Renungan Masa Paskah, Sabtu 7 Mei 2011
(Magdalena dr Kanossa, Marie-Louise dr Yesus Trichet)
Kis 6:1-7, Mzm 33:1-2,4-5,18-19, Yoh 6:16-21
(Magdalena dr Kanossa, Marie-Louise dr Yesus Trichet)
Kis 6:1-7, Mzm 33:1-2,4-5,18-19, Yoh 6:16-21
"Aku ini, jangan takut!"
BACAAN INJIL:
Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kita mungkin pasti ingat kalimat terkenal yang sering diungkapkan oleh Beato Paus Yohanes Paulus II, yakni, “Jangan takut!” Kalimat ini tentu bukan hanya sekedar kata penghias bibir dan penghiburan bagi kita dan banyak orang yang sedang merasa ketakutan. Beliau menyerukan kalimat ini keluar dari penghayatan dan pengalamannya sendiri. Kita ketahui bahwa dalam sejarah hidup dan karyanya Beato Paus Yohanes Paulus II sungguh seakan tidak pernah takut. Beliau berani menyampaikan pendapat yang mungkin bertentangan dengan pandangan umum, dia berani mengkriti ketidak benaran dan ketidak adilan tanpa melihat apakah yang dikritik itu pejabat atau penguasa. Beliau juga tidak takut menghadapi bahaya kematian yang mengancam hidupnya karena keberaniannya. Tentu bukan berarti karena beato kita ini tidak punya rasa takut. Sebagai manusia biasa seperti kita, pasti dia juga memiliki rasa takut, tetapi rasa takut itu dikalahkan oleh keyakinan iman akan Yesus Kristus yang senantiasa menyertainya. Beliau tentu memegang prinsip hidup bahwa selama yang kita katakan dan lakukan adalah benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan, maka dia tidak perlu takut karena percaya bahwa Tuhan pasti berpihak padanya.
Seruan Beato kita ini, “Jangan takut!” kiranya juga diperdengarkan oleh Yesus kepada para murid sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. Seruan ini beberapa kali dikatakan Yesus kepada para murid yang sedang dalam ketakutan. Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa para murid, saat mulai malam sesudah kisah penggandaan roti dan ikan, mereka pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Pada saat malam sangat gelap, laut bergelora karena angin kencang. Hal yang menarik dikatakan bahwa dalam situasi demikian mereka belum ketakutan. Penginjil mengatakan bahwa mereka merasa ketakutan baru setelah mereka melihat Yesus berjalan di atas air laut dan mendekati perahu mereka. Mereka tentu tetap merasa takut di tengah lautan pada malam gelap terjadi angin bertiup kencang sehingga laut bergelora, tetapi mereka merasa masih bisa mengatasi semuanya. Namun dalam situasi panic, Yesus hadir menemui mereka dan itu justru membuat mereka menjadi merasa ketakutan karena hal yang mustahil bagi manusia dapat berjalan di atas air. Tentu dalam pikiran mereka itu adalah hantu. Ketakutan mereka hilang ketika Yesus menyapa mereka dengan berkata, “Ini Aku, jangan takut!” Ketakutan para murid hilang karena mereka mengenali suara Yesus dan saat mereka mau menaikkan Yesus ke dalam perahu itu, seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.
Pengalaman para murid ini sungguh mendalam untuk kita renungkan. Dalam hidup kita pasti pernah mengalami ketakutan, baik itu pengalaman atau peristiwa yang membuat kita sedikit takut dan pangalaman yang sungguh membuat kita sungguh merasa ketakutan. Dalam situasi ketakutan menguasai kita, saat itu kerap kita berpikir bahwa Yesus tidak ada bersama kita dan tidak peduli dengan kehidupan kita. Tetapi lewat pengalaman para murid hari ini, kita diberi keyakinan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah peduli dengan hidup kita, Dia tidak pernah membiarkan kita sendiri mengalami ketakutan hidup. Yesus pasti akan datang untuk menolong kita dan menguatkan kita dengan berkata, “Ini Aku, jangan takut!” Namun seringkali karena ketakutan sudah mengusai kita, kita menjadi tidak mampu menangkap kehadiran Yesus dan tidak mampu menangkap suara-Nya yang mau menguatkan kita. Memang kita tidak melihat dan mendengar secara langsung wajah dan suara-Nya, tetapi Dia datang dan mau menolong kita lewat sesama kita yang mau membantu kita, tetapi kita tidak melihat niat baik sesama kita tersebut.
