RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, KAMIS 21 Juli 2011
(Laurensius dr Brindisi)
Kel 19: 1-2,9-11,16-20b, MT Dan 3:52,53,54,56, Mat 13:10-17
(Laurensius dr Brindisi)
Kel 19: 1-2,9-11,16-20b, MT Dan 3:52,53,54,56, Mat 13:10-17
BACAAN INJIL:
Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
RENUNGAN:
Saat kita mendengar kesaksian orang yang mengatakan bahwa dirinya sembuh dari penyakit padahal para dokter mengatakan tidak ada lagi harapan dan ia mengatakan bahwa dia sembuh hanya karena mukjizat Tuhan, kita pasti setuju bahwa itu adalah mukijzat Tuhan. Namun walau kita mendengar dan setuju atas kesaksian itu, belum tentu kita menjadi lebih beriman. Juga bila orang mengatakan bahwa dia mengalami kecelakaan kecil dan yakin bahwa pada peristiwa itu Tuhan bekerja, kita mungkin akan berkata bahwa dia bisa selamat adalah karena faktor kebetulan, keberuntungan atau karena memang dia bisa menghindarkannya. Kita umumnya sangat sulit melihat karya Allah dalam peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan kita.
Yesus mengajar dengan perumpamaan bukan berarti mau menyembunyikan rahasia Kerajaan Allah kepada orang-orang tertentu. Namun dengan perumpaan itu diharapkan orang yang mendengarkannya semakin mudah menangkap pengajaran Yesus. Sebab biasanya pengajaran dengan perumpamaan justru lebih mudah dimengerti. Yesus mewartakan Kerajaan Allah lewat pengajaran, dengan melakukan mukjizat, dan lewat perumpamaan, tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat tetap tidak menangkap kehadiran Kerajaan Allah dalam diri Yesus Kristus. Mereka sudah mendengar sendiri pengajaran Yesus, sudah melihat sendiri mukjizat yang diperbuat Yesus tetapi mereka tetap bertegar hati dan tidak mau percaya. Sehingga benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa mereka mempunyai mata tetapi tidak melihat kehadiran Kerajaan Allah dalam diri Yesus, mereka telah mendengar pengajaran Yesus tetapi tetap tidak percaya kepada-Nya, hati mereka sungguh bebal dan tegar hati.
Mungkin kitapun sebenarnya tidak jauh beda dengan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Dengan berbagai cara Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita dalam hidup setiap hari. Allah mengajar kita untuk percaya kepada-Nya dengan beragai cara. Namun kita punya mata, tetapi kita tidak mampu melihat kehadiran Allah dalam peristiwa hidup kita dan juga dalam diri sesama kita terutama yang menderita. Kita mempunyai telinga dan sudah mendengar tentang Yesus dan kerajaan Allah, namun kita tidak mendengar dan tidak mau percaya. Kita tetap bertegar hati dan tidak mau percaya kepada Allah.
Kegagalan orang yang tidak mau percaya adalah karena mereka bersikap sombong dan menganggap bahwa kita bisa hidup tanpa Allah. Oleh karena itu, kerendahan hati dan berjiwa miskin di hadapan Allah adalah kunci utama untuk mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidup kita. Kalaupun kita tidak mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidup kita, bukan karena Allah menyembunyikannya dari kita, tetapi mungkin kita kurang percaya kepada Dia dan kurang bersikap rendah hati dalam hidup. Orang yang hidup dengan semangat miskin di hadapan Allah, akan mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidupnya. Amin.
Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
RENUNGAN:
Saat kita mendengar kesaksian orang yang mengatakan bahwa dirinya sembuh dari penyakit padahal para dokter mengatakan tidak ada lagi harapan dan ia mengatakan bahwa dia sembuh hanya karena mukjizat Tuhan, kita pasti setuju bahwa itu adalah mukijzat Tuhan. Namun walau kita mendengar dan setuju atas kesaksian itu, belum tentu kita menjadi lebih beriman. Juga bila orang mengatakan bahwa dia mengalami kecelakaan kecil dan yakin bahwa pada peristiwa itu Tuhan bekerja, kita mungkin akan berkata bahwa dia bisa selamat adalah karena faktor kebetulan, keberuntungan atau karena memang dia bisa menghindarkannya. Kita umumnya sangat sulit melihat karya Allah dalam peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan kita.
Yesus mengajar dengan perumpamaan bukan berarti mau menyembunyikan rahasia Kerajaan Allah kepada orang-orang tertentu. Namun dengan perumpaan itu diharapkan orang yang mendengarkannya semakin mudah menangkap pengajaran Yesus. Sebab biasanya pengajaran dengan perumpamaan justru lebih mudah dimengerti. Yesus mewartakan Kerajaan Allah lewat pengajaran, dengan melakukan mukjizat, dan lewat perumpamaan, tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat tetap tidak menangkap kehadiran Kerajaan Allah dalam diri Yesus Kristus. Mereka sudah mendengar sendiri pengajaran Yesus, sudah melihat sendiri mukjizat yang diperbuat Yesus tetapi mereka tetap bertegar hati dan tidak mau percaya. Sehingga benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa mereka mempunyai mata tetapi tidak melihat kehadiran Kerajaan Allah dalam diri Yesus, mereka telah mendengar pengajaran Yesus tetapi tetap tidak percaya kepada-Nya, hati mereka sungguh bebal dan tegar hati.
Mungkin kitapun sebenarnya tidak jauh beda dengan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Dengan berbagai cara Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita dalam hidup setiap hari. Allah mengajar kita untuk percaya kepada-Nya dengan beragai cara. Namun kita punya mata, tetapi kita tidak mampu melihat kehadiran Allah dalam peristiwa hidup kita dan juga dalam diri sesama kita terutama yang menderita. Kita mempunyai telinga dan sudah mendengar tentang Yesus dan kerajaan Allah, namun kita tidak mendengar dan tidak mau percaya. Kita tetap bertegar hati dan tidak mau percaya kepada Allah.
Kegagalan orang yang tidak mau percaya adalah karena mereka bersikap sombong dan menganggap bahwa kita bisa hidup tanpa Allah. Oleh karena itu, kerendahan hati dan berjiwa miskin di hadapan Allah adalah kunci utama untuk mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidup kita. Kalaupun kita tidak mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidup kita, bukan karena Allah menyembunyikannya dari kita, tetapi mungkin kita kurang percaya kepada Dia dan kurang bersikap rendah hati dalam hidup. Orang yang hidup dengan semangat miskin di hadapan Allah, akan mampu menangkap kehadiran Allah dalam hidupnya. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.