Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 5 OKTOBER 2013
(Raymundus dr Kapua, Albertus Marvelli) 
Bar. 4:5-12,27-29; Mzm. 69:33-35,36-37; Luk. 10:17-24 

BACAAN INJIL: 
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus da
lam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

RENUNGAN: 
Semua orang pasti sangat senang bila sukses dalam menjalankan tugas. Saking senangnya orang itu pasti akan bercerita kepada siapa akan kesuksesan meraka. Kiranya demikian juga yang dialami oleh para murid. Para murid begitu senangnya karena mereka sukses dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh Yesus. Ketika mereka kembali kepada Yesus, mereka bercerita dengan penuh sukacita. 

Saat para murid begitu bergembira, Yesus mengingatkan mereka dapat melakukan semuanya itu karena Yesus memberi mereka kuasa sehingga dengan kuasa dan perlindungan Tuhan, para murid mampu melakukan tugas seperti yang mereka ceritakan. Yesus juga mengingatkan agar para murid tidak larut dalam kegembiraan karena berhasil menjalankan tugas, sebab iblis jatuh dari langit seperti kilat. Itu artinya bahwa iblis atah kejahatan malah semakin berusaha untuk merusak manusia, menentang pewartaan karena mereka merasa terancam oleh pewartaan para murid. 

Yesus juga mengingatkan agar para murid tidak larut dalam kebanggaan, karena yang utama soal apa yang mereka lakukan, tetapi bahwa mereka dipercaya oleh Tuhan untuk ikut dalam mewartakan kerajaan Tuhan. Kebahagiaan sebagai murid bukan karena apa yang kita lakukan tetapi karena dengan kerelaan kita ikut dalam pewartaan kerajaan surga, nama kita tercata di surga. Memang sungguh wajar bila kita bahagia dan berbangga bila kita bisa melakukan tugas dengan baik, apalagi kalau kita sungguh sukses menjalankannya. Hal demikian juga bisa terjadi dalam tugas mewartakan iman. 

Bangga wajar, namun kita jangan lupa bahwa semuanya itu bisa kita lakukan adalah karena Tuhan sendiri yang telah memberi kita kuasa. Namun yang sering terjadi begitu banyak orang berbangga diri bahwa dirinya bisa melakukan banyak hal dan bisa sukses dalam menjalankan tugas pewartaan. Merasa diri bahwa semuanya itu terjadi karena kehebatannya, karena kerja kerasnya, lupa bahwa karena Tuhan yang memberi makanya bisa melakukan semuanya itu. Orang yang jatuh dalam kebanggan karena kesuksesannya baik dalam hidup iman maupun dalam kehidupan sehar-hari, mereka lupa bahwa semuanya itu karena Tuhan yang memberkati mereka. 

Hal seperti ini seringkali kita temukan dalam hidup kita. Begitu banyak orang yang sukses dalam pekerjaan merasa bahwa mereka bisa seperti itu adalah karena kerja keras, kehebatannya dan bahkan tidak sedikit orang yang berpikir itu semua karena jabatan dan karena orang lain. Orang yang demikian pada akhirnya lebih berterimakasih dan lebih tunduk pada dirinya dan kepada orang lain. Selain itu, Yesus mengingatkan kita bahwa hidup kebanggaan kita adalah bukan karena kita punya banyak hal dan bukan juga karena banyak yang sudah kita lakukan tetapi kita bersyukur dan berbangga karena Tuhan memperkenankan kita ikut ambil bagian dalam tugas pewartaan. 

Kita bangga dan bersyukur karena Tuhan mempercayai kita dalam tugas itu. Dengan menyadari hal ini, kita akan terhindar dari sikap sombong dan terhindar dari pemujaan terhadap diri, terhadap manusia lain. Oleh sebab itu, kita harus selalu bersikap bahwa kita bisa hidup dan melakukan semuanya itu, adalah karena Tuhan sendiri yang melakukannya lewat diri kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 4 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 4 OKTOBER 2013 
(Peringatan Wajib St. Fransiskus dr Assisi) 
Bar. 1:15-22; Mzm. 79:1-2,3-5,8-9; Luk. 10:13-16 

BACAAN INJIL: 
"Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." 

RENUNGAN: 
Berita terbaru yang kita dengarkan adalah bahwa ketua MK yakni Akil Mochtar tertangkap tangan oleh KPK pada malam tanggal 2 Oktober 2013 sedang menerima suap dari para penyuap. Pada saat itu juga ditangkap beberapa orang pelaku suap. Mereka langsung dimasukkan ke rutan KPK dan akan menjalani persidangan dan hukuman. Banyak usulan yang mengusulkan agar ketua MK itu diberi hukuman yang seberat-beratnya dan bahkan ada yang mengusulkan diberikan hukuman mati. 

Hidup mereka yang semula mapan, akhirnya berakhir dengan rasa malu, dicerca dan akhirnya berakhir di bui. Mereka tentu sudah banyak menyaksikan bagaimana akhir hidup para koruptor, yang mana semua itu menjadi peringatan bagi mereka agar tidak melakukan hal yang sama. Namun ternyata mereka yang dipercaya menduduki jaabatan terhormat malah melakukan tindak kejahatan menerima suap dan menyuap. Hidup mereka akhirnya celaka karena perbuatannya sendiri, meskipun mereka sudah mendapat jabatan terhormat dan sudah menyaksikan akhir hidup para koruptor. 

