Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN Hari Minggu PASKAH VI 13 Mei 2012

RENUNGAN Hari Minggu PASKAH VI 
13 Mei 2012 
Kis 10:25-26,34-35,44-48, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, 1Yoh 4:7-10, Yoh 15:9-17 

 BACAAN INJIL: Yoh 15:9-17

 “Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cintakasih orang yang mengorbankan hidupnya bagi sahabat-sahabatnya.” 

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada para murid-Nya, "Sebagaimana Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. S emuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." 

RENUNGAN: 

Alkisah ada seorang keluarga janda miskin yang memiliki seorang puteri kecil nan canti. Anak itu selalu ceria, tetapi dia kurang menyukai ibunya. Sekali waktu anak itu pulang sekolah dengan wajah cemberut dan tanpa sebab marah-marah kepada ibunya. Dia menumpahkan ketidaksenangannya selama ini kepada ibunya dengan tidak mau ketemu ibunya. Sepulang dari sekolah dia masuk kamar dan mengurung diri di kamar, teguran ibunya tidak dihiraukannya dan bahkan seakan dia tidak mau melihat wajah ibunya. Janda miskin itu heran akan perubahan sikap puterinya itu. Janda miskin itu masuk ke kamar anaknya yang berbaring telungkup di tempat tidurnya. Ketika janda itu menyapanya, anak itu malah membelakangi dirinya. 

Dengan penuh kesabaran janda miskin itu menanyakan mengapa dia berubah drastis demikian. Karena janda miskin itu bertanya terus, anak itu dengan nada tinggi mengatakan bahwa dia sudah tidak tahan lagi mendengar ejekan teman-temannya yang mengatakan bahwa dia adalah anak setan. Teman-temannya mengatakan demikian karena wajah ibunya dan tubuh ibunya penuh dengan bekas luka bakar, sehingga ngeri untuk melihatnya. Anak itupun mengatakan bahwa dia malu mempunyai ibu seperti dia. Ibu itu sedih mendengarkan penuturan anaknya itu. 

Dengan suara pelan, janda miskin itu akhirnya menceritakan bagaimana dia mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Janda miskin itu menceritakan peristiwa kebakaran rumah mereka saat gadis kecil itu masih bayi. Saat itu, di masih berada di kamar, api membara dan tidak ada orang yang berani masuk untuk menyelamatkannya. Waktu itu, dia tanpa pikir panjang masuk menerobos api tuk menyalamatkan puterinya, yakni gadis kecil itu. Anaknya selamat dan berhasil di bawa ke luar dari kobaran api, tanpa terbakar sedikitpun sedang sekujur tubuhnya penuh dengan luka bakar. Janda miskin itu menceritakan bahwa itulah sebabnya tubuhnya penuh dengan bekas luka bakar. 

Setelah mendengar cerita itu, puterinya tiba-tiba berbalik, memeluk ibunya dengan erat dan tanpa sungkan dia menciumi wajah ibunya, wajah yang selama ini membuat dia merasa jijik dan malu karena penuh dengan bekas luka bakar. Sejak saat itu pula, gadis kecil itu tidak pernah malu akan kemiskinan mereka dan kondisi ibunya, malah dengan semakin mencintai ibunya, bangga akan ibunya, tidak malu akan ibunya. Hal itu terjadi setelah dia tahu bahwa betapa besar cinta yang dia peroleh dari ibunya sampai-sampai ibunya berkorban hanya untuk dia. 

Kesadaran dan pengalaman beroleh kasih yang luar biasa besar, bisa mengubah seseorang untuk hidup dalam kasih kepada orang lain. Orang yang tidak mengalami bahwa dirinya dikasihi, diapun akan sangat sulit untuk mau mengasihi orang lain. Banyak diantara kita tidak menyadari bahwa hidupnya dikasihi, karena itu pula sulit untuk mengasihi sesama. Namun hari ini Yesus mengatakan bahwa Dia mengasihi kita sama seperti Allah mengasihi Dia. Yesus tinggal dalam kasih Allah Bapa, sehingga kasih itu pula hendak dibagikan-Nya kepada manusia dengan mengasihi manusia. Kasih-Nya kepada kita manusia bukan hanya dalam kata-kata belaka, tetapi dalam suatu tindakan nyata, yakni mau menjadikan kita sebagai sahabat-sahabat-Nya dan dia menjadi sahabat kita. Yesus sebagai sahabat kita manusia, sungguh mengasihi kita sehingga Dia mengorbankan diri-Nya demi kita sahabat-sahabat-Nya. Cinta seorang sahabat harus terbukti dalam kerelaan berkorban demi kebahagiaan sahabat. Itulah cinta kasih yang sejati. 

Cinta kasih Yesus kepada kita membuahkan sukacita besar kepada kita manusia. Sungguh luar biasa kasih Yesus kepada kita. Kasih ini seringkali tidak kita sadari. Banyak orang merasa dirinya tidak mempunyai pengalaman dicintai, karena itu pula dia merasa hidupnya tidak berarti apa-apa, dan karena itu pula dia sulit mengasihi orang lain. Namun hari ini, yakinlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak dikasihi oleh Yesus. Kesadaran ini hendaknya menjadi peneguhan bagi kita, bahwa hidup setiap orang begitu berharga di mata Tuhan, sehingga Tuhan menjadikan kita sehabat-sahabat-Nya dan Dia mau mengorbankan diri-Nya bagi kita manusia. Dengan demikian baiklah kita juga berani menyadari bahwa hidup kita itu sungguh berharga sehingga kita memeliharanya dengan sebaik-baiknya. 

Dalam Injil hari ini, Yesus juga agar tinggal dalam kasih Tuhan berarti kita juga hidup dalam lingkaran kasih Tuhan. Seseorang tinggal dalam kasih Tuhan juga berarti mengikuti perintah Tuhan. Perintah Tuhan sungguh jelas, yakni mengasihi seorang akan yang lain. Orang yang tinggal dalam kasih Allah, dia menyadari bahwa dirinya telah dikasihi Allah, dan diapun akan mau mengikuti perintah Tuhan yakani mengasihi sesama. Namun perlu kita ingat, kasih kepada sesama haruslah kasih seorang sahabat yang rela berkorban demi sahabat-sahabat-Nya. Cinta kasih harus dibuktikan dengan kerelaan berkorban. 

