Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 29 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 29 SEPTEMBER 2012 
(Pesta St. Mikael, Gabriel, & Rafael, Malaikat Agung) 
Dan 7:9-10,13-14 atau Why 12:7-12a, Mzm 138:1-2a,2bc-3,4-5, Yoh 1:47-51 

 BACAAN INJIL: Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. 

RENUNGAN: 

Keberanian untuk menyuarakan kebenaran dan kejujuran untuk masa sekarang ini, sungguh langka kita temukan. Sekarang ini orang tidak berani mewartakan kebenaran dan kejujuran, juga demikian halnya orang rada takut mengakui imannya. Sebab pada umumnya seringkali orang yang berani menegakkan kebenaran dan kejujuran, akan disingkirkan dari kehidupan bersama. 

Dalam Injil hari ini, kita menemukan tentang keberanian mewartakan kebenaran dan kejujuran. Filipus yang sudah bertemu dengan Yesus, berani mengakui kebenaran iman bahwa Yesus adalah Mesias. Filipus juga berani mewartakan kebenaran imannya dengan mengajak Natanael untuk bertemu dengan Yesus. Kalau sekiranya Filipus tidak berani mengakui Yesus adalah Mesias dan dia tidak berani menyatakan kebenaran imannya, tentu dia tidak akan mengatakannya kepada Natanael dan tidak mengajak Natanael untuk bertemu dengan Yesus. 

 Natanael juga ternyata orang yang jujur. Yesus sendiri memuji Natanael adalah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan dalam dirinya. Atas kejujuran Natanael, Yesus mengatakan bahwa dia akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. Ini berarti Natanael akan melihat dan menemukan kebahagiaan surgga. 

Filipus dan Natanael adalah contoh teladan bagi kita untuk berani mengakui kebenaran iman kepada sesama kita. Kita harus berani mengakui iman kita kepada Yesus, mewartakannya kepada sesama. Untuk itu kita harus berani hidup benar dan jujur. Memang pasti banyak orang yang tidak menyukai kita dan bahkan mungkin kita akan disingkirkan oleh beberapa orang. Namun Yesus sungguh berkenan akan hidup benar dan jujur, dan orang yang demikian kelak akan melihat dan menemukan kebahagiaan surga. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 29 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 29 SEPTEMBER 2012 
(Wenseslaus, Laurensius Ruiz, Dominikus Ibanez, Yakobus Kyushei Tomonaga, Laurentius Ruiz, Inosensius dr Bertio) 
Pkh 3:1-11, Mzm 144:1a,2abc,3-4, Luk 9:19-22 

BACAAN INJIL: Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" awab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 

RENUNGAN: 
Percayalah kepada Yesus bukan karena orang lain, tetapi karena memang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Dalam Injil kemarin kita mendengarkan bahwa Herodes yang mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang telah dia bunuh. Herodes hidup dalam perbuatan jahat, tidak mengenal Yesus sehingga dia berniat juga mau membunuh Yesus. 

Hari ini dalam injil bertanya kepada para murid, "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Petrus memberi jawaban bahwa Dia adalah Mesias. Kalau kita mengaitkan injil kemarin dengan injil hari ini, kita dapat menarik suatu permenungan bahwa pengenalan yang benar akan Yesus sangat penting dalam hidup beriman. Yesus adalah Mesias yang rela menderita, mati disalibkan dan bangkit kembali pada hari ketiga demi keselalamatan manusia. Kalau kita sungguh percaya bahwa Yesus adalah Mesias, tentu kita hidup tidak seperti Herodes yang hidup dalam perbuatan jahat dan bahkan membunuh Yohanes Pembaptis. 

