Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Paus Fransiskus memberikan peneguhan kepada warga Filipina

Paus Fransiskus memberikan peneguhan kepada warga Filipina 

Paus Fransiskus bertemu dengan komunitas Filipina di Roma hari ini, dengan mendorong mereka untuk bangkit dari bencana baru-baru ini di negara asal mereka untuk tidak pernah bosan berdoa. Mengacu pada topan Haiyan yang menimbulkan bencana dahsyat di Filipina, Paus Fransiskus mendorong mereka, “Di saat-saat sedih, biarkan kuasa doa ini menjadi andalan kita. …Dan saya juga menemani Anda dengan doa.” 

“Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus berdoa, terutama di saat-saat sulit,” tekan Paus Fransiskus. Paus Fransiskus telah bergabung dengan Luis Antonio Kardinal Tagle dari Manila dan komunitas Filipina di Roma untuk menghormati St. Pedro Calungsod, seorang katekis dan martir Filipina. Paus memberkati mosaik pemuda itu yang dikanonisasikan sebagai Santo oleh Paus Benediktus XVI Oktober tahun lalu. Kardinal Tagle berbicara tentang perjuangan rakyat Filipina, serta keberanian mereka dalam menghadapi situasi menakutkan. 

Paus Fransiskus memeluk kardinal itu pada akhir sambutannya, menunjukkan rasa solidaritas serta “kedekatan dan doanya.” Penghormatan terhadap St. Pedro Calungsod di Basilika Santo Petrus datang pada saat yang penting bagi rakyat Filipina, yang sedang berjuang untuk pulih akibat topan tersebut. Lina Santos, yang tinggal di Roma, tetapi berasal dari Filipina, mengatakan kepada CNA bahwa pertemuan hari ini adalah “sangat berarti bagi kami” karena menghormati santo dari Filipina” meskipun kesulitan yang kami hadapi sekarang.” “Meskipun kami telah mengalami bencana, masih ada harapan bahwa kami dapat memperoleh lagi harapan kami,” katanya.

Sumber: Rome’s Filipino community meets the pope
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

CATATAN KECIL : DIMANA CINTA???

CATATAN KECIL : DIMANA  CINTA???


Banyak...bukan menghakimi, tapi kenyataan...banyak orang yg setiap saat koar-koar mulutnya mengatakan cinta Tuhan dan "mengumandangkan" firman Tuhan...tapi, disaat diminta sedikit bantuan dana utk Tuhan/Gereja...semua pada terdiam dan bersembunyi... ◦(˘_˘")◦ ♒нůfftttt...♒ Dimana cinta itu??? 

 Judul di atas saya ambil langsung dari kutipan status FB dari seseorang, yang tentunya tidak perlu saya sebutkan namanya. Status itu menyatakan kekesalan hati beliau atas apa yang beliau alami. Mungkin beliau sedang mencari sumbangan untuk satu kegiatan Gereja, dan meminta kebeberapa orang yang dia yakin akan memberi, namun nyatakanya harapannya tidak terkabulkan. Dia yakin bahwa yang dia mintai pasti akan memberi dengan alasan bahwa orang yang dia mintai itu banyak berbicara tentang cinta Tuhan dan berbicara indah tentang firman Tuhan. Namun ternyata dugaan dia tidak demikian, apa yang dia harapkan tidak terwujud. Itulah membuat orang ini kecewa. Pasti dia mengalami hal demikian sampai beberapa kali dengan banyak orang, sehingga dia begitu kesal sampai menuliskannya di status FB beliau. Selain untuk menumpahkan kekesalan hatinya, juga tanpa sadar berharap agar apa yang diungkapkannya dibaca oleh orang yang membuatnya kesal. 

Kebangkitan untuk ikut mewartakan iman. 

Apa yang dialami oleh seseorang yang kami sebutkan di atas, mungkin suatu gambaran dari apa yang sebenarnya terjadi. Memang kalau kita simak yang di Fb, begitu banyak orang yang menuliskan status FB berisi renungan berdasarkan bacaan hari itu, renungan pribadi atas sabda Tuhan, banyak pula menuliskan renungan dari refleksi pribadi, banyak pula yang membuat gambar aktivitasnya dalam kehidupan menggereja dan banyak pula membuat status baik dengan tulisan ataupun dengan gambar tentang kehidupan peziarahan imannya yang mengadakan perjalanan ziarah ke tempat-tempat ziarah rohani. 

Semuanya ini adalah hal yang positif , itu lebih baik daripada menggunakan FB hanya untuk canda dan sekedar pengisi waktu luang. Semuanya itu jadi salah satu tanda kebangkitan iman dari umat beriman yang mulai ikut ambil bagian dalam pewartaan iman lewat dunia maya, salah satu tanda kebangkitan hidup iman umat yang hendak me,bagikan pengalaman iman mereka kepada banyak orang. Kalau selama ini banyak umat yang tidak percaya diri menyatakan imannya dan berbagi pengalaman iman, saat ini umat mulai membuka diri. 

Apakah yang kelihatan menggambarkan kedalaman iman seseorang? 

Namun apakah semuanya itu bisa menyatakan kedalaman iman seseorang? Apakah status dan foto yang indah itu menggambarkan kedalaman iman sipembuat status atau gambar itu? Ini yang menjadi permenungan bersama. Apa yang tertulis atau apa yang ditulis dan apa yang kelihatan indah apalagi lewat foto, tidak bisa menjadi ukuran kedalaman iman seseorang. Bisa saja banyak orang yang pintar berkata-kata tentang cinta Tuhan, lihai berbicara akan sabda Tuhan dan melakukan banyak kegiatan gereja dan peziarahan ke tempat-tempat ziarah, belum tentu menggambarkan iman mereka. 

Walaupun orang yang membaca tulisan status yang indah, sarat akan firman Tuhan dan foto yang memperlihatkan kegiatan iman, pasti akan berpikir bahwa sipembuat dan sipemilik FB itu pasti orang beriman dan hidup menghayati imannya. Atas dasar itulah mungkin orang berharap kepada mereka dengan meminta bantuan dari mereka itu. Inilah mungkin yang dialami oleh orang yang membuat status di atas. Dia kecewa karena yang tampak di status FB tidak menggambarkan kehidupan iman pemiliknya. Ini menjadi permenungan bagi kita semua dan juga bagi kami yang juga mempunyai FB. 

Apakah harus Kecewa dan Sakit hati bila ditolak? 

Apa yang dialami oleh pemilik status tersebut, kiranya itu pulalah yang kami alami. Dalam upaya membangun Gereja Paroki Tigalingga, kami banyak berharap dari para saudara se iman lewat FB ini. Dalam upaya menggalang dana untuk pembangunan gereja paroki ini, kami banyak meminta lewat umat katolik yang ada di FB ini. Kami biasanya meminta dengan mengajukan permohonan lewa pesan FB yang kami mintai. Dasar kami meminta kepada seseorang adalah dengan melihat nama, agama, status FB mereka dan juga foto-foto yang ada di FB mereka. Sama seperti orang lain, kami pun berharap bahwa orang yang kami mintai itu adalah orang beriman, orang yang aktiv menggereja dan merekapun pasti orang yang baik hati, pasti mau berbagi berkat Tuhan apalagi kami meminta untuk pembangunan Gereja Paroki. Itulah harapan kami. Namun harapan itu tidak seluruhnya terpenuhi, bahwa dari sekian banyak yang kami minta, bisa dikatakan hanya sepertiga yang menanggapi permohonan kami. Tidak jarang terjadi yang kami mintai hanya sekedar bertanyat, berjanji dan ada yang mengabaikan begitu saja permohonan itu, mereka membaca tetapi tidak membari tanggapan apa-apa. 

Walaupun demikian, kami tidak sakit hari, dan tidak sampai menumpahkan semuanya itu dengan menuliskan di status FB. Mungkin bila dibandingkan dengan orang yang membuat status di atas, kami lebih sering mengalaminya. Kami mencoba berpikir positif saja, yakni kemungkinan mereka lagi sibuk dan masih banyak kebutuhan yang harus mereka tanggung, atau mungkin saja sebelum kami masih banyak permohonan yang meminta mereka sehingga kami diminta untuk bersabar menunggu giliran. Kami mencoba berpikir bahwa mungkin saja mereka kurang yakin akan permohonan ini karena sekarang ini banyak penipuan berselubungkan kegiatan amal, atau mungkin saja karena mereka tidak tahu bahwa yang meminta atau mengemis kepada mereka adalah seorang pastor/imam, gembala mereka sendiri. Mungkin kalau mereka yakin akan kebenaran permohnan ini dan tahu bahwa yang mengemis itu adalah seorang pasto, pasti mereka akan memberi dengan senang hati. 

Kami juga berpikir bahwa mungkin saja mereka tidak membalas permohonan tetapi dengan diam-diam mengirimkan persembahan untuk pembangunan ini karena mereka tidak mau perbuatan baik mereka kami ketahui. Kami yakin bukan karena mereka tidak peduli dan pelit, tetapi karena belum waktunya untuk kami. Syukur pada Tuhan, bahwa ada juga banyak yang kami mintai memberi persembahan kasih untuk pembangunan ini. Apa yang kami harapkan dengan melihat status dan foto kegiatan seseorang di FB nya, menggambarkan hidup iman mereka. Kami sangat bahagia menerimanya, karena itu adalah berkat Tuhan bagi kami lewat mereka. Namun walaupun sebenarnya pemberian mereka menurut kami hanya sekedarnya saja karena rasanya tidak seimbang dengan berkat Tuhan yang telah mereka terima. Walaupun demikian, kami tidak mau menghakimi mereka, kami tetap bersyukur dan memohonkan berkat bagi mereka semua baik yang memberi dan yang belum memberi, supaya Tuhan memberkati mereka di manapun mereka berada serta hidup mereka bahagia. 