Begitu banyak orang mendambakan kasih dan betapa banyak orang yang begitu mudah mengatakan bahwa dirinya mengasihi sesama atau melakukan perbuatan kasih. Kita bisa temukan orang yang mengatakan dirinya mengasihi sesama, tetapi tidak mau berkorban bagi sesama. Atau betapa sering kita melihat orang yang melakukan perbuatan baik kepada sesama, tetapi ternyata bukan karena mereka menganggap sesama sebagai sahabat-sahabatnya dan melakukan semua itu bukan dengan pengorbanan, namun hanya sebagai penampilan saja. Tentu bukan kasih yang demikian yang diharapkan oleh Tuhan Yesus dari kita. Yesus mengajak kita agar kita juga harus mau mengasihi sesama, membagikan kasih-Nya kepada sesama karena kita sudah menerima kasih dari Dia. 

Mengasihi sesama, pertama-tama menyadari dan bersyukur atas kasih Tuhan yang sudah kita terima, dari kesadaran itu kitapun hendak membagikannya kepada sesama. Mengasihi sesama berarti melihat sesama adalah sahabat dan menempatkan diri sebagai sehabat bagi sesama kita. Cinta kasih sejati, adalah cinta kasih yang rela berkorban kepada sesama, bukan kasih yang hanya dengan kata-kata. Sehingga dalam mengasihi sesama, kita membagikan kasih itu semata-mata, sehingga kitapun harus rela berkorban demi sesama. Kasih yang kita lakukan hendaknya murni karena ingin membagikan kasih Allah, bukan memperalat perbuatan kasih itu. Bisa saja kita melakukan perbuatna baik kepada sesama, tetapi bukan dilandasi oleh kasih. 

Banyak orang melakukan perbuatan baik kepada orang lain, demi mendapatkan keuntungan bagi dirinya, demi mendapat pujian. Dalam hal ini, Petrus memberi contoh bahwa dalam perbuatan kasih harus tetap ada kerendahan hati, ketulusan hati mewartakan kasih Tuhan, bukan mewartakan kasih kita. Petrus dengan tegas mengatakan bahwa dia adalah manusia biasa, ketika ornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Sungguh orang yang hidup dalam kasih, hidup dalam kerendahan hati, hidup semata-mata untuk membagikan kasih Allah, membawa orang agar juga mengalami kasih Allah serta pada akhirnya membawa sesama kepada iman akan Allah. 

Oleh sebab itu, hari ini mari kita sadari bahwa Allah sungguh mengasihi kita. Mari kita tinggal dalam kasih Allah dan kitapun hendaknya hidup saling mengasihi satu sama lain. Kasih yang sejati menuntut kerelaan berkorban. Amin.

Berbagi Informasi: Al-Qaeda berencana rekrut orang Katolik Irlandia

Al-Qaeda berencana rekrut orang Katolik Irlandia 


Seorang staf Al-Qaeda Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa umat Katolik adalah “lahan subur” untuk dijadikan anggota mereka, terutama setelah adanya kemarahan besar terhadap Vatikan dalam kasus skandal dan berbagai kebijakannya yang tidak diterima oleh publik. 

Juru bicara Al-Qaeda AS Adam Gadahn menulis kepada Osama bin Laden pada Januari 2011 dan menyampaikan alasan merekrut orang Katolik, khususnya Irlandia. 

Menurut dokumen rahasia yang ditemukan, dia mendesak bin Laden untuk menggunakan kemarahan publik atas penanganan skandal yang salah oleh Gereja untuk mendorong orang Irlandia untuk masuk Islam. 

Surat itu terdapat dalam dokumen-dokumen yang diduga ditemukan di tempat persembunyian bin Laden di Abbottabad, Pakistan setelah ia dibunuh oleh pasukan elite AS, Mei tahun lalu. 

Pusat Pemberantasan Terorisme, sebuah pusat penelitian yang didanai pihak swasta di US Military Academy, West Point, memuat sejumlah dokumen yang diklaim sebagai milik bin Laden di situsnya kemarin. 

Dokumen-dokumen itu diambil selama penyerangan di rumahnya tahun lalu. Surat dari Gadahn terutama menyoroti strategi untuk mendekati Irlandia, dengan catatan bahwa Irlandia bukan negara yang turut serta dalam perang yang dicetus (mantan) presiden Bush ke Afghanistan. Dokumen itu menyebutkan kemarahan meningkat di Irlandia terhadap Gereja Katolik setelah pengungkapan sejumlah skandal seks dan lain-lain, serta berbicara tentang kelaparan anak muda akibat krisis ekonomi di Irlandia. 

Gadahn menulis bahwa orang Irlandia yang paling religius dari orang Eropa yang atheis, beralih ke sekularisme. “Mengapa kita tidak menghadapkan mereka pada Islam?” tanyanya. 

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

BACAAN Hari Minggu PASKAH VI 13 Mei 2012

BACAAN Hari Minggu PASKAH VI 
13 Mei 2012 
 Kis 10:25-26,34-35,44-48, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, 1Yoh 4:7-10, Yoh 15:9-17 

BACAAN I: Kis 10:25-26,34-35,44-48 
“Rahmat Roh Kudus dicurahkan juga kepada bangsa-bangsa lain.” Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja." Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka. 

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, 

Ulangan: Tuhan memaklumkan penyelamatan-Nya di hadapan segala bangsa. 

Ayat: 
 1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya agung. Tangan-Nya mengerjakan keselamatan, dan lengan-Nya merebut kemenangan. 

2. Tuhan telah memaklumkan penyelamatan-Nya, dan menyatakan keadilan-Nya di hadapan segala bangsa. Tuhan mengingat kasih dan kesetiaan-Nya terhadap umat Israel. 

3. Segala penjuru bumi telah menyaksikan penyelamatan oleh Allah kita. Bersoraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bersorak gembira dan bernyanyilah. 

BACAAN II: 1Yoh 4:7-10 

“Allah adalah cinta kasih.” 

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 

BACAAN INJIL: Yoh 15:9-17 

“Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cintakasih orang yang mengorbankan hidupnya bagi sahabat-sahabatnya.” 