Namun kiranya banyak orang pengikuti Yesus tetapi belum sungguh mengenal Yesus dan kurang percaya bahwa Yesus adalah Mesias, sehingga masih hidup seperti Herodes. Memang tidak sampai membunuh para nabi atau orang-orang baik, tetapi paling tidak hidup tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Kalau kita sungguh percaya bahwa Yesus adalah Mesias, kita pasti sungguh mengasihi Dia, sebab Dia Tuhan yang mahakasih, yang mau menderita, wafat disalib demi keselamatan kita, Dia juga bangkit dari mati demi keselamatan bagi kita. Karena itu pula, sebagai pengikut-Nya sadar bahwa karena iman kepada Dia, kitapun bisa saja menghadapi kemungkinan yang sama, yakni menderita demi iman. Yesus Tuhan mau menderita dan mati demi keselamatan kita, maka kitapun yang mengakui Dia Mesias, rela menderita dan mati demi Dia. Bagi kita yang percaya kepada Yesus, kematian bukan akhir segala-galanya, karena setelah kematian kita akan bangkit dalam Yesus untuk menuju kehidupan kekal. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 27 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 27 SEPTEMBER 2012 
(Vinsensius a Paulo) 
Pkh 1:2-11, Mzm 90:3-4,5-6,12-13,14,17, Luk 9:7-9 

BACAAN INJIL: 
Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus. 

RENUNGAN: Kebaikan pasti akan selalu ditentang oleh kejahatan. Orang yang melakukan kebaikan, memang tidak akan terlepas dari tantangan dari orang-orang yang tidak menghendaki kebaikan. Bahkan kejahatan akan selalu berusaha mencari cara untuk melawan kebaikan. Inilah kiranya yang kita temukan dalam diri Herodes. 

Herodes yang telah membunuh Yohanes Pembaptis mendengar tentang Yesus, dia merasa terusik akan kehadiran Yesus. Herodes membunuh Yohanes karena Yohanes menegur dia yang telah mengambil istri saudaranya. Herodes ketakutan bahwa Yesuspun akan melakukan hal yang sama terhadap dirinya. Bahkan ketakutannya lebih luar biasa lagi ketika mendengar tentang Yesus, dia berpikir bahwa Yesus akan lebih hebat lagi mengkritik dan menegur dia. Oleh sebab itu dia ingin bertemu dengan Yesus. Herodes ingin bertemu dengan Yesus, tentu bukan untuk mendengar pengajaran Yesus, tetapi punya niat jahat untuk membunuh Yesus. 

Memang seperti itulah yang sering kita alami dalam hidup. Kita berusaha hidup beriman, tetapi kita mengalami tantangan, persoalan dan bahkan dari orang-orang yang jelas menentang kita. Kejahatan atau orang-orang yang tidak menghendaki kebaikan, selalu berusaha menentang kebaikan. Kehadiran orang-orang yang hidup dalam kejahatan, akan selalu terusik dengan kehadiran orang yang hidup dalam iman. Hal demikian seringkali membuat kita mundur dan tidak berani hidup dalam iman. 

Namun kiranya Injil hari ini menguatkan iman kita. Yohanes dibunuh karena kebenaran iman, Yesuspun mengalami perlawanan dan kejahatan yang dalam hal ini diwakili oleh Herodes. Namun baik Yohanes dan Yesus tidak mundur dalam menghadapi kejahatan, kebenaran iman haru ditegakkkan. Kitapun harus tetap setia pada kebenaran iman, mewartakan Kerajaan Allah bagi semua orang. Kita yakin bahwa memang pasti ada orang yang tidak menyukai kita, tetapi kesetiaan kita sangat berkenan pada Tuhan dan Tuhan akan selalu memberkati kita. Oleh karena itu, mari kita mohon berkat dan kekuatan dari Tuhan, agar kita dimampukan untuk selalu setia dalam iman, kuat melawan kejahatan dengan perbuatan-perbuatan baik. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 26 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 26 SEPTEMBER 2012 
(Kosmas & Damianus, Gaspar Strangassinger) 
Ams 30:5-9, Mzm 119:29,72,89,101,104,163, Luk 9:1-6 

BACAAN INJIL: Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat. 

