi korban kambing hitam dari pihak lain, padahal dia tidak melakukannya, tetapi tidak dapat membela diri dan tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi adapula yang tahu dan mau menjadi kambing hitam dari pihak lain karena diberi sesuatu yang menguntungkan dirinya. Misalanya koruptor kelas teri ditangkap dan diadili dan seakan-akan dialah pelaku utama, padahal koruptor kelas kakap masih bebas berkeliaran. Koruptor atau penjahat kelas teri dikorbankan untuk menutupi koruptor atau penjahat kelas kakap. Masih banyak bentuk pengkambing hitaman dalam kehidupan kita.
Yesus juga mengalami hal yang sama. Yesus menjadi kambing hitam dari para imam kepala, ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi. Kehadiran Yesus bagi mereka dianggap suatu ancaman besar, karena jelas-jelas Yesus melakukan dan mewartakan kebenaran kerajaan Allah. Kehadiran dan pengajaran Yesus, membongkar kebusukan hati dan kejahatan mereka sehingga pelan-pelan orang mulai meninggalkan mereka. Mereka tidak mau hal itu terjadi, tidak mau kehilangan pengikut dan tentunya tidak mau kehilangan mata pencaharian dari menipu dan berbuat jahat kepada rakyat kecil. Dari sebab itulah mereka sepakat untuk membunuh Yesus, mengorbankan Yesus demi kepentingan mereka dan untuk menutupi kejahatan mereka.
Namun selain itu, Yesus akhirnya dihukum mati adalah juga sebagai kambing hitam dosa-dosa manusia. Dalam artian ini, Yesus merelakan diri sebagai korban tebusan atas dosa-dosa manusia. Dosa-dosa manusialah yang mengakibatkan Yesus wafat di kayu salib, bukan karena kesalahan dan dosa yang diperbuat-Nya. Namun itu semua diterima oleh Yesus dengan sukarela, karena dosa manusia yang sangat besar, darah hewan tidak lagi bisa menjadi korban penebusan dosa manusia. Manusia dari dirinya sendiri tidak lagi sanggup memberi silih atas dosa-dosanya, sehingga tinggal Allah sendirilah yang mampu dan sanggup memberi silih atas dosa-dosa manusia. Oleh karena itulah Allah Bapa rela Anak-Nya yakni Yesus Kristus menjadi silih atas dosa-dosa manusia dengan mengorbankan diri di kayu salib. Kematian Yesus memang karena dosa-dosa manusia, tetapi Yesus sendiri rela menerimanya karena kasih yang sangat besar terhadap manusia, yang menghendaki manusia selamat. Namun perlu kita ingat, bahwa kematian Yesus bukanlah kehendak Allah dalam arti Allah Bapa maupun Yesus, sudah sejak semula merencanakan bahwa Dia akan mati di salib. Bukan dalam arti demikian. Penderitaan dan kematian Yesus di salib adalah konsekuensi kasih Allah yang diterima demi keselamatan Allah. Allah tidak menolak resiko itu demi keselamatan manusia.
Oleh karena itu, dengan menyadari hal ini, baiklah kiranya dalam prapaskah dan menjelang perayaan paskah ini, kita bersyukur atas kasih Yesus yang mau menjadi kambing hitam demi keselamatan kita. Rasa syukur kita, baiklah kita ungkapkan dengan semakin percaya dan mengasihi Yesus. Iman dan kasih kepada Yesus kita wujudkan dengan pertobatan, yang mana kita berusaha hidup menuruti kehendak dan teladan yang telah diajarkan Yesus sendiri kepada kita.
Hidup dalam pertobatan dengan melakukan kehendak Tuhan, memang bukan hal yang mudah. Hidup yang demikian justru bisa jadi juga menjadi kambing hitam oleh pihak lain yang tidak menghendaki kebaikan. Namun walaupun demikian, kiranya kita siap dan tidak takut bila suatu waktu kita menjadi kambing hitam karena pertobatan dan perbuatan baik sesuai sesuai dengan kehendak Allah. Kita hendaknya siap, rela dan senang hati berkorban atau siap menjadi korban demi kebaikan sesama dan terutama demi kerajaan Allah. Hidup yang rela berkorban demi Kerajaan Allah dan hidup baik, itulah yang mendatangkan keselamatan bagi sesama dan juga bagi diri sendiri, karena itulah yang berkenan di hadapan Allah. Para murid Kristus, harulah siap menjadi korban kambing hitam daripada mengkambing hitamkan orang lain atau pihak lain untuk menutupi kedosaan atau kejahatan kita atau kelompok kita.
Nah, menjelang pecan suci ini, baiklah kita renungkan, ‘Sebesar apa pengorbanan kita selama masa prapaskah ini, demi menjalani masa prapaskah? Sejauhmana pengorbanan kita demi kebaikan sesama, banyak orang? Atau masihkah kita malah mengorbankan orang lain demi kepentingan kita dan kejahatan kita. Mari kita sadar bahwa, kedosaan kita dan dosa-dosa yang kita lakukan, itu sama halnya kita kembali mengkambing hitamkan Yesus sendiri. Amin.
MENGAPA KISAH SENGSARA YESUS DISEBUT `PASSIO'dan MENGAPA KITA MEMBACA PASSIO DUA KALI??
Passio berasal dari `Passio' bahasa Latin, yaitu suatu perasaan yang amat kuat serta mendalam. Misalnya saja cinta, benci atau marah. Di antaranya, yang paling besar kuasanya adalah cinta.
Tuhan amat sangat mencintai kita. Tuhan bukanlah arca batu yang tanpa perasaan. Arca seperti itu tidak mati untuk siapa pun. Tuhan Yesus wafat bagi kita. Yesus tidak berpura-pura. Ia sungguh-sungguh merasakan sakit yang amat menyiksa. Penderitaan Tubuh-Nya jauh lebih besar dari yang dapat ditanggung manusia mana pun. Penderitaan batin-Nya - sejak ditinggalkan oleh para sahabat-Nya hingga cercaan serta hinaan dari mereka yang hendak diselamatkan-Nya - lebih dahsyat dari yang dapat kita bayangkan. Jadi, ketika kalian mendengarkan Kisah Sengsara-Nya, berbagilah penderitaan dengan-Nya!
MENGAPA KITA MEMBACA PASSIO DUA KALI?
