Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

Berbagi Informasi: Tantangan unik bagi para Dubes di Vatikan

Tantangan unik bagi para Dubes di Vatikan

Para Duta Besar untuk Takhta Suci yang tinggal di Roma adalah sekelompok kecil wanita maupun pria dengan latar belakang dalam bidang diplomasi dan politik dan bahkan teologi baik Katolik, Ortodoks atau Islam.

Mereka memahami adanya kebingungan publik tentang mengapa sebuah negara yang menganut pemisahan Gereja dan negara – mengirim diplomatnya untuk Takhta Suci atau Vatikan.

Kota Vatikan adalah sebuah negara independen, tapi Takhta Suci – kantor pusat Gereja Katolik – yang memiliki hubungan diplomasi penuh dan resmi dengan 179 negara.

Anne Leahy, Duta Besar Kanada untuk Takhta Suci, adalah seorang diplomat karir yang menjabat sebagai Duta Besar untuk Rusia tahun 1996-1999.

Wanita itu mengatakan ia meminta untuk diangkat sebagai Duta Besar untuk Vatikan, karena “saya ingin memahami lebih jauh tentang Takhta Suci sebagai entitas internasional, entitas berdaulat,” yang juga berfungsi sebagai pemerintah Gereja Katolik di seluruh dunia.

Di bidang hubungan internasional, Takhta Suci memiliki “bobot dan pengaruh,” tetapi seorang duta besar bisa mendapatkan apresiasi penuh kalau “hanya dengan berada di tempat tersebut,” kata Leahy, salah satu dari 20 Dubes wanita untuk Takhta Suci.

Dari 179 negara yang memiliki pertukaran duta besar dan Duta Besar Vatikan, hanya 80 negara memiliki duta besar mereka yang tinggal di Roma.

Sebagian besar yang lain dilayani oleh duta besar yang tinggal di negara seperti Swiss, Perancis, Jerman atau negara lain, dan hanya sesekali pergi ke Vatikan.

Sumber: Diplomats find unique challenges at Holy See

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXII MINGGU 6 Nopember 2011

RENUNGAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXII
MINGGU 6 Nopember 2011
Keb 6:13-17, Mzm 63:2,3-4,5-6,7-8, 1Tes 4:13-18, Mat 25:1-13


BACAAN INJIL: Mat 23:1-12

“Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia.”

"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

RENUNGAN:

Orang sering mengatakan bahwa menanti adalah pekerjaan yang membosankan. Mungkin kita semua berpikir demikian apalagi bila yang dinantikan itu tidak memberitahu kapan tepatnya datang. Namun kiranya bila yang dinantikan itu adalah orang penting bagi kita, orang yang kita cintai, tentu penantian itu bukan suatu yang membosankan, tetapi suatu kegembiraan. Orang yang menantikan seseorang yang penting baginya dan dicintai, pasti akan membuat persiapan matang dan selalu siap siaga supaya yang dinantikan itu senang karena disambut dengan persiapan yang layak dan juga ada yang ditemui saat yang dinantikan datang. Ini adalah hal yang wajar. Coba misalnya kita datang ke undangan atau ke tempat keluarga, saat kita tiba tidak disambut dan tidak ada yang kita temui di tempat, kita pasti meresa tidak senang dan menganggap bahwa karena kita tidak penting sehingga tidak disambut serta merasa bahwa yang kita temua tidak terlalu suka kita datang.

Dalam Injil hari ini Yesus mengumpakan Kerajaan Allah seperti 10 orang gadis yang menyambut kedatangan pengantin laki-laki. Ke 10 gadis itu diminta untuk menanti dan menyambut kedatangan pengantin laki-laki. Ke 10 gadis itu terdapat 5 orang yang bijaksana dan 5 orang yang bodoh. 5 orang perempuan itu dikatakan bijaksana karena mereka mempersiapkan apa yang perlu untuk menyambut kedatangan pengantin pria itu yakni membawa pelita dan juga minyak sebagai persiapan supaya pelita mereka tetap menyala saat yang dinantikan datang. Mereka sungguh memperkirakan kemungkinan yang terjadi bahwa minyak dalam pelita tidak cukup makanya dibawa persediaan minyak dan mereka tidak menghendaki pelita merika mati saat yang dinantikan datang. Namun terlebih karena menganggap bahwa yang dinantikan itu sangat penting bagi mereka. Sedang 5 gadis lain dikatakan bodoh karena mereka membawa pelita tetapi tidak membawa minyak cadangan. Mereka menanti hanya dengan seadanya, tidak dengan persiapan yang matang, sehingga mereka kehabisan minyak saat menanti dan yang dinanti belum datang. Ini tentu karena mereka tidak menganggap bahwa yang dinantikan itu penting bagi mereka, sehingga hanya sekedar menanti saja dan tidak mau repot-repot. Hingga pada akhirnya saat penangtin datang, gadis-gadis yang bijaksana didapati pengantin menanti dia dengan pelita bernyala sehingga mereka diperkenankan masuk dalam perjamuan penganting bersama sang pengantin. Baru setelah pengantin dan rombongan masuk, datanglah 5 gadis bodoh yang pergi membeli minyak, mereka berteriak supaya dibukakan pintu dan diperkenankan masuk, tetapi jawaban tuan itu mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Sepintas jawaban tuan itu mengagetkan karena bukan hanya tidak membukakan pintu tetapi mengatakan bahwa dia tidak mengenal mereka. Nasib gadis yang bijaksana, yang mau repot-repot akhirnya masuk dalam perjamuan sedangkan 5 gadis bodoh tidak diperkenankan masul dalam perjamuan itu.

