Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 12 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 12 OKTOBER 2013 
 (Serafinus dr Montegranaro, Maria Teresa Fasce) 
Yl. 3:12-21; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Luk. 11:27-28 

BACAAN INJIL: 
 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." 

RENUNGAN : 
Semua pasti ingin hidup bahagia, semua mendambakannya. Semua orang juga pasti berusaha untuk meraih hidup bahagia. Namun yang menjadi persoalan adalah seringkali arti kebahagiaan itu berbeda bagi setiap orang. Ada orang yang merasa hidup bahagia bila mempunya jabatan, pangkat dan kekayaan. Ada juga orang yang merasa hidup seseorang itu bahagia karena lahir dalam keluarga yang kaya raya dan penampilannya pun menarik, cantik atau ganteng. Intinya semua orang ingin bahagia dalam hidupnya dan berusaha mengejar dan meraih kebahagiaan. 

Orang-orang yang mendengarkan pengajaran Yesus juga berpikir bahwa Maria ibu Yesus pasti sungguh berbahagia karena melahirkan Yesus yang hebat, guru yang luar biasa dan terkenal. Apa yang mereka pikirkan itu wajar, karena memang orang tentu akan merasa bangga dan bahagia karena berasal dari keluarga yang terkenal, bahkan orang akan merasa hidupnya bahagia walau hanya bisa mengenal atau dekat dengan seseorang yang terkenal, apalagi sampai melahirkan orang yang terkenal. Itulah pikiran manusia atau itulah arti bahagia menurut manusia. 

Memang itu tidak sepenuhnya salah. Namun kebahagiaan yang demikian adalah semu, tidak kekal. Yesus mengajarkan arti kebahagiaan sejati, bukan didapat dari dunia ini, bukan diukur dari yang sifatnya duniawi. Yesus mengajarkan bahwa orang yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. Inilah kebahagiaan sejati. 

Dengan sabda ini kepada kita dijelaskan bahwa kebahagiaan yang sejati itu hanya ada pada Allah yang kekal dan Allahpun mengharapkan agar manusia beroleh kebahagiaan sejati. Untuk itu dengan mendengarkan firman Allah, seseorang akan beroleh hidup bahagia. Namun kiranya tidak cukup hanya mendengarkan, tetapi juga harus memelihara. Memelihara di sini bukan dalam pengertian menyimpan agar tidak hilang, tetapi melaksanakannya dalam hidupnya setiap hari. Firman itu akan membimbing dan mengajari hidup kita, mengarahkan hidup kita untuk bersatu dengan Allah. 

Untuk itu firman itu harus dipelihara dengan dilaksanakan dalam hidup. Dengan demikian, semua orang bisa meraih kebahagiaan hidup, bukan tergantung oleh kekayaan, status, pangkat tetapi bila mau mendengarkan firman Allah dan melaksanakannya. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 11 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 11 OKTOBER 2013 
(Elia a Succursu Nieves) 
Yl. 1:13-15;2:1-2; Mzm. 9:2-3,6,16,8-9; Luk. 11:15-26 

BACAAN INJIL: 
Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula." 

RENUNGAN : 
Perbuatan baik yang kita lakukan seringkali tidak berjalan mulus, tetapi malah mendapat hambatan dan tantangan. Kehadiran Yesus dan pengajaran-Nya sangat mengagumkan banyak orang. Yesus mengajar penuh kuasa, Yesus juga menyatakan kasih-Nya dengan mengasihi semua orang dan juga melakukan mukizijat. Mukzijat yang diperbuat Yesus adalah untuk meneguhkan pengajaran-Nya dan juga menyatakan Dia adalah Tuhan yang punya kuasa dan sekaligus mengasihi manusia, datang untuk menyelamatkan manusia. Tidak ada yang salah dalam diri Yesus dan tidak ada yang salah yang dilakukan oleh Yesus. 

Namun banyak juga orang tidak suka kepada Yesus, yakni ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan para imam kepala. Mereka bukan hanya tidak suka kepada Yesus tetapi malah memfitnah Yesus dengan mengatakan bahwa Yesus bersekutu dengan penghulu setan ketika menyembuhkan orang sakit. Ini sungguh fitnah yang sangat menyakitkan. Yesus berbuat baik tetapi malah difitnah sebagai salah satu penganut setan. Apa yang mereka tuduhkan tentu tidaklah benar. 