RENUNGAN: 
Kerajaan Allah harus diwartakan kepada semua orang. Keharusan mewartakan Kerajaan Allah adalah semata-mata karena Allah menghendaki semua orang beroleh keselamatan kekal. Oleh sebab itu Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Sebelum kedua belas murid diutus, Yesus membekali mereka tenaga dan kuasa kepada untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Yesus juga memberi syarat agar mereka tidak membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Syarat ini tentu rada ganjil, sebab semuanya itu diperlukan dalam perjalanan, namun Yesus melarang membawa bekal yang biasa dan keperluan yang mereka butuhkan dalam perjalan. 

Yesus memberi syarat itu tentu bukan karena tidak mengerti bagaimana sulitnya perjalanan yang akan dihadapi para murid, bukan pula karena Yesus tidak peduli dengan nasib para murid dalam menjalankan tugas perutusan. Yesus menegaskan syarat itu, adalah untuk menekankan agar para murid sepenuhnya percaya kepada Allah dan mengandalkan Allah dalam tugas pewartaan itu, tidak bergantung pada makanan ataupun sarana yang mereka butuhkan. Para murid diajak untuk percaya sepenuhnya bahwa Allah akan membantu dan mencukupi apa yang mereka butuhkan dalam perutusan itu. Sebab jelas bahwa hanya dengan mengandalkan Allah lah maka tugas itu bisa dilaksanakan, bukan mengandalkan kekuatan mereka sendiri dan juga tidak mengandalkan sarana-sarana itu. 

Syarat itu kiranya perlu ditegaskan oleh Yesus kepada kedua belas murid, sebab seringkali kekhawatiran akan bekal yang demikian, justru seringkali membuat para murid terhalang dalam tugas perutusan. Yesus juga mengutus kita untuk mewartakan Kerajaan Allah kepada semua orang. Tugas itu ditujukan kepada kita semua, tanpa terkecuali. Tuhan juga sebanarnya sudah membekali kita dengan kuasa-Nya dan juga memberi syarat seperti yang diberikan kepada para murid. 

Namun seringkali kita merasa tidak mampu untuk melaksanakan tugas perutusan itu, karena kita khawatir akan bekal yang tidak kita miliki. Kita berasa tidak punya bekal yang cukup untuk mewartakan Kerajaan Allah, kita merasa tidak punya sarana yang cukup untuk melaksanakan tugas itu. Kita ragu dan tidak melaksanakan tugas perutusan yang kita terima dari Yesus karena kita hanya mengandalkan kekuatan kita dan tergantung pada sarana yang kita rasa sangat kita butuhkan. Padahal dalam menjalankan tugas perutusan itu, Yesus berharap kita hanya mengandalkan Allah dan sepenuhnya tergantung pada Allah. Kita harus yakin bahwa Allah telah membekali kita dengan Roh-Nya dan Allah akan mencukupi apa yang kita butuhkan dalam menjalankan tugas perutusan itu. 

 Syarat yang diberikan Yesus juga menjadi suatu peringatan bagi kita bahwa tugas kita adalah semata-mata mewartakan Kerajaan Allah dan untuk itu kita harus selalu siap diutus mewartakan Kerajaan Allah. Hal ini perlu diingat karena ada banyak orang yang menganggap dirinya pewarta tetapi tidak mau diutus ke tempat-tempat kecil karena ketiadaan sarana dan fasilitas seperti yang mereka harapkan. Tidak sedikik pawarta yang menuntut sarana dan fasilitas yang harus dipenuhi bila mengundang mereka. Dalam hal ini, mereka bukan lagi mewartakan Kerajaan Allah, tetapi mewartakan diri mereka dan mencari nafkah untuk mereka. 