Tuhan Punya Banyak cara menyalurkan berkat-Nya

Ada pengalaman yang menarik yang kami alami selama menggalang dana lewat FB ini. Pada satu kesempatan kami mencoba mengirimkan banyak permohonan lewat pesan di FB mereka, mereka itu adalah umat katolik. Kami menunggu beberapa saat dan beberapa hari, tetapi tidak ada yang menanggapi. Namun tanpa diduga kami menerima pesan dari FB dari seorang ibu yang mengatakan bahwa beliau telah mentransfer persembahan kasih untuk pembangunan Gereja paroki. Kami mencoba mengingat bahwa kami tidak pernah mengajukan permohonan kepada beliau. Kami memang sudah sering melihat beliau aktif di FB. Untuk menyakinkan diri, kami mencoba membuka halaman FB beliau dan melihat identitasnya. Dalam identitas beliau tertulis agamanya bukan Katolik, tetapi protestan. 

Sungguh luar biasa dan mengharukan. Kami meminta dari umat katolik dan berharap untuk diberi, namun ternyata tidak, malahan rahmat Tuhan justru datang bukan dari yang kami kenal dalam iman, dalam arti sama-sama katolik, malahan dari saudara yang bukan sei iman katolik. Jumlah yang beliau persembahkan juga lebih banyak dari beberapa umat katolik yang sudah memberi. Apakah karena beliau itu lebih kaya daripada umat katolik yang sudah memberi? Mungkin saja benar. Namun kiranya bukan soal beliau lebih kaya atau tidak, tetapi ini soal sara memiliki dan rasa syukur pada Tuhan. Kalau umat katolik menyadari bahwa yang memintai adalah Gereja dan bahkan seorang pastor, dan itu untuk Gereja, tentu akan dengan rela memberi persembahan kasih tanpa berhitung atau setimpal dengan berkat yang diterima. Kalau pemberian seorang katolik yang berada lebih banyak dari yang bukan katolik, itu hal biasa. Tetapi bila pemberian seorang katolik yang berada lebih sedikit daripada pemberian seorang yang bukan katolik, itu sungguh luar biasa. 

Pengalaman ini bagi kami adalah pengajaran dari Tuhan yang mengatakan bahwa dalam usaha yang baik, selalu berhadap pada Tuhan, bukan berharap pada orang bahkan orang yang seiman, karena dengan demikian kita mengandalkan mereka, bukan mengandalkan Tuhan. Tuhan mau mengatakan bahwa kami boleh meminta kepada umat se iman, tetapi pengharapan yang teguh hanya pada Tuhan, dan Tuhan punya banyak cara untuk menyalurkan berkat-Nya, bahkan bisa lewat orang-orang yang tidak pernah kita mintai dan harapkan. 

Cinta Tuhan pasti akan selalu mengalir dengan banyak cara dan bentuk yang tidak bisa kita prediksi sejak awal. Itulah salah satu misteri cinta kasih Tuhan bagi kita. Pada akhir catatan kecil ini, kami mohon maaf kepada para saudara, bukan niat kami mengahakimi siapapun, kami hanya sekedar berbagi pengalaman karena terdorong oleh status dari saudara yang kecewa sebagaimana kita baca di atas. Kami merasa terdorong untuk menuliskan hal ini. Ini semua menjadi pembelajaran bagi kita semua, agar hidup iman kita selaras dengan perkataan, dan perbuatan baik kita bagi sesama, terutama lewat Gereja-Nya.

BACAAN HARI MINGGU: 24 NOVEMBER 2013 (HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM)

BACAAN HARI MINGGU: 24 NOVEMBER 2013 
(HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM) 
2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43 

BACAAN I: Mal. 4:1-2a 
“Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.” Sekali peristiwa, datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel." Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. 

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm. 122:1-2,4-5 
Ulangan : Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita. 

Ayat : 
1. Kubersukacita waktu orang berkata keapdaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem. 

2.Kepada suku-suku berziarah yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur paa nama Tuhan ssuai dengan peraturan. 

3. Berdoalah agar Yerusalem sejahtera! “Damai bagi orang yang mencintai Engkau. Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas putrimu. 

4. Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan keselamatan kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita kumohon bahagia bagimu. 

BACAAN II : Kol. 1:12-20 
“Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih.” 

Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus 

INJIL Luk. 23:35-43 
“Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” 

Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin Bangsa Yahudi mengejek-Nya, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi". Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 23 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 23 NOVEMBER 2013
 (Klemens I, Kolumbanus, Mikhael Agustinus Pro) 
1Mak. 6:1-13; Mzm. 9:2-3,4,6,16b,19; Luk. 20:27-40 

BACAAN INJIL: 
 Suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus. 

RENUNGAN : 
Dalam hidup ini, perkawinan dianggap keharusan bagi semua orang dengan tujuan untuk mendapatkan keturunan. Masih banyak oran g yang sulit mengerti bila ada orang yang tidak menikah atau tidak berkeluarga, juga masih ada saja orang yang sulit menggerti para imam dan suster yang tidak menikah . Karena perkawinan dianggap suatu keharusan, orang tua malu bila sampai anaknya tidak kawin. Oleh sebab itu, orang tua berusaha agar anaknya kawin, bahkan sampai menjodohkannya. 

Alasan utama perkawinan adalah untuk melanjutkan keturunan dan itu dianggap suatu kebahagiaan. Orang Saduki adalah suku yang tidak percaya akan kebangkitan dan akan roh-roh. Mereka adalah suku yang konservatis, hanya menerima lima kitab hukum musa dan tidak mau repot dengan segala aturan sebagaimana yang dihidupi oleh orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, juga tidak percaya akan kebangkitan. 

Di dalam injil hari ini, orang saduki ingin menjebak Yesus tentang ajaran kebangkitan. Sepertinya orang Saduki bertanya kepada Yesus setelah habis berdebat dengan orang Farisi dan ahli-ahli Taurta. Mungkin saja mereka mau menjebak Yesus atau juga mau mendapatkan pembenaran akan ajaran mereka sehubungan dengan tidak adanya kebangkitan. 

Orang Saduki menjebak Yesus tentang perkawinan yang sudah biasa terjadi pada masa itu. Seorang wanita yang menikah sampai tujuh kali karena suami pertama meninggal tanpa meninggalkan anak baginya, sehingga saudara suaminya harus menikah dengan dia supaya harta suaminya tidak hilang menjadi milik wanita itu. Demikianlah akhirnya wanita itu menikah dengan saudara-saudara suaminya sampe tujuh kali menikah. Atas kasus ini, orang Saduki bertanya tentang siapa yang kelak menjadi suami wanita ini dalam kehidupan selanjutnya. 

 Persoalan yang dismapaikan oleh orang Saduki memang logis bila memikirkan bahwa kehidupan setelah kebangkitan itu sama dengan hidup manusia di dunia sekarang ini. Orang Saduki berharap bahwa dengan pertanyaan itu Yesus membenarkan ajaran mereka sehingga mengalahkan pemikiran orang Farisi yang mengajarkan tentang kebangkitan. Menanggapi pertanyaan jebakan orang Saduki itu, Yesus mengatakan bahwa kebangkitan itu memang ada. Percaya pada kebangkitan berarti percaya bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di dunia ini, kehidupan itu diperoleh setelah mengalami kematian dari kehidupan dunia ini. Namun kehidupan dalam kebangkitan itu bukan seperti kehidupan sekarang di dunia ini. 

Dalam kehidupan itu, manusia hidup seperti malaikat, penuh sukacita, tidak berkekurangan dan tidak mati lagi sehingga tidak lagi membutuhkan perkawinan. Dalam kebangkitan itu, manusia tidak lagi kawin dan dikawinkan karena mereka tidak mati lagi dan mereka hidup dalam kebahagiaan kekal. Jawaban Yesus membuat orang Saduki tidak berkutik lagi dan orang Farisi dan ahli-ahlit Taurat merasa dibela oleh Yesus sehubungan ajaran tentang kebangkitan, sehingga mereka mengatakan, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Mereka mengatakan demikian, bukan karena sepenuhnya setuju pada ajaran Yesus, tetapi karena merasa dibela di hadapan orang-orang Saduki. 

Injil hari ini jelas mengajarkan kepada kita bahwa hidup yang sekarang bukanlah hidup yang sejati, tidak selamanya, masih ada hidup yang lain yakni hidup kekal setelah kebangkitan. Kehidupan setelah kebangkitan adalah kehidupan penuh sukacita, hidup seperti malaikat, tidak dapat mati lagi. Namun hidup setelah kebangkitan itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang layak, yakni orang yang selama hidupnya di dunia ini berkenan di hadapan Tuhan, dengan percaya kepada Yesus dan hidup seturut kehendak Tuhan. Dengan demikian, hidup yang sekarang adalah persiapan untuk menuju hidup kekal. Maka semoga hidup kita yang sekarang kita arahkan untuk kehidupan kekal. Amin.

Paus angkat Pastor Paskalis OFM sebagai Uskup Bogor

Paus angkat Pastor Paskalis OFM sebagai Uskup Bogor 

Pastor Paskalis Bruno Syukur OFM Pada Kamis (21/11), Paus Fransiskus mengangkat Pastor Paskalis Bruno Syukur OFM sebagai Uskup Bogor yang baru. Sebagaimana dilansir Agenzia Fides, penunjukkan ini dilakukan setelah Bapa Suci menerima permohonan pengunduran diri Mgr Mikael Cosmas Angkur OFM yang menjadi Uskup Bogor sejak 1994 dan kini menginjak usia 76 tahun. 

Pastor Paskalis yang lahir di Ranggu, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada 17 Mei 1962 selama ini bertugas sebagai Definitor General OFM di Roma, jabatan di bawah pemimpin umum OFM. Dari 9 anggota Definitor General, ia membawahi sejumlah provinsi OFM di Asia dan Oceania, seperti India, Pakistan, Jepang, Australia-Selandia Baru, termasuk Indonesia. 

Dalam rangka tugasnya sebagai Definitor General, ia terakhir kali mengunjungi Indonesia pada awal Oktober lalu, saat menghadiri Sidang OFM Provinsi Indonesia di Pacet, Sindanglaya, Jawa Barat. Dalam perpisahannya dengan pimpinan OFM di Roma, setelah mendapat berita pengangkatannya, Pastor Paskalis mengatakan, ini merupakan tugas baru yang tampaknya sulit. 