Orang-orang itu tidak menyukai Yesus karena mereka cemburu dan ketakutan kehilangan pengikut dan wibawa dari orang-orang pada saat itu. Yesus juga tidak punya niat untuk menyerobot pengikut mereka, tetapi Yesus datang hendak mewartakan kabar sukacita bahwa Tuhan hadir dalam hidup manusia dan menyatakan kasih Tuhan. Tuhan melakukan demikian, karena orang-orang begitu merindukan kasih dan kehadiran Tuhan, karena mereka itu sudah menyelewengkan ajaran kasih, lebih mengutamakan ritual dan aturan demi kepentingan mereka. 

Walau menghadapi tantangan yang demikian bahkan fitnah yang sangat menyakitkan, Yesus tidak mundur tetap setia menjalankan tugas perutusan mewartakan Kerajaan Allah. Memang dalam hidup beriman juga dalam melaksanakan hidup iman kita, kita seringkali mendapat tantangan yang sangat berat bahkan fitnahan. Perbautan baik kita seringkali bukannya mendapat tanggapan positif, malah kita dicurigai. Kehadiran gereja dan kasi sosial Gereja seringkali malah dicurigai dengan issu kristenisasi. 

Perbuatan baik kita juga seringkali mendapat tantangan dan fitnahan, bahkan bisa saja mengancam nyawa kita. Kita tidak disukai bukan karena perbuatan kita, tetapi karena perbuatan dan hidup kita mengganggu stabilitas orang-orang tertentu yang sudah merasa nyaman dengan hidup mereka yang penuh dengan kejahatan. Memang betap sulit menjadi orang benar dan melakukan kebaikan, seringkali tersingkir dan disingkirkan. Menghadapi demikian, apakah kita menjadi mundur dan ikut dengan kebiasaan yang tidak baik? Tentu tidaklah demikian. Kita harus tetap setia dalam hidup iman kita. Ini bukanlah gampang. Oleh sebab itu, mari kita senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, senantiasa memohonkan pertolongan Tuhan agar kita dikuatkan untuk setia pada jalan-jalan Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 10 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 10 OKTOBER 2013 
(Daniel) 
Mal. 3:13-20a; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 11:5-13 

BACAAN INJIL: 
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." 

RENUNGAN : 
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Ajaran Yesus dalam injil hari ini menggambarkan Tuhan Yang Mahabaik, yang akan memberikan atau mengabulkan permohonan kita. 

Namun kita mungkin seringkali kecewa karena doa-doa permohonan kita seakan tidak dikabulkan oleh Yesus. Kita merasa sudah banyak berdoa dan memohon kepada Yesus, tetapi seakan tidak dikabulkan oleh Yesus, padalah Yesus mengatakan mintalah maka akan diberikan, namun kita merasakan justru Tuhan tidak mendengarkan permohonan kita. Kitapun sudah sering mencari kebenaran Tuhan namun seakan kita tidak menemukannya. Kitapun sering merasa sudah mengetuk pintu hati Tuhan dengan semua permohonan kita, tetapi seakan tidak kunjung dikabulkan oleh Tuhan. Tidak sedikit diantara kita yang merasa kecewa karena doa-doa kita seakan tidak dikabulkan oleh Tuhan. 

Oleh sebab itu, kita merasa kurang yakin dengan sabda Yesus hari ini. Yesus mengajarkan bahwa Tuhan itu Mahabaik dan mengajarkan kita untuk meminta, mencari dan mengetuk. Yesus menggunakan kata meminta, mencari dan mengetuk dan mengajarkan bahwa Tuhan itu Maha baik. Yesus mengajarkan kita meminta kepada-Nya dan Tuhan pasti akan mengabulkannya. Kalaupun kita merasa bahwa permohonan kita serasa tidak dikabulkan Tuhan, bukan berarti Yesus berbohong kepada kita. Namun mari kita renungkan kembali apa yang kita minta daripada-Nya. 

Seringkali kita mengajukan banyak permohonan kepada Tuhan dan kita yakin bahwa apa yang kita mohonkan itu baik dan benar, padahal belum tentu demikian menurut Tuhan. Kita seringkali malah meminta sesuatu bukan karena kita butuh untuk hidup kita, tetapi hanya demi kepuasan diri saja. Walaupun demikian, yakinlah bahwa Tuhan pasti senantiasa memberikan berkat-Nya, apa yang terbaik bagi kita. Yesus tahu apa yang kita butuhkan, meskipun kita tidak mengetahuinya. Tuhan pasti akan memberikan apa yang kita butuhkan bagi hidup kita. 

