Renungan Harian : Senin 28 Februati 2011
Sir 17:24-29, Mzm 32:1-2,5,6,7: Mrk 10:17-27
Sir 17:24-29, Mzm 32:1-2,5,6,7: Mrk 10:17-27
Jalan beroleh hidup kekal.
BACAAN INJIL:
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Siapapun pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidup terutama kebahagiaan kekal di surga. Untuk tujuan itulah orang beragama dan rajin dalam beribadah. Hanya sayang orang seringkali hanya mendambakan saja, tetapi tidak mau berusaha melalui jalan yang diajarkan oleh Yesus untuk mencapai kebahagiaan kekal. Adapula yang menganggap bahwa hanya dengan beragama, cukuplah sebagai jaminan untuk hidup kekal. Adapula yang menganggap bahwa hanya dengan mengikuti peraturan-peraturan, itu akan membawa seseorang masuk dalam kehidupan kekal. Lebih parah lagi, banyak orang menganggap bahwa memiliki harta yang banyak mereka akan bahagia dan seakan uang dapat membeli kebahagiaan, juga kebahagiaan kekal.
Semuanya itu kiranya tidaklah cukup menjadi jaminan seseorang masuk dalam kebahagiaan kekal. Dalam Injil hari jelas digambarkan sebagai orang muda yang kaya, dia taat dalam peraturan, namun kiranya masih merasakan belum bahagia. Oleh karena itu dia datang kepada Yesus dan bertanya bagaimana agar dia masuk dalam hidup kekal. Tentu dia datang kepada Yesus dengan kebanggaan dirinya, karena dia sudah menuruti perintah Allah dan juga orang muda yang kaya dan sukses. Sungguh hebat anak muda ini, karena dia masih muda, suskes dan kaya serta dia juga punya kerinduan untuk hidup kekal sehingga dia taat menjalankan perintah Tuhan sejak masa mudanya. Yesus melihat bahwa anak muda itu punya kerinduan dan keseriusan untuk beroleh hidup kekal, sehingga Yesus dengan memandang dengan kasih mengatakan bahwa anak muda itu tinggal satu langkah lagi agar kelak bisa masuk kekal, yakni anak muda itu harus menjual semua hartanya, memberi kepada orang miskin, serta mengikuti Dia. Jabawan Yesus nampaknya di luar dugaan pemuda itu sehigga dia begitu kaget. Mungkin pemuda itu berpikir bahwa Yesus akan memujinya karena dia sudah mentaati perintah Tuhan, pemuda itu mungkin dia berpikir Yesus akan mengatakan bahwa dia kelak dia sudah beroleh hidup kekal karena sudah mentaati perintah Tuhan. Namun ternyata apa yang telah dilakukannya belumlah cukup untuk masuk ke kehidupan kekal, Yesus meminta dia untuk menjual hartanya, membagikannya kepada orang miskin dan mengikuti Yesus. Pemuda itu akhirnya pulang dengan kecewa, karena Yesus tidak memuji dia, Yesus tidak mengatakan bahwa dia sudah layak beroleh hidup kekal dan dia pulang dengan kecewa. Pemuda itu pulang dengan kecewa terutama juga karena Yesus meminta dia harus melepaskan hartanya yang sudah diperjuangkannya sehingga walaupun masih muda, dia sudah kaya raya. Dia tidak rela melepaskan hartanya, dia tidak rela membagikannya kepada orang lain. Hartanya menjadi penghalang dirinya untuk masuk dalam kehidupan kekal.
Pemuda kaya itu hidupnya baik, hapal dan taat perintah Tuhan. Kita sendiri mungkin malah tidak tahu dan tidak menghapal 10 perintah Tuhan. Banyak orang Kristen hapal saja tidak, apalagi menghayatinya. Kitapun mungkin seperti pemuda kaya itu. Kita merindukan kehidupan kekal. Kita merasa bahwa hanya dengan dibaptis dan ditambah dengan taat pada perintah Allah, kita sudah dijamin kelak masuk dalam hidup kekal. Itu semunya tidaklah cukup. Pemikiran yang demikian banyak terjadi dikalangan umat; mereka rajin ke Gereja, aktif dalam kegiatan Gereja, taat pada peraturan, rajin menyalakan lilin dan berdoa, tetapi tidak punya perhatian dengan sesama, rela berbagi dengan sesama yang miskin, dan kolekte atau persembahannya pun hanya lembaran uang yang paling kecil. Yesus meminta kita agar kita mempunyai hati yang berbela rasa dan rela berbagi dengan sesama terutama orang yang miskin. Rela berbagi dengan sesama yang miskin tentu tidak hanya menyangkut uang atau harta, tetapi juga perhatian, berbagi sukacita, berbela rasa dengan sesama terutama yang miskin.
