Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Berbagi Informasi : Caritas tingkatkan karya bagi orang cacat

Caritas tingkatkan karya bagi orang cacat
Oleh Reporter ucanew.com, Seoul

Program penerjemahan yang baru, “Hasang-Braille” (Foro: Hasang Rehabilitation Center)

Program penerjemahan Braille yang baru akan memudahkan orang buta mengakses informasi.

Program Hasang-Braille itu dikembangkan oleh Hasang Rehabilitation Center (HRC) dari Caritas Seoul. Program tersebut mampu mengedit secara otomatis dokumen-dokumen MS Word ke Braille dan mempublikasi buku-buku dengan huruf Braille.

Pio Kim Ho-sik, direktur HRC, mengatakan, “banyak program penerjemahan Braille yang ada sekarang kurang memuaskan karena tidak akurat, sehingga dalam membuat buku, misalnya, kita harus menggunakannya program penerjemahan terpisah dari program pengeditan.

Namun program baru itu dapat menerjemahkan dan mengedit pada saat yang sama, tegasnya. Program ini juga bisa mengkonversi bahasa Korea, Cina, Jepang, dan Inggris ke dalam Braille.

Siapapun bisa segera bisa men-download dari braillekorea.com setelah membuat akun gratis.

Caritas Seoul akan mengadakan festival pada 16 April untuk memperingati Hari Penyandang Cacat nasional. Dalam kesempatan tersebut, sekitar 600 relawan cacat Katolik akan membimbing umat dalam perayaan liturgi.

Pejabat-pejabat Caritas mengatakan penyandang cacat akan berperan penting dalam menangani acara ini, yang tentu saja akan turut meningkatkan keyakinan diri mereka.

Pada kesempatan tersebut, juga akan ada Misa yang dipersembahkan oleh Uskup Auksilier Seoul Mgr Basil Cho Kyu-man dan pementasan budaya oleh orang cacat dan orang non-cacat.

Vikjen untuk kerasulan sosial dari Keuskupan Agung Seoul mencatat bahwa kesadaran publik bagi penyandang cacat harus lebih baik. Dia meminta Gereja untuk merintis pembangunan masyarakat tanpa diskriminasi.

Dalam pesannya untuk memperingati Hari Penyandang Cacat yang jatuh pada 20 April, Pastor Joseph Kim Yong-tae mengungkapkan rasa penyesalannya bahwa sebagian besar orang cacat merasa terluka karena diskriminasi dalam masyarakat.

Pastor Kim mengatakan 35 persen orang cacat di negara ini merasa “selalu atau sering didiskriminasi karena cacat.”

Menurut Departemen Ketenagakerjaan, Korea memiliki 2.429.000 penyandang cacat yang terdaftar pada tahun 2009.

Masyarakat yang sehat, kata Pastor Kim, merupakan tempat yang baik bagi orang cacat dan non-cacat untuk berbaur, saling membantu, dan berbagi kasih. Masyarakat seperti inilah yang diharapkan Gereja untuk dibangun.

Ketika keberadaan dan peran mereka dihormati dalam masyarakat, para penyandang cacat akan bisa terhindar dari diskriminasi dan kesepian, katanya.

ucanews.com

Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com

WARI MINGGU PERSIKAPEN PASKA V, 10 April 2011 (Bahasa Batak Karo)

WARI MINGGU PERSIKAPEN PASKA V, 10 April 2011 (Bahasa Batak Karo)
Yeh 37:12-14, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Rm 8:8-11, Yoh 11:1-45

OGEN SIPEMENA:

“Kubereken nge KesahKu man bandu, gelah banci kam nggeluh.”

Bagenda me kata Tuhan Dibata, “O umat manusia, ateKu nalangi kuburendu, je nari Kupekeke kam ibas kuburendu nari, janah Kutaruhekn kam ku negeri Israel. Kenca Kutalangi kuburen ingan bangsangKu ikuburken, janah Kupedarat ia i jenari, ietehna me maka Aku kap TUHAN . Kutamaken kesahKu i bas ia, maka nggeluh ia mulihi, jenari Kubere ia ringan i bas negerina jine. Kenca bage ietehna me maka Aku kap TUHAN . Aku, TUHAN enggo melasken katangKu, janah la banci lang Kusehken bagi si Kukataken e.
Bagenda me Kata si nipeseh Dibata man banta.

MASMUR PENGALO-NGALO:

Reff; Kelengi kami o Tuhan kalak siperdosa enda.

1. O TUHAN , kulebuh Kam, i bas kelbung kesusahen si mbages nari.
Dengkehken penderkuhku, o TUHAN , begiken sorangku mindo penampat.

2. Adi ateNdu ertaktak kerna dosa kami, ise banci pulah i bas ukumenNdu nari?
Tapi i bas Kam lit pengalemi dosa gelah kami malang man baNdu.

3. Kutimai penampat i bas TUHAN nari, dingen erpengarapen aku man kataNa.
Kutimai TUHAN , lebihen asangken si jaga malam nimai matawari pultak.

4. Araplah man TUHAN , o Israel, erkiteken keleng ateNa si tetap, dingen katawari pe Ia nggit engkelini.
Ia kap si nebusi bangsaNa, i bas kerina dosa-dosa nari.

OGEN SIPEDUAKEN

“Kesah Dibata si mpekeke Kristus si enggo ate e, ringan nge ibas dirinfu.”

O senina-senina, Kalak si nggeluh rikutken sura-sura ukur manusia la banci ngena ate Dibata ibahanna. Kam labo nggeluh rikutken sura-sura ukur manusia, tapi kam nggeluh rikutken sura-sura Kesah adi tuhu kin Kesah Dibata ringan i bas kam. Kalak si la lit Kesah Kristus i bas ia, la ia sikerajangen Kristus. Tapi adi Kristus ringan i bas kam, maka amin arus gia kulandu mate erkiteken dosa, tendindu nggeluh kap erkiteken Dibata enggo ngerembakken kam kempak diriNa. Adi Kesah Dibata si enggo mpekeke Jesus i bas si mate nari ringan i bas kam, maka Dibata si enggo mpekeke Kristus i bas si mate nari e la banci lang mereken geluh si mbaru man kulandu si arus mate e, arah KesahNa si ringan i bas kam e.
Begen me Kata si nipeseh Dibata man banta.

BERITA SI MERIAH

“Aku kap kekeken ras kegeluhen.”