Hari ini juga dalam injil kita mendengar Yesus yang sungguh kesal dengan Khorazim dan Betsaida. Yesus mengatakan kedua kota ini celaka karena mereka sudah mendengarkan pengaharan tentang Kerajaan Allah dan sudah menyaksikan banyak mukjizat namun mereka tetapi hidup dalam kedosaan. Yesus berharap penduduk kota ini akhirnya bertobat namun ternyata tetap tidak bertobat. 

Yesus mengatakan penduduk kota ini celaka, bukan berarti Tuhan menghukum mereka sehingga hidup celaka. Tentu tidak. Yang dimaksud oleh Yesus adalah hidup mereka akan celaka karena perbuatan mereka yang sudah menyaksikan mukjizat tetapi tetap tidak mau bertobat dan hidup dalam kedosaan. Kedegilan hati mereka dan hidup dosa merekalah yang menjadikan mereka celaka, bukan karena dihukum oleh Tuhan. Kata celaka yang dimaksud oleh Yesus bukan sebagai kutukan tetapi ungkapan prihatin atas sikap penduduk kota itu. Sebab seharusnya dengan melihat banyak mukjizat, mereka harusnya bertobat. 

Keprihatinan Yesus yang ditujukan kepada penduduk Khorazim dan Betsaida hendaknya kita renungkan. Kita harus sadar bahwa Tuhan sudah memberikan berkat hidup kepada kita dan juga berkat yang perlu untuk kita selama kita hidup. Kita sudah merasakan kasih Tuhan. Namun apakah kita bertobat dan percaya kepada Dia? Namun kenyataannya kita yang sudah beroleh kasih dan berkat Tuhan belum mampu bertobat dan senantiasa percaya kepada Dia. 

Oleh sebab itu, ingatlah apa yang dikatakan oleh Yesus bahwa akibat dosa yang kita lakukan akan lebih besar dibanding dengan orang berdosa tetapi mereka melakukan demikian karena mereka belum mengenal Tuhan. 

Sebagaimana dalam injil hari ini, Yesus begitu kecewa terhadap penduduk kota Khorazim dan Betsaida karena mereka sudah menyaksikan banyak mukjizat namun tetap tidak bertobat dan kembali kepada Tuhan. Tuhan mengasihi kita dan memberikan rahmat dan berkat-Nya kepada kita dan menuntut kita harus bertobat, kembali dan percaya kepada Dia. Pertobatan dan percaya kepada Dia merupakan tuntutan yang harus kita lakukan, kalau tidak, kita akan mendapat celaka. Celaka bukan karena Tuhan yang membuat kita celaka dan menghukum kita, tetapi kedosaan itulah yang menjadikan kita celaka. 

Yesus memberi berkat dan seakan mengharapkan imbalan dari kita yakni pertobatan dan percaya kepada Dia. Apa untungnya bagi Tuhan? 

Yesus melakukan semuanya itu bukan untuk diri-Nya sendiri, bukan untuk cari keuntungan, hanya karena cinta yang luar biasa besar kepada kita dan sebab hanya pada Dia ada hidup bahagia dan kekal. Dia rindu dan mengharapkan manusia beroleh hidup bahagia dan kekal. Sebab tanpa manusia, Yesus tetap Tuhan Yang Mahakuasa, Mahakekal dan Mahakasih. Jadi jelas, pertobatan hidup dan percaya kepada Dia, demi hidup bahagia dan hidup kekal kita sendiri. Semoga kita hidup dalam pertobatan terus menerus.

Pastor Paroki St. Bernadette: Berdoalah bagi orang yang membenci kita

Pastor Paroki St. Bernadette: Berdoalah bagi orang yang membenci kita 

Bagian depan bangunan Gereja Katolik Santa Bernadette, Ciledug, Tangerang Selatan.

Gereja Katolik Santa Bernadette, Ciledug, Tangerang Selatan, pada Minggu (22/9) didemo massa yang mengatasnamakan warga sekitar. Unjuk rasa tersebut dilakukan setelah selesai Misa. “Mereka pun sebelum demo minta izin dulu ke kita (pihak Gereja) dan kepolisian. 

Mereka sampaikan tuntutan tidak boleh ada pembangunan gereja dan tidak boleh ada peribadatan,” kata Kepala Paroki Romo Paulus Dalu Lubur CICM, Selasa (1/10), di Pastoran yang bertempat di Ciledug, Tangerang Selatan, seperti dilansir satuharapan.com. 

Gereja Santa Bernadette yang berlokasi di Graha Raya, Kecamatan Pinang, Ciledug, Tangerang Selatan, kondisinya masih digembok oleh warga, dengan spanduk, poster, sampai coretan di tembok yang bertuliskan kata-kata anarkis. 

Pemberitaan media sebelumnya tidak benar 

“Mereka datang dengan pakaian putih, sorban merah, seperti orang yang ingin menghadapi musuh besarnya saja. Mereka datang mengatasnamakan warga, tetapi pada kenyataannya banyak juga warga yang tidak berdemo, banyak warga yang juga mendukung kita, bahkan ustad, haji, mereka berpihak pada kita dalam pembangunan gereja ini,” kata Romo Paulus. 

