Renungan Hari biasa Pekan V Prapaskah, Kamis 14 April 2011
Kej 17:3-9, Mzm 105:4-5,6-7,8-9, Yoh 8:51-59
Kej 17:3-9, Mzm 105:4-5,6-7,8-9, Yoh 8:51-59
Hanya Yesuslah jaminan beroleh hidup bahagia dan kehidupan kekal.
BACAAN INJIL:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kasih yang sangat besar kepada manusia yang menghendaki manusia beroleh hidup bahagia dan selamat, itulah yang membuat Yesus seakan berusaha ngotot untuk menerangkan siapa diri-Nya kepada orang-orang Yahudi. Dalam Perjanjian Lama, Allah menyatakan kasih dan menawarkan keselamatan kepada manusia lewat para nabi, namun manusia tetap menolak dengan berbuat dosa. Hingga pada akhirnya, Allah mengutus Yesus Putera Allah untuk menyatakan diri-Nya, kasih-Nya dan untuk menyelamatkan manusia. Dalam pewartaan itu, Yesus mengajarkan kehendak Allah, melakukan perbuatan baik dan melakukan mukjizat adalah dalam rangka untuk mewartakan Kerajaan Allah. Yesus di utus Allah tentu tujuan utama bukan untuk melakukan mukjijat tetapi mewartakan hadirnya kerajaan Allah, untuk menyelamatkan manusia. Namun ternyata orang-orang Yahudi tetap tidak mau percaya dan menerima pewartaan Yesus, malahan mereka membenci Yesus. Walaupun demikian, Yesus seakan ngotot dalam pewartaan-Nya hingga memperkenalkan diri bahwa Dia adalah Allah yang sudah ada sejak kekal bersama Allah Bapa dan diutus untuk menyelamatkan manusia. Semua Dia lakukan tentulah bukan untuk mencari hormat diri sendiri dari manusia, bukan pula untuk kemuliaan Allah, tetapi semata-mata karena kasih agar manusia beroleh bahagia dan hidup kekal.
Dalam Injil hari ini, Yesus menyatakan diri-Nya terus terang bahwa Dia sudah ada sebelum Abraham, Dia mengenal Allah Bapa, dia datang untuk melaksanakan firman Bapa-Nya dan Dia datang untuk menyelamatkan manusia. Yesus menghadirkan diri-Nya sebagai jaminan hidup. Dia adalah keselamatan. Siapa saja yang percaya kepada-Nya dia tidak akan mengalami maut. Tetapi orang Yahudi tidak percaya kepada-Nya. Namun orang-orang Yahudi tetap menolak Dia, malah menuduh Yesus kerasukan setan dan juga mau melempari Yesus dengan batu. Orang-orang Yahudi tetap bertegar hati tidak mau mendengar dan menerima Yesus. Menolak ajaran Yesus dan juga menolak Yesus, itu berarti menolak keselamatan kekal.
Tuhan pun melakukan hal yang sama kepada kita. Allah ‘ngotot’ mengasihi kita dan untuk menyelamatkan kita. Namun seringkali kita sulit untuk percaya kepada-Nya dan mengikuti sabda yang telah difirmankan kepada kita, padahal itu semua menjamin kita beroleh kehidupan kekal. Kita lebih senang mengikuti kemauan hati dan kehendak kita sendiri. Kita lebih mudah mendengarkan tawaran harta dan duniawi yang mengklaim diri sebagai jaminan tuk beroleh hidup bahagia dan kehidupan kekal. Coba kita renungkan berapa banyak waktu yang kita berikan untuk mendengarkan dan menanggapi tawaran dunia ini yang menawarkan kebahagiaan hidup. Kita juga kiranya begitu banyak menghabiskan waktu dan uang untuk menanggapi tawaran-tawaran itu. Kerinduan kita akan hidup bahagia dan kehidupan kekal kiranya menjadi sasaran empuk bagi para pemisnis untuk meraup kekayaan dari semuanya itu. Dari pengalaman hidup, kita semua pasti sadar bahwa harta duniawi tidak bisa menjamin hidup seseorang bahagia dan beroleh hidup kekal. Namun kita masih tetap saja mengikutinya. Mengapa demikian? Mungkin karena kita juga sering berpikir bahwa hidup yang sekarang adalah hidup milik kita dan kita berusaha mempertahankannya sampi mati-matian. Kita semua merindukan hidup bahagia, kita semua merindukan hidup kekal.