Maka lewat injil hari ini, kita diajak untuk selalu percaya bahwa dalam setiap kehidupan kita bahkan dalam situasi yang sangat mengancam sekalipun, Yesus menyertai dan datang untuk membantu kita. Oleh karena itu, dalam ketakutan hidup, kita hendaknya peka mendengar suaru Yesus untuk menolong kita, dan kita hendaknya terbuka untuk mempersilahkan Yesus masuk dalam kehidupan kita, dalam persoalan kita, maka kitapun pada akhirnya akan sampai kepada tujuan hidup kita dengan selamat. Membiarkan Yesus masuk ke dalam perahu kehidupan kita adalah dengan sikap percaya kepada-Nya. Sehingga dalam ketakutan hidup, kita hendaknya mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, maka bersama Tuhan Yesus kita akan sampai ke tujuan hidup kita dengan selamat.
Beato Paus Yohanes Paulu sungguh menghayati kata-kata Yesus ini dan beliau pun seringkali menyerukan seruan Yesus ini. Beato kita ini sungguh mengalami dan menghayati bahwa seruan Yesus, “Jangan takut, ini Aku”, bukanlah hanya penghiburan belaka, tetapi suatu kenyataan yang terjadi dan dia alami sendiri. Semasa hidupnya, seruan Yesus ini sangat sering dia sampaikan, karena memang dalam hidup sekarang ini banyak orang yang hidup dalam ketakutan dan banyak hal yang membuat orang merasa takut. Maka sangatlah indah hidup ini, manakala kita yang percaya pada Yesus, mau menyerukan seruan ini kepada sesama kita yang sedang mengalami dan dilanda ketakutan. Tentunya dengan menyerukan seruan Yesus ini, kita tidak hanya sekedar menghibur atau mengulangi kembali seruan Yesus, tetapi dengan menyerukan seruan ini, berarti kita siap hadir untuk meneguhkan iman saudara-saudari kita dan siap untuk membantu mereka. Maka marilah kita dalam Yesus Kristus, bersama Beato Paus Yohanes Paulus II berseru kepada sesama kita, “Jangan takut!”. Amin.
Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kita mungkin pasti ingat kalimat terkenal yang sering diungkapkan oleh Beato Paus Yohanes Paulus II, yakni, “Jangan takut!” Kalimat ini tentu bukan hanya sekedar kata penghias bibir dan penghiburan bagi kita dan banyak orang yang sedang merasa ketakutan. Beliau menyerukan kalimat ini keluar dari penghayatan dan pengalamannya sendiri. Kita ketahui bahwa dalam sejarah hidup dan karyanya Beato Paus Yohanes Paulus II sungguh seakan tidak pernah takut. Beliau berani menyampaikan pendapat yang mungkin bertentangan dengan pandangan umum, dia berani mengkriti ketidak benaran dan ketidak adilan tanpa melihat apakah yang dikritik itu pejabat atau penguasa. Beliau juga tidak takut menghadapi bahaya kematian yang mengancam hidupnya karena keberaniannya. Tentu bukan berarti karena beato kita ini tidak punya rasa takut. Sebagai manusia biasa seperti kita, pasti dia juga memiliki rasa takut, tetapi rasa takut itu dikalahkan oleh keyakinan iman akan Yesus Kristus yang senantiasa menyertainya. Beliau tentu memegang prinsip hidup bahwa selama yang kita katakan dan lakukan adalah benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan, maka dia tidak perlu takut karena percaya bahwa Tuhan pasti berpihak padanya.