 “Tidak ada embel-embel ormas (organisasi masyarakat). Selama ini orang beranggapan buruk tentang ormas seperti FPI, FBR, justru orang-orang ini ada yang membantu kami mengurus gereja. Mereka tidak keberatan membantu kita. Meskipun ada warga yang tidak mendukung tapi banyak dari mereka tidak menyukai aksi demo tersebut. Mereka tidak keberatan ada gereja di lokasi mereka.” 

Meski aksi demo penolakan mengatasnamakan warga, tapi tidak semua warga menolak didirikannya gereja di situ, ungkap Romo Paulus. 

Pastor Paulus menjelaskan, pemberitaan media sebelumnya tidak benar yang menyebutkan ada 2.000-an pendemo. Pendemo tidak sampai 500 orang, itu pun kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak kecil. Media massa banyak yang wawancara pihak lain tapi tidak konfirmasi ke pihak gereja, jadi selama ini media massa hanya memberitakan satu pihak. 

Pastor Paulus mengungkapkan keprihatinannya terhadap anak-anak Indonesia ini, dari kecil sudah diindoktrinasi dengan kekerasan dan intimidasi. Bagaimana dengan nasib bangsa ini selanjutnya? 

 Umat tetap beribadah dengan aman 

Namun demikian, meskipun masih terdapat spanduk dan tulisan-tulisan anarkis di depan bangunan gereja yang seluas 6.600 m2 tersebut, umat tetap melakukan ibadah pada hari minggu dengan aman. 

“Mereka boleh menuntut, tuntutan mereka kami dengar, tapi beribadah jalan terus. Kami masih mau tunggu kapan polisi dan tentara turun untuk masalah ini,” kata Romo Paulus. 

Bangunan gereja tersebut masih kosong, hanya ada satu bedeng dan satu poliklinik yang digunakan untuk kegiatan Misa. Dalam kondisi gereja digembok warga yang menolak, umat tetap beribadah di gereja yang sudah 23 tahun berdiri tersebut, dan tetap berjuang demi sebuah rumah ibadah yang layak. 

11.000 umat tidak punya tempat ibadah 

Sebelumnya umat Paroki Santa Bernadette melakukan ibadah di Sekolah Sang Timur, Ciledug. Saat hari besar seperti Natal dan Paskah umat biasanya menyewa tempat, misalnya di gedung Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan atau di Komplek Tentara, Tangerang Selatan. 

 Namun, tahun 2004, setelah didemo oleh berbagai ormas berpaham garis keras, Sekolah Sang Timur akhirnya ditutup untuk kegiatan peribadatan. 

Saat ini umat Paroki Santa Bernadette yang berjumlah sekitar 11.000 orang yang masih tidak punya gereja, melakukan ibadah di beberapa tempat selain di Graha Raya, Gereja Paroki Maria Kusuma Karmel, Ciledug Indah, Metro Permata, Pondok Lestari, dan di daerah Joglo. 

Berdoalah bagi orang yang membenci kita 

“Iman kita mengajarkan menjadi murid Yesus memang tidak mudah, setiap hari harus memikul salib-Nya. Ini belum seberapa dibanding salib Yesus, belum sampai ada pertumpahan darah, meskipun demikian bukan berarti kita mengharapkan ada pertumpahan darah,” katanya. 

Ia mengatakan, “Jika ditampar pipi kiri, berikan pipi kanan, yang berarti iman Katolik menyelesaikan masalah bukan dengan kekerasan, tapi dengan cinta kasih. Oleh karena itu, dialog, mediasi, jalan damai tetap jadi hal utama.” 

“Maka tidak perlu kalau mereka berbuat kekerasan kita juga balas dengan kekerasan, karena jika demikian bisa menyulut kemarahan dan bisa menyebar kemana-mana. Supaya menghindari diri dari konflik horizontal. Inilah pesan injil, agar kita berdoa bagi orang yang membenci kita.”

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 3 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 3 OKTOBER 2013 
Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mzm. 19:8,9,10,11; Luk. 10:1-12 

 BACAAN INJIL: 
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu." 

RENUNGAN: 
Keluhan yang seringkali muncul di kalangan umat adalah kurang imam sehingga banyak umat yang kurang mendapat pelayanan baik itu dalam pelayanan sakramen dan juga dalam pembinaan iman umat. Umat banyak mengeluh akan hal ini sehingga merasa wajar bila banyak umat yang tidak tahu apa-apa tentang iman katolik sehingga merasa wajar bila banyak umat yang dengan mudah berpindah ke gereja atau agama lain. Ini pula menjadi alasan bagi banyak orang untuk berpindah keyakinan. Apakah memang ini hanya tanggungjawab seorang pewarta khusus dan siapa pewarta itu? 

Dalam injil hari ini Yesus menyadari bahwa tuaian begitu banyak tetapi pewarta itu sedikit. Jumlah pewarta tidak sibanding dengan tuaian. Oleh sebab itu Yesus mengajarkan agar meminta kepada yang empunya tuaian supaya mengirim para penuai. Kata-kata itu disampaikan oleh Yesus ketika menunjuk tujuh puluh murid yang lain lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Sebelum mengutus mereka, Yesus juga memberi gambaran bahwa para murid diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala. Lebih lanjut Yesus memberi syarat yakni agar para murid tidak membawa bekal, tetapi sepenuhnya percaya pada penyelenggaraan ilahi. 

