RENUNGAN :
Dengan menerima baptisan Yohanes, Yesus sungguh memasuki kehidupan kita. Sebagaimana kita ketahui, Yohanes Pembaptis dalam pengajarannya mengajarkan orang-orang dibaptis sebagai tanda pertobatan dalam menyambut kedatangan Sang Mesias. Baptisan itu tanda pertobatan. Hari ini adalah pesta pembaptisan Tuhan, Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, bahkan Yesus sendiri yang meminta agar Yohanes membaptis-Nya.
Yohanes mengenal siapa Yesus, dia sadar bahwa baptisan itu adalah pertobatan untuk menyambut kedatangan Mesias dan dia tahu yang memintanya untuk dibaptis adalah Mesias itu sendiri. Oleh sebab itulah Yohanes menolak untuk membaptis Yesus dan mengatakan bahwa justru dia sendirilah yang harus dibaptis oleh Yesus. Menanggapi pernyataan Yohanes, Yesus mendesak Yohanes agar mau membaptis diri-Nya dengan mengatakan, "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."
Yesus ingin menggenapi kehendak Tuhan dengan menerima baptisan Yohanes. Kehendak Tuhan yang dimaksud adalah bahwa Yesus diutus oleh Allah Bapa ke dunia ini, tinggal bersama manusia untuk menyelamatkan manusia. Untuk menjalankan tugas penyelamatan itu, Yesus bukan hanya sekedar mengunjungi manusia, bukan hanya sekedar tinggal bersama manusia, tetapi sungguh-sungguh memasuki hidup manusia dengan segala pengalaman hidup yang dialami oleh manusia, kecuali dalam hal dosa. Dengan demikian, Yesus meminta dibaptis oleh Yohanes bukan tanda pertobatan-Nya, sebab Dia Tuhan yang tidak berdosa, tetapi tanda nyata bahwa Yesus sungguh solider dengan hidup manusia.
Sesudah Yesus akhirnya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Allah menyatakan kepada khalayak ramai yang berkumpul pada saat itu bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi-Nya dan kepada-Nya Allah berkenan. Dengan baptisan itu, Allah mengumumkan siapa Yesus yang sebenarnya, yakni Anak Allah yang dikasihi dan kepada-Nya Tuhan berkenan. Pembatisan Yesus jelas bukan karena Yesus berdosa sehingga membutuhkan baptisan Yohanes. Namun dengan pembaptisan itu Yesus sungguh-sungguh memasuki hidup manusia dengan segala pengalaman manusia kecuali dalam hal dosa. Inilah sukacita yang diwartakan kepada kita.
Dengan demikian, dalam situasi apapun kehidupan kita, Yesus selalu hadir dalam hidup kita. Dia membawa sukacita, menuntun kita dengan kasih agar kita sampai kepada keselamatan kekal. Walaupun kita berdosa, dan seringkali jatuh dalam dosa, Dia tidak langsung menghukum dan membenci kita, tetapi memberi kita kesembatan untuk bertoba, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan I, “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan ia padamkan, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.” Dia mengasihi kita semua tanpa memandang muka, tidak memandang status dan keadaan kita. Oleh sebab itu, patutlah kita bersukacita hari ini, karena Yesus Tuhan kita hidup bersama dengan kita setiap saat.
Hari ini juga adalah perayaan yang membuat kita bangga dikarenakan kita telah menerima sakramen baptis. Dengan baptisan yang kita terima kita telah menjadikan kita disebut kristen, orang yang telah diurapi oleh Yesus. Dengan baptisan itu pula, kita telah menjadi anak-anak Allah. Sungguh sukacita besar bahwa Tuhan mau menjadikan kita putera dan puteri-Nya sendiri, orang yang dikasihi-Nya. Hanya menjadi persoalan dan permenungan kita adalah, “Apakah kita bangga karena sudah menjadi anak-anak Allah? Apakah kita menyadari makna baptisan yang kita terima?
Kalau kita bangga dan menyadari makna baptisan yang sudah kita terima, tentunya kitu hidup sebagai anak-anak Allah. Hidup sebagai anak-anak Allah berarti setia, taat dan melaksanakan kehendak Tuhan. Kita hendaknya hidup seturut firman Tuhan dan meneladan hidup Yesus sendiri. Dengan hidup demikian, sungguhlah nyata bahwa kita anak-anak Allah. Amin.