RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH V, 10 April 2011
Yeh 37:12-14, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Rm 8:8-11, Yoh 11:1-45
Yeh 37:12-14, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Rm 8:8-11, Yoh 11:1-45
“Akulah kebangkitan dan kehidupan.”
BACAAN INJIL:
Pada waktu itu ada seorang jatuh sakit, namanya Lazarus. (Ia tinggal di Berania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.) Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Demikian Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kita mungkin bisa bayangkan bagaimana kekesalan hati Maria dan Marta kepada Yesus. Mereka berdua dekat dengan Yesus sehingga ketika saudara mereka Lazarus sakit keras dan hampir mati, mereka menyuruh orang untuk memberitahukan kepada Yesus akan hal itu. Harapan mereka tentu Yesus segera datang melihat Lazarus dan menyembuhkannya. Namun kiranya Yesus tidak datang juga sampai saudara mereka itu mati. Malah sebagaimana dikatakan dalam Injil, seakan Yesus tidak peduli akan berita yang Dia dengar bahwa Lazarus hampir mati. Jawaban Yesus membuat mereka heran karena justru Yesus mengatakan bahwa Lazarus tidak akan mati, tetapi kemuliaan Allah akan dimuliakan. Setelah mendengat berita itu, malah Dia sengaja tinggal 2 hari di tempat di berada saat itu. Jawaban Yesus juga membuat orang-orang di sekitarnya heran karena Yesus mengatakan bahwa Lazarus bukannya mati tetapi tertidur. Juga ketika Yesus mengajak para murid untuk pergi ke Judea, para murid heran dan protes sebab di sana orang-orang Yahudi pernah ingin melempari Dia. Keputusan untuk pergi ke Judea bagi para murid adalah bunuh diri makanya Thomas Didimus mengatakan, "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Kekesalan hati Marta dan Maria juga jelas kita temukan dalam Injil hari ini. Dikatakan ketika Yesus datang, Lazarus sudah 4 hari terbaring dalam kubur. Mendegar bahwa Yesus datang dan belum sampai ke rumah Marta dan Maria, Marta sudah menyongsongnya dan kata-kata yang pertama keluar adalah kata ungkapan rasa kecewa kepada Yesus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati…” Ada rasa kecewa pada Marta walaupun dia tetap mencoba untuk tetap percaya pada Yesus, sehingga Yesus meneguhkan iman Marta agar tetap teguh percaya pada-Nya. Yesus menguatkan iman Marta dengan mengatakan, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Iman Martapun kembali dikuatkan dengan memberi jawaban: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Maria juga mengalami kekecewaan seperti yang dialami Marta. Maka ketika Marta memberitahukan kepada dia bahwa Yesus datang, Maria langsung berdiri dan pergi ke Yesus sebelum Yesus sampai ke rumah mereka. Kata yang seakan mengandung ungkapan rasa kecewa juga dilontarkan Maria setelah bertemu dengan Yesus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Yesus sedih dan bahkan dikatakan sampai menangis karena melihat iman Maria yang bersedih juga orang-orang yang bersedih karena kematian Lazarus. Jadi Yesus bersedih bukan karena kematian itu, tetapi kematian itu membuat Marta, Maria dan yang lainnya sedih, menjadi kurang percaya kepada Yesus.
Dalam pengalaman hidup beriman, hal yang sama sering kita alami. Seringkali sulit kita mengerti pengajaran, dan kehendak Allah atas diri kita. Kita juga seringkali merasa bahwa Tuhan seakan tidak peduli dengan kita, sehingga seakan Tuhan tidak mendengarkan keluhan dan persoalan hidup kita. Saat kita mengalami beban hidup, pasti kita datang kepada Yesus dengan harapan bahwa Tuhan datang membantu kita. Namun kerap kita merasa bahwa Tuhan tidak peduli, membiarkan kita menghadapinya dan membiarkan kita mati karena persoalan itu. Pengalaman demikian membuat munculnya suatu pertanyaan atau pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak peduli dan percaya kepada kita. Benarkah demikian? Tentu tidak.