Yesus memberitahukan kepada murid bahwa tugas yang mereka emban itu bukanlah tugas yang mudah, mereka pasti akan mendapat tantangan bahkan bahaya yang bisa mengancam nyawa mereka. Memang terasa aneh, Yesus tahu beratnya tugas perutusan tetapi Yesus malah melarang para murid itu membawa bekal. Dengan pesan ini, Yesus mengingatkan bahwa tugas itu adalah tugas dalam hal iman, sehingga mengandalkan iman, bukan mengandalkan kekuatan dan perbekalan yang mereka miliki. Yesus menghendaki para murid selalu terpusat pada pewartaan untuk mewartakan mendahuli Yesus ke tempat-tempat yang akan dituju oleh Yesus. Itu berarti tugas pewartaan itu, hanya untuk memperkenalkan Yesus atau hanya untuk mewartakan Yesus. 

Menjadi pewarta utusan Yesus memang bukanlah hal yang mudah. Mungkin karena itulah tidak banyak yang mau menjadi pewarta yang diutus oleh Yesus. Padalah semua yang percaya pada-Nya dan sejak meneri pembaptisan kita sekaligus mendapat perutusan untuk diutus mewartakan Kerajaan Tuhan, mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Namun berapakah yang mau menjalankan tugas itu? Rasanya tidak banyak yang mau dan menyadarinya, karena memang sangat berat. Namun lewat injil hari ini, sebagaimana Yesus menunjuk tujuh puluh murid dan diutus mewartakan Kerajaan Surga ke tempat yang akan dilalui oleh Yesus, demikianpun kita mendapat perutusan yang sama. 

Kita semua diutus oleh Yesus, kita tidak usah khawatir sebab Yesus sendiri berjanji bahwa Dia akan menyertai kita dalam tugas perutusan dan akan mencukupkan apa yang perlu bagi tugas perutusan kita. Dari sebab itu, kalaupun Yesus mengatakan agar kita memohon kepada yang empunya tuaian agar mengirimkan penuai, kita sendirilah yang diharapkan oleh Yesus menjadi orang-orang yang mau diutusnya. Namun ingatlah, bahwa dalam tugas perutusan Yesus mengutus kita untuk mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Itu berarti kita menjalankannya bukan untuk diri kita, bukan untuk kepentingan kita tetapi hanya mendahului atau hanya untuk mewartakan Yesus kepada sesama. Oleh sebab itu Yesus menekankan agar tidak membawa bekal dalam tugas perutusan itu. 

Namun seringkali terjadi, ada banyak pewarta yang bukannya mendahului tempat yang akan dikunjungi oleh Yesus, tetapi justru mereka mempersiapkan tempat bagi mereka. Ada banyak pewarta yang mewarta bukan untuk mewartakan Yesus tetapi mewartakan diri mereka sendiri bukan mendahului Yesus. Dalam artian ini bisa kita katakan bahwa banyak pewarta yang mewarta bukan lagi mendahuli Yesus tetapi menjadikan pewartaan sebagai mata pencaharian, mencari kekayaan sehingga malahan mereka bukan mempersiapkan tempat bagi Yesus tetapi menjadi tempat mereka tinggal. Bukan lagi Yesus yang mereka wartakan, tetapi dirinya dan demi kepentingan dirinya. Ingatlah, menjadi pewarta adalah utusan Tuhan, mempersiapkan tempat bagi yang mengutus kita, bukan untuk diri sendiri. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 2 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 2 OKTOBER 2013 
 (Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung ) 
Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11; Mat. 18:1-5,10 

BACAAN INJIL: 
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa- Ku yang di sorga. 

RENUNGAN: 
Ketika para murid mempertanyakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga, Yesus memberi jawaban yakni pertobatan dan menjadi seperti anak kecil. Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa barang siapa yang merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Mungkin kita semua sudah tahu maksud dari perkataan Yesus, karena sudah sering kita dengarkan maknanya. 

Sekilas makna perkataan Yesus adalah pertobatan dengan selalu menyadari diri sebagai anak di hadapan Tuhan, seperti seorang anak selalu berlaku tulus, jujur, tidak mengandalkan kekuatan tetapi selalu percaya dan mengandalkan Tuhan dalam hidup, selalu berharap pada Tuhan dan selalu bersikap rendah hati seperti anak kecil. Namun pada ayat-ayat terakhir dalam injil Yesus juga mengatakan "Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."(Mat 18:5) Apa untungnya menyambut anak kecil? Jelas menyambut anak kecil secara manusiawi tidak ada untungnya karena paling yang bisa kita dapatkan dari anak kecil adalah keceriaan mereka, selain itu anak kecil butuh dilindungi, dikasihi dan dibantu. Sehingga dengan menyambut anak kecil berarti berarti siap mengasihi, melindungi dan membantu anak kecil. 