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada para murid-Nya, "Sebagaimana Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V Sabtu 12 Mei 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V 
Sabtu 12 Mei 2012 
(Nereus & Akhilleus, Pankrasius, William Tirri, Leopoldus Mandic) 
Kis 16:1-10, Mzm 100:1-2,3,5, Yoh 15:18-21 

BACAAN INJIL: 
"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku. 

RENUNGAN: 
Tidak ada orang yang senang dan berharap agar dibenti oleh orang lain. Tetapi kebencian bisa terjadi dalam hidup. Seseorang bisa saja dibenci karena kejahatan hidupnya, bisa dibenci karena keburukan orang atau rasa cemburu. Orang juga bisa menderita karena ulah kejahatan orang lain. 

Orang beriman juga bisa dan pasti menghadapi kebencian dari orang lain. Yesus sendiri sudah mengatakan hal ini kepada para murid-Nya. Yesus tahu bahwa para murid akan dibenci oleh orang-orang yang tidak menyukai mereka. Yesus mengatakan demikian karena Dia sendiri sudah mengalaminya. Yesus dibenci dan bahkan menderita, mati di salib bukan karena kejahatan Yesus, tetapi jelas karena Yesus mewartakan kerajaan Allah, mewartakan pertobatan. 

Para pengikuti Yesus juga pasti akan mengalami hal demikian bila setia mengikuti Yesus. Oleh sebab itu sejak awal Yesus mengatakan agar para murid tidak kaget bila mengalami hal demikian. Untuk itu pula Yesus mengatakan bahwa hal demikian pasti akan terjadi karena para pengikuti-Nya bukan lagi berasal dari dunia ini. Artinya kita bukan lagi milik dunia, tetapi sudah menjadi milik Allah. Apa yang dikatakan oleh Yesus memang terjadi dalam kehidupan kita hingga sekarang ini. Hingga sekarang banyak tantangan, tekanan yang dialami oleh umat kristiani. Bahkan tidak jarang terjadi ada orang yang yang ingin meleyapkan hidup orang kristiani. Hal ini kerapkali membuat kita enggan untuk hidup dalam iman. 

Oleh sebab itu, sabda Yesus hari ini hendak menguatkan kita, agar kita tidak usah kaget bila menghadapi tantangan dan tekanan karena iman akan Dia. Kita hendaknya tetap teguh, karena kita adalah milik Tuhan. Dengan keyakinan bahwa kita adalah milik Tuhan, kita percaya bahwa hidup yang tetap setia pada-Nya akan beroleh hidup kekal dan Tuhanpun akan senantiasa berpihak pada kita. Semoga kita tetapi setia dalam iman akan Yesus, kapanpun dan di manapun. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V Jumat 11 Mei 2012 (Ignasius dr Laconi )

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V 
Jumat 11 Mei 2012 (Ignasius dr Laconi )
 Kis 15:22-31, Mzm 57:8-9,10-12, Yoh 15:12-17 

BACAAN INJIL: 
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." 

RENUNGAN: 
Panggilan hidup kristiani adalah kasih. Setiap murid Kristus dipanggil untuk menjadi pelaku kasih dengan mengasihi sesama dan saling mengasihi satu sama lain. Hidup dalam kasih menjadi suatu kewajiban bagi semua murid Kristus, tanpa terkecuali. Kita mengasihi sesama bukan terutama supaya kita dikasihi oleh sesama, tetapi karena kita sudah terlebih dahulu mendapat kasih yang sangat besar dari Tuhan. Sebab Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita sebelum kita mengasihi Dia, bahkan Yesus menjadikan kita sahabat-sahabat-Nya. Lebih dari itu, Yesus sebagai sahabat sejati, Dia relah memberikan nyawa-Nya bagi kita. 

Sungguh luar biasa kasih yang kita terima dari Tuhan. Inilah yang menjadi dasar kita mengasihi sesama. Kasih Allah yang kita terima adalah anugerah terbesar yang kita terima dari Allah. Sebab siapakah sebenarnya kita ini sehingga Tuhan begitu mengasihi kita? Kita hanya manusia biasa, bahkan manusia yang tidak setia, tetapi walau demikian Allah mengasihi kita. Sehingga mengasihi sesama adalah suatu keharusan bagi kita. 

Apakah kita sebagai sahabat-sahabat Yesus yang sudah mendapatkan kasih Tuhan, sudah hidup sebagai sahabat-sahabat-Nya yakni hidup seturut perintah-Nya? Perintah Yesus sungguh jelas yakni hidup saling mengasihi satu sama lain. Mungkin kita mengatakan bahwa kita sudah hidup saling mengasihi satu sama lain. Namun kiranya patut kita renungkan bahwa kasih kita seringkali sesuai dengan kehendak kita, atau kita mengasihi orang lain karena orang itu mengasihi kita. Atau kita mengasihi orang-orang yang mengasihi kita. Atau kita mengasihi sesama hanya dalam kata-kata saja. Yesus sendiri mengatakan kasih yang sejati adalah memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya. Yesus sendiri sudah membuktikan hal ini. 

Jadi dalam mengasihi, hal pertama yang kita lakukan adalah kita harus melihat bahwa orang lain adalah sahabat-sahabat kita yang berharga bagi kita, jadi kita mengasihi sesama bukan karena menganggap mereka lemah, ada dibawah kita. Sesudah itu dalam mengasihi sesama kita harus rela berkorban demi kasih kepada sesama. Nah, kita patut renungkan dalam hati, “Apakah kasih kita sudah mengandung kerelaan berkorban demi sesama?” Semoga hari ini kita menyadari anugerah kasih Allah yang sudah kita terima. Dengan kesadaran dan keyakinan ini, kitapun berani hidup dalam kasih dan mengasihi satu sama lain. Ini adalah perintah Yesus kepada semua yang percaya kepada-Nya. Kasih sejati harus mengandung kerelaan berkorban demi sesama. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V Kamis 10 Mei 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V 
Kamis 10 Mei 2012 
(Antonius dr Florence, Damianus de Veuster) 
Kis 15:7-21, Mzm 96:1-2a,2b-3,10, Yoh 15:9-11 

 BACAAN INJIL: 
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 

RENUNGAN: 

Pada umumnya, kalau kita mengasihi seseorang, tentu kita mengharapkan agar dia juga mengasihi kita. Kasih kita kepada orang lain cenderung karena kita mengharapkan sesuatu, paling tidak kita berharap agar juga dikasihi oleh orang itu. Hal ini memang wajar saja, karena tidak ada orang yang senang bila dibenci oleh orang lain. Namun yang mau kami katakan bahwa kita melakukan yang baik kepada orang lain, juga karena kita punya kepentingan dalam perbuatan itu. 