Yesus adalah tanda nyata Allah yang penuh kasih, yang sangat peduli dengan kita. Dalam Injil jelas dikatakan bahwa Yesus ikut merasakan kesedihan Marta dan Maria atas kematian Lazarus. Allahpun ikut merasakan kesedihan kita dalam menghadapi persoalan hidup. Dia bukan Allah yang tanpa perasaan, malah Dia adalah Allah yang sungguh perasa, yang merasakan penderitaan dan persoalan kita. Inilah sukacita iman kita. Memang iman kita kepada Yesus, tidak membuat kita terlepas dari penderitaan atau persoalan. Namun iman itu memberi kita kekuatan dan selalu berharap karena Tuhan kita adalah Allah yang mahakuasa, mahakasih dan mahapeduli, dan Dia pasti akan membangkitkan kita dari persoalan atau beban sehingga kita hidup kembali. Untuk itu dari kita diminta kesetiaan kepada Allah dalam semua pengalaman hidup kita. Terlebih kesetiaan kita itu akan membuahkan kebangkita hidup kelak untuk menikmati kehidupan sejati. Yesus membangkitkan Lazarus menjadi gambaran bagi kita, bahwa orang yang setia kepada Yesus kelak juga akan dibangkitkan untuk kehidupan kekal bersama dengan Dia dalam kebahagiaan di surga. Maka boleh dikatakan bahwa perjuangan kita untuk tetap setia kepada Yesus bagi mata dunia sering dianggap tidak membuahkan hasil apa-apa, tetapi di hadapan Tuhan itu menghasilkan buah, dan kita akan dibangkitkan kelak untuk kehidupan kekal.
Dalam Injil hari ini, Yesus dikatakan sedih melihat Maria yang menangis dan orang-orang bersedih. Memang seringkali kita begitu sedih dan menangisi kematian badan, tetapi kita tidak menyadari bahwa kematian itu bukan hanya kematian badan, tetapi juga kematian rohani. Manakala iman kita tidak hidup dan berbuah, saat itu pulalah kita telah mengalami kematian iman atau rohani. Hal ini seringkali tidak kita sadari dan tidak kita pedulikan. Hampir sedikit orang yang tidak merasa sedih dan sampe menangis menakala iman kita tidak berbuah, manakala kita tidak pernah berdoa, hidup dalam perbuatan yang tidak baik. Hidup iman yang tidak menghasilkan buah, atau hidup dalam perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak baik, hidup yang selalu dengan mudah putus asa yang seakan tidak ada harapan lagi adalah hidup iman yang mati yang pelan-pelan hidup kita terkubur dalam kedosaan dan membusuk serta akhirnya berbau tidak sedap. Oleh karena itu, baiklah kiranya kita datang kepada Yesus agar Dia membangkitkan kita dari kematian rohani kita. Kita semua membutuhkan kembangkitan dari kematian rohani kita agar kita kembali hidup setia beriman kepada Yesus. Jangan kita biarkan iman kita mati sampai terkubur dan akhirnya hidup kita mengeluarkan bau tidak sedap. Maka segerahlah datang kepada Yesus agar membangkitkan kita dari kematian rohani atau iman kita. Amin.
Pada waktu itu ada seorang jatuh sakit, namanya Lazarus. (Ia tinggal di Berania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.) Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Demikian Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kita mungkin bisa bayangkan bagaimana kekesalan hati Maria dan Marta kepada Yesus. Mereka berdua dekat dengan Yesus sehingga ketika saudara mereka Lazarus sakit keras dan hampir mati, mereka menyuruh orang untuk memberitahukan kepada Yesus akan hal itu. Harapan mereka tentu Yesus segera datang melihat Lazarus dan menyembuhkannya. Namun kiranya Yesus tidak datang juga sampai saudara mereka itu mati. Malah sebagaimana dikatakan dalam Injil, seakan Yesus tidak peduli akan berita yang Dia dengar bahwa Lazarus hampir mati. Jawaban Yesus membuat mereka heran karena justru Yesus mengatakan bahwa Lazarus tidak akan mati, tetapi kemuliaan Allah akan dimuliakan. Setelah mendengat berita itu, malah Dia sengaja tinggal 2 hari di tempat di berada saat itu. Jawaban Yesus juga membuat orang-orang di sekitarnya heran karena Yesus mengatakan bahwa Lazarus bukannya mati tetapi tertidur. Juga ketika Yesus mengajak para murid untuk pergi ke Judea, para murid heran dan protes sebab di sana orang-orang Yahudi pernah ingin melempari Dia. Keputusan untuk pergi ke Judea bagi para murid adalah bunuh diri makanya Thomas Didimus mengatakan, "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Kekesalan hati Marta dan Maria juga jelas kita temukan dalam Injil hari ini. Dikatakan ketika Yesus datang, Lazarus sudah 4 hari terbaring dalam kubur. Mendegar bahwa Yesus datang dan belum sampai ke rumah Marta dan Maria, Marta sudah menyongsongnya dan kata-kata yang pertama keluar adalah kata ungkapan rasa kecewa kepada Yesus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati…” Ada rasa kecewa pada Marta walaupun dia tetap mencoba untuk tetap percaya pada Yesus, sehingga Yesus meneguhkan iman Marta agar tetap teguh percaya pada-Nya. Yesus menguatkan iman Marta dengan mengatakan, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Iman Martapun kembali dikuatkan dengan memberi jawaban: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Maria juga mengalami kekecewaan seperti yang dialami Marta. Maka ketika Marta memberitahukan kepada dia bahwa Yesus datang, Maria langsung berdiri dan pergi ke Yesus sebelum Yesus sampai ke rumah mereka. Kata yang seakan mengandung ungkapan rasa kecewa juga dilontarkan Maria setelah bertemu dengan Yesus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Yesus sedih dan bahkan dikatakan sampai menangis karena melihat iman Maria yang bersedih juga orang-orang yang bersedih karena kematian Lazarus. Jadi Yesus bersedih bukan karena kematian itu, tetapi kematian itu membuat Marta, Maria dan yang lainnya sedih, menjadi kurang percaya kepada Yesus.