Gadis yang bodoh dan gadis yang pintar menggambarkan kehidupan orang beriman. Banyak orang beriman yang berlaku sebeperti gadis yang bijaksana. Hidup beriman yang bijaksana berarti sungguh menghidupi imannya, mengupayakan pelita imannya tetap bernyala hingga kedatangan sang pengantin. Orang yang demikian mengganggap bahwa hidup itu adalah suatu penantian untuk menyambut kedatangan sang pengantin, yang tidak diketahui kapan datangnya. Kedatangan Sang Pengantin berarti akhir hidup di dunia ini. Orang beriman yang hidup bijaksana tentu merindukan kelak masuk dalam perjamuan abadi di surga, perjamuan yang penuh sukacita. Kerinduan dan iman ini sungguh-sungguh ditampakan dalam usaha yang mau repot mempersiapkan minyak dalam hidup mereka supaya pelita iman mereka tetap bernyala hingga sang pengantin datang. Minyak yang dibutuhkan agar pelita tetap bernyala ialah senantiasa mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Agar pelita iman itu tetapi bernyala, maka harus senantiasa hidup baik sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan sendiri. Orang yang mau repot hidup dalam dan karena iman, pada akhirnya akan masuk dalam perjamuan nikah di surga.

Tetapi kiranya lebih banyak umat beriman yang hidup seperti gadis-gadis bodoh. Banyak umat beriman yang mengaku diri percaya kepada Yesus, merindukan kehidupan kekal di surga namun tidak mau repot hidup dengan imannya. Banyak orang yang sudah dibaptis dalam Yesus namun mereka tidak mendengarkan dan melaksanakan sabda Yesus, mereka hidup sesuka hatinya, menurut keinginan hatinya. Banyak juga yang dibaptis tetapi tidak pernah ke Gereja, tidak mengikuti peraturan yang perlu dalam hidup beriman dan seakan berpikir bahwa kelak baru setelah tua, setelah pensiun mereka baru hidup dalam iman. Wah kalau sempat tua, itu syukur, tetapi kalau tidak sempat bagaimana? Sebab Yesus sendiri mengatakan bahwa kedatangan Sang Penangtin tidak ada yang tahu hari dan saatnya. Banyak juga hanya dipabtis, tidak pernah ke gereja untuk beribadah ataupun di lingkungan, tidak terlibat dalam kehidupan menggereja, malah kadang kala justru hidup tidak baik bersama umat yang lain. Orang demikian menganggap bahwa itu sudah cukup untuk masuk surga. Banyak umat yang merindukan kelak masuk surga, tetapi tidak mau repot menyediakan minyak agar pelita imannya bernyala. Dalam Injil Yesus dengan jelas mengatakan bahwa orang yang demikian kelak tidak layak masu surga dan bahkan dengan tegas mengatakan bahwa Dia tidak mengenal mereka.

Oleh karena itu, orang beriman yang merindukan ikut masuk dalam kebahagiaan surga, harus mau repot menyediakan minyak yakni mendengar, melaksanakan sabda Tuhan, hidup baik seperti yang dikehendaki oleh Tuhan supaya pelita imannya tetapi bernyala pada saat pengantin datang. Kita tidak tahu kapan sang pengantin datang, oleh karena itu mari kita siapsiaga terus menerus. Amin.

BACAAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXII MINGGU 6 Nopember 2011

BACAAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXII
MINGGU 6 Nopember 2011
Keb 6:13-17, Mzm 63:2,3-4,5-6,7-8, 1Tes 4:13-18, Mat 25:1-13

BACAAN I: 1:14b-2:2b,8-10

“Barangsiapa mencari kebijaksanaan pasti akan menemukannya.”

Ia mendahului memperkenalkan diri kepada yang ingin kepadanya. Barangsiapa pagi-pagi bangun demi kebijaksanaan tak perlu bersusah payah, sebab ditemukannya duduk di dekat pintu. Merenungkannya merupakan pengertian sempurna, dan siapa yang berjaga karena kebijaksanaan segera akan bebas dari kesusahan. Sebab ia sendiri berkeliling mencari orang yang patut baginya, dan dengan rela memperlihatkan diri kepada mereka di jalan, pada tiap-tiap pikiran dijumpainya. Sebab permulaan kebijaksanaan ialah keinginan sejati akan didikan, dan mencari didikan adalah kasih kepadanya;

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm 131:1,2,3

Reff.: Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan Allahku.

1. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus,
sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.

2. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.

3. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam.

4. sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.

BACAAN II: 1Tes 2:7b-9,13

“Tuhan akan menarik kepada-Nya semua yang meninggal dalam Yesus.”

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.

BACAAN INJIL: Mat 23:1-12

“Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia.”

"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Sabtu 5 Nopember 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Sabtu 5 Nopember 2011
Fransiska Amboisa, Guido M. Conforti
Rm 16:3-9,16,22-27, Mzm 145:2-3,4-5,10-11, Luk 16:9-15

BACAAN INJIL:
Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

RENUNGAN:

Para koruptor yang banyak ditayangkan di TV jelas mereka itu bukanlah orang-orang beriman atau bergama. Bahkan jelas-jelas diantara mereka banyak yang sudah diketahui orang bahwa mereka itu telah menjalankan kewajiban agamanya, misalnya naik haji atau rajin beribadah. Tetapi walau demikian mereka melakukan perbuatan yang merugikan banyak orang. Mungkin inilah gambaran hidup manusia zaman sekarang yang mengatakan dirinya beriman atau menyembah pada Allah namun nyatanya dalam kehidupan sehari-hari tetap ‘mengabdi’ atau ‘menyembah” uang atau harta duniawi. Tentu kalau seseorang sungguh-sungguh beriman kepada Allah, mereka pasti tidak akan sampai tejerat pada perbuatan yang jelas-jelas melanggar kehendak Tuhan. Namun pada kenyataannya, bahwa orang beriman pada Allah hanya dalam formal saja, tetapi realitanya tidak. Selain Allah yang sejati, manusia menciptakan dan mengabdi allah-allah yang lain.