Begitu jarang orang mengasihi orang yang tidak mengasihinya. Juga begitu jarang orang melakukan sesuatu yang baik, murni demi orang yang diperlakukan baik. 

Berbeda halnya dengan kasih Allah. Allah mengasihi manusia, hanya demi manusia itu sendiri. Kasih-Nya kepada manusia murni hanya demi manusia, Allah tidak punya keuntungan dalam kasih-Nya. Artinya bahwa bila manusia membalas kasih Allah dengan mengasihi Allah, tidak menambah apa2 bagi Allah, bahkan Allah rela berkorban demi kasih kepada manusia. Oleh karena itu, kasih Allah kepada kita sungguh murni demi kebahagiaan manusia itu sendiri. 

Dengan demikian, nyata bagi kita sungguh besar kasih Allah kepada kita manusia. Oleh sebab itu sudah seharusnya kita membalas kasih Allah dengan mengasihi Allah. Semuanya itu demi kebahagiaan kita sendiri. Mengasihi Allah adalah dengan tinggal dalam kasih Allah. Tinggal dalam kasih Allah adalah menuruti perintah Allah dan juga hidup dalam kasih seperti Allah mengasihi kita. Janganlah kiranya kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah tetapi kita tidak menuruti perintah Allah. Atau kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah, tetapi kita tidak meneladan kasih Allah dengan hidup dalam kasih kepada sesama. Kalau kita yakin bahwa Allah mengasihi kita, kitapun harus tinggal dalam kasih Allah dengan mengasihi sesama kita. Tinggal dalam kasih Allah, membuat sukacita kita menjadi penuh. Sukacita itu bukan hanya karena hidup kita terbebas dari perbuatan dosa yang menyengsarakan kita, tetapi karena Allah berarti tinggal dalam diri kita. 

Dengan demikian, Allah sendiri akan semakin melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita. Oleh karena itu, jalan beroleh kebahagiaan penuh adalah hanya dengan tinggal dalam kasih Allah. Amin.

PERTEMUAN DAN PERAYAAN PASKAH UMAT KATOLIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, PEGAWAI SWASTA, APARAT DESA, POLRI DAN TNI SE-PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL TIGALINGGA KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

PERTEMUAN DAN PERAYAAN PASKAH UMAT KATOLIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, PEGAWAI SWASTA, APARAT DESA, POLRI DAN TNI SE-PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL TIGALINGGA KEUSKUPAN AGUNG MEDAN 

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk !” (Markus 16:15) 
 
Sabda Yesus ini ditujukan kepada semua orang yang percaya kepada Dia, sehingga semua orang diutus untuk mewartakan Injil kepada semua orang dalam dunia kehidupannya setiap hari baik itu dalam dunia keluarga, dunia pekerjaan dan dunia kemasyarakatan. Dengan demikian semua yang percaya kepada Yesus diingatkan akan panggilan dan tugas pewartaan dalam mewartakan injil Yesus Kristus. 

Dengan semangat inilah maka diadakan Pertemuan dan Paskahan bersama Umat Katolik yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, aparat Desa, Polri dan TNI yang memang secara nyata bertugas dalam kemasyarakatan. Sehingga dengan perayaan Paskah ini, mereka diingatkan bahwa dalam tugas mereka itu, mereka tidak hanya sekedar mencari nafkah untuk memebuhi kebutuhan hidup tetapi juga sebagai jalan untuk mewartakan Injil Kristus. Gereja juga diharapkan menjadi pewarta Injil, menjadi perpanjangan tangan Gereja untuk mewartakan injil dalam dunia pekerjaan mereka. 

 Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini sudah berlangsung pada hari Sabtu-Minggu, 5 s/d 6 Mei 2012 di Paroki Tigalingga. Pertemuan dan misa diadakan di Aula bawah paroki dengan dihadiri sekitar 80 orang peserta. Jumlah ini sebenarnya bisa lebih diperkirakan sampai 100 orang, tetapi masih ada yang tidak bisa hadir dalam pertemuan ini. Pada hari pertama, pertemuan diisi dengan perkenalan masing-masing peserta. Hal ini kiranya perlu, karena ternyata masih banyak juga peserta yang belum saling kenal, meskipun mereka ada dalam satu paroki. Selanjutnya diisi dengan permenungan dari Diakon Samuel Situmorang O.Carm. Diakon ini memberi tema Spiritualitas pelayanan. Dalam permenungan ini, Diakon menekankan bahwa pekerjaan harus juga dihayati sebagai tugas dan penggilan pelayanan dari Yesus sendiri. Dalam menjalankan tugas pelayanan, harus belajar dari Yesus Sang pelayan sejati. 

Dalam pertemuan ini, juga mengundang Kepala Kepegawaian Kabupaten Dairi, yakni bapak J. Sigalingging, tetapi beliau berhalangan hadir, juga mengundang bapak S. Tinambunan yang saat ini bekerja sebagai kepala Badan Perencanaan Pendapatan Daerah Kabupaten Diari, juga mengundang Kasi Bimas Katolik Kabupaten Dairi yakni bapak M. Sihotang. Mereka semua adalah umat katolik dari Paroki Sidikalang, Mereka menakankan bagaimana seorang pegawai yang katolik bekerja di pemerintahan dan dalam pelayanan masyarakat. Mereka mengharapkan bahwa pegawai yang katolik harus membawa nilai-nilai kekatolikan dalam tugas di manapun. Dalam hal ini bapak S. Tinambunan berbagi pengalaman dengan menceritakan bahwa dia dulunya hanya pegawai bias di pemerintahan, namun karena berusaha menjadi pegawai yang membawa nilai-nilai kekatolikan, dia bisa sampai mendapatkan jabatan yang strategis. Dikatakannya bahwa meskipun dia sudah menghadapi 6 kali pergantian bupati di Dairi, beliau tidak risau dengan jabatannya, karena dia yakin, kalau dia bekerja sebagai pegwai yang katolik, pasti akan tetap mendapat berkat dari Tuhan. 
 