“Tapi saya mohon doa saudara-saudara sekalian”, tegasnya dalam video yang di-posting di situs www.ofm.org. Pastor Paskalis masuk Ordo Fransiskan, setelah menyelesaikan pendidikan SMP-SMA di Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur. Studi filsafat dilewatinya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Jakarta (1983-1987) dan kemudian melanjutkan studi teologi di Fakultas Teologi Wedhabkti, Kentungan, Yogyakarta. Pada 2 Februari 1991 ia ditahbiskan menjadi imam, dimana setelahnya ia diutus bertugas di Paroki Moanemani, Keuskupan Jayapura, hingga 1993. Tahun 1993-1996 ia studi Spiritualitas Fransiskan di Universitas Antonianum, Roma dan meraih gelar licensiat. 

Sepulang studi, ia menjadi magister para novis OFM di Novisiat Transitus Depok, Jawa Barat (1996-2001) sekaligus menjadi anggota dewan OFM Provinsi Indonesia. Tahun 2001, dalam Sidang Provinsi, ia dipilih menjadi Provinsial OFM Indonesia. Sidang periode berikutnya, pada 2007, ia terpilih kembali dan hanya menjabat 2 tahun, karena diangkat menjadi Definitor General, sehingga ia harus pindah ke Roma. Pastor Paskalis akan memimpin Keuskupan Bogor yang berdiri sejak 3 Januari 1961. 

 Keuskupan dengan luas wilayah 18,369 kilometer persegi ini awalnya dipimpin uskup Fransiskan asal Belanda, Mgr Nicolaus Johannes Cornelis Geise OFM (1961-1975). Ia kemudian digantikan oleh Mgr Ignatius Harsono (1975-1993). Setelah Uskup Ignatius pensiun, Uskup Agung Jakarta Mgr Leo Soekoto SJ menjadi administrator hingga Mgr Mikael dipilih pada 1994. Populasi penduduk di Keuskupan Bogor mencapai 16.283.000, dengan jumlah umat Katolik 83.406, yang tersebar di 18 paroki. Mayoritas warga di wilayah keuskupan ini, adalah Muslim. 

Ryan Dagur, Jakarta
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

CATATAN KECIL : TUHAN DI MANA? TUHAN BERPIHAK KEPADA SIAPA?

CATATAN  KECIL : TUHAN DI MANA? TUHAN BERPIHAK KEPADA SIAPA? 

Kiranya pertanyaan demikian pasti akan terlontar manakali kita atau orang lain mengalami suatu malapetaka atau bencana. Ketika terjadi tsyunami di Filipina, orang pun pasti berpikir mengapa Tuhan membiarkan semuanya itu terjadi. Orang seringkali mengaitkan bencana alam atau penderitaan sebagai peringatan dan hukuman dari Tuhan. Tidak jarang hal demikian kita dengarkan dan bahkan mungkin kita sendiri mengatakannya. 

Bila hal ini dikaitkan dengan bencana alam yang terjadi di Filipina, kita pasti heran karena kita ketahui penduduk Filipina mayoritas beragama Katolik sehingga, “Apakah memang Tuhan menghukum mereka dengan bencana itu? Apa yang mereka perbuat sehingga terjadi demikian? Kalaupun itu bukan karena hukuman dari Tuhan, mengapa Tuhan membiarkan semuanya itu terjadi? Sebab peristiwa itu jelas membuat banyak orang menderita, terutama orang-orang miskin. Masih banyak bentuk atau hal yang membuat orang berpikir dan bertanya, “Di mana Tuhan ketika kita atau orang lain mengalami bencana alam, penderitaan dan persoalan dalam hidupnya? Apakah memang Tuhan masih peduli dengan hidup manusia? Adapula perkara yang membuat orang lain bingung, sehubungan dengan keberadaan dan keberpihakanTuhan. 

Kita pasti pernah mendengarkan seseorang yang miskin menjadi korban kejahatan orang lain, mereka mencari keadilan tetapi tetapi tidak mendapatkannya. Misalnya seseorang dituduh oleh seorang kaya atau orang yang berkuasa dan dijatuhi hukuman. Orang miskin itu tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan, dia hanya korban fitnah orang tertentu atau malah dikorbankan demi menutupi kejahatan yang menjani lawannya di pengadilan. Namun orang miskin itu yang menjadi korban sedangkan yang melakukan perbuatan jahat itu malah bebas. Orang kaya itu akhirnya bebas karena dia bisa membayar pengacara yang mahal dan mungki bisa membeli hakim sehingga membebaskan dirinya, sedangkan orang miskin itu tidak bisa berbuat apa-apa. Ironisnya adalah orang kaya itu ketika putusan pengadilan seringkali menggelar konferensi pers dan dengan tegas mengatakan, bahwa Tuhan berpihak kepada diri-Nya dan Tuhan itu mencintainya makanya dia bebas dari hukuman. Sedangkan orang miskin yang akhirnya terhukum akan merutuki nasibnya dan akan bertanya, “Di mana Tuhan? Mengapa Tuhan tidak membelanya? Mengapa Tuhan justru berpihak kepada yang melakukan kejahatan. 

TUHAN MENGASIHI MANUSIA 

Bertitik tolak pada contoh di atas, kita bertanya, “Apakah memang Tuhan berpihak kepada orang jahat itu sehingga dia terbebas dari hukuman? Mengapa Tuhan tidak membela orang miskin dan benar itu? Secara manusiawi, pertanyaan ini sulit kita mengerti dan kitapun sulit untuk menjawab bila pertanyaan itu diajukan kepada kita. Benarkah Tuhan menjadi sumber bencana alam, sumber dari malapetaka atau penderitaan manusia? Benarkah Tuhan mendatangkan semuanya itu untuk menghukum manusia supaya manusia menjadi sadar? Tentu tidak pernah demikian. Tuhan tidak pernah menjadi sumber malapetaka, sumber bencana alam dan sumber penderitaan dan persoalan hidup manusia. Bila kita percaya bahwa semuanya itu berasal dari Tuhan, berarti Tuhan itu sungguh kejam, mendidik manusia dengan penghukuman yang sangat berat. 

Dalam kitab suci jelas kita ketahui bahwa Allah itu kasih . Kasih Allah yang sungguh besar dinyatakan dalam diri Yesus yang diutus untuk membawa kabar sukacita bagi manusia, yakni bahwa Allah mengasihi manusia. Ini adalah kabar sukacita bagi manusia, karena pada masa itu orang sering berpikir bahwa Allah kita kejam dan Allah itu tidak berpihak kepada orang-orang kecil dan miskin. Pemikiran demikian muncul karena pengajaran saat itu yang mengatakan bahwa orang sakit, orang miskin adalah orang yang tidak diberkati oleh Tuhan, orang yang mendapat penghukuman. 

Pemikiran demikian juga muncul karena penderitaan yang dialami seakan tidak berkesudahan, sehingga berpikir bahwa mereka tidak dikasihi dan tidak dikehendaki oleh Tuhan sehingga membiarkan mereka demikian. Oleh sebab itulah para rasul juga bertanya bertanya kepada Yesus ketika melihat orang buta sejak dilahirmakan, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta? (yoh 9:2). Para murid bertanya demikian karena memang pemahaman pada masa itu mengatakan bahwa orang sakit dan miskin adalah hukuman dari Tuhan karena dosanya atau juga karena dosa keluarga atau orang tuanya. Menanggapi pertanyaan itu, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa orang buta itu lahir demikian, bukan karena hukuman dari Tuhan, bukan karena dia tidak diberkati oleh Tuhan. Namun hal itu terjadi karena memang manusia adalh ciptaan dan akan ada dalam kehidupan manusia. Hal ini dikatakan oleh Yesus dengan mengakatan, “...selama masih siang; akan datang malam..” ini bisa kita artikan bahwa selama ada kehidupan, pasti masih akan ada penderitaan manusia, namun itu bukan berasal dari Tuhan dan bukan karena hukuman dari Tuhan karena kedosaan manusia. 

MANUSIA MENYALAHGUNAKAN ANUGERAH KEBEBESAN YANG DAROI TUHAN 

Mungkin kita berpikir, “Mengapa Tuhan tidak menghilangkan kejahatan dan penderitaan dari hidup manusia?” Mengapa Tuhan seakan membiarkan orang-orang jahat meraja lela dan seakan malah mendukung kejahatan mereka?” Kita pasti selalu berharap agar Tuhan membunuh saja kejahatan dari hidup ini dan menghilangkan persoalan dari hidup manusia. Menanggapi hal demikian, ada orang berpikir bahwa dengan adanya penderitaan dan persoalan itu, manusia sadar bahwa dirinya adalah manusia lemah sehingga membutuhkan Tuhan. Kita harus hati-hati dengan pemikiran demikian, karena bisa berarti bahwa Tuhan sengaja membuat kita lemah agar kita tergantung kepada Dia. Kiranya hal ini yang terjadi dalam kehidupan kita, pemerintah dan penguasa sengaja membuat rakyat miskin tetap miskin supaya mereka terikat dan merasa membutuhkan pemerintah. Tuhan tidaklah demikian. Kita pasti masih ingat dalam kisah penciptaan manusia. Allah menciptakan manusia seturut gambar dan rupa Allah. 

Allah menciptakan manusia bukan hanya sekedar berbeda bentuk dengan ciptaan lain, tapi Allah memberi kehendak bebas bagi manusia yang tidak ada pada ciptaan lain dan Allah memberi kuasa atas manusia untuk menguasai semua ciptaan. Allah memberi pesan kepada manusia yang tidak bisa mereka langgar, dengan berfirman; "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."( Kej 2:16-17)Namun apa yang terjadi? Manusia melanggar perintah Tuhan. Dalam hal ini bukan soal makan buah itu atau tidak, tetap pelanggaran atas perintah Tuhan. Sejak saat itu manusia keluar dari taman firdaus, bukan karena Allah menghukum tetapi karena perbuatan manusia itu sendiri yang membuat manusia itu tidak layak lagi tinggal di taman Firdaus. Walaupun manusia itu berdosa, Allah masih membela manusia dan tidak menghendaki manusia itu mati, yakni Allah masih membuatkan pakaian untuk manusia itu, (Kej 3: 20). 