Maka lewat sabda Yesus hari ini, kita diingatkan bahwa kita semua juga menjadi utusan-Nya dalam mewartakan Kerejaan Allah. Tugas ini harus kita lakukan dalam hidup setiap hari. Pertama-tama yang harus kita miliki adalah iman kepada Allah, tergantung dan hanya mengandalkan Allah dalam hidup. Praktek iman yang demikian, merupakan bekal utama kita. Kita harus percaya bahwa Allah akan turut bekerja dan menyempurnakan pewartaan kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 25 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 25 SEPTEMBER 2012 
(Ams 21:1-6,10-13, Mzm 119:1,27,30,34,35,44, Luk 8:19-21)

BACAAN INJIL: 
Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." 

RENUNGAN: 

Membaca Injil hari ini, kita mungkin kaget dan kurang setuju dengan jawaban Yesus ketika dikatakan bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya datang hendak menemui Dia. Yesus bukannya menemui Maria ibu-Nya, tetapi malah mengatakan bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya adalah orang yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya. Dengan jawaban itu, seakan Yesus tidak menghormati Maria ibu-Nya dan bahkan seakan menyangkal Maria sebagai ibu-Nya. 
Sebenarnya kata-kata Yesus itu, pertama-tama ditujukan kepada Maria. Maria kita ketahui adalah wanita yang sungguh beriman, taat kepada kehendak Allah dan melakukan kehendak Allah. Marialah orang pertama yang menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah karena dia taat mendengarkan firman Allah dan melaksanakannya. Dengan demikian jelas bahwa Yesus bukan menyangkal atau menolak Maria sebagai ibu-Nya, tetapi justru sebenarnya menyatakan bahwa Marialah contoh teladan mendengarkan firman Allah dan melaksanakannya. 

Kata-kata Yesus yang kita dengarkan hari ini, juga menyatakan cinta kasih Allah yang terbuka menjadikan kita anggota keluarga kerajaan Allah seperti Maria. Yesus mau menerima kita menjadi saudara-saudari-Nya, anggota keluarga kerajaan Allah. Namun untuk kita, Yesus memberi syarat yakni mendengarkan firman Allah dan melaksanakannya. Sehingga sungguh kitapun bisa seperti Maria, menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah kalau kita mau mendengarkan firman Tuhan dan melaksanakannya. Dengan demikian jelas bahwa menjadi saudara-saudari Yesus, tidak cukup hanya mendengarkan firman Tuhan, tetapi firman itu juga harus kita laksanakan dalam hidup. Sehingga kita menjadi pelaku sabda Tuhan. Yesus sungguh telah mau menjadikan kita anggota keluarga kerajaan Allah. Kita telah dipersatukan oleh cinta kasih-Nya. Maka semoga kita juga hidup sebagai anggota keluarga kerajaan Allah, putera-puteri Allah. Sebagai putera-puteri Allah, kita juga harus terbuka terhadap sesama dan menjadikan sesama sebagai saudara-saudari kita, dan kita menjadi saudara atau saudari bagi orang lain. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 24 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 24 SEPTEMBER 2012 
(Vinsensius Maria Strambi) 
Ams 3:27-34, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Luk 8:16-18 

BACAAN INJIL: "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya." 

RENUNGAN: 
Pelita sangat berguna dalam kehidupan kita terutama dalam kegelapan. Cahaya pelita itu akan menerangi sekitarnya, sehingga orang bukan hanya melihat pelita itu tetapi juga yang ada di sekitarnya. Pelita dinyalakan tentu bukan untuk ditutupi, tetapi ditempatkan di tempat yang lebih tinggi atau di tempat yang lebih pas, supaya cahaya pelita itu semakin menyinari banyak tempat dan mudah dilihat oleh orang banyak. 