Pada Hari Minggu Palma kita membaca Passio yaitu Kisah Sengsara Yesus: bacaan dari Injil bagian sengsara Yesus yang biasanya dibacakan oleh 3 orang lektor. Kita juga akan mendengarkan kisah yang sama pada hari Kamis Putih dan Jumat Agung. Mengapa kita mengulanginya? Alasannya ialah, bagi kebanyakan orang, Pekan Suci hanya berlangsung selama 60 menit saja. Ada banyak upacara-upacara agung dan indah dalam Pekan Suci ini untuk membantu kita mengenangkan karya penyelamatan kita yang membawa kita kepada hidup yang kekal. Sayang sekali, sebagian orang tidak ikut ambil bagian dalam upacara-upacara penting ini. Oleh karena itu Gereja merasa perlu menghadirkan kisah Pekan Suci secara ringkas bagi mereka, dan menjejalkannya dalam Hari Minggu Palma. Sehingga kadang-kadang kita hampir saja lupa makna Hari Minggu Palma yang sesungguhnya: Yesus memasuki Yerusalem dengan jaya! Pekan Suci adalah pekan di mana kita seharusnya tidak melupakan Tuhan. Ia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita agar kita dapat hidup kekal. Kita patut melalui pekan ini sebagai pekan yang lain daripada yang lainnya, sebagai pekan yang sungguh-sungguh SUCI. Kita patut ambil bagian dalam seluruh kegiatan mengenangkan kembali hari-hari terakhir Yesus sebelum kematian-Nya. Jika sekarang kita meluangkan waktu bersama-Nya, kita boleh yakin bahwa Ia akan bersama kita jika kita membutuhkan-Nya. Jangan puas dengan versi Pekan Suci yang singkat. Setidak-tidaknya selama sepekan ini saja, biarlah Allah menikmati versi lengkapnya.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
“dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya
MENGAPA RANTING-RANTING PALMA DIGUNAKAN?
Di beberapa negara Eropa, umat merayakan Hari Minggu Palma dengan menggunakan ranting pohon willow atau ranting pohon sejenis, karena pohon palma jarang dijumpai di sana. Beberapa orang menganyam 3 lembar daun palma atau lebih untuk dijadikan salib atau mahkota duri. Tahun depan, daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Hari Minggu Palma akan dibakar menjadi abu untuk dipergunakan dalam perayaan Rabu Abu.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya
APA ITU HARI MINGGU PALMA?
Itulah sebabnya mengapa kita memegang daun-daun palma pada hari ini. Kalian tidak hanya menyaksikan suatu pertunjukan, tetapi kalian diminta untuk berperan serta di dalamnya. Kalian menjadi aktor serta aktris dalam suatu drama yang paling hebat sepanjang masa: minggu terakhir dalam kehidupan Yesus. Dan daun-daun palma adalah perlengkapan kalian.
Adegan diawali dengan Yesus memasuki kota Yerusalem dengan jaya. Di masa silam para raja mempunyai kebiasaan untuk setiap tahun sekali mengunjungi berbagai desa dan kota di wilayah kerajaannya. Kunjungan seperti itu dalam bahasa Yunani disebut "Epifani". Mereka mengadakan sidang dan bertindak sebagai hakim serta menjatuhkan vonis (=hukuman). Mereka juga mengumumkan peraturan-peraturan serta memungut pajak. Sebagian kunjungan epifani bersifat damai, sementara sebagian lagi lebih menyerupai perang.
Rakyat dapat mengetahui tujuan kedatangan raja dengan mengamati bagaimana ia memasuki kota. Pada masa itu kuda harganya amat mahal dan hanya digunakan untuk berperang. Jadi jika raja memasuki kota dengan menunggang kuda, biasanya berarti kerajaan dalam bahaya. Rakyat menjadi kalut dan ketakutan. Jika raja hanya bertujuan untuk mengadakan kunjungan damai, ia akan memasuki kota dengan menunggang keledai.
Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus sang Raja untuk memasuki Yerusalem. Yesus bermaksud menyampaikan dua pesan yang jelas kepada rakyat Yerusalem. Yang pertama bahwa Ia adalah raja, yang kedua adalah bahwa Ia bermaksud membawa damai sejahtera.
Yesus datang dari Bukit Zaitun menuju lembah Kidron, di sebelah timur Bait Allah. Perjalanan yang harus ditempuh-Nya menurun dan curam. Selain jalanan di situ sempit dan kotor, hujan musim semi telah membuat jalanan menjadi licin. Orang-orang yang bersorak-sorai menyambut Yesus menebarkan ranting-ranting dan pakaian mereka di jalan supaya keledai Yesus tidak tergelincir. Sementara Yesus menuruni bukit, khalayak ramai meneriakkan "Hosanna!", bahasa Ibrani yang artinya "Selamatkanlah Kami!"
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Berbagi Berita : KWI dan PGI kutuk serangan bom di masjid
Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco mengalami luka-luka akibat terkena serpihan bom. (Foto:Tempointeraktif.com)
Pemimpin Katolik dan Protestan mengecam keras bom bunuh diri yang melukai puluhan Muslim yang sedang melakukan sholat Jumat siang tadi di masjid yang terletak di komplek kepolisian kota Cirebon, Jawa Barat.
Dilaporkan lebih dari duapuluh orang mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit terdekat. Sedangkan pembom sendiri tewas di tempat.
Yang turut mengalami luka-luka termasuk kepala kepolisian Cirebon, AKBP Herukoco.
“Kami mengutuk aksi kekerasan itu karena peristiwa itu terjadi di tempat ibadat saat umat Muslim melakukan sholat,” kata Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Konferensi Waligereja Indoensia (KWI) siang tadi.
Menurut Romo Benny, target bom bunuh diri tersebut adalah polisi. “Itu dari kelompok lama, dan polisi pasti tahu itu. Itu artinya mereka masih eksis,” katanya kepada ucanews.com
Ia berharap pihak kepolisian akan mengusut tuntas kasus tersebut.
Pendeta Jeffry Sumampouw dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menegaskan bahwa aksi bom itu adalah tindakan yang terkutuk dan melanggar hak asasi manusia.
“Polisi harus serius mengungkapkan pelaku dan dalang di balik serangan bom itu,” kata Pdt Sumampouw.
