Renungan Harian : Sabtu 5 Maret 2011
Sir 51:12-20, Mzm 19:8,9,10,11, Mrk 11:27-33
(Kasimirus)
Sir 51:12-20, Mzm 19:8,9,10,11, Mrk 11:27-33
(Kasimirus)
"Maka semoga kita berani jujur mengakui dan berpihak pada kebenaran, semoga kita berani bersaksi akan iman dan kebenaran iman kita. !”
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, dan bertanya kepada-Nya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Mungkin kita masih ingat berita sehubungan dengan para tokoh agama yang ‘mengkritik’ pemerintahan sekarang dengan mengeluarkan pernyataan 18 kebohongan. Tentu maksud para tokoh agama adalah supaya pemerintah menyadari dan pada akhirnya memperbaiki kesalahan/kekurangan dan bekerja lebih baik. Para tokoh agama melakukan semuanya itu karena melihat situasi yang sudah semakin memburuk. Namun para pejabat menanggapinya dengan sini, tidak menerima kritikan, malah menuduh para tokoh agama sudah terlalu jauh terlibat dalam politik dan menuduh ada yang menunggangi para tokoh agama. Malahan ada pejabat pemerintah yang mengeluarkan pernyataan bahwa. “Para tokoh agama yang menyatakan kritikan layaknya seperti gagak hitam pemakan bangkai.” Kalimat ini tentu menyakitkan karena keluar dari mulut seorang pejabat yang malah ‘melecehkan’ para tokoh agama. Singkat cerita, para pemerintah tidak menerima kritikan dari para tokoh agama, tidak siap dikritik, merasa mereka benar dan malah balik mengkritik para tokoh agama. Mereka tidak berani mengakui kebenaran yang disampaikan oleh para tokoh agama.
Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua juga begitu merasa terancam atas kehadiran Yesus yang mewartakan kebenaran, Kerajaan Allah dan yang sering mengkritik mereka. Mereka tidak siap menerima kritikan Yesus, tidak siap menerima kebenaran yang dikatakan dan diperbuat oleh Yesus, mereka tidak siap menerima kenyataan apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus adalah benar. Mereka tidak siap kehilangan pengikut dan tentunya juga kehilangan penghasilan dari persembahan umat serta dari hasil kelihaian mereka menipu banyak orang. Malah mereka selalu mempersalahkan Yesus, mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh Yesus dan mereka selalu mencari cara untuk menyingkirkan, membunuh Yesus. Kesombongan diri, demi mempertahakan kepentingan pribadi dan demi mencari harta dunia, para imam kepala, ahli-hali Tuarat dan tua-tua tidak berani dengan jujur mengakui kebenaran yang dibawa oleh Yesus dan tidak berani menerima Yesus adalah mesias.
Demikian juga sering kita lakukan. Kita sering tidak berani mengakui dengan jujur kebenaran dalam diri sesama dan yang orang lain lakukan hanya karena kita lebih mementingkan diri sendiri, karena kesombongan diri. Malah mungkin karena kesombongan diri, malah selalu mempersalahkan orang lain, mencari-dari kesalahan walaupun sebenarnya tahu sungguh bahwa yang orang lain lakukan adalah baik dan benar. Demikian juga halnya kita sering kita tidak berani jujur mengakui iman kita hanya karena kesombongan diri dan kepentingan diri. Kitapun seringkali tidak siap dikritik dan tidak siap menerima kenyataan bahwa kita salah bila mendapat kritikan. Maka semoga kita berani jujur mengakui dan berpihak pada kebenaran, semoga kita berani bersaksi akan iman dan kebenaran iman kita. Amin.
Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, dan bertanya kepada-Nya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Mungkin kita masih ingat berita sehubungan dengan para tokoh agama yang ‘mengkritik’ pemerintahan sekarang dengan mengeluarkan pernyataan 18 kebohongan. Tentu maksud para tokoh agama adalah supaya pemerintah menyadari dan pada akhirnya memperbaiki kesalahan/kekurangan dan bekerja lebih baik. Para tokoh agama melakukan semuanya itu karena melihat situasi yang sudah semakin memburuk. Namun para pejabat menanggapinya dengan sini, tidak menerima kritikan, malah menuduh para tokoh agama sudah terlalu jauh terlibat dalam politik dan menuduh ada yang menunggangi para tokoh agama. Malahan ada pejabat pemerintah yang mengeluarkan pernyataan bahwa. “Para tokoh agama yang menyatakan kritikan layaknya seperti gagak hitam pemakan bangkai.” Kalimat ini tentu menyakitkan karena keluar dari mulut seorang pejabat yang malah ‘melecehkan’ para tokoh agama. Singkat cerita, para pemerintah tidak menerima kritikan dari para tokoh agama, tidak siap dikritik, merasa mereka benar dan malah balik mengkritik para tokoh agama. Mereka tidak berani mengakui kebenaran yang disampaikan oleh para tokoh agama.
Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua juga begitu merasa terancam atas kehadiran Yesus yang mewartakan kebenaran, Kerajaan Allah dan yang sering mengkritik mereka. Mereka tidak siap menerima kritikan Yesus, tidak siap menerima kebenaran yang dikatakan dan diperbuat oleh Yesus, mereka tidak siap menerima kenyataan apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus adalah benar. Mereka tidak siap kehilangan pengikut dan tentunya juga kehilangan penghasilan dari persembahan umat serta dari hasil kelihaian mereka menipu banyak orang. Malah mereka selalu mempersalahkan Yesus, mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh Yesus dan mereka selalu mencari cara untuk menyingkirkan, membunuh Yesus. Kesombongan diri, demi mempertahakan kepentingan pribadi dan demi mencari harta dunia, para imam kepala, ahli-hali Tuarat dan tua-tua tidak berani dengan jujur mengakui kebenaran yang dibawa oleh Yesus dan tidak berani menerima Yesus adalah mesias.
Demikian juga sering kita lakukan. Kita sering tidak berani mengakui dengan jujur kebenaran dalam diri sesama dan yang orang lain lakukan hanya karena kita lebih mementingkan diri sendiri, karena kesombongan diri. Malah mungkin karena kesombongan diri, malah selalu mempersalahkan orang lain, mencari-dari kesalahan walaupun sebenarnya tahu sungguh bahwa yang orang lain lakukan adalah baik dan benar. Demikian juga halnya kita sering kita tidak berani jujur mengakui iman kita hanya karena kesombongan diri dan kepentingan diri. Kitapun seringkali tidak siap dikritik dan tidak siap menerima kenyataan bahwa kita salah bila mendapat kritikan. Maka semoga kita berani jujur mengakui dan berpihak pada kebenaran, semoga kita berani bersaksi akan iman dan kebenaran iman kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.