RENUNGAN HARIAN MASA NATAL, RABU 8 JANUARI 2014
(Petrus Tomas)
1Yoh. 4:11-18; Mzm. 72:2,10-11,12-13; Mrk. 6:45-52
INJIL :
Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
RENUNGAN :
Kisah ini terjadi setelah Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan dan memberi makan limar ribu orang laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak. Kita tidak tahu mengapa Yesus menyuruh para murid-Nya pergi duluan nai perahu sedangkan Dia sendiri pergi ke bukti untuk berdoa. Juga mengapa Yesus tidak sekalian mengajak para murid-Nya ikut berdoa dengan Dia di bukit, baru sama-sama melanjutkan perjalanan. Ini mungkin bagian dari misteri Allah yang sulit kita mengerti.
Namun kiranya pengarang Injil Markus mau mengatakan bahwa para murid belum sepenuh hati mengikuti Yesus sehingga belum sepenuh hati mau mengikuti ke mana Yesus pergi. Hal ini bisa kita mengerti pada ayat terakhir yang mengatakan bahwa sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. Mungkin saja Yesus sudah mengajak mereka namun mereka menolak ingin pulang duluan. Atau sekiranya mereka sungguh percaya dan sepenuh hati ingin mengikuti Yesus, tentu mereka menolak ketika Yesus menyuruh mereka pergi duluan. Ini hanya dugaan saja, bukan kepastian, sebab yang tahu pasti adalah Yesus sendiri dan ini tidak terlalu penting untuk kita renungkan.
Yang sangat penting kita renungkan adalah peristiwa para murid yang ketakutan karena perahu mereka dihantam oleh ombak sakal, ombak itu hampir menghanyutkan perahu mereka. Yesus yang sedang berdoa di daratan melihat hal itu dan datang untuk menolong para murid. Yesus mendatangi mereka dengan berjalan di atas air. Para murid sangat ketakutan karena ombak yang besar, angin sakal demikian juta ketika mlihat Yesus berjalan di atas air. Mereka mengira bahwa Yesus yang berjalan di atas ait mendatangi mereka adalah hantu. Mereka mengira demikian karena bagi mereka berjalan di atas air adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh manusia.
Namun mengapa mereka berpikiran bahwa Yesus adalah hantu? Mengapa mereka tidak mengenali Yesus? Ini menjadi tanda bahwa memang mereka mengikuti Yesus tetapi mereka belum percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Bila orang mengatakan bahwa para murid tidak mengenali Yesus yang sedang berjalan di atas air karena mereka sedang ketakutan, sebab dikatakan bahwa pada saat orang pada ketakutan yang luar biasa, sulit mengenali orang yang di sekitarnya atau tidak sadar dengan sekelilingnya. Itu ada benarnya. Namun alasan sebenarnya adalah karena mereka belum percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, belum yakin bahwa Yesus mampu melakukan berjalan di atas air.
Saat para murid dalam ketakutan luar biasa, Yesus akhirnya menenangkan mereka dengan mengatakan, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" kata-kata Yesus nampaknya menenangkan mereka dan ketika Yesus naik ke perahu mereka, angin dan ombakpun tenang demikin juga para murid pun menjadi tenang, tidak ketakutan lagi.
Peristiwa ini mengajarkan kepada kita, bahwa Yesus sungguh Tuhan, Dia Mahakuasa dan berkuasa atas semua ciptaan. Selain Mahakuasa, Yesus juga Mahapengasih, Dia pasti akan selalu datang untuk menolong kita, memberi bantuan, Dia tidak akan pernah membiarkan kita menghadapi persoalan hidup seorang diri. Yesus pasti akan datang menjumpai kita, tinggal bersama kita. Tinggal bersama Dia dan Dia bersama kita, maka kita akan merasakan kedamaian hati.
Dalam hidup kitapun pasti sering mengalami peristiwa yang membuat kita ketakutan.
Banyak hal yang membuat kita ketakutan. Ketika kita mengalami ketakutan, iman kita bisa goyah sehingga kita tidak lagi menyakini dan menyadari kehadiran Tuhan yang senantiasa beserta kita. Memiliki rasa takut memang itu wajar karena kita adalah manusia, bukan Tuhan yang Mahakuasa. Kita manusia biasa punya kelemahan sehingga wajar mengalami rasa takut. Justru itulah sebabnya membuat kita harus sadar bahwa kita membutuhkan orang lain dan terutama membutuhkan Tuhan dalam hidup ini.
Kita memang pasti pernah mengalami ketakutan, namun janganlah kiranya ketakutan itu membuat kita menjadi tidak percaya pada kehadiran Tuhan dan Kuasa kasih-Nya yang selalu menyertai dan siap sedia untuk menolong kita. Oleh sebab itu, pada saat mengalami ketakutan hidup, baiklah kita yakin bahwa Tuhan senantiasa beserta kita sehingga kita datang kepada-Nya untuk memohon pertolongan. Ingatlah kata-kata Yesus mengatakan, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Namun apakah kata-kata Yesus ini membuat kita tenang menghadapi persoalan hidup? Apakah kata-kata ini juga masih kita yakini hingga saat ini? Mungkin kita kurang yakin selama ini, namun lewat perikop hari ini, jelas bagi kita bahwa Yesus selalu siap menolong kita. Lebih dari itu, bila kita hidup dalam Tuhan dan Tuhan dalam hidup kita, kita akan sanggup menghadapi persoalan yang kita hadapi karena Tuhan beserta kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.