Allah-allah lain yang diciptakan dan disembah manusia dalam Injil disebut Yesus sebagai mamon. Tentu mamon yang dimaksud bukan hanya dalam bentuk uang, tetapi semua yang membuat manusia itu menjauh dari Allah atau yang meduakan Allah. Bukan rahasia bahwa masih orang menyebut dirinya beriman, percaya kepada Tuhan tetapi kenyataaannya masih percaya kepada kekuatan-kekuatan lain, misalnya masih sering berdukun atau memakai ajimat. Juga orang mengatakan dirinya beriman, tetapi mereka lebih mengandalkan harta, kekuatan atau kemampuan sendiri dan bahkan menghambakan diri pada harta atau yang sifatnya duniawi. Ini semuanya masih terjadi karena belum sungguh percaya kepada Tuhan. Dalam hal ini Yesus mengatakan kepada kita agar sungguh-sungguh tegas dalam beriman, kalau kita tidak percaya kepada Dia dan percaya kepada mamon, silahkan mengabdi mamon, jangan mendua, mengatakan diri mengabdi Allah, tetapi nyatanya juga mengabdi mamon. Kalau mengabdi mamon, ya mengabdi mamon. Namun Yesus menegaskan bahwa bila kita mengabdi mamon, yakinlah bahwa suatu saat mamon itu tidak akan dapat memberi kita kebahagiaan, suatu saat tidak akan berguna apa-apa dan tidak dapat menyelamatkan kita. Namun bila mengabdi Allah, tentu kita akan beroleh kehidupan bahagia dan kekal dan Allah menjadi jaminan atas semuanya. Semoga kita beriskap tegas, bila mengabdi Allah, maka Allah lah yang utama dalam hidup kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Jumat 4 Nopember 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Jumat 4 Nopember 2011
Karolus Borromeus
Rm 15:14-21, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Luk 16:1-8

BACAAN INJIL:
Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

RENUNGAN:
Setiap orang pasti mengharapkan masa depan yang baik dan pada umumnya hidup kita terarah ke masa depan yang baik. Pasti tidak ada orang yang tidak berpikir pada masa depan dan yang diharapkan adalah masa depan yang baik. Oleh karena itulah orang berjuang sekuat tenaga untuk beroleh masa depan yang baik. Bahkan tidak sedikit orang berpikir, berjuang keras dan begitu pintar melihat peluang untuk masa depan yang baik. Hal ini pula yang kita dengarkan dalam Injil hari ini tentang bendahara yang tidak jujur. Yesus menyampaikan perumpamaan ini tentu bukan untuk membenarkan atau memuji ketidak jujuran bendahara itu. Namun yang mau disampaikanoleh Yesus adalah udahanya untuk memikirkan masa depannya setelah dipecata oleh tuannya.

Bendahara yang tidak jujur itu adalah gamabaran manusia yang selalu berpikir ke depan untuk memperoleh hasil yang baik dan masa depan yang baik. Untuk semuanya itu terkadang orang berjuang semaksimal mungkin dan melakukan berbagai cara. Sehingga lewat perumpamaan yang merupakan kenyataan hidup manusia ini, Yesus mengatakan bahwa manusia begitu berjuang menghabiskan waktu, energi dan begitu pintar untuk memperoleh hasil baik dalam hidupnya, untuk bertahan hidup dan memmeroleh masa depan yang baik dalam dunia ini. Tetapi itanya tidak demikian yang dilakukan manusia untuk beroleh masa depan yang abadi yakni kehidupan kekal.

Mungkinkah karena mansuia menganggap bahwa tidak ada masa depan yang abadi atau kehidupan kekal? Semua manusia pasti tahu dan pernah mendengar bahwa hidup di dunia ini tidaklah kekal, masih ada kehidupan lain yakni masa depan yang abadi, kehidupan kekal setelah kematian. Kita pasti percaya akan hal ini. Namun kenyataannya dalam hidup sehari-hari, hidup kita seakan-akan menganggap bahwa hidup di dunia inilah yang perlu diperjuangan, seakan tidak ada kehidupan kekal, sehingga kita berjuang semaksimal mungkin untuk hidup di dunia ini. Tidak demikian halnya yang kita lakukan untuk beroleh hidup kekal. Untuk mempertahankan hidup dan untuk beroleh hidup yang kekal, kita berjuang maksimal, menghabiskan banyak waktu dan energi serta kita pasti siap menderita untuk semuanya itu. Tetapi untuk kehidupan iman, seringkali kita berbuat seadanya dan bahkan tidak siap menderita. Misalnya saja, waktu untuk bekerja kita habiskan sekian banyak jam, biaya dan energi dan bahkan seakan kita kekurangan waktu, tetapi untuk hidup iman, kita seakan tidak punya waktu lagi, sehingga seringkali sangat sulit menentukan waktu saat pengadakan kegiatan iman, karena masing-masing sangat sibuk dengan pekerjaannya. Oleh karena itu seringkali waktu untuk Tuhan atau untuk iman hanyalah waktu luang dan ada pula dengan asalan daripada gak ada kesibukan. Coba kita renungkan, berapa jam atau menit kita luangkan waktu berdoa? Pasti jauh sangat sedikit dibandingkan waktu yang kita habiskan untuk pekerjaan dan hoby.

Oleh karena itu, hendaknya kita tidak hanya berjuang, menghabiskan waktu, biaya dan pintar untuk mempertahankan hidup di dunia ini dan masa depan di dunia ini, sebab semuanya adalah sia-sia belaka bila kita tidak melakukan hal yang sama untuk hidup iman dan masa depan abadi yakni kehidupan kekal. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Kamis 3 Nopember 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Kamis 3 Nopember 2011
Martinus de Porres
Rm 14:7-12, Mzm 27:1,4,13-14, Luk 15:1-10

BACAAN INJIL:
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." "Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."

