RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXIV, Sabtu 26 Nopember 2011
(Leonardus, Yohanes Berchmans)
Dan 7:15-27 , MT Dan 3:82,83,84,85,86,87, Luk 21:34-36
(Leonardus, Yohanes Berchmans)
Dan 7:15-27 , MT Dan 3:82,83,84,85,86,87, Luk 21:34-36
BACAAN INJIL:
"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
RENUNGAN:
Sekali waktu seorang ibu datang untuk meminta supaya suaminya bisa dikuburkan dalam tatacara gereja katolik. Beliau datang sendiri ke pastoran karena pengurus gereja di stasi tidak mau melayani mereka. Ibu itu menerangkan bahwa suaminya dulu adalah seorang pengurus gereja. Ini tentu suatu hal yang aneh. Karena terasa aneh, saya secara diam-diam, tanpa sepengetahuan ibu itu menelepon pengurus gereja dan meminta datang ke pastoran untuk membahasnya. Sesudah di pastoran, pengurus gereja menjelaskan alasan keengganan mereka melayani menguburkan suami dari ibu itu. Pengurus gereja itu di menjelaskan bahwa suami ibu itu memang dulu pernah menjadi pengurus Gereja lima tahun yang lalu, tetapi setelah tidak lagi menjadi pengurus gereja, yang meninggal dan keluarga itu hampir tidak pernah lagi ke gereja hingga dia meninggal juga tidak memenuhi kewajiban-kewajiban mereka terhadap gereja. Baru ketika suami ibu meninggal, ibu itu dan keluarganya datang kepada pengurus gereja untuk meminta penguburan dengan alasan bahwa mereka belum pindah agama, masih tetap katolik.
Kejadian seperti ini sering terjadi, orang datang dan mengaku sebagai orang beriman karena membutuhkan pelayanan dari Gereja, padahal dalam keseharian mereka tidak memperlihatkan bahwa mereka beriman. Terkadang orang menganggap bahwa beriman itu cukup hanya mengatakan diri percaya pada Yesus, cukup dengan hanya dibaptis. Juga menganggap bahwa mereka masih tetap anggota Gereja karena mereka sudah dibaptis, walau tidak aktif selama ini merasa masih punya hak menuntut pelayanan dari Gereja. Banyak juga diantara kita yang sering perpikiran bahwa menghayati iman atau rajin atau aktif dalam kegiatan gereja, nanti setelah tua dan hampir mati saja, atau nanti setelah pensiun atau setelah kaya dulu, sehingga sebelumnya hidup menikmati dunia atau sibuk dalam kegiatan dunia, dalam pekerjaan dan menikmati hidup. Ya, kalau kita bisa mengetahui dan menentukan kematian kita, mungkin prinsip seperti itu tidak apa-apa. Namun kenyataannya, tidak seorangpun yang bisa mengetahui dan menentukan kapan kematiannya secara pribadi, sebab kematian sering datang secara tiba-tiba dan tidak disangka-sangka. Sehingga bila seseorang mati setelah bertobat, itu bagus, namun seringkali terjadi seseorang mati sebelum bertobat, sebelum rajin atau aktif dalam iman.
Kita tahu bahwa tidak seorangpun bisa mengetahui dan menentukan kematiannya yang merupakan hari Tuhan datang untuk mengambilnya dari kehidupan dunia ini. Maka, jangan menunda untuk beriman.Ingatlah bahwa yang terpenting bukan apa yang telah kita buat selama ini dan sudah berapa lama kita beriman, tetapi yang terpenting adalah bahwa ketika kematian datang, kita hidup dalam iman. Oleh sebab itu, mari kita berjaga-jaga dengan senantiasa hidup dalam iman dan melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan dan kita senantiasa berdoa agar kita beroleh kekuatan dalam menghadapi hidup. Doa terus menerus dan doa yang keluar dari iman, akan membuat kita mampu menghadapi persoalan hidup, memampukan kita untuk menghindari pesta pora, godaan-godaan kenikmatan dunia, sehingga semuanya itu tidak menjauhkan kita dari Tuhan. Amin.