Yesus mengajar kita untuk meminta meskipun Dia tahu dan pasti akan memberikan apa yang memang sangat perlu kepada kita. Ajakan agar kita meminta, agar kita senantiasa sadar bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Dia, dengan meminta kita sadar bahwa kita perlu pertolongan Tuhan. Hanya seringkali kita tidak tahu apa yang kita minta, dan seringkali kita ngotot memaksa Tuhan padahal kita tidak tahu apa yang kita minta. Walaupun demikian, Tuhan akan memberikan apa yang perlu bagi kita, mengabulkan dengan cara lain. Dalam injil Yesus mengatakan mintalah, carilah, ketuklah. Kalimat ini menggambarkan ajaran perlu adanya ketekutan dalam doa. 

Dalam meminta kepada Tuhan, ktia tidak hanya meminta tetapi tetap tekun dalam doa kita dengan suatu keyakinan bahwa Tuhan itu Mahabaik dan akan mengabulkan doa kita, walau seakan lambat dikabulkan. Namun yang seringkali terjadi, kewtika kita berdoa dan seakan Tuhan tidak mengabulkan doa kita, kita langsung putus asa. 

Ingatlah Yesus mengatakan mintalah, carilah dan ketuklah. Ini berarti kita tidak putus asa memohon dan berharap pada Tuhan. Pada ayat terakhir dikatakan bahwa Allah itu mahabaik, Dia pasti akan memberikan apa yang perlu untuk hidup itu. Oleh sebab itu, bertekunglah dalam doa dengan keyakinan bahwa Tuhan itu Mahabaik dan Mahakasih. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 9 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 9 OKTOBER 2013 
(Dionisius, Yohanes Leonardus, Innocentius, Ludovikus Bertrandus,Antonius Patrizi & Para Beato dr Lecceto) 
Yun. 4:1-11; Mzm. 86:3-4,5-6,9-10; Luk. 11:1-4 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." 

RENUNGAN:
 "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Pertanyaan ini dilontarkan oleh murid-murid Yesus kepada Yesus ketika melihat Dia selesai berdoa. Kita tidak tahu apakah memang Yesus tidak pernah mengajar muri-murid-Nya berdoa atau tidak. Yang jelas para murid cemburu terhadap murid-murid Yohanes yang diajari berdoa, sedangkan Yesus merasa tidak mengajari mereka berdoa. Hal yang sangat menarik adalah bahwa para murid ingin diajari berdoa, mereka punya kerinduan berdoa seperti yang diperbuat oleh Yesus. 

Menanggapi pertanyaa para murid-Nya, Yesus memberikan rumusan doa Bapa Kami, doa yang sudah kita kenal dan pasti sudah kita hapal dan pasti sudah sering kita doakan. Menarik bahwa ketika para murid meminta diajari berdoa, alasannya adalah karena mereka cemburu terhadap murid-murid Yohanes yang diajari berdoa. Para murid Yesus punya keinginan untuk bisa berdoa seperti Yesus. Namun lebih dari itu, sikap doa Yesus dan hidup Yesus membuat para murid begitu kagum sehingga ingin melakukan seperti yang dilakukan oleh Yesus. 

Para murid punya kerinduan untuk mengikuti seperti yang diperbuat Yesus juga dalam hal doa. Bagaimana dengan hidup kita? Begitu sering orang begitu bangga karena banyak orang yang mengagumi mereka apalagi saat kotbah sehingga seakan rindu untuk mendengarkan kotbah mereka. Tidak sedikit orang menganggap bahwa kotbahnya bagus dan perayaan itu sukses bila dihadiri banyak orang dan orang seakan rindu untuk mendengarkan kotbah itu. 

Banyak pewarta sabda begitu bangga bahwa banyak orang menghadiri dan mendengarkan kotbahnya dan memuji kotbahnya. Seringkali ukuran kesuksesan dilihat hanya berdasarkan banyaknya umat yang hadir dan juga pujian dari orang lain. Namun kiranya itu tidak sepenuhnya benar. Para murid Yesus pasti sangat kagum dengan Yesus juga ketika melihat Yesus berdoa. Mereka ingin melakukan seperti yang dilakukan oleh Yesus, yakni ingin berdoa. Dari hal ini, bisa kita katakan bahwa ukuran dari pewartaan kita bukan soal kotbah itu membuat orang tertawa dan senang, bukan juga soal banyaknya orang yang hadir dan memuji kegiatan itu. 