Dengan demikian, kiranya untuk masuk dalam Kerajaan Surga tidak hanya sekedar bertobat, selalu sadar bahwa Tuhan yang utama dan bersikap rendah hati. Sebab bisa saja orang bertoba dengan besikap rendah hati, hidup sederhana dan lain-lain, tetapi tidak mau menyambut anak kecil dalam arti tidak punya kepekaan dan tidak mau menolong orang-orang kecil. Oleh karena itu, pertobatan hidup harus juga berbuah dalam sikap hidup yang mau mengasihi, bersikap melindungi dan mau membantu 'anak kecil' atau orang lemah dan mengharapkan kasih atau pertolongan. 

Pertobatan yang sejati jelas harus berbuah dalam kasih kepada sesema terutama yang miskin dan menederita, apalagi sebagaimana Yesus katakan bahwa menyambut orang kecil dalam nama Dia, itu juga menyambut Dia sendiri. Yesus dalam hal ini menyamakan diri dengan orang kecil. Maka semoga buah pertobatan kita juga bertampak kepada sesama yakni mengasihi dan peduli dengan sessama terutama yang miskin dan menderita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 1 OKTOBER 2013 (Pesta Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus )

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 1 OKTOBER 2013
 (Pesta Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus ) 
1Kor 13: 1-13 + Mzm 131 + Mat 18: 1-5 

BACAAN INJIL: 
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." 

RENUNGAN : 
Kalau injil kemarin para murid bersoal jawab mengenai siapa yang paling besar di natara mereka, hari ini dalam injil para murid kembali berdebat soal siapa yang paling besar di natara mereka dalam Kerajaan Sorga. Para murid sama seperti manusia lainnya, masih gila akan jabatan dan kehormatan, bahkan bukan hanya di dunia tetapi juga di surga. 

Perdebatan para murid sungguh aneh, sebab mereka sangat yakin bahwa mereka pasti masuk surga, sehingga memperdebatakan siapa kelak yang terbesar diantara mereka dalam Kerajaan Surga. Ini bisa dikatakan bahwa para murid jatuh pada kesombongan rohani yang menganggap diri sudah layak masuk surga. Menanggapi pertanyaan para murid, Yesus Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 

Pertobatan menjadi syarat utama untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Pertobatan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah pertobatan seperti anak kecil. Dalam hal ini Yesus bukan mengajak kita menjadi seperti anak kecil atau beriman kekanak-kanakan. Namun yang dimaksud adalah pertobatan hidup seperti seorang anak kecil. Yesus memberi gambaran pertobatan yang sejati seperti seorang anak kecil. Kita ketahui anak kecil itu sangat bergantung pada orang tuanya, sangat membanggakan orang tuanya entah bagaimanapun orang tuanya, anak kecil itu begitu senang dan bahagia bila bersama orang tuanya dan anak kecil itu berbicara tulus tanpa punya niat tertentu atau kepentingan tertentu. 

Yesus melanjutkan pengajaran-Nya dengan mengatakan bahwa orang yang selalu merendahkan diri seperti anak kecil, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Sungguh ini bertolak belakang dengan pengertian manusia sehubungan dengan menjadi yang terbesar. Kita ketahui bahwa anak kecil adalah makhluk yang lemah, yang harus selalu dilindungi dan butuh perlindungan dari orang tua dan dari orang yang lebih tua. Anak kecil tidak pernah merasa dirinya hebat, tetapi mengandalkan orang tuanya. 

Kerendahan hati itu seperti seorang anak kecil yang tidak merasa dirinya kuat, tetapi senantiasa sadar bahwa dirinya lemah, sehingga selalu tergantung pada Tuhan dan tidak mengandalkan kekuatan dalam hidup tetapi mengandalkan Tuhan. Kerendahan hati seperti anak kecil juta berarti selalu menyadari bahwa tanpa Tuhan, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Orang yang senantiasa hidup dalam kerendahan hati, akan selalu mampu menerima dan mencintai orang lain bahkan yang paling kecil, miskin seperti anak kecil yang dianggap makhluk lemah sekalipun. 

Apa untungnya menerima dan mengasihi anak kecil? Tidak bisa kita harapkan dari anak kecil, justru kita harus memberi kepada mereka dan menolong mereka. Menerima anak kecil yang dimaksudkan oleh Yesus berarti bahwa kerendahan hati itu harus berbuah dalam sikap mengasihi orang kecil dan bahkan mengasihi dengan rela berbagi dengan orang-orang kecil. 

Kita semua tentu mengharapkan masuk surga. Kerinduan ini harus senantiasa kita tanamkan dalam hidup kita. Namun kita harus sadar dan menghidupi syarat yang diberikan oleh Yesus, yakin senantiasa hidup dalam pertobatan. Sebagaimana diajarkan oleh Yesus, pertobatan sejati berarti kita senantiasa sadar bahwa kita seperti anak kecil di hadapan Tuhan, bahwa Tuhan Bapa kita. Sehingga kita senantiasa hidup tidak mengandalkan diri tetapi mengandalkan Tuhan dalam hidup, bergantung pada Tuhan Bapa kita, harus senantiasa punya kerinduan dan perasaan betapa bahagianya hidup dekat dengan Tuhan dan senantiasa seperti anak kecil selalu hidup dengan tulus, tidak mengutamakan niat apa-apa selain untuk memuji dan memuliakan Tuhan. 