Pada hari kedua kegiatan ini, diisi dengan Misa Minggu bersama umat dari lingkungan paroki bersama keluarga para peserta. Perayaan ekaristi diadakan di Aula bawah paroki. Perayaan ekaristi berjalan dengan baik. Sesudah itu, diadakan acara ramah tamah bersama di tempat yang sama. Dalam acara ramah tama ini, acaranya santai yakni dari peserta atau yang hadir diminta untuk bernyanyi. Walaupun acara bernyanyi secara spontan, namun tetapi beriah, bahkan ternyata lebih menarik daripada acara menortor sebagaimana selama ini biasa dilakukan. Bahkan ternyata, banyak peserta yang suka bernyanyi. Kegiatan ini ditutup setelah makan siang bersama pada jam 13.00 Wib. 
 
Dalam kesan pesan peserta terlontar suatu keinginan bahwa kegiatan ini hendaknya dilanjutkan, bahkan ditingkatkan, bukan hanya sekali setahun, kalau boleh dua kali dalam setahun. Ini semua baik, tetapi tentu tergantung kesediaan peserta untuk melanjutkannya. Semoga pertemuan ini sungguh bermanfaat bagi perkembangan iman umat dalam Gereja Paroki Tigalingga. Sekian dan terimakasih.

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V Rabu 9 Mei 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V 
Rabu 9 Mei 2012 
(Katarina dr Bologna, Georgius Preca) 
Kis 15:1-6, Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5, Yoh 15:1-8 

BACAAN INJIL: 
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." 

RENUNGAN: 
Sekarang ini tidak jarang kita temukan orang yang mengatakan dirinya beragama tetapi dalam kenyataan hidupnya, dia merasa tidak membutuhkan Tuhan. Banyak orang merasa dirinya mampu melakukan semua dalam hidupnya tanpa melibatkan Tuhan, sehingga merasa apa yang mereka miliki adalah hanya karena usaha dan kerja keras mereka sendiri. Orang yang demikian menggantungkan hidupnya pada apa yang mereka miliki. 

Ada pula orang beriman yang percaya pada Tuhan dan tetapi yakin bahwa dia membutuhkan Tuhan dalam hidupnya, namun sayang bahwa dia hidup hanya untuk dirinya sendiri. Orang demikian hidupnya tidak menghasilkan buah. 

Baik orang yang menganggap tidak membutuhkan Tuhan dalam hidupnya dan orang yang menganggap membutuhkan Tuhan tetapi tidak menghasilkan buah, tentu bukanlah hidup para murid yang percaya pada Yesus. Murid yang percaya pada Yesus pasti percaya bahwa Yesuslah sumber hidup, hidup hanya daripada-Nya dan karena berkat-Nyalah kita memiliki apa yang kita miliki saat ini. Para murid Kristus juga, hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi hidup yang menghasilkan buah. 

Hari ini Yesus mengatakan bahwa Dia adalah pokok anggur yang benar dan kita adalah ranting-ranting-Nya. Seperti ranting, hidup kita harus melekat pada Tuhan agar kita bisa hidup. Hidup yang melekat pada Tuhan, juga akan menghasilkan buah, karena Tuhan sendiri akan membersihkan kita agar kita menghasilkan buah. Maka semoga kita selalu menyadari bahwa kita harus bersatu dengan Tuhan agar kita hidup dan berbuah. Iman kita harus menghasilkan buah yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Amin.

Berbagi Berita: Pemerintah Aceh segel gereja Katolik dan Protestan

Pemerintah Aceh segel gereja Katolik dan Protestan
 
l Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam menyegel beberapa gereja 1 Mei lalu karena gereja-gereja tersebut tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bersama (Perber) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri serta Peraturan Gubernur. 

“Ada tiga Gereja Katolik di Paroki St. Mikael Tumbajae-Manduamas yakni Gereja Stasi Kampong Napagaluh, Stasi Laembalno dan Stasi Suka Makmur, serta beberapa Gereja Protestan yang disegel secara serempak”, demikian kata Frater Frans R. Zai, OFMCap, yang merupakan salah satu utusan dari Seksi Komunikasi Sosial Keuskupan Sibolga dan turun ke lokasi Minggu (6/5). 

Ia bersama Dekenus Tapanuli Pastor Servasius Sihotang OFMCap, dan Pastor Pembantu Paroki Tumbajae Pastor Sebastianus Sihombing OFMCap. 

Menurutnya, umat sangat kecewa lantaran Gereja mereka tiba-tiba disegel tanpa pemberitahuan sebelumnya. “Anehnya surat pemberitahuan penyegelan baru muncul setelah gereja disegel”, kata Frater Frans. Ia menjelaskan, gereja-gereja tersebut sudah lama berdiri. Sebagai contoh, Gereja Kampong Napagaluh yang telah berdiri sejak tahun 1974. 

“Mengapa setelah 38 tahun baru ditutup oleh pemerintah. Padahal, SKB Menteri dan Peraturan Gubernur baru muncul beberapa tahun belakangan?”, kata Frater Frans. Sesuai informasi yang mereka peroleh, anggota Front Pembela Islam (FPI) dari Kecamatan Aceh Singkil dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menjadi pelaku di lapangan dalam proses penyegelan ini. Meski sebagian pelakunya adalah FPI, namun menurut Frater Frans, motif tindakan penyegelan ini bukan karena adanya konflik sosial atau konflik antaragama.

 ”Motifnya lebih sebagai imbas dari masalah Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada)”, ujarnya. Ia bercerita, salah seorang kandidat yang kemudian memenangi Pemilukada sebelum terpilih berjanji akan mengurus semua IMB Gereja yang sudah lama berdiri. Merasa diuntungkan dengan hal ini, maka hampir semua umat Katolik dan Protestan mendukungnya. Setelah ia menang, pesaingnya, yang salah satunya adalah bupati lama merasa jengkel. ”Lantas, munculah aksi penyegelan demi memicu konflik sosial. Harapan bupati tersebut, bila konflik horisontal meletus maka bisa diadakan Pemilukada ulang”, jelas Frater Frans. Ia menambahkan, pihak Keuskupan Sibolga akan mencari solusi masalah ini lewat dialog. ”

Pada Kamis 10 Mei, kami akan mengundang Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), Kementerian Agama Provinsi Aceh dan Musyawarah Pimpinan Daerah Aceh Singkil untuk berdialog. Masalah ini perlu segera diselesaikan”. Kata Frater Frans, Minggu kemarin, umat merayakan Misa di rumah umat demi menjamin keamanan. 