Demikian juga, ukuran kita berhasil dalam pewartaan bukan karena orang memuji kita. Namun yang terutama adalah hidup, pewartaan kita dan kegiatan rohani itu bisa kita katakan berhasil bila pada akhirnya membuat orang tertarik ingin belajar berdoa dan pada akhirnya berdoa. Sebab dengan berdoa itu, orang belajar untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, doa itu adalah sekolah untuk belajar mencintai Yesus. Tadi dalam injil para murid Yesus meminta Yesus mengajar mereka cara berdoa. Namun Yesus tidak mengajarkan berdoa, tetapi memberikan doa Bapa Kami. 

Doa Bapa Kami bagi kita sangat mendalam. Dalam hal ini, kita tidak lagi membahas kedalaman doa Bapa Kami. Namun yang mau kami katakan bahwa ketika para murid meminta Yesus mengajar mereka berdoa, Yesus malah memberikan rumusan doa Bapa Kami. Dalam hal ini, kami mengatakan bahwa dalam doa yang terpenting bukan soal cara berdoa, bukan soal rumusan tetapi kedalaman doa itu sendiri. Berdoa bukan soal cara, rumusan tetapi soal isi dari doa itu. Seringkali kita berdoa tetapi bukanlah doa, hanya rumusan doa yang kita hapal atau yang berisi daftar permohonan pribadi kepada Tuhan. Kitapun seringkali berdoa karena kita punya kebutuhan yang kita harapkan dari Tuhan. 

Doa kita bukan karena iman, tetapi karena punya kebutuhan. Doa yang sejati adalah doa seperti doa Bapa Kami, yakni doa yang keluar dari kedalaman iman, yang percaya dan ingin memuliakan Tuhan. Doa yang benar adalah doa yang percaya akan kasih Tuhan dan berharap pada-Nya dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik. Doa yang sejari juga adalah doa yang keluar dari penghayatan iman yakni tampak dalam kasih kepada sesama. Itulah isi dari doa bapa kami. Sehingga baiklah kita tidak hanya sekedar mendoakan doa Bapa Kami, tetapi mendoakannya dengan penuh iman dan pada akhirnya kita hanyati dalam hidup sehari-hari. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 8 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 8 OKTOBER 2013 
Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8; Luk. 10:38-42 

BACAAN INJIL: 
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." 

RENUNGAN: 
Sungguh menarik menyimak bacaan injil hari ini. Marta sangat senang atas kehadiran Yesus dan rombongan-Nya ke rumah mereka. Marta menyambut mereka dan ingin menghidangkan yang terbaik bagi Yesus oleh sebab itu, dia sibuk bekerja menyiapkan yang perlu untuk menjamu Yesus. Baginya Yesus adalah tamu yang sangat istimewa, sehingga harus menjamu Yesus dengan jamuan yang istimewa pula. 

 Berbeda halnya dengan saudarinya Maria. Maria justru duduk di depan Yesus dan asyik mendengarkan pengajaran Yesus. Alitab tidak menceritakan apa yang mereka permbincangkan, tapi yang jelas Maria sungguh asyik mendengarkan pengajaran Yesus. Bagi Maria kehadiran Yesus juga sangat istimewa, mungkin dia berpikir bahwa tidak setiap hari bisa bertemu dan mendengarkan pengajaran Yesus, sehingga dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. 

Marta dan Maria sama-sama menganggap sangat penting kehadiran Yesus di rumah mereka dan mereka sama-sama ingin menjamu Yesus dengan sebaik-baiknya, hanya cara mereka berbeda-beda. Marta menyambut Yesus yang datang ke rumahnya dengan cara mempersiapkan jamuan yang terbaik bagi Yesus, sedangkan Maria menjamu Yesus dengan cara mendengarkan pengajaran-Nya. Marta begitu jengkel melihat saudarinya Maria yang tidak mau membantu dia bekerja mempersiapkan jamuan istimewa bagi Yesus, seakan Maria tidak peduli kepada dia. Kejengkelan Marta sangat besar sehingga sampai-sampai Marta seakan menegur Yesus yang membiarkan Maria tidak mau membantu dia, seakan-akan Yesus tidak menghargai perbuatannya. 

