Paus Melawat ke Kota Asal Voodoo
(Cotonou 19/11/2011)Paus Benediktus XVI melawat Gereja Katolik Benin di Kota Cotonou, Jumat (18/11). Dalam kunjungan keduanya ke negara yang dikenal sebagai tempat lahir voodoo tersebut, rohaniwan 84 tahun itu berusaha meredam gejolak umat Katolik Benin. Beberapa waktu lalu, skandal korupsi dan praktik sihir mengguncang gereja.
"Sebelumnya, gereja tak pernah mengalami kejadian yang begitu menimbulkan keresahan seperti ini," kata Roger Gbegnonvi, mantan menteri dalam negeri Benin. Karena itu, dalam kunjungan tiga harinya, paus akan berusaha melakukan pemulihan. Dia berharap, kedatangan bapa suci dari Vatikan itu bisa membuat umat Katolik Benin tenang kembali dan kehidupan berjalan normal lagi.
Puluhan ribu umat Katolik menyambut kedatangan paus kemarin. Di negara tersebut, pertumbuhan umat Katolik sangat cepat. Kendati demikian, voodoo tetap menjadi keyakinan terbesar yang dianut penduduk negara tersebut. Saat ini, sebanyak 40 persen penduduk Benin tercatat sebagai penganut voodoo. Bahkan, Hari Voodoo pun diperingati di negara tersebut dan menjadi hari libur nasional.
Sementara, umat Kristiani dan muslim di Benin masing-masing tercatat sekitar 27 persen dan 22 persen. Karena dominasi voodoo, umat Kristen, Katolik dan Islam Benin pun sering mencampur ajaran agama mereka dengan praktik ilmu hitam tersebut. Karena itu, paus akan memaparkan pandangan gereja Katolik terhadap voodoo dalam kunjungannya di museum voodoo Kota Ouidah hari ini.
Selain voodoo, Gereja Katolik Benin juga terjerumus pada beberapa skandal yang bertentangan dengan ajaran gereja. Tahun lalu, uskup agung dan uskup Cotonau dipecat karena terlibat korupsi di negara berpenduduk 9 juta jiwa tersebut. Konon, keduanya juga melakukan pelanggaran moral. "Gereja Katolik Benin sedang krisis. Semoga lawatan paus bisa menyelamatkan gereja," kata Sosiolog Bertin Affognon. (jpnn.com)
(Foto: Osservatore Romano)
Disadur dari: www.mirifica.net
"Sebelumnya, gereja tak pernah mengalami kejadian yang begitu menimbulkan keresahan seperti ini," kata Roger Gbegnonvi, mantan menteri dalam negeri Benin. Karena itu, dalam kunjungan tiga harinya, paus akan berusaha melakukan pemulihan. Dia berharap, kedatangan bapa suci dari Vatikan itu bisa membuat umat Katolik Benin tenang kembali dan kehidupan berjalan normal lagi.
Puluhan ribu umat Katolik menyambut kedatangan paus kemarin. Di negara tersebut, pertumbuhan umat Katolik sangat cepat. Kendati demikian, voodoo tetap menjadi keyakinan terbesar yang dianut penduduk negara tersebut. Saat ini, sebanyak 40 persen penduduk Benin tercatat sebagai penganut voodoo. Bahkan, Hari Voodoo pun diperingati di negara tersebut dan menjadi hari libur nasional.
Sementara, umat Kristiani dan muslim di Benin masing-masing tercatat sekitar 27 persen dan 22 persen. Karena dominasi voodoo, umat Kristen, Katolik dan Islam Benin pun sering mencampur ajaran agama mereka dengan praktik ilmu hitam tersebut. Karena itu, paus akan memaparkan pandangan gereja Katolik terhadap voodoo dalam kunjungannya di museum voodoo Kota Ouidah hari ini.
Selain voodoo, Gereja Katolik Benin juga terjerumus pada beberapa skandal yang bertentangan dengan ajaran gereja. Tahun lalu, uskup agung dan uskup Cotonau dipecat karena terlibat korupsi di negara berpenduduk 9 juta jiwa tersebut. Konon, keduanya juga melakukan pelanggaran moral. "Gereja Katolik Benin sedang krisis. Semoga lawatan paus bisa menyelamatkan gereja," kata Sosiolog Bertin Affognon. (jpnn.com)
(Foto: Osservatore Romano)
Disadur dari: www.mirifica.net
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.