Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN I (Tahun A), 28 Nopember 2010

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN I (Tahun A)
Yes 2:1-5, Mzm 122:1-2,4-5, 6-7,8-9, Rm 13:11-14a, Mat 24:37-44

“Berjaga-jaga dan bersiapsiagalah!”

BACAAN INJIL:
Pada waktu itu, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN
Menanti seringkali dianggap suatu kegiatan yang tidak menyenangkan, apalagi bila yang dinantikan itu belum jelas. Namun menanti juga bisa menjadi suatu yang menyenangkan, menggembirakan bila yang dinantikan itu adalah seseorang atau seseutu yang menggembirakan. Misalnya sepasang suami isteri akan menantikan kelahiran anaknya dengan kegembiraan, kebahagiaan dan dalam penantian itu mereka juga mempersiapkan sesuatu yang perlu. Demikian juga halnya seorang nona yang menantikan kedatangan sang kekasih, dia akan menantikan dengan penuh gembira, penuh harap sampil mempersiapkan apa yang perlu dalam menyamput yang akan datang itu.

Sekarang kita masuk pada masa Adven I. Kita semua tahu apa yang dimaksud dengan masa adven, yakni masa penantian. Siapa dan apa yang kita nantikan? Dalam masa Adven yang kita nantikan adalah kedatangan Sang Penyelamat yakni Yesus Kristus. Setiap merayakan Adven, kita tahu yang kita nantikan adalah kelahiran Yesus sang Mesias dan ini kira rayakan pada setiap tanggal 25 Desember. Yesus yang kita nantikan adalah Tuhan Sang penyelamat, Dia yang adalah Kudus datang melawat kita dan hidup bersama dengan kita. Dengan mengetahui siapa yang kita nantikan tentu hendaknya membuat kita menantikannya dengan kegembiraan, dengan sukacita menantikannya, dan juga penantian yang penu dengan kerinduan, sehingga penantian kita bukanlah penantian yang membosankan. Dalam menantikan hari Raya Kelahiran Yesus Kristus Sang Mesias tentu kita tidak cukup hanya berpangku tangan, tetapi kita menanti dengan mempersiapkan segala sesuatu yang perlu. Yesus yang kita nantikan hari raya kelahiran-Nya adalah kudus, sehingga dalam menyambutnya yang diharapkan adalah kekudusan hidup. Karena tidak mungkin kita menantikan dan menyambut yang kudus dengan hari dan hidup yang tidak kudus. Oleh karena itulah juga dikatakan bahwa masa Adven adalah masa pertobatan, pembaharuan diri. Menanti dengan mengupayakan kekudusan hidup adalah seperti yang dikatakan dalam bacaan I, yakni mengubah pedang menjadi bajak, tombak-tombak menjadi pisau pemangkas. Yang mau dimaksudkan adalah mengubah perilaku hidup yang tidak baik menjadi hidup yang baik, yakni hidup yang membawa kebaikan, berkat dan sukacita kepada orang lain. Jadi bukan hanya mengubah hidup dalam arti hidup yang hanya untuk diri sendiri. Lebih jelasnya dikatakan dalam ayat terakhir, yakni hidup dalam terang, yang artinya hidup dalam perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan kehendak Sang Terang sendiri yakni Yesus Sang Mesias.

Dalam bacaan II semakin diperjelas lagi apa yang harus diperbuat dalam mempersiapkan kedatangan Sang Mesias, yakni meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan menggunakan perlengkapan senjata terang. Secara lebih rinci Paulus menganjurkan kita agar selama masa Adven berusaha hidup dengan sopan, meninggalkan hidup dari pesta pora, hawa nafsu dan iri hati. Pada intinya, Paulus menganjurkna kita agar hidup meninggalkan kedosaan dan hidup dalam iman. Hidup dalam iman, selain membantu kita dalam mengupayakan kekudusan hidup, juga membantu kita untuk kuat menghindarkan diri dari godaan-godaan dosa.
Masa Adven yang kita rayakan setiap tahunnya, tentu juga bukan hanya sekedar masa persiapan kita untuk menyambut kelahiran Yesus Sang Mesias. Tetapi juga merupakan suatu pralambang yang mengingatkan kita bahwa hidup kita adalah masa penantian akan kedatangan Anak Manusia. Kapan kedatangan Anak Manusia yang dimaksudkan tidak ada yang tahu pasti. Tetapi kedatangan Anak Manusia yang dimaksudkan bisa mengerti dengan arti kematian kita yang pasti akan terjadi. Kapan terjadi kematian kita, itupun tidak ada yang tahu pasti. Yang kita tahu dengan pasti adalah kematian itu pasti akan terjadi dan harus kita hadapi. Oleh karena itulah Yesus mengingatkan kita agar kita berjaga-jaga dan bersiapsiaga senantiasa. Yesus mengatakan bahwa “Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan…” Sabda Yesus ini mengingatkan kita bahwa bila kematian itu sudah tiba, tidak akan ada yang bisa menolaknya, dan tidak akan ada yang bisa menghalanginya, bahkan hal itu bisa terjadi pada saat yang tidak kita duga, bisa terjadi pada saat kita bekerja atau sedang kita sedang ada bersama dengan orang lain. Hal yang demikian sudah sering kita sakiskan. Tidak sedikit orang yang meninggal mendadak, misalnya kita masih bertemua sebelumnya, ternyata sore atau besoknya kita mendengar berita bahwa dia sudah meninggal. Ada pula kita dengarkan bahwa ada orang yang meninggal saat bekerja dan kumpul bersama orang lain. Jadi kematian yang datang dengan tiba-tiba dan tidak diduga-duga sudah merupakan hal yang biasa kita alami, bukan lagi hal yang luar biasa. Sehingga peringatan Yesus bukan hal yang aneh dan bernada terror untuk menatu-nakuti kita. Hal ini memang kesannya sangat mengerikan atau menakutkan. Bukan maksud Yesus untuk menakut-nakuti, tetapi Dia mau mengingatkan kita, agar kita senantiasa berjaga-jaga dan bersiapsiaga senantiasa. Yesus mengingatkan kita, agar bila hal itu datang, kita seperti Nuh diselamatkan. Sepeti Nuh yang mendengarkan dan melaksanakan Sabda Tuha, dia juga masuk ke bahtera, maka dia selamat dari kematian yang membinasakan. Demikianpun kiranya dalam hidup yang senantiasa berjaga-jaga, kita senantiasa mendengarkan, melaksanakan Sabda Tuhan dan akhirnya kita masuk pada bahtera Tuhan yakni hidup dalam iman itu, sehingga manakalah air bah kematian datang, kitapun akhirnya selamat dari kematian yang mebinasakan. Inilah juga makna Adven yang kita rayakan setiap tahunnya, yakni bahwa hidup kita adalah masa penantian kedatangan Anak Manusia. Oleh karena itu, mari kita jalan hidup ini dengan penantian dengan penuh harapan dengan hidup dalam iman atau menggunakan senjata terang. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Mengawali masa Adven ini, tetapkanlah dalam hatimu untuk menjalani masa adven dengan keseriusan yakni hidup dalam terang iman.

2. Tetapkanlah pula, bahwa selama masa Adven ini, Anda akan meluangkan banyak waktu untuk berdoa dan berbuat baik.

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN I (Bahasa Toba)

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN I (Bahasa Toba)
Yes 2:1-5, Mzm 122:1-2,4-5, 6-7,8-9, Rm 13:11-14a, Mat 24:37-44

“Dungo ma hamu jala tagam ma hamu!”

Alai songon uju di ngolu ni si Noak i, songon i do sogot haroro ni Anak ni jolma i! Ai tagan so ro aek na sumar i, marmangani nasida jala minumminum, mangoli dohot pabolihonsa, paima dapot ari habobongot ni si Noak tubagasan parau i. Laos so mamoto nasida, paima ro aek na sumar i mangaupi nasida saluhutna. Suman tusi do sogot haroro ni Anak ni jolma i! Rap ma disi dua halak di ladang; na sada do dijangkon, na sada dibolongkon. Rap ma disi dua panduda; na sada do dijangkon, na sada dibolongkon. Onpe, dungo ma hamu; ai ndang diboto hamu ari haroro ni Tuhanmuna! Alai ingot hamu ma on: Aut na diboto na mora i tingki haroro ni panangko, ndang tagamon so dungo ibana, asa unang disursari ugasanna na di bagasna i. Dibahen i sai tagam ma hamu, ai na ro ma Anak ni jolma i di na so pangkirimon ni rohamu!

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN I (Bahasa Karo)

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN I (Bahasa Karo)
Yes 2:1-5, Mzm 122:1-2,4-5, 6-7,8-9, Rm 13:11-14a, Mat 24:37-44

“E maka kam pe erjaga-jagalah, sabap Anak Manusia si isuruh Dibata e reh i bas paksa si la iarapndu!"