Menurut dia, bom bunuh diri tersebut bisa saja terkait dengan kegiatan polisi dalam memberantas terorisme.
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com, Tanggal publikasi: 15 April 2011
Berbagi Berita : Katolik dukung A.R Baswedan jadi pahlawan nasional
Pastor Augustinus Setyo Wibowo, SJ (kiri) dan Harry Tjan Silalahi
Intelektual Katolik mengusulkan agar Abdul Rachman Baswedan, seorang tokoh Muslim keturunan Arab, dijadikan pahlawan nasional atas sumbangsihnya dalam memperjuangkan kesetaraan di Indonesia.
Abdul Rachman Baswedan (1908-1986) -kakek dari Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan- adalah seorang nasionalis, politis, jurnalis, penulis, diplomat dan pejuang kebebasan.
“Meskipun keturunan Arab, ia mempunyai banyak teman dari berbagai latarbelakang agama dan budaya, termasuk tokoh Katolik,”kata Harry Tjan Silalahi, salah seorang pendiri CSIS, dalam seminar kemarin di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
Dalam perjalanan hidupnya sebagai tokoh politik, Abdul Rachman, menjadi bagian dalam komite persiapan kemerdekaan Indonesia, dan kemudian ditempatkan sebagai wakil menteri penerangan.
Menurut Silalahi, A.R. Baswedan meninggalkan tradisi konservatif Arab dan berani bergabung dengan gerakan revolusioner karena ia ingin menyatu dengan berbagai suku seperti Cina, Jawa dan Minangkabau.
Alois A. Nugroho, dosen Unika Atma Jaya mengatakan perbedaan tidak menjadi hambatan bagi A.R Baswedan.
Ia memajukan nasionalisme demokratis, yang menghormati agama dan budaya lain, lanjut Alois.
Dalam sambutannya Rektor Atamajaya F.G. Winarno mengatakan A.R Baswedan pantas mendapat gelar pahlawan nasional atas jasanya membangun toleransi dan perjuangannya menghilangkan perbedaan antara agama-agama dan kebudayaan.
Sementara itu Pastor Agustinus Setyo Wibowo, SJ mengatakan konservatisme dan radikalisme yang mengancam kebebasan beragama tidak sesuai dengan prinsip hidup A.R. Baswedan.
“Ini bertentangan dengan perjuangan untuk kesetaraan yang dilakukan Baswedan dan rekan-rekannya,” kata dosen STF Driyarkara Jakarta ini.
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com ; Tanggal publikasi: 15 April 2011
Berbagi Berita : Lembaga Dakwah puji kerukunan beragama di NTT
“Saya bangga dengan kerukunan di NTT. Kerukunan yang ada ini, harus tetap dipertahankan,” kata Abdullah Syam saat membuka Musyawarah Daerah LDII Nusa Tenggara Timur di Kupang, Selasa lalu.
Ia juga berharap agar lembaga yang dipimpinnya menjadi pilar terjaganya kerukunan beragama di NTT.
Abdullah Syam mengatakan kerukunan umat beragama di NTT perlu ditiru oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
“Di NTT, umat Katolik dan Protestan, menyumbangkan dana untuk membangun mesjid. Ini bukti kerukunan umat beragama yang luar biasa,” katanya seperti dikutip ucanews.com.
Sementara itu Sisilia Sona, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat yang mewakili gubernur NTT mengatakan, LDII terus berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia NTT baik melalui pendidikan keagamaan dan pendidikan pada umumnya melalui pembinaan anak, remaja dan generasi muda.
“LDII juga terus berperan secara aktif dalam menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat guna mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan di daerah ini,” kata Sisilia.
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com: Tanggal publikasi: 15 April 2011
Berbagi Berita : Umat Kristen tuntut kebebasan beragama
Oleh Reporter ucanews.com, Lahore, Pakistan
Pembicara Kristen dan Muslim dalam sebuah konferensi yang disponsori pemerintah pada 13 April memuji peran Gereja dalam mengupayakan kerukunan dan perdamaian.
Dalam konferensi “Peace and Harmony” di gedung Alhambra Arts Council di Lahore, kelompok liberal dari Kristen dan Islam mendesak pemerintah untuk memisahkan negara dari agama. Peristiwa tersebut diselenggarakan oleh departemen hak asasi manusia dan urusan minoritas dari propinsi Punjab.
Para pembicara, hampir semuanya tokoh kelompok minoritas, menuntut revisi konstitusi dan kurikulum sekolah untuk menghadapi militansi di Pakistan yang sedang berkembang.
“Negeri ini telah mengalami banyak kejadian dan kini berada di ambang keruntuhan. Bom bunuh diri dan terorisme sudah menjadi hal yang rutin,” kata Pastor Emmanuel Yousaf Mani, direktur nasional Komisi Keadilan dan Perdamaian dari Konferensi Waligereja Pakistan, kepada lebih dari 300 hadirin.
Dia merekomendasi Pakistan dijadikan sebuah negara sekular dan membersihkan unsur-unsur kebencian dari kurikulum sekolah. Buku pelajaran dalam bahasa nasional Urdu sudah mendapat banyak kritikan, karena banyak pelajaran tentang Islam sangat kental dengan ayat-ayat Alquran yang mendorong aksi jihat dan menggambarkan non-Muslim sebagai musuh, kata imam tersebut.
Pensiunan hakim, Nasira Javed, tidak sependapat dengan seorang ulama yang menjadi pembicara. Ulama itu menyalahkan serangan-serangan dan perang di Afghanistan yang dilakukan Amerika Serikat. Menurut ulama tersebut, penganiayaan di Pakistan merupakan akibat dari semua itu. Javed mengkritiknya dengan mengatakan, “tidak ada alasan untuk menyerang kelompok minoritas,” sambil mengutuk amandeman konstitusi baru-baru ini yang mengislamkan semua undang-undang yang ada.
April lalu, parlemen mensahkan 18th Amendment Bill yang menyatakan bahwa hanya seorang Muslim yang bisa menjadi seorang Perdana Menteri Pakistan. Sebelumnya, persyaratan itu hanya berlaku bagi presiden.
Para tokoh Hindu juga mengatakan bahwa konstruksi kuil akan dihentikan di Pakistan. “Melakukan itu berati mengundang masalah,” kata seorang wakil dari Bheel, komunitas dalit Hindu.