Theophilus Bella, Sekertaris Jenderal Religions for Peace Indonesia berpendapat, tindakan Pemerintah Aceh wajib dikritisi. “Jangan hanya karena kalah dalam Pemilukada, yang kena imbasnya umat Kristen”, katanya ketika dihubungi hari ini. Ia menjelaskan, akan berusaha menghubungi pemerintah guna memediasi penyelesaian konflik ini. ”Pemerintah setempat tidak boleh bertindak semena-mena terhadap kelompok Katolik dan Protestan yang adalah kaum minoritas”, tegasnya. Oleh Ryan Dagur
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V Selasa 8 Mei 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V 
Selasa 8 Mei 2012 
(Aloisius Rabata, Yeremias dr Salakhia) 
Kis 14:19-28, Mzm 145:10-11,12-13ab,21, Yoh 14:27-31a 

BACAAN INJIL: 
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini." 

RENUNGAN: 

Mengapa manusia menderita? Pertanyaan ini masih kerap terlontar karena ternyata masih banyak terjadi penderitaan dan bahkan seakan penderitaan sekarang ini jauh lebih hebat. Pertanyaan ini mungkin kita pertanyakan karena Yesus dalam injil hari ini mengatakan bahwa Dia meninggalkan damai sejahtera bagi kita. Kalau Yesus menginggalkan damai sejahatera, mengapa manusia dan juga para murid-Nya juga masih mengalami kegelisahan dan penderitaan hidup? Bagaimana kita mengerti sabda Yesus hari ini? 

Yesus mengatakan bahwa Dia meninggalkan damai sejahatera kepada kita, tetapi kenyataan yang kita hadapi dalam hidup jauh dari damai sejahtera. Memang sulit mengerti sabda Yesus hari ini, dan Yesus sendiripun mengatakan bahwa damai sejahtera yang diberikan-Nya tidak sepertti yang diberikan oleh dunia. Sehingga mengerti damai sejahterapun, bukan seperti yang kita pikirkan. Menurut pikiran dunia atau pikiran kita, kita merasa damai sejahtera bila kita terlepas dan pendiritaan hidup, terlepas dari persoalan hidup, kita merasa damai bila kita memiliki banyak uang atau harta, mempunyai jabatan atau pangkat. Inilah damai menurut manusia atau dunia. Namun kiranya itu semua hanya damai sesaat dan hanya menurut pikiran kita, tidak menjamin hidup yang damai. Hanya dalam Tuhan lah ada damai sejahtera dan hanya Tuhanlah yang bisa memberi hidup yang damai sejahtera. 

Damai sejahtera yang dimaksudkan oleh Tuhan adalah Tuhan senantiasa mengasihi kita dan Dia senantiasa selalu hadir bersama kita untuk membantu kita. Penderitaan dan persoalan hidup yang mendatangkan kegelisahan hidup adalah bagian hidup manusia sebagai ciptaan, manusia yang tidak sempurna. Namun persoalan dan penderitaan itu membuat orang menjadi gelisah karena merasa tidak punya kemampuan dalam menghadapinya dan orang menjadi semakin gelisah karena merasa sendiri dalam menghadapinya semuanya. Namun bila orang sadar bahwa dia tidak punya kemampuan dalam menghadapi persoalan hidupnya tetapi percaya bahwa Tuhan ada bersama dengan dia, maka kegelisahan hidup tidak akan sempat berdiam dalam dirinya dan dia mempunya kekuatan dan keberanian menghadapinya semuanya. 

Keyakinan bahwa Tuhan selalu mengasihi kita dan selalu ada bersama dengan kita, itu semua menjadi kekuatan kita untuk menghadapi persoalan, pederitaan hidup dan juga dalam menghalau kegelisahan dalam hidup kita. Orang kristen tidak lepas dari penderitaan, persoalan dan kegelisahan hidup. Tetapi orang kristiani yang percaya pada Tuhan, mempunya kekuatan dari Allah dalam menghadapi persoalan, penderitaan dan kegelisahan dalam hidupnya. Dari sebab itu, bila kegelisahan hidup menghampiri kita, datanglah kepada Yesus dan percayalah pada-Nya, karena Dia telah memberi damai sejahtera kepada kita. Sehingga agar kita bisa merasakan damai sejahtera yang telah diberikan Yesus kepada kita, kita harus percaya kepada-Nya dan menjalin hubungan yang akrab dengan Yesus. Amin.

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V Senin 7 Mei 2012

RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH V 
Senin 7 Mei 2012 
(Maria dr St. Yosep Kis 14:5-18, Mzm 115:1-2,3-4,15-16, Yoh 14:21-26 

BACAAN INJIL: 
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 

RENUNGAN: Betapa sering kita temui orang yang hidup sesuai dengan apa yang mereka katakan. Banyak kita temui orang yang berkata manis, berkata baik tetapi hidup mereka tidak seperti yang mereka katakan. Memang mengatakan yang baik sangat mudah, tetapi begitu sulit untuk melakukan yang baik seperti apa yang kita katakan. 

 Demikian juga halnya dalam hidup beriman. Tidak sedikit orang yang mengatakan dirinya beriman, tetapi mereka tidak hidup seperti yang dikehendaki oleh iman. Lebih sering lagi kita temukan orang yang begitu pintar mengucapkan dan menerangkan sabda Tuhan, tetapi mereka tidak melakukannya. Seakan bahwa sabda Tuhan itu hanya untuk dihapalkan atau disampaikan kepada orang lain saja. 

Oleh karena itulah, kita patut merenungkan sabda Yesus hari ini yang mengatakan bahwa orang yang memegang perintah-Nya dan melakukannya mereka itulah yang sungguh mengasihi Dia dan merekapun akan dikasihi oleh Allah. Itu berarti iman atau kasih kepada Allah harus tampak dalam sikap hidup yang berpegang teguh pada sabda Tuhan dan melakukannya dalam hidup. 