Pertobatan sejati itu juga harus berbuah dalam kerendahan hati. Sebab bisa saja kita jatuh pada kesombongan rohani. Orang yang rendah hati, dia akan mampu menghargai orang lain, juga orang kecil seperti anak kecil dan orang itupun akan senantiasa mengasihi semua orang dan mampu menyadari kehadiran Tuhan dalam diri sesama, juga dalam diri orang-orang kecil. kerendahan hati itu harus berbuah dalam sikap mengasihi orang kecil dan bahkan mengasihi dengan rela berbagi dengan orang-orang kecil. 

Contoh teladan akan injil hari ini, kita bisa belajar dari Teresia Kecil yang hari ini kira rayakan. Hidup Teresia Kecil sungguh menghayati kerendahan hati seperti anak kecil. Dia selalu menganggap dirinya seperti anak kecil di hadapan Tuhan, menganggap dirinya seperti bola kecil di tangan Tuhan sehingga Tuhan bebas mau melemparkan dia kemana Tuhan suka. Teresia kecil juga menganggap dirinya seperti pensil kecil di tangan Tuhan, sehingga Tuhan bebas mau melakukan apa saja untuk dirinya. Kerendahan hatinya juga nyata dalam menayadari kelemahannya yang memang lemah karena sakit-sakitan. 

Namun walaupun demikian, dia bukannya pasrah dan berpikir bahwa dirinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk memuliakan Tuhan. Teresia kecil sadar bahwa dia lemah sehingga dia tidak berpikir untuk melakukan hal-hal besar seperti orang lain pada umumnya. Sehingga dia berpikir bahwa melakukan hal-hal kecil sesuai dengan kamampuan dirinya, bila itu dilakukan dalam iman kepada Yesus Kristus, itu juga berkenan pada Tuhan. Oleh sebab itu, Teresia Kecil berusaha melakukan hal-hal kecil dengan disemangati oleh iman. Karena itulah dia digelarai Teresia Kecil. Ajarannya yang terkenal adalah Jalan Kecil menuju surga, atau jalan kecil memuliakan Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 30 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 30 SEPTEMBER 2013 
 (Pw. St. Hieronimus)) 
Za. 8:1-8 atau 2Tim 3:14-17; Mzm 102; Luk. 9:446-50

BACAAN INJIL: 
Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." 

RENUNGAN : 
Siapa yang tidak ingin menjadi yang terbaik dari semua orang? Siapa yang ingin menjadi pemimpinyang membawahi banyak orang? Tentu semua orang pada umumnya menginginkan hal itu apalagi orang tua seringkali berpesan dan mengarahkan agar anaknya menjadi yang terbaik. Menjadi yang terbaik dan lebih unggul dari yang lain juga banyak didengunkan oleh para pengusaha dengan propaganda bahwa produk mereka lebih unggul dari yang lain. Juga kita bisa saksikan dalam kontes-kontes atau perlombaan yang mengedepankan menjadi yang terbaik. Sehingga memang wajar kalau hampir semua orang berlomba menjadi yang terbaik menjadi pemimpin, lebih unggul dari yang lain. Kebiasaan dan prinsip ini ada baiknya karena dengan demikian orang dipacu untuk berusaha dengan sebaik-baiknya dan berjuang. 

Namun yang menjadi persoalan bila pada akhirnya menjadi yang terbaik, menjadi pemimpin dan penguasa menjadi tujuan utama, sehingga akhirnya melahirkan persaingan yang tidak sehat. Orang yang terlalu mengutamakan hal demikian, pada akhirnya akan menyingkirkan kebersamaan, melahirkan ketidak harmonisan hidup karena orang demikian tidak lagi menghargai perbedaan dan tidak lagi menghargai kebaikan yang ada dalam diri orang lain. Ambisi untuk menjadi yang terkemuka dan menjadi pemimpin juga merasuki dalam diri para murid. 

Para murid berdebat antara mereka mengenai siapa diantara mereka paling hebat, paling besar. Yesus mengetahui hal itu, sehingga Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya dan berkata "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Yesus menempatkan anak kecil itu disamping-Nya dengan maksud bahwa Yesus tetap lebih utama, lebih besar sedangkan mereka harus senantiasa seperti anak kecil di samping Yesus. 

Dengan maksud itu, bukan berarti Yesus memperlakukan para murid tetap seperti anak kecil. Tentu tidak. Maksudnya adalah, para murid tetap sadar bahwa mereka bukan untuk mengejar kehormatan atau menjadi yang paling besar, tetapi Yesuslah yang harus senantiasa diwartakan dan Yesuslah yang menjadi utama. Selain itu juga mengatakan bahwa mereka diterima atau dihargai orang lain bukan karena dirinya sendiri tetapi karena Yesus sendiri. Untuk itu Yesus mengharapkan agar para murid tetap bersikap rendah hati. 

Namun kiranya para murid tidak mengerti perkataan Yesus, mereka tetap merasa diri lebih hebat dari orang lain, sehingga ketika mereka melihat ada orang yang mengusir setan dalam nama Yesus tetapi tidak termasuk dalam kumpulan para murid, mereka mengusirnya. Para murid melakukan demikian karena mereka berpikir bahwa merekalah yang lebih hebat dan hanya merekalah yang punya hak melakukan demikian. Yesus menegur mereka dengan mengatakan, “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." 