Uskup Gereja Anglikan Rochester Mgr Michael Nazir juga menyinggung pencemaran Alkitab di katedral Lahore pekan lalu. “Uskup-uskup Katolik telah memberi teladan dengan memaafkan pelakunya. Walaupun kita mengutuk Jones [pendeta Amerika yang bertanggungjawab atas pembakaran Alquran pada bulan Maret] kita masih saja menghadapi reaksi. Tidak ada kebebasan beragama di negeri ini,” katanya.
Pembakaran Alquran oleh pengkotbah Amerika Terry Jones menimbulkan serangan reaktif kaum Muslim terhadap tiga gereja di Pakistan dan pembantaian orang Amerika dan pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan.
ucanews.com
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com,Tanggal publikasi: 15 April 2011
Berbagi Berita : Pejabat Vatikan hambat rencana paus
Dalam kunjungannya ke Washington, D.C., uskup emeritus Hong Kong Joseph Kardinal Zen Ze-kiun mengatakan kepada wartawan, kekeliruan dan kesalahpahaman pejabat kunci Vatikan serta keinginan untuk “berkompromi dengan konsekuensi apapun” telah melecehkan niat baik Paus Benediktus untuk Gereja Katolik di Cina.
“Tahun 2007, Bapa Suci mengeluarkan surat yang memberi arah sangat jelas. Tetapi arah tersebut tidak diikuti,” kata Kardinal Zen, dalam konferensi pers 7 April di Hudson Institute, Washington, D.C., demikian Catholic News Agency. “Bahkan ada interpretasi keliru dari sejumlah ahli, antara lain Pastor (Jeroom) Heyndrickx, yang menyesatkan banyak orang.”
Para ahli ini, menurut Kardinal Zen, mendorong semua umat Katolik Cina untuk mengupayakan pengakuan pemerintah Cina sebagai anggota gereja “resmi” atau “terbuka,” sebuah langkah yang akan mengharuskan mereka bergabung dengan Asosiasi Patriotik Katolik Cina.
“Menurut interpretasi yang keliru itu, Bapa Suci ‘ingin semua umat menjadi anggota Gereja terbuka yang diakui pemerintah,’” kata kardinal. “Ini sama sekali tidak benar.” Meskipun Asosiasi Patriotik Katolik Cina beranggotakan banyak uskup yang memiliki persekutuan dengan Roma, Paus Benediktus memperingatkan para uskup Gereja “bawah tanah” untuk berhati-hati mendekati Gereja terbuka.
“Ini peringatan dari Bapa Suci untuk umat Katolik dari Gereja bawah tanah,” kata Kardinal Zen. Karena “bila Anda ingin keluar dari Gereja bawah tanah,” demikian surat tersebut, “ada banyak kasus, sesungguhnya hampir semuanya, pemerintah akan memberlakukan berbagai ketentuan yang tidak dapat diterima berdasarkan hati nurani Katolik.”
Tentang pengakuan pemerintah itu, surat Paus itu akhirnya membiarkan saja para uskup memutuskannya secara individual. Surat itu juga memperingatkan bahwa prinsip-prinsip pembentukan Asosiasi Patrioptik Katolik Cina itu, terutama klaim kemandiriannya dari Vatikan – jelas “tidak sesuai dengan ajaran Katolik.”
“Belakangan ini, sayangnya, orang-orang di Kongregasi Evangelisasi bahkan mengikuti kebijakan yang salah, strategi yang salah — yang merupakan ‘Ostpolitik’ lama,” katanya. Istilah “Ostpolitik” ini mengacu pada kebijakan kontroversial Paus Paulus VI yang mengakomodasi pemerintah-pemerintah komunis agar memperoleh kondisi yang lebih baik bagi umat Katolik di balik Tirai Besi pada tahun 1960-an dan 70-an.
“Kebijakan Ostpolitik ini — yang mengompromikan biaya apapun, dimaksud untuk selalu menyenangkan pemerintah, untuk selalu menghindari konfrontasi – masih berlangsung hingga sekarang ini, sebagaimana tampak terkait dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Cina pada akhir November dan awal Desember,” kata Kardinal Zen.
SUMBER
Cardinal Zen: Vatican officials have blocked Pope’s plan for Chinese Church (Catholic News Agency)
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com. Tanggal publikasi: 14 April 2011
Renungan Hari biasa Pekan V Prapaskah , Jumat 15 April 2011
Yer 20:10-13, Mzm 18:2-3a,3bc-4,5-6,7, Yoh 10:31-42
BACAAN INJIL:
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah?sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan?, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Berpikir sederhana dalam menghadapi umat yang berpikir sederhana. Itulah yang ada dalam pikiran saya ketika sehabis merayakan perayaan Ekaristi di sebuah stasi, saat beradari di ruang ganti tiba-tiba seorang pengurus gereja stasi membawa 3 botol agua besar ke hadapan saya. Semula saya berpikir bahwa pengurus Gereja ini sangat baik, membawakan saya minuman agua sampai 3 botol sekaligus dan besar-besar pula. Mungkin mereka memberi 3 botol besar selain untuk diminum waktu itu, juga sebagai bekal karena saya masih harus ke stasi lain dan juga membawa beberapa mesdinar yang menemani saya ke stasi. Namun ternyata dugaan saya tidak tepat, pengurus gereja itu memberitahukan bahwa ketiga botol agua itu adalah milik tiga orang umat yang minta untuk diberkati. Saya kaget dan bertanya, “Untuk apa mereka, apakah untuk mereka minum sekarang?” Pengurus gereja itu menjawab, “Tidak untuk mereka minum sekarang romo, tetapi untuk air suci di rumah mereka.” Dalam hati saya berpikir, kalau mereka minta air suci, mengapa tidak diambil dari paroki saja, yakni air suci yang telah diberkati pada saat malam paskah. Juga berpikir sejanak, untuk keperluan apa saja air suci itu di rumah mereka.
