Renungan Masa Paskah, Jumat 6 Mei 2011
(Dominikus Savio)
Kis 5:34-42, Mzm 27:1,4,13-14, Yoh 6:1-15
(Dominikus Savio)
Kis 5:34-42, Mzm 27:1,4,13-14, Yoh 6:1-15
Dengan memberi dari kekurangan kita kepada sesama yang membutuhkan, saat itulah kita menyatakan mukjijat kasih Allah kepada sesama kita.
BACAAN INJIL:
Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
RENUNGAN:
Kadang orang berusaha menafsirkan perikop ini dengan suatu permainan logika dengan maksud agar mudah dimengerti pendengar. Salah satu bentuk penafsiran yang pernah saya dengar adalah dengan mengatakan bahwa untuk mengerti perikop ini, kita tidak usah terlalu melihat keilahian Yesus yang mampu membuat mukijjat, tetapi melihat dan merenungkan bagaimana Yesus bisa menggerakkan hati orang banyak itu sehingga berani membuka dan mengeluarkan bekal masing-masing yang sebenarnya mereka bawa. Pemikiran demikian mengatakan bahwa sebenarnya orang banyak itu membawa bekal masing-masing, hanya mereka tidak mau mengeluarkannya karena takut dimintai orang lain. Nah dikatakan bahwa setelah Yesus lewat para murid memperlihatkan anak kecil yang membawa bekal dan mau terbuka, orang banyak itupun mau membuka bekal mereka dan bahkan mengumpulkan sisa bekal yang mereka bawa. Dikatakan sisanya yang terkumpul ada 12 bakul.
Logika penafsiran yang demikian memang bisa masuk akal. Tetapi penafsiran demikian tanpa sadar menjadi mengaburkan cinta kasih Allah yang mahabesar dan Allah mampu melakukan mukjijat untuk umat-Nya sebagai ungkapan cinta kasih-Nya. Sehingga bagi jelas bukan itu maksud utama dari Injil hari ini yang menjadi permenungan kita.
Dalam Injil hari ini jelas bahwa Yesus itu adalah Tuhan yang mahakuasa dan cinta kasih Allah sungguh besar kepada manusia. Cinta kasih Allah sungguh besar sehingga Dia tidak akan membiarkan umat-Nya yang setia mengikuti-Nya. Tuhan akan melakukan apa saja yang perlu untuk kita hidup dan melimpahkan berkat-Nya kepada umat yang setia mendengar sabda-Nya dan mengikuti-Nya. Cinta kasih yang sungguh besar ini sungguh nyata dalam diri Yesus Kristus. Seringkali kita berpikir bahwa mengikuti Yesus Kristus, kita tidak akan mendapatkan apa-apa, malah akan rugi karena umumnya hanya sebagai pengorbanan dan pelayanan. Kita juga seringkali sangat khawatir dengan kehidupan kita, sehingga kita tidak berani untuk setia mengikuti Yesus. Lewat injil hari ini, kita diajak merenungkan bahwa Allah itu mahakuasa dan mahakasih, Dia tidak akan membiarkan kita yang mengikuti-Nya akan menderita kelaparan dan binasa, tetapi dengan kuasa dan kasih-Nya Yesus akan mencukupi apa yang kita butuhkan, memelihara hidup kita bila kita setia mengikuti-Nya. Dia tidak akan menyuruh kita pulang dengan tangan hampa, tetapi Dia akan mengeyangkan kita dengan berkat-Nya dan bahkan dengan berkat yang berlimpah. Oleh karena itu, mengapa kita takut setia mengikuti Yesus Kristus?
Injil hari ini, selain mengajak kita untuk tidak takut kekurangan dalam mengikuti Yesus, juga mengajar kita untuk rela berbagi sukacita dengan sesama kita. Sering kita merasa bahwa kita adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa untuk kita bagikan kepada orang lain. Kita merasa masih kekurangan sehingga tidak mungkin bisa berbagi dengan orang lain. Atau kita juga berpikir bahwa kita mau memberi dari kekurangan kita, tetapi merasa bahwa pemberian kita yang kecil itu tidak akan berguna apa-apa bagi orang lain. Namun semua alasan di atas bukanlah menjadi alasan kita untuk berbagi sukacita dengan orang lain. Kita harus sadar bahwa Tuhan telah memberi kita hidup dan rahmat berlimpah, maka kitapun haruslah berani berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan perhatian dan cinta kasih kita. Coba kita simak Injil hari ini. Seorang anak yang hanya mempunyai 5 potong roti dan 2 ekor ikan, di tangan Yesus, yang sedikit itu mampu memberi makan 5000 orang laki-laki, belum dihitung dengan anak-anak. Demikian juga kiranya, kita juga bisa melakukan hal yang sama. Pemberian kita yang kecil dan sedikit karena kita hanya memiliki sedikit bila kita bagikan kepada sesama kita dalam iman kepada Yesus, yang kecil itu akan sangat berguna bagi sesama yang membutuhkannya dan akan mendatangkan rahmat berlimpah bagi mereka dan bagi kita sendiri. Dengan berani berbagi walaupun kita masih merasa kekurangan, kita tidak akan kekurangan atau kehabisan, karena Tuhan akan memberikan berkat-Nya kepada kita. Sehingga kita tidak usah menunggu kaya dahulu, atau menunggu kita sukses dan berkelebihan dahulu baru kita mau berbagi kita sesama kita.
