RENUNGAN HARI MINGGU BIASA KE XXV :
MINGGU 23 SEPTEMBER 2012
Keb 2:12,17-20, Mzm 54:3-4,5,6,8, Yak 3:16-4:3, Mrk 9:30-37
BACAAN INJIL: Mrk 9:30-37
“Anak Manusia akan diserahkan...Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.”
Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum.
Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
RENUNGAN:
Salah satu alasan pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, Jokowidodo bersama pasangannya Basuki Ahok unggul dalam pemilihan Gubernur yang barusan terjadi adalah dikatakan bahwa Jokowi adalah seorang pemimpin (walikota Solo) yang rendah hati, sederhana baik dalma hal penampilan, perilaku, dan perkataan, juga dikatakan bahwa dia jujur dan terutama mau turun menyapa orang-orang kecil dan miskin. Pribadi yang demikian disenangi oleh sebagian orang Jakarta. Memang pribadi demikian berbeda dengan pribadi para pemimpin sekarang ini. Kalaupun itu berita itu benar adanya, hal yang demikian sangat jarang ditemukan dalam diri pemimpin pada masa sekarang ini.
Para pemimpin atau penguasa pada masa sekarang melihat jabatan sebagai pangkat, kehormatan yang dijunjung tinggi dan orang harus tunduk kepada mereka. Juga pada umumnya orang seringkali menanggap bahwa kedudukan dan harta adalah suatu kehormatan yang harus dikejar dan diperjuangkan. Orang merasa dirinya terhormat bila mempunya jabatan, kuasa, pangkat dan juga tentunya harta benda. Orang juga merasa bangga dan terhormat bila misa memerintah orang lain. Hal yang demikian pulalah yang dipersoalkan oleh murid Yesus ketika dalam perjalanan.
Para murid bersoal jawab tentang siapa yang terbesar diantara mereka. Memang sungguh aneh juga, bahwa para murid mempersoalkan soal pangkat atau kekuasaan sementara mereka baru mendengarkan pengajaran Yesus tentang Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit. Kesempatan itu digunakan oleh Yesus untuk menjelaskan bahwa menurut Allah, untuk menjadi yang terbesar atau terdahulu adalah hendaknya menjadi yang terakhir dan menjadi pelayan bagi sesamanya. Untuk lebih menjelaskan hal ini, Yesus memanggil anak kecil dan mengatakan bahwa bila orang menerima anak kecil seperti itu dalam nama-Nya, berarti menerima Dia, menerima Dia berarti menarima Allah yang mengutus Yesus.
Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan anak kecil. Anak kecil yang dimaksud dalam hal ini bukan melulu dalam arti anak-anak, tetapi dalam arti luas adalah orang yang lemah, orang yang seringkali disingkirkan, orang miskin dan yang tidak dipedulikan oleh orang banyak.
Apa yang dikatakan oleh Yesus tentu bukan hanya sekedar menjelaskan arti menjadi terkemuka di hadapan Allah, namun terlebih menggambarkan diri-Nya sendiri. Lewat pengajaran itu, Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah Tuhan yang datang untuk melayani dan senantiasa berpihak kepada orang-orang kecil seperti halnya anak-anak kecil. Bahkan untuk itu, Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan orang-orang kecil dan miskin.
Pengajaran ini adalah suatu pengharapan iman bagi kita, bahwa kita mempunya Tuhan yang senantiasa siap melayani kita, senantiasa berpihak kepada kita. Pikiran Tuhan tidak seperti pikiran penguasa dunia yang seringkali untuk dilayani, yang seringkali tidak peduli dengan orang kecil dan miskin dan tidak berpihak kepada mereka. Dengan pengajaran ini, kita mempunyai harapan bahwa bagaimanapun keadaan kita, baik mungkin merasa diri miskin, tidak ada yang peduli, seringkali ditindas penguasa orang kaya, seringkali mengalami penghinaan, tetapi kita yakin bahwa Tuhan mengasihi kita dan selalu berpihak kepada kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang datang untuk melayani, bukan untuk dilayani.
Sebagai orang beriman, tentunya kita mengikuti ajaran dan teladan yang telah diberikan oleh Yesus. Kita mungkin pasti ingin menjadi orang yang terdahulu/terkemuka, orang yang terhormat.
Menjadi orang yang terhormat, terkemuka dan dihargai, menurut ajaran Yesus Tuhan, bukan tergantung atau ditentukan oleh harta, kekuasaan atau pangkat, tetapi sejauh mana kita mau menjadi pelayan bagi sesama yang kecil. Ajaran ini memang berbeda atau bertolak belakang dengan pikiran manusia, namun kiranya apa yang dikatakan oleh Yesus adalah suatu kebenaran yang harus kita ikuti.
Bila kita mau menjadi terhormat, terkemuka, maka kita hendaknya menjadi pelayan bagi sesama.
Dengan ajaran ini, bukan berarti kita dilarang mempunyai jabatan, kedudukan dan harta. Namun dengan pengajaran ini, kita hendaknya dengan keadaan kita, kita mau melayani sesama. Jabatan, pangkat, kuasa dan harta, jangan kita lihat sebagai sesuatu yang harus dibanggakan, jangan digunakan sebagai alat untuk memuaskan diri dan kehendak kita serta untuk memerintah atau menindas orang lain, tetapi hendaknya kita gunakan untuk melayani sesama kita. Yesus mengidentikkan diri dengan orang-orang kecil dan miskin, sehingga dengan melayani orang kecil dan miskin, kita melayani Yesus sendiri. Maka semoga kita berlomba menjadi pelayan bagi sesama, bukan berlomba untuk dilayani orang lain. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.