Menanggapi perkataan Marta Yesus mengatakan bahwa Marta kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. Apa yang dikatakan Yesus seakan tidak menghargai perbuatan Marta. Apa yang dilakukan oleh Marta bukannya tidak baik. Yesus tidak menganggap jelek apa yang dilakukan oleh Marta. Yang kurang dari Marta adalah dia menganggap bahwa apa yang dilakukannya itulah yang terbaik dalam menyambut Yesus, sehingga ketika saudarinya Maria tidak melakukan hal yang sama, dia marah besar bahkan sampai seakan menegur Yesus. 

 Memang dalam menyambut Yesus, kita harus memberikan yang terbaik. Namun seringkali cara penyambutan kita berbeda-beda, seringkali kita anggap baik padahal belum tentu baik. Kekurangan Marta adalah dia kesal terhadap Yesus dan Maria yang seakan tidak menghargainya. Sedangkan Yesus memuji Maria karena Maria menggunakan kesempatan untuk mendengarkan pengajaran Yesus. Bagi Maria, sabda Yesus adalah yang terpenting dan itulah jaminan untuk hidup bahagia. 

Kitapun mungkin seringkali seperti Marta. Kita pasti ingin menyambut dan menjamu Yesus dalam hidup kita dan kita sibuk melakukan persiapan yang bagi kita itulah yang terbaik, misalnya ketika perayaan besar kita sibuk dengan hiasan-hiasan dalam Gereja, kita sibuk dengan koor yang bagus-bagus dan kita juga sibuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Kita menganggap bahwa itulah yang terbaik dalam menjamu Yesus, sehingga ketika ada orang yang seakan tidak mendukung dan membantu kita, atau ada orang yang tidak melakukan seperti yang kita lakukan, kita langsung marah dan menegur mereka. 

Juga mungkin bisa saja ketika dalam perayaan ekaristi, Yesus datang menemui kita tetapi kita selalu sibuk dengan pikiran dan kekhawatiran kita. Apa yang kita lakukan itu, semuanya baik. Namun baiklah kiranya kita tidak marah kalah orang lain tidak seperti yang kita lakukan. Kalau kita marah seperti Marta, itu berarti kita menganggap bahwa apa yang kita lakukan adalah yang terbaik, kita bisa jatuh pada kesombongan rohani. Juga dengan sikap demikian, kita akhirnya sibuk dengan hal-hal lahiriah saja, melupakan yang terpenting yakni mendengarkan sabda Tuhan. Yesus memuji Maria karena Maria memilih yang terbaik yakni mendengarkan sabda Tuhan, sabda itu tidak bisa diambil oleh orang dari padanya, sabda itulah yang memawa ke kehidupan kekal. 

Kita seringkali sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial atau kegiatan gereja, tetapi seakan tidak punhya waktu untuk duduk mendengarkan sabda Tuhan. Tidak jarang terjadi ada orang yang begitu aktif dan bersemangat dalam kegiatan Gereja, kegiatan sosial Gereja, tetapi seakan tidak punya waktu mendengarkan sabda Tuhan, bahkan untuk kegiatan gereja bisa sehari penuh, tetapi mengikuti perayaan ekaristi yang hanya satu jam saja sudah merasa bosan. Ingatlah, Tuhan tidak mengharapkan kita sibuk dengan hal-hal besar, proyek besar, Dia mengharapkan agar kita mau mendengarkan sabda-Nya dan sabda itu menjadi berbuah dalam kegiatan lain. Apa yang kita perbuat harus bersumber pada sabda Tuhan. 

Bila kita sungguh-sungguh mendengarkan sabda Tuhan, pada akhirnya sabda itu membuat kita kreatif untuk melayani Yesus dengan kegiatan-kigiatan yang bersumber dari sabda-Nya. Seringkali kita beranggapan bahwa apa yang kita lakukan, itulah yang pas untuk menjamu Tuhan, padahal tidaklah demikian. Juga hendaknya kita seperti Maria, bahwa tidak setiap hari kita bisa mendengar Yesus mengajar, misalnya dalam Ekaristi, maka baiklah kita duduk dengan keseluruhan diri untuk mendengarkan Yesus mengajar kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 7 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 7 OKTOBER 2013 
(Peringatan Wajib SP Maria, Ratu Rosario) 
Yun. 1:1- 2:1,11; MT Yun. 2:2,3,4,5,8; Luk. 10:25-37 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" 

RENUNGAN : 
Dalam kehidupan kita pasti sering bertemu dengan orang yang menderita, orang miskin dan yang mengharapkan pertolongan. Namun apakah kita mau menolong? Rasanya seringkali berpikir untuk menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan, bahkan kita juga sering tagu untuk menolong orang yang seracara langsung minta tolong kepada kita, apalagi menolong orang yang tidak kita kenal. Banyak pertimbangan kita dalam menolong orang lain, kadang kita berpikir, jangan-jangan mereka memanfaatkan kita, jangan-jangan orang lain salah mengerti perbuatan baik kita, bahkan ada yang berpikir enggan menolong orang lain karena seringkali mereka itu malah menipu dan diri sendiri saja tidak punya apa-apa untuk menolong. 