Demikian juga halnya ketika Kain membunuh Habel adiknya hanya karena kecemburuan. Mengapa Tuhan membiarkan Kain membunuh adeknya Habel, Habel yang baik dan jujur itu? Hanya Tuhan yang tahu. Namun yang kita tahu pasti adalah bahwa Tuhan tetap mengasihi Kain walaupun telah membunuh Kain adiknya, sebab itu Tuhan menaruh tanda atas Kain agar orang tidak membunuh dia. Tuhan masih mengharapkan manusia itu hidup dan diberi kesempatan untuk bertobat. Secara singkat dapat kita katakan bahwa penderitaan itu bukan berasal dari Tuhan. Penderitaan itu berasal dari manusia sendiri, baik karena perbautannya sendiri maupun karena perbuatan orang lain. 

Kejahatan dan penderitaan itu bermula dari kehendak bebas yang diberikan oleh Tuhan dan disalahgunakan oleh manusia. Namun kita tentu tidak berpikir bahwa kejahatan itu terjadi karena kesalahan Tuhan yang memberi manusia kehendak bebas. Kalau Tuhan tidak memberi kita kehendak bebas karena itu yang menjadi awal kejahatan dan penderitaan orang lain, maka kita tidak ada ubahnya dengan binatang dan kita bukan lagi ciptaan menurut gambar dan rupa Allah. Demikianlah terjadi dalam perjalanan hidup manusia. Manusia bukannya semakin baik, tetapi semakin menyalahgunakan kebebasan yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan tidak menghendaki manusia itu binasa, oleh karena itu Yesus diutus untuk membawa kabar sukacita dan keselamatan bagi manusia. Kabar sukacita yang pertama-tama dinyatakan kepada manusia adalah bahwa Allah mengasihi semua manusia dan menghendaki manusia selamat dan pada akhirnya beroleh hidup kekal. Berita bahwa Allah mengasihi semua manusia terutama mereka yang miskin dan menderita tentu sungguh kabar yang menyejukkan hati bagi para kaum miskin dan menderita pada masa itu dan juga pada masa sekarang. Sebab pada masa itu dengan jelas diajarkan bahwa orang menderita dan orang miskin dianggap kutukan Tuhan dan mereka tidak diberkati oleh Tuhan. 

BERIMAN BUKAN MENGHILANGKAN PERSOALAN DAN PENDERITAAN MANUSIA. 

Kita percaya bahwa Yesus datang mewartakan kabar sukacita dan pertobatan. Namun apa yang terjadi? Tidak semua orang menerima Dia dan bahkan menolak serta membunuh Yesus. Mengapa Yesus tidak memaksa orang-orang yang menolak-Nya supaya percaya kepada Dia? Mengapa Yesus tidak melenyapkan orang yang tidak menerima Dia? Mengapa justru Yesus seakan kalah dan mati di salib? Apakah Yesus memang kalah? Yesus tidak melakukan demikian karena Yesus menghargai manusia sebagai manusia yang diciptakan secitra dengan Dia, Yesus mengheargai kehendka bebas manusia. Yesus kommit dengan apa yang sudah diberikan ketika manusia diciptakan, tidak menarik kehendak bebas manusia. Inilah tanda nyata kasih Tuhan bagi manusia. Yesus mengharapkan manusia menerima Dia karena kesadaran dan iman, bukan karena dipaksa. 

Penolakan sebagian besar manusia, penderitaan dan kematian Yesus, bukan berarti Yesus gagal. Memang secara manusiawi Yesus seakan gagal, tetapi sebenarnya tidak. Kedatangan Yesus adalah untuk mewartakan dan menyatakan kasih Tuhan kepada manusia dan mau menyelamatkan manusia. Inila misi utama Yesus datang ke dunia ini. Yesus siap menerima resiko dari perutusan-Nya dan Yesus tetap setia, tidak mau menghindar dari tugas itu walau menghadapi resiko kematian. Sehingga penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus akhirnya menyelamatkan manusia. 

Dengan demikian, Yesus tidak gagal tetapi Yesus menang karena setia pada kasih-Nya kepada manusia, manasia akhirnya diperdamaikan dengan Tuhan dan manusia mendapat kesempatan untuk bersatu dengan Tuhan dalam kehidupan kekal. Yesus datang tidak menghapus kejahatan dan penderitaan tetapi justru menantang dan melawan semuanya itu dengan kasih dan pengorbanan yang pada akhirnya berbuah hidup kekal kepada manusia. Yesus sendiri kerap mengatakan kepada manusia bahwa para murid-Nya akan menghadapi penderitaan, perosalan hidup dan nyawa mereka terancam oleh karena nama-Nya. Dengan demikian, kita juga mengatakan bahwa beriman kepada Dia bukan berarti terbebas dari penderitaan, persoalan dan kejahatan. 

NAMA TUHAN AKAN DIMULIAKAN DALAM HIDUP 

Jelas bahwa beriman tidak menghilangkan penderitaan, persoalan dan kejahatan dari hidup ini. Jelas juga bahwa semuanya itu tidak berasal dari Tuhan. Kita ingat kembali apa yang dikatakan oleh Yesus tentang orang buta sejak dilahirkan, “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”( Yoh 9:3) Yesus yang akhirnya wafat di salibkan, bukan gagal atau kalah, tetapi pemenang, karena Yesus setia pada kehendak Allah. Secara manusiawi memang seakan gagal, tetapi yang gagal adalah orang yang menolak dan membunuh Dia. 

Demikian juga halnya dalam hidup, secara manusiawi orang yang membuat orang lain menderita, mereka seakan menjadi pemenang dalam hidup ini. Mereka bukan pemenang dan bukan karena Tuhan berpihak kepada mereka. Mereka itu justru orang yang kalah, karena mereka dikalahkan oleh kejahatan sehingga kelak mereka akan masuk dalam kebinasaan hidup. Memang saat ini mereka tertawa, tetapi akhirnya mereka pasti akan menangis dan menderita dalam penderitaan kekal. Kalaupun mereka mengatakan bahwa kemenangan mereka karena kebaikan Tuhan dan Tuhan berpihak kepada mereka, itu samasekali tidak benar, karena Tuhan tidak pernah berpihak dan membenarkan kejahatan. Mereka akan mendapat hukuman akibat perbuatan mereka. Kita tidak mengharapkan demikian, tidak usah kita berharap demikian, karena tanpa kita minta, mereka pasti akan mengalaminya. 

Kita yang menderita karena ulah orang lain, bencana alam yang terjadi bukan karena kita kalah dan berosa. Semuanya itu terjadi bukan karena Tuhan, tetapi lewat semuanya itu nama Tuhan akan dimuliakan. Bukan penderitaan dan bencana alam itu yang akan memuliakan Tuhan, tetapi orang beriman yang tetap setia akan memuliakan nama Tuhan. Coba kita lihat, bahwa dalam setiap bencana alam, pasti banyak orang bersimpati dan memberikan bantuan kasih kepada mereka. Lewat peristiwa itu, nama Tuhan dimuliakan lewat perbuatan kasih banyak orang. Nama Tuhan juga dimuliakan lewat orang-orang yang mengalami penderitaan tetapi tetap setia kepada Tuhan. Bukan rahasia bahwa sering kita temukan bahwa banyak orang yang mengalami penderitaan dan bencana alam, tetapi mereka tetap setia beriman. Nama Tuhan dimuliakan lewat keteguhan iman mereka. Sebab mereka sanggup tetap teguh beriman, bukan dari dirinya sendiri tetapi Tuhan sendirilah yang menguatkan hati mereka yang tetap memberi semangat hidup kepada mereka. Dalam diri mereka ini Tuhan bekerja atau menyatakan diri. Tentu kita heran melihat orang yang menderita, dianiaya dan kena bencana alam tetapi mereka tetap ceria dan tetap teguh dalam iman. 

Dalam hidup mereka itu, nama Tuhan semakin dimuliakan, karena mereka mengajarkan iman yang hidup kepada kita. Selain itu, kita harus yakin bahwa dalam setiap penderitaan, persoalan dan bencana alam, Tuhan tetap hadir, Tuhan tidak jauh, Tuhan tidak menghukum dan tidak meninggalkan kita, Tuhan tetap beserta kita dan akan menyatakan mukijzat-Nya. Oleh sebab itu, ktia hendaknya tetap teguh dalam hidup, walau kita menderita, dianiaya dan menghadapi bencana alam. Biarlah lewat keteguhan iman kita, nama Tuhan semakin kita muliakan.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 22 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 22 NOVEMBER 2013 
 (Peringatan Wajib St. Sesilia ) 
1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd; Luk. 19:45-48 

BACAAN INJIL: 
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia. 


RENUNGAN : 
Saya masih ingat satu pengalaman yang sangat menarik, yang terjadi puluhan tahun yang lalu. Pada saat itu saya bersama teman sedang berbincang-bincang di depan satu Gereja Katolik, bukan di pekarangan Gereja, tetapi di jalan raya tepat di depan Gereja. Ketika sedang asyik berbincang-bincang, saya melihat seorang ibu yang sedang berjalan tiba-tiba berhenti di depan Gereja dan ibu itu membuat tanda salib dan sesudah itu kembali melanjutkan perjalanannya. 

Peristiwa kecil ini sungguh mengagetkan sekaligus mengagumkan, karena ibu yang sederhana itu begitu percaya akan kekudusan gedung Gereja sebagai rumah Tuhan, bait Allah, bangunan yang kudus, sehingga hanya melintas di depannya, ibu itu menunjukkan penghormatannya dengan berhenti dan membuat tanda salib. Gedung Gereja memang adalah bangunan fisik, namun gedung itu adalah rumah Tuhan, rumah doa, bangunan yang dikuduskan untuk merayakan iman, tempat diyakini Allah berdiam dan di situ umat dipersatukan sebagai satu saudara dalam Tuhan dan menjadi tempat umat bertermu dengan Tuhan. Intinya bagi kita yang beriman, gedung gereja adalah Bait Allah, tempat kudus. 