RENUNGAN:
Allah sungguh berbelaskasih. Belaskasih-Nya Dia tunjukkan bukan hanya dengan melimpahkan berkat kepada kita, tetapi merindukan kita agar kita hidup bahagia. Hidup bahagia itu hanya dapat diperoleh hanya bila percaya kepada Dia. Namun kiranya manusia kurang yakin sehingga tidak percaya pada Yesus atau kalaupun percaya, tetapi tidak sungguh-sungguh mengikuti Dia. Suatu kenyataan bahwa manusia, kita seringkali tidak setia dengan hidup berdosa. Namun walaupun kita tidak setia dan berdosa, kasih Allah tetapi kepada kita. Oleh karena kasih-Nya itu, Allah mau repot mencari manusia yang berdosa agar bertobat dan akhirnya beroleh hidup bahagia. Buah pertobatan itu adalah semata-mata demi kepentingan kita sendiri, agar kita beroleh hidup bahagia, tidak sedikitpun menambah kemuliaan Tuhan. Sehingga seharusnya kitalah yang bergembira bila kita bertobat. Namun dalam Injil hari ini Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Allah bersama malaikat-malaikat-Nya di surga akan berbahagia bila Tuhan menemukan domba yang hilang, yakni bila kita bertobat. Oleh karena itu juga, Allah tidak segan-segan menemui dan menyapa orang-orang berdosa untuk bertobat. Sebagaimana diyatakan dalam Injil hari ini.

Tetapi sikap dan kasih Allah yang demikian yang dinyatakan oleh Yesus, tidak disukai oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Bagi mereka orang-orang berdosa harus dijauhi dan disingkirkan, tetapi Yesus malah bergaul dengan mereka. Maksud Yesus dengan menerima dan bergaul dengan orang-orang berdosa adalah tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menyatakan kasih Allah yang juga mengasihi orang berdosa dan dengan kasih-Nya itu, orang berdosa mau bertobat. Juga karena Allah berkenan agar semua orang menikmati kebahagiaan di surga. Sungguh kasih Allah yang luar biasa. Sehingga kita sekalian tentu tidak lepas dari kesalahan atau dosa. Kasih Allah yang demikian besar hendaknya tidak kita sia-siakan, tetapi tawaran kasih Allah kita sambut dengan sukacita dengan bertobat dan kembali mengikuti Dia. Semuanya itu demi kepentingan kita sendiri.

Janganlah kiranya kita seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang merasa diri baik dan suci sehingga tidak membutuhkan pertobatan. Juga jangan seperti mereka yang menganggap orang berdosa harus dijauhkan dan disingkirkan. Mungkin kita hidup baik, kita bukan penjahat, tetapi hendaknya bukan berarti itu menjadi alasan bagi kita untuk menjauhkan, menyingkirkan orang yang hidupnya kurang baik atau berdosa. Justru seharusnya kita seperti Yesus, dengan iman dan penuh kasih mencari dan menyapa orang-orang berdosa supaya mereka juga bertobat. Janganlah kiranya karena kesombongan kita, orang lain yang punya niat bertobat tetapi tidak jadi sehingga mereka tetap tinggal dalam kedosaannya. Sebagai murid Yesus kita harus mencari, menyapa sesama untuk bertobat, dan kita hendaknya bergembira bila diantara saudara kita ada yang akhirnya bertobat. Amin.

Berbagi berita: Paus Benediktus berdoa bagi korban banjir

Paus Benediktus berdoa bagi korban banjir

Paus Benediktus XVI

Paus Benediktus XVI berdoa bagi para korban banjir di Thailand dan Italia baru-baru ini. Bapa Suci memulai sambutannya pada Doa Angelus hari Minggu di Lapangan Santo Petrus dengan mengenang kehancuran akibat banjir di kedua negara itu.

“Saudara dan saudari terkasih,” katanya, “saya mengungkapkan kedekatan saya dengan warga Thailand yang dilanda banjir serius, serta kepada mereka di Liguria dan Tuscany, Italia, yang baru-baru hancur akibat hujan lebat.”

Banjir terburuk Thailand dalam setengah abad itu telah merenggut hampir 400 jiwa selama tiga bulan terakhir, sementara di Italia, banjir dan tanah longsor pekan lalu menghancurkan daerah pesisir Liguria dan Tuscany dan menewaskan sembilan orang. Bapa Suci mengiringi mereka semua yang berdampak dengan doa-doanya.

Sebelum Doa Angelus, Paus Benediktus merefleksikan tentang bacaan Misa hari Minggu, yang berbicara tentang sosok guru sejati, yakni Yesus Kristus.

Injil liturgi hari ini, Kristus mengajak kita untuk menyatukan bela rasa dengan pelayanan karitatif kita terhadap saudara-saudara kita. Bahkan, kita mungkin selalu mencontohkan pengabdian-Nya yang sempurna dalam kehidupan kita sehari-hari.

Paus mencatat kutukan Yesus kepada orang-orang yang memberitakan hal yang baik, dan kemudian bertindak tidak sesuai dengan hal itu. Orang yang membutuhkan nurani orang lain untuk mengatasi beban dan kesulitan mereka, sementara mereka menolak untuk menanggung hal tersebut.

Sebagai penutup, Bapa Suci berdoa agar semua orang termasuk komunitas Kristen, untuk merasa terpanggil untuk menlayani, “dalam tindakan mereka selalu menjadi saksi kebenaran yang sesuai dengan kata-kata mereka.”

Sumber: Pope prays for flood victims

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Rabu 2 Nopember 2011 PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Rabu 2 Nopember 2011
PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN
2Mak 12:43-46, Mzm 130:11-2,3-4,5-6a,6-7,8, 1Kor 15:12-34, Yoh 6:37-40

BACAAN INJIL:

Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

RENUNGAN:
Ke mana orang yang meninggal setelah hidup di dunia? Jelas tidak di kuburan, tidak juga menjadi hantu yang berkeliaran. Paling tidak kita semua pasti merindukan bahwa keluarga atau kenalan kita yang telah meninggal masuk dalam kebahagiaan abadi di surga. Namun kenyataan yang masih sering terjadi, orang berpikir bahwa orang yang meninggal itu ada di kuburan dan mereka tinggal di sana, sehingga masih ada orang yang sering membawa persembahan, atau makanan kesukanaan orang yang telah meninggal ke kuburan. Adapula yang menganggap bahwa roh orang yang meninggal masih gentayangan sehingga dipanggil-panggil.