Kerehen Anak Manusia si isuruh e pagi bali kap ras kai si jadi i bas paksa Nuah nai. Bagi nai ope denga reh lau mbelin kerina kalak si nggeluh paksa si e man dingen minem, sereh dingen empo seh ku warina Nuah bengket ku bas perahu; sitik pe la ietehna kai nandangi jadi man bana ope denga reh lau mbelin si erbahanca ia mombak kerina. Bage ka me pagi jadi asum reh Anak Manusia si isuruh Dibata e. Paksa si e pagi lit dua kalak dilaki erdahin i juma: sekalak pagi ibuat, janah si sekalak nari itadingken. Dua kalak diberu sangana nutu: sekalak pagi ibuat, sekalak nari itadingken. maka erjaga dingen ersikaplah, sabap la ietehndu ndigan Tuhanndu reh. Ingetlah! Adi ieteh tuan rumah katawari reh pinangko, tentu erjaga-jaga ia dingen la ipelepasna rumahna e ibongkar pinangko. E maka kam pe erjaga-jagalah, sabap Anak Manusia si isuruh Dibata e reh i bas paksa si la iarapndu."

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN I (Bahasa Indonesia)

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN I (Bahasa Indonesia)
Yes 2:1-5, Mzm 122:1-2,4-5, 6-7,8-9, Rm 13:11-14a, Mat 24:37-44

“Berjaga-jaga dan bersiapsiagalah!”

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."

Renungan Harian : Sabtu 27 Nopember 2010

Renungan Harian : Sabtu 27 Nopember 2010
Why 22:1-7, Mzm 95:1-2,3-5,6-7, Luk 21:34-36
(Fransiskus Antonius Fasani )

“PEMAKNAAN DIRI”.

BACAAN INJIL:

"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

PERMENUNGAN:

Lukas, pengarang injil, menampilkan wejangan Yesus tentang kehidupan yang akan datang, sesuatu yang akan dialami oleh manusia. Kehidupan yang akan datang sangat ditentukan oleh kehidupan saat ini. Sebagai orang beriman, kehidupan yang akan datang adalah kebahagian dalam kerajaan surga. Kebahagiaan itu akan dialami oleh setiap manusia yang memberi makna pada kehidupannya saat ini.

Tuhan Yesus memberikan wejanganNya tentang bagaimana memaknai kehidupan saat ini. “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi…”. Wejangan Yesus ini sekarang sedang bergema di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Para pemerhati social mulai angkat bicara tentang pentingnya ketegasan hukum untuk para koruptor yang hidup bergelimang uang hasil korupsi. Kelompok-kelompok masyarakat turun ke jalan-jalan berdemo supaya terlaksananya pemberantasan mafia hukum. Ada satu fakta yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia ini yaitu orang mengejar kepentingan-kepentingan duniawi. Kepentingan duniawi ini menjerat orang pada usaha untuk memenuhi kepentingan diri dan mengabaikan kepentingan umum. Dengan itu bermunculah para koruptor yang mabuk akan kepentingan diri sampai lupa tugas utamanya sebagai pemimpin yang melayani kepentingan masyarakat.

Kita diajak untuk memaknai kehidupan kita saat ini agar kita mengalami kebahagiaan pada kehidupan yang akan datang. Kita memaknai kehidupan kita saat ini dengan menjaga diri kita dari pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Kita diajak untuk menjauhkan diri kita dari usaha untuk memperkaya diri dengan mengorbankan orang lain. Agar kita kuat menghindari diri dari kemabukan dan pesta pora serta mementingkan diri, Tuhan Yesus mengajak kita untuk berjaga-jaga sambil berdoa. “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu,…”.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Cobalah berbuat baik kepada orang lain hari in, ntah sekecil apapun.

2. Tambahilah waktumu untuk berdoa hari ini.

Catatan Kecil Seputar Masa Adven dan Perayaan Natal

"KAMI TIDAK MERAYAKAN NATAL ATAUPUN
SAFARI NATAL PADA MASA ADVEN"

GEMA PERAYAAN NATAL:

Perayaan Natal jelas merupakan perayaan besar dan penting bagi umat kristiani. Dalam kenyataannya perayaan Natal lebih bergema dibanding dengan perayaan Paskah. Pada saat natal, umat kristiani merayakannya dengan kemeriahan, sedangkan dalam perayaan paskah kerap hanya dirayakan dalam ibadah di Gereja, dan kalaupun dirayakan dengan meriah, lebih sering dengan perayaan dramatisasi kisah sengsara. Kenyataan ini terjadi tentu bukan karena menganggap bahwa perayaan paskah kurang penting bagi kehidupan kristiani. Kita tentu tahu bahwa Paskah lebih bermakna bagi iman kita, karena dengan Paskah Kristus kita diselamatkan. Namun perayaan Natal menjadi lebih meriah, karena perayaan Natal berdekatan dengan perayaan Tahun baru. Tahun baru juga merupakan momen penting bagi semua orang, bukan hanya umat kristiani. Nah karena berdekatan inipulah menjadikan Natal lebih meriah daripada Paskah. Namun bisa juga karena pengertian umum yang membudaya yakni Perayaan Paskah lebih dilihat sebagai ‘perayaan’ kesedihan, mengenang sengsara dan wafat Yesus. Pengertian ini lebih menjadi pegangan umat kristiani, sehingga menganggap bahwa tidak wajar diadakan perayaan meriah pada perayaan mengenang sengasara dan wafat Yesus. Sedangkan dalam perayaan Natal, kita merayakan kelahiran Yesus Kristus. Sebagaimana dalam hidup sehari-hari, kelahiran adalah momen kegembiraan sehingga merasa sangat wajar perayaan mengenang kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat dirayakan dengan meriah. Ini jugalah yang menjadi alasan mengapa perayaan Natal jauh lebih meriah dibanding dengan perayaan Paskah.

PERAYAAN NATAL SEBELUM TANGGAL 25 DESEMBER:

Gema kegembiraan Natal ini bisa dikatakan menjadi ‘milik’ semua orang. Kami katakana sebagai milik semua orang adalah karena pada saat menjelang Natal, banyak hiasan-hiasan natal dibuat atau dipajang di tempat-tempat umum misalnya di mall atau di plaza-plaza. Gema kegembiraan Natal itu sudah terasa sejak awal bulan Desember dan bahkan ada yang sudah menggemakannya pada akhir Nopember. Plaza-plaza atapun mall-mall atau tempat perbelanjaan umum, sudah mulai menjajakan keperluan Natal pada awal Desember. Gema Natal yang penuh kegembiraan ini semakin terasa dengan kenyataan bahwa banyak umat kristiani yang sudah merayakan Natal jauh sebelum tanggal 25 Desember. Seringkali terjadi perayaan Natal sudah dilaksanakan pada awal bulan Desember. Hal ini terutama dilaksanakan oleh Gereja-gereja Kristen. Alasan yang seringkali muncul atas kenyataan ini adalah karena bila dirayakan setelah tanggal 25 Desember, tentunya sudah banyak umat yang libur sehingga rasanya sulit untuk merayakan Natal bersama dan tentunya tidak banyak lagi yang akan hadir dalam perayaan tersebut. Adapula yang mengatakan bahwa perayaan Natal adalah suka cita besar atas kelahiran Yesus sang Mesias, sehingga sangat wajar kita bergembira dan merayakannya bukan hanya pada tanggal 25 Desember saja tetapi jauh hari sebelumnya, sebagai ungkapan kegembiraan menyambut kelahiran Sang Mesias. Makanya tidak heran bila sejak awal bulan Desember, sudah banyak orang yang merayakan Natal. Kalau boleh kami katakana bahwa semua alasan tadi hanya sebagai alasan yang dibuat dan dicari-cari. Alasan utama adalah karena dalam Gereja Kristen Protestan tidak ada mengenal masa Adven. Dalam kenyataan, hanya dalam Gereja Katolik terdapat masa Adven dan masa adven dijalankan sebagai masa penantian untuk menyambut kelahiran Sang Mesias. Perbedaan liturgy ini seringkali menjadi persoalan dalam hubungan Gereja-Gereja lain. Seringkali terjadi bahwa dalam Natal-natal bersama (eukumene) baik itu perayaan Natal antar Gereja maupun dalam Perayaan Natal dalam kelompok Profesi, di sekolah-sekolah dan dalam kumpulan marga, seringkali dilaksanakan jauh sebelum tanggal 25 Desember. Umat katolik yang juga hidup bersama dengan umat kristiani lain, tentu akan mengalami kesulitan dalam hal ini. Di satu sisi, sebagai Katolik berusaha untuk taat pada aturan Gereja yang melarang merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember karena sebelum tanggal 25 Desember adalah masa Adven, masa hening dan puasa layaknya seperti pada masa Pra-Paskah. Tetapi di sini lain, umat katolik juga hidup dalam kelompok mayoritas Kristen yang umumnya merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember. Bila umat katolik merayakan bersama kelompok lain misalnya kelompok profesi, marga dll, tentu melanggar aturan Gereja Katolik tetapi bila tidak mengikuti tentu juga ada resiko social. Seringkali dikatakan bahwa umat/Gereja katolik itu terlalu ketat dalam aturan dan prinsip Natal, tidak mau mengalah, padalah hanya 1 Gereja disbanding dengan Gereja-gereja lain. Oleh karena itulah sering terjadi ada perayaan Natal bersama yang dinamakan Natal Eukumene tetapi tanpa kehadiran atau keikutsertaan Gereja Katolik. Gereja-gereja Kristen Protestan tidak ambil pusing dengan sebutan Eukumene walaupun tanpa kehadiran Gereja Katolik dalam perayaan itu. Gereja-gereja protestan merasa bahwa tanpa kehadiran Gereja Katolik, mereka tetap bisa merayakan natal. Dari kenyataan ini, bisa disimpulkan suatu kesan lebih negative lagi yakni Gereja Katolik tidak diperhitungkan atau dianggap tidak ada dalam kebersamaan gereja-gereja. Kesan ini memang tidak diungkapkan tetapi dengan perayaan Natal Ekumene tetapi tanpa kehadiran Gereja Katolik, hal itu sudah terungkap dan lebih diungkapkan lagi dengan istilah Gereja-Gereja Denominasi, belum lagi sejauh ini acara-acara Natal bersama lebih berbau Protestan.

