RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXIV, Kamis 24 Nopember 2011
(Andreas Dung Lac, Ignasius Delgado, Vinsensius Liem, Dominikus An-Kham)
Dan 6:12-28, MT Dan 3:68,69,70,71,72,73,74, Luk 21:20-28
(Andreas Dung Lac, Ignasius Delgado, Vinsensius Liem, Dominikus An-Kham)
Dan 6:12-28, MT Dan 3:68,69,70,71,72,73,74, Luk 21:20-28
BACAAN INJIL:
"Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
RENUNGAN:
“...Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan Bersahabat dengan kita Coba kita bertanya pada Rumput yang bergoyang
“. Lirik lagu ini berjudul Berita kepada Kawan, nyanyian Ebiet G. Ade. Lagu ini mengisahkan penderitaan karena bencana alam dan pada saat itu terjadi umumnya orang mempertanyakan peran Tuhan. Dia menyatakan bahwa mungkin Tuhan sudah bosan mlihat manusia sehingga membiarkan penderitaan itu datang atau malah berpikir karena itu pula Tuhan mendatangkan bencana yang membuat manusia menderita. “Masihkah Tuhan mengasihi kita, dan apakah Tuhan itu sungguh ada?” Kalau Tuhan itu ada dan mengasihi kita, tentu Dia tidak membiarkan semuanya ini terjadi!” Pernyataan dan pertanyaan seperti ini kerap akan terlontar menakala persoalan, penderitaan dan kematian terjadi baik itu karena kemiskinan, karena penyakit, karena perang dan karena bencana alam.
Hal yang menarik bahwa seringkali ketika terjadi gempa, banyak orang yang menyerukan nama Tuhan, seakan mereka ingat Tuhan saat pengalami penderitaan dan banyak pula orang rajin ke Gereja, gereja menjadi penuh. Namun ketika gempa atau bencana itu mereda, orang tidak ingat lagi akan Tuhan dan kembali tidak rajin ke gereja. Akan tetapi hal yang seringkali juga terjadi adalah bahwa umumnya orang seringkali menganggap bahwa dalam penderitaan Tuhan tidak hadir atau penderitaan itu adalah hukuman dari Tuhan. Benarkah hal itu semuanya?
Tentu pernyataan itu tidaklah benar dan tidak pernah bencana alam, penderitaan itu berasal dari Allah dan Allah sengaja membiarkannya terjadi karena Tuhan sudah bosan dengan tingkah laku manusia yang penuh dengan kesalahan dan dosa. Tuhan tidak pernah mendatangkan bencana atau penderitaan untuk menghukum manusia.
Dalam Injil hari ini, kembali Yesus menegaskan dan mengingatkan kita bahwa penderitaan, bencana dan kematian pasti akan kita hadapi, namun hendaknya kita tetap yakin bahwa Tuhan selalu hadir bersama dengan kita. Dalam hal ini Yesus mengatakan “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." Tuhan tidak pernah jauh dari kita dan Dia juga tidak pernah mendatangkan penderitaan pada kita. Namun pada saat kita mengalami penderitaan, kita hendaknya bangkit dan mengangkat muka kita, sebab penyelamat kita sudah datang. Kata-kata Yesus ini bisa kita mengerti sebagai ajakan agar pada saat mengalami persoalan dan penderitaan kita bangkit dari iman yang kurang percaya dan kita menguatkan iman bahwa Tuhan penyelamat kita hadir bersama kita. Sehingga dengan demikian, baiklah kiranya saat mengalami penderitaan, kita bukannya mempertanyakan kehadiran dan cinta Tuhan pada kita, bukannya semakin tidak percaya pada Tuhan, tetapi kita bangkit dalam iman, semakin beriman kepada Tuhan, dan ini menjadi kekuatan dasyat bagi kita dalam mengahadapi semuanya. Injil hari ini jelas mengajak kita tidak sudah takut dan gentar menghadapi penderitaan yang kita alami, sebab Tuhan beserta kita.
Kita percaya bahwa hidup yang sekarang bukanlah segala-galanya, bukanlah hidup yang sejati, masih ada kehidupan kekal setelah kematian di dunia ini, yakni hidup bersama Allah dalam kebahagiaan surga, hidup kekal. Hidup kekal itu kita peroleh hanya setelah kita mengalami kematian dalam dunia ini dan bila kita selalu setia kepada Allah dalam hidup. Tidak ada yang sampai pada kehidupan kekal bila tidak percaya pada Tuhan dan dia harus melalui kematian terlebih dahulu. Dengan keyakinan iman ini, menjadi suatu kekuatan bagi kita dalam menghadapi semua penderitaan. Dengan kata lain, saat mengalami penderitaan kita tidak takut, tetapi tetap setia pada Tuhan sebab kita percaya bahwa ada kehidupan kekal menanti kita setelah kita mengalami penderitaan dan bila kita mengalami kematian.
Semuanya ini memang kadang terasa aneh dan sulit kita lakukan. Namun bagi kita jelas bahwa semua orang pasti akan mengalami penderitaan dan kematian. Namun lebih pasti lagi bagi kita, bahwa masih ada kehidupan kekal bagi mereka yang percaya kepada Tuhan dan kehidupan kekal itu kita peroleh setelah mengalami kematian di dunia ini. Sehingga pendertiaan dan kematian tidak membuat kita takut sebab kita yakin bila kita tetap percaya kepada Tuhan, kehidupan kekal malah sudah siap menanti kita. Maka dalam penderitaan kita hendaknya selalu percaya pada Tuhan. Amin.
"Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
RENUNGAN:
“...Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan Bersahabat dengan kita Coba kita bertanya pada Rumput yang bergoyang
“. Lirik lagu ini berjudul Berita kepada Kawan, nyanyian Ebiet G. Ade. Lagu ini mengisahkan penderitaan karena bencana alam dan pada saat itu terjadi umumnya orang mempertanyakan peran Tuhan. Dia menyatakan bahwa mungkin Tuhan sudah bosan mlihat manusia sehingga membiarkan penderitaan itu datang atau malah berpikir karena itu pula Tuhan mendatangkan bencana yang membuat manusia menderita. “Masihkah Tuhan mengasihi kita, dan apakah Tuhan itu sungguh ada?” Kalau Tuhan itu ada dan mengasihi kita, tentu Dia tidak membiarkan semuanya ini terjadi!” Pernyataan dan pertanyaan seperti ini kerap akan terlontar menakala persoalan, penderitaan dan kematian terjadi baik itu karena kemiskinan, karena penyakit, karena perang dan karena bencana alam.
Hal yang menarik bahwa seringkali ketika terjadi gempa, banyak orang yang menyerukan nama Tuhan, seakan mereka ingat Tuhan saat pengalami penderitaan dan banyak pula orang rajin ke Gereja, gereja menjadi penuh. Namun ketika gempa atau bencana itu mereda, orang tidak ingat lagi akan Tuhan dan kembali tidak rajin ke gereja. Akan tetapi hal yang seringkali juga terjadi adalah bahwa umumnya orang seringkali menganggap bahwa dalam penderitaan Tuhan tidak hadir atau penderitaan itu adalah hukuman dari Tuhan. Benarkah hal itu semuanya?
Tentu pernyataan itu tidaklah benar dan tidak pernah bencana alam, penderitaan itu berasal dari Allah dan Allah sengaja membiarkannya terjadi karena Tuhan sudah bosan dengan tingkah laku manusia yang penuh dengan kesalahan dan dosa. Tuhan tidak pernah mendatangkan bencana atau penderitaan untuk menghukum manusia.
Dalam Injil hari ini, kembali Yesus menegaskan dan mengingatkan kita bahwa penderitaan, bencana dan kematian pasti akan kita hadapi, namun hendaknya kita tetap yakin bahwa Tuhan selalu hadir bersama dengan kita. Dalam hal ini Yesus mengatakan “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." Tuhan tidak pernah jauh dari kita dan Dia juga tidak pernah mendatangkan penderitaan pada kita. Namun pada saat kita mengalami penderitaan, kita hendaknya bangkit dan mengangkat muka kita, sebab penyelamat kita sudah datang. Kata-kata Yesus ini bisa kita mengerti sebagai ajakan agar pada saat mengalami persoalan dan penderitaan kita bangkit dari iman yang kurang percaya dan kita menguatkan iman bahwa Tuhan penyelamat kita hadir bersama kita. Sehingga dengan demikian, baiklah kiranya saat mengalami penderitaan, kita bukannya mempertanyakan kehadiran dan cinta Tuhan pada kita, bukannya semakin tidak percaya pada Tuhan, tetapi kita bangkit dalam iman, semakin beriman kepada Tuhan, dan ini menjadi kekuatan dasyat bagi kita dalam mengahadapi semuanya. Injil hari ini jelas mengajak kita tidak sudah takut dan gentar menghadapi penderitaan yang kita alami, sebab Tuhan beserta kita.
Kita percaya bahwa hidup yang sekarang bukanlah segala-galanya, bukanlah hidup yang sejati, masih ada kehidupan kekal setelah kematian di dunia ini, yakni hidup bersama Allah dalam kebahagiaan surga, hidup kekal. Hidup kekal itu kita peroleh hanya setelah kita mengalami kematian dalam dunia ini dan bila kita selalu setia kepada Allah dalam hidup. Tidak ada yang sampai pada kehidupan kekal bila tidak percaya pada Tuhan dan dia harus melalui kematian terlebih dahulu. Dengan keyakinan iman ini, menjadi suatu kekuatan bagi kita dalam menghadapi semua penderitaan. Dengan kata lain, saat mengalami penderitaan kita tidak takut, tetapi tetap setia pada Tuhan sebab kita percaya bahwa ada kehidupan kekal menanti kita setelah kita mengalami penderitaan dan bila kita mengalami kematian.
Semuanya ini memang kadang terasa aneh dan sulit kita lakukan. Namun bagi kita jelas bahwa semua orang pasti akan mengalami penderitaan dan kematian. Namun lebih pasti lagi bagi kita, bahwa masih ada kehidupan kekal bagi mereka yang percaya kepada Tuhan dan kehidupan kekal itu kita peroleh setelah mengalami kematian di dunia ini. Sehingga pendertiaan dan kematian tidak membuat kita takut sebab kita yakin bila kita tetap percaya kepada Tuhan, kehidupan kekal malah sudah siap menanti kita. Maka dalam penderitaan kita hendaknya selalu percaya pada Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.