Namun apakah masih banyak umat yang menghayatinya hingga sekarang dan penghayatan itu ditunjukkan dengan sikap iman? Kiranya yang kita dengarkan dalam injil hari ini, masih juga sering terjadi dalam kehidupan beriman. Sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, Yesus marah dan mengusir semua pedanga yang ada di pelataran Bait Allah. Yesus dengan tegas mengatakan Bait Allah adalah rumah-Nya rumah doa, bukan menjadi sarang penyamun. Yesus mengatakan bahwa Bait Allah itu adalah rumah-Nya sendiri. 

Dengan ungkapan itu, jelas Yesus mengatakan siapa diri-Nya sendiri, yakni Dia adalah Allah. Orang Farisi yang mendengar perkataan ini pasti kaget karena Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah Tuhan, pemilik Bait Allah. Ini juga menjadi salah satu alasan orang Farisi untuk menentang Yesus, karena mereka tidak menerima bahwa Yesus adalah Mesias. Yesus marah karena Bait Allah yang pada hakekatnya adalah kudus, tempat berdoa, tapi justru dijadikan tempat berdagang dan menjadi sarang penyamun. Yesus mengatakan demikian, karena dipelataran Bait Allah itu banyak para pedagang yang menjajakan ternak untuk persembahan dan para penukar uang untuk menukar uang yang akan dipersembahkan. Kehadiran pedagang dan penukar itu membaut suasana Bait Allah menjadi riuh, mengganggu keheningan. Apalagi mereka membuat harga yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadi, mencari untung yang besar, karena bagaimanapun orang yang hendak mempersembahkan persembahan pasti akan membeli walaupun dengan harga yang sangat tinggi. 

Hal ini tentu sangat memberatkan orang-orang miskin yang mau mempersembahkan persembahan baik itu korban persembahan dan uang persembahan, karena harus membeli atau menukar dengan harga yang sangat tinggi. Para pedagang itu berbuat demikian tentu karena ada ijin dari orang yang berkuasa pada saat itu atas Bati Allah dan mereka itupun pasti mendapat bagian dari keuntungan para pedagang. Oleh sebab itu, Bait Allah yang seharusnya tempat untuk berdoa, malahan dijadikan menjadi tempat bermisnis, tempat berdagang, tempat untuk mencari keuntungan dengan mengorbankan orang lain terutama orang-orang yang kecil, menghalangi orang-orang miskin untuk memberi persembahan. Kemarahan Yesus dalam injil hari ini, mungkin juga masih terjadi dalam kehidupan kita saat ini. 

Kita perlu bertanya, “Sejauh mana keyakinan kita bahwa Gedung Gereja adalah Bait Alalh, tempat untuk berdoa? Penghayatan kita juga harus ditampakkan dengan perilaku kita dalam gereja maupun dalam gereja. Mungkin kita tidak pernah menemukan umat atau pengurus gereja yang berdagang di pekarangan Gereja untuk mencari keuntungan besar bagi dirinya sendiri. Namun bukan suatu yang rahasia bahwa terkadang kita mendengar bahwa kegiatan gereja bisa menjadi ladang bisnis bagi orang atau kelompok tertentu. Mungkin bisa saja terjadi, ada orang atau pengurus Gereja yang berusaha membuat proyek gereja dengan tujuan untuk mencari untung. 

Hal demikian bisa saja terjadi. Namun mungkin hal demikian sangat jarang kita temukan. Kita juga sering atau pernah mendengar keluhan beberapa umat sehubungan dengan pakaian yang pantas ke Gereja. Keluhan itu disampaikan banyak orang, karena tidak sedikit umat yang datang beribadah dengan pakaian yang bisa mengganggu orang lain dalam beribadah. Memang semuanya itu tergantung dari hati dan keteguhan umat yang merasa risih. Namun apakah para saudara yang berpakaian demikian itu sadar bahwa dirinya berada di tempat yang suci atau tidak? Apakah dia sadar dirinya hadir untuk merayakan ibadah suci atau berpikir mau ke tempat santai saja? 

Seringkali orang yang demikian memberi alasan bahwa Yesus pun tidak risih dengan penampilan umat yang datang dan Yesus pasti menerima penampilan apa adanya umat yang hadir. Kiranya ini bisa dikatakan suatu pembenaran diri. Namun sebenarnya kita sendiri harus merenungkan bahwa apakah memang pantas kita ke gereja berpakaian seperti ke tempat santai? Ada lagi perilaku yang lain, yakni ke gereja menggunakan pakaian seadanya bahkan terlihat sangat sederhana, padahal kalau ke tempat lain atau resepsi lain menggunakan pakaian yang sangat bagus dan anggun. Kalau memang kita sadar bahwa gereja adalah Bait Allah, rumah doa, tempat yang suci, tentu perilaku dan penampilan kita juga menunjukkan penghayatan kita. Oleh sebab itu, ingatlah kata-kata Yesus, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Kesaksian seorang penderita penyakit langka dipeluk Paus Fransiskus

Kesaksian seorang penderita penyakit langka dipeluk Paus Fransiskus

Seorang pria yang menderita penyakit langka merasa bahagia dan dikasihi setelah dirangkul Paus Fransiskus. “Paus tidak takut dengan saya, ia memeluk saya. Ia membelai saya, saya merasa sentuhan kasihnya,” kata Vinicio, 53. Ini adalah kesaksian Vinicio, pria yang menerima berkat khusus dari Paus Fransiskus, dan foto-fotonya telah beredar di seluruh dunia. 

 Dalam sebuah wawancara dengan koran Italia, Panorama, Vinicio berbicara dengan penuh emosional tentang rangkulan kasih Paus Fransiskus yang berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. “Saya pertama kali mencium tangannya, sedangkan ia membelai kepala dan menyentuh lukaku. Kemudian dia merangkul saya, saya mendekap dia erat-erat dan ia mencium wajahku,” kisah pria itu. Ia menambahkan, “Paus menarik kepalaku ke dadanya dan tangannya merangkul saya. 

Dia memelukku erat-erat, seolah tidak membiarkan saya pergi. Saya mencoba untuk berbicara, mengatakan sesuatu, tapi saya tidak bias berkat-kata: Saya sangat emosional. Itu berlangsung sekitar lebih dari satu menit, tapi rasanya seperti seabad.” Berasal dari Isola, sebuah desa kecil di Provinsi Vicenza, Italia, Vinicio tinggal bersama adiknya dan bibi mereka, Caterina Morena, yang mengasuh mereka. 

Seperti saudarinya yang menderita penyakit yang sama (dalam tipe yang lebih ringan), ia telah menderita nuerofibromitosis tipe 1 sejak ia berusia 15 tahun. Nuerofibromitosis adalah penyakit langka yang menyebabkan rasa sakit di seluruh tubuh. Saat ini, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. “Tanda-tanda pertama dari penyakit itu muncul setelah saya berusia 15 tahun. Saya diberitahu bahwa saya akan mati dalam 30 tahun. 

Tapi, saya masih hidup hingga sekarang,” katanya. “Tangan Paus begitu lembut. Lembut dan indah. Senyumnya ceria dan terbuka. Tapi, apa yang paling mengesankan saya adalah bahwa ia langsung mencium saya. Penyakitku tidak menular, tapi ia tidak tahu itu. Ia membelai wajahku, dan ketika dia melakukan, saya merasakan sentuhan kasihnya,” tambahnya.
Sumber:  How it felt to be embraced by the pope
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 21 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 21 NOVEMBER 2013 
 (Peringatan Wajib SP Maria Dipersembahkan kepada Allah ) 
1Mak. 2:15-29; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Luk. 19:41-44 

BACAAN INJIL: 
Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau." 

RENUNGAN : 
Sungguh luar biasa kasih Tuhan kepada kita, Dia sungguh tidak menghendaki manusia binasa karena kedosaan mereka, bagi-Nya keselamatan manusia itulah yang utama. Besarnya kasih Yesus kepada manusia yang menghendaki manusia selamat kita dengarkan dalam injil hari ini, bahkan Yesus sampai menangis ketika melihat kota Yerusalem. Yesus menangisi atau meratapi kebutaan Yerusalem terhadap bukti-bukti rencana Allah atas diri-Nya. Kota itu tidak meu menerima kedamaian sejati yang Ia tawarkan pada waktu memasukinya. Jadi Yesus meratapi mereka bukan karena mereka menolak Dia. Apakah manusia menerima atau menolak Yesus, bagi Yesus tidak ada pengaruhnya, tetapi penolakan atas diri-Nya adalah berarti kehilangan keselamatan dan berarti kebinasaan hidup. Y

esus menangisi Yerusalem karena dengan menolak dirin-Nya berarti mereka kehilangan kesempatan untuk beroleh keselamatan atau damaisejahtera yang sejati. Kesedihan Yesus mendalam karena penduduk kota itu sudah menyaksikan dan mendengarkan sendiri warta Kerajaan Allah dengan pengajaran dan kehadiran-Nya, namun mereka tidak menerima dan tidak percaya. Atas penolakan itu, Yesus menubuatkan kehancuran Yerusalem bahkan kehancuran yang sangat hebat. Yesus menubuatkan demikian, bukan berarti bahwa Yesus akan mengutuk atau menghukum mereka dengan bencana yang demikian besar. Dalam hal ini Yesus bernubuat demikian mau mengartikan bahwa menolak Yesus, berarti menolak keselamatan dan akan menghadapi kebinasaan hidup. Damai sejahatera atau keselamatan sejati itu hanya ada pada Yesus, dan itu kita peroleh bila kita meneria Dia yang adalah Tuhan dan menerima serta melaksanakan teladan dan ajaran-Nya. Bila kita seperti penduduk Yerusalem menolak kehadiran Yesus, jelas kita menolak keselamatan sejati dan pada akhirnya kita akan masuk dalam kebinasaan hidup. 