BAGAIMANA SIKAP GEREJA DAN UMAT KATOLIK?

Persoalan dalam Perayaan Natal bersama dengan Gereja-gereja lain seringkali muncul sedangkan sehubungan dengan Perayaan Paskah bersama, hampir tidak pernah terjadi. Sehubungan dengan perbedaan ini, Gereja Katolik secara instansi pasti berani mengambil sikap untuk tetap setia pada aturan Gereja Katolik. Salah satu contoh:

Baru-baru ini kami diundang untuk rapat di kantor kecamatan. Yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah pemimpin-pemimpin Gereja yang ada di Tigalingga, perwakilan pegawai negeri yang kristiani dan muspika daerah. Di situ dibicarakan tentang rencana akan diadakannya safari Natal oleh pihak Pemda yakni bupati bersama tim Safari Natal. Tanggal yang ditentukan adalah tanggal 1 Desember. Tanggal yang ditentukan sudah pasti dan tidak bisa dirubah lagi. Si camat menerangkan maksud kegiatan ini dan rangkaian acara safari Natal. Pada dasarnya semua peserta rapat setuju akan kegiatan itu, dan tidak ada yang keberatan sehubungan dengan tanggal yang sudah ditentukan dan juga karena memang tidak ada lagi kompromi untuk perubahan tanggal karena sudah ditentukan dari atas. Sehingga kalaupun soal tanggal diperdebatkan, toh tidak bisa diubah lagi. Dalam saat mulai mendata jumlah utusan yang akan hadir dalam perhelatan tersebut, si camat menanyakan kepada kami berapa jumlah Katoli yang akan di utus. Kami yang mewakili Gereja katolik mengatakan bahwa Gereja Katolik mendukung maksud dan niat bagi dari Safari Natal, tetapi soal waktu yang sudah ditentukan kami jelas tidak setuju karena itu belum tanggal 25 Desember. Dalam penjelasan kami katakana bahwa kalau dalam Gereja Katolik ada yang dinamakan masa Adven, masa persiapan menyambut Natal. Selama masa Adven, Gereja menganjurkan agar umat mengayati masa Adven sebagai masa rekoleksi dengan perpantang, berpuasa dan menciptakan keheningan dan pada selama masa Adven Gereja menganjurkan agar umat menghindarkan pesta-pesta yang umumnya bersifat rame dan meriah. Oleh karena itu, Gereja Katolik tentu tidak bisa mengumumkan kegiatan ini dan menyuruh umat katolik menghadiri kegiatan ini untuk mewakili Gereja Katolik, karena hal itu sama halnya bahwa Gereja melarang merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember tetapi justru mengutus umatnya merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember. Singkat kata, Gereja Katolik mengatakan bahwa Gereja Katolik tidak pernah boleh merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember, sehingga tidak pula mengutus umat untuk kegiatan tersebut. Juga mengatakan bahwa kegiatan ekumene tentunya tidak mengorbankan aturan, ajaran yang hakiki dalam Gereja Katolik.

Lewat contoh di atas, mungkin Gereja bisa bersikap tegas dan tetap pada prinsip. Meskipun terkadang bisa terjadi juga suatu dilemma, yakni Gereja tetap setia pada aturan tetapi pada natal-natal tersebut terdapat banyak umat katolik yang kadang dengan terpaksa harus ikut karena tuntutan jabatan dan ketaatan pada pimpinan. Kalau Gereja menolak, bisa beresiko pada umat katolik yang ada di dalamnya. Ini jawaban dan pertimbangan manusiawi kita. Tetapi sangatlah tepat bila Gereja Katolik tetap konsekuen dengan aturan yang dan ajaran Katolik sehubungan dengan perayaan Natal, soal resiko yang diakibatkan ketegasan itu, kita serahkan kepada Tuhan.

Sebagaimana kami katakan tadi, Gereja secara instansi bisa setia dan bersikap tegas. Tetapi bagaimana dengan umat katolik sendiri? Pasti semua umat katolik setia tidak merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember, tetapi itu dalam lingkup Gereja. Tetapi ketika berhadapan dengan Natal-natal di luar Gereja Katolik, banyak umat katolik yang akhirnya dengan terpaksa ikut terlibat dan bahkan ada yang dengan sadar mengikutinya, tidak perduli bahwa apa yang dilakukannya sudah melanggar aturan Gereja Katolik. Alasan yang seringkali dibuat untuk membenarkan diri adalah demi kebersamaan, demi kepentingan banyak orang, demi kedudukan, jabatan dan ketaaan pada atasan atau instansi, mengalah terhadap mayoritas dan juga karena takut ‘dikucilkan’ dalam kebersamaan itu. Adapula yang mengatakan bahwa dirinya ikut, hanya badannya karena hati dan imannya toh tidak ikut. Apakah sikap-sikap yang demikian bisa menjadi alasan?

KALAU BUKAN UMAT KATOLIK, SIAPA LAGI?

Gereja dan umat katolik umumnya hidup di tengah masyarakat yang mayoritas Kristen Protestan. Di satu sisi, hal yang sangat positif bahwa umat katolik bisa berbaur hidup bersama yang lain. Namun yang kurang baik, seringkali umat katolik kehilangan identitas kekatolikannya, bahkan umat cenderung ingin meniru kebiasaan dari Gereja lain dengan alasan supaya sama dengan mereka. Mengapa demikian? Tentu kita seharusnya tidak sampai kehilangan identitas kekatolikan kita, tidak sampai meniadakan ciri khas sebagai katolik. Banyak umat yang seringkali malu, tidak bangga dan tidak yakin akan kekayaan yang ada dalam Gereja katolik. Atau mungkin kurang mengerti dan mengetahui kekayaan dalam Gereja Katolik. Oleh karena itupulalah umumnya umat katolik tidak merayakan Natal di Gereja Katolik sebelum tanggal 25 Desember tetapi merayakan Natal sebelum tanggal tersebut dalam kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat dan kelompok lain. Hal ini patut disayangkan. Umumnya umat takut mengambil sikap tegas dalam prinsip dan ajaran atau aturan Gereja Katolik.

Sehubungan dengan natal ekumene jelas bahwa kegiatan itu bukan suatu keharusan yang mengikat. Ekumene atau kegiatan bersama dengan Gereja lain selagi tidak menyalahi dan tidak mendukung ajaran, peraturan dan teologi Gereja Katolik, kita patut terlibat dan mendukungnya. Tetapi ketika kegiatan bersama itu sudah tidak sejalan dengan ajaran, peraturan dan Teologi Gereja Katolik, hendaknya umat katolik berani mengambil sikap tegas yakni tidak terlibat dalam kegiatan itu. Yang namanya ekumene tentu tidak sampai pengorbankan apa yang mendasar, membuat kita melanggar aturan, ajara dan teologi Gereja kita tentang masa Adven. Bila ini yang terjadi, tentu bukan ekumene lagi, tetapi kegiatan pemaksaan kelompok tertentu kepada kelompok Gereja Katolik. Kalaupun kegiatan Natal diadakan setelah tanggal 25 Desember, tidak aka nada yang ‘dipaksa’ melanggar aturan, ajaran teologi gereja, karena seringkali alasan membuat Natal sebelum tanggal 25 Desember adalah alasan praktis dan mau gampangnya aja, tidak ada hubungannya dengan ajaran, teologi dan peraturan Gereja. Sedangkan kalau kita merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember, hal ini sudah menyangkut ajaran liturgy, peraturan dan Teologi masa Adven dalam Gereja kita. Belum lagi soal acara-acara dalam kegiatan Natal bersama itu. Jujur kita katakan bahwa pada umumnya acara kegiatan Natal lebih bernuansa protestan. Kita yang katolik diceburkan masuk pada acara ibadah protestan. Dengan demikian kalau kita mengikuti Natal sebelum tanggal 25 Desember, kita juga masuk dalam acara yang lebih bernuansa protestan, jelaslah bahwa berarti kita sungguh-sugguh lebur dan kehilangan identitas kekatolikan kita.