Beriman bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dalam perbuatan hidup. Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa orang yang sungguh mengasihi Allah, merekapun akan dikasihi Allah. Perkataan ini bukan berarti bahwa Allah tidak mengasihi semua manusia. Allah mengasihi semua manusia, juga manusia yang tidak mengasihi-Nya. Namun kiranya mereka yang sungguh mengasihi Allah, mereka itu akan beroleh rahmat dari Tuhan. Mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh menjadi syarat untuk beroleh rahmat Allah. 

Dalam hal ini, betapa seringnya kita mengharapkan atau memohon berkat dari Tuhan, tetapi kita sendiri tidak mengasihi Dia yakni tidak berpegang teguh pada perintah Allah dan tidak melakukannya. Kalau kita mau mengharapkan kasih Allah, kita harus terlebih dahulu mengasihi Dia dengan sungguh-sungguh. Namun yang sering terjadi, kita hanya menuntut Allah, padahal kita sendiri tidak pernah mengasihi-Nya dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian, orang yang mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, merekalah yang berhak beroleh rahmat Tuhan. Amin.

Pesan Paus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-46

Pesan Paus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-46 

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-46 
 Keheningan dan Kata: Jalan Evangelisasi 
20 Mei 2012 

Saudara dan Saudariku yang terkasih, 

Menjelang hari Komunikasi Sedunia tahun 2012, saya ingin berbagi dengan anda beberapa permenungan tentang salah satu aspek dari proses komunikasi manusia yang meskipun penting, sering diabaikan, dan kini tampaknya sangat perlu untuk diingat. Ini menyangkut hubungan antara keheningan dan kata: dua aspek komunikasi yang perlu dipertahankan agar tetap berimbang, untuk diterapkan secara bergantian dan diintegrasikan satu sama lain jika ingin mencapai dialog yang otentik dan hubungan kedekatan yang mendalam di antara manusia. Ketika kata dan keheningan terpisah satu dengan yang lain, komunikasi menjadi putus entah karena keterpisahan itu menimbulkan kebingungan atau karena, sebaliknya, menciptakan suasana dingin. Namun apabila mereka saling melengkapi, komunikasi memperoleh nilai dan makna. 

Keheningan adalah unsur utuh dari komunikasi; tanpa keheningan, kata yang kaya pesan tak akan ada. Dalam keheningan, kita lebih mampu mendengar dan memahami diri kita sendiri, gagasan-gagasan dapat lahir dan mencapai kedalaman makna. Dalam keheningan, kita memahami dengan lebih jelas apa yang ingin kita katakan, apa yang kita harapkan dari orang lain dan bagaimana mengungkapkan diri. Dengan keheningan, kita membiarkan orang berbicara dan mengungkapkan dirinya; dan kita mencegah diri kita terpatok pada kata-kata dan gagasan kita sendiri tanpa ditelaah secara memadai. Dengan demikian, ruang yang diciptakan untuk saling mendengar dan membangun hubungan manusiawi menjadi lebih mungkin. 

Seringkali dalam keheningan, misalnya, kita melihat adanya komunikasi paling otentik antara orang yang sedang jatuh cinta: gerak-gerik, ekspresi wajah dan bahasa tubuh adalah tanda-tanda mereka mengungkapkan dirinya bagi yang lain. Kegembiraan, kecemasan dan penderitaannya dapat dikomunikasikan semuanya dalam keheningan. Sesungguhnya bagi mereka, keheningan merupakan cara mengungkapkan diri yang sangat kuat. Maka keheningan membuka jalan bagi komunikasi yang lebih aktif, yang bila disertai kepekaan dan kemampuan untuk mendengar, ia mampu mewujudkan takaran dan kodrat hubungan yang benar oleh mereka yang terlibat dalamnya. Ketika pesan dan informasi melimpah ruah, keheningan menjadi hakiki untuk membedakan mana yang penting dan mana yang tidak berguna atau sekuder. Permenungan yang lebih mendalam membantu kita menemukan jalinan antara peristiwa-peristiwa yang tampaknya tidak berkaitan, mengevalusasi, menganalisis pesan dan hal ini memungkinkan kita berbagi pendapat yang bijaksana dan relevan, sehingga melahirkan suatu stuktur otentik mengenai pengetahuan yang kita miliki bersama. Agar hal ini terjadi, perlu dikembangkan lingkungan yang sesuai, sejenis ‘ekosistem' yang mempertahankan keseimbangan antara keheningan, kata-kata, gambar dan suara. 

Proses komunikasi pada saat ini sebagian besar dipicu oleh pertanyaan pencarian jawaban. Mesin pencari dalam jejaringan sosial telah menjadi titik awal komunikasi bagi banyak orang yang mencari saran, gagasan, informasi dan jawaban. Di zaman kita, internet lebih menjadi sebuah forum untuk pertanyaan dan jawaban. Memang, manusia zaman kini sering diterpa dengan jawaban-jawaban untuk pertanyaan yang tidak pernah mereka ajukan dan kebutuhan yang tidak pernah mereka sadari. Bila kita mengenal dan berfokus pada pertanyaaan-pertanyaan yang sungguh-sungguh penting, maka keheningan adalah suatu modal berharga yang memampukan kita untuk memiliki ketrampilan membedakan secara tepat berhadapan dengan meningkatnya stimulus dan data yang kita terima. Bagaimanapun juga, di tengah kerumitan dan keragaman dunia komunikasi, banyak orang dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan utama tentang keberadaan manusia: siapakah saya? Apa yang dapat saya tahu? Apa yang harus saya lakukan? Apa yang boleh saya harapkan? Hal ini penting untuk memberikan jawaban kepada mereka yang seringkali melontarkan pertanyaan-pertanyaan serupa dan membuka kemungkinan untuk sebuah dialog yang mendalam- melalui sarana kata-kata dan tukar pikiran- tetapi juga melalui panggilan untuk permenungan yang hening; sesuatu yang seringkali lebih berharga ketimbang jawaban yang tergesa-gesa, sekaligus memberikan kemungkinan kepada para pencari jawaban menjangkau kedalaman diri dan membuka diri bagi jalan menuju pengetahuan yang telah diukir Allah dalam sanubari manusia. 