Maka mari kita dengarkan dan renungkan Injil hari ini. Dalam Injil hari ini dijelaskan bahwa Abraham yang menjadi Bapa semua bangsa juga mengalami kematian dari hidup dunia ini. Selama hidupnya, Abraham taat kepada Allah dan menjalankan perjanjian dengan Allah. Ketaatannya itu membuat dia menjadi bahagia dalam hidup sekarang karena dia menjadi bapa semua bangsa. Namun kebahagiaan sejati juga dia dapatkan setelah kematiannya karena dia telah masuk dalam kemuliaan surge dan Yesus mengatakan bahwa dalam kemuliaan surga itu, Abraham sudah melihat Yesus sendiri yang adalah Anak Allah. Sabda ini mengatakan kepada kita bahwa sama seperti Abraham dan para nabi, kitapun akan mengalami kematian badan, hidup yang sekarang bukanlah hidup kekal. Namun agar kita sama seperti Abraham dan nabi-nabi, beroleh kebahagiaan hidup dan terutama masuk dalam kebahagiaan, kehidupan kekal adalah bila kita mendengarkan dan menuruti firman Yesus. Yesus menyatakan dirinya adalah jaminan untuk beroleh hidup bahagia dan kehidupa kekal. Sehingga dengan menerima Dia adalah Mesias dan mendengarkan firman-Nya, kita pasti akan beroleh hidup bahagia dalam hidup sekarang, terutama dalam kehidupan kekal. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak bertegar hati seperti orang-orang Yahudi yang bukan hanya menolak Yesus dan ajaran-Nya, malah mau membunuh Yesus. Namun hendaknya kita terbuka dan penuh suka cita menerima Yesus dan setia melaksanakan firman-firman-Nya. Hanya Yesuslah jaminan beroleh hidup bahagia dan kehidupan kekal. Amin.
BACAAN INJIL:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kasih yang sangat besar kepada manusia yang menghendaki manusia beroleh hidup bahagia dan selamat, itulah yang membuat Yesus seakan berusaha ngotot untuk menerangkan siapa diri-Nya kepada orang-orang Yahudi. Dalam Perjanjian Lama, Allah menyatakan kasih dan menawarkan keselamatan kepada manusia lewat para nabi, namun manusia tetap menolak dengan berbuat dosa. Hingga pada akhirnya, Allah mengutus Yesus Putera Allah untuk menyatakan diri-Nya, kasih-Nya dan untuk menyelamatkan manusia. Dalam pewartaan itu, Yesus mengajarkan kehendak Allah, melakukan perbuatan baik dan melakukan mukjizat adalah dalam rangka untuk mewartakan Kerajaan Allah. Yesus di utus Allah tentu tujuan utama bukan untuk melakukan mukjijat tetapi mewartakan hadirnya kerajaan Allah, untuk menyelamatkan manusia. Namun ternyata orang-orang Yahudi tetap tidak mau percaya dan menerima pewartaan Yesus, malahan mereka membenci Yesus. Walaupun demikian, Yesus seakan ngotot dalam pewartaan-Nya hingga memperkenalkan diri bahwa Dia adalah Allah yang sudah ada sejak kekal bersama Allah Bapa dan diutus untuk menyelamatkan manusia. Semua Dia lakukan tentulah bukan untuk mencari hormat diri sendiri dari manusia, bukan pula untuk kemuliaan Allah, tetapi semata-mata karena kasih agar manusia beroleh bahagia dan hidup kekal.