Hal yang demikian karena sering terjadi, akhirnya bukan rahasia bahwa kahadiran Katolik dalam kehidupan masyarakat seringkali tidak diperhitungkan dan kadang dianggap hanya bagian kecil dari agama kristiani. Betulkah kita bahagian kecil dari agama Kristiani? Jelas bukan dan tidak benar. Jelas agama yang diakui di Indonesia adalah ada 6 agama dan agama Katolik menjadi salah satunya. Jadi tidak tepat bila dikatakan bahwa Katolik merupakan sebagian kecil dari Gereja Kristiani, malah keberadaan Gereja Katolik diakui keberadaannya oleh Negara sebagai Gereja yang mandiri, otonom dan berbeda dengan Gereja Kristiani lainnya. Dengan demikian berarti Gereja Katolik adalah besar dan paling besar dibandingkan dengan gereja-gereja lain. Saya katakana demikian karena kesatuan Gereja Katolik itu besar sedangkan Gereja protestan teridiri atas banyak kelompok. Gereja katolik memiliki kekhasan tersendiri dan berbeda dengan Gereja-gereja Kristen lain. Oleh karena itu, mengapa begitu banyak umat merasa tidak yakin dan bangga dengan imannya dalam Gereja Katolik? Mengapa seakan mau sama dengan Gereja lain sehingga banyak meniru kebiasaan gereja-gereja lain? Sedangkan kekayaan dalam Gereja Katolik tidak berusaha digali dan dihidupkan.

PETUTUP

Kalau bukan umat katolik sendiri yang yakin akan kekayaan yang ada dalam Gereja Katolik, siapa lagi? Kalau bukan umat katolik yang berusaha menggali, menghidupi kekayaan dalam Gereja Katolik, siapa lagi? Kalau umat Katolik yang berani bersikap tegas pada aturan, prinsip, ajaran Teologi dan Liturgi Katolik, misalnya soal tidak merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember, siapa lagi? Memang mewujudkan semuanya itu pasti akan mengalami resiko dari orang lain. Namun resiko itu hendaknya tidak membuat kita mundur dan bahkan melebur kehilangan identitas kekatolikan kita. Dalam ketegasan dan kesetiaan pada iman katolik, mari kita serahkan semua resikonya pada Tuhan Yesus dan bunda Maria. Semoga.

Renungan Harian : Jumat 26 Nopember 2010

Renungan Harian : Jumat 26 Nopember 2010
Why 20:1-4,11-21:2, Mzm 84:3,4,5-6a,8a, Luk 21:29-33
(Leonardus dr Porto Maurito, Yohanes Berchman)

"Apapun yang terjadi, tetaplah teguh pada firman Tuhan."

BACAAN INJIL:
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

Kita mungkin masih ingat peristiwa ketika Gunung Merapi mengeluarkan asap sangat tebal dan membentuk satu pemandangan. Ketika melihat itu, muncul penafsiran atas makan bentuk awan itu. Ada yang mengatakan bahwa awan itu berbentuk gambar Petruk, tokoh pewayangan dan mereka memberi penafsiran atas bentuk awan tersebut. Penafsiran itu benar atau tidak, logis atau tidak, tergantung dari masing-masing menanggapinya. Meskipun kesannya seringkali di luar logika dan seringkali pada saat demikian, nalar dan iman seseorang bisa dikesampingkan. Namun sehubungan dengan hal itu, yang menjadi perhatian kita adalah, bahwa Tuhan memberi kita akal budi sehingga kita mampu melihat tanda-tanda zaman, kita mampu menafsirkan sesuatu hal dengan lihat peristiwa alam. Kemampuan itu seringkali membuat kita menjadi waspada dan dapat membantu kita dalam melakukan sesuatu hal. Kemampuan itu juga membantu manusia mampu bertahan hidup. Misalnya seorang petani mulai musim menanam setelah melihat tanda-tanda alam. Walaupun demikian, penafsiran manusia tidak selamanya benar dan terlaksana.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengakui ‘kemampuan’ manusia dalam hal itu. Hanya Yesus menyesalkan bahwa manusia mampu membaca tanda-tanda zaman hanya untuk mempertahankan hidup di dunia ini. Manusia kurang pintar dalam membaca tanda-tanda zaman untuk kehidupan kekal. Apakah karena manusia tidak mampu dalam hal ini, atau karena tidak peduli dengan kehidupan kekal?

Mungkin bukan karena manusia tidak mampu membaca tanda-tanda zaman untuk kehidupan kekal, tetapi karena manusia belum sepenuhnya percaya kepada Yesus, belum sepenuhnya percaya akan kebahagiaan dan kehidupan kekal yang diajarkan oleh Yesus. Kita tanpa sadar maupun tidak sadar menghidupi bahwa hidup sekarang inilah yang utama, sehingga kita hanya menggunakan kemampuan akal budi kita untuk mempertahankan hidup di dunia ini. Sebab kalau kita berani percaya kepada Yesus dan keselamatan yang ditawarkan-Nya tentu kita juga mampu melihat dan membaca tanda-tanda zaman dan itu kita gunakan untuk beroleh kehidupan kekal.

Dalam kehidupan ini tentu kita sudah melihat banyak tanda-tanda yang bisa menyadarkan kita akan hidup kekal, hidup setelah kehidupan di dunia ini. Tentu hampir semua kita sudah menyaksikan bahwa setiap orang pasti mati, jelas bahwa hidup yang sekarang di dunia ini tidak kekal, tetapi seringkali manusia selalu mempertahankan hidup sekarang ini. Bahkan untuk hidup sekarang, orang rela melakukan apa saja. Kita semua tentu sudah tahu bahwa uang, harta, pangkat, kehormatan dan kedudukan adalah sifatnya tidak kekal, dan tidak bisa menjamin seseorang untuk mendapatkan hidup bahagia. Semuanya itu juga pada waktunya tidak akan berguna apa-apa. Namun walaupun demikian, kita semua masih seringkali menghabiskan waktu untuk semuanya itu, kurang memberi waktu untuk urusan hidup kekal. Kita semua pasti sudah mendengar bahwa Yesus adalah Tuhan, Dia menjanjikan kehidupan dan keselamatan kekal, Dia adalah jaminan untuk sampai pada hidup bahagia. Namun kenyataanya sampai sekarang kita masih belum bisa percaya sungguh kepada-Nya. Masih banyak tanda yang sudah kita saksikan namun kita masih belum menggunakannya untuk lebih mengarahkan hidup untuk beroleh hidup yang kekal.

Dalam Injil hari ini, Yesus kembali mengingatkan kita agar kita juga mampu melihat dan menilai zaman untuk kehidupan kekal. Dari semua yang kita alami selama ini jelas bagi kita bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, ntah itu jabatan, harta, kedudukan, pangkat dan kekuasaan semuanya akan tiba waktunya musnah, tetapi hanya satu yang kekal dan tidak akan pernah musnah yakni Sabda Tuhan. Sehingga bila kita sungguh percaya akan Sabda Tuhan dan menghidupinya, kita akan sampai kepada kehidupan kekal. Lewat Sabda ini, juga mau dikatakan kepada kita bahwa sampai kapanpun Tuhan akan tidak pernah berhenti untuk mewartakan sabda-Nya karena itulah satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal. Mari kita mempercayai dan menghayati sabda Yesus ini, maka kitapun akan sampai ke kehidupan kekal. Maka apapun yang terjadi, tetaplah teguh pada firman-Nya. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Sebelum Anda memulai aktivitas hari ini, bacalah Kitab Suci, renungkan dan cobalah untuk menjadikannya sebagai pegangan hidup hari ini.

2. Cobalah berusaha untuk peka akan tanda-tanda zaman dan pakelah untuk mengarahkan hidupmu tuk beroleh kehidupan kekal.

Renungan Harian : Kamis 25 Nopember 2010

Renungan Harian : Kamis 25 Nopember 2010
(Why 18:1-2.21-23; 19:1-3.9a; Luk 21:20-28)
"Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat."

BACAAN INJIL:

"Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.""Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."(Luk 21:20-28).
Demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

PERMENUNGAN:

Baru-baru ini kita dengar berika bahwa para TKI disiksa dan hampir mati di negeri yang dikenal sebagai Negara agama. Masih terasa hangat di benak kita berita-berita duka yang baru terjadi di Negara kita ini. Kita mendengar dan menyaksikan berita bencana Alam yang datangnya seakan beruntun, misalnya Gunung Sinabung yang menyemburkan abu, banjir wasior dan setelah itu menyusul pula Gunung Merapi meletus. Bencana alam itu datang beruntun dan tentunya memakan banyak korban jiwa selain materi. Pada tahun-tahun sebelumnya juga banyak terjadi bencana alam. Menghadapi semuanya itu orang bertanya, “Mengapa semuanya itu terjadi dan bahkan seakan tidak pernah berhenti?” “Apakah ini pertanda hari mau kiamat dan apakah ini hukuman dari Tuhan.”