"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
RENUNGAN:
Sekali waktu seorang ibu datang untuk meminta supaya suaminya bisa dikuburkan dalam tatacara gereja katolik. Beliau datang sendiri ke pastoran karena pengurus gereja di stasi tidak mau melayani mereka. Ibu itu menerangkan bahwa suaminya dulu adalah seorang pengurus gereja. Ini tentu suatu hal yang aneh. Karena terasa aneh, saya secara diam-diam, tanpa sepengetahuan ibu itu menelepon pengurus gereja dan meminta datang ke pastoran untuk membahasnya. Sesudah di pastoran, pengurus gereja menjelaskan alasan keengganan mereka melayani menguburkan suami dari ibu itu. Pengurus gereja itu di menjelaskan bahwa suami ibu itu memang dulu pernah menjadi pengurus Gereja lima tahun yang lalu, tetapi setelah tidak lagi menjadi pengurus gereja, yang meninggal dan keluarga itu hampir tidak pernah lagi ke gereja hingga dia meninggal juga tidak memenuhi kewajiban-kewajiban mereka terhadap gereja. Baru ketika suami ibu meninggal, ibu itu dan keluarganya datang kepada pengurus gereja untuk meminta penguburan dengan alasan bahwa mereka belum pindah agama, masih tetap katolik.
Kejadian seperti ini sering terjadi, orang datang dan mengaku sebagai orang beriman karena membutuhkan pelayanan dari Gereja, padahal dalam keseharian mereka tidak memperlihatkan bahwa mereka beriman. Terkadang orang menganggap bahwa beriman itu cukup hanya mengatakan diri percaya pada Yesus, cukup dengan hanya dibaptis. Juga menganggap bahwa mereka masih tetap anggota Gereja karena mereka sudah dibaptis, walau tidak aktif selama ini merasa masih punya hak menuntut pelayanan dari Gereja. Banyak juga diantara kita yang sering perpikiran bahwa menghayati iman atau rajin atau aktif dalam kegiatan gereja, nanti setelah tua dan hampir mati saja, atau nanti setelah pensiun atau setelah kaya dulu, sehingga sebelumnya hidup menikmati dunia atau sibuk dalam kegiatan dunia, dalam pekerjaan dan menikmati hidup. Ya, kalau kita bisa mengetahui dan menentukan kematian kita, mungkin prinsip seperti itu tidak apa-apa. Namun kenyataannya, tidak seorangpun yang bisa mengetahui dan menentukan kapan kematiannya secara pribadi, sebab kematian sering datang secara tiba-tiba dan tidak disangka-sangka. Sehingga bila seseorang mati setelah bertobat, itu bagus, namun seringkali terjadi seseorang mati sebelum bertobat, sebelum rajin atau aktif dalam iman.
Kita tahu bahwa tidak seorangpun bisa mengetahui dan menentukan kematiannya yang merupakan hari Tuhan datang untuk mengambilnya dari kehidupan dunia ini. Maka, jangan menunda untuk beriman.Ingatlah bahwa yang terpenting bukan apa yang telah kita buat selama ini dan sudah berapa lama kita beriman, tetapi yang terpenting adalah bahwa ketika kematian datang, kita hidup dalam iman. Oleh sebab itu, mari kita berjaga-jaga dengan senantiasa hidup dalam iman dan melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan dan kita senantiasa berdoa agar kita beroleh kekuatan dalam menghadapi hidup. Doa terus menerus dan doa yang keluar dari iman, akan membuat kita mampu menghadapi persoalan hidup, memampukan kita untuk menghindari pesta pora, godaan-godaan kenikmatan dunia, sehingga semuanya itu tidak menjauhkan kita dari Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.