Dalam Injil hari ini, Yesus menyatakan diri-Nya terus terang bahwa Dia sudah ada sebelum Abraham, Dia mengenal Allah Bapa, dia datang untuk melaksanakan firman Bapa-Nya dan Dia datang untuk menyelamatkan manusia. Yesus menghadirkan diri-Nya sebagai jaminan hidup. Dia adalah keselamatan. Siapa saja yang percaya kepada-Nya dia tidak akan mengalami maut. Tetapi orang Yahudi tidak percaya kepada-Nya. Namun orang-orang Yahudi tetap menolak Dia, malah menuduh Yesus kerasukan setan dan juga mau melempari Yesus dengan batu. Orang-orang Yahudi tetap bertegar hati tidak mau mendengar dan menerima Yesus. Menolak ajaran Yesus dan juga menolak Yesus, itu berarti menolak keselamatan kekal.
Tuhan pun melakukan hal yang sama kepada kita. Allah ‘ngotot’ mengasihi kita dan untuk menyelamatkan kita. Namun seringkali kita sulit untuk percaya kepada-Nya dan mengikuti sabda yang telah difirmankan kepada kita, padahal itu semua menjamin kita beroleh kehidupan kekal. Kita lebih senang mengikuti kemauan hati dan kehendak kita sendiri. Kita lebih mudah mendengarkan tawaran harta dan duniawi yang mengklaim diri sebagai jaminan tuk beroleh hidup bahagia dan kehidupan kekal. Coba kita renungkan berapa banyak waktu yang kita berikan untuk mendengarkan dan menanggapi tawaran dunia ini yang menawarkan kebahagiaan hidup. Kita juga kiranya begitu banyak menghabiskan waktu dan uang untuk menanggapi tawaran-tawaran itu. Kerinduan kita akan hidup bahagia dan kehidupan kekal kiranya menjadi sasaran empuk bagi para pemisnis untuk meraup kekayaan dari semuanya itu. Dari pengalaman hidup, kita semua pasti sadar bahwa harta duniawi tidak bisa menjamin hidup seseorang bahagia dan beroleh hidup kekal. Namun kita masih tetap saja mengikutinya. Mengapa demikian? Mungkin karena kita juga sering berpikir bahwa hidup yang sekarang adalah hidup milik kita dan kita berusaha mempertahankannya sampi mati-matian. Kita semua merindukan hidup bahagia, kita semua merindukan hidup kekal.
Maka mari kita dengarkan dan renungkan Injil hari ini. Dalam Injil hari ini dijelaskan bahwa Abraham yang menjadi Bapa semua bangsa juga mengalami kematian dari hidup dunia ini. Selama hidupnya, Abraham taat kepada Allah dan menjalankan perjanjian dengan Allah. Ketaatannya itu membuat dia menjadi bahagia dalam hidup sekarang karena dia menjadi bapa semua bangsa. Namun kebahagiaan sejati juga dia dapatkan setelah kematiannya karena dia telah masuk dalam kemuliaan surge dan Yesus mengatakan bahwa dalam kemuliaan surga itu, Abraham sudah melihat Yesus sendiri yang adalah Anak Allah. Sabda ini mengatakan kepada kita bahwa sama seperti Abraham dan para nabi, kitapun akan mengalami kematian badan, hidup yang sekarang bukanlah hidup kekal. Namun agar kita sama seperti Abraham dan nabi-nabi, beroleh kebahagiaan hidup dan terutama masuk dalam kebahagiaan, kehidupan kekal adalah bila kita mendengarkan dan menuruti firman Yesus. Yesus menyatakan dirinya adalah jaminan untuk beroleh hidup bahagia dan kehidupa kekal. Sehingga dengan menerima Dia adalah Mesias dan mendengarkan firman-Nya, kita pasti akan beroleh hidup bahagia dalam hidup sekarang, terutama dalam kehidupan kekal. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak bertegar hati seperti orang-orang Yahudi yang bukan hanya menolak Yesus dan ajaran-Nya, malah mau membunuh Yesus. Namun hendaknya kita terbuka dan penuh suka cita menerima Yesus dan setia melaksanakan firman-firman-Nya. Hanya Yesuslah jaminan beroleh hidup bahagia dan kehidupan kekal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.