Penderitaan dan persoalan yang kita hadapi semakin diperparah dengan berita-berita pembunuhan, kerusuhan, ulah para koruptor yang semakin menjadi-jadi, seakan korupsi itu adalah hal biasa. Hidup kita sekarang ini yang sudah berat dan penuh dengan penderitaan juga semakin terasa menyakitkan karena para penguasa atau orang-orang tertentu memperjual belikan hukum. Saat ini anekdot yang beredar adalah bahwa hokum itu bisa dibeli dan diatur oleh orang-orang berkuasa, oleh orang-orang berduit. Keadilan dan hukum hanya untuk orang-orang kecil. Kerap kita dengar, seorang koruptor yang mengkorupsikan uang Negara sampai ratusan milyard, mereka hanya dihukum satu tahun sedangkan rakyat kecil yang hanya mencuri sebuah mangga dihukum puluhan tahun. Penguasa yang sewaktu kampanye mengobral janji untuk berpihak kepada rakyat kecil, ternyata hanya diam saja, seakan pura-pura tidak tahu dan hanya menebar pesona. Lucunya, ketika ada kasus pornografi pemerintah angkat bicara dan bertindak tegas, tetapi ketika ada bencana yang menyengsarakan rakyat kecil, pemerintah hanya tenang-tenang saja dan dalam pidato hanya bernada anjuran saja. Selain itu, orang benar dan jujur malah seringkali dikalahkan dan bahkan menjadi korban.

Semua hal di atas semakin menguatkan anggapan bahwa hidup sekarang penuh dengan kesengsaraan, penderitaan, persoalan dan seakan hidup sekarang sudah seperti hidup di neraka. Sekarang ini banyak orang yang putus asa, merasa tiada lagi harapan untuk hidup lebih baik. Bermimpi untuk suatu perubahan hidup yang lebih baik, terbebas dari penderitaan dan persoalan hidup seakan hanya tinggal mimpi dan kesia-siaan belaka. Apa yang kita alami sekarang ini seakan persis seperti yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini. Saat membaca atau mendengar Injil hari ini dan dibandingkan dengan situasi sekarang, kita jadi berpikir bahwa kiamat nampaknya hampir tiba. Apakah yang digambarkan Injil pada hari ini, itupula yang kita alami saat ini?

Sebagai murid Kristus kita tidak terlepas dari penderitaan dan persoalan hidup bersama dengan manusia lainnya. Dalam situasi demikian Yesus memberi harapan kepada kita, bahwa kita akan memandang Anak Manusia datang dengan kekuasaan dan kemuliaanNya. Ini suatu pengharapan bahwa dalam penderitaan hidup yang seakan tiada lagi harapan, pada saat itu pula Tuhan akan datang untuk memberi harapan, menolong kita dengan kuasa dan kemuliaanNya. Lewat sabda ini, Yesus mengajar kita untuk selalu mengarahkan hidup dan harapan kita kepada Yesus dan selalu berharap dan beriman kepada-Nya. Janganlah kiranya dalam situasi demikian kita malah menjauh dari padaNya, tetapi hendaknya kita senantiasa setia kepada Yesus. Dalam peristiwa hidup yang berat justru kita seharusnya semakin sadar bahwa kita adalah manusia lemah, ciptaan yang senantiasa membutuhkan Tuhan dalam hidup kita. Dalam kesadaran akan kelemahan kita sebagai ciptaan, pada saat itu pulalah Allah akan datang untuk menyatakan kuasa dan kemuliaanNya. Kesetiaan kita kepadaNya dalam situasi hidup yang makin sulit, tidak akan sia-sia. Kita berharap bahwa setelah kehidupan dunia ini, kita akan masuk dan melihat kuasa dan kemuliaan Tuhan. Penderitaan kita di dunia ini, tidak ada bandingannya bila dibandingkan dengan kehidupan kekal bersama Tuhan. Inilah satu-satunya harapan bagi kita yang menguatkan kita untuk tetap berjuang menghadapi hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Hendaknya kita tetap setia kepada Yesus bila menghadapi dan mengalami persoalan hidup.

2. Berusahalah hidup penuh harapan dan memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekitar kita yang mungkin merasa putus asa dalam hidup ini.

Persiapan Perkawinan Katolik

Persiapan Perkawinan Katolik
Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga

“Melangsungkan pernikahan di Paroki yang ada di Sumatera itu gampang dan syarat-syaratnyapun sedikit.”
Itulah kesan yang seringkali kami temukan. Ada kesan bahwa melangsungkan pernikahan di Sumatera Utara, jauh lebih gampang dan sedikit persyaratannya bila dibandingkan menikah di luar Sumatera Utara. Oleh karena itu yang seringkali terjadi:

1. Calon pengantin yang selama ini tidak berdiam di paroki di Sumatera Utara, tetapi di luar Sumatera Utara datang ke paroki dan mengatakan mau menikah di paroki itu tetapi tidak melengkapi surat apa-apa, juga tidak membawa surat pengantar dari pastor paroki tempat mereka tinggal selama ini. Adapula yang hanya membawa surat dari lingkungannya.

2. Seringkali juga dengan alasan cuti mereka singkat sehingga ingin cepat-cepat dinikahkan padahal mereka belum melengkapi surat-surat yang diwajibkan dan persyaratan lain.

3. Pernah pula ada kesan yang mengatakan bahwa Pernikahan di Paroki yang ada di Sumatera itu bebas dilangsungkan dalam arti juga bisa pada Masa Parpaskah dan Masa Adven.

4. Seringkali terjadi calon pengantian dari paroki lain tiba-tiba datang membawa berkas Kanonik perkawinan dan surat delegasi dari pastor parokinya yang menyatakan untuk menikah diparoki Tigalingga dan dalam surat tersebut sudah dicantumkan hari dan tanggal acara pernikahan, padahal sebelumnya orang tua calon pengantin dan pengantin sendiri belum pernah bertemu dengan pastor dan belum pernah ada kesepakatan waktu pernikahan.

Memang ada beberapa kebijakan KAM yakni:

1. Waktu pendaftaran dan pernikahan ditentukan selambat-lambatnya 1 bulan.

2. Hingga saat ini Uksup Agung Medan memberi hak dispensasi beda gereja kepada para pastor paroki. Hal ini karena luasnya wilayah KAM.

3. Dibeberapa paroki, misalnya di paroki wilayah Dairi (Paroki Sidikalang, Paroki Sumbul, Paroki Parongil dan Paroki Tigalingga, sudah sejak lama diberlakukan ketentuan bahwa selama Masa Pra-Paskah dan Masa Adven tidak ada pelayanan Sakramen Pernikahan. Ketentuan ini sudah berlangsung sangat lama dan umat sudah tahu akan hal ini.

Oleh karena itulah, kami merasa perlu menyampaikan hal ini, untuk diketahui bersama khususnya para calon pengantin dari perantauan.

PENDAFTARAN PERKAWINAN

1. Calon pengantin atau keluarga pengantin wajib melapor terlebih dahulu kepada Ketua Lingkungan atau stasi.

2. Pada waktu menghadap Ketua Stasi atau Ketua Lingkungan, persyaratan surat-surat hendaknya sudah dilengkapi.

3. Bersama dengan Ketua lingkungan atau Ketua stasi melapor ke paroki, paling lambat sebulan sebelum pernikahan dan hendaknya semua surat-surat yang diwajibkan sudah beres. Kalaupun keluarga pengantin menghadap pastor tanpa didampingi Ketua Lingkungan atau Ketua stasi, harus membawa surat pengantar dari Ketua Stasi atau Ketua Lingkungan.

4. Sehubungan dengan tanggal pernikahan harus ditentukan bersama dengan pastor dan hendaknya setelah semua persyaratan telah beres.

5. Pengantin wajib mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) di paroki atau di paroki lain.

6. Pengumuman rencana pernikahan di Gereja Paroki atau stasi dilakukan 3 kali berturut-turut pada hari Minggu terhitung setelah melapor ke paroki atau pastor.

7. Semua administrasi untuk Kursus Persiapan Perkawinan dan Pernikahan, harus sudah dilunasi di Sekretariat paroki sebelum upacara Pernikahan.

8. Dokumen persyaratan perkawinan diserahkan ke Sekretariat Paroki dalam keadaan lengkap; diantarannya :

Bagi calon pengantin yang beragama KATOLIK :

1. Surat permandian TERBARU dan Status Liber, berlaku enam bulan dari tanggal pengeluaran.
2. Surat pengantar / domisili dari ketua Stasi atau Ketua Lingkungan.
3. Fotocopy KARTU DANA MANDIRI PAROKI (DMP)
4. Fotocopy KARTU KELUARGA KATOLIK
5. Photo berdampingan berwarna ukuran 4 x 6 : 2 lembar
6. Fotocopy KTP
7. Kartu Keluarga
8. Surat status bebas dari kepala desa tempat tinggal calon sesuai dengan KTP yang bersangkutan.
9. Surat izin dari komandan bagi calon dari anggota Kepolisian, ABRI
10. Surat izin dari pimpinan bagi calon dari PNS.
11. Mengikuti penyelidikan Kanonik PALING LAMBAT SATU MINGGU sebelum tanggal
pernikahan (berkas harus lengkap dan sudah mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan).
12. Bersedia diumumkan di Gereja sebanyak 3 kali.

PASANGAN CAMPUR (KATOLIK - KRISTEN)

Bagi calon pengantin yang beragama KATOLIK :

1. Surat permandian TERBARU dan Status Liber, berlaku enam bulan dari tanggal pengeluaran.
2. Surat pengantar / domisili dari ketua ke1ompok
3. Fotocopy KARTU DANA MANDIRI PAROKI (DMP)
5. Pas Photo berdampingan berwarna ukuran 4 x 6 : 2 lembar
6. Fotocopy KTP
7. Fotocopy Kartu Keluarga
8. Surat status bebas dari kepala desa tempat tinggal calon sesuai dengan KTP yang bersangkutan.
9. Surat izin dari komandan bagi calon dari anggota Kepolisian, ABRI
10. Surat izin dari pimpinan bagi calon dari PNS
11. Mengikuti penyelidikan Kanonik PALING LAMBAT SATU MINGGU sebelum tanggal pernikahan (berkas harus lengkap dan sudah mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan).
12. Bersedia diumumkan di Gereja sebanyak 3 kali.

