KURSUS DAN LOKA KARYA LITURGI
PENGURUS GEREJA SE-PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL-TIGALINGGA
PENGURUS GEREJA SE-PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL-TIGALINGGA
Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu. Adapula yang berpikir bahwa liturgy hanya menyangkut tata urutan atau aturan dalam ibadah. Juga seringkali ada keluhan yang mengatakan bahwa ibadah hari Minggu seringkali membosankan, ada juga pengurus yang kurang mampu melaksanakan tugas memimpin ibadah pada hari Minggu di stasi dan seringkali juga tata cara ibadah di masing-masing stasi berbeda satu sama lain. Kesadaran atas semua hal ini, membuat paroki dan para pengurus stasi memutuskan perlunya pembinaan liturgy bagi semua pengurus Gereja di Paroki. Kegiatan ini diputuskan pada saat sermon awal tahun 2011 ini.
Oleh karena mengingat nilai iman dari perayaan liturgy dan juga kesadaran bahwa banyak pengurus Gereja sendiri kurang memahami nilai iman perayaan Liturgi dan juga kurang mengerti dalam menjalankan tugas, maka paroki akhirnya mengadakan Kursus dan Lokakarya Liturgi bagi semua pengurus Gereja se-Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga. Kegiatan ini sangat penting, karena suatu kenyataan bahwa pastor tidak bisa setiap hari hadir untuk merayakan ekaristi setiap hari Minggu di stasi yang terdiri atas 26 stasi. Maka para pengurus Gerejalah yang memimpin ibadah hari minggu di stasi-stasi. Padahal bukan suatu hal rahasia bahwa banyak pengurus kurang memiliki pemahaman yang mendalam sehubungan dengan liturgy Gereja Katolik, dan bahkan seringkali cenderung pemahaman mereka banyak dipengaruhi oleh Gereja lain, karena banyak juga pengurus Gereja adalah umat yang dulunya berasal dari Gereja Protestan.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa – Rabu, 3 s/d 5 Mei 2011 lalu. Semua pengurus Gereja dari stasi maupun lingkungan hadir dalam pertemuan tersebut, hanya memang ada 1 stasi yang tidak hadir yakni stasi Pertumbungen. Pastor jauh hari sebelumnya sudah mengedarkan surat undangan dan sudah menerangkan pentingnya kegiatan ini, namun kiranya stasi ini tanpa pemberitahuan yang jelas, tetapi tidak hadir. Kegiatan ini dihadiri sekitar 92 orang pengurus Gereja. Kegiatan ini dibimbing oleh Tim Komisi Liturgi dari Keuskupan Agung Medan yakni Sr. Alfoncine KSFL dan bapak Osber M. Sinurat.
Adapun materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut adalah:
1. Pengertian Liturgi Gereja Katolik.
2. Hidup Menggereja.
3. Arti dan Makna Perayaan Ekaristi.
4. Tata Perayaan Sabda Hari Minggu tanpa Imam.
5. Latihan Simulasi Tata Perayaan Sabda
6. Dialog serba-serbi seputar Liturgi Gereja
7. Simulasi Memimpin Ibada Hari Minggu tanpa Imam
8. Evaluasi.
Kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar dan para peserta merasa senang dan terlibat aktif dalam kegiatan ini. Pada akhir kegiatan, paroki membagikan Rosario kepada masing-masing peserta. Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik tentu karena berkat dan perlindungan Tuhan, juga karena para peserta sendiri dan karena kerjama panitia terutama seksi konsumsi yang bekerje keras agar para peserta tidak sampai kelaparan. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi perkembangan iman, pemahaman liturgy Gereja Katolik para pengurus dan pada akhirnya berguna bagi semua umat di stasi untuk ikut merayakan liturgy sebagai perayaan iman.
Oleh karena mengingat nilai iman dari perayaan liturgy dan juga kesadaran bahwa banyak pengurus Gereja sendiri kurang memahami nilai iman perayaan Liturgi dan juga kurang mengerti dalam menjalankan tugas, maka paroki akhirnya mengadakan Kursus dan Lokakarya Liturgi bagi semua pengurus Gereja se-Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga. Kegiatan ini sangat penting, karena suatu kenyataan bahwa pastor tidak bisa setiap hari hadir untuk merayakan ekaristi setiap hari Minggu di stasi yang terdiri atas 26 stasi. Maka para pengurus Gerejalah yang memimpin ibadah hari minggu di stasi-stasi. Padahal bukan suatu hal rahasia bahwa banyak pengurus kurang memiliki pemahaman yang mendalam sehubungan dengan liturgy Gereja Katolik, dan bahkan seringkali cenderung pemahaman mereka banyak dipengaruhi oleh Gereja lain, karena banyak juga pengurus Gereja adalah umat yang dulunya berasal dari Gereja Protestan.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa – Rabu, 3 s/d 5 Mei 2011 lalu. Semua pengurus Gereja dari stasi maupun lingkungan hadir dalam pertemuan tersebut, hanya memang ada 1 stasi yang tidak hadir yakni stasi Pertumbungen. Pastor jauh hari sebelumnya sudah mengedarkan surat undangan dan sudah menerangkan pentingnya kegiatan ini, namun kiranya stasi ini tanpa pemberitahuan yang jelas, tetapi tidak hadir. Kegiatan ini dihadiri sekitar 92 orang pengurus Gereja. Kegiatan ini dibimbing oleh Tim Komisi Liturgi dari Keuskupan Agung Medan yakni Sr. Alfoncine KSFL dan bapak Osber M. Sinurat.
Adapun materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut adalah:
1. Pengertian Liturgi Gereja Katolik.
2. Hidup Menggereja.
3. Arti dan Makna Perayaan Ekaristi.
4. Tata Perayaan Sabda Hari Minggu tanpa Imam.
5. Latihan Simulasi Tata Perayaan Sabda
6. Dialog serba-serbi seputar Liturgi Gereja
7. Simulasi Memimpin Ibada Hari Minggu tanpa Imam
8. Evaluasi.
Kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar dan para peserta merasa senang dan terlibat aktif dalam kegiatan ini. Pada akhir kegiatan, paroki membagikan Rosario kepada masing-masing peserta. Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik tentu karena berkat dan perlindungan Tuhan, juga karena para peserta sendiri dan karena kerjama panitia terutama seksi konsumsi yang bekerje keras agar para peserta tidak sampai kelaparan. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi perkembangan iman, pemahaman liturgy Gereja Katolik para pengurus dan pada akhirnya berguna bagi semua umat di stasi untuk ikut merayakan liturgy sebagai perayaan iman.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.