I Betani lit sikalak si penakiten gelarna Lasarus. 11:1 I Betani lit sekalak si penakiten, gelarna Lasarus. Ia turang si Maria ras Marta. (Si Maria enda me si ncurcurken minak si merim ku naheTuhan dingen si ngapusisa alu bukna.) Si Maria ras Marta erbahan berita man Jesus nina, "O Tuhan temanNdu si ikelengiNdu paksana sakit." Kenca seh berita e man Jesus nina, "Penakit enda labo erkedungen i bas kematen; tapi penakit enda jadi gelah terpuji Dibata, janah enda me jadi sada dalan gelah terpuji Anak Dibata." Si Marta, Maria ras Lasarus keleng kal ate Jesus. Tapi kenca ibegiNa pe berita kerna Lasarus sakit, la minter idahiNa; tapi lit dua wari nari dekahna Ia i bas ingan e. Kenca si dua wari e nina man ajar-ajarNa, "Ota ku Judea kita mulihken." Ngaloi ajar-ajarNa, "O Guru, mbaru denga pe ibenteri kalak Jahudi atena Kam; mulihken ka ateNdu ku jah?" Erjabap Jesus, "Ma sepuluh dua jam sada wari? Adi suari kalak erdalan labo ia tertuktuk, sabap idahna terang doni enda. Tapi adi berngi ia erdalan tertuktuk me ia, sabap la lit terang i bas ia." Bagenda me nina Jesus. Jenari tole nina, "Temanta Lasarus enggo tunduh, janah ateKu lawes guna ngingeti ia." Ngaloi ajar-ajarNa, "O Tuhan, adi enggo tunduh ia, malemna me e." Si tuhuna maksud Jesus e me Lasarus enggo mate; tapi iakap ajar-ajarNa maksud Jesus si Lasarus tunduh saja. E maka ikataken Jesus man ajar-ajarNa e alu terus terang, "Lasarus enggo mate. Tapi meriah ukurKu sabap la Aku i jah, sabap erkiteken si e banci kam tek man bangKu. Otalah si dahi ia." Jenari Tomas (si igelari Kembar) ngerana man temanna sapih ajar-ajar, "Ota ku jah kita ras Guru enda, gelah mate kita kerina ras Ia!" Kenca seh Jesus i Betani, idapetiNa enggo empat wari dekahna Lasarus ikuburken. I Jerusalem nari ku Betani la lit telu kilometer dauhna. E maka i Jerusalem nari pe nterem kalak reh ngapuli Marta ras Maria erkiteken turangna Lasarus enggo mate. Kenca ibegi Marta maka Jesus enggo reh, ndarat ia njumpai Jesus; tapi Maria tading i rumah. Nina Marta man Jesus, "O Tuhan, bicara i jenda min ndai Kam, labo mate turangku e! Tapi amin bage gia, tek nge aku maka kai pe ipindoNdu genduari man Dibata iberekenNa nge." Nina Jesus man Marta, "Nggeluh nge turangndu mulihken." Ngaloi Marta, "Kueteh nge maka i bas wari pendungi pagi keke nge Ia i bas si mate nari." Nina Jesus man Marta, "Aku kap si mereken kegeluhen ras mpekeke kalak mate. Ise tek man bangKu, nggeluh me aminna gia enggo mate. Kalak si nggeluh dingen tek man bangKu ndigan pe la mate. Tek kam katangKu e?" Erjabap Marta, "Tek aku, Tuhan! Tek aku maka Kam Anak Dibata, Si Engkelini si ipadanken Dibata enggo reh ku doni enda." Kenca bage mulihken Marta ku rumah. Ikusikkenna man Maria nina, "Enggo i jenda Guru, idiloNa kam." Kenca ibegi Maria kai si ikataken Marta, minter tedis ia jenari lawes ia njumpai Jesus. (Paksa si e Jesus langa seh i bas kuta. Ia tetap denga ibas inganNa jumpa ras Marta ndai.) Ngidah Maria rempet tedis, iakap kalak Jahudi si reh ngapuli e, lawes ate Maria ku kuburen. E maka ikutkenna Maria lawes. Kenca Maria ngidah Jesus janah kenca seh ia i bas ingan Jesus, minter ia erjimpuh i lebe-lebe Jesus, jenari nina, "O Tuhan, bicara i jenda min ndai Kam labo mate turangku e!" Asum idah Jesus si Maria tangis ras kalak Jahudi si reh ras si Maria e megogo dingen ceda ateNa. E maka isungkunNa kalak ndai nina, "I ja ia ikuburkenndu?" Erjabap kalak ndai, "Ota sinehen, Tuhan." Tangis Jesus. E maka nina kalak Jahudi, "Nehenlah, seh kal tuhu ateNa kelengna si Lasarus e!" Tapi lit ka si ngerana, "Kalak pentang ibahanNa jadi erpengidah, la kin Ia ngasup erbahanca gelah ola min ndai mate si Lasarus e?" Alu ate megogo lawes Jesus ku kuburen e; kuburen e liang si itutupi alu batu. "Gulingken batu enda!" nina Jesus. Tapi ngaloi Marta turang si mate e, "O Tuhan, enggo mbau ia, sabap enggo empat wari ikuburken!" Nina Jesus man Marta, "Ma enggo ndai Kukataken man bandu maka adi tek kam idahndu nge kuasa Dibata?" E maka igulingken kalak e batu ndai. Jenari ertoto Jesus man Dibata nina, "O Bapa, bujur Kukataken man baNdu sabap ibegikenNdu pemindonKu. Kueteh nge maka katawari pe ibegikenNdu pemindonKu, tapi si enda Kukataken guna kalak si tedis i jenda, gelah tek Ia maka Kam kap si nuruh Aku." Kenca bage, alu sora megang erlebuh Jesus nina, "O Lasarus, mari ndaratken!" E maka ndarat si enggo mate e. Tanna ras nahena ibaluti alu uis mbentar, ayona ibaluti alu uis. Jenari nina Jesus man kalak si i je, "Tangtangi balutna e, jenari pelepas ia lawes." Ngidah kejadin e nterem kalak Jahudi si reh ngapuli Maria jadi tek man Jesus.

Bagen me Berita si Meriah si nipeseh Dibata man banta.

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH V, 10 April 2011

BACAAN HARI MINGGU PRAPASKAH V, 10 April 2011
Yeh 37:12-14, Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8, Rm 8:8-11, Yoh 11:1-45

BACAAN I:

“Aku akan mencurahkan Roh-Ku kepadamu dan kamu akan hidup kembali.”

Demikianlah Tuhan Allah bersabda, “ Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan."

MAZMUR TANGGAPAN:

Reff: Pada Tuhanlah kasih setia dan penebusan berlimpah.

1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!

Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

2. Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.

3. Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.

4. Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel!
Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

BACAAN II:

“Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu.”

Saudara-saudarai, ereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

BACAAN INJIL:

“Akulah kebangkitan dan kehidupan.”

Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. (Ia tinggal di Berania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.) Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Demikian Injil Tuhan bagi kita hari ini.

PASTORAL BERLADANG HUE...HE..

PASTORAL BERLADANG HUE...HE.













Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Sabtu 9 april 2011

Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Sabtu 9 april 2011
Yer 11:18-20, Mzm 7:2-3,9bc-10,11-12, Yoh 7:40-53

"Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"

BACAAN INJIL:
Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Beberapa hari kemarin, di dinding FB saya melihat gambar Yesus (maaf, Yesus digambarkan sedang disalibkan tanpa sehelai pakaian dan sedang jongkok di closed, juga gambar lain) dan dan gambar lain. Gambar-gambar tersebut tentu tidak bermaksud sebagai kelakar tetapi punya tujuan menghina. Saya penasaran apa maksud orang yang mengupload gambar tersebut. Karena penasaran saya melihat status orang yang mengupload, dalam status FBnya tertulis bahwa dia seorang Kristen, juga nama orang yang menjadi sumber upload gambar tersebut adalah tertulis nama kristen. Saya heran, apakah mereka memang seorang Kristen sehingga menampilkan foto yang jelas menghina Yesus Tuhannya dan iman kristiani? Kalaupun mereka benar seorang Kristen, mengapa mereka menampilkan foto tersebut? Apakah mereka tidak sadar bahwa dengan melakukan itu, mereka yang harusnya menjadi saksi Yesus Kristus, tetapi dengan sengaja mengajak orang lain untuk perpikir negative atas Yesus dan agama kristiani? Karena penasaran juga, saya coba melihat komentar-komentar yang masuk atas foto-foto itu. Semua komentar yang masuk pada umumnya bernada mempersoalkan dan menjelek-jelekkan, menghina agama kristiani dan juga mempersoalkan, memperdebatkan ke Allah-an Yesus, serta hampir semuanya bernada menghina agama kristiani dan Yesus sendiri. Tentu masih banyak situs lain yang juga berisi perdebatan tentang keristenan dan juga akan Yesus Kristus adalah Mesias.

Semuanya itu menjadi gambaran bahwa memang sudah sejak dahulu kehadiran Yesus, ajaran-ajaran-Nya dan hakekat-Nya menjadi bahan perdebatan banyak orang. Hal tersebut juga berlangsung hingga sekarang. Di dalam Injil yang kita dengarkan hari ini, orang bersoal jawab, berdebat akan Yesus, aka nasal usulnya. Dari antara mereka, ada yang mengatkan bahwa Yesus adalah nabi, ada pula yang mengatakan Dia adalah mesias. Mereka mengatakan demikian adalah setelah mendengar dan menyaksikan pengajaran dan karya Yesus yang penuh kuasa. Tetapi ada pula yang tidak setuju bahwa Yesus adalah Mesias, dengan alasan bahwa Mesias bukan dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal. Mungkin mereka mengakui Yesus adalah nabi, tetapi bukan Mesias. Mereka kagum atas Yesus tetapi mereka belum sampai pada puncak dari apa yang mereka lihat, yakni percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Para penjaga-penjaga yang disuruh para imam untuk menangkap Yesus, juga terkagum-kagum akan Yesus sehingga mereka tidak menangkap dan membawa Yesus kepada para imam yang menyuruh mereka. Sehingga ketika hal ini ditanyakan oleh para imam dan orang-orang Farisi kepada mereka, mereka dengan tegas mengatakan "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" Penjaga-penjaga itu setelah menyaksikan Yesus dan pengajaran-Nya, bersaksi bahwa Yesus tidak bersalah, Dia adalah Nabi dan Mesias. Demikian juga halnya Nikodemus yang pernah datang kepada Yesus pada waktu malam, berusaha membela Yesus. Tetapi para imam kepala dan orang Farisi tidak mau tahu akan semuanya itu, mereka tetap menolak dan hendak menangkap Yesus.

