Pejabat Vatikan hambat rencana paus
Uskup emeritus Hong Kong Joseph Kardinal Zen Ze-kiun
Dalam kunjungannya ke Washington, D.C., uskup emeritus Hong Kong Joseph Kardinal Zen Ze-kiun mengatakan kepada wartawan, kekeliruan dan kesalahpahaman pejabat kunci Vatikan serta keinginan untuk “berkompromi dengan konsekuensi apapun” telah melecehkan niat baik Paus Benediktus untuk Gereja Katolik di Cina.
“Tahun 2007, Bapa Suci mengeluarkan surat yang memberi arah sangat jelas. Tetapi arah tersebut tidak diikuti,” kata Kardinal Zen, dalam konferensi pers 7 April di Hudson Institute, Washington, D.C., demikian Catholic News Agency. “Bahkan ada interpretasi keliru dari sejumlah ahli, antara lain Pastor (Jeroom) Heyndrickx, yang menyesatkan banyak orang.”
Para ahli ini, menurut Kardinal Zen, mendorong semua umat Katolik Cina untuk mengupayakan pengakuan pemerintah Cina sebagai anggota gereja “resmi” atau “terbuka,” sebuah langkah yang akan mengharuskan mereka bergabung dengan Asosiasi Patriotik Katolik Cina.
“Menurut interpretasi yang keliru itu, Bapa Suci ‘ingin semua umat menjadi anggota Gereja terbuka yang diakui pemerintah,’” kata kardinal. “Ini sama sekali tidak benar.” Meskipun Asosiasi Patriotik Katolik Cina beranggotakan banyak uskup yang memiliki persekutuan dengan Roma, Paus Benediktus memperingatkan para uskup Gereja “bawah tanah” untuk berhati-hati mendekati Gereja terbuka.
“Ini peringatan dari Bapa Suci untuk umat Katolik dari Gereja bawah tanah,” kata Kardinal Zen. Karena “bila Anda ingin keluar dari Gereja bawah tanah,” demikian surat tersebut, “ada banyak kasus, sesungguhnya hampir semuanya, pemerintah akan memberlakukan berbagai ketentuan yang tidak dapat diterima berdasarkan hati nurani Katolik.”
Tentang pengakuan pemerintah itu, surat Paus itu akhirnya membiarkan saja para uskup memutuskannya secara individual. Surat itu juga memperingatkan bahwa prinsip-prinsip pembentukan Asosiasi Patrioptik Katolik Cina itu, terutama klaim kemandiriannya dari Vatikan – jelas “tidak sesuai dengan ajaran Katolik.”
“Belakangan ini, sayangnya, orang-orang di Kongregasi Evangelisasi bahkan mengikuti kebijakan yang salah, strategi yang salah — yang merupakan ‘Ostpolitik’ lama,” katanya. Istilah “Ostpolitik” ini mengacu pada kebijakan kontroversial Paus Paulus VI yang mengakomodasi pemerintah-pemerintah komunis agar memperoleh kondisi yang lebih baik bagi umat Katolik di balik Tirai Besi pada tahun 1960-an dan 70-an.
“Kebijakan Ostpolitik ini — yang mengompromikan biaya apapun, dimaksud untuk selalu menyenangkan pemerintah, untuk selalu menghindari konfrontasi – masih berlangsung hingga sekarang ini, sebagaimana tampak terkait dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Cina pada akhir November dan awal Desember,” kata Kardinal Zen.
SUMBER
Cardinal Zen: Vatican officials have blocked Pope’s plan for Chinese Church (Catholic News Agency)
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com. Tanggal publikasi: 14 April 2011
Dalam kunjungannya ke Washington, D.C., uskup emeritus Hong Kong Joseph Kardinal Zen Ze-kiun mengatakan kepada wartawan, kekeliruan dan kesalahpahaman pejabat kunci Vatikan serta keinginan untuk “berkompromi dengan konsekuensi apapun” telah melecehkan niat baik Paus Benediktus untuk Gereja Katolik di Cina.
“Tahun 2007, Bapa Suci mengeluarkan surat yang memberi arah sangat jelas. Tetapi arah tersebut tidak diikuti,” kata Kardinal Zen, dalam konferensi pers 7 April di Hudson Institute, Washington, D.C., demikian Catholic News Agency. “Bahkan ada interpretasi keliru dari sejumlah ahli, antara lain Pastor (Jeroom) Heyndrickx, yang menyesatkan banyak orang.”
Para ahli ini, menurut Kardinal Zen, mendorong semua umat Katolik Cina untuk mengupayakan pengakuan pemerintah Cina sebagai anggota gereja “resmi” atau “terbuka,” sebuah langkah yang akan mengharuskan mereka bergabung dengan Asosiasi Patriotik Katolik Cina.
“Menurut interpretasi yang keliru itu, Bapa Suci ‘ingin semua umat menjadi anggota Gereja terbuka yang diakui pemerintah,’” kata kardinal. “Ini sama sekali tidak benar.” Meskipun Asosiasi Patriotik Katolik Cina beranggotakan banyak uskup yang memiliki persekutuan dengan Roma, Paus Benediktus memperingatkan para uskup Gereja “bawah tanah” untuk berhati-hati mendekati Gereja terbuka.
“Ini peringatan dari Bapa Suci untuk umat Katolik dari Gereja bawah tanah,” kata Kardinal Zen. Karena “bila Anda ingin keluar dari Gereja bawah tanah,” demikian surat tersebut, “ada banyak kasus, sesungguhnya hampir semuanya, pemerintah akan memberlakukan berbagai ketentuan yang tidak dapat diterima berdasarkan hati nurani Katolik.”
Tentang pengakuan pemerintah itu, surat Paus itu akhirnya membiarkan saja para uskup memutuskannya secara individual. Surat itu juga memperingatkan bahwa prinsip-prinsip pembentukan Asosiasi Patrioptik Katolik Cina itu, terutama klaim kemandiriannya dari Vatikan – jelas “tidak sesuai dengan ajaran Katolik.”
“Belakangan ini, sayangnya, orang-orang di Kongregasi Evangelisasi bahkan mengikuti kebijakan yang salah, strategi yang salah — yang merupakan ‘Ostpolitik’ lama,” katanya. Istilah “Ostpolitik” ini mengacu pada kebijakan kontroversial Paus Paulus VI yang mengakomodasi pemerintah-pemerintah komunis agar memperoleh kondisi yang lebih baik bagi umat Katolik di balik Tirai Besi pada tahun 1960-an dan 70-an.
“Kebijakan Ostpolitik ini — yang mengompromikan biaya apapun, dimaksud untuk selalu menyenangkan pemerintah, untuk selalu menghindari konfrontasi – masih berlangsung hingga sekarang ini, sebagaimana tampak terkait dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Cina pada akhir November dan awal Desember,” kata Kardinal Zen.
SUMBER
Cardinal Zen: Vatican officials have blocked Pope’s plan for Chinese Church (Catholic News Agency)
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com. Tanggal publikasi: 14 April 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.