Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU: 23 JUNI 2013

BACAAN HARI MINGGU: 23 JUNI 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXIII. TAHUN C) 
Keb. 9:13-18; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Flm. 9b-10,12-17; Luk. 14:25-33 

BACAAN I: Keb. 9:13-18 
“Siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki oleh Tuhan.” 

Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di sorga? Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus? Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan." 

MAZMUR TANGGAPAN : Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17 
Ulangan : Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa. 

Ayat: 
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga waktu malam. 

2. Engkau menghyanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: diwaktu pagi tumbuh dan berkembang, diwaktu petang sudah lisut dan layu