Seruan Beato kita ini, “Jangan takut!” kiranya juga diperdengarkan oleh Yesus kepada para murid sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. Seruan ini beberapa kali dikatakan Yesus kepada para murid yang sedang dalam ketakutan. Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa para murid, saat mulai malam sesudah kisah penggandaan roti dan ikan, mereka pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Pada saat malam sangat gelap, laut bergelora karena angin kencang. Hal yang menarik dikatakan bahwa dalam situasi demikian mereka belum ketakutan. Penginjil mengatakan bahwa mereka merasa ketakutan baru setelah mereka melihat Yesus berjalan di atas air laut dan mendekati perahu mereka. Mereka tentu tetap merasa takut di tengah lautan pada malam gelap terjadi angin bertiup kencang sehingga laut bergelora, tetapi mereka merasa masih bisa mengatasi semuanya. Namun dalam situasi panic, Yesus hadir menemui mereka dan itu justru membuat mereka menjadi merasa ketakutan karena hal yang mustahil bagi manusia dapat berjalan di atas air. Tentu dalam pikiran mereka itu adalah hantu. Ketakutan mereka hilang ketika Yesus menyapa mereka dengan berkata, “Ini Aku, jangan takut!” Ketakutan para murid hilang karena mereka mengenali suara Yesus dan saat mereka mau menaikkan Yesus ke dalam perahu itu, seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.
Pengalaman para murid ini sungguh mendalam untuk kita renungkan. Dalam hidup kita pasti pernah mengalami ketakutan, baik itu pengalaman atau peristiwa yang membuat kita sedikit takut dan pangalaman yang sungguh membuat kita sungguh merasa ketakutan. Dalam situasi ketakutan menguasai kita, saat itu kerap kita berpikir bahwa Yesus tidak ada bersama kita dan tidak peduli dengan kehidupan kita. Tetapi lewat pengalaman para murid hari ini, kita diberi keyakinan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah peduli dengan hidup kita, Dia tidak pernah membiarkan kita sendiri mengalami ketakutan hidup. Yesus pasti akan datang untuk menolong kita dan menguatkan kita dengan berkata, “Ini Aku, jangan takut!” Namun seringkali karena ketakutan sudah mengusai kita, kita menjadi tidak mampu menangkap kehadiran Yesus dan tidak mampu menangkap suara-Nya yang mau menguatkan kita. Memang kita tidak melihat dan mendengar secara langsung wajah dan suara-Nya, tetapi Dia datang dan mau menolong kita lewat sesama kita yang mau membantu kita, tetapi kita tidak melihat niat baik sesama kita tersebut.
Maka lewat injil hari ini, kita diajak untuk selalu percaya bahwa dalam setiap kehidupan kita bahkan dalam situasi yang sangat mengancam sekalipun, Yesus menyertai dan datang untuk membantu kita. Oleh karena itu, dalam ketakutan hidup, kita hendaknya peka mendengar suaru Yesus untuk menolong kita, dan kita hendaknya terbuka untuk mempersilahkan Yesus masuk dalam kehidupan kita, dalam persoalan kita, maka kitapun pada akhirnya akan sampai kepada tujuan hidup kita dengan selamat. Membiarkan Yesus masuk ke dalam perahu kehidupan kita adalah dengan sikap percaya kepada-Nya. Sehingga dalam ketakutan hidup, kita hendaknya mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, maka bersama Tuhan Yesus kita akan sampai ke tujuan hidup kita dengan selamat.
Beato Paus Yohanes Paulu sungguh menghayati kata-kata Yesus ini dan beliau pun seringkali menyerukan seruan Yesus ini. Beato kita ini sungguh mengalami dan menghayati bahwa seruan Yesus, “Jangan takut, ini Aku”, bukanlah hanya penghiburan belaka, tetapi suatu kenyataan yang terjadi dan dia alami sendiri. Semasa hidupnya, seruan Yesus ini sangat sering dia sampaikan, karena memang dalam hidup sekarang ini banyak orang yang hidup dalam ketakutan dan banyak hal yang membuat orang merasa takut. Maka sangatlah indah hidup ini, manakala kita yang percaya pada Yesus, mau menyerukan seruan ini kepada sesama kita yang sedang mengalami dan dilanda ketakutan. Tentunya dengan menyerukan seruan Yesus ini, kita tidak hanya sekedar menghibur atau mengulangi kembali seruan Yesus, tetapi dengan menyerukan seruan ini, berarti kita siap hadir untuk meneguhkan iman saudara-saudari kita dan siap untuk membantu mereka. Maka marilah kita dalam Yesus Kristus, bersama Beato Paus Yohanes Paulus II berseru kepada sesama kita, “Jangan takut!”. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.