Dalam Injil tadi kita mendengar sabda Yesus, "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Tentu injil ini bukan berarti mengatakan bahwa orang kaya sukar masuk surga, sedangkan orang miskin otomatis akan masuk surga. Orang kaya dan orang miskin, sama-sama punya peluang dan kesempatan masuk surga, tergantung dari ketaatan pada perintah Tuhan dan cinta kasih dan kerelaan berbagi berkat dan sukacita dengan sesama yang miskin. Hanya memang injil ini lebih mengingatkan para saudara yang memiliki banyak harta, agar waspada, jangan sampai harta itu justru menjadi penghalang untuk beroleh hidup kekal. Harta juga bisa menjadi jalan untuk beroleh hidup yang kekal, yakni bila seseorang tidak hanya mengumpulkan harta hanya untuk dirinya sendiri, tetapi tetapi berani berbagi dengan orang-orang miskin atau orang yang memerlukan bantuan. Janganlah kiranya persembahan kita kepada Gereja atau kepada orang miskin jauh lebih sedikit dibandingkan biaya yang kita keluarkan untuk membeli makanan anjing-anjing piaraan kita.
Mungkin sebagai contoh, paroki kami ini sangat membutuhkan dana untuk membangun Gereja yang adalah rumah Tuhan, kami membutuhkan dana itu bukan untuk biaya makan, tetapi hingga sekarang belumlah banyak yang membantu kami sehingga kami belum bisa memulai pembangunan Gereja itu. Kami masih tetap menunggu uluran kasih tetapi seakan tiada harapan. Kami menjadi berpikir, ‘Apakah tidak ada lagi umat katolik yang memiliki banyak harta dan rela berbagi membantu kami? Apakah para Saudara masih rela berbagi berkat untuk membantu kami melanjutkan pembangunan rumah Tuhan sendiri? Mungkin contoh ini tidak menyambung, tetapi kiranya bisa menjadi gambaran bahwa banyak paroki yang kaya, banyak umat katolik yang kaya, tetapi kurang berbagi dengan paroki yang kecil dan kurang mampu.
Semakin kita memiliki banyak harta, hendaknya semakin besar peluang dan kesempatan kita untuk berbuat baik kepada sesama yang miskin. Dengan memberi dan berbagi berkat dengan sesama yang kekurangan, maka akan semakin banyak berkat yang kita peroleh. Semoga kita rela berbagi berkat, sukacita dan hidup dengan sesama kita, terutama sesama yang miskin. Amin.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Siapapun pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidup terutama kebahagiaan kekal di surga. Untuk tujuan itulah orang beragama dan rajin dalam beribadah. Hanya sayang orang seringkali hanya mendambakan saja, tetapi tidak mau berusaha melalui jalan yang diajarkan oleh Yesus untuk mencapai kebahagiaan kekal. Adapula yang menganggap bahwa hanya dengan beragama, cukuplah sebagai jaminan untuk hidup kekal. Adapula yang menganggap bahwa hanya dengan mengikuti peraturan-peraturan, itu akan membawa seseorang masuk dalam kehidupan kekal. Lebih parah lagi, banyak orang menganggap bahwa memiliki harta yang banyak mereka akan bahagia dan seakan uang dapat membeli kebahagiaan, juga kebahagiaan kekal.
Semuanya itu kiranya tidaklah cukup menjadi jaminan seseorang masuk dalam kebahagiaan kekal. Dalam Injil hari jelas digambarkan sebagai orang muda yang kaya, dia taat dalam peraturan, namun kiranya masih merasakan belum bahagia. Oleh karena itu dia datang kepada Yesus dan bertanya bagaimana agar dia masuk dalam hidup kekal. Tentu dia datang kepada Yesus dengan kebanggaan dirinya, karena dia sudah menuruti perintah Allah dan juga orang muda yang kaya dan sukses. Sungguh hebat anak muda ini, karena dia masih muda, suskes dan kaya serta dia juga punya kerinduan untuk hidup kekal sehingga dia taat menjalankan perintah Tuhan sejak masa mudanya. Yesus melihat bahwa anak muda itu punya kerinduan dan keseriusan untuk beroleh hidup kekal, sehingga Yesus dengan memandang dengan kasih mengatakan bahwa anak muda itu tinggal satu langkah lagi agar kelak bisa masuk kekal, yakni anak muda itu harus menjual semua hartanya, memberi kepada orang miskin, serta mengikuti Dia. Jabawan Yesus nampaknya di luar dugaan pemuda itu sehigga dia begitu kaget. Mungkin pemuda itu berpikir bahwa Yesus akan memujinya karena dia sudah mentaati perintah Tuhan, pemuda itu mungkin dia berpikir Yesus akan mengatakan bahwa dia kelak dia sudah beroleh hidup kekal karena sudah mentaati perintah Tuhan. Namun ternyata apa yang telah dilakukannya belumlah cukup untuk masuk ke kehidupan kekal, Yesus meminta dia untuk menjual hartanya, membagikannya kepada orang miskin dan mengikuti Yesus. Pemuda itu akhirnya pulang dengan kecewa, karena Yesus tidak memuji dia, Yesus tidak mengatakan bahwa dia sudah layak beroleh hidup kekal dan dia pulang dengan kecewa. Pemuda itu pulang dengan kecewa terutama juga karena Yesus meminta dia harus melepaskan hartanya yang sudah diperjuangkannya sehingga walaupun masih muda, dia sudah kaya raya. Dia tidak rela melepaskan hartanya, dia tidak rela membagikannya kepada orang lain. Hartanya menjadi penghalang dirinya untuk masuk dalam kehidupan kekal.