Kitapun mungkin melakukan seperti yang dilakukan para murid. Mungkin karena kita sudah lebih banyak belajar tentang kitab suci dan ajaran Gereja, karena kita sudah banyak ikut dalam tugas pelayanan Gereja dan sudah melakukan banyak ziarah ke tempat-tempat Ziarah, kita merasa bahwa kitalah lebih beriman, lebih hebat dari orang lain. Bahkan seringkali kita dengan mudah menghakimi orang lain yang tidak melakukan seperti yang kita lakukan. Ada juga orang beriman yang karena menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain, mereka menuntut dihormati dan diberi jabatan yang lebih tinggi dari orang lain. Ada pula yang merasa bahwa hanya dirinyalah yang punya hak untuk melayani orang lain. 

Oleh sebab itu, lewat injil hari ini, kita diingatkan bahwa kita hanya seperti anak kecil di samping Yesus. Kita harus senantiasa bersikap rendah hati, tidak mencari hormat, tidak ingin dihormati orang lain, tetapi kita semata-mata hanya untuk mewartakan kebesaran Tuhan. Kita juga harus ingat bahwa kita akan dihargai orang lain karena kita Yesus sendiri, jadi bukan karena diri kita sendiri. Semoga dengan menghidupi demikian, kitapun berani menghargai orang lain dan juga menghargai orang yang dianggap kecil dan tidak berguna. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 29 SEPTEMBER 2013 (HARI MINGGU BIASA XXVI)

RENUNGAN HARI MINGGU: 29 SEPTEMBER 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXVI) 
Am. 6:1a,4-7; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; 1Tim. 6:11-16; Luk. 16:19-31 

BACAAN INJIL : Luk. 16:19-31 
“Engkau telah menerima semua yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat menderita.” 

 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati." 

RENUNGAN: 
Orang kristiani dipanggil oleh Tuhan untuk hidup berbelas kasih kepada sesama terutama sesama yang miskin dan menderita. Kemarin lusa baru ada berita kebakaran di Jimbaran yang pada akhirnya menewaskan anggota keluarga yang sedang berada di rumah. Rakyat sekitar berusaha memadamkan api dan juga membantu penghuni rumah keluar dari rumah, namun mereka tidak berhasil. Menurut berita, penduduk tidak bisa membantu penghuni rumah keluar dari dalam rumah yang sedang terbakar karena gagal membuka pintu dan jendela yang dilengkapi dengan terali anti maling. 

Demikian juga halnya penghuni rumah yang berada di dalam tidak bisa membuka pintu dan jendela yang dilengkapi dengan terali anti malam, mungkin karena mereka panik. Akhirnya sangat menyedihkan, penghuni rumah itu meninggal ikut terbakar dengan rumahnya dan rakyat yang menyaksikan dan berusaha menolong mereka, tidak bisa berbuat apa-apa. 

Dalam berita itu dikatakan bahwa, rakyat tidak bisa menolong para korban, dan para korban tidak bisa selamat karena terlasi besi anti maling. Memang di perkotaan sudah biasa orang menggunakan terali besi anti maling demi menjaga mereka dan hartanya dari maling. Terasli besi anti maling bisa menjadi gambaran bahwa hidup memang tidak lagi aman, banyak pencuri dan perampok, juga gambaran ketakutan atau kecurigaan kepada orang lain. 

Hal biasa juga kita termui di perkotaan rumah mewah dengan tembok-tembok besar, bahkan karena besar dan tingginya pagar tembok rumah itu, orang dar luar tidak bisa melihat apa-apa di balik tembok itu. Memang seringkali alasannya adalah demi keamanan. Namun sebenarnya ini menjadi suatu gambaran bahwa saat ini betapa hidup manusia itu sudah terpisah-pisah, dan memisahkan diri dari orang sekitar. Sekarang ini orang hidup berdampingan tetapi tidak ada kebersamaan, hidup hanya untuk dan dalam dunianya sendiri. 

Betapa lebar jurang pemisah antara hidup manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin. Dalam injil hari ini Yesus menceritakan tentang orang kaya dan Lazarus orang miskin. Orang kaya itu hidup dalam kemewahan dengan pakaian yang mahal-mahal dan sering mengadakan pesta perjamuan mewah bersama teman-temannya. Sedangkan orang miskin itu, sering datang ke depan pintu orang kaya itu, berbaring di depan pintu sambil menunggu dan berharap ada makanan sisa yang jatuh dari meja makan orang kaya itu, untuk dia makan. 

Orang miskin itu dikatakan pakaiannya robek-robek, kudisan sampai anjing-angjing orang kaya itu datang menjilati kudis orang miskin itu. Dikatakan bahwa anjing-anjing orang kaya itu tidak menggonggong Lazarus, itu berarti Lazarus sudah dikenal oleh anjing-anjing itu, itu berarti Lazarus sudah biasa datang mengemis di tempat orang kaya itu. Berarti juga bahwa Lazarus sudah biasa melihat orang kaya itu dengan pakaian mewah dan mengadakan makan jamuan mewah bersama rekan-rekannya. Kemudian matilah Lazarus orang miskin itu, demikian juga orang kaya itu. Dikatakan bahwa Lazarus lebih dulu mati dan tentunya di mati dijalanan. Namun setelah Lazarus mati, malaikat-malaikat membawa Lazarus ke pangkuan bapa Abraham, yang berarti masuk surga. 