Apa yang dialami oleh Yesus, juga terjadi hingga saat ini dan mungkin selamanya bagi orang-orang tertentu Yesus adalah misteri bagi banyak orang yang membuat perdebatan, perbantahan. Tetapi bagi kita yang percaya kepada-Nya bahwa Dia adalah Mesias, misteri yang membingungkan banyak orang, bagi kita itu adalah misteri cinta kasih Allah. Kita yang percaya kepada Yesus, mungkin seperti para penjaga-penjaga dan Nikodemus berusaha bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias, namun seringkali kita tidak bisa berbuat banyak karena kita berada di kalangan mayoritas orang-orang yang menolak Yesus. Apapun yang kita katakan tentang Yesus, pasti banyak orang yang akan tetap menolak, sehingga kita merasa akan sia-sia saja yang kita lakukan. Seringkali hal yang demikian menjadi alasan untuk berdiam diri, tidak berani bersaksi akan Yesus. Apakah karena alasan itu atau karena tidak mau tau, itu hanya diri sendiri yang tahu pasti.

Dalam Injil jelas kita ketahui bahwa orang banyak, para penjaga dan Nikodemus, setelah bertemu, mendengarkan pengajaran Yesus, mereka kagum dan berusaha membela Jesus. Kita sudah bertemu bahkan bersatu dengan Yesus lewat baptisan yang kita terima. Kita juga sudah banyak mendengar pengajaran Yesus dan tentang Dia lewat kitab suci dan juga lewat kesaksian-kesaksian para kudus. Maka kitapun hendaknya berani bersaksi akan Yesus, atau kita harus berani memberi kesaksian bahwa kita adalah pengikut-Nya, percaya bahwa Dia adalah Mesias. Sebagaimana yang kami katakan di atas, kesaksian kita pasti akan mendapat tantangan dari banyak orang yang tidak menerima Yesus. Namun kiranya hal ini tidak menyurutkan semangat kita untuk bersaksi. Para penjaga dan Nikodemus kagum, membelas Yesus adalah karena mereka meyaksikan perkataan dan perbuatan Yesus yang penuh cintakasih, sehingga mereka mengatakan "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" Dengan demikian, dalam kesaksian kita, kita meneladan Yesus dengan hidup dalam kebaikan dan cintakasih, baik dalam perbautan nyata, dalam perkataan dan sikap hidup kita. Sehingga lewat hidup demikian, orang yang semula menentang kita akan berkata, "Belum pernah seorang manusia berbuat dan berkata baik penuh cintakasih seperti para pengikut Yesus Kristus!" Kesaksian yang hidup adalah hidup kita sendiri yang menghayati apa yang kita imani. Amin.

SAKRAMEN TOBAT : MENGAPA MENGAKU DOSA ITU BAIK?

SAKRAMEN TOBAT

MENGAPA MENGAKU DOSA ITU BAIK?
Dikatakan bahwa “Orang Katolik tidak perlu membayar biaya Psikiater (= dokter ahli jiwa) seperti orang lain, sebab kita memperolehnya secara gratis setiap hari Sabtu dalam Kamar Pengakuan.” Yah, pernyataan itu tidak sepenuhnya benar – hanya sedikit saja imam yang memang seorang psikiater – tetapi sungguh benar bahwa kamu mempunyai seorang penolong yang hebat untuk memberimu nasehat serta penyembuhan dalam Sakramen Rekonsiliasi (atau Sakramen Pengakuan Dosa) yang kamu terima secara teratur. LAGIPULA – dan ini sesungguhnya yang lebih penting – kamu memperoleh kuasa Sakramen untuk melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan dalam hidupmu agar memperoleh damai.

Dikatakan juga bahwa “Pengakuan Dosa itu baik bagi jiwa.” Memang benar demikian. Berbahaya sekali memendam persoalan-persoalan di dalam hati kita sendiri. Seringkali, hal terbaik yang dapat kita lakukan ialah membicarakannya dengan seseorang yang kita percaya. Dengan siapakah kita dapat melakukannya lebih baik daripada dengan seorang imam Katolik?

APA ITU DOSA?

PADA DASARNYA, DOSA IALAH SESUATU YANG KITA LAKUKAN YANG MENYAKITI ORANG LAIN. Jika kita menyakiti orang lain, kita bersalah. Mungkin tampaknya terlalu “Katolik” untuk merasa khawatir akan kesalahan kita, tetapi kesalahan sebenarnya adalah masalah tanggung-jawab. Jika kita menyakiti orang lain, kita harus merasa bersalah karena kita bertanggung jawab atas penderitaan orang itu.

Tentu saja, ada sebagian orang yang khawatir akan kesalahan mereka secara berlebihan. Mereka mempunyai skrupul batin (skrupul: sangat teliti, bahkan kadang berlebihan, pada hal yang sekecil-kecilnya) dan merasa berdosa dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Tetapi hal seperti itu sudah tidak lazim lagi di abad ke-21 ini!

Kebanyakan orang tidak lagi peduli akan akibat-akibat dari perbuatan mereka. Mereka hidup hanya untuk saat ini. Sesungguhnya, segala sesuatu yang kita lakukan membawa akibat bagi orang lain, kadang-kadang akibat baik, tetapi seringkali akibat buruk. Akibat itu disebut “Efek Domino” – yaitu serentetan akibat yang dapat menimbulkan masalah selama bertahun-tahun.

Biasanya ada tiga pihak yang menderita karena dosa: orang yang kamu sakiti, kamu sendiri, dan Tuhan. Mengapa Tuhan? Karena Tuhan adalah Bapa semua orang. Semua Bapa menderita jika anak-anak mereka disakiti. Tuhan itu penuh belas kasih. “Belas Kasih” artinya ikut merasa menderita dengan penderitaan orang lain. Tuhan sungguh-sungguh merasakan penderitaan kita, seolah-olah penderitaan itu menimpa Tuhan sendiri.

Begitu kita sadar bahwa kita menyakiti orang lain, saatnyalah bagi kita untuk berubah. Itulah alasan utama Pengakuan Dosa. Tuhan mengampuni kita DAN memberi kita pertolongan untuk berubah.

MENGAPA SAYA HARUS MENGAKUKAN DOSA-DOSA SAYA KEPADA SEORANG MANUSIA?

Sebagian orang mengatakan bahwa mereka tidak perlu mengakukan dosa-dosa mereka kepada seorang manusia. Mereka mengatakan bahwa mereka dapat mengatakan kepada Tuhan bahwa mereka menyesal dan Tuhan akan mengampuni mereka, di mana saja, dan kapan saja. Tetapi Sakramen Pengakuan Dosa (atau Rekonsiliasi) lebih dari hanya sekedar pengampunan dosa. Jika kita sungguh-sungguh menyesal, kita perlu berubah, berhenti berbuat dosa.

Imam adalah penasehat yang dapat menjelaskan mengapa kita bersalah dan bagaimana kita dapat berubah. Imam tidak berada di sana untuk menghakimi atau pun menghukum kita. Imam berada di sana untuk menganalisa masalah serta menyarankan penyembuhannya. Ia dapat menjelaskan segala sesuatunya dan bahkan akan mengatakan kepadamu jika kamu memang tidak bersalah.

Penitensi adalah bagian dari penyembuhan. Penitensi merupakan suatu langkah kecil awal untuk mengubah cara hidup kita. Kita tidak harus mengubah cara hidup kita saat itu juga, tetapi kita harus berubah. Sakramen Pengakuan Dosamemberi kita kekuatan untuk melakukan perubahan.

DARIMANAKAH SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA BERASAL?

Yesus-lah yang memulai Sakramen Rekonsiliasi. Pada hari raya Paskah, Ia bersabda kepada para murid-Nya: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:21-23)

Kuasa ini diwariskan selama berabad-abad. Sakramen adalah semacam bahasa isyarat dari Tuhan. Sakramen berbicara langsung kepada jiwa. Tidak seperti bahasa isyarat lainnya, bahasa isyarat Tuhan memiliki kuasa untuk melakukan apa yang dikatakannya. Isyarat dalam Sakramen Pengakuan adalah absolusi (=pengampunan dosa) oleh imam. Gereja melaksanakan apa yang diperintahkan Yesus kepada kita, “mengampuni dosa orang.”

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16)

PENITENSI

Absolusi adalah langkah awal dari proses perubahan. Penitensi (= denda dosa) adalah langkah selanjutnya. Penitensi bukanlah suatu hukuman atas dosa-dosa yang kita akukan. Penitensi adalah langkah untuk menyembuhkan. Penitensi yang terbaik bukanlah setumpuk doa-doa belaka, tetapi tindakan-tindakan nyata untuk mengatasi dosa. Misalnya, jika seseorang mengaku dosa karena marah kepada sahabatnya, penitensinya kemungkinan adalah berlaku lebih lembut dan sabar kepada sahabatnya itu. Memang suatu hukuman yang berat, tetapi dapat menghasilkan mukjizat.

BAGAIMANA SAYA DAPAT MENGAKU DOSA DENGAN BAIK?

