Romo Magnis ingatkan ancaman bagi Pancasila
Romo Franz Magnis-Suseno SJ (paling kanan) berbicara pada peluncuran buku di DPR
Romo Franz Magnis-Suseno, SJ mengingatkan warga Indonesia akan dua bahaya serius yang mengancam ideologi negara Pancasila.
“Kita sedang menghadapi dua ancaman serius yakni oportunisme dan kepicikan. Kalau kedua ancaman ini tidak segera ditangani, Indonesia benar-benar dalam bahaya,” kata Romo Magnis kepada sekitar 300 anggota DPR dan pemuka agama yang menghadiri peluncuran buku di DPR kemarin.
Menurut guru besar STF Driyarkara ini, kaum oportunis adalah orang-orang yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan diri mereka sendiri dan tidak menghiraukan kepentingan orang banyak.
“Ini tidak boleh terjadi,” katanya.
Sedangkan orang-orang picik atau berwawasan sempit adalah orang-orang yang tidak suka dengan keberagaman dan lebih memperhatikan kepentingan kelompok.
“Orang-orang seperti ini sana sekali tidak bisa menghargai perbedaan agama dan budaya,” kata Romo Magnis.
Masdar Farid Masudi, dari PBNU, setuju dengan apa yang disampaikan Romo Magnis.
Menurut Farid, opportunisme ini tampak dominan di lembaga legislatif dan ekekutif, sedangkan orang berpikiran picik terjelma dalam diri para pemimpin agama tertentu yang mengajarkan radikalisme dan fundamentalisme.
Buku berjudul Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila ditulis oleh Yudi Latif, seorang intelektual Muslim .
Menurut Yudi, dirinya menulis buku tersebut agar orang tahu tentang bangsa Indonesia. Dalam kehidupan bernegara, katanya, semua orang sama.
Sumber: Jesuit warns of threats to national ideals (ucanews.com)
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com Tanggal publikasi: 12 April 2011
Romo Franz Magnis-Suseno, SJ mengingatkan warga Indonesia akan dua bahaya serius yang mengancam ideologi negara Pancasila.
“Kita sedang menghadapi dua ancaman serius yakni oportunisme dan kepicikan. Kalau kedua ancaman ini tidak segera ditangani, Indonesia benar-benar dalam bahaya,” kata Romo Magnis kepada sekitar 300 anggota DPR dan pemuka agama yang menghadiri peluncuran buku di DPR kemarin.
Menurut guru besar STF Driyarkara ini, kaum oportunis adalah orang-orang yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan diri mereka sendiri dan tidak menghiraukan kepentingan orang banyak.
“Ini tidak boleh terjadi,” katanya.
Sedangkan orang-orang picik atau berwawasan sempit adalah orang-orang yang tidak suka dengan keberagaman dan lebih memperhatikan kepentingan kelompok.
“Orang-orang seperti ini sana sekali tidak bisa menghargai perbedaan agama dan budaya,” kata Romo Magnis.
Masdar Farid Masudi, dari PBNU, setuju dengan apa yang disampaikan Romo Magnis.
Menurut Farid, opportunisme ini tampak dominan di lembaga legislatif dan ekekutif, sedangkan orang berpikiran picik terjelma dalam diri para pemimpin agama tertentu yang mengajarkan radikalisme dan fundamentalisme.
Buku berjudul Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila ditulis oleh Yudi Latif, seorang intelektual Muslim .
Menurut Yudi, dirinya menulis buku tersebut agar orang tahu tentang bangsa Indonesia. Dalam kehidupan bernegara, katanya, semua orang sama.
Sumber: Jesuit warns of threats to national ideals (ucanews.com)
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com Tanggal publikasi: 12 April 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.