Serangan Balasan, Peringatan Uskup
Foto Osama bin Laden, yang tewas di Pakistan pada hari Minggu di tangan pasukan Amerika Serikat.
Umat Kristen Pakistan bisa menderita jika ada serangan balasan terkait tewasnya “otak” 9/11 Osama bin Laden di tangan Amerika Serikat (AS), kata uskup di Pakistan kepada ucanews.com pada 2 Mai.
“Karena tidak bisa menyerang AS, kami bisa dijadikan empuk empuk. Kami menuntut keamanan. Pemerintah harus mengendalikan serangan balasan apapun,” kata Uskup Agung Emeritus Lahore Mgr Lawrence Saldanha.
Meskipun ada resiko jangka pendek berupa serangan balasan dengan menargetkan orang Kristen, kematian bin Laden dapat memulihkan keseimbangan dalam masyarakat Pakistan yang telah tersobek karena terjadi banyak pertikaian, katanya.
Dia berharap bahwa kematian teroris yang paling dicari di dunia itu bisa mengurangi radikalisme kelompok militan yang sudah sedemikian merusak Pakistan dalam beberapa tahun belakangan ini.
“Paling tidak, kami berharap situasi akan secara bertahap menjadi lebih baik,” katanya.
“Banyak kaum Muslim Pakistan memandang bin Laden sebagai pahlawan revolusi Islam. Tetapi dia adalah model peran ekstremisme dan ancaman bagi perdamaian dunia. Kematiannya akan mengubah penampilan serta mendesentralisasi dan mendemistifikasi ekstremisme,” kata Uskup Agung Saldanha.
Pasukan AS membunuh Osama bin Laden, pendiri Al-Qaeda, di Kota Abbottabad di utara Propinsi Pakhtunkhwa Khyber setelah terjadi baku tembak. Presiden AS Barrack Obama mengatakan pasukan AS bertindak sesuai data intelijen yang diperoleh Agustus tahun lalu dan dalam kerja sama dengan pihak keamanan Pakistan.
Bin Laden kelahiran Arab Saudi itu memerintahkan serangan terhadap Amerika Serikat pada 11 September 2001. Peristiwa 9/11 itu menewaskan lebih dari 3.000 orang.
Pada hari serangan 9/11 itu, Saldanha ditahbiskan menjadi uskup.
“Pasca tragedi 9/11 itu mempengaruhi seluruh karier dan kehidupan saya sebagai uskup,” katanya, seraya menambahkan bahwa peristiwa dibalas, dan balasan itu kembali mendapat reaksi, dan semua kekerasan dan pertumpahan darah dialami oleh orang Kristen di Pakistan. Situasi itu saya lihat semakin memburuk,” katanya.
Sementara itu di India, seorang pemimpin Gereja berdoa semoga kematian pemimpin Al-Qaeda itu tidak menimbulkan serangan balasan.
Pastor Babu Joseph, jurubicara Konferensi Waligereja India, menyesalkan bahwa bin Laden menemui ajalnya dalam kekerasan. “Gereja tidak pernah mendukung kekerasan atau berhubungan dengan kekerasan. Kekerasan yang dilakukan atas nama agama tidak pernah diterima oleh setiap masyarakat beradab.”
Sejumlah Muslim India bereaksi terhadap kematian bin Laden dengan menyalahkan Amerika Serikat.
“Osama bin Laden dan lainnya merasa bahwa Central Intelligence Agency (CIA) menggunakan mereka untuk kepentingan pribadi CIA. Inilah yang menyebabkan serangan terhadap World Trade Center yang dibalas AS dengan menyerang Irak,” kata J.S. Badukwala, seorang pakar sejarah Islam di Gujarat.
Penarikan pasukan AS dan sekutunya dari Afghanistan [setelah dikalahkan oleh Uni Soviet] membuat para pendukung mereka merasa dikhianati, tambahnya. Namun, Muslim di India, tidak seperti rekan-rekan mereka di tempat lain, tidak dipengaruhi oleh ideologi Al-Qaeda, kata Badukwala.
Muhammad Syafi’i Madani, tokoh Muslim lainnya di Gujarat, mengatakan bahwa AS menciptakan “Osama-Osama” setiap kali AS hanya mau melayani kepentingannya sendiri. Madani berharap bahwa dunia bisa memahami “berbagai rancangan AS.”
Kematian bin Laden memicu reaksi beragam dari umat Kristen dan kaum Muslim di Bangladesh.
“Pembunuhan tidak bisa diterima. Setiap penjahat harus diseret ke pengadilan dan dikenai hukuman semestinya,” kata Uskup Khulna Mgr Bejoy D’Cruze, ketua Komisi Ekumene dan Dialog Antaragama dari Konferensi Waligereja Bangladesh. “Saya tidak tahu apakah bin Laden atau Al-Qaeda memiliki hubungan dengan militan Bangladesh atau tidak. Namun jelas, kaum militan Bangladesh sangat terdorong dan terinspirasi dengan berbagai aktivitas bin Laden, dan saya yakin bahwa kematian bin Laden ini akan meredakan kekerasan kaum militan.
