RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XVI, JUMAT 22 Juli 2011
(Maria Magdalena)
Kel 20:1-17, Mzm 19:8,9,10,11, Mat 13:18-23
(Maria Magdalena)
Kel 20:1-17, Mzm 19:8,9,10,11, Mat 13:18-23
BACAAN INJIL:
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
RENUNGAN:
Mungkin pernah kita mendengar bahwa saat ada kebaktian misalnya KRK dengan pengkotbah adalah seorang pengkotbah yang terkenal, banyak orang yang menghadirinya dan begitu bersukacita apalagi bila juga ditampilkan kesaksian-kesaksian. Tetapi apa yang mereka bawa pulang? Mungkin saja mereka pulang dengan rasa kagum terhadap kehebatan pengkotbah dan juga rasa kagum dengan kesaksian-kesaksian yang mereka dengarkan. Mereka tidak ingat akan sabda Tuhan yang diwartakan dan mungkin juga si pengkotbah tanpa sadar tidak lagi mengutakan sabda Tuhan tetapi hanya menampilkan keahliannya dalam mengutak-atik kitab suci. Sehingga bukan hal yang aneh bila sehabis mengikuti kegiatan itu, orang tetap pada hidup lama, tidak menghasilkan buah, saat ada persoalan mereka langsung putus asa.
Sering juga orang merasa saat menghadapi persoalan hidup merasa terhibur oleh sabda Tuhan karena sabda itu cocok dengan situasi mereka. Namun sabda yang didengar tidak tumbuh dan berbuah.
Yesus mengumpamakan sabda itu adalah seumpama benih yang ditaburkan. Benih yang baik bila ditaburkan tentu diharapkan tumbuh dan berbuah. Demikianpun halnya, sabda Tuhan yang diwartakan hendaknya tidak sekedar menghibur tetapi sabda itu hendaknya tumbuh dan pada akhirnya menghasilkan buah bagi orang yang mendengarnya. Sabda itu sungguh tumbuh dan berbuah bila hidup kita berubah ke arah kebaikan, iman kita semakin mendalam sehingga kita tetap setia dalam iman walaupun menghadapi persoalan, hubungan kita dengan Tuhan semakin mendalam, juga hubungan dengan sesama kita menjadi lebih baik dan bahkan berbuah dengan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama.
Maka sebagai permenungan bagi kita, ‘Apakah sabda Tuhan yang kita dengar sungguh tumbuh dan membuahkan hasil sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan sendiri? Agar sabda Tuhan itu tumbuh dan berbuah, tentu kita harus mengolah hidup kita agar menjadi tanah yang subur sehingga sabda yang kita dengar tidak hanya sekedar menghibur, tetapi tumbuh dalam diri kita dan menghasilkan buah berlimpah yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Amin.
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
RENUNGAN:
Mungkin pernah kita mendengar bahwa saat ada kebaktian misalnya KRK dengan pengkotbah adalah seorang pengkotbah yang terkenal, banyak orang yang menghadirinya dan begitu bersukacita apalagi bila juga ditampilkan kesaksian-kesaksian. Tetapi apa yang mereka bawa pulang? Mungkin saja mereka pulang dengan rasa kagum terhadap kehebatan pengkotbah dan juga rasa kagum dengan kesaksian-kesaksian yang mereka dengarkan. Mereka tidak ingat akan sabda Tuhan yang diwartakan dan mungkin juga si pengkotbah tanpa sadar tidak lagi mengutakan sabda Tuhan tetapi hanya menampilkan keahliannya dalam mengutak-atik kitab suci. Sehingga bukan hal yang aneh bila sehabis mengikuti kegiatan itu, orang tetap pada hidup lama, tidak menghasilkan buah, saat ada persoalan mereka langsung putus asa.
Sering juga orang merasa saat menghadapi persoalan hidup merasa terhibur oleh sabda Tuhan karena sabda itu cocok dengan situasi mereka. Namun sabda yang didengar tidak tumbuh dan berbuah.
Yesus mengumpamakan sabda itu adalah seumpama benih yang ditaburkan. Benih yang baik bila ditaburkan tentu diharapkan tumbuh dan berbuah. Demikianpun halnya, sabda Tuhan yang diwartakan hendaknya tidak sekedar menghibur tetapi sabda itu hendaknya tumbuh dan pada akhirnya menghasilkan buah bagi orang yang mendengarnya. Sabda itu sungguh tumbuh dan berbuah bila hidup kita berubah ke arah kebaikan, iman kita semakin mendalam sehingga kita tetap setia dalam iman walaupun menghadapi persoalan, hubungan kita dengan Tuhan semakin mendalam, juga hubungan dengan sesama kita menjadi lebih baik dan bahkan berbuah dengan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama.
Maka sebagai permenungan bagi kita, ‘Apakah sabda Tuhan yang kita dengar sungguh tumbuh dan membuahkan hasil sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan sendiri? Agar sabda Tuhan itu tumbuh dan berbuah, tentu kita harus mengolah hidup kita agar menjadi tanah yang subur sehingga sabda yang kita dengar tidak hanya sekedar menghibur, tetapi tumbuh dalam diri kita dan menghasilkan buah berlimpah yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.