Bagi calon pengantin yang beragama Kristen :

1. Fotocopy surat permandian dari gereja yang bersangkutan.
2. Surat keterangan dua orang saksi, bahwa calon pengantin belum menikah (di atas meterai 6.000,-)
3. Surat pernyataan dari orang tua / wali yang menyatakan bahwa mengizinkan calon pengantin menikah secara Katolik (diatas meterai 6.000,-)
4. Surat pernyataan dari calon, bahwa calon pengantin bersedia diberkati secara katolik (di atas meterai 6.000,-)
5. Untuk pasangan campur beda agama (Katolik-Islam/Budha/Hindu) sama dengan pasangan campur beda Gereja hanya tanpa fotocopy surat permandian Kristen.

PERKAWINAN PASANGAN DARI PAROKI LAIN:

1. Bila calon pengantin selama ini tidak tinggal di paroki atau berada di wilayah paroki lain dan mereka hendak mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan, Penyelidikan Kanonik dan Pernikahan di Paroki Tigalingga.

a. Persyaratan surat-surat sama seperti yang kami cantumkan di atas.
b. Membawa surat pengantar dari Pastor paroki (bukan dari Ketua lingkungan atau stasi tempat tinggal selama ini).

2. Bila calon pengantin hanya tinggal melangsungkan Pernikahan di Paroki Tigalingga:

a. Orang tua calon pengantin yang berasal dari Paroki Tigalingga melapor kepada Ketua Lingkungan atau stasi.

b. Bersama Ketua Lingkungan atau Ketua Stasi melaporkannya ke Pastor di paroki. Kalaupun tidak bersama Ketua Lingkungan atau Ketua Stasi, harus membawa surat pengantar dari Ketua Lingkungan atau Ketua Stasi.

c. Hendaknya ada surat keterangan dari Pastor Paroki atau palingtidak dari secretariat paroki calon pengantin yang menjamin dan menyatakan bahwa calon pengantin tersebut sudah mengikuti KPP, Penyelidikan Kanoni sehingga mereka tinggal melangsungkan pernikahan di Paroki Tigalingga. Surat itu hendaknya sudah diberikan ke pastor palinglambat 2 Minggu sebelum pernikahan.

d. Berkas-berkas Pernikahan dan Surat Delegasi dari Pastor Paroki tempat di calon mengikuti KPP dan Penyelidikan Kanonik, hendaknya sudah diberikan ke paroki paling lambat satu minggu sebelum upacara pernikahan.

PERSIAPAN PERKAWINAN

1. Penyelidikan kanonik dilaksanakan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum pelaksanaan perkawinan dengan syarat dokumen-dokumen sudah lengkap dan sudah mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan.

2. Waktu dan pelaksanaan untuk penyelidikan kanonik dibicarakan langsung dengan pastor yang akan menyelidiki (Pastor Wilayah).

3. Buku liturgi perkawinan dibicarakan / dikonsultasikan dengan pastor yang akan memberkati.

4. Gereja belum mengurusi catatan sipil .

5. Paroki juga tidak menyediakan Alkitap, Salib maupun Rosario.

INFORMASI PENTING

1. Hari perkawinan di Paroki Tigalingga adalah adalah Hari Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu.

2. Sesuai dengan intruksi Bapa Uskup KAM dan Kebijakan Pelayanan Pastoral di Paroki tigalingga, Hari Minggu tidak diperbolehkan.

3. Paroki tidak menyediakan buku Upacara perkawinan, hanya menyediakan secukupnya yang dipakai selama Upacara perkawinan.

4. Gereja tidak menyiapkan bunga khusus untuk perkawinan .

5. Bunga Altar yang sudah dipersembahkan di Gereja tidak boleh dibawa pulang.

6. Sumbangan untuk Gereja adalah:

a. Stipendium/Iura stolae diserahkan langsung kepada Pastor yang memberkati perkawinan.

b. - Bila Pernikahan itu dilangsungkan di Gereja Paroki : Sumbangan untuk listrik karena penggunaan Shooting Video selama acara di Gereja dan prasarana Gereja diserahkan melalui Sekretariat paroki.

- Bila Pernikahan itu dilangsungkan di Gereja Stasi : Sumbangan untuk listrik karena penggunaan Shooting Video selama acara di Gereja dan prasarana Gereja diserahkan kepada Pengurus Gereja Stasi atau bisa juga melalui Sekretaris Paroki.

c. Hendakanya keluarga kedua belah pihak juga memberikan ucapan terimakasih kepada pengurus Gereja.


DOKUMEN UNTUK CATATAN SIPIL

1. foto Copy surat nikah gereja.
2. Foto Copy Akte Kelahiran.
3. Foto Copy KTP.
4. Foto Copy Kartu Keluarga.
5. Surat Pengantar menikah dari Kelurahan.
6. Pas Foto gandeng ukuran 4×6 sebanyak 4 lembar.
7. Fotocopy KTP Saksi.
8. IC dan Paspor untuk WNA.
9. Surat pengakuan Status Liber dari negara asal.
10. Syarat tambahan untuk WNI keturunan yaitu fotocopy SKBRI, WNI, K1 dan ganti nama.

Sekian dan terimakasih. Tuhan memberkati kita selalu.

Sekilas Tentang Adat Kematian dalam Budaya Batak Toba

RIP BAPAK FULGENTIUS HEBER PARSHUSIP
(ayah dari Sr. Valentina Parhusip KSSY)

SEKILAS TENTANG PESTA ADAT KEMATIAN DALAM BUDAYA BATAK:

Mungkin kalau kita menyaksikan acara kematian dalam ada Batak khususnya Batak Toba, kita pasti merasa heran, karena saat kematian yang kita anggap sebagai saat sedih dan berduka, malah penuh dengan keramaian. Pada saat kematian itu diadakan music, yang dulunya alat music yang dipakai adalah alat music tradisional yaitu gondang. Tetapi sekarang yang digunakan adalah alat music Keyboard yang dipadu dengan semi gondang. Hal ini karena mengingat kesulitan mencari alat music Gondang dan juga demi praktisnya. Musik itu dibunyikan sesuai dengan aturan yang berlaku seraya anggota keluarga dan undangan menortor bersama. Jenis music disesuaikan dengan jenis tortor yang dimintakan keluarga maupun tamu yang melayat. Namun seringkali kesannya yang terjadi adalah music dan tarian yang gembira. Menyaksikan hal ini, mungkin orang di luar Batak pasti heran, mungkin berpikir, “Apakah keluarga dan tamu tidak bersedih karena kematian kaum keluarga atau kerabatnya saat itu?” Kesan sepintas adalah seakan-akan bergembira atas kematian tersebut.

Memang pesta ada kematian bisa menimbulkan kesan seperti itu. Tetapi pesta adat kematian dalam ada Batak tidak semuanya seperti itu. Anak yang meninggal dan orang dewasa baik itu belum menikah, sudah menikah dan anak-anaknya belum ada yang menikah, tidak akan diadakan pesta adat. Kalaupun pemakamannya tidak langsung dilaksanakan pada hari itu juga, adalah karena alasan waktu dan menungguh kaum kelar dekat datang semuanya, yang mungkin ada yang berada di tempat jauh.

Kematian orang tua yang mana salah satu dari anak-anaknya sudah menikah atau semua sudah menikah, barulah diadakan pesta adat dan saat itulah diadakan music dan tortor. Dahulunya sebenarnya dibedakan music atau keramaian adat antara orang meninggal yang mana masih ada anaknya yang belum menikah dengan orang tua yang semua anaknya sudah menikah. Orang tua yang meninggal dan anaknya belum semua menikah, disebut SARI MATUA (Meniggal pada saat masih ada anak yang masih harus ditanggung). Sedangkan orang tua yang meninggal dan semua anak-anaknya sudah menikah, itu disebut SAUR MARTUA (Meninggal setelah tidak ada lagi tanggungan). Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan ditanggung adalah menikahkan anaknya. Dalam artian ini dikatakan bahwa tugas dan kewajiban ortu atas anak adalah menikahkan mereka dan setelah anak menikah, dianggap bahwa anak bukan lagi tugas atau kewajiban orang tua mengurusi mereka, karena anak-anak yang sudah menikah sudah dianggap mampun dan harus mengurusi keluarganya sendiri. Meskipun demikian, orang tua tetap saja tidak akan lepas tanggungjawab terhadap anak-anaknya yang sudah menikah.