Pelita sejati dalam kehidupan kita adalah Yesus sendiri. Yesus akan menerangi hidup kita dan menuntun hidup kita menuju ke kebahagiaan hidup. Yesus tidak hanya menerangi hidup kita pada saat kita mengalami kegelapan hidup, bahkan Dia akan mengajar dan mengungkapkan kepada kita rahasia-rahasia Kerajaan Surga. Oleh sebab itu kita diminta untuk mendengarkan sabda Tuhan, sehingga Yesus pelita kehidupan menerangi langkah hidup kita. Bila kita sungguh menjadikan Yesus pelita kehidupan kita, maka cahaya pelita sejati berdiam dalam diri kita, dan juga akan bercahaya sehingga kitapun menjadi pelita bagi sesama kita. Iman kita kepada Yesus harus menjadi pelita bagi sesama kita, sehingga orang lainpun dapat melihat bahwa Yesus adalah pelita kehidupan yang sejati, dan orang lainpun dituntun untuk sampai pada kerajaan surga. 

Sungguh Tuhan menuntut kita menjadi pelita dalam hidup bagi sesama. Sebab saat ini banyak orang yang hidup dalam kegelapan. Sekarang ini banyak orang yang tidak lagi mampu menemukan harapan untuk hidup lagi baik, banyak orang yang merindukan Tuhan tetapi mereka tidak menemukan jalan ke situ. Untuk itulah cahaya Yesus dalam diri kita hendaklah menjadi pelita bagi mereka di mana kita sendiri menjadi pelita bagi mereka. 

Menjadi pelita Kristus bagi sesama tentu bukan dengan kata-kata, tetapi terutama dengan praktek kehidupan. Hidup kita menjadi pelita Kristus bagi sesama, bila kita hidup penuh cinta kasih, hidup dalam perbuata-perbuatan baik dan benar dan bahkan hidup yang selalu bersegera dan rela membantu sesama yang membutuhkan pertolongan. Amsal dalam bacaan pertama menjelaskan kepada kita bahwa kita hendaknya tidak menunda perbuatan baik kepada sesama, apalagi bila kita mampu membantu sesama. Maka bila kita hidup sebagai pelita Yesus bagi sesama, maka Yesus akan menambahkan berkat-Nya bagi kita sehingga cahaya Yesus yang ada dalam diri kita semakin bercahaya bagi sesama. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XXV : MINGGU 23 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XXV : 
MINGGU 23 SEPTEMBER 2012 
Keb 2:12,17-20, Mzm 54:3-4,5,6,8, Yak 3:16-4:3, Mrk 9:30-37 

BACAAN INJIL: Mrk 9:30-37 
“Anak Manusia akan diserahkan...Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.” 

Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku." 

RENUNGAN: 

Salah satu alasan pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, Jokowidodo bersama pasangannya Basuki Ahok unggul dalam pemilihan Gubernur yang barusan terjadi adalah dikatakan bahwa Jokowi adalah seorang pemimpin (walikota Solo) yang rendah hati, sederhana baik dalma hal penampilan, perilaku, dan perkataan, juga dikatakan bahwa dia jujur dan terutama mau turun menyapa orang-orang kecil dan miskin. Pribadi yang demikian disenangi oleh sebagian orang Jakarta. Memang pribadi demikian berbeda dengan pribadi para pemimpin sekarang ini. Kalaupun itu berita itu benar adanya, hal yang demikian sangat jarang ditemukan dalam diri pemimpin pada masa sekarang ini. 

Para pemimpin atau penguasa pada masa sekarang melihat jabatan sebagai pangkat, kehormatan yang dijunjung tinggi dan orang harus tunduk kepada mereka. Juga pada umumnya orang seringkali menanggap bahwa kedudukan dan harta adalah suatu kehormatan yang harus dikejar dan diperjuangkan. Orang merasa dirinya terhormat bila mempunya jabatan, kuasa, pangkat dan juga tentunya harta benda. Orang juga merasa bangga dan terhormat bila misa memerintah orang lain. Hal yang demikian pulalah yang dipersoalkan oleh murid Yesus ketika dalam perjalanan. 