Hari ini kita memperingati arwah semua orang yang telah meninggal. Gereja mengajak kita untuk berdoa bagi mereka dan memohonkan kebahagiaan kekal bagi yang telah meninggal agar mereka diperkenankan Tuhan untuk masuk dalam kebahagiaan abadi di surga. Ini kerinduan kita dan Tuhan sendiri rindu dan menghendaki semua orang yang percaya kepada-Nya masuk dalam kebahagiaan abadi di surga. Tuhan sendiri tidak akan pernah menolak orang yang percaya kepada-Nya sehingga jelas bahwa Tuhan tidak pernah menolak doa-doa yang kita mohonkan bagi para saudara kita yang telah meninggal agar mereka diperkenankan masuk dalam kebahagiaan abadi di surga.

Mungkin kita menganggap bahwa orang tua, kerabat atau kenalan kita sudah bahagia di surga karena semasa hidupnya mereka percaya pada Tuhan dan hidup baik. Itu boleh saja, tetapi jelas bahwa tidak ada orang yang terlepas dari kesalahan. Mungkin yang kita tahu bahwa mereka tidak punya dosa-dosa besar. Namun jelas pasti setiap orang tidak lepas dari dosa-dosa kecil dan itu juga bisa menjadi penghalang seseorang masuk dalam kebahagiaan abadi di surga sehingga mereka ada dalam masa penantian. Atau kita berpikir akan keluarga kita yang sudah meninggal tetapi semasa hidupnya mereka belum percaya kepada Yesus, “Apakah juga harus didoakan juga”? Ya, semua harus kita doakan, dan tidak ada salahnya kita berbuat baik kepada orang lain, apalagi yang sudah meninggal, sebab dari diri mereka sendiri, mereka tidak lagi bisa menolong dirinya untuk memohon belaskasihan kepada Tuhan. Kita dan iman kita yang masih hidup inilah yang menolong dan membantu mereka. Kita berdoa untuk mereka, soal apakah Tuhan akan memperkenankan mereka masuk surga atau tidak, semua kita serahkan pada kuasa dan kasih Tuhan.

Namun dengan perayaan hari ini, kita juga diajak untuk sadar bahwa hidup yang sekarang bukanlah hidup yang abadi atau hidup yang sesungguhnya. Masih ada hidup setelah hidup di dunia ini, hidup yang harus dilalui dengan kematian, yakni hidup kekal bersama Tuhan di surga. Dari sebab itu, hendaknya kita sadar bahwa semasih kita hidup, itu adalah kesempatan indah untuk mempersiapkan diri untuk kelak masuk surga. Maka semoga kita tidak menyia-nyiakan hidup, tetapi kita gunakan dengan sebaik-baiknya sehingga kelak kita beroleh hidup kekal. Mari kita berbuat baik kepada sesama dalam hidup, berdoa bagi orang yang telah meninggal dunia, sebelum kita didoakan orang lain. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Selasa 1 Nopember 2011 HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Selasa 1 Nopember 2011
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Why 7:2-4,9-14, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, 1Yoh 3:1-3, Mat 5:1-12a

BACAAN INJIL:
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

RENUNGAN:
Semua orang pasti mendambakan hidup bahagia dan bahkan segala upaya, cara dan kerja yang dilakukan adalah untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Pasti tidak ada orang yang bekerja hanya untuk sekedar mendapat makan, dan tidak mendambakan kebahagiaan, tetapi pasti semua merindukan hidup bahagia. Hanya persoalannya, ukuran kebahagiaan bagi setiap orang seringkali pasti berbeda-bedan dan cara yang ditempuh juga berbeda-beda, Ada orang menganggap bahwa hidupnya bahagia bila makan dan minum cukup atau terjamin, tidak perlu harus menjadi kaya atau mempunyai jabatan atau kedudukan. Adapula orang yang menganggap bahwa hanya sekedar makan saja tidak cukup tetapi harus memiliki banyak harta dan mempunyai kedudukan atau jabatan. Apalagi orang seringkali beranggapan, bila banyak uang, semua bisa diatur dan kebahagiaan hiduppun bisa dibeli atau diperoleh. Masih banyak bentuk kebahagiaan dan cara yang ditempuh oleh manusia.. Semuanya jelas demi satu tujuan hidup yakni kebahagiaan.

Namun benarkah bahwa harta, pangkat atau kedudukan bisa menjamin manusia beroleh hidup bahagia? Dengan pasti harus dikatakan bahwa hal yang sifatnya duniawi, entah itu harta kekayaan, pangkat, kedudukan, popularitas tidak bisa menjamin orang beroleh hidup bahagia. Banyak teori yang ditawarkan untuk mendapatkan bahagia tetapi semuanya hanya teori dan cara, bukan jadi jaminan. Yang menjadi jaminan hidup bahagia hanyalah dalam Yesus. Orang kudus yang kita rayakan hari ini memberi contoh akan kebenaran iman akan Yesus mendatangkan hidup bahagia. Kita percaya bahwa mereka semasa hidupnya pasti bahagia dan demikian juga sekarang mereka telah menikmati kebahagiaan sejati bersama Allah di surga.

Dalam Injil hari ini, Yesus menawarkan jalan hidup bahagia. Jalan yang diajarkan oleh Yesus memang bertolak belakang dengan pikiran manusia. Bagi kita mungkin ajaran hidup bahagia yang ditawarkan oleh Yesus terasa aneh dan tidak masuk akan. Namun Yesus menjamin bahwa ajaran jalan hidup bahagia yang disampaikan-Nya dalam Inji hari ini, pasti mendatangkan kebahagiaan hidup, bahkan bukan hanya dalam hidup sekarang ini, tetapi juga pada kehidupan kekal. Mungkin hal yang sifatnya bisa membuat orang merasa bahagia dalam hidup sekarang, tetapi itu tidak menjamin hidup bahagia kekal. Padahal jelas bahwa hidup sekarang bukanlah kekal, masih ada kehidupan yang utama yakani kehidupan sesudah hidup di dunia ini. Secara singkat kita renungkan sabda Yesus hari ini, yakni orang akan beroleh kehabagiaan dalam hidup sekarang dan kelak, bila dia beriman kepada Yesus dan sungguh-sungguh hidup sesuai ajaran Yesus serta bahkan demi iman itu, seseorang rela berkorban. Hidup yang demikian, bukan hanya menjamin kebahagiaan dalam hidup kekal, tetapi juga dalam hidup yang sekarang, sebab barang siapa yang setia beriman, Allah pasti selalu bersamanya dan berpihak kepadanya. Semoga kita mengejak kebahagiaan yang sejati, bukan yang sia-sia. Amin.

