Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN MASA ADVEN : KAMIS 5 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA ADVEN : KAMIS 5 DESEMBER 2013 
(Yohanes dr Damsyik, Adolph Kolping) 
Yes. 26:1-6; Mzm. 118:1,8-9,19-21,25-27a; Mat. 7:21,24-27 

BACAAN INJIL: 
'Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga, dan setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya'. 

RENUNGAN : 
Kita pasti sudah sering berseru kepada Tuhan, baik itu dengan mengatakan bahwa kita percaya kepada Tuhan maupun berseru dalam arti kita berdoa berseru memohon pertolongan Tuhan. Namun kiranya bisa saja kita berseru, hanya berseru, tidak berseru dengan penuh iman. Seruan yang demikian hanya sekedar suara yang berkumandang bukan seruan iman dan pada akhirnya seruan itu tidak sampai kepada Tuhan. 

Sabda Yesus hari ini mengatakan bahwa bukan setiap orang yang berseru-seru, “Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi orang yang melakukan kehendak Bapa-Nya dan mendengarkan perkataan-Nya. Memang kiranya kita sering berpikir demikian. Tidak jarang kita berseru kepada Tuhan manakala kita mempunyai permohonan kepada Tuhan. Kalau kita tidak mempunyai permohonan kepada Tuhan, kita tidak berseru. Seruan kitapun seringkali tidak dengan penuh iman, hanya seruan seumpama seritan hati yang hendak kita luapkan begitu saja. 

Apa yang dikatakan Yesus juga menjadi suatu teguran bagi kita karena seringkali kita berpikir bahwa beriman itu hanya sekedar mengatakan percaya kepada Tuhan. Tidak sedikit orang beriman yang begitu pintar berseru kepada Tuhan, pintar menyerukan suara Tuhan, tetapi tidak melakukan perintah-perintah Tuhan. Atau dengan kata lain, seruan imannya tidak selaras dengan hidup yang seturut kehendak Tuhan. Orang juga berpikir bahwa hanya dengan mengaku diri beriman kepada Tuhan, dia sudah layak masuk surga. 

Oleh sebab itu, kita harus merenungkan sabda Tuhan hari ini. Kita hendaknya tidak hanya mengaku diri beriman, tidak hanya berseru “Tuhan” ketika dalam doa dan membutuhkan sesuatu kepada Tuhan, bukan pula menyerukan nama Tuhan dalam nyanyian pujian. Tetapi yang terutama adalah malakukan kehendak Bapa di surga dan mendengarkan sabda Yesus. 

Hidup yang mendengarkan sabda Tuhan, berarti kita membiarkan Tuhan bekerja adalam diri kita, membiarkan Tuhan meraja atas hidup kita, dengan demikian, Tuhan sendiri akan menjadi kekuatan bagi kita sehingga kitapun seperti mendirikan rumah di atas bata yang kuat. Selain berseru kitapun harus mendengarkan sabda Tuhan. Yang sering terjadi, sebagai seorang murid, kita hanya berseru tetapi tidak mau mendengarkan sabda Tuhan. Kalau kita berseru kepada Tuhan, kitapun harus mau mendengarkan sabda Tuhan dalam hidup kita. Amin.

RENUNGAN MASA ADVEN : RABU 4 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA ADVEN : RABU 4 DESEMBER 2013
 (Yohanes dr Damsyik, Adolph Kolping) 
Yes. 25:6-10a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 15:29-37 

BACAAN INJIL: 

Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh. 

RENUNGAN : 
Dlm injil hari ini, Yesus mengajar n menyembuhkan org banyak pd waktu itu juga memberi mereka makan sampe kenyang karena Yesus tdk menghendaki mereka pulang kelapara. Yesus sudah mengajar, menyembuhkan orang sakit,kiranya mereka itu sudah cukup disegarkan dan udah kuat berjalan pulang. Namun Yesus tidak menyuruh mereka untuk pergi, karena Yesus khawatir akan hidup mereka dalam perjalan pulang, sebab Yesus tahu mereka kelaparan. 