Oleh sebab itu, mungkin saja Yesus juga meratapi hidup kita yang sudah mendengarkan ajaran Yesus namun tidak melaksanakannya dalam hidup. Yesus meratapi hidup kita dan hidup sesama kita, karena mengejar damai sejahtera bukan dalam Yesus, tetapi mengejar kekayaan, pangkat, kekuasaan dan keinginan diri sendiri. Ingatlah para saudara, jangan sampai Yesus meratapi hidup kita, karena bila demikian, kita akan masuk dalam kebinasan hidup. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 20 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 20 NOVEMBER 2013 
(Agnes Asisi ) 
2Mak. 7:1,20-31; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; Luk. 19:11-28 

BACAAN INJIL: 
Ketika itu Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. 

Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. 

Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. 

RENUNGAN: 
Suka tidak suka, percaya tau tidak percaya, Yesus adalah Tuhan dan tetap akan selamanya Tuhan. Walaupun manusia tidak percaya dan menolak Yesus, ke Allahan Yesus tidak berkurang dan tidak hilang, juga apabila ada orang yang menolak-Nya. 

Dalam injil hari ini, Yesus menggambarkan seseorang yang pergi ke tempat jauh untuk dinobatkan sebagai raja. Sebelum orang itu berangkat, dia memberikan uang mina ke masing-masing hambanya untuk digunakan sebagai berdanga. Sementara dia pergi, orang-orang sebangsanya mengirim utusan untuk mengatakan bahwa mereka tidak mau orang itu menjadi raja mereka. Namun walaupun mereka menolaknya, orang itu tetap dinobatkan menjadi raja . 

Sesudah dinobatkan menjadi raja, orang itu kembali dan memanggil semua hambanya yang sudah diberi uang mina dan meminta pertanggungjawaban dari mereka semua. Dalam injil dikatakan bahwa sepuluh hamba yang diberi mina, masing-masing satu mina tetapi hanya menceritakan tiga orang yang dimintai pertanggungjawaban. Hamba yang pertama memberi laporan bahwa satu uang mina yang diberikan tuannya itu telah dia gunakan dengan baik dan menghasilkan sepuluh mina. Tuan itu memuji dan menghargai usaha hamba itu dengan memberi tanggungjawab untuk menguasai sepuluh kota. 

Demikian juga kepada hamba yang kedua yang menghasilkan lima mina, diberi kuasa untuk menguasai lima kota. Tuan itu memuji kedua hamba itu, karena telah setia terhadap perkara kecil dan mereka diberi perkara yang besar. Namun hamba yang ketiga itu melaporkan bahwa karena dia takut kepada tuan itu, dia hanya menyembunyikan mina itu sehingga tidak menghasilkan apa-apa. Hamba itu tidak menggunakan mina pemberian tuan itu, hanya menyimpannya. 

Perbuatan hamba itu sungguh membuat tuan itu marah, dia memberikan mina itu bukan untuk disimpan tetapi untuk digunakan dan menghasilkan buah. Tuan itu tidak menuntut berapa target buah dari mina itu, yang terpenting bagi tuan itu adalah bahwa pemberiannya digunakan dan mengahasilkan buat dari pemberian itu. Tuan itu marah dan menghukum hamba yang tidak setia itu, uang mina yang telah diberikan itu diambil dan diberikan kepada yang sudah mempunyai sepuluh mina. Hamba yang tidak setia itupun akhirnya dihukum dengan dibunuh. Injil tidak menderitakan lebih lanjut bagaimana dengan ketujuh hamba yang lain, apakah juga menghasilkan mina tau tidak. 

Yang terpenting bagi kita adalah bahwa tuan itu memberikan mina untuk masing-masing dan mina itu harus digunakan sehingga menghasilkan mina. Sehingga tanpa diceritakan lebih lanjut sehubungan dengan hamba yang lain, kita bisa tahu bahwa hamba yang menggunakan mina itu dengan baik sehingga menghasilkan mina, pasti akan mendapat tanggungjawab lebih besar dengan mengusai kota sebanyak mina yang dihasilkan, sedangkan hamba yang tidak menggunakan mina itu seperti hamba yang ketiga, mina itu akan diambil darinya dan diapun akan dihukum. 

Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa Yesus adalah Tuhan, Dia adalah raja. Banyak orang yang menolak dan tidak menerima Dia adalah Mesias. Namun walaupun ada orang yang tidak menyukai, menolak, Yesus tetaplah Mesias yang berhak untuk meminta pertanggungjawaban dari kita akan rahmat dan berkat-Nya yang sudah diberikan kepada kita. Kepada kita masing-masing telah diberikan rahmat dan berkat-Nya. Tuhan memberikan itu bukan untuk kita simpan atau untuk diri sendiri, tetapi untuk kita gunakan sehingga menghasilkan buah yang berlimpah. Tuhan tidak menuntut melebihi apa yang Dia berikan dan kemampuan kita, yang diharapkan olehTuhan adalah pemberian-Nya itu harus digunakan dan menghasilkan buah. 

Ingatlah bahwa bila kita setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan mempercayakan perkara besar kepada kita. Namun bila kita tidak setia dengan perkara kecil, apa yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, itupun akan diambil dari kita dan kelak kita akan mendapat hukuman. Maka semoga kita tidak menyia-nyiakan rahmat dan berkat Tuhan kepada kita dengan menyimpannya hanya untuk diri sendiri, tetapi menggunakannya sehingga menghasilkan buah yang banyak. Amin.

15 alasan Paus Fransiskus menarik perhatian dunia

15 alasan Paus Fransiskus menarik perhatian dunia 

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik ini cukup menarik perhatian dunia. Sejak menjabat sebagai Paus, pelayanannya kerap menjadi sorotan. Tindakannya yang terbuka terhadap publik mengundang pandangan tersendiri dari berbagai kalangan. Bila dibandingkan dengan paus sebelumnya, Paus berusia 74 tahun ini tampak berbeda. Berikut berbagai tanggapan: 

1. Sarah Palin menilai Paus adalah sosok yang liberal 
Sarah Palin, mantan kandidat wakil presiden Amerika Serikat tahun 2008 ini menilai bahwa Paus ini sedikit liberal dan wanita itu merasa heran bahwa Paus ini tidak khawatir bilamana berbagai media dapat memanipulasi pesan yang disampaikannya. 

 2. Paus merasa prihatin dengan korban Topan Haiyan, Filipina 
 Setelah kehancuran akibat Topan Haiyan pekan lalu, Paus Fransiskus memimpin 60 ribu orang untuk berdoa bagi para korban. Ia memutuskan agar Vatikan menyumbangkan US$ 150 ribu. Meskipun 80 persen warga Filipina adalah Katolik, namun Paus Fransiskus tetap melakukan hal serupa bagi siapapun. 

3. Paus memberi pelukan hangat bagi 100 penyandang cacat 
 Beberapa waktu lalu, Paus menyambut pengunjung Lourdes sebanyak 100 orang dan memberikan pelukan hangat. Lourdes merupakan tempat suci yang diyakini bias menyembuhkan orang yang sakit dan cacat. 

4. Paus seorang pribadi yang humoris 
 Paus juga dikenal sebagai seorang yang homoris. Hal itu pernah dilakukannya ketika ia berpartisipasi dalam acara amal Italia untuk membantu anak-anak sakit. Saat itu dirinya tampil dengan mengenakan hidung badut. 

5. Paus akan merangkul setiap orang, tak peduli siapa dia 
Beberapa pekan lalu, Paus merangkul seorang pria yang menderita kanker syaraf dan dipenuhi dengan bisul di sekujur tubuhnya. Tindakan ini sebagai bentuk pribadi Paus yang berbela rasa terhadap siapapun. 

6. Paus Fransiskus mengerti tentang “keluarga modern” 
Paus menyadari bahwa keluarga masa kini telah berubah dan menjadi tanda bahwa sudah waktunya Gereja untuk bergerak maju. Atas hal ini, Paus telah mengajak seluruh Gereja untuk fokus pada hal-hal yang dibutuhkan umat seperti persoalan pernikahan sesama jenis dan perceraian. Maka ia menganjurkan agar Gereja memodifikasi tradisi Gereja yang kurang efektif. 

7. Paus mengajak para pemimpin Gereja untuk hidup sederhana 
 Paus yang dikenal sebagai pribadi yang sederhana merasa prihatin dengan cara hidup para pemimpin Gereja yang penuh kemewahan. Dengan itu, dirinya mengajak kardinal dan uskup untuk hidup sederhana sebagai bentuk teladan bagi para umat. 

8. Dia tidak ingin Gereja Katolik “mencampuri” terkait pernikahan sesama jenis 
 Paus Fransiskus telah membuat komentar tentang pernikahan sesama jenis. Pada September, katanya, Gereja Katolik tidak berhak untuk “mencampuri” pernikahan gay atau lesbi. Dia memperingatkan untuk tidak terlalu fokus pada pernikahan gay, hak-hak gay, dan aborsi. Kata-kata ini muncul setelah pernyataan pada Juli yang menarik perhatian dunia. “Jika seseorang gay dan ia mencari Tuhan dan memiliki kemauan baik,” katanya, “siapakah aku untuk menghakimi?” 

9. Dia menggunakan Renault bekas Paus Fransiskus mendapat hadiah 
Renault tua yang pernah digunakan Pastor Renzo Zocca. Cara itu banyak yang mengecewakan keamanan Vatikan, yang lebih suka dia menggunakan “Popemobile” (mobil kepausan). Paus Fransiskus mengemudi mobil tua dan memakai pakaian sederhana karena ia solider dengan kaum miskin di dunia. 

10. Dia menentang kapitalisme global Dia mengkritik keras kapitalisme global. 
Kritikan itu terjadi selama Misa pada September dimana dia mengatakan dunia telah “mendewakan uang.” “Kita tidak ingin sistem ekonomi global ini yang membuat kita begitu banyak kerusakan,” katanya kepada hadirin. “Manusia harus berada di pusat … bukan uang.” 

11. Dia tidak ingin menjadi seorang yang diidolakan 
 Paus Fransiskus tidak ingin dirinya menjadi seorang yang diidolakan. Namun, kerendahan hatinya yang membuat dia menjadi idola. Ketika ia melihat kota Buenos Aires mendirikan patung berukuran dirinya di luar Katedral Buenos Aires, ia meminta mereka untuk merobohkan. 