Saat ini di sekitar kita masih banyak orang yang berkekurangan jauh lebih menderita daripada kita. Maka Yesus sendiri meminta kita menyatakan mukjijat kebaikan Allah bagi mereka dengan kerelaan kita mau berbagi dengan mereka. Dengan memberi dari kekurangan kita kepada sesama yang membutuhkan, saat itulah kita menyatakan mukjijat kasih Allah kepada sesama kita. Amin.
BACAAN INJIL:
Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
RENUNGAN:
Kadang orang berusaha menafsirkan perikop ini dengan suatu permainan logika dengan maksud agar mudah dimengerti pendengar. Salah satu bentuk penafsiran yang pernah saya dengar adalah dengan mengatakan bahwa untuk mengerti perikop ini, kita tidak usah terlalu melihat keilahian Yesus yang mampu membuat mukijjat, tetapi melihat dan merenungkan bagaimana Yesus bisa menggerakkan hati orang banyak itu sehingga berani membuka dan mengeluarkan bekal masing-masing yang sebenarnya mereka bawa. Pemikiran demikian mengatakan bahwa sebenarnya orang banyak itu membawa bekal masing-masing, hanya mereka tidak mau mengeluarkannya karena takut dimintai orang lain. Nah dikatakan bahwa setelah Yesus lewat para murid memperlihatkan anak kecil yang membawa bekal dan mau terbuka, orang banyak itupun mau membuka bekal mereka dan bahkan mengumpulkan sisa bekal yang mereka bawa. Dikatakan sisanya yang terkumpul ada 12 bakul.
Logika penafsiran yang demikian memang bisa masuk akal. Tetapi penafsiran demikian tanpa sadar menjadi mengaburkan cinta kasih Allah yang mahabesar dan Allah mampu melakukan mukjijat untuk umat-Nya sebagai ungkapan cinta kasih-Nya. Sehingga bagi jelas bukan itu maksud utama dari Injil hari ini yang menjadi permenungan kita.
Dalam Injil hari ini jelas bahwa Yesus itu adalah Tuhan yang mahakuasa dan cinta kasih Allah sungguh besar kepada manusia. Cinta kasih Allah sungguh besar sehingga Dia tidak akan membiarkan umat-Nya yang setia mengikuti-Nya. Tuhan akan melakukan apa saja yang perlu untuk kita hidup dan melimpahkan berkat-Nya kepada umat yang setia mendengar sabda-Nya dan mengikuti-Nya. Cinta kasih yang sungguh besar ini sungguh nyata dalam diri Yesus Kristus. Seringkali kita berpikir bahwa mengikuti Yesus Kristus, kita tidak akan mendapatkan apa-apa, malah akan rugi karena umumnya hanya sebagai pengorbanan dan pelayanan. Kita juga seringkali sangat khawatir dengan kehidupan kita, sehingga kita tidak berani untuk setia mengikuti Yesus. Lewat injil hari ini, kita diajak merenungkan bahwa Allah itu mahakuasa dan mahakasih, Dia tidak akan membiarkan kita yang mengikuti-Nya akan menderita kelaparan dan binasa, tetapi dengan kuasa dan kasih-Nya Yesus akan mencukupi apa yang kita butuhkan, memelihara hidup kita bila kita setia mengikuti-Nya. Dia tidak akan menyuruh kita pulang dengan tangan hampa, tetapi Dia akan mengeyangkan kita dengan berkat-Nya dan bahkan dengan berkat yang berlimpah. Oleh karena itu, mengapa kita takut setia mengikuti Yesus Kristus?
Injil hari ini, selain mengajak kita untuk tidak takut kekurangan dalam mengikuti Yesus, juga mengajar kita untuk rela berbagi sukacita dengan sesama kita. Sering kita merasa bahwa kita adalah orang miskin yang tidak punya apa-apa untuk kita bagikan kepada orang lain. Kita merasa masih kekurangan sehingga tidak mungkin bisa berbagi dengan orang lain. Atau kita juga berpikir bahwa kita mau memberi dari kekurangan kita, tetapi merasa bahwa pemberian kita yang kecil itu tidak akan berguna apa-apa bagi orang lain. Namun semua alasan di atas bukanlah menjadi alasan kita untuk berbagi sukacita dengan orang lain. Kita harus sadar bahwa Tuhan telah memberi kita hidup dan rahmat berlimpah, maka kitapun haruslah berani berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan perhatian dan cinta kasih kita. Coba kita simak Injil hari ini. Seorang anak yang hanya mempunyai 5 potong roti dan 2 ekor ikan, di tangan Yesus, yang sedikit itu mampu memberi makan 5000 orang laki-laki, belum dihitung dengan anak-anak. Demikian juga kiranya, kita juga bisa melakukan hal yang sama. Pemberian kita yang kecil dan sedikit karena kita hanya memiliki sedikit bila kita bagikan kepada sesama kita dalam iman kepada Yesus, yang kecil itu akan sangat berguna bagi sesama yang membutuhkannya dan akan mendatangkan rahmat berlimpah bagi mereka dan bagi kita sendiri. Dengan berani berbagi walaupun kita masih merasa kekurangan, kita tidak akan kekurangan atau kehabisan, karena Tuhan akan memberikan berkat-Nya kepada kita. Sehingga kita tidak usah menunggu kaya dahulu, atau menunggu kita sukses dan berkelebihan dahulu baru kita mau berbagi kita sesama kita.
Saat ini di sekitar kita masih banyak orang yang berkekurangan jauh lebih menderita daripada kita. Maka Yesus sendiri meminta kita menyatakan mukjijat kebaikan Allah bagi mereka dengan kerelaan kita mau berbagi dengan mereka. Dengan memberi dari kekurangan kita kepada sesama yang membutuhkan, saat itulah kita menyatakan mukjijat kasih Allah kepada sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.