Selalu mulai dengan mengingat. Pikirkan orang-orang yang ada di sekitarmu. Mungkin diawali dengan keluargamu. Kemudian yang lainnya juga: sanak saudara, tetangga, rekan sekerja, teman sekolah, orang yang kamu potong jalannya di jalan raya minggu lalu, dan sebagainya, dan sebagainya.

Pikirkan tentang kejadian-kejadian baru-baru ini dalam hidupmu yang melibatkan orang-orang tersebut. Pengaruh apakah yang kamu berikan kepada mereka? Apakah, jika ada, yang kamu lakukan sehingga menyakiti mereka? Juga, apakah yang seharusnya kamu lakukan, tetapi tidak kamu lakukan? Adakah seseorang yang membutuhkan pertolongan dan kamu tidak menawarkan pertolonganmu?

Sekarang tarik mundur ingatanmu agak sedikit jauh ke belakang. Kemungkinan kamu tidak melakukan suatu dosa besar atau “dosa berat”, tetapi adakah dosa-dosa yang merupakan kebiasaan, yang kamu lakukan dan lakukan lagi. Setetes air hujan mungkin tidak berarti, tetapi jika tetesan-tetesan itu ditampung untuk jangka waktu yang lama, maka tetesan hujan itu dapat mengakibatkan banjir! Suatu ejekan, yang kecil dan sepele – jika diulang dan diulang- dapat menjadi gunung kebencian.

PEMERIKSAAN BATIN

Kecuali jika kamu mempunyai ingatan yang luar biasa, pada umumnya kamu lupa akan sebagian besar perkara yang kamu lakukan. Oleh karena itulah suatu sarana sederhana diperlukan untuk membantumu. Sarana itu disebut “Pemeriksaan Batin” yaitu suatu daftar pertanyaan untuk diajukan kepada dirimu sendiri sebelum kamu mengaku dosa.(lihat Lembar Pemeriksaan Batin)
Suara Batin atau Hati Nurani adalah kesadaran moral atau etik atas kelakuanmu dengan dorongan untuk memilih yang baik dari yang jahat. Suara batin haruslah dibentuk dalam terang Sabda Allah, yaitu melalui Gereja.

MENGAKU DOSA

Pelaksanaan Sakramen Pengakuan dapat berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang lain. Di beberapa tempat, pengakuan dilaksanakan dalam Kamar Pengakuan. Di tempat lainnya, dibuat suatu tempat pengakuan khusus.

Kamu boleh berlutut di balik sekat atau boleh juga berlutut berhadapan muka dengan imam. Secara pribadi, saya lebih menyukai posisi berlutut menghadap imam, sebab imam berada di sana untuk menjadi penasehatmu. Jika ia dapat melihat ke dalam matamu, ia dapat mempunyai gambaran yang lebih baik bagaimana menasehatimu. Matamu berbicara banyak tentang kamu! Imam tidak berada di sana untuk memarahimu atau menghakimimu. Imam juga seorang yang berdosa seperti semua orang lain. Imam harus mengaku dosa juga!

APA YANG SAYA KATAKAN?

Tata cara Sakramen Pengakuan dapat berbeda-beda, tetapi biasanya imam akan menyambutmu. Mungkin imam akan berbincang sejenak denganmu, atau memulai dengan sebuah doa. Terkadang imam membacakan suatu perikop dari Kitab Suci tentang belas kasih Tuhan.

Sungguh, kamu tidak perlu khawatir tentang rumusan-rumusan atau doa-doa tertentu. Memang mungkin ada suatu rumusan standard di tempatmu, tetapi yang terbaik adalah menjadikan segala sesuatunya praktis. Sebaiknya kamu merasa santai dan mengatakan kepada imam sudah berapa lamakah sejak pengakuanmu yang terakhir, atau menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan oleh imam.

Yang terpenting adalah meminta pertolongan. Jika kamu terbiasa tanpa pikir panjang mengucapkan suatu daftar panjang tentang hal-hal yang sama, mungkin kamu dapat mencoba untuk berkonsentrasi pada beberapa di antaranya, daripada menyebutkan semua yang biasa kamu katakan.

Imam mungkin akan meminta keterangan lebih lanjut, tetapi hal itu hanya dimaksudkan agar ia dapat memberikan nasehat yang terbaik bagimu. Hal utama yang perlu diingat adalah bahwa pengakuanmu itu sifatnya pribadi dan hanya dimaksudkan untuk menolongmu. Kamu berada di sana untuk didamaikan kembali dengan Tuhan. Pastilah Tuhan merindukan untuk bersahabat kembali denganmu!

SESUDAH PENGAKUAN DOSA

Kamu akan keluar dari Kamar Pengakuan dengan perasaan lega! Cobalah untuk melaksanakan penitensi penyembuhanmu sesegera mungkin. Kamu telah diampuni, disembuhkan serta dipulihkan sepenuhnya persahabatanmu dengan Tuhan. Salah satu hal terindah tentang pengampunan dosa adalah bahwa Tuhan mengampuni dan melupakan! Begitu dosa-dosamu telah diampuni, kamu diperbaharui dalam rahmat Tuhan. Kamu harus mempunyai niat yang kuat untuk menghindari dosa di masa mendatang. Tetapi jika kamu tergelincir atau melakukan kesalahan, ingatlah TUHAN SENANTIASA ADA DI SANA DENGAN KASIH-NYA!

sumber : News For Kids, Rm Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.”

KISAH SEJATI: PEMERAN YESUS DALAM FILM "THE PASSION OF THE CHRIST" Kesaksian Jim Caviezel

KISAH SEJATI: PEMERAN YESUS DALAM FILM "THE PASSION OF THE CHRIST" Kesaksian Jim Caviezel
Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion of the Christ”. Berikut refleksi atas perannya di film itu.

Jim Caviezel adalah seorang aktor biasa dengan peran-peran kecil dalam film-film yang juga tidak besar. Peran terbaik yang pernah dilakukannya (sebelum The Passion) adalah sebuah film perang yang berjudul “The Thin Red Line”. Itupun hanya salah satu peran dari bgitu banyak aktor besar yang berperan dal film kolosal itu. Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya.

Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.

“Aku terkejut suatu hari dikirimi naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah aku bermain dalam film besar apalagi sebagai pemeran utama. Tapi yang membuatku lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus ku mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda." demikian pikir Jim Caviezel.

Besok paginya aku mendapat telepon, “Hallo ini, Mel”, kata suara di telpon. “Mel siapa?”, tanya Jim bingung. Aku tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu aktor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan aku menyanggupinya. Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film-film lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya aku harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.

Dan Mel kemudian menatap tajam, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan kuhadapi bila memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karirku sebagai aktor di Hollywood. Sebagai manusia biasa aku gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood . Sehingga habislah seluruh karirku dalam dunia perfilman.

Dalam kesenyapan menanti keputusan apakah jadi bermain dalam film itu, aku bertanya pada Mel Gibson.,“Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?” Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilihku murni karena peranku di “Thin Red Line”. "Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!" sahut Jim.

Maka akupun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan aku terus bertanya-tanya, dapatkah aku melakukannya? Keraguan meliputi sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkanku, karena begitu banyak referensi mengenai DIA dari sudut pandang berbeda-beda.

Akhirnya hanya satu yang bisa kulakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunan-Nya melakukan semua ini. Karena siapalah aku ini, memerankan DIA yang begitu besar. Masa laluku bukan seorang yang dalam hubungan dengan-Nya. Aku memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diriku.

Aku hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera pergelangan kaki menghentikan karirku sebagai atlit bola basket. Aku sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti menghancurkan seluruh hidupku.

Aku kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawaku pada sebuah harapan bahwa seni peran mungkin menjadi jalan hidupku. Kemudian aku mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari terus mengejar casting.

Kini aku telah berada dipuncak peran. Benar Tuhan,.. Engkau yang telah merencanakan semuanya dan membawaku sampai di sini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apa pun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendak-Mu.

Aku tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan.

Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, aku adalah satu-satunya orang di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuatku sangat tertekan. Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu dipundak, aku kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal aku sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun aku mencobanya dengan sekuat tenaga.

Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahuku cedera, dan tubuhku tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan akupun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau aku dalam kecelakaan sebenarnya. Saat itu aku memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan perawatan medis.

Sungguh aku merasa seperti iblis karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun aku hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang dan bertanya apakah aku ingin melanjutkan film ini, ia berkata sangat mengerti kalau aku menolak untuk melanjutkan film itu. Aku bekata pada Mel, aku tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagiku, maka aku akan sangat malu jika tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini. Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak cedera lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.

Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagiku, yaitu syuting penyambukan Yesus. Aku gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggungku hanya dilindungi papan setebal 3 cm. Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh yang tidak terlindungi papan. Aku tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan di tanah sambil memaki orang yang mencambukku. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan.

Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara aku harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuhku. Aku terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang bisa menyebabkan kematian), seluruh tubuhku lumpuh tak bisa bergerak, mulutku gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawaku jadi taruhannya.

Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawaku sangat depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawaku pada batas kemanusiaanku. Dari adegan-keadegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu sampai pada batas kekuatan kemanusiaanku, saat aku tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawaku pada batas-batas fisik dan jiwaku sebagai manusia. Aku sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga sering kali aku harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau aku tidak mampu lagi, memohon DIA agar memberi kekuatan bagiku untuk melanjutkan semuanya ini. Aku tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya DIA. DIA bukan sekadar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwa-Nya.

Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat aku ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Aku ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, aku adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja aku berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantamku beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang (setan tidak senang dengan adanya pembuatan film seperti ini). Dan akupun tidak sadarkan diri.

Yang ku tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan namaku, saat aku membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!” (dalam kondisi seperti ini mustahil bagi manusia untuk bisa selamat dari hamtaman petir yang berkekuatan berjuta-juta volt kekuatan listrik, tapi perlindungan Tuhan terjadi di sini).

“Apa yang telah terjadi?” tanyaku. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuhku menghitam karena hangus, dan rambut berasap. Sungguh sebuah mujizat kalau aku selamat dari peristiwa itu.

Melihat dan merenungkan semua itu sering kali aku bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun aku terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat pada-Nya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.

Orang-orang bertanya bagaimana perasaanku saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada di situ, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diri-Nya sendiri.

Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karirku berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaanku sebagai aktor. Walaupun aku harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak aku memerankan film ini.

Aku ber arap mereka yang menonton "The Passion of Jesus Christ" tidak melihatku sebagai aktornya. Aku hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihatku dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran dalam The Passion dan menjadi kecewa.

Tetap pandang hanya pada Yesus saja, jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidupku. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidupku, aku berharap hal yang sama juga terjadi pada hidup anda. Amin.

(Teresa Avila Henny)

Berbagi Berita : Tokoh Muslim ingin umat Kristiani dilindungi

Tokoh Muslim ingin umat Kristiani dilindungi

Tim KUB Sumatera Barat berdialog dengan warga Kabupaten Pesisir Utara di Painan

Seorang tokoh lokal di Sumatera Barat menyatakan prihatin dengan umat Kristiani yang hingga saat ini masih terpaksa berdoa secara ’sembunyi-sembunyi’ di wilayahnya.

Deri Susanto, seorang ‘wali nagari’ -setingkat lurah- di Transad (Transmigrasi Angakatan Darat) Indrapura Utara, mengatakan kebebasan beragama bagi non Muslim di sana masih terancam. Ia sendiri mengatakan tidak berdaya dengan kondisi tersebut karena ia hanya seorang pegawai di tingkat rendah.

Deri mengatakan keluarga-keluarga Katolik di wilayahnya masih berdoa secara sembunyi-sembunyi setelah rumah yang mereja jadikan tempat ibadah dibakar oleh kelompok radikal tahun 2003. Ia menambahkan kelompok tersebut bukan dari wilayahnya tapi dari tempat lain

“Warga di sini, yang kebanyakan Muslim, tidak keberatan dengan penggunaan rumah sebagai tempat ibadat, karena mereka ingin hidup harmonis dengan orang lain,” kata Deri dalam rapat pada 6 April lalu di Painan, ibukota Kabupaten Pesisir Selatan.

Anggota tim KUB Provinsi Sumatera Barat mengunjungi Painan untuk berdialog dengan bupati dan jajarannya membahas tentang kehidupan beragama di wilayah tersebut dan untuk menemukan cara meningkatkan keharmonisan antaragama.

Dalam pertemuan itu hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Rosman Effendi, camat dan walinagari (setingkat lurah) di kabupaten itu.

Dalam kesempatan itu Rosman mengakui bahwa pemerintah belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan umat beragama, termasuk kebutuhan rumah ibadah.

Pastor Alexius Sudarmanto dari Keuskupan Padang, kepada ucanews.com mengatakan tak ada satupun tempat bagi umat Katolik untuk beribadah di sekitar Transad. Pastor yang sekali sebulan mengunjungi Indrapura Utara, merayakan Ekarisiti di rumah salah satu umat.

Satu-satunya tempat yang disediakan TNI di Transad juga dipermalsahkan dan tidak dapat digunakan.

Ia menuturkan kalau tidak ada kunjungan pastor, umat pun tidak berkumpul untuk beribadat pada hari Minggu. Bahkan ada yang ke gereja di Bengkulu yang jaraknya mencapai 60 kilometer.

Ia mengaku mengurus izin pendirian tempat ibadah di daerah tersebut tidak mudah karena harus mengikuti persyaratan yang diatur dalam Peraturan Bersama Menteri (PBM ) yakni sedikitnya 90 orang yang dibuktikan dengan KTP, serta dukungan 60 warga masyarakat yang dibuktikan dengan tanda tangan dan KTP.

Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com

Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Jumat 8 april 2011

Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Jumat 8 april 2011
Keb 2:1a,12-22, Mzm 34:17-18,19-20,21,23, Yoh 7:1-2,10,25-30

"Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."

BACAAN INJIL:
Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya." Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
Beberapa tahun lalu, pernah saya diminta untuk berkotbah dalam deklarasi pembentukan kerjasama antar Gereja pemerhati lingkungan hidup. Kelompok kerjasama ini dibentuk karena mengingat di wilayah mereka berdiri pabrik mineral yang diperkirakan akan merusak lingkungan hidup. Dengan dibentuknya kelompok ini, Gereja mau menyadarkan masyarakat agar mereka tidak terbuai dengan tawaran pihak pengusaha sehingga menyerahkan tanah mereka dengan begitu saja karena imbalan uang, padahal pada akhirnya lingkungan hidup akan rusak. Saat diminta untuk berkotbah, saya bertanya mengapa yang diminta untuk berkotbah dari pihak Gereka Katolik atau saya, padahal wilayah mereka bukan wilayah paroki yang saya gembalakan waktu itu. Saya juga bertanya mengapa tidak meminta pastor yang d iwilayah itu, karena di wilayah mereka juga ada Gereja Katolik dan ada paroki. Jawaban yang mereka katakan adalah karena di wilayah mereka tidak ada orang atau pendeta yang berani untuk berkotbah ‘keras’ sesuai dengan misi kelompok itu, sebab dari pengalaman dan issu yang terdengar, orang-orang yang mencoba ‘menentang’ perusahaan itu dengan upaya memelihara lingkungan hidup, mendapat terror atau ancaman. Katanya, mereka tidak meminta pastor diwilayah itu, bukan karena pastornya takut, tetapi karena pastor di wilayah itu termasuk anggota kelompok itu, sehingga kata mereka biar yang dari luar wilayah saja, dan dari Gereja Katolik karena Gereja Katolik lebih berani membela kebenaran.

Saya bangga juga mendengar pengakuan mereka yang mengatakan bahwa Gereja Katolik lebih berani mengatakan dan menegakkan kebenaran. Pengakuan itu keluar dari mulut para pendeta yang diwakili oleh pendeta yang datang ke saya pada waktu itu. Benarkah Gereja Katolik lebih berani mewartakan dan membela kebenaran? Saya tertantang akan pengakuan mereka, sehingga saya menyetujui permintaan mereka. Dalam mempersiapkan kotbah untuk kegiatan itu, saya mencoba mencari informasi sehubungan dengan perusahaan yang mereka maksud yang menjadi sasaran dari kelompok ini, yang tentunya sasaran utama adalah pemeliharaan lingkungan hidup. Dari informasi yang saya dapatkan, perusahaan itu ‘ilegal’ karena belum mendapat ijin operasi dari pusat, tetapi sudah beroperasi karena bekerjasama dengan pemerintah local yang juga meraup keuntungan besar dari perusahaan itu. Saya juga mendengar bahwa beberapa orang dan pendeta yang mencoba berbicara tentang lingkungan hidup, akhirnya mundur dan issu yang beredar mengatakan bahwa mereka mundur karena mendapat terror, ancaman dan juga sudah mendapat sogokan yang menggiurkan dari pihak perusahaan. Singkat cerita, sesudah kegiatan deklarasi itu, orang mengatakan bahwa yang saya sampaikan cukup keras, bisa membuat telinga pihak perusahaan dan juga pemerintah daerah. Saya menjawab dengan mengatakan bahwa saya hanya berusaha mewartakan sabda Tuhan dan mengajak kita semua supaya sadar dan akhirnya melaksanakan sabda Tuhan. Adapula yang mengatkan “Apakah saya tidak takut bila karena kotbah saya, saya akhirnya mendapat terror, dihadang di tengah jalan saat mau pulang ke paroki”? Menanggapi pertanyaan mereka, saya hanya tersenyum.