Beberapa kali saya dengar, ada kebiasaan umat yang memang menyediakan air suci di rumah mereka, dan dari cerita yang saya dengar juga, kadang kalau mereka merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan di rumah mereka, umat merecikkan air suci itu, dan mereka baru merasa nyaman. Adapula katanya yang meminumnya saat sakit. Intinya air yang diberkati oleh imam, bagi mereka bukan lagi air biasa seperti air lainnya tetapi air yang sudah diberkati oleh imam, air yang sudah dikuduskan. Mereka menggunakannya sesuai dengan apa yang mereka imani, meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa umat bisa menganggapnya sebagai jimat. Hal ini terlintas dalam pikiran saya. Namun pikiran waspada dan sedikit nakal itu dikalahkan oleh keyakinan umat yang sungguh sederhana dan juga suatu pengakuan iman bahwa berkat Allah mengalir dari seorang imam atas air yang mereka simpan di rumah. Maka saya akhirnya diam sejenak, berdoa dan memberkati air dalam botol agua itu. Sesudah selesai itu, seorang ibu juga datang dan tiba-tiba berlutut di hadapan saya. Ibu itu meminta supaya saya mendoakannya saat itu juga. Kembali saya kaget dengan hal ini, karena bukan hal yang biasa saya temukan di stasi-stasi lain. Sayapun juga mendoakan ibu itu saat itu juga.
Kedua pengalaman yang saya katakan di atas, bagi saya sungguh menarik. Mereka adalah umat yang sederhana, tidak pernah secara khusus mendapat pendidikan iman katolik atau teologi katolik. Tetapi mereka memiliki keyakinan bahwa Allah sumber keselamatan. Mereka juga memiliki keyakinan bahwa imam bukanlah ‘manusia’ biasa seperti manusia lain pada umumnya, tetapi manusia yang sudah ‘dikuduskan’ atau ‘dikhususkan’ untuk tugas khusus yakni mewartakan Kerajaan Allah dan menjadi saluran berkat Allah bagi manusia lain. Peristiwa seperti ini menjadi salah satu peristiwa yang meneguhkan panggilan imamat dan membuat bersyukur atas imamat yang dianugerahkan. Saya katakan bersyukur karena tentu umat melakukan hal itu bukan karena melihat diri imam itu atatu pribadinya, bahkan terkadang umat sederhana tidak memikirkan apakah seorang imam itu ‘memelihara kekudusan imamatnya atau tidak’, bagi mereka seorang imam adalah orang yang dikhususkan untuk Allah dan menjadi saluran berkat Allah. Jadi yang inti bagi mereka adalah iman kepada Allah, bukan pribadi iman itu. Meskipun pribadi iman juga dapat mempengaruhi iman umat akan Allah. Keyakinan atau pemahaman ini tentu mereka dapatkan dari pengajaran Gereja kepada mereka, dan mereka menerima dan menghayatinya.
Berbeda dengan orang-orang Yahudi yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Mereka tentu sudah mendengarkan pewartaan para nabi tentang kehadiran Mesias sang juruselamat, demikian juga sudah mengetahuinya lewat Kitab Taurat, namun ketika mereka bertemu langsung dengan Yesus Sang Mesias, ketika melihat sendiri apa yang Yesus lakukan sungguh sesuai dengan yang digambarkan oleh para nabi dan dalam Kitab Taurat, mereka tetapi tidak percaya. Bahkan mereka menolak Yesus adalah Anak Allah, apalagi ketika Yesus sendiri sudah menyatakan diri bahwa diri-Nya adalah Anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan manusia, malah mau melempari Yesus sampai mati. Tetapi di seberang Yordan, tempat Yohanes membaptis dahulu, Yesus diterima baik dan di situ banyak orang yang percaya kepada Yesus, walaupun tidak satupun tanda mukjijat yang diperbuat Yesus di sana. Mereka percaya kepada Yesus karena apa yang mereka dengar dari Yohanes pembaptis tentang kehadiran Sang Mesias, sungguh semunya ada dalam diri Yesus. "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar."
Kitapun kiranya sudah banyak mendengar tentang Yesus Mesias dari pewartaan Gereja dan juga sebagaimana terdapat dalam Kitab Suci. Maka baiklah kiranya terbuka dan dengan penuh syukur menerima Yesus adalah Tuhan penyelamat kita. Namun kita seringkali sulit menerima Dia dan percaya bahwa Dia adalah Tuhan kita, karena kita kurang berpikir sederhana. Namun kita seringkali terlalu menggunakan logika berpikir, terlalu menggunakan otak dalam beriman kepada Yesus. Memang dalam kehidupan beriman juga dibutuhkan suatu pemahaman, juga perlu ada sikap kritis dan menggali kebenaran iman sehingga kita tidak beriman buta atau hanya menurut kata orang, tetapi semuanya itu tentunya hendaknya juga dilandasi dengan kesedrhanaan. Karena seringkali, hidup yang terlalu menggunakan pemahaman, logika berpikir dan otak, justru menghambat kita untuk beriman kepada Yesus. Karena memang seringkali kehendak Allah, dan Allah itu sendiri melampaui pemahaman, logika dan pemikiran kita manusia. Maka baiklah kiranya kita belajar dari orang-orang di seberang sungai Yordan dan dari orang kampung yang sederhana, beriman menuntut kesederhanaan.
Kembali pada Injil hari ini. Orang-orang Yahudi menolak Yesus, tetapi Yesus pergi ke seberang sungai Yordan dan di sana juga mewartakan kerajaan Allah. Penolakan orang Yahudi tidak menyurutkan kehendak Yesus untuk mewartaka Kerajaan Allah, mewartakan keselamatan kepada semua orang. Cintakasih kepada manusia, Kerajaan Allah yang ada dan hadir dalam diri Yesus tidak surut karena penolakan orang-orang Yahudi. Yesus tetap pada kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia, dan Yesus pergi ke tempat lain. Kita semua telah bersatu dengan Allah dan sudah menjadi kerajaan Allah. Kita yang percaya kepada Yesus pun diharapkan menjadi tanda kehadiran Kerajaan Allah dan keselamatan Allah, dan kitapun hendaknya menjadi saluran berkat Allah bagi sesama kita. Dalam menjalankan semuanya itu, pasti kita akan mengalami penolakan, tetapi penolakan itu hanya dari beberapa orang, bukan semua orang akan menolak kita. Olehkarena itu hendaknya penolakan dari beberapa orang tidak menyurutkan semangat kita untuk mewartkan kerajaan Allah. Kerajaan dan Keselamatan Allah harus tetap kita wartakan dan bagikan kepada semua orang.