Bagi ada Batak Toba khususnya, kematian orang tua yangmana semua anaknya sudah menikah, seringkali dianggap bukan lagi suatu kesedihan besar. Kematian yang demikian dianggap suatu proses hidup yang sudah semestinya, dianggap hidupnya di dunia ini sudah ‘selesai’ dan sekarang dia menghadap Sang Pencipta. Itulah alasan singkat mengapa pada saat kematian orang tua dalam adat Batak diadakan music dan tortor. Bahkan seringkali ini dianggap suatu keharusan, karena itu tuntutan adat. Sehingga bila tidak dilaksanakan, maka keluarga itu dianggap tidak beradat. Bagi orang Batak, seringkali lebih takut dikatakan tidak beradat dibandingkan bila dikatakan tidak beragama atau tidak beriman. Oleh karena itu bisa saja terjadi, ekonomi keluarga yang meninggal itu sebenarnya pas-pasan atau miskin, tapi bila orang tua mereka meninggal, mereka akan tetap mengadakan pesta adat, padahal untuk hal itu bukan biaya yang sedikit. Mengadakan pesta adat pada saat orang tua meninggal, dianggap suatu kehormatan walaupun setelah itu keluarga harus mengeluarkan biaya besar, dan bisa jadi setelah pemakaman keluarga malah jadi terlilit utang. Tetapi ada hal positif dalam hal ini, yakni umumnya kaum kerabat dekat maupun kerabat jauh, ikut membantu menanggulangi biaya selama pesta adat kematian. Sehingga biaya selama pesta adat kematian, yang menanggung bukan hanya keluarga kandung tetapi juga keuarga jauh atau kaum kerabat. Karena itulah kita melihat bahwa keluarga itu sebenarnya miskin, tetapi bisa mengadakan pesta adat saat kematian orang tua mereka. Oleh karena itu pulalah, tidak sedikit orang tua yang berharap meninggal setelah ada anaknya menikah atau sudah punya cucu. Karena kalau meninggal sebelum ada anaknya menikah dan belum punya cucu, acara adat dengan music adat tidak bisa dilaksanakan, mereka dikuburkan layaknya seperti anak-anak.

RIP: BAPAK FULGENTIUS HEBER PARHUSIP

Itulah sekilas sehubungan dengan acara kematian dalam adat Batak khususnya dalam adat Batak Toba. Nah walaupun demikian, kematian itu tetap suatu peristiwa duka, kesedihan bagi kaum keluarga maupun kaum kerabat. Itu pulalah kiranya yang dialami pada saat kematian bapak FULGENTIUS HEBER PARHUSIP, ayah dari SUSTER VALENTINA PARHUSIP KSSY. Bapak Fulgentius Heber Parhusip meninggal pada hari Minggu 21 Nopember 2010 dalam usia 72 tahun. Beliau meninggalkan 1 orang isteri, yakni ibu boru Sinaga dan 7 orang anak, salah satunya adalah Suster Valentina Parhusip KSSY. Mereka adalah warga umat Stasi Napanbelang paroki Tigalingga.

Bapak Heber Parhusip memang sudah lama menderita sakit, juga karena factor usia. Sehari sebelumnya yakni hari Sabtu 20 Nopember 2010 Sr. Valentina Parhusip KSSY memintakan pelayanan sakramen perminyakan kepada bapak tersebut. Pada hari Minggu 21 Nopember 2010 pagi hari, bapak Parhusip meninggal dunia. Bagi kita, tentu ini merupakan kematian yang membhagiakan karena bapak tersebut dipersiapkan dalam iman untuk menghadapi kematian, meskipun kesedihan pasti meliputi keluarga dan kaum kerabat dekat. Sakramen perminyakan dilayani oleh Pastor Yoakim Lako O.Carm. Misa arwah dilaksanakan pada hari Senin 22 Nopember 2010 pukul 5 petang, dilayani oleh Pastor Antonius Manik O.Carm. Misa arwah ini dihadiri umat stasi setempat dan beberapa orang suster kongregasi KSSY komunitas Sidikalang.

Pesta adat seperti yang kami lukiskan di atas diadakan pada hari Selasa 22 Nopember 2010 dan pemakaman dilaksanakan pada hari itu juga pukul 6 petang. Pemakaman ini dilayani oleh Pastor Antonius Manik O.Carm dan beliau dimakamkan di pemakaman Katolik yakni di kompleks pemakaman dekat Gereja stasi. Gerimis yang sempat turun tetapi pada akhirnya berhenti seakan turut mengiringi kesedihan keluarga pada saat pemakaman. Namun gerimis itu berhenti, seakan juga mau mengatakan bahwa keluarga tidak usah bersedih lagi, karena bapak Heber Parhusip bukan mati tetapi sudah menghadap Tuhan sang pencipta, kebahagiaan kekal di surga.
Demikianlah kiranya berita dukacita yang bisa kami sampaikan. Doa kita semoga arwah Bapak Fulgentius Heber Parhusip diterima oleh Tuhan dalam kebahagiaan abadi di surga, sedangkan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah menghadapinya dalam iman kepada Yesus Kristus yang telah menjanjikan surge bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Amin.

Renungan Harian : Rabu 24 Nopember 2010

Renungan Harian : Rabu 24 Nopember 2010
Why 15:1-4, Mzm 98:1,2-3ab,7-8,9, Luk 21:12-19
(St. Andreas Dung Lac, Ignatius Delgado, Vinsensius liem, Dominikus An-Kham)

Hidup menjadi saksi-saksi Kristus!

BACAAN INJIL:
Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:
Kalau kita mencoba mengenang kembali perjalanan hidup para rasul atau jemaat Kristen Perdana kita akan menemukan kebenaran tentang kata-kata Yesus yang dilukiskan oleh Lukas ini, “…kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Dan hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” Tuhan Yesus berbicara tentang kesulitan yang akan dihadapi para murid-Nya. Tetapi kesulitan-kesulitan itu akan berubah menjadi sebuah kejayaan manakala kita sebagai murid-murid Kristus mampu bertahan dengan tetap mengakui nama-Nya dan ajaran-ajaran-Nya. “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”

Wajah Negara Indonesia saat ini memprihatinkan. Begitulah kira-kira realitas yang dihadapi masyarakat Indonesia. Bencana alam terjadi di mana-mana. Di Indonesia bagian Timur ada bencana Wasior, di bagian Barat ada Letusan Gunung Sinabung, ada Gempa dan Tsunami yang melanda pulau Mentawai, dan ada penderitaan yang disebabkan oleh letusan Gunung Merapi di Jogja. Tetapi ada hal yang lebih memprihatinkan dari semua bencana yang ada yakni ketidakjujuran, praktek mafia hukum yang terjadi di Negara ini. Praktek ketidakjujuran dan ketidakadilan begitu mewabah dan menggurita di Negara ini. Di tengah situasi seperti ini, para murid Kristus diajak untuk menjadi saksi-saksi kejujuran dan keadilan.

Menjadi saksi Kristus di tengah situasi ketidakadilan dan ketidakjujuran membutuhkan sebuah komitmen yang teguh dari diri murid-murid Kristus. Komitmen yang teguh sebagai murid Kristus akan membawa orang pada situasi sulit dan menemui banyak tantangan dan penderitaan. Tetapi Tuhan Yesus berujar, “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Menjadi saksi Kristus, tentu memang tidak gampang, tetapi bila kita menjalankannya bersama dalam Yesus, kita pasti akan sanggup.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Apakah selama ini Anda sudah berusaha untuk setia kepada Yesus?

2. Berusahalah untuk hidup sesuai dengan iman, meskipun hal itu mungkin bertengangan dengan kebiasaan yang sudah biasa.

Renungan Harian : Selasa 23 Nopember 2010

Renungan Harian, Selasa 23 Nopember 2010
Why 14:14-19, Mzm 96:10,11-12,13, Luk 21:5-11
(Klemens I, Kolumbanus, Mikhael Agustinus Pro)

"Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan."

BACAAN INJIL:
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu lihat di situ?akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

Kemajuan zaman ini tentu membuat kita terkagum-kagum. Banyak hal yang dulu tidak mungkin kita lakukan atau sulit, tetapi sekarang mungkin dan mudah untuk kita lakukan. Dahulu, telepon aja dianggap barang langka, eh sekarang ini handphone aja sudah seperti kacang goreng dan di manapun dan kapanpun kita bisa berhubungan dengan keluarga atau kerabat kita yang jaraknya sangat jauh dari kita. Kemajuan zaman dan ilmu pengetahun merupakan suatu kebanggaan. Itu semuanya menjadi salah satu bukti bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang secitra dengan Tuhan, berbeda dengan makhluk ciptaan lain.

Namun selain suatu kegembiraan, juga terdapat kegelisahaan atau keprihatinan karena orang sudah begitu memanggakan ilmu pengetahuan dan perkembangan zaman. Tidak sedikit orang yang hanya mengagumi hasil karya itu atau pembuatnya, tetapi belum sampai pada pribadi sejati di balik semuanya itu, yakni Tuhan Allah. Lebih dari itu bukan rahasia bahwa pada zaman ini banyak orang menjadi mendewakannya. Perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan bisa menjadi menyesatkan manusia.