12. Dia mencuci kaki tahanan pria dan wanita 
Ada banyak cara untuk menjadi rendah hati. Sebuah cara tradisional adalah dengan mencuci kaki orang lain. Paus Fransiskus mengunjungi tahanan remaja Casal Del Marmo di Roma pada Maret lalu dan membasuh kaki beberapa tahanan, termasuk perempuan. Ia adalah paus pertama dalam sejarah untuk membasuh kaki wanita. 

 13. Dia memiliki akun Twitter 
Untuk melakukan evangelisasi dan menjangkau seluruh umat, Paus memiliki akun Twitter dan kini akunnya telah memiliki jutaan pengikut. 

14. Ia secara acak akan menelepon Anda 
Twitter adalah futuristik, namun Paus Frasiskus juga suka menggunakan teknologi lama. Sejak terpilih sebagai Paus, ia telah merima banyak surat dari seluruh dunia, namun sebagian surat itu ditanggapi dia dengan menelpon secara pribadi. 

15. Dia merangkul agama lain 
Paus Fransikus merayakan akhir Ramadan tahun ini dengan merangkul umat Muslim. “Saya ingin mengirim salam kepada umat Muslim di seluruh dunia,” katanya. “Saya berharap bahwa umat Kristen dan umat Muslim terlibat dalam saling menghormati, khususnya melalui pendidikan generasi baru.” 

Sumber: globalpost.com 

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 19 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 19 NOVEMBER 2013 
(Rafael dr St. Yosef Kalinowski, Mechtildis, Agnes dr Assisi ) 
2Mak. 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10 

BACAAN INJIL: 
Ketika Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." 

RENUNGAN : 
 Di dalam injil dengan jelas dikatakan bahwa Zakheus seorang kepala pemungut cukai. Sebagai seorang kepala pemungut cukai, itu berarti dia punya kedudukan yang tinggi di kalangan pemungut cukai dan itu juga berarti dia tidak hanya kaya tetapi sangat kaya. Sebagai mana pada masa itu, pekerjaan sebagai pemungut cukai dianggap pekerjaan dosa, maka Zakheus kepala pemungut cukai berarti dianggap kepala para pendosa atau dianggap pendosa berat. 

Walaupun dia seorang yang terhormat dianata para pemungut cukai dan sangat kaya, tidak menghalanginya untuk untuk memanjat sebuah pohon hanya untuk bisa melihat Yesus. Keinginan dan bahkan kerinduannya untuk melihat Yesus sungguh sangat besar, tentu bukan hanya sekedar penasaran saja sehingga dia memanjat sebuah pohon. Setelah Yesus sampai di tempat Zakheus memanjat pohon, Yesus tidak menunggu diundang oleh Zakheus untuk masuk dan makan di rumahnya, namun Yesus terlebih dahulu menawarkan diri untuk menumpang dan akhirnya makan di rumahnya. 

Perbuatan Yesus dengan menyapa dan bahkan makan di rumah Zakheus membuat orang-orang Farisi yang melihat hal itu menjadi bersungut-sungut. Yesus dianggap melanggar aturan pada masa itu, yakni makan bersama pendosa, bahkan orang yang dianggap kepala para pendosa. Peristiwa itu bagi Zakheus sungguh mengharukan dan membahagiakan. Zakheus bukan hanya sekedar merasa bangga karena Yesus mau makan di rumahnya, tetapi baginya itu adalah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya, yang tidak ada bandingannya dengna harta yang dimilikinya. Oleh sebab itu, dia dengan jujur mengakui kesalahannya selama ini, dan dia berani mengubah hidupnya dengan membagikan separoh dari hartanya bagi orang-orang miskin. Zakheus telah menemukan harta yang paling berharga, harta yang memberinya kebahagiaan yakni bertemu dan merasakan kasih Yesus kepadanya. 

Sungguh Yesus adalah Tuhan, Dia tidak menunggu kita bertobat baru mencintai kita, Dia tidak menunggu kita mengundang Dia masuk ke rumah atau hidup kita, tetapi Dia terlebih dahulu menearkan diri untuk masukd alam kehidupan/ rumah kita. Yesus sungguh rindu agar beroleh hidup kekal sehingga Dia mencari dan menawarkan diri-Nya, menawarkan keselamatan kepada kita. Semoga kita mau menerima tawaran Yesus, mengijinkan Yesus masuk dalam kehidupan kita. 

Bila kita mengijinkan Yesus masuk dalam hidup kita sehingga kita hidup bersama dengan Yesus, maka seperti Zkheus, kitapun akan merasakan dan menemukan kebahagiaan yang melebihi harta kekayaan. Hidup bersama dengan Yesus, itulah kebahagiaan sejati sehingga apa yang ada pada kita, juga harta kekayaan tidak ada artinya setelah bertemu dengan Yesus. Orang yang sudah merasakah kasih Yesus dalam hidupnya, berarti dia tidak lagi terikat akan harta dunia, sehingga dia rela berbagi apa yang dimilikinya kepada orang miskin. 

Oleh sebab itu, bisa juga kita katakan, orang yang tidak mau berbagi dengan orang miskin, mereka belum sepenuhnya hidup bersama dengan Yesus dan belum sepenuhnya merasakan kasih Yesus dalam hidupnya. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 18 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 18 NOVEMBER 2013 
(Pemberkatan Gereja Basilik St. Petrus dan Paulus ) 
1Mak. 1:10-15,41-43,54-57,62-64; Mzm. 119:53,61,134,150,155,158; Luk. 18:35-43 

BACAAN INJIL: 
Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah. 

RENUNGAN : 
 Yesus selalu peduli atas kita, Dia pasti mendengar seruan kita yang berteriak minta tolong kepada-Nya dan akan segera memberi pertolongan. Ketika kita merasa tidak ada orang yang peduli kepada kita, kita harus tetap yakin bahwa Tuhan selalu peduli atas kita. Telinga Tuhan tidak bisa Sungguh menarik bagi kita, bila kita membaca dan merenungkan dengan seksama bacaan injil hari ini. Bacaan ini sarat dengan gambaran situasi hidup sekarang dan juga hidup orang beriman. 

Diceritakan bahwa Yesus bersama banyak orang yang mengikuti-Nya hampir tiba di Yeriko, di pinggir jalan ada orang buta yang sedang mengemis mendengar keramaian itu. Orang buta itu bertanya, “apa itu?”. Orang yang ditanya memberi jawaban bahwa "Yesus orang Nazaret lewat." Mendengar jawaban itu, orang buta itu berteriak "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Sungguh terasa aneh teriakan orang buta itu, sebab tadi kepada dia beritahukan bahwa yang lewat adalah Yesus orang Nasaret, tidak ada penjelasan lain, namun dia malah berteriak Yesus, Anak Daud dan memohon belaskasihan dari Yesus. Mungkin dia sudah banyak mendengar berita tentang Yesus dan dia yakin bahwa Yesus Tuhan yang penuh belas kasih dan mau mengabulkan permohonannya.

 Orang buta itu tidak bisa melihat dengan matanya, tetapi telinga dan hatinya dapat melihat dan menyakini bahwa Yesus adalah Tuhan yang mahakuasa. Orang buta itu dengan penuh keyakinan dan bisa jadi berteriak sangat keras untuk mengimbangi suara banyak orang yang lagi mengerumuni Yesus, supaya teriakannya terdengar oleh Yesus. Oleh karena teriakan orang buat itu sangat keras atau karena dianggap mengganggu perjalanan mereka, makanya orang banyak itu menegur orang buta itu supaya diam. Namun orang buta itu tetap berteriak meminta belaskasihan pada Yesus, tidak peduli dengan teguran orang banyak itu yang menyuruh dia diam. 

Keyakinan dan keteguhan orang buta itu akhirnya membuahkan hasil, Yesus menyuruh orang banyak itu membawa orang buta itu kepada-Nya. Yesus bukan hanya mendengarkan teriakan orang buta itu, tetapi mendengarkan semangat dan keteguhan iman orang buta itu. Sangat menarik bahwa orang banyak itu yang tadinya tidak peduli dengan orang buta itu dan malah menegur orang buta itu, disuruh oleh Yesus untuk membawa orang buta itu kepada-Nya. Sesudah orang banyak itu membawa orang buta itu kepada Yesus, Yesus bertanya akan apa yang diharapkan orang buta itu dari Yesus. Orang buta itu memohon agar Yesus menyembuhkannya dari kebutaannya. 

Orang buta itu tidak meminta uang sebagaimana biasanya para pengemis, tetapi dia minta agar dapat melihat. Permintaan orang buta itu sungguh masuk akal dan itulah yang paling berharga dan paling penting baginya. Yesuspun menyembuhkan orang buta itu, orang buta itu bisa melihat dan bahkan karena imannya, orang buta itu tidak hanya sembuh, tetapi juga diselamatkan. Sungguh iman tidak hanya menyembuhkan orang buta itu dari kebutaannya tetapi juga menyelamatkannya. Iman orang buta itu tentu menjadi teladan bagi kita. Kita diajak untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang Mahakuasa dan Mahakasih, sehingga kita tetap teguh berseru memohon belaskasih kepada Dia. 

Mungkin kita pun mengalami bahwa seakan teriakan kita tidak didengarkan oleh Tuhan dan mungkin juga ada yang menghalangi kita untuk beriman dan berteriak minta tolong kepada Yesus. Kita harus yakin bahwa Yesus akan selalu peduli dan mau mendengarkan teriakan kita minta tolong kepada-Nya. Namun haruslah kita seperti orang buta itu, memohon apa yang memang kita butuhkan. Orang buta itu tidak meminta uang, tetapi disembuhkan dari kebutaannya. Demikian pun halnya permohonan kita kalau memang sesuai dengan apa yang kita butuhkan, Tuhan pasti akan mendengar dan mengabulkannya. Ingatlah iman itu tidak hanya menyembuhkan kita tetapi juga menyelamatkan kita. 