Saat umat meminta saya memberkati air menjadi air suci dan meminta untuk mendoakan mereka, saya bermenung bahwa umat itu melihat bahwa saya menjadi kehadiran berkat Allah dan itu ada pada saya. Maka saya tidak menunda untuk membagikannya kepada umat yang meminta. Sehingga saya merenungkan bahwa pada saat-saat tertentu ada umat yang meminta pertolongan dari kita semua, tentu karena mereka melihat dan yakin bahwa apa yang mereka harapkan ada pada kita dan memang ada pada kita. Dalam diri kita semua ,Allah hadir dan kita dijadikan jadi saluran berkat Allah. Maka baiklah kiranya bila hal itu terjadi, kita tidak menunda untuk berbuat baik kepada sesama kita yang meminta dan membutuhkan pertolongan kita. Jangalah karena kita menunda untuk berbuat baik kepada sesama yang saat itu membutuhkan, mereka menjadi tidak merasakan atau mengalami kehadiran kasih Allah. Maka baiklah kiranya tidak menunda untuk menyalurkan berkat Allah kepada sesama kita. Amin.
Jurnalis Israel-Kanada Mengaku Temukan Paku dari Salib Yesus
Bersama timnya, dia tengah menyiapkan tayangan Secrets of Christianity untuk stasiun televisi History Channel. Host dan produser Simcha Jacobovici menemukan fakta yang mengejutkannya: Pada tahun 1990, arkeolog Israel menggali sebuah gua penguburan berusia 2.000 tahun dan menemukan dua paku yang dibuat oleh orang Romawi, tetapi menyembunyikan temuan itu.
Berdasar negosiasi, akhirnya HC boleh mempublikasikan penemuan dua osuarium - kotak pemakaman batu berisi dengan tulang manusia. Dalam peti itu tertulis inskripsi "Caiaphas" dan "Joseph con of Caiaphas". Peti terakhir sekarang ditampilkan di Museum Israel di Yerusalem.
Menurut Injil, Caiaphas atau Kayafas adalah imam besar Yahudi yang menyerahkan Yesus ke Roma untuk disalibkan. "Ada konsensus ilmiah umum bahwa makam dimana paku-paku yang ditemukan kemungkinan besar milik Kayafas pada waktu itu. Sekecil apapun, tapi menemukan di dalam kubur adalah sangat langka," kata Jacobovici di luar tembok batu yang tinggi di Kota Lama, di mana Yesus menghabiskan hari terakhirnya.
Ketika Jacobovici menemukan referensi singkat soal paku dalam laporan arkeolog resmi, ia mengaku, "Rahangku serasa turun," ia mengibaratkan.
"Ini akan menjadi seolah-olah, 2.000 tahun dari sekarang, para arkeolog menemukan gua Muhammad Ali namun lupa menyebutkan sepasang sarung tangan tinju yang ditemukan di sana. Tak ada yang istimewa dari sebuah sarung tinju, tapi bila itu sarung tangan khusus yang memiliki arti penting khusus untuk petinju terkenal, akan beda artinya bukan?" katanya.
Jacobovici pernah menjadi host program Naked Archaeologist di stasiun History International dan bekerja sama dengan pembuat film James Cameron pada 2007 untuk membuat film dokumenter kontroversial, "The Lost Tomb of Jesus."
Dia sebelumnya pernah menanyakan pada Israel Antiquities Authority soal paku itu. "Saya diberitahu mereka telah hilang."
Kayafas, katanya, dikenal karena satu: pengadilan dan penyaliban Yesus. "Dia mungkin merasa terdorong untuk mengambil paku tersebut bersamanya ke kuburnya," kata Jacobovici.
Ada juga kepercayaan di antara beberapa orang Yahudi kuno bahwa paku dari salib yesus memiliki kekuatan penyembuhan dan "tiket ke alam baka".
Namun Gabriel Barkay, seorang profesor arkeologi di Bar-Ilan University, meragukan temuan itu. "Tidak ada bukti apapun bahwa mereka berasal dari makam Kayafas," katanya. "Itu dugaan semua."
Paku digunakan untuk "berbagai tujuan," kata Barkay, "dari memperbaiki gerbang besi untuk pintu kayu dan peti mati, selain untuk penyaliban."
Ronny Reich, arkeolog Universitas Haifa yang juga pernah meneliti Gua Kayafas, percaya gua itu "milik anggota keluarga Kayafas". Namun ia tak yakin dengan otentifikasi paku itu sebagai dari kayu penyalib Yesus.
Renungan Hari biasa Pekan V Prapaskah, Kamis 14 April 2011
Kej 17:3-9, Mzm 105:4-5,6-7,8-9, Yoh 8:51-59
BACAAN INJIL:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kasih yang sangat besar kepada manusia yang menghendaki manusia beroleh hidup bahagia dan selamat, itulah yang membuat Yesus seakan berusaha ngotot untuk menerangkan siapa diri-Nya kepada orang-orang Yahudi. Dalam Perjanjian Lama, Allah menyatakan kasih dan menawarkan keselamatan kepada manusia lewat para nabi, namun manusia tetap menolak dengan berbuat dosa. Hingga pada akhirnya, Allah mengutus Yesus Putera Allah untuk menyatakan diri-Nya, kasih-Nya dan untuk menyelamatkan manusia. Dalam pewartaan itu, Yesus mengajarkan kehendak Allah, melakukan perbuatan baik dan melakukan mukjizat adalah dalam rangka untuk mewartakan Kerajaan Allah. Yesus di utus Allah tentu tujuan utama bukan untuk melakukan mukjijat tetapi mewartakan hadirnya kerajaan Allah, untuk menyelamatkan manusia. Namun ternyata orang-orang Yahudi tetap tidak mau percaya dan menerima pewartaan Yesus, malahan mereka membenci Yesus. Walaupun demikian, Yesus seakan ngotot dalam pewartaan-Nya hingga memperkenalkan diri bahwa Dia adalah Allah yang sudah ada sejak kekal bersama Allah Bapa dan diutus untuk menyelamatkan manusia. Semua Dia lakukan tentulah bukan untuk mencari hormat diri sendiri dari manusia, bukan pula untuk kemuliaan Allah, tetapi semata-mata karena kasih agar manusia beroleh bahagia dan hidup kekal.