Kelompok itu sampai sekarang masih bertahan, tetapi saya mendengar bahwa anggota dan Gereja-Gereja yang ikut dalam kelompok itu sudah berkurang banyak. Beberapa Gereja dan orang dahulu waktu pembentukan dan saat deklarasi kelompok, sudah mundur: ada yang pura-pura tidak tahu akan keberadaan dan kegiatan kelompok itu, bahkan ada pula yang menjadi ‘lawan’ dari kelompok itu. Mengapa demikian? Jawaban yang beredar adalah karena ancama, terror dan juga karena disogok dengan uang atau harta. Hal yang menarik adalah ketua dari kelompok itu selalu mereka harapkan dari Gereja Katolik karena mereka mengakui bahwa hanya Gereja Katolik yang berani mengatakan, menegakkan dan membela kebenaran.

Dari pengalaman kecil ini, dapat kita katakan bahwa resiko yang pasti akan dihadapi orang yang berusaha berbuat baik dan benar adalah kebencian dari pihak-pihak tertentu, akan mendapat terror, ancaman, sogokan dan bahkan mungkin ancaman kehilangan nyawa. Karena pengalaman inilah, sedikit orang yang berjuang membela kebenaran dan kebaikan. Karena takut akan resiko itu, umumnya orang mencari selamat dengan tidak mencampuri kegiatan membela kebenaran dan kebaikan, orang lebih baik diam dan pura-pura tidak tahu akan apa yang terjadi dan lebih parah lagi, orang berpihak pada yang tidak benar dan baik itu, karena selain dia ‘aman’ juga mendapatkan sesuatu dari sikap kompromi dengan hal ini. Tentu sikap demikian tidaklah mencerminkan hidup seorang murid Kristus.

Kita semua mengetahui bahwa dalam hidup dan pewartaan-Nya, Yesus mewartakan kebaikan, Kerajaan Allah dan mengajak orang bertobat agar kembali kepada Allah. Selama itu pula Yesus mengalami penolakan, kebencian, fitnah dari orang yang menganggap Dia sebagai lawan. Kehadiran dan pewartaan Yesus jelas membongkar kebobrokan iman dan moral orang-orang yang merasa dirinya baik, beragama dan para penguasa saat itu. Yesus menentang kejahatan yang mereka perbuat, yang seringkali kejahatan itu mereka lakukan dengan kedok agama atau kebaikan. Yesus melakukan semuanya itu bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan hidup berseberangan dengan hidup para imam, para nabi, ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan penguasa saat itu. Bagi mereka, Yesus merupakan ancaman besar, sehingga mereka merencanakan kejahatan atas Yesus dan merencanakan pembunuhan. Walapun demikian, Yesus tidak gentar sedikitpun dan tidak mundur dari tugas perutusan-Nya. Kalaupun dalam Injil hari ini dikatakan bahwa sesudah Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Hal itu bukan mengatakan bahwa Yesus gentar dan takut menanggung resiko atas pewartaan-Nya. Kitab suci mengatakan bahwa alasannya adalah karena waktunya belum tiba. Kata-kata ini bukanlah pembelaan belakan, tetapi kenyataan yang sebenarnya karena pada akhirnya Yesus malah menyongsong kematian yang menjadi resiko pewartaan-Nya, dengan pergi ke Jerusalem (bdk. Mat 20:18; Mrk 10:33; Luk 18:32). Berkat kesetiaan Yesus pada kehendak Allah Bapa yang mengutus Dia untuk mewartakan kebaikan, kebenaran, mewartakan Kerajaan Allah, itulah yang menyelamatkan kita umat manusia.

Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa mereka melihat, mendengar kesaksian Yesus dan mengenal Yesus, tetapi mereka tetap tidak percaya kepada Yesus, bahkan menolak dan hendak membunuh-Nya. Semoga kita tidak seperti itu. Yesus sudah mendjelaskan kepada kita bahwa Dia dalah Putera Allah yang diutus Allah Bapa untuk menyemalatkan manusia, sehingga hendaklah percaya kepada-Nya bahwa Dia adalah Mesias penyelamat kita.

Seperti yang dialami oleh Yesus sendiri, kitapun pasti akan pernah mengalami suatu pengalaman hidup di mana kita harus memilih apakah berbuat baik, benar atau sebaliknya. Dalam situasi yang demikian, secara manusiawi kita pasti akan mengalami rasa takut atau ragu untuk setia pada kebaikan dan kebenaran. Namun dalam situasi demikian, hendaknya kita senantiasa tetap setia pada jalan kebenaran dan kebaikan, karena dengan demikian kita sungguh menjadi pengikut Kristus sendiri. Amin.

Berbagi Berita : Vatikan tolak doa bersama di Asisi

Vatikan tolak doa bersama di Asisi

Paus Benediktus XVI dan wakil-wakil dari agama-agama besar di dunia akan berbicara dan menandatangani komitmen bersama untuk perdamaian ketika mereka bertemu di Asisi pada Oktober, tetapi mereka tidak akan mengadakan berdoa antaragama secara bersama, demikian Vatikan.

Sesungguhnya, ibadat resmi Paus Benediktus akan diselenggarakan di Vatikan pada malam sebelum paus bertemu dengan para wakil dari berbagai komunitas Kristen dan agama-agama besar dunia lainnya di Asisi, demikian Catholic News Service.

Pertemuan Oktober itu juga akan memperingati 25 tahun Pertemuan Asisi yang diprakarsai Paus Yohanes Paulus II. Acara yang dimulai tahun 1986 itu dipandang oleh banyak orang sebagai tonggak penting hubungan antaragama, tetapi dikritik oleh sejumlah umat Katolik yang mengatakan bahwa peristiwa yang dikenal dengan “doa lintas agama untuk perdamaian” itu tidak tepat karena mencampuradukkan berbagai elemen agama Kristen dan non-Kristen.

Untuk pertemuan 2011 ini, kantor pers Vatikan mengeluarkan pernyataan yang menginformasikan acara umum dan tema — “Pilgrims of Truth, Pilgrims of Peace” – pertemuan tersebut.

“Setiap manusia pada akhirnya merupakan peziarah untuk mencari kebenaran dan kebaikan,” demikian pernyataan Vatikan.

Dalam pencarian, orang harus saling berdialog, “baik yang beragama maupun tidak beragama, tanpa mengorbankan identitasnya sendiri atau tenggelam dalam sinkretisme” dengan seenaknya mencampuradukkan elemen-elemen agama yang berbeda, demikian pernyataan tersebut.

“Sejauh perziarahan untuk mencari kebenaran otentik masih hidup, dialog perlu melibat semua pihak, dan dialog itu mewajibkan setiap orang menjadi pembangun persaudaraan dan perdamaian. Inilah elemen-elemen yang dijadikan inti refleksi oleh Bapa Suci,” kata Vatikan.

Menurut pernyataan itu, Paus Benediktus akan mempersiapkan pertemuan Asisi melalui ibadat khusus bersama umat Katolik dari Keuskupan Roma di Basilika St. Petrus pada malam menjelang pertemuan tersebut.

SUMBER
Vatican says Assisi meeting will not include interreligious prayer(Catholic News Service)

Disadur dari :
www.cathnewsindonesia.com

Pembakaran Alquran, AS “harus ambil tindakan”

Pembakaran Alquran, AS “harus ambil tindakan”
Oleh Mike MacLachlan, London


Uskup Agung Lahore Mgr Lawrence Saldanha

Pemerintah Amerika Serikat (AS) harus ambil tindakan terhadap aksi bakar Alquran yang dilakukan Dove World Outreach Center, kata Uskup Agung Lahore Mgr Lawrence Saldanha.

Pembakaran Alquran di sekte Kristen non-denominasi yang beranggotakan 50 orang di Florida, AS, pada 20 Maret, itu menimbulkan protes yang menewaskan 24 orang di Afghanistan. Berbagai protes juga terjadi di Pakistan.

“Pemerintah AS bicara tentang kebebasan beragama – tetapi kami meminta AS untuk mencegah tindakan-tindakan yang dilakukan ekstemis dan fundamentalis Kristen seperti itu,” kata ketua Konferensi Waligereja Pakistan kepada Aid to the Church in Need (ACN), sebuah badan amal Katolik, dalam sebuah wawancara dari Lahore.