Orang miskin dan menderita banyak kita temukan, kadang kita ingin menolong tetapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Paling-paling kita hanya bersimpati, prihatin namun tidak berbuat apa-apa, atau paling-paling kita berdoa agar Tuhan memberi pertolongan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan dan memohon agar ada orang lain yang menolong. Menolong orang lain, itu memang merepotkan. Sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini, seorang Samaria yang dalam perjalanan menolong orang yang habis dirampok dan hampir mati di jalan. 

Orang Samaria biasa dianggap sebagai warga yang tidak mengenal Tuhan namun justru dia yang memberi pertolongan terhadap orang yang kena rampok dan hampir mati, yang dia temui di pinggir jalan. Sedangkan dalam kisah tu dikatakan bahwa pada saat itu seorang iman dan suku Lewi sebenarnya juga lewat dari tempat itu dan melihat orang yang menderita itu, namun mereka tidak menolongnya. Yesus sengaja membuat perumpaan tentang kedua orang itu, kedua orang itu adalah orang yang dianggap beriman, sehingga seharusnya mereka memberi pertolongan, tetapi ternyata mereka tidak melakukannya. Justru yang melakukan perbautan baik adalah orang Samaria yang dianggap tidak bertuhan. 

Perumpamaan ini dinyatakan oleh Yesus menanggapi pertanyaan ahli Taurat yang mau mencobai Yesus. Ahli Taurat itu menganggap dirinya saleh karena sudah tahu banyak tentang hukum Tuhan dan sudah melakukan peraturan agama, sehingga dia merasa bahwa dirinya sudah layak masuk surga. Namun dengan perumpamaan ini, Yesus menengaskan bahwa untuk masuk kerajaan surga tidak cukup hanya seperti yang dilakukan oleh ahli Taurat, tetapi perbuatan cinta kasih yang nyata kepada sesama yang menderita, tanpa membeda-bedakan. 

Lewat perumpamaan ini dengan jelas Yesus menyamakan diri-Nya dengan orang menderita dan kebaikan orang Samaria itu adalah gambaran diri-Nya yang mengasihi semua orang terutama yang menderita. Apa yang dikatakan oleh Yesus tentunya menjadi permenungan bagi kita. Kita mungkin seringkali seperti ahli Taurat itu, sudah melaksanakan aturan Agama dan merasa hidup saleh karena banyak berdoa dan banyak mengetahui Kitab Suci sehingga merasa sudah layak masuk surga. Namun kiranya tidak cukup hanya dengan demikian, justru Yesus mengajarkan agar kita tidak lupa untuk berbuat cinta kasih kepada sesama kita terutama yang menderita. Di tengah kehidupan kita banyak orang menderita dan mungkin tidak sedikit yang meminta pertolongan dari kita. Namun kita seringkali tidak berbuat apa-apa dan bahkan mungkin berpikir jelek terhadap mereka. 

Dalam perumpamaan ini dengan jelas dikatakan bahwa orang Samaria itu tidak mengenal orang yang ditemuinya di pinggir jalan, orang samaria itu tidak berpikir jelek atas orang itu, orang Samaria itu memberi pertolongan dan bahkan menolong dengan tidak tangung-tanggung. Orang Samaria itu adalah kasih Yesus kepada manusia secara khusus kepada yang menderita. Yeus juga menggambarkan bahwa orang menderita itu adalah gambaran diri-Nya. Dengan demikian, Yesus mengharapkan agar kita seperti orang Samaria yang baik hati, kebaikan kita menjadi gambaran Yesus yang Mahabaik. Lewat perumpamaan ini juga kita diajak agar mampu melihat kehadiran Yesus dalam diri orang-orang yang menderita. Dengan demikian, kalau kita mampu melihat kehadiran Yesus dalam diri orang-orang yang menderita, kitapun mau berbuat kasih kepada mereka. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)