Yesus selalu peduli dengan hidup kita, dan akan selalu mendengarkan teriakan orang yang minta tolong dengan penuh iman. Beda halnya dengan orang-orang yang sedang mengikuti Yesus. Orang banyak itu pasti sedang bergembira dan bercerita-cerita sambil mengikuti Yesus. Mereka pasti larut dalam kegembiraan sehingga tidak menyadari bahwa ada orang buta yang berteriak minta tolong. Orang banyak itu merasa terganggu ketika mendengar teriakan orang buta itu, maka mereka menyuruh orang buta itu diam. Mereka tidak peduli dan bahkan merasa kegembiraan mereka terusik dan terganggu dengan teriakan si buta. Beda halnya dengan Yesus. Yesus tidak merasa terganggung dengan teriakan orang buta itu, teriakan orang buta itupun tidak dirasakan menghalangi perjalanan-Nya. Yesus berhenti dan meminta orang banyak itu membawa orang buta itu datang kepada Yesus. 

Orang banyak itu tidak peduli, tapi Yesus sangat peduli. Mungkin kitapun seperti orang banyak itu. Mungkin saat ini atau sering kita merasa senang, bahagia dalam beriman, larut dalam sukacita mengikuti Yesus sehingga kita tidak menyadari apa yang ada di sekitar kita. Betapa sering kita begitu aktiv dalam kegiatan iman, bersyukacita menyampaikan pujian syukur, namun sayang kita tidak peka akan sekitar kita, kita tidak peduli dengan orang menderita yang mengharapkan pertolongan yang ada di sekitar kita. 

Di sekitar kita pasti banyak orang yang merindukan belaskasih Tuhan, mereka berteriak meminta tolong, namun mungkin saja kita merasa terganggung dengan orang-orang demikian yang ada di sekitar kita. Mungkin saja kita seperti orang-orang banyak yang mengikuti Yesus, memarahi dan mengusir mereka. Namun ingatlah bahwa Yesus malah menyuruh orang banyak yang semula memarahi orang buta itu, untuk membawa orang buta itu kepada Yesus. Lewat hal ini, Yesus mengajarkan kita bahwa sebagai orang beriman, kita tidak hanya peka kepada orang miksin di sekitar kita, tetapi juga harus membawa mereka kepada Tuhan. Iman harus tampak dalam sikap peduli dan upaya membawa sesama kepada Yesus. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 17 NOVEMBER 2013

RENUNGAN  HARI MINGGU: 17 NOVEMBER 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXXIII)
 Mal. 4:1-2a; Mzm. 98:5-6,7-8,9a,9bc; 2Tes. 3:7-12; Luk. 21:5-19 

 INJIL : Luk. 21:5-19 
“Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidup.” 

Sekali peristiwa, ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" 

Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. 

Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." 

 RENUNGAN 
Tuhan selalu melindungi kita, maka kita tidak perlu terlalu takut menghadapi persoalan dan penderitaan dalam hidup. Kita hendaknya tetap bertahan dalam iman, maka kita akan beroleh hidup kekal. 

Dalam zaman modern ini, banyak hal yang membuat kita kagum, sungguh menikmati kemajuan zaman dan seakan terkadang kita ingin bertahan dalam hidup ini untuk menikmatinya. Namun betapapun majunya satu negara atau tekhonolo, pasti selalu saja ada peristiwa yang tidak bisa diduga dan dikendalikan oleh kemajuan zaman ini, yakni bencana alam. Bila bencana alam sudah tiba, pasti akan memporak porandakan, dan bahkan mematikan banyak orang, tidak perduli apakah negara itu negara maju atau tidak. Manusia dan kemajuan zaman pasti akan punya keterbatasan, akan ada waktunya semuanya itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan manusia. 

Para murid Yesus juga begitu kagum melihat Bait Allah yang megah, yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan. Ketika mereka sedang asyik mengagumi Bait Allah itu, tiba-tiba Yesus mengatakan "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Bisa kita bayangkan bagaimana kagetnya para murid mendengar perkataan Yesus sehingga mereka bertanya, "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" 

Yesus tidak menjawab kapan semuanya itu terjadi tetapi hanya meminta supaya para murid waspada supaya mereka jangan disesatkan. Yesus memaparkan beberapa hal yang akan dihadapi dan diwaspadai oleh para murid, yakni: 

1. Munculnya nabi-nabi palsu. Sehubungan dengan hal ini, Yesus mengatakan akan muncul orang yang mengatakan diri nabi, mendapat wahyu dari Tuhan juga sehubungan dengan hari kiamat atau kedatangan anak manusia. Kerinduan dan ketakutan manusia akan hari kiamat seringkali bisa disalahgunakan orang-orang tertentu demi mencari kepentingan diri sendiri. Apa yang dikatakan oleh Yesus, kiranya sudah sering kita dengar dalam kehidupan kita. Kita sudah sering mendengar adanya orang yang mengatakand iri mendapat wahyu dari Tuhan dan meramalkan hari kiamat dengan perhitungan atau pemikiran mereka. Bukan suatu rahasia, banyank juga orang beriman yang ketakutan dan percaya akan hal itu, padahal sebagaimana dalam injil hari ini Yesus mengatakan agar kita tidak percaya kepada mereka dan mengikuti mereka. Namun kenyataannya, banyak orang yang disesatkan. 

2. Kan terjadi perang antar bangsa dan juga bencana alam. Bencana alam apapun bentuknya seringkalai dipakai dan dikaitkan sebagai tanda hari kiamat akan terjadi. Ketika da bencana alam, orang sering menganggap bahwa itulah tanda-tanda kiamat. Juga bencana alam dipakai untuk menggambarkan hari kiamat, karena dalam bencana tersebut pasti akan memusnahkan bukan hanya gedung-gedung atau benda-bendat tetapi juga banyak orang. Bencana alam tidak ada yang bisa menolak, demikianpun halnya kiamat bila sudah datang, tidak ada yang bisa menolaknya. Dalam hal ini, kembali Yesus menekankan bahwa semuanya itu bukanlah peristiwa kiamat telah datang, tetapi Yesus mengatakan bahwa sebagai orang beriman, kejadian itu harus dikapai sebagai kesempatan untuk bersaksi. Bersaksi yang dimaksudkan dalam situasi demikian adalah tentu bukan hanya sekedar dengan perkataan, tetapi yang terutama adalah kesaksian iman, tetap teguh dalam iman dan percaya kepada Tuhan walaupun mengalami semuanya itu.

 3. Tantangan dan resiko yang akan dihadapi orang beriman. Yesus menggambarkan bagaiman tantangan dan bahkan resiko yang pasti akan dihadapi orang beriman karena imannya. Orang beriman akan mengalami pertentangan karena imannya bukan dari orang biasa, tetapi dari para penguasa dan para imam, bahkan bukan hanya dari orang lain, malahan pertentangan dalam keluarga sendiri, orang-orang yang dekat dengan kita. Resiko yang akan dihadapi juga bukan sekedar dicaci maki atau disingkirkan, bahkan akan dipenjara dan bisa saja dibunuh. Pertentangan ini akan dialami bukan karena kejahatan kita, karena iman kita akan Kristus dari orang-orang yang tidak menghendaki iman itu. Besar dan beratnya tantangan dan resiko yang akan dihadapi ini pasti membuat kita ketakutan dalam beriman. Inilah kiranya tiga hal yang disampaikan oleh Yesus, sehubungan dengan apa yang akan kita alami sebagai orang beriman. 

Apa yang dikatakan oleh Yesus kepada para murid pada masa itu, juga pasti sudah kita alami sendiri. Yesus bukan bermaksud mau menakut-nakuti kita, tetapi Yesus mau mengatakan bahwa sebagai orang beriman, kita juga pasti mengalami persoalan dalam hidup, penderitaan, perang, pertentangan dan bahkan resiko dibunuh karena iman. Orang beriman tidak lepas dari semuanya itu. Iman kita bukan melepaskan kita dari semuanya itu, atau iman kita bukan membuat hidup kita aman tanpa persoalan dan semuanya itu. Bahkan bisa dikatakan bahwa kalau kita beriman dengan mimpi terlepas dari semuanya itu, kita keliru. Bahkan kita harus menyadari bahwa semakin kita beriman, semakin besar pula tantangan dan resiko yang pasti akan kita hadapai. 

 Dengan mengetahui hal ini, bukan berarti membuat kita ketakutan dan mundur dari iman kita. Yesus memberitahukan semuanya itu, agar kita tidak kaget bila menghadapi semuanya itu dalam hidup kita, ktia juga tidak usah takut, tetapi tetap teguh dalam iman. Kita harus yakin bahwa Tuhan pasti selalu melindungi kita, bahkan Yesus mengatakan bahwa kita tidak usah khawatir memikirkan apa pembelaan kita, karena Tuhan akan mengutus RohNya kepada kita, untuk mengatakan apa yang akan kita katakan dan tidak akan ada yang bisa mengandalkanya. Kita harus teguh dalam iman bila menghadapi semuanya itu, kesetiaan kita dalam iman akan menyelamatkan kita dan sekalgius itulah kesaksian iman kita kepada sesama Sebagaimana dalam injil, para murid mengagumi bagunan Biat Allah yan g berdiri kokoh dan megah, juga dengan persembahan yang banyak, namun akhirnya pada suatu saat pasti akan runtuh dan hancur lebur. 

Kita boleh mengagumi kemajuan dunia ini, tetapi kita tidak boleh berpegang padanya karena pada suatu saat hal dunia yang kita banggakan, yang kita kagumi, akan musnah, tidak akan bisa membantu kita dalam beroleh hidup kekal. Maka berpegang teguhlah pada Tuhan dan setialah beriman kepada Tuhan, maka Tuhan akan melindungi kita, memberi kita kekuatan dalam menghadapi semuanya itu dan pada akhirnya kita akan selamat. Dalam hal ini, Paulus mengakatakan, “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” Tentu yang dimaksud bukan soal bekerja biasa, namun bisa artikan bahwa sebagaimana orang yang bekerja pasti akan mendapat makan, demikianpun orang yang setia dalam iman, pasti akan mendapat perlindungan dari Tuhan dan akhirnya akan beroleh keselamatan. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)