Dalam sebuah pernyataan pada 4 April, kantor ACN di London mengatakan, Uskup Agung Saldanha dimintai keterangan tentang berita-berita dari Pakistan yang mengaitkan kerusuhan akibat pembakaran Alquran dengan serangan terhadap tiga gereja baru-baru ini, tetapi yang menjadi penekanan adalah kekuatan perasaan yang diperlihatkan para demonstran Muslim tersebut.

Prelatus itu mengatakan, “walaupun tidak ada reaksi melawan orang Kristen, dampak pembakaran Alquran itu jelek.”

Dalam sebuah pernyataan di akhir pekan, Presiden AS Barack Obama mengatakan: “Pencemaran teks suci apapun, termasuk Alquran, merupakan suatu tindakan picik dan intoleran yang ekstrem.”

“Namun,” tambah Obama, “menyerang dan membunuh orang yang tak bersalah, sebagai reaksi balas dendam, merupakan sesuatu yang biadab dan tidak berprikemanusiaan terhadap harkat dan martabat manusia.”

Disadur dari : ucanews.com

Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Kamis 7 April 2011

Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Kamis 7 April 2011
(Yohanes Baptista de la Salle)
Kel 32:7-14, Mzm 106:19-20,21-22,23, Yoh 5:31-47

"Kita berusaha setia mengikuti-Nya, memuji dan memuliakan Yesus, bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamatan kita."

BACAAN INJIL:
Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.

RENUNGAN:
FPI (Front Pembela Islam), nama kelompok ini tentu sudah tidak asing lagi bagi kiga. Sepak terjang kelompok ini membuat mereka terkenal di Indonesia dan mungkin juga dikenal di luar Indonesia. Namun sepak terjang mereka yang membuat mereka dikenal bukanlah sepak terjang dalam membawa damai, kebersamaan atau yang baik secara umum, tetapi sepak terjang yang membuat ‘keresahan’, kekerasan dan sejenisnya. Kelompok ini seringkali melakukan penutupan tempat-tempak yang dianggap mereka bertentangan dengan iman dan moral mereka. Mereka bertindak layaknya polisi di Indonesia ini dan seakan menjadi polisi moral di negeri ini. Kelompok ini juga kerap menutup Gereja-Gereja dan terakhir adalah aliran Ahmadiyah. Masih banyak hal yang mereka lakukan dengan berlabelkan agama. Kelompok ini melakukan semuanya dan seakan menghalalkan berbagai cara untuk membela agama (Tuhan) mereka. Anehnya, mereka membela agamanya di Negara yang justru mayoritas Islam. Logikanya seharusnya kelompok kecillah yang butuh suatu pembelaan.

Melihat sepak terjang mereka yang umumnya merugikan pihak Kristen, mungkin ada yang berpikir, “Mengapa orang Kristen tidak mengimbanginya dengan membentuk FPK (Front Pembela Kristiani)?” Pemikiran ini bisa muncul dengan suatu anggapan karena selama ini agama Kristen diam dan tidak melawan sehingga semakin diperdaya kelompok tertentu. Pemikiran demikian tentu tidak benar, tindakan membentuk FPK juga tidak akan menyelesaikan persoalan hidup bersama di negeri ini, malah mungkin akan semakin memperkeruh suasana persaudaraan di negeri ini. Lebih tegas lagi, alasan mengapa tidak perlu membentuk FPK karena memang Kristus tidak perlu dibela-bela, Dia tidak butuh pembelaan manusia, sebab tanpa dibela manusia dan tanpa manusia, Kristus tetaplah dari sejak semula dan sampai selama-lamanya adalah Allah. Kristus yang adalah Tuhan, tidak membutuhkan hormat dari manusia, Dia tidak gila hormat. Kita juga percaya bahwa Yesus Kristus yang adalah Tuhan, akan memelihara kerajaan-Nya dan umat-Nya. Yesus sendiri pernah mengatakan, “Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu” (21:14-15). Sehingga kalaupun kita menjadi pengikut Kristus, menyembah dan memuliakan Dia, itu bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamtan kita sendiri.

Demikianlah kiranya yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Sepintas bila kit abaca Injil hari ini, seakan-akan Yesus mengadakan pembelaan diri-Nya dengan bersaksi bahwa Dia satu dengan Allah Bapa dan diutus untuk melaksanakan kehendak Allah Bapa, itu bukan pembelaan atau kesaksian diri. Sebab seperti yang dikatakan-Nya sendiri, bahwa itu dilakukan oleh Yesus karena ketegaran hati mereka yang tidak mau menerima kehadiran kerajaan Allah lewat kehadiran-Nya sendiri. Yesus dan Allah Bapa adalah satu dalam hakekat dan juga dalam kehendak untuk menyelamatkan manusia. Yesus mengatakannya bukan untuk bersaksi atas diri-Nya, bukan untuk membela diri, tetapi mau menyatakan bahwa diri-Nya adalah kesaksian akan Allah yang mahakasih kepada manusia, yang menghendaki manusia selamat. Kesaksian Yesus akan kesatuaan-Nya dengan Allah Bapa dan kesaksian-Nya akan kasih Allah dalam diri-Nya, itu dilakukan bukan dengan kata-kata, bukan pula dengan paksaan dan kekerasan, tetapi lewat perbuatan baik yang penuh cintakasih kepada manusia. Oleh karena itu, apa yang dikatakan oleh Yesus bukan kesaksian dan pembelaan atas diri-Nya tetapi seamata-mata semuanya dikatakan oleh Yesus adalah demi keselamatan manusia.

Oleh karena itu, dengan mendengarkan Injil hari ini, hendaknya kita tidak bertegar hati, tetapi dengan rela dan penuh sukacita untuk menerima Yesus sebagai juru selamat yang menghantar kita kepada keselamatan kekal. Kita berusaha setia mengikuti-Nya, memuji dan memuliakan Yesus, bukan untuk menambah kemuliaan-Nya tetapi demi keselamatan kita. Sehingga kesetiaan, pujian dan penyembahan kita kepada-Nya kita jalani dan hayati dengan penuh sukacita, bukan karena paksaan, tuntutan atau karena kewajiban, tetapi karena kita sadar bahwa kita membutuhkannya untuk keselamatan kita sendiri.

Juga perlu kita ingat bahwa seperti yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil hari ini, Allah tidak membutuhkan pembelaan dari manusia, apalagi Dia tidak membutuhkan pembelaan lewat paksaan dan tindakan kekerasan. Yesus sendiri ‘memberi kesaksian’ akan kesatuan-Nya dengan Allah dan menyatakan kasih Allah bagi manusia bukan lewat paksaan ataupun kekerasan tetapi dengan perbuatan-perbuatan baik yang penuh kasih. Dari sebab itu, kitapun dalam memberi kesaksian kita kepada dunia akan Allah yang penuh kasih, kesaksian akan kehadiran Kerajaan Allah kita wujudkan bukan dengan paksaan atau kekerasan tetapi dengan perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik kitalah yang menjadi kesaksian atas mutu iman yang kita wartakan. Amin.

Berbagi Berita : Uskup: Gedung baru DPR ‘tidak peka’

Uskup: Gedung baru DPR ‘tidak peka’
Rancangan gedung baru DPR setinggi 36 lantai
Konradus Epa, Jakarta

Konferensi Waligereja Indonesia secara tegas menolak rencana pembangunan gedung baru DPR yang menelan anggaran lebih dari satu triliun rupiah.

KWI menilai pembangunan gedung tersebut tidak peka terhadap penderitaan rakyat Indonesia.

“Kami menolak. Kalau DPR hanya sibuk dengan fasilitasnya, saya rasa itu tidak menunjukkan kepekaan terhadap hidup kebangsaan,” kata Ketua KWI Mgr Martinus Dogma Situmorang, OFMCap.

Kemarin tokoh lintas agama Islam, Katolik, Protestan menggelar jumpa pers di Maarif Institute untuk menyampaikan penolakan mereka atas pembangunan gedung baru DPR yang ditafsir membutuhkan dana lebih dari 1,6 triliun rupiah.

Rencananya, gedung 36 lantai tersebut akan mulai dikerjakan bulan Oktober mendatang, dengan total luas mencapai 161.000m2.

Di gedung tersebut, setiap anggota dewan akan menempati ruang seluas 120m2, yang juga akan ditempati oleh 5 orang staf ahli dan 1 orang asisten.

“Kami prihatin karena pembangunan ini melukai rakyat,” lanjut Mgr Situmorang.

Ia berharapa Presiden akan menghentikan pembangungan tersebut mengingat masih ada sekitar 35 juga penduduk Indonesia yang berpenghasilan di bawah 1 dolar per hari.

Menurut Uskup Situmorang dana sebesar itu bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak seperti pembangunan infrastruktur, listirk, pendidikan dan fasitas kesehatan.