Sungguh Yesus sangat peka atas hidup mereka, tidak membiarkan hal yang tidak baik terjadi kepada mereka. Oleh sebab itu, Yesus memberi mereka makan. Saat itu pasti Yesus lelah karena banyak bekerja, namun kelelahan tidak mengalahkan kasih Yesus kepada orang banyak itu. Sungguh berlipat ganda sukacita yang didapatkan orang banyak itu pada saat itu. 

Namun hal itu menjadi suatu sukacita yang mengatakan kepada kita bahwa Yesus itu Tuhan yang penuh belaskasih. Yesus tidak hanya sekedar mengasihi kita, tetapi Dia sangat peduli dengan hidup kita, Dia tidak akan pernah membiarkan kita mati kelapatan, tidak akan pernah membiarkan sesuati yang tidak baik terjadi atas diri kita, Dia pasti bersegera menolong kita. Yesus tidak pernah berhenti dan tidak pernah merasa lelah untuk menolong kita. Yesuspun tidak pernah berpikir sudah cukup banyak berbuat baik dan Dia juga tdk pernah merasa lelah dlm berbuat baik kpd kita.Dia selalu dan selamanya akan memberikan berkat-Nya n berbuat baik kpd kita. Kitapun hendaknya meneladan hidup Yesus yang sungguh melayani kita dengan total. 

Kiranya sungguh berbeda dengan pelayanan yang seringkali kita lakukan. Kita seringkali menghitung pelayanan perbuatan baik yang kita lakukan kepada sesama kita. Ketika kita sudah membantu sesama atau seseorang, kita membantu seadanya saja dan bahkan tidak dengan sepenuh hati. Sangat jarang kita membantu seseorang lebih dari sekali, kita seringkali merasa sudah cukup dalam membantu sesama kita. Hal itupun seringkali kita lakukan dalam hidup iman kita. Kita merasa sudah cukup banyak ambil bagian dalam pewartaan kita lewat kegiatan Gereja. Dengan demikian kita menuntut balasan dari Tuhan sendiri. Tidak sedikit pula umat yang berpikir bahwa dia sudah cukup melayani dengan memberi waktu dan tenaganya saja. 

Banyak orang yang berpikir demikian. Sering orang begitu aktif dalam kegiatan gereja, juga dalam kegiatan amal, memberi waktu untuk kegiatan Gereja tetapi kalau dimintai sumbangan atau berkorban uang, dia begitu sulit. Pewartaan atau pelayanan kita belumlah sempurna bila kita belum 'memberi makan' atau berbagi berkat Tuhan yg kita terima kepada sesama yg kelaparan n menderita. Semoga dalam pelayanan,kita tdk setengah2 tapi melayani secara total.

RENUNGAN MASA ADVEN : SELASA 3 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA ADVEN : 
SELASA 3 DESEMBER 2013 
(PESTA SANTO FRANSISKUS XAVERIUS) 
 1Kor. 9:16-19,22-23; Mzm. 117:1,2; Mrk. 16:15-20 

BACAAN INJIL: 
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. 

RENUNGAN :
 "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. “ 

Perintah Yesus untuk mewartakan Injil ditujukan kepada semua orang yang percaya kepada Dia. Jadi tanpa terkecuali, semua orang kristen harus ikut ambil bagian dalam mewartakan Injil. Dalam perutusan itu juga dikatakan bahwa Injil diwartakan kepada semua makhluk, bukan hanya kepada orang tertentu. Mewartakan Injil berarti bewartakan keselamatan Allah yang dibawa oleh Yesus, yang diperuntukkan kepada semua orang. 

Namun seringkali orang berpikir bahwa tugas mewartakan injil adalah tugas orang-orang tertentu yang mendapat panggilan khusus untuk itu. Atau orang berpikir bahwa dirinya tidak sanggup ikut mewartakan injil karena tidak berani dan tidak punya modal untuk itu. Banyak alasan orang untuk tidak melaksanakan tugas ini. Sebenarnya semuanya itu hanyalah alasan karena sering kali berpikir bahwa beriman itu hanya sekedar percaya. 