 Pada akhirnya, pertanyaan-pertanyaan yang senantiasa dilontarkan ini menunjukkan kegelisahan manusia yang tiada hentinya mencari kebenaran- dari yang terpenting hingga yang kurang penting- yang dapat memberikan makna dan harapan bagi kehidupan mereka. Kaum laki-laki dan perempuan tidak boleh merasa puas dengan tukar pikiran dan pengalaman hidup yang dangkal dan meragukan tanpa mempertanyakannya. Kita semua sedang mencari kebenaran dan memendam kerinduan yang sama lebih dari masa yang pernah ada: "ketika manusia berbagi informasi, mereka telah berbagi diri mereka, pandangan mereka tentang dunia, harapan dan gagasan mereka" (Pesan Hari Komunikasi Sedunia tahun 2011). 

Kita perlu menaruh perhatian terhadap berbagai jenis website (laman), aplikasi dan jejaring sosial yang dapat membantu manusia zaman ini menemukan waktu untuk permenungan dan pertanyaan sejati sekaligus menciptakan ruang untuk keheningan dan kesempatan untuk berdoa, meditasi, atau syering Sabda Allah. Melalui kalimat-kalimat yang singkat namun padat, seringkali tidak lebih panjang dari sebuah ayat dalam Kitab Suci, sebuah pemikiran yang mendalam dapat dikomunikasikan, asalkan mereka yang terlibat dalam percakapan itu tidak mengabaikan perlunya pertumbuhan hidup batin mereka sendiri. Tidak mengherankan bahwa berbagai tradisi agama yang berbeda menganggap kesendirian dan keheningan sebagai suatu keadaan yang membantu manusia menemukan kembali diri mereka dan kebenaran yang memberikan makna bagi segala hal. Allah dalam wahyu Kitab Suci berbicara juga tanpa kata-kata: ‘seperti yang terungkap oleh Salib Kristus, Allah juga berbicara melalui keheningan. Keheningan Allah, pengalaman berjarak dari Allah yang mahakuasa adalah tahapan yang menentukan dalam perjalanan duniawi Putra Allah, Sabda yang menjelma . . . .keheningan Allah memperkaya kata-kata-Nya yang disampaikan sebelumnya. Dalam masa-masa kegelapan seperti inilah, Dia berbicara melalui rahasia keheningan-Nya" (Verbum Domini,21). Dalam keheningan Salib, kasih Allah dihidupi sedemikian sehingga menjadi sebuah pemberian yang paling utama. Setelah kematian Kristus, ada keheningan besar di atas bumi dan pada hari Sabtu Suci, ketika sang Raja meninggal ... Allah wafat dalam daging dan membangkitkan mereka yang telah wafat sejak berabad-abad yang lalu" ( bacaan pada Hari Sabtu Suci); suara Allah bergema kembali, dipenuhi kasih bagi umat manusia. 

Jika Allah berbicara kepada kita, bahkan dalam keheningan, kita pada gilirannya menemukan dalam keheningan kemungkinan berbicara dengan Allah dan tentang Allah. "kita membutuhkan keheningan untuk kontemplasi yang mengantar kita kepada titik dimana sang Sabda, yaitu Sabda penebusan, lahir. (Homili, Perayaan Ekaristi bersama para anggota Komisi Teologi Internasional, 6 Oktober 2006). Apabila kita berbicara tentang kebesaran Allah, bahasa yang kita pergunakan tidak selalu memadai, dan dengan demikian, kita perlu membuka ruang untuk kontemplasi dalam keheningan. Dari kontemplasi itu, lahirlah dengan segala kekuatan batin, kerinduan yang mendesak akan perutusan, suatu kebutuhan ‘mengkomunikasikan apa yang telah kita lihat dan dengar" sehingga semua orang memperoleh persekutuan dengan Allah. (1 Yoh 1:3). Kontemplasi hening menyelimuti kita di dalam sumber cinta kasih yang menuntun kita bertemu dengan sesama sehingga kita dapat merasakan penderitaan mereka dan menyampaikan kepada mereka terang Kristus, amanat kehidupan dan karunia penyelamatan-Nya yang penuh kasih. 

Maka, dalam kontemplasi yang hening, sang Sabda kekal, yang oleh-Nya dunia diciptakan, sungguh-sungguh hadir dan kita menjadi sadar akan rencana penyelamatan Allah yang terpenuhi melalui sejarah kita oleh perkataan dan perbuatan. Seperti yang ditandaskan oleh Konsili Vatikan II kepada kita, wahyu Ilahi digenapi oleh ‘perbuatan dan perkataan' yang mengandung kesatuan di dalamnya: sehingga perbuatan-perbuatan yang dilakukan Allah dalam sejarah keselamatan, mewujud dan menggenapi pengajaran dan kenyataan yang ditandai dengan perkataan; sementara kata-kata itu pada gilirannya menyatakan perbuatan dan mengungkapkan rahasia yang tersembunyi di dalamnya"(Dei Verbum, 2). Rencana penyelamatan ini mencapai puncaknya dalam diri Yesus dari Nazareth, pengantara dan pemenuhan semua wahyu. Ia memperkenalkan diri kepada kita wajah yang benar dari Allah Bapa dan oleh salib-Nya dan kebangkitan-Nya Ia membebaskan kita dari perbudakan dosa dan kematian kepada pembebasan anak-anak Allah. Pertanyaan medasar tentang makna keberadaan manusia menemukan jawabannya dalam misteri Kristus yang mampu membawa damai bagi hati manusia yang gelisah. Pertusan Gereja berasal dari misteri ini dan itulah misteri yang mendorong orang-orang Kristiani menjadi pembawa harapan dan keselamatan, saksi-saksi akan kasihAllah yang menjunjung martabat manusia serta membangun keadilan dan damai. 

Kata dan keheningan: belajar berkomunikasi adalah belajar untuk mendengar dan merenung sebagaimana berbicara. Hal ini terutama penting bagi mereka yang terlibat dalam karya evangelisasi: baik keheningan maupun kata adalah unsur hakiki, bagian utuh karya komunikasi Gereja demi pembaruan karya pewartaan Kristus zaman ini. Kepada Bunda Maria, yang dalam keheningannya "mendengarkan Sabda dan menjadikannya mekar" (Doa pribadi di Loreto, 1 September 2007), saya mempercayakan semua karya evangelisasi yang Gereja laksanakan melalui sarana komunikasi sosial. Vatikan, 24 Januari 2012, Pesta Santo Fransiskus dari Sales Paus Benediktus XVI.
Disadur dari: www.mirifica.net

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)