Sementara itu ketua Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Muliawan Margadana mengatakan DPR sebaiknya mendengar suara rakyat karena tampaknya rencana gedung baru tersebut ‘ada agenda tersembunyi menjelang pemilu 2014.’

Ia mengatakan sebaiknya pemakaian gedung yang ada dioptimalkan.

“Integritas, pro rakyat, dan pembentukan karakter anggota dewan lebih penting daripada pembangunan gedung,” kata Margadana.

Sementara itu Ketua PMKRI Stefanus Gusma, mengatakan pembangunan gedung tersebut “menunjukkan arogansi beberapa anggota dewan.”

Disadur dari : /www.cathnewsindonesia.com

Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Rabu 6 april 2011

Renungan Hari biasa Pekan IV Prapaskah, Rabu 6 april 2011
Yes 49:8-15, Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18, Yoh 5:17-30

"Dengan hidup dalam perbuatan-perbuatan baik itulah, nyata sungguh bahwa kita telah bersatu dengan Allah."

BACAAN INJIL:
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

RENUNGAN:
Saat membaca Injil hari ini, saya teringat berita sehubungan dengan rencana DPR RI yang akan membangun gedung DPR yang sampai menelan biaya 1 triliun rupiah. Nampaknya tidak semua anggota DPR setuju atas rencana ini. Dalam berita dikatakan bahwa salah satu anggota DPR menolak rencana ini dan dia ikut dalam kelompok petisi penolakan itu. Kelompok Petisi dan anggota DPR itu mau mendengarkan aspirasi rakyat yang menolak pembangunan itu, karena dianggap tidak perlu pembangunan gedung yang begitu mewah sedangkan rakyat banyak yang miskin dan butuh bantuan. Mereka juga menganggap bahwa proyek itu penuh dengan unsur korupsinya. Pimpinan partai dari anggota DPR itu ‘marah’ dan mengatakan akan menegur beliau karena beliau berseberangan dengan partai yang menyetujui pembangunan itu. Pimpinan itu juga mengatakan bahwa beliau menjadi anggota DPR adalah atas nama partai, bukan atas nama pribadi, sehingga dia harus mendukung keputusan partai.

Pernyataan itu menarik karena dikatakan bahwa anggota DPR itu dianggap pembangkan, menjadi anggota DPRI adalah atas nama Partai sehingga harus tunduk pada keputusan partai, jadi dia bukan atas nama rakyat yang memilihnya. Beberapa anggota DPR yang menolak mengatakan bahwa mereka mau membela aspirasi rakyat yang telah memilih mereka. Tetapi mencermati pernyataan pemimpin partai di atas, jelas mengatakan bahwa seorang anggota harus menyatu dengan kelompok partai, dia tidak bisa berjalan sesuai dengan kebenaran pribadi sesuai dengan hati nuraninya. Sepertinya seorang anggota partai harus tunduk kepada keputusan partai, walaupun itu bertentangan dengan hati nurani dan kebenaran umum serta keinginan rakyat banyak dan rakyat kecil. Ini tentu suatu bentuk kesatuan yang mematikan hatinurani, menjadikan seseorang sebagai robot dan juga tidak berpihak pada masyarakat. Itulah kenyataan yang terjadi dalam negeri kita ini dan juga kenyataan dalam kesatuan kelompok-kelompok manusia.

Berbeda halnya dengan Yesus yang sungguh satu dengan Allah Bapa. Dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah satu dengan Allah Bapa yang mengutus-Nya ke dunia ini. Kesatuan Yesus dengan Allah Bapa adalah kesatuan yang sejati, yang mana Yesus sungguh menyatu dengan Allah Bapa dalam hakekat yakni Allah. Kesatuan Yesus sebagai Allah Putera dengan Allah Bapa juga dalam hal cintakasih dan kehendak untuk menyelamatkan manusia. Yesus tidak bekerja sendiri atas kehendak-Nya sendiri tetapi sesuai dengan kehendak Allah Bapa dan itu juga kehendak-Nya. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus oleh Allah Bapa untuk menyatakan cinta kasih dan menyelamatkan manusia. Namun walaupun Dia sebagai utusan, itu bukan berarti dia hanya hamba tetapi juga tetap dalam hekekat-Nya sebagai Allah. Kesatuan itu juga tampak nyata dalam perbuatan-perbuatan baik kepada manusia.

Pernyataan Yesus ini mengundang kemarahan orang-orang Yahudi karena menganggap bahwa Yesus tidak hanya meniadakan hari Sabad tetapi juga dianggap menyamakandiri dengan Allah. Namun bagi kita, pernyataan Yesus hari ini menjadi suatu penguat iman kita bahwa Dia yang kita percayai dan kita sembah adalah Allah yang datang untuk menyatakan cintakasih-Nya dan untuk menyelamatkan kita. Bagi kita, Allah yang penuh kasih itu, tidak berada jauh dari kehidupan kita, tetapi Dia sungguh peduli dengan kehidupan kita sehingga Dia sendiri datang menemui kita lewat perutusan Yesus yang adalah Putera Allah. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Inilah misteri cinta kasih Allah. Dia bisa melakukan apa saja untuk menyelamatkan manusia.
Kesatuan Yesus sebagai Putera Allah tidak hanya dalam hekekat tetapi juga nyata dalam perbuatan-perbuatan baik kepada manusia. Kitapun sudah dipersatukan dengan Allah lewat baptisan yang kita terima, sehingga kesatuan kita nyata bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kita sudah mengambil bagian dari ‘hakekat’ Allah yakni anak-anak Allah. Namun kesatuan kita dengan Allah juga hendaknya harus diungkapkan lebih nyata lagi dengan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama sebagaimana yang telah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. Dengan hidup dalam perbuatan-perbuatan baik itulah, nyata sungguh bahwa kita telah bersatu dengan Allah. Demikian juga halnya, kesatuan kita bersama orang lain, juga hendaknya lebih dinyatakan dalam kesatuan kehendak dan perbuatan-perbuatan baik, bukan seperti kesatuan dalam kelompok partai sebagaimana yang kami katakan di atas. Amin.

Berbagi Berita : Dialog, dua pengamat Cina beda pendapat

Dialog, dua pengamat Cina beda pendapat
Oleh Reporter ucanews.com, Hong Kong, Cina
Uskup Joseph Guo Jincai dari Chengde dan para uskup lainnya pada pentahbisan ilegal di Cina pada 20 November 2010

Dua pengamat Gereja Cina tidak sependapat tentang bagaimana dialog harus berjalan setelah terjadi dua peristiwa yang dikutuk oleh Vatikan, yaitu pentahbisan uskup ilegal di Chengde pada November lalu dan National Catholic Representatives Congress pada bulan Desember.

Pastor Jeroom Heyndrickx asal Belgia berpendapat bahwa kebijakan jangka-panjang dari dialog itu tidak boleh berhenti karena itu merupakan “sikap historis dan kebaikan hati” yang dipromosikan oleh Paus Paulus VI sejak 1970.

Dia memohon kepada Roma agar dialog dan kontak pribadi dengan para uskup di Cina jangan sampai terhenti hanya karena peristiwa Chengde. Kontak pribadi dengan para uskup di Cina itu penting untuk tahu situasi pasca-Chengde, karena salah pengertian sering terjadi hanya karena kurang informasi.

Para uskup Cina daratan sangat antusias tentang kemungkinan pertumbuhan Gereja di Cina dan siap untuk merespon kesempatan-kesempatan untuk evangelisasi di Cina, kata Pastor Heyndrickx, direktur Ferdinand Verbiest Institute di Universitas Katolik Leuven di Belgia.

Roma hendaknya mencoba untuk memahami para uskup Cina daratan “sebelum menjawab berbagai pertanyaan tentang apakah seseorang harus dihukum, siapa yang harus dihukum dan bagaimana,” karena banyak indikasi menunjukkan bahwa dialog setingkat ini belum terjadi di dalam Gereja.

Meskipun setuju bahwa dialog dan kompromi diperlukan, namun Joseph Kardinal Zen Ze-kiun, uskup emeritus Hong Kong, melihat bahwa “kinilah saatnya untuk berhenti” karena Vatikan sudah “sangat berkompromi sampai tingkat yang paling bawah.”

Umat ​​di Cina tengah menunggu klarifikasi, bagaimana Gereja harus mengambil sikap setelah menghadapi berbagai kejadian, jika keberadaan Gereja tidak menjadi sia-sia, katanya.

“Kita tidak bisa meninggalkan prinsip-prinsip iman kita dan disiplin dasar gerejawi kita, hanya untuk menyenangkan Beijing, kata kardinal.

ucanews.com
Disadur dari : www.cathnewsindonesia.com

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)