Para murid bersoal jawab tentang siapa yang terbesar diantara mereka. Memang sungguh aneh juga, bahwa para murid mempersoalkan soal pangkat atau kekuasaan sementara mereka baru mendengarkan pengajaran Yesus tentang Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit. Kesempatan itu digunakan oleh Yesus untuk menjelaskan bahwa menurut Allah, untuk menjadi yang terbesar atau terdahulu adalah hendaknya menjadi yang terakhir dan menjadi pelayan bagi sesamanya. Untuk lebih menjelaskan hal ini, Yesus memanggil anak kecil dan mengatakan bahwa bila orang menerima anak kecil seperti itu dalam nama-Nya, berarti menerima Dia, menerima Dia berarti menarima Allah yang mengutus Yesus. 

Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan anak kecil. Anak kecil yang dimaksud dalam hal ini bukan melulu dalam arti anak-anak, tetapi dalam arti luas adalah orang yang lemah, orang yang seringkali disingkirkan, orang miskin dan yang tidak dipedulikan oleh orang banyak. Apa yang dikatakan oleh Yesus tentu bukan hanya sekedar menjelaskan arti menjadi terkemuka di hadapan Allah, namun terlebih menggambarkan diri-Nya sendiri. Lewat pengajaran itu, Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah Tuhan yang datang untuk melayani dan senantiasa berpihak kepada orang-orang kecil seperti halnya anak-anak kecil. Bahkan untuk itu, Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan orang-orang kecil dan miskin. 

Pengajaran ini adalah suatu pengharapan iman bagi kita, bahwa kita mempunya Tuhan yang senantiasa siap melayani kita, senantiasa berpihak kepada kita. Pikiran Tuhan tidak seperti pikiran penguasa dunia yang seringkali untuk dilayani, yang seringkali tidak peduli dengan orang kecil dan miskin dan tidak berpihak kepada mereka. Dengan pengajaran ini, kita mempunyai harapan bahwa bagaimanapun keadaan kita, baik mungkin merasa diri miskin, tidak ada yang peduli, seringkali ditindas penguasa orang kaya, seringkali mengalami penghinaan, tetapi kita yakin bahwa Tuhan mengasihi kita dan selalu berpihak kepada kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang datang untuk melayani, bukan untuk dilayani. Sebagai orang beriman, tentunya kita mengikuti ajaran dan teladan yang telah diberikan oleh Yesus. Kita mungkin pasti ingin menjadi orang yang terdahulu/terkemuka, orang yang terhormat. 

Menjadi orang yang terhormat, terkemuka dan dihargai, menurut ajaran Yesus Tuhan, bukan tergantung atau ditentukan oleh harta, kekuasaan atau pangkat, tetapi sejauh mana kita mau menjadi pelayan bagi sesama yang kecil. Ajaran ini memang berbeda atau bertolak belakang dengan pikiran manusia, namun kiranya apa yang dikatakan oleh Yesus adalah suatu kebenaran yang harus kita ikuti. Bila kita mau menjadi terhormat, terkemuka, maka kita hendaknya menjadi pelayan bagi sesama. 

Dengan ajaran ini, bukan berarti kita dilarang mempunyai jabatan, kedudukan dan harta. Namun dengan pengajaran ini, kita hendaknya dengan keadaan kita, kita mau melayani sesama. Jabatan, pangkat, kuasa dan harta, jangan kita lihat sebagai sesuatu yang harus dibanggakan, jangan digunakan sebagai alat untuk memuaskan diri dan kehendak kita serta untuk memerintah atau menindas orang lain, tetapi hendaknya kita gunakan untuk melayani sesama kita. Yesus mengidentikkan diri dengan orang-orang kecil dan miskin, sehingga dengan melayani orang kecil dan miskin, kita melayani Yesus sendiri. Maka semoga kita berlomba menjadi pelayan bagi sesama, bukan berlomba untuk dilayani orang lain. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)