Sujit Purification, 34, seorang staf LSM Katolik mengatakan, “Saya senang bahwa otak tragedi 9/11 tewas. Ini kabar baik. Tidak seorangpun mendukung kegiatan teroris yang dilakukan bin Laden.”
Moni Haider, 47, seorang Muslim, mengatakan dia yakin kelompok militan Bangladesh akan kecewa dengan matinya bin Laden. “Mereka akan sadar bahwa bin Laden sudah berlalu, sekalipun dia seorang teroris yang sangat kuat.”
Shah Kawthar Abululayee Mustafa, 61, seorang Muslim dan dosen filsafat di Universitas Dhaka, mengatakan ucanews.com, “Kematian [Bin] Laden pasti akan mempengaruhi militansi dan terorisme nasional dan internasional, tetapi beri saya waktu beberapa hari untuk memikirkannya sebelum berkomentar panjang lebar. Semua kegiatan teroris di dunia harus dihentikan.”
Di Filipina, para pemimpin Gereja Katolik saat ini disarankan pemerintah untuk mempersiapkan kemungkinan serangan balasan dari para loyalis bin Laden.
“Pengikutnya di berbagai tempat yang berbeda mungkin saja melakukan pembalasan atas apa yuang terjadi pada bin Laden,” kata Uskup Caloocan Mgr Deogracias Iniguez.
Uskup Marbel Mgr Dinualdo Gutierrez dalam sebuah wawancara terpisah juga menyuarakan perasaan takut seperti yang diungkapkan Uskup Iniguez.
“Kematian bin Laden itu baik [dalam perang melawan teror]. Tetapi juga buruk karena para loyalisnya akan membalas tidak hanya terhadap polisi dan militer, tetapi juga terhadap warga sipil yang tak berdosa,” katanya di Radio Veritas 846 yang dikelola Gereja.
Sementara itu Uskup Martin Jumoad dari Prelatur Isabela mengatakan bahwa kematian para teroris merupakan “kebaikan yang memang atas kejahatan.”
Prelaturnya berada di Propinsi Basilan, tempat kubu pasukan militan Islam Abu Sayyaf yang sangat terinspirasi oleh Al-Qaeda. Abu Sayyaf telah sering menyerang umat Kristen.
Uskup Jumoad mengatakan, dia berharap kematian bin Laden “akan memperlemah kelompok Abu Sayyaf di Basilan karena pemimpin Abu Sayyaf pernah menyatakan mereka didukung oleh Al-Qaeda melalui Jemaah Islamiyah.
Namun, katanya mengakui, serangan balasan bisa terjadi setelah berita pembunuhan bin Laden tersebar luas.
ucanews.com
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com; Tanggal publikasi: 3 Mei 2011
“Karena tidak bisa menyerang AS, kami bisa dijadikan empuk empuk. Kami menuntut keamanan. Pemerintah harus mengendalikan serangan balasan apapun,” kata Uskup Agung Emeritus Lahore Mgr Lawrence Saldanha.
Meskipun ada resiko jangka pendek berupa serangan balasan dengan menargetkan orang Kristen, kematian bin Laden dapat memulihkan keseimbangan dalam masyarakat Pakistan yang telah tersobek karena terjadi banyak pertikaian, katanya.
Dia berharap bahwa kematian teroris yang paling dicari di dunia itu bisa mengurangi radikalisme kelompok militan yang sudah sedemikian merusak Pakistan dalam beberapa tahun belakangan ini.
“Paling tidak, kami berharap situasi akan secara bertahap menjadi lebih baik,” katanya.
“Banyak kaum Muslim Pakistan memandang bin Laden sebagai pahlawan revolusi Islam. Tetapi dia adalah model peran ekstremisme dan ancaman bagi perdamaian dunia. Kematiannya akan mengubah penampilan serta mendesentralisasi dan mendemistifikasi ekstremisme,” kata Uskup Agung Saldanha.
Pasukan AS membunuh Osama bin Laden, pendiri Al-Qaeda, di Kota Abbottabad di utara Propinsi Pakhtunkhwa Khyber setelah terjadi baku tembak. Presiden AS Barrack Obama mengatakan pasukan AS bertindak sesuai data intelijen yang diperoleh Agustus tahun lalu dan dalam kerja sama dengan pihak keamanan Pakistan.
Bin Laden kelahiran Arab Saudi itu memerintahkan serangan terhadap Amerika Serikat pada 11 September 2001. Peristiwa 9/11 itu menewaskan lebih dari 3.000 orang.
Pada hari serangan 9/11 itu, Saldanha ditahbiskan menjadi uskup.
“Pasca tragedi 9/11 itu mempengaruhi seluruh karier dan kehidupan saya sebagai uskup,” katanya, seraya menambahkan bahwa peristiwa dibalas, dan balasan itu kembali mendapat reaksi, dan semua kekerasan dan pertumpahan darah dialami oleh orang Kristen di Pakistan. Situasi itu saya lihat semakin memburuk,” katanya.