Dalam Injil hari ini, Yesus menyatakan diri-Nya terus terang bahwa Dia sudah ada sebelum Abraham, Dia mengenal Allah Bapa, dia datang untuk melaksanakan firman Bapa-Nya dan Dia datang untuk menyelamatkan manusia. Yesus menghadirkan diri-Nya sebagai jaminan hidup. Dia adalah keselamatan. Siapa saja yang percaya kepada-Nya dia tidak akan mengalami maut. Tetapi orang Yahudi tidak percaya kepada-Nya. Namun orang-orang Yahudi tetap menolak Dia, malah menuduh Yesus kerasukan setan dan juga mau melempari Yesus dengan batu. Orang-orang Yahudi tetap bertegar hati tidak mau mendengar dan menerima Yesus. Menolak ajaran Yesus dan juga menolak Yesus, itu berarti menolak keselamatan kekal.
Tuhan pun melakukan hal yang sama kepada kita. Allah ‘ngotot’ mengasihi kita dan untuk menyelamatkan kita. Namun seringkali kita sulit untuk percaya kepada-Nya dan mengikuti sabda yang telah difirmankan kepada kita, padahal itu semua menjamin kita beroleh kehidupan kekal. Kita lebih senang mengikuti kemauan hati dan kehendak kita sendiri. Kita lebih mudah mendengarkan tawaran harta dan duniawi yang mengklaim diri sebagai jaminan tuk beroleh hidup bahagia dan kehidupan kekal. Coba kita renungkan berapa banyak waktu yang kita berikan untuk mendengarkan dan menanggapi tawaran dunia ini yang menawarkan kebahagiaan hidup. Kita juga kiranya begitu banyak menghabiskan waktu dan uang untuk menanggapi tawaran-tawaran itu. Kerinduan kita akan hidup bahagia dan kehidupan kekal kiranya menjadi sasaran empuk bagi para pemisnis untuk meraup kekayaan dari semuanya itu. Dari pengalaman hidup, kita semua pasti sadar bahwa harta duniawi tidak bisa menjamin hidup seseorang bahagia dan beroleh hidup kekal. Namun kita masih tetap saja mengikutinya. Mengapa demikian? Mungkin karena kita juga sering berpikir bahwa hidup yang sekarang adalah hidup milik kita dan kita berusaha mempertahankannya sampi mati-matian. Kita semua merindukan hidup bahagia, kita semua merindukan hidup kekal.
Maka mari kita dengarkan dan renungkan Injil hari ini. Dalam Injil hari ini dijelaskan bahwa Abraham yang menjadi Bapa semua bangsa juga mengalami kematian dari hidup dunia ini. Selama hidupnya, Abraham taat kepada Allah dan menjalankan perjanjian dengan Allah. Ketaatannya itu membuat dia menjadi bahagia dalam hidup sekarang karena dia menjadi bapa semua bangsa. Namun kebahagiaan sejati juga dia dapatkan setelah kematiannya karena dia telah masuk dalam kemuliaan surge dan Yesus mengatakan bahwa dalam kemuliaan surga itu, Abraham sudah melihat Yesus sendiri yang adalah Anak Allah. Sabda ini mengatakan kepada kita bahwa sama seperti Abraham dan para nabi, kitapun akan mengalami kematian badan, hidup yang sekarang bukanlah hidup kekal. Namun agar kita sama seperti Abraham dan nabi-nabi, beroleh kebahagiaan hidup dan terutama masuk dalam kebahagiaan, kehidupan kekal adalah bila kita mendengarkan dan menuruti firman Yesus. Yesus menyatakan dirinya adalah jaminan untuk beroleh hidup bahagia dan kehidupa kekal. Sehingga dengan menerima Dia adalah Mesias dan mendengarkan firman-Nya, kita pasti akan beroleh hidup bahagia dalam hidup sekarang, terutama dalam kehidupan kekal. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak bertegar hati seperti orang-orang Yahudi yang bukan hanya menolak Yesus dan ajaran-Nya, malah mau membunuh Yesus. Namun hendaknya kita terbuka dan penuh suka cita menerima Yesus dan setia melaksanakan firman-firman-Nya. Hanya Yesuslah jaminan beroleh hidup bahagia dan kehidupan kekal. Amin.
Berbagi Informasi : Kini gereja bisa gunakan nama Yohanes Paulus II
Dekrit tersebut memberi kemungkinan “sebuah gereja didedikasikan kepada Allah dalam penghormatan kepada paus yang dibeatifikasi ini,” demikian AGI.
Jika ada keuskupan berminat untuk melakukannya, tidak diperlukan otorisasi khusus dari Takhta Suci untuk memasukkan nama Yohanes Paulus II ke dalam liturgi. Di Roma dan Polandia sendiri, tanggal 22 Oktober ditetapkan dalam penanggalan liturgi untuk peringatan Yohanes Paulus II. Konferensi waligereja bisa melakukan hal serupa.
Catatan dari CDF mengatakan, “Pilihan Yohanes Paulus II yang akan segera dibeatifikasi sebagai nama gereja membutuhkan izin Takhta Suci jika tanggal peringatannya belum dimasukkan ke dalam penanggalan liturgi. Jadi izin dari Takhta Suci, dalam kasus ini, tidak diperlukan.”
SUMBER
Vatican: Churches can be named for Pope John Paul II< (AGI) Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com; Tanggal publikasi: 13 April 2011
PROPOSAL PEMBINAAN DAN LOKAKARYA LITURGI UNTUK PENGURUS GEREJA
PEMBINAAN DAN LOKAKARYA LITURGI UNTUK PENGURUS GEREJA
SE- PAROKI PAROKI ‘MARIA DARI GUNUNG KARMEL
Hari Selasa s/d Kamis, 3-5 Mei 2011
Di Gereja Patoki
SALAM DAMAI YESUS KRISTUS.
Pengurus Gereja adalah rekan kerja pastor dalam karya pastoral Gereja. Peranan mereka sangat diperlukan dalam karya pastoral, mengingat luasnya wilayah Paroki Tigalingga dan banyaknya stasi yakni 27 stasi. Dalam situasi demikian tentu pastor tidak dapat melayani semua stasi dengan efektif, sehingga peran pengurus Gerejalah yang membantu pastor dalam pelayanan di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja sangat dibutuhkan teruma tampak pada hari Minggu, merekalah yang memimpin ibadah Minggu karena tidak semua stasi dapat dikunjungi oleh Pastor untuk merayakan perayaan Ekaristi.