Pemuda kaya itu hidupnya baik, hapal dan taat perintah Tuhan. Kita sendiri mungkin malah tidak tahu dan tidak menghapal 10 perintah Tuhan. Banyak orang Kristen hapal saja tidak, apalagi menghayatinya. Kitapun mungkin seperti pemuda kaya itu. Kita merindukan kehidupan kekal. Kita merasa bahwa hanya dengan dibaptis dan ditambah dengan taat pada perintah Allah, kita sudah dijamin kelak masuk dalam hidup kekal. Itu semunya tidaklah cukup. Pemikiran yang demikian banyak terjadi dikalangan umat; mereka rajin ke Gereja, aktif dalam kegiatan Gereja, taat pada peraturan, rajin menyalakan lilin dan berdoa, tetapi tidak punya perhatian dengan sesama, rela berbagi dengan sesama yang miskin, dan kolekte atau persembahannya pun hanya lembaran uang yang paling kecil. Yesus meminta kita agar kita mempunyai hati yang berbela rasa dan rela berbagi dengan sesama terutama orang yang miskin. Rela berbagi dengan sesama yang miskin tentu tidak hanya menyangkut uang atau harta, tetapi juga perhatian, berbagi sukacita, berbela rasa dengan sesama terutama yang miskin.
Dalam Injil tadi kita mendengar sabda Yesus, "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Tentu injil ini bukan berarti mengatakan bahwa orang kaya sukar masuk surga, sedangkan orang miskin otomatis akan masuk surga. Orang kaya dan orang miskin, sama-sama punya peluang dan kesempatan masuk surga, tergantung dari ketaatan pada perintah Tuhan dan cinta kasih dan kerelaan berbagi berkat dan sukacita dengan sesama yang miskin. Hanya memang injil ini lebih mengingatkan para saudara yang memiliki banyak harta, agar waspada, jangan sampai harta itu justru menjadi penghalang untuk beroleh hidup kekal. Harta juga bisa menjadi jalan untuk beroleh hidup yang kekal, yakni bila seseorang tidak hanya mengumpulkan harta hanya untuk dirinya sendiri, tetapi tetapi berani berbagi dengan orang-orang miskin atau orang yang memerlukan bantuan. Janganlah kiranya persembahan kita kepada Gereja atau kepada orang miskin jauh lebih sedikit dibandingkan biaya yang kita keluarkan untuk membeli makanan anjing-anjing piaraan kita.
Mungkin sebagai contoh, paroki kami ini sangat membutuhkan dana untuk membangun Gereja yang adalah rumah Tuhan, kami membutuhkan dana itu bukan untuk biaya makan, tetapi hingga sekarang belumlah banyak yang membantu kami sehingga kami belum bisa memulai pembangunan Gereja itu. Kami masih tetap menunggu uluran kasih tetapi seakan tiada harapan. Kami menjadi berpikir, ‘Apakah tidak ada lagi umat katolik yang memiliki banyak harta dan rela berbagi membantu kami? Apakah para Saudara masih rela berbagi berkat untuk membantu kami melanjutkan pembangunan rumah Tuhan sendiri? Mungkin contoh ini tidak menyambung, tetapi kiranya bisa menjadi gambaran bahwa banyak paroki yang kaya, banyak umat katolik yang kaya, tetapi kurang berbagi dengan paroki yang kecil dan kurang mampu.
Semakin kita memiliki banyak harta, hendaknya semakin besar peluang dan kesempatan kita untuk berbuat baik kepada sesama yang miskin. Dengan memberi dan berbagi berkat dengan sesama yang kekurangan, maka akan semakin banyak berkat yang kita peroleh. Semoga kita rela berbagi berkat, sukacita dan hidup dengan sesama kita, terutama sesama yang miskin. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.