Orang kaya itupun kemudian mati, tentunya di tidak mati dijalanan, tapi bisa saja di rumah sakit atau di rumahnya yang mewah. Namun setelah orang kaya itu mati, dia dikuburkan dan masuk dalam neraka. Sesudah orang kaya itu mati dan masuk neraka, tempat penderitaan yang tiada hentinya, dia melihat Lazarus duduk di pangkuan Abraham. Orang kaya itu tidak kaget melihat hal itu. Mungkin karena dia sudah pernah mendengar pengajaran para nabi bagaimana hidup orang yang tidak peduli dengan sesama, tetapi dia tidak mau mendengarkan dan melaksanakannya. Dia hanya meminta agar Abraham mengijinkan Lazarus mencelupkan tangannya ke air dan datang ke tempatnya untuk memberikan setitik ait kepadanya untuk menghilangkan dahaganya. 

Apa jawaban Abraham? Tidak bisa. Orang kaya itu setelah dia mati dan masuk dalam neraka mengharapkan belaskasih dari Abraham, padahal selama hidupnya dia tidak punya belaskasih kepada sesamanya. Abraham juga mengatakan bahwa ada jurang pemisah antara mereka, yang tidak bisa diseberangi oleh siapapun. Orang kaya itu sungguh sadar akan kesalahannya sewaktu hidup dunia dan berharap agar ayah dan sauda-saudaranya kelak tidak sepeti dia. 

Oleh sebab itu, dia meminta Abraham menyuruh Lazarus pergi ke keluarganya untuk mengingatkan dan mempertobatkan mereka. Namun Abraham menolak permintaan orang kaya itu, karena sudah ada kesaksian nabi musa dan para nabi, itu sudah cukup. Kalau kita simak injil hari ini, kita berpikir, “Kenapa orang kaya itu masuk neraka? Padahal dia tidak melakukan kejahatan terutama kepada Lazarus orang miskin itu. Orang kaya itu memang tidak berbuat jahat kepada Lazarus. 

Kesalahan orang kaya itu adalah, dia hidup dalam kekayaannya, berfoya-doya untuk diri sendiri bahkan di hadapan orang miskin, dan dia tidak punya rasa peduli dan belaskasih kepada orang miskin Lazarus yang ada di hadapannya. Memang dia tidak mengusir dan menghina Lazarus yang datang di depan pintunya, namun dia seakan tidak menganggap Lazarus adalah manusia, sehingga seakan-akan dia tidak melihat adanya Lazarus. 

Melalui injil hari ini, jelas bahwa kiranya tidak cukup hanya tidak berbuat jahat kepada orang lain atau orang miskin, tetapi harus punya rasa peduli dan berbelaskasih kepada sesama yang miskin. Sungguh injil hari ini sangat sesuai dengan kehidupan sekarang ini. Sekarang ini sungguh begitu besar jarak antara orang kaya dan orang miskin, bahkan bukan hanya itu, juga lebar jarak antara manusia. Manusia sekarang ini hidup dalam lingkungan yang sama, tetapi tidak punya kebersamaa. Individualisme sungguh mendapat tempat pada masa sekarang. Orang tidak peduli lagi dengan sesamanya, hidup hanya dalam dan untuk dirinya sendiri. Seakan ada prinsip, “Jangan urusi urusanku, dan sayapun tidak mengurusi urusanmu!” 

Sungguh menyedihkan hidup sekarang ini. Hedonisme dan individualisme juga merasuki hidup orang beriman. Berapa banyak orang beriman yang tidak lagi punya rasa peduli dan belaskasih kepada sesama. Betapa sering kita dengar orang beriman yang begitu aktif dalam kegiatan gereja, melakukan banyak ziarah ke banyak tempat ziarah, namun mereka tidak punya rasa peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Bahkan ada umat beriman yang kelihatan sungguh beriman, dengan bangga menceritakan pengalamannya melakukan banyak ziarah rohani ke tempat-tempat ziarah, tetapi tidak peduli orang yang mendengar ceritanya miris karena jangankan melakukan ziarah, untuk makan saja mereka berjuang. 

Orang kristiani dipanggil untuk hidup berbelas kasih kepada sesama dan terutama kepada orang miskin dan menderita. Kita dipanggil untuk mempersempit jurang pembatas antara orang kaya dan miskin, bahkan kalau perlu menghilangkan pembatas itu, sebab dimata Tuhan kita adalah sama, tidak ada yang kaya dan tidak ada yang miskin. Tuhan tidak melarang kita menjadi kaya, tetapi jangan sampai kekayaan kita itu kita simpan dan habiskan hanya untuk diri sendiri dengan tidap peduli dan tidap punya belaskasih dengan sesama. 

Belas kasih kepada sesama, harus kita nyatakan dengan kerelaan berbagi sukacita dengan orang miskin dan juga belaskasih dan peduli itu kita nyatakan dengan hidup sederhana. Sebab bisa saja kita begitu berbelas kasih kepada orang miskin, tetap penampilan kita yang dengan pakaian dan memakai barang-barang mewah tetap menciptakan jurang perbedaan antara orang kaya dan miskin. Maka semoga kita berbelas kasih kepada sesama yang miskin, seperti Yesus yang penuh belaskasih kepada manusia terutama kepada orang-orang miskin. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)