Sementara itu di India, seorang pemimpin Gereja berdoa semoga kematian pemimpin Al-Qaeda itu tidak menimbulkan serangan balasan.
Pastor Babu Joseph, jurubicara Konferensi Waligereja India, menyesalkan bahwa bin Laden menemui ajalnya dalam kekerasan. “Gereja tidak pernah mendukung kekerasan atau berhubungan dengan kekerasan. Kekerasan yang dilakukan atas nama agama tidak pernah diterima oleh setiap masyarakat beradab.”
Sejumlah Muslim India bereaksi terhadap kematian bin Laden dengan menyalahkan Amerika Serikat.
“Osama bin Laden dan lainnya merasa bahwa Central Intelligence Agency (CIA) menggunakan mereka untuk kepentingan pribadi CIA. Inilah yang menyebabkan serangan terhadap World Trade Center yang dibalas AS dengan menyerang Irak,” kata J.S. Badukwala, seorang pakar sejarah Islam di Gujarat.
Penarikan pasukan AS dan sekutunya dari Afghanistan [setelah dikalahkan oleh Uni Soviet] membuat para pendukung mereka merasa dikhianati, tambahnya. Namun, Muslim di India, tidak seperti rekan-rekan mereka di tempat lain, tidak dipengaruhi oleh ideologi Al-Qaeda, kata Badukwala.
Muhammad Syafi’i Madani, tokoh Muslim lainnya di Gujarat, mengatakan bahwa AS menciptakan “Osama-Osama” setiap kali AS hanya mau melayani kepentingannya sendiri. Madani berharap bahwa dunia bisa memahami “berbagai rancangan AS.”
Kematian bin Laden memicu reaksi beragam dari umat Kristen dan kaum Muslim di Bangladesh.
“Pembunuhan tidak bisa diterima. Setiap penjahat harus diseret ke pengadilan dan dikenai hukuman semestinya,” kata Uskup Khulna Mgr Bejoy D’Cruze, ketua Komisi Ekumene dan Dialog Antaragama dari Konferensi Waligereja Bangladesh. “Saya tidak tahu apakah bin Laden atau Al-Qaeda memiliki hubungan dengan militan Bangladesh atau tidak. Namun jelas, kaum militan Bangladesh sangat terdorong dan terinspirasi dengan berbagai aktivitas bin Laden, dan saya yakin bahwa kematian bin Laden ini akan meredakan kekerasan kaum militan.
Sujit Purification, 34, seorang staf LSM Katolik mengatakan, “Saya senang bahwa otak tragedi 9/11 tewas. Ini kabar baik. Tidak seorangpun mendukung kegiatan teroris yang dilakukan bin Laden.”
Moni Haider, 47, seorang Muslim, mengatakan dia yakin kelompok militan Bangladesh akan kecewa dengan matinya bin Laden. “Mereka akan sadar bahwa bin Laden sudah berlalu, sekalipun dia seorang teroris yang sangat kuat.”
Shah Kawthar Abululayee Mustafa, 61, seorang Muslim dan dosen filsafat di Universitas Dhaka, mengatakan ucanews.com, “Kematian [Bin] Laden pasti akan mempengaruhi militansi dan terorisme nasional dan internasional, tetapi beri saya waktu beberapa hari untuk memikirkannya sebelum berkomentar panjang lebar. Semua kegiatan teroris di dunia harus dihentikan.”
Di Filipina, para pemimpin Gereja Katolik saat ini disarankan pemerintah untuk mempersiapkan kemungkinan serangan balasan dari para loyalis bin Laden.
“Pengikutnya di berbagai tempat yang berbeda mungkin saja melakukan pembalasan atas apa yuang terjadi pada bin Laden,” kata Uskup Caloocan Mgr Deogracias Iniguez.
Uskup Marbel Mgr Dinualdo Gutierrez dalam sebuah wawancara terpisah juga menyuarakan perasaan takut seperti yang diungkapkan Uskup Iniguez.
“Kematian bin Laden itu baik [dalam perang melawan teror]. Tetapi juga buruk karena para loyalisnya akan membalas tidak hanya terhadap polisi dan militer, tetapi juga terhadap warga sipil yang tak berdosa,” katanya di Radio Veritas 846 yang dikelola Gereja.
Sementara itu Uskup Martin Jumoad dari Prelatur Isabela mengatakan bahwa kematian para teroris merupakan “kebaikan yang memang atas kejahatan.”
Prelaturnya berada di Propinsi Basilan, tempat kubu pasukan militan Islam Abu Sayyaf yang sangat terinspirasi oleh Al-Qaeda. Abu Sayyaf telah sering menyerang umat Kristen.
Uskup Jumoad mengatakan, dia berharap kematian bin Laden “akan memperlemah kelompok Abu Sayyaf di Basilan karena pemimpin Abu Sayyaf pernah menyatakan mereka didukung oleh Al-Qaeda melalui Jemaah Islamiyah.
Namun, katanya mengakui, serangan balasan bisa terjadi setelah berita pembunuhan bin Laden tersebar luas.
ucanews.com
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com; Tanggal publikasi: 3 Mei 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.