Dalam pengalaman hidup beriman, hal yang sama sering kita alami. Seringkali sulit kita mengerti pengajaran, dan kehendak Allah atas diri kita. Kita juga seringkali merasa bahwa Tuhan seakan tidak peduli dengan kita, sehingga seakan Tuhan tidak mendengarkan keluhan dan persoalan hidup kita. Saat kita mengalami beban hidup, pasti kita datang kepada Yesus dengan harapan bahwa Tuhan datang membantu kita. Namun kerap kita merasa bahwa Tuhan tidak peduli, membiarkan kita menghadapinya dan membiarkan kita mati karena persoalan itu. Pengalaman demikian membuat munculnya suatu pertanyaan atau pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak peduli dan percaya kepada kita. Benarkah demikian? Tentu tidak.
Yesus adalah tanda nyata Allah yang penuh kasih, yang sangat peduli dengan kita. Dalam Injil jelas dikatakan bahwa Yesus ikut merasakan kesedihan Marta dan Maria atas kematian Lazarus. Allahpun ikut merasakan kesedihan kita dalam menghadapi persoalan hidup. Dia bukan Allah yang tanpa perasaan, malah Dia adalah Allah yang sungguh perasa, yang merasakan penderitaan dan persoalan kita. Inilah sukacita iman kita. Memang iman kita kepada Yesus, tidak membuat kita terlepas dari penderitaan atau persoalan. Namun iman itu memberi kita kekuatan dan selalu berharap karena Tuhan kita adalah Allah yang mahakuasa, mahakasih dan mahapeduli, dan Dia pasti akan membangkitkan kita dari persoalan atau beban sehingga kita hidup kembali. Untuk itu dari kita diminta kesetiaan kepada Allah dalam semua pengalaman hidup kita. Terlebih kesetiaan kita itu akan membuahkan kebangkita hidup kelak untuk menikmati kehidupan sejati. Yesus membangkitkan Lazarus menjadi gambaran bagi kita, bahwa orang yang setia kepada Yesus kelak juga akan dibangkitkan untuk kehidupan kekal bersama dengan Dia dalam kebahagiaan di surga. Maka boleh dikatakan bahwa perjuangan kita untuk tetap setia kepada Yesus bagi mata dunia sering dianggap tidak membuahkan hasil apa-apa, tetapi di hadapan Tuhan itu menghasilkan buah, dan kita akan dibangkitkan kelak untuk kehidupan kekal.
Dalam Injil hari ini, Yesus dikatakan sedih melihat Maria yang menangis dan orang-orang bersedih. Memang seringkali kita begitu sedih dan menangisi kematian badan, tetapi kita tidak menyadari bahwa kematian itu bukan hanya kematian badan, tetapi juga kematian rohani. Manakala iman kita tidak hidup dan berbuah, saat itu pulalah kita telah mengalami kematian iman atau rohani. Hal ini seringkali tidak kita sadari dan tidak kita pedulikan. Hampir sedikit orang yang tidak merasa sedih dan sampe menangis menakala iman kita tidak berbuah, manakala kita tidak pernah berdoa, hidup dalam perbuatan yang tidak baik. Hidup iman yang tidak menghasilkan buah, atau hidup dalam perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak baik, hidup yang selalu dengan mudah putus asa yang seakan tidak ada harapan lagi adalah hidup iman yang mati yang pelan-pelan hidup kita terkubur dalam kedosaan dan membusuk serta akhirnya berbau tidak sedap. Oleh karena itu, baiklah kiranya kita datang kepada Yesus agar Dia membangkitkan kita dari kematian rohani kita. Kita semua membutuhkan kembangkitan dari kematian rohani kita agar kita kembali hidup setia beriman kepada Yesus. Jangan kita biarkan iman kita mati sampai terkubur dan akhirnya hidup kita mengeluarkan bau tidak sedap. Maka segerahlah datang kepada Yesus agar membangkitkan kita dari kematian rohani atau iman kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.