Oleh karena itulah kita harus tetap waspada sebagaimana dikatakan Yesus Kristus dalam injil hari ini. Dalam injil hari ini, Yesus melihat orang-orang mengagumi bait Allah dan juga persembahan-persembahan. Bait Allah yang megah itu memang adalah hasil karya yang mengagumkan dan mungkin dibangun dari persembahan-persembahan umat yang berdoa. Ketika orang banyak mengagumi bangunan itu dan persembahan-persembahan, Yesus mengingatkan mereka bahwa bangunan itu hanya hasil karya manusia, bukan suatu yang kekal dan tidak bisa menjadi jaminan bagi hidup manusia. Hasil kreativitas manusia itu tidak akan abadi, semuanya akan tiba waktunya pasti akan hancur. Sama halnya dengan manusia itu sendiri yang membuat suatu karya besar, pasti akan tiba waktunya juga akan mati. Namun seringkali terjadi, orang mendewakan hasil karya manusia dan bahkan manusia itu sendiri dan pada akhirnya menyingkirkan Tuhan dari hidupnya. Dalam pengalaman hidup, kita pasti pernah mendengar adanya orang yang menganggap dirinya adalah Tuhan, karena bisa membuat hasil karya yang mahakarya dan tidak sedikit orang yang ingin menjadi tuhan bagi dirinya dan dianggap tuhan oleh orang lain. Sikap yang menyombongkan diri, ilmu pengetahuan dan kemajuan zaman, akhirnya menjauhkan orang dari Tuhan dan inipula yang seringkali menimbulkan kekacauan dalam hidup ini. Oleh karena itulah Yesus mengingatkan kita agar kita waspada, karena bagaimanapun akan banyak hal yang bisa menyesatkan iman kita. Sikap waspada adalah sikap yang baik, yang membantu kita untuk terhindar dari hal-hal yang mencoba menyesatkan kita, yang menjauhkan kita dari Tuhan. Penyesatan bisa terjadi oleh benda-benda hasil karya manusia, kemajuan tehknologi atau kemajuan ilmu pengetahuan dan juga pribadi-pribadi orang tertentu bahkan penderitaanpun bisa menyesatkan kita. Dalam hal ini, kita perlu menilai dan merenungkan, apakah sesuatu itu semakin mendekatkan kita pada Tuhan atau malah menjauhkan kita dari Tuhan. Manakala sesuatu itu menjauhkan kita dari Tuhan, kita harus berani menolaknya dan meninggalkannya. Jalan terbaik menghindarkan diri dari penyesatan adalah senantiasa menjalin hubungan yang dekat dengan Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang abadi dan hanya Dialah jaminan hidup kita. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Cobalah renungkan, kira-kira godaan-godaan apa saja yang seringkali ‘menyesatkan’ Anda.

2. Sebelum memulai aktivitas hari ini, berdoalah, mohonkanlah pada Tuhan, agar Roh Kudus membimbing Anda untuk melawan dan mengalahkan godaan-godaan yang mungkin datang hari ini untuk menyesatkan Anda.

Renungan : Senin 22 Nopember 2010

Why 14:1-3,4b-5, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Luk 21:1-4
St. Sesilia

Persembahkanlah yang terbaik bagi Tuhan dan lakukanlah dengan tulus, bukan dengan terpaksa atau untuk dilihat orang.

BACAAN INJIL:

Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

Di dalam mobil saat perjalanan pulang dari pelayanan ke stasi, anak mesdinar menghitung kolekte yang dibawa dari stasi. Mereka terkejut dan mengatakan bahwa kolekte hanya tujuh ribu rupiah. Mereka heran karena tadi yang ikut misa lebih dari 15 orang dan saat kolekte semua berbaris ke depan dan mengulurkan tangan ke tempat kolekte, tetapi kog ternyata hanya 7 ribu rupiah, sedangkan mesdinar ada 4 orang dan mereka mengaku kolekte seribu per orang. Itu berarti umat yang memasukkan kokekte hanya 3 orang saja, sedangkan yang lain seakan-akan memasukkan kolekte ke peti persembahan tetapi ternyata isinya kosong. Bahkan mereka celetuk mengatakan bahwa uang minyak aja tidak cukup dari kolekte tersebut.

Pernah juga saat menghitung kolekte di Gereja paroki, anak mesdinar celetuk mengatakan, “Bah uang kolekte hanya seribuan semua, tidak ada yang harga limaribu atau limapuluh ribu, padahal umat yang hadir banyak yang pake mobil-mobil bagus. Kolekte umat yang naik becak berarti sama dengan kolekte umat yang naik mobil pribadi bagus.”

Tentu ada juga paroki yang begitu bangga karena begitu besar kolekte yang diterima setiap minggunya. Pernah ketika berkunjung ke salah satu paroki besar di Jakarta, beberapa umat berkumpul sampe sepuluh orang menghitung kolekte minggu kemarin. Jumlah yang dibutuhkan untuk menghitung cukup banyak mengingat banyaknya kolekte setiap minggunya. Secara iseng saya bertanya, “Berapa jumlah kolekte kemarin?” Salah seorang umat yang ikut menghitung mengatakan, “Wah minggu ini hanya sekitar Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah saja. Bisanya lebih dari itu.” Dia mengatakan hanya, jumlah itu menganggap kecil. Lalu saya katakana kepada beliau, “Bu, bersyukurlah bahwa itu juga sudah sangat banyak, karena di paroki saya jumlah sekian itu, adalah jumlah kolekte se-paroki dalam satu tahun, itupun belum tentu mencapai sekian itu.”

Dalam Injil hari ini menarik bahwa Yesus bisa tahu persembahan orang kaya dan orang miskin. Tentu bukan karena Yesus jadi petugas kolektan pada waktu itu. Dari sisi keallahan Yesus, tentu Dia tahu karena Dia mahatahu. Tetapi bila kita mengerti dari sisi manusia, karena biasanya orang-orang kaya ketika memberi suka melakukannya dengan pamer, atau memberi dengan cara bagaimana supaya orang lain melihat apa dan berapa yang mereka berikan. Tidak jarang kita temua orang-orang kaya ketika menyumbangkan sesuatu, mereka memanggil wartawan untuk meliput kegiatan mereka. Dengan demikian jelas mereka memberi bukan karena hatinya baik untuk berbagi tetapi untuk mencari hormat dan pujian. Merekapun memberi bukan dari bagian yang penting bagi mereka, tetapi memberi dari kelebihan mereka. Walaupun demikian tentu banyak juga orang yang senang memberi dan mereka tidak mau pemberian mereka itu diketahu orang lain. Dalam memberi juga seringkali terjadi bahwa memberi bukan dari bagian yang penting dari dirinya, tetapi yang kurang penting, atau sisa-sisa dari hidupnya dan seringkali memberi yang paling kecil. Sedangkan ketika menerima, orang pingin yang paling besar.

Menanggapi Injil hari ini, bisa menjadi alasan bagi orang untuk memberi sedikit padahal mereka mampu memberikan lebih banyak lagi, yakni dengan mengatakan, “Yang penting pemberian itu bukan soal banyaknya, tetapi ketulusan hati untuk memberi.” Pernyataan ini memang benar. Kuranglah bernilai bila orang memberi banyak kalau hal itu dilakukan dengan terpaksa. Tetapi apakah bisa dikatakan memberi dengan tulus, bila mereka memberi sedikit padahal mereka punya banyak dan mampu memberi banyak? Tentu tidak, itupun pasti diberikan dengan terpaksa dan apa yang mereka berikan adalah sisa dari kelimpahan mereka.

Yesus memuji persembahan janda miskin itu yang hanya 2 peser uang, karena janda itu memberi dari semua yang ada padanya, dia memberikan hidupnya sendiri. Sebab pasti dia hanya mempunyai 2 peser uang itu saja. Dia berani memberikan semuanya, dengan resiko tentu dia tidak punya uang lagi untuk makan. Kalaupun masih punya, tentu paling-paling hanya cukup hanya sekali makan saja. Dengan demikian jelaslah yang mau dikatakan bahwa janda itu bukan hanya soal memberi uang tetapi memberi seluruh hidupnya. Dia berani memberinya tentu karena percaya bahwa hidupnya berasal dari Tuhan, dan dia percaya Tuhan akan memelihara hidupnya walaupun dia tidak lagi mempunyai uang untuk makan. Janda miskin itu tidak khawatir akan hidupnya karena percaya bahwa Tuhan akan menyelenggarakan dan memlihara hidupnya.

Banyak diantara kita yang seringkali khawatir akan hidup ini. Kita khawatir bagaimana hidup kita nanti dan besok. Oleh karena itu kita seakan mau mengumpulkan banyak untuk pegangan hidup dan kita seringkali merasa kurang. Orang berpikir bahwa uang, jabatan atau hartalah yang merupakan jaminan hidup mereka.

Mari kita belajar dari janda miskin tadi. Percaya bahwa Tuhan yang memberi hidup kita, dan Tuhan pula akan memelihara dan menyelenggarakan hidup kita. Dengan iman yang demikian, akan membuat kita berani memberikan yang terbaik bagi Tuhan, tidak khawatir akan hidup ini. Orang yang demikianpun, akan berani berbagi suka cita dengan orang lain.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Persembahkanlah yang terbaik bagi Tuhan dan lakukanlah dengan tulus, bukan dengan terpaksa atau untuk dilihat orang.

2. Cobalah hari ini melakukan perbuatan baik bagi orang yang kamu temui.

3. Beranikah kamu mempersembahkan uang Anda sudah anggarkan untuk kesenangan hari ini?

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)