Berbagi Berita: Jakarta harus segera dialog dengan Papua

Jakarta harus segera dialog dengan Papua

Pastor Neles Tebay

Gereja dan aktivist HAM mendesak pemerintah pusat segera mengadakan dialog dengan Papua untuk mengatasi kekerasan di Papua.

Ridha Saleh, wakil ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia kemarin mengatakan Komnas HAM telah menemukan beberapa kasus pelanggaran HAM oleh aparat keamanan menyusul keputusan Kongres Rakyat Papua di Abepura pada 17 Oktober.

Ia mendesak aparat keamanan untuk tidak melakukan serangan yang mengarah pada pelanggaran hak-hak dan kemudian memiliki dampak yang signifikan pada upaya untuk menyelesaikan masalah di Papua melalui dialog.

Bahkan, katanya, para calon imam di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur di Abepura dan para pemimpin adat telah menjadi korban kekerasan oleh pasukan keamanan.

Poengky Indarti, direktur eksekutif Imparsial, mengatakan ia berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa mendekati orang-orang Papua sebagai bagian dari upaya untuk memecahkan masalah di sana, termasuk memulai dialog dengan masyarakat setempat.

“Siapa lagi yang bisa kita berharap untuk menjadi sosok yang kuat yang akan mampu menyatukan bangsa ini tapi presiden? Karena dia terpilih setelah menerima mayoritas suara rakyat, “katanya pada hari Minggu.

“Ini adalah salah satu dari banyak hal yang membuat orang Papua semakin kecewa dengan Pemerintah Pusat,” katanya

Sementara itu, Pastor Neles Tebay, tokoh agama Papua, mengungkapkan, tidak adanya komunikasi antara pemerintah pusat dengan rakyat Papua menimbulkan rasa saling tidak percaya.

“Yang terjadi sekarang justru saling curiga, saling mempersalahkan satu sama lain. Kalau terus saling menuduh maka konflik di Papua tidak akan selesai,” kata rektor STFT Fajar Timur itu.

Pastor Neles mendorong adanya dialog antara pemerintah pusat di Jakarta dengan Papua. “Komunikasi antara Jakarta dan Papua sangat mendesak untuk dibangun ,” ujarnya.

Presiden SBY sudah punya niat untuk membangun komunikasi itu dan keinginan untuk menata Papua dengan hati yang disampaikan dalam pidato kenegaraan 16 Agustus lalu.

“Kalau mau membangun Papua dengan hati, itu berarti presiden harus mengedepankan dialog. Tidak bisa mengatakan mengedepankan dialog tapi di lain pihak kekerasan-kekerasan tetap terjadi,” tegasnya, seperti dikutip Suara Pembaruan.

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Senin 31 Oktober 2011

RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Senin 31 Oktober 2011
Alfonsus Rodriguez
Rm 11:29-36, Mzm 69:30-31,33-34,36-37, Luk 14:12-14

BACAAN INJIL
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."

RENUNGAN:

Suatu hal yang biasa terjadi orang mengadakan pesta atau perjamuan makan untuk merayakan suatu keberhasilan yang dicapai, misalnya keluarga mengadakan makan bersama dengan mengudang kerabat untuk merayakan anaknya yang sudah lulus kuliah. Inti dari perayaan pada dasarnya adalah kegembiraan dan perayaan syukur bersama, kegembiraan itu hendak driayakan bersama orang lain. Namun seringkali unsur kegembiraan dan perayaan syukur suah kehilangan maknanya pada pesta-pesta sekarang ini. Banyak orang mengadakan pesta atau perjamuan makan bersama orang lian, bukan lagi untuk bergembira dan sebagai ucapan syukur, tetapi sudah menjadi suatu ajang untuk pamer keberhasilan, pameran kekayaan, pamer status sosial dan bahkan untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu dalam pesta demikian, tuan rumah berusaha mengundang orang-orang kaya dengan harapan mendapat banyak kado dari undangan atau untuk memperlihatkan diri kepada orang lain bahwa mereka mempunyai kenalan orang-orang kaya atau orang penting, sebab seringkali dianggap bahwa kehadiran para tamu yang banyak, apalagi bila para tamu itu orang-orang kaya dianggap menjadi bukti status sosial yang tinggi atau menaikkan status sosial si tuan rumah. Atau juga mereka mengharapkan keuntungan dari pesta tersebut. Sehingga ucapan syukur yang harusnya berbagi kegembiraan bersama orang lain, menjadi ajang untuk menaikkan status sosial dan bahkan mencari keuntungan.

Oleh karena itulah saat Yesus diundang pada pesta, justru Yesus mengajarkan suatu ajaran yang berbeda dengan prinsip dan perilaku manusia. Yesus mengatakan, kalau mengadakan pesta, hendaknya yang diundang bukan sahabat-sahabat atau saudara-saudara atau kaum keluarga atau tetangga-tetangga yang kaya, bukan orang-orang kaya, bukan orang-orang penting atau pejabat yang tentunya akan dapat membalas semuanya itu, tetapi mengundang orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Orang-orang ini pasti tidak akan dapat membalasnya, dan Yesus mengatakan bahwa ketika orang itu tidak dapat membalas semuanya itu, saat itu kita akan merasakan kebahagiaan. Lagi-lagi ajaran Yesus ini berbeda dengan kebiasaan kita, yakni kita bahagia bila kita mendapat sesuatu pemberian sebagai balasan dari perbuatan kita atau mendapatkan kado yang banyak dalam pesta yang kita adakan.

Sabda Yesus hari ini mengajarkan kepada kita bahwa bersyukur atau mensyukur berkat Tuhan yang kita terima adalah kerelaan berbagi sukacita dengan orang lain, tanpa mengharapkan imbalan atau balasan dari kegembiraan yang kita bagikan kepada sesama. Orang kadang kala memberikan sesuatu atau sumbangan kepada orang lain, atau kelompok atau ke Gereja dengan dalih sebagai ungkapan syukur mereka atas berkat yang mereka terima. Namun di balik pemberian ungkapan syukur tersebut, orang itu mengharapkan sesuatu yang tidak harus pemberian dalam bentuk barang sebagai balasan dari pemberian mereka, tetapi bisa saja mengharapkan agar mereka dihormati, dianggap baik atau pemberian mereka harus diumumkan sehingga banyak orang yang mengetahuinya. Hal seperti ini jelas bukan ungkapan syukur yang murni. Ucapan syukur yang murni seorang beriman adalah berbagi berkat Allah dengan sesama tanpa mengharapkan balasan.

Selain itu, sabda Yesus mengajar kita bahwa berbuat baik sebagai ungkapan syukur adalah dilakukan terutama bersama dan kepada orang-orang kecil. Berbuat baik kepada sesama, kenalan, keluarga, kaum kerabat atau kolega bisnis kita, ini hal yang biasa dan mudah. Sebab pada saat itu atau pada kesempatan lain, kita akan mendapatkan balasan dari perbuatan baik dari mereka yang sudah mendapatkan perbuatan baik dari kita. Namun berbuat baik kepada orang-orang miskin, orang kecil yang tidak bisa membalas perbuatan baik, ini tentunya bukanlah hal yang mudah. Namun berbuat baik kepada orang-orang miskin, orang kecil dengan tanpa memandang status sosial dan tanpa mengharapkan balasan, itulah perbuatan baik yang sesungguhnya. Dalam perbuatan baik demikian, kita melakukan suatu perbuatan baik demi perbuatan baik itu sendiri, bukan demi mendapat balasan atau mengharapkan imbalan. Perbuatan baik yang tanpa mengharapkan imbalan akan mendatangkan sukacita bagi kita. Kiranya dengan berbuat baik kepada orang yang tidak dapan membalas kebaikan kita, sukacita yang kita dapatkan adalah sukacita surgawi yang tidak hanya kita dapatkan kelak setelah hidup di dunia ini, tetapi juga sekarang ini yakni orang yang mendapatkan kebaikan dari kita akan bersyukur dan memanjatkan doa dan mohon berkat Tuhan bagi kita. Kiranya ucapan terimakasih, ucapan syukur dari doa orang-orang yang mendapatkan kebaikan dari kita, itu jauh lebih berharga dibandingkan dengan belasan dalam bentuk uang / barang, dan itu akan lebih mendatangkan kebahagiaan kepada kita.

Oleh karena mari kita ungkapkan rasa syukur kita atas berkat yang kita terima dengan kerelaan berbagi berkat Tuhan, berbagi suka cita dengan sesama kita tanpa mengharapkan pamrih. Kita juga hendaknya berbuat baik kepada sesama terutama kepada orang-orang kecil, dan itu kita lakukan dengan tulus. Dengan memberi dengan tulus, kita akan beroleh kebahagiaan yang melebihi materi. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXI MINGGU 30 Oktober 2011

RENUNGAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXI
MINGGU 30 Oktober 2011
Mal 1:14b-2:2b,8-10; Mzm 131”1,2,3; 1Tes 2:7b-9,13; Mat 23:1-12

BACAAN INJIL: Mat 23:1-12

“Yang mereka ajarkan tidak mereka lakukan.”

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada orang banyak dan para murid-Nya, “"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan

RENUNGAN:
Banyak orang yang kecewa atas pemerintah dan pemerintahan sekarang ini, karena dianggap gagal dalam menjalankan pemerintahan yang berpihak kepada rakyat kecil dan gagal meingkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Orang menilai para pemimpin atau pemerintah saat itu lebih banyak membuat peraturan yang seakan demi kepentingan rakyat banyak tetapi sebenarnya demi kepentingan pribadi atau kelompok mereka, dan seakan peraturan itu hanya berlaku untuk rakyat kecil saja. Sekarang ini juga banyak pemimpin yang hanya bepenampilan baik, dan mengatakan hal-hal yang baik, tetapi hidup mereka sungguh jauh berbeda dari penampilan dan apa yang mereka katakan. Selain itu, para pemimpin dan pejabat pemerintahan sekarang ini lebih suka mencari hormat dan hanya ingin dihormati saja. Karena itu, banyak orang yang tidak lagi percaya pada pemimpin pemerintahan ini. Oleh karena itu, setiap apa yang dikatakan oleh para pemerintah walaupun mungkin baik, jadi tidak didengarkan karena dianggap bahwa mereka hanya mengatakan yang baik, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Resiko dari rasa kecewa yang demikian, kita tidak lagi melihat hal yang baik yang dikatakannya, tetapi lebih pada melihat orangnya.

Juga sering kita dengar keluhan umat yang kecewa terhadap para imam. Umat kecewa karena para imam tidak lagi hidup sebagaiman yang diharapkan oleh Gereja, umat merasa bahwa para imam sekarang ini sudah tidak lagi menjadi panutan dalam hidup. Kiranya masih banyak keluhan para umat atas para imam sekarang ini. Seringkali karena rasa kecewa terhadap imam tertentu, iman umat melemah bahkan tidak sedikit umat yang akhirnya tidak lagi mau ke Gereja dan tidak sedikit pula yang akhirnya pindah Agama atau pindah Gereja. Hal ini tentu sangat disayangkan.


Sikap pemimpin yang demikian, juga dikritik oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini. Yesus mengingatkan kita bahwa memang pemimpin seringkali hanya membuat peraturan, mengatakan yang baik, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya dan bahkan dengan halus atau terang-terangan menyengsarakan rakyat kecil. Namun kiranya sikap pemimpin yang demikian, tidak membuat kita menjadi orang yang tidak melakukan hal yang baik. Janganlah kiranya karena melihat orang yang mengatakan itu hidupnya tidak baik, malah membuat kita melakukan hal yang tidak baik. Berbuat baik merupakan suatu kewajiban bagi kita para pengikut Kristus. Sebab Kristus mengajarkan kebaikan dan mengajarkan kita agar hidup baik dan melakukan kebaikan. Hidup baik dan berbuat baik bagi kita bukan karena dikatakan oleh orang lain, bukan karena untuk dilihat orang lain dan juga bukan karena takut pada hukuman, tetapi karena memang kita ingin hidup baik.

Bacaan hari ini khususnya Injil sangat berbicara bagi para imam, sehingga hendaknya para imam sungguh merefleksikan diri pada hari ini. Jelas dikatakan bahwa para imam hendaknya menghidupi ajaran Tuhan dan mengajarkan hal yang benar kepada umat, bukan malah menyesatkan umat. Imam bisa menjadi menyesatkan umat bila mereka bukannya mengajarkan sabda Tuhan, tetapi mengajarkan pikiran mereka sendiri, terlebih umat menjadi tersesat karena imam mengajarkan sabda Allah tetapi mereka sendiri tidak melaksanakannya. Sebab bagaimanapun imam harusnya dalam mengajar umat, bukan hanya dengan kotbah, kata-kata tetapi terutama dengan penghayatan iman, penghayatan sabda Tuhan yang diwartakan dan menjadi teladan hidup yang baik dan hidup iman. Para imam dan pelayan sabda Tuhan juga hendaknya selalu mempunyai sikap rendah hati, bukan mencari kehormatan, mencari kepentingan sendiri, tidak membeda-bedakan dalam pelayanan dan melakukan tugasnya bukan untuk dipuji, tetapi semata-mata demi iman dan pengabdian kepada Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus dalam bacaan pertama, hendaknya para imam bukan hanya memberitakan Injil tetapi mempersembahkan diri dan hidup demi pelayanan kepada umat. Iman juga tidak menyebutnya dirinya sebagai pemimpin, tetapi pelayan Allah lewat pelayanan kepada umat.

Namun kiranya sabda Tuhan hari ini bukan hanya untuk imam. Sabda ini juga tentu menyampaikan suatu permenungan kepada kita. Kita mungkin merasa kecewa kepada pemimpin Gereja atau kepada para imam, namun baiklah kiranya rasa kecewa tidak membuat kita tidak beriman dan berpindah agama atau Gereja. Namun ingatlah kata-kata Yesus hari ini, "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” Kita kecewa kepada pemimpin Gereja atau imam tertentu, namun baiklah kiranya kita tetap mendengarkan dan menjalankan sabda Tuhan yang diwartakan kepada kita. Sebab kita hidup baik dan beriman bukan karena dan mengikuti seseorang atau manusia, tetapi karena kita percaya pada Yesus adalah Tuhan, Dialah sumber kebahagiaan dan keselamatan kekal, juga karena kaum beriman dipanggil untuk hidup dan berbuat baik seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Iman pada Yesuslah yang harus satu-satunya menjadi alasan kita beriman dan hidup baik, bukan karena imam atau orang lain, sehingga walaupun orang lain dan imam mengecewakan kita, iman kita tetapi teguh. Oleh karena itu jugalah Yesus mengatakan agar kita jangan menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Kalimat ini tentunya bukan dalam arti bahwa kita tidak bisa menyebut orang tua kita tau orang yang lebih tua dari kita dengan sebutan bapa. Namun yang dimaksud adalah lebih pada larangan Yesus untuk berpegang teguh pada seseorang yang mungkin kita idolakan sehingga percaya total kepada mereka dan seakan mendewakan mereka. Namun hendaknya kita hanya mengidolakan Yesus dan mempercayakan hidup kepada Dia.

Namun juga patut rasa kecewa kita pada imam. Sebab bisa saja kita kecewa kepada imam karena mereka tidak sesuai dengan selera atau pemikiran kita atau karena tidak menuruti kemauan kita. Kalau kita kecewa karena alasan demikian, tentu kekecewaan kita tidak beralasan dan tidak baik. Mungkin juga sebenarnya kita yang terlalu sombong sehingga terlalu menuntut para imam seperti yang kita harapkan. Juga kalaupun memang ada imam yang mengecewakan kita karena hidupnya tidak sesuai dengan jabatannya, kita tetap bersikap rendah hati. Sebab jelas tidak ada orang yang sempurna. Orang beriman juga harus senantiasa hidup dalam kerendahan hati, sehingga kesalahan, kekurangan orang lain bukan menjadi alasan bagi kita untuk menghakimi atau berpaling dari iman kita. Malah sebagai orang beriman yang rendah hati, peduli dengan sesama dan ikut terlibat untuk hidup bersama agar hidup bersama menjadi lebih baik. Orang beriman juga hendaknya hidup dalam pelayanan kepada sesama. Kadang kalai kita beriman hanya untuk diri sendiri, tidak peduli dengan Gereja dan dengan sesama kita. Pandangan demikian tentu merupakan pendangan dan sikap yang keliru. Orang beriman juga berarti selain rendah hati, juga menjadi pelayan bagi sesamanya. Yesus sendiri mengatakan, “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Kita yang mungkin mendapat berkat lebih dibandingkan dengan orang lain, atau kita yang mungkin dalam hidup beriman lebih serius dibandingkan orang lain atau kita yang mendapat kepercayaan dari Tuhan dalam tugas Gereja-Nya harus menjadi pelayan bagi sesama. Oleh karena itulah, setiap orang Kristen harus menjadi pelayan bagi sesamanya. Iman kita harus berbuah dalam pelayanan kepada sesama. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)