Para pengurus Gereja dipilih dan diangkat dari kalangan umat sendiri. Mereka umumnya dari kalangan umat sederhana. Tugas sebagai pengurus Gereja adalah lebih merupakan pelayanan dan pengorbanan, tidak mendapat gaji. Mereka lebih digerakkan oleh iman untuk ambil bagian dalam pelayanan Gereja, bukan karena kemampuan dalam hal ekonomi dan pengetahuan akan iman. Gereja senantiasa mendampingi dan membina para pengurus Gereja agar pengorbanan dan pelayanan mereka di stasi-stasi sungguh sebagaimana yang diharapkan oleh Gereja.
Dalam Sermon awal Tahun 2011 lalu (Rapat awal tahun 2011), para pengurus Gereja mengusulkan agar diadakan pembinaan Liturgi dan tata Ibadah Liturgi bagi mereka. Mereka sadar bahwa pemahaman mereka akan Liturgi Gereja masih kurang dan juga sadar bahwa masih banyak umat sendiri yang lebih terbawa-bawa dengan liturgy Protestan, karena umumnya banyak umat yang sebelumnya adalah dari Gereja Protestan, demikian juga halnya para pengurus sendiri.
Oleh karena itulah, kami merencanakan kegiatan pembinaan Liturgi dan Lokakarya Ibadah Liturgi bagi semua pengurus Gereja se-paroki Tigalingga.
Adapun kegiatan tersebut akan diadakan pada:
Hari/Tanggal | Selasa s/d Kamis, 3 – 5 Mei 2011 |
Tempat | : Di Gereja Paroki Tigalingga |
Bentuk kegiatan | - Pembinaan Liturgi |
- Lokakarya Liturgi Gereja / Memimpin Ibadat di stasi | |
Narasumber | : Komisi Liturgi Keuskupan Agung Medan |
Peserta | |
SUSUNAN PANITIA PEMBINAAN DAN LOKAKARYA LITURGI UNTUK PENGURUS GEREJA; SE- PAROKI PAROKI ‘MARIA DARI GUNUNG KARMEL
KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
Pelindung | : PASTOR PAROKI |
Penanggungjawab | : DEWAN PASTORAL PAROKI |
PARA KETUA DEWAN PASTORAL STASI | |
Ketua Pelaksana | : FLENUS SIMANUNGKALIT |
Sekretaris I | : RANTO BANCIN |
Sekretaris II | : POBER SILALAHI |
Bendahara | : ERNAWATI BR. TARIGAN |
: BENDAHARA DEWAN PASTORAL STASI | |
Seksi-seksi: | |
1. Seksi Liturgi | : PASTOR YOAKIM LAKO O.CARM |
: FRATER ARIS O.CARM | |
: MUDIKA PAROKI | |
Seksi tempat | : DAMASUS TARIGAN |
Seksi tempat | : JULIUS MALAU (MUDIKA PAROKI) |
3. Seksi Acara | : BUKIT SAMOSIR |
4. Seksi Konsumsi | : IBU RIAN BR. SINULINGGA (Ibu-ibu Pengurus Lingkungan Kota) |
5. Seksi Dokumentasi | : WALDEMAR MANALU |
6. Seksi Dekorasi | : FR. ARIS O.CARM dan Mudika |
ANGGARAN BIAYA PEMBINAAN DAN LOKAKARYA LITURGI UNTUK PENGURUS GEREJA; SE- PAROKI PAROKI ‘MARIA DARI GUNUNG KARMEL
KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
No | Keterangan | Jumlah | DEBET | KREDIT |
1 | Administrasi Panitia | 500.000 | ||
2 | sound system | 500.000 | ||
3 | Tikar untuk tidur Peserta | 12 lembar | 140.000 | |
4 | Tempat dan Peralatan lain | 500.000 | ||
5 | Persediaan Obat obatan | 300.000 | ||
6 | Biaya Konsumsi :1. 1 kali makan n snak diperkirakan biaya per orang Rp. 15.000 2. Diperkirakan peserta dan panitia yang makan adalah 105 orang x 15.000 x 6 kali makan, sehingga biaya konsumsi keseluruhan yang dibutuhkan adalah 9.450.000 | 9.450.000 | ||
7 | Keperluan lain + Ucapan terimakasih untuk pembina | Sesuai Kebutuhan | 2.000.000 | |
8 | Partisipasi yang diharapkan dari stasi | kolom 2 dari baris 1 | 4.000.000 | |
JUMLAH | 4.000.000 | 13.390.000 | ||
KEKURANGAN | 9.390.000 |
Apabila dilihat dari kemampuan keuangan paroki Tigalingga yang merupakan paroki kecil, paroki tidak mampu atau tidak memiliki uang yang cukup untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut (saat ini mendapat subsisi dari KAM). Namun karena pentingnya 2 kegiaan ini, kami berupaya semaksimal mungkin menggalang dana dari partisipasi semua umat katolik lewat iuran wajib stasi se-paroki Tigalingga. Namun setelah kami menghitung kemampuan umat dan kemungkinan pemasukan, tetapi masih tidak cukup untuk menutupi semua biaya untuk kegiatan yang kami rencanakan.
Oleh karena itulah, kami memohon dan sangat mengharapkan Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan bersama kami dengan memberi bantuan untuk membantu biaya kegiatan tersebut. Berapapun dan dalam bentuk apapun bantuan Para Saudara, akan sangat berguna bagi kami, demi kemuliaan Tuhan, pasti berkenan di hadapan Tuhan dan Tuhan pasti akan melimpahkan berkat yang lebih besar kepada Para Saudara.
Demikianlah kiranya permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan bantuan Bapak, Ibu, Saudara-Saudari, kami ucapkan banyak terimakasih. Doa kami, semoga Tuhan senantiasa memberkati dan melimpahkan berkatnya kepada para Saudara.
Tigalingga, 1 April 2011 |
Hormat kami: |
P. ANTONIUS MANIK O.CARM | JANSEN GINTING | BONAR SIANTURI |
Pastor Paroki | Ketua Pelaksana DPP | Sekretaris DPP |