Benar iman berarti percaya kepada Yesus yang adalah Tuhan Penyelamata. Namun kiranya itu tidaklah cukup karena dalam iman itu mengandung perutusan dari Yesus sendiri. Sebagaimana Yesus membawa keselamatan bagi semua orang dan berharap semua orang beroleh keselamatan, maka Dia mengutus kita menjadi pewarta Injil kepada semua orang. Tuhan tidak meminta kita meninggalkan pekerjaan kita dan pergi ke tempat jauh sebagaimana yang dilakukan oleh Fransiskus Xaverius, tetapi meminta kita mewartakan Injil dalam dunia kita masing2 setiap hari. Sehingga hidup dan pekerjaan kita sekaligus sebagai pewartaan kpd sesama. 

Tujuan pewartaan adalah supaya org menjadi percaya kpd Tuhan.Dengan demikian,kita ikut ambil bagian dlm karya keselamatan Tuhan bagi sesama. Perutusan Yesus adalah sungguh anugerah dan rahmat yg membahagiakan krn Tuhan meminta n mengutus kita mewartakan Injil kpd semua mahkluk.

RENUNGAN MASA ADVEN : SENIN 2 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA ADVEN : SENIN 2 DESEMBER 2013 
 (Maria Angela Astorch, Edmund Campion, Robertus Southwell) 
Yes. 2:1-5, atau Yes. 4:2-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9; Mat. 8:5-11 

BACAAN INJIL: 
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 

RENUNGAN : 
Apakah iman kita sudah layak untuk dipuji? Kiranya pertanyaan ini patut kita renungkan pada masa adven ini. Maksud pertanyaan ini adalah bukan berarti bahwa kita ingin supaya dipuji sebagai orang beriman, tetapi kita hendak melihat sejauh mana kita sungguh-sungguh menghayati iman kita. 

Dalam injil hari ini, Yesus memuji iman seorang perwira dan bahwa sampai-sampai Yesus mengatakan bahwa Yesus tidak pernah menjumpai iman sebesar iman perwira itu di kalangan orang israel. Yesus memuji iman perwira itu karena perwira itu penuh cinta kasih kepada sesama yang dalam hal ini hambanya yang sedang sakit keras dan diapun begitu rendah hati meyadari ketidakpantasannya di hadapan Tuhan. 

Perwira itu mempunyai seorang hamba yang sedang terbaring sakit karena lumpuh dan dia sangat menderita. Dia begitu kasihan dengan hambanya itu sehingga pergi menghadap Yesus agar Yesus berkenan menyembuhkannya. Sungguh luar biasa cinta perwira itu kepada hambanya yang sedang sakit. Sebagai seorang perwira, wajar saja bila sekiranya dia memecat hambanya itu karena tidak lagi bisa melayani dia, tetapi dia tidak melakukan demikian, malahan memohon agar Yesus menyembuhkannya. Perwira itu datang sendiri menghadap Yesus, padahal sebenarnya bisa saja dia menyuruh orang lain atau bawahannya yang lain untuk meminta kepada Yesus, namun dia datang sendiri. Mengapa dia tidak menyuruh orang lain atau bawahannya untuk meminta kepada Yesus? Inilah salah satu tanda memang dia rendah hati dan sangat mencintai sesamanya juga hambanya. 

Kerendahan hati perwira itu semakin nyata ketika dia menolak Yesus datang ke rumahnya ketika Yesus mengatakan akan datang ke rumahnya untuka menyembuhkannya. Perwira itu merasa tidak layak menerima kehadiran Yesus ke rumahnya karena dia sadar bahwa dirinya adalah berdosa, rumahnya tidak layak menerima kehadiran Yesus yang mahakuasa dan mahakudus. Perwira itupun percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya itu hanya dengan bersabda sepatah kata saja, tidak perlu datang ke rumahnya. 

Yesus sungguh heran dan memuji kedalaman iman perwira itu. Seorang perwira, atasan atau orang kaya yang biasanya dianggap tidak beriman, tetapi perwira itu sungguh beriman. Imannya nyata dalam kerendahan hati di hadapan sesama sehingga dia tidak merasa lebih tinggi dari orang lain, tidak memandang rendah orang lain juga hambanya dan bahkan sangat peduli dengan orang lain juga orang kecil yang dalam hal ini hambanya. Kedalaman iman perwira itu juga nyata dalam sikapnya yang tidak menganggap dirinya layak di hadapan Allah walaupun dia bersikap baik dan beriman. Imannya juga nyata dalam hidupnya yang mau repot untuk menolong hambanya yang sedang sakit. Bagaimana dengan hidup iman kita? 

Kita sudah lama percaya kepada Yesus, namun bisa saja iman kita tidak sedalam iman perwira itu sehingga Yesus belum menemukan iman yang dalam atas diri kita. Kalau kita sungguh beriman, kita hendaknya senantiasa bersikap rendah hati di hadapan sesama, tidak merasa lebih hebat atau lebih tinggi dari orang lain sehingga kita melihat sesama juga orang kecil adalah barharga bagi kita sehingga kita mengasihi dan peduli dengan sesama terutama yang kecil. Kasih dan rasa peduli itu kita nyatakan dengan mau repot untuk membantu sesama kita. Maka semoga dalam masa adven ini kita berusaha memperbaharui iman kita sehingga Yesus memuji kita sebagai orang yang sungguh beriman. Amin.

Paus Fransiskus mengeluarkan Eksortasi Apostolik: Evangelii Gaudium

Paus Fransiskus mengeluarkan Eksortasi Apostolik: Evangelii Gaudium 

Paus Fransiskus telah mengeluarkan Eksortasi Apostolik pertamanya, Evangelii Gaudium (Kegembiraan Injil) pada Selasa. Evangelii Gaudium adalah judul dokumen yang dipilih Paus Fransiskus, dengan menempatkan kegembiraan dalam perjumpaan dengan Kristus yang menjadi ciri khasnya setiap penampilan publik yang telah dilakukan selama ini. 

Dokumen setebal 224 halaman itu menguraikan visi Paus tentang sebuah Gereja misionaris, yang memperbaharui struktur dan program Gereja untuk fokus pada misi evangelisasi dalam dunia modern. Dalam dokumen itu, Paus berbicara tentang berbagai tema, termasuk evangelisasi, perdamaian, homiletik, keadilan sosial, keluarga, menghormati ciptaan, iman dan politik, ekumene, dialog antaragama, serta peran perempuan dan kaum awam dalam Gereja. Paus Fransiskus terus-menerus menjadi perhatian media dengan keinginannya untuk merangkul dan berbagi imannya dengan semua orang. 

Dalam dokumen itu, Paus menyerukan kepada semua orang Kristen untuk melakukan “revolusi dengan cara yang lembut” dengan membuka hati mereka setiap hari terhadap kasih Allah dan pengampunan. Menurutnya, bahaya besar dalam masyarakat konsumen saat ini adalah “kesedihan dan penderitaan” yang diakibatkan oleh “hati yang rakus, mengejar kesenangan, dan hati nurani yang tumpul. “Setiap kali kehidupan batin kita menjadi terjebak dalam kepentingan diri sendiri, tidak ada tempat lagi untuk orang lain, tidak ada ruang lagi bagi orang miskin.” 

 Ia mendesak peran yang lebih besar bagi kaum awam dan perempuan dalam Gereja, terutama “dalam membuat keputusan.” “Saya mengakui bahwa banyak perempuan berbagi tanggung jawab pastoral dengan imam, membantu untuk membimbing orang-orang, keluarga dan kelompok, serta menawarkan kontribusi baru untuk refleksi teologis,” tulis Paus. Paus Fransiskus juga mengkritik sistem ekonomi global yang “tidak adil” saat ini, yang disebabkan oleh tirani pasar, spekulasi keuangan, korupsi dan penggelapan pajak. Selain mengkritik sekularisasi yang telah mengikis nilai-nilai etika, yang mengakibatkan disorientasi dan kedangkalan, Paus juga menyoroti pentingnya perkawinan dan hubungan keluarga yang langgeng. 

Kembali ke visinya tentang Gereja yang miskin dan untuk orang miskin, Paus mendorong kita untuk memberi perhatian khusus terhadap orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat, termasuk tunawisma, pengungsi, masyarakat adat, lansia, migran, dan korban perdagangan. Akhirnya, dokumen itu juga fokus pada tema mempromosikan perdamaian, keadilan dan persaudaraan, melalui dialog yang baik dan hormat dengan semua orang dari semua agama maupun tak beragama. 

Membangun hubungan yang lebih baik dengan orang Kristen lainnya, Yahudi dan Muslim, dengan semua orang untuk mempromosikan perdamaian dan memerangi fundamentalisme.

Sumber:  Pope Francis releases his first Apostolic Exhortation: Evangelii Gaudium
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Pesan Natal Bersama PGI dan KWI 2013

Pesan Natal Bersama PGI dan KWI 2013 

“Datanglah, ya Raja Damai” (Bdk. Yes. 9:5) 
Saudara-saudari terkasih, segenap umat Kristiani Indonesia, Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. 

1. Kita kembali merayakan Natal, peringatan kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat di dunia. Perayaan kedatangan-Nya selalu menghadirkan kehangatan dan pengharapan Natal bagi segenap umat manusia, khususnya bagi umat Kristiani di Indonesia. Dalam peringatan ini kita menghayati kembali peristiwa kelahiran Yesus Kristus yang diwartakan oleh para Malaikat dengan gegap gempita kepada para gembala di padang Efrata, komunitas sederhana dan terpinggirkan pada jamannya (bdk. Luk. 2:8-12). Selayaknya, penyampaian kabar gembira itu tetap menggema dalam kehidupan kita sampai saat ini, dalam keadaan apapun dan dalam situasi bagaimanapun. 

Tema Natal bersama PGI dan KWI kali ini diilhami suatu ayat dalam Kitab Nabi Yesaya 9:5 “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita; seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang; Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”. 

Kekuatan pesan sang nabi tentang kedatangan Mesias dibuktikan dari empat gelar yang dijabarkan dalam nubuat tersebut, yaitu: 1). Mesias disebut “Penasihat Ajaib”, karena Dia sendiri akan menjadi keajaiban adikodrati yang membawakan hikmat sempurna dan karenanya, menyingkapkan rencana keselamatan yang sempurna. 

2). Dia digelari “Allah yang Perkasa”, karena dalam Diri-Nya seluruh kepenuhan keallahan akan berdiam secara jasmaniah (bdk. Kol. 2:9, bdk. Yoh. 1:1.14). 3). Disebut “Bapa yang Kekal” karena Mesias datang bukan hanya memperkenalkan Bapa Sorgawi, tetapi Ia sendiri akan bertindak terhadap umat-Nya secara kekal bagaikan seorang Bapa yang penuh dengan belas kasihan, melindungi dan memenuhi kebutuhan anak-anak-Nya (Bdk. Mzm. 103:3). 4). Raja Damai, karena pemerintahan-Nya akan membawa damai dengan bagi umat manusia melalui pembebasan dari dosa dan kematian (bdk. Rm. 5:1; 8:2).

2. Seiring dengan semangat dan tema Natal tahun ini, kita menyadari bahwa Natal kali ini tetap masih kita rayakan dalam suasana keprihatinan untuk beberapa situasi dan kondisi bangsa kita. Kita bersyukur bahwa Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama. Namun, dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara, kita masih merasakan adanya tindakan-tindakan intoleran yang mengancam kerukunan, dengan dihembuskannya isu mayoritas dan minoritas di tengah-tengah masyarakat oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan kekuasaan. Tindakan intoleran ini secara sistematis hadir dalam berbagai bentuknya.

Selain itu, di depan mata kita juga tampak perusakan alam melalui cara-cara hidup keseharian yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan seperti kurang peduli terhadap sampah, polusi, dan lingkungan hijau, maupun dalam bentuk eksploitasi besar-besaran terhadap alam melalui proyek-proyek yang merusak lingkungan.

Hal yang juga masih terus mencemaskan kita adalah kejahatan korupsi yang semakin menggurita. Usaha pemberantasan sudah dilakukan dengan tegas dan tidak pandang bulu, tetapi tindakan korupsi yang meliputi perputaran uang dalam jumlah yang sangat besar masih terus terjadi. 

Hal lain yang juga memprihatinkan adalah lemahnya integritas para pemimpin bangsa. Bahkan dapat dikatakan bahwa integritas moral para pemimpin bangsa ini kian hari kian merosot. Disiplin, kinerja, komitmen dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat digerus oleh kepentingan politik kekuasaan. Namun demikian, kita bersyukur karena Tuhan masih menghadirkan beberapa figur pemimpin yang patut dijadikan teladan. Kenyataan ini memberi secercah kesegaran di tengah dahaga dan kecewa rakyat atas realitas kepemimpinan yang ada di depan mata. 

3. Karena itu, Gema tema Natal 2013 “Datanglah, Ya raja Damai” menjadi sangat relevan. Nubuat Nabi Yesaya sungguh memiliki kekuatan dalam ungkapannya. Seruan ini mengungkapkan sebuah doa permohonan dan sekaligus harapan akan datangnya sang pembawa damai dan penegak keadilan (bdk. “Penasihat Ajaib”). 

Doa ini dikumandangkan berangkat dari kesadaran bahwa dalam situasi apapun, pada akhirnya “Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal,” Dialah yang memiliki otoritas atas dunia ciptaan-Nya. Dengan demikian, semangat Natal adalah semangat merefleksikan kembali arti Kristus yang sudah lahir bagi kita, yang telah menyatakan karya keadilan dan perdamaian dunia, dan karenanya pada saat yang sama, umat berkomitmen untuk mewujudkan kembali karya itu, yaitu karya perdamaian di tengah konteks kita. Tema ini sekaligus mengacu pada pengharapan akan kehidupan kekal melalui kedatangan-Nya yang kedua kali sebagai Hakim yang Adil. Semangat tema ini sejalan dengan tekad Gereja-gereja sedunia yang ingin menegakkan keadilan, sebab kedamaian sejati tidak akan menjadi nyata tanpa penegakan keadilan. 


4. Karena itu, dalam pesan Natal bersama kami tahun ini, kami hendak menggarisbawahi semangat Kedatangan Kristus tersebut dengan sekali lagi mendorong Gereja-gereja dan seluruh umat Kristiani di Indonesia untuk tidak jemu-jemu menjadi agen-agen pembawa damai di mana pun berada dan berkarya. Hal itu dapat kita wujudkan antara lain dengan: 

a). Terus mendukung upaya-upaya penegakkan keadilan, baik di lingkungan kita maupun dalam lingkup yang lebih luas. Hendaklah kita menjadi pribadi-pribadi yang adil dan bertanggung jawab, baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, gereja, masyarakat dan di mana pun Allah mempercayakan diri kita berkarya. Penegakkan keadilan, niscaya diikuti oleh sikap hidup yang berintegritas, disiplin, jujur dan cinta damai. 

 b). Terus memberi perhatian serius terhadap upaya-upaya pemeliharaan, pelestarian dan pemulihan lingkungan. Mulailah dari sikap diri yang peduli terhadap kebersihan dan keindahan alam di sekitar kita, penghematan pemakaian sumber daya yang tidak terbarukan, serta bersikap kritis terhadap berbagai bentuk kegiatan yang bertolak belakang dengan semangat pelestarian lingkungan. Dengan demikian kita juga berperan dalam memberikan keadilan dan perdamaian terhadap lingkungan serta generasi penerus kita. 

c). Semangat cinta damai dan hidup rukun menjadi dasar yang kokoh dan modal yang sangat penting untuk menghadapi agenda besar bangsa kita, yaitu Pemilu legislatif maupun Pemilu Presiden-Wakil Presiden tahun 2014 yang akan datang. 

Saudara-saudara terkasih, 
Marilah kita menyambut kedatangan-Nya sambil terus mendaraskan doa Santo Fransiskus dari Asisi ini: 

Tuhan, Jadikanlah aku pembawa damai, 
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih 
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan 
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian 
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran 
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan, 
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang, 
Tuhan semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur, 
Memahami dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai, 
Sebab dengan memberi aku menerima 
Dengan mengampuni aku diampuni 
Dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya. 
Amin 

SELAMAT NATAL 2013 DAN TAHUN BARU 2014 
Jakarta, 18 November 2013 

Atas nama PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA 
Pdt. Dr. A. A. Yewangoe (Ketua Umum) 
Pdt. Gomar Gultom, M.Th. (Sekretaris Umum) 

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA Mgr Ignatius Suharyo (Ketua Umum) 
Mgr J. M. Pujasumarta (Sekretaris Jenderal)
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)