Renungan Harian : Kamis 25 Nopember 2010
(Why 18:1-2.21-23; 19:1-3.9a; Luk 21:20-28)
"Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat."
BACAAN INJIL:(Why 18:1-2.21-23; 19:1-3.9a; Luk 21:20-28)
"Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat."
"Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.""Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."(Luk 21:20-28).
Demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
PERMENUNGAN:
Baru-baru ini kita dengar berika bahwa para TKI disiksa dan hampir mati di negeri yang dikenal sebagai Negara agama. Masih terasa hangat di benak kita berita-berita duka yang baru terjadi di Negara kita ini. Kita mendengar dan menyaksikan berita bencana Alam yang datangnya seakan beruntun, misalnya Gunung Sinabung yang menyemburkan abu, banjir wasior dan setelah itu menyusul pula Gunung Merapi meletus. Bencana alam itu datang beruntun dan tentunya memakan banyak korban jiwa selain materi. Pada tahun-tahun sebelumnya juga banyak terjadi bencana alam. Menghadapi semuanya itu orang bertanya, “Mengapa semuanya itu terjadi dan bahkan seakan tidak pernah berhenti?” “Apakah ini pertanda hari mau kiamat dan apakah ini hukuman dari Tuhan.”
Penderitaan dan persoalan yang kita hadapi semakin diperparah dengan berita-berita pembunuhan, kerusuhan, ulah para koruptor yang semakin menjadi-jadi, seakan korupsi itu adalah hal biasa. Hidup kita sekarang ini yang sudah berat dan penuh dengan penderitaan juga semakin terasa menyakitkan karena para penguasa atau orang-orang tertentu memperjual belikan hukum. Saat ini anekdot yang beredar adalah bahwa hokum itu bisa dibeli dan diatur oleh orang-orang berkuasa, oleh orang-orang berduit. Keadilan dan hukum hanya untuk orang-orang kecil. Kerap kita dengar, seorang koruptor yang mengkorupsikan uang Negara sampai ratusan milyard, mereka hanya dihukum satu tahun sedangkan rakyat kecil yang hanya mencuri sebuah mangga dihukum puluhan tahun. Penguasa yang sewaktu kampanye mengobral janji untuk berpihak kepada rakyat kecil, ternyata hanya diam saja, seakan pura-pura tidak tahu dan hanya menebar pesona. Lucunya, ketika ada kasus pornografi pemerintah angkat bicara dan bertindak tegas, tetapi ketika ada bencana yang menyengsarakan rakyat kecil, pemerintah hanya tenang-tenang saja dan dalam pidato hanya bernada anjuran saja. Selain itu, orang benar dan jujur malah seringkali dikalahkan dan bahkan menjadi korban.
Semua hal di atas semakin menguatkan anggapan bahwa hidup sekarang penuh dengan kesengsaraan, penderitaan, persoalan dan seakan hidup sekarang sudah seperti hidup di neraka. Sekarang ini banyak orang yang putus asa, merasa tiada lagi harapan untuk hidup lebih baik. Bermimpi untuk suatu perubahan hidup yang lebih baik, terbebas dari penderitaan dan persoalan hidup seakan hanya tinggal mimpi dan kesia-siaan belaka. Apa yang kita alami sekarang ini seakan persis seperti yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini. Saat membaca atau mendengar Injil hari ini dan dibandingkan dengan situasi sekarang, kita jadi berpikir bahwa kiamat nampaknya hampir tiba. Apakah yang digambarkan Injil pada hari ini, itupula yang kita alami saat ini?
Sebagai murid Kristus kita tidak terlepas dari penderitaan dan persoalan hidup bersama dengan manusia lainnya. Dalam situasi demikian Yesus memberi harapan kepada kita, bahwa kita akan memandang Anak Manusia datang dengan kekuasaan dan kemuliaanNya. Ini suatu pengharapan bahwa dalam penderitaan hidup yang seakan tiada lagi harapan, pada saat itu pula Tuhan akan datang untuk memberi harapan, menolong kita dengan kuasa dan kemuliaanNya. Lewat sabda ini, Yesus mengajar kita untuk selalu mengarahkan hidup dan harapan kita kepada Yesus dan selalu berharap dan beriman kepada-Nya. Janganlah kiranya dalam situasi demikian kita malah menjauh dari padaNya, tetapi hendaknya kita senantiasa setia kepada Yesus. Dalam peristiwa hidup yang berat justru kita seharusnya semakin sadar bahwa kita adalah manusia lemah, ciptaan yang senantiasa membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Dalam kesadaran akan kelemahan kita sebagai ciptaan, pada saat itu pulalah Allah akan datang untuk menyatakan kuasa dan kemuliaanNya. Kesetiaan kita kepadaNya dalam situasi hidup yang makin sulit, tidak akan sia-sia. Kita berharap bahwa setelah kehidupan dunia ini, kita akan masuk dan melihat kuasa dan kemuliaan Tuhan. Penderitaan kita di dunia ini, tidak ada bandingannya bila dibandingkan dengan kehidupan kekal bersama Tuhan. Inilah satu-satunya harapan bagi kita yang menguatkan kita untuk tetap berjuang menghadapi hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Hendaknya kita tetap setia kepada Yesus bila menghadapi dan mengalami persoalan hidup.
2. Berusahalah hidup penuh harapan dan memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekitar kita yang mungkin merasa putus asa dalam hidup ini.
Demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
PERMENUNGAN:
Baru-baru ini kita dengar berika bahwa para TKI disiksa dan hampir mati di negeri yang dikenal sebagai Negara agama. Masih terasa hangat di benak kita berita-berita duka yang baru terjadi di Negara kita ini. Kita mendengar dan menyaksikan berita bencana Alam yang datangnya seakan beruntun, misalnya Gunung Sinabung yang menyemburkan abu, banjir wasior dan setelah itu menyusul pula Gunung Merapi meletus. Bencana alam itu datang beruntun dan tentunya memakan banyak korban jiwa selain materi. Pada tahun-tahun sebelumnya juga banyak terjadi bencana alam. Menghadapi semuanya itu orang bertanya, “Mengapa semuanya itu terjadi dan bahkan seakan tidak pernah berhenti?” “Apakah ini pertanda hari mau kiamat dan apakah ini hukuman dari Tuhan.”
Penderitaan dan persoalan yang kita hadapi semakin diperparah dengan berita-berita pembunuhan, kerusuhan, ulah para koruptor yang semakin menjadi-jadi, seakan korupsi itu adalah hal biasa. Hidup kita sekarang ini yang sudah berat dan penuh dengan penderitaan juga semakin terasa menyakitkan karena para penguasa atau orang-orang tertentu memperjual belikan hukum. Saat ini anekdot yang beredar adalah bahwa hokum itu bisa dibeli dan diatur oleh orang-orang berkuasa, oleh orang-orang berduit. Keadilan dan hukum hanya untuk orang-orang kecil. Kerap kita dengar, seorang koruptor yang mengkorupsikan uang Negara sampai ratusan milyard, mereka hanya dihukum satu tahun sedangkan rakyat kecil yang hanya mencuri sebuah mangga dihukum puluhan tahun. Penguasa yang sewaktu kampanye mengobral janji untuk berpihak kepada rakyat kecil, ternyata hanya diam saja, seakan pura-pura tidak tahu dan hanya menebar pesona. Lucunya, ketika ada kasus pornografi pemerintah angkat bicara dan bertindak tegas, tetapi ketika ada bencana yang menyengsarakan rakyat kecil, pemerintah hanya tenang-tenang saja dan dalam pidato hanya bernada anjuran saja. Selain itu, orang benar dan jujur malah seringkali dikalahkan dan bahkan menjadi korban.
Semua hal di atas semakin menguatkan anggapan bahwa hidup sekarang penuh dengan kesengsaraan, penderitaan, persoalan dan seakan hidup sekarang sudah seperti hidup di neraka. Sekarang ini banyak orang yang putus asa, merasa tiada lagi harapan untuk hidup lebih baik. Bermimpi untuk suatu perubahan hidup yang lebih baik, terbebas dari penderitaan dan persoalan hidup seakan hanya tinggal mimpi dan kesia-siaan belaka. Apa yang kita alami sekarang ini seakan persis seperti yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini. Saat membaca atau mendengar Injil hari ini dan dibandingkan dengan situasi sekarang, kita jadi berpikir bahwa kiamat nampaknya hampir tiba. Apakah yang digambarkan Injil pada hari ini, itupula yang kita alami saat ini?
Sebagai murid Kristus kita tidak terlepas dari penderitaan dan persoalan hidup bersama dengan manusia lainnya. Dalam situasi demikian Yesus memberi harapan kepada kita, bahwa kita akan memandang Anak Manusia datang dengan kekuasaan dan kemuliaanNya. Ini suatu pengharapan bahwa dalam penderitaan hidup yang seakan tiada lagi harapan, pada saat itu pula Tuhan akan datang untuk memberi harapan, menolong kita dengan kuasa dan kemuliaanNya. Lewat sabda ini, Yesus mengajar kita untuk selalu mengarahkan hidup dan harapan kita kepada Yesus dan selalu berharap dan beriman kepada-Nya. Janganlah kiranya dalam situasi demikian kita malah menjauh dari padaNya, tetapi hendaknya kita senantiasa setia kepada Yesus. Dalam peristiwa hidup yang berat justru kita seharusnya semakin sadar bahwa kita adalah manusia lemah, ciptaan yang senantiasa membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Dalam kesadaran akan kelemahan kita sebagai ciptaan, pada saat itu pulalah Allah akan datang untuk menyatakan kuasa dan kemuliaanNya. Kesetiaan kita kepadaNya dalam situasi hidup yang makin sulit, tidak akan sia-sia. Kita berharap bahwa setelah kehidupan dunia ini, kita akan masuk dan melihat kuasa dan kemuliaan Tuhan. Penderitaan kita di dunia ini, tidak ada bandingannya bila dibandingkan dengan kehidupan kekal bersama Tuhan. Inilah satu-satunya harapan bagi kita yang menguatkan kita untuk tetap berjuang menghadapi hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Hendaknya kita tetap setia kepada Yesus bila menghadapi dan mengalami persoalan hidup.
2. Berusahalah hidup penuh harapan dan memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekitar kita yang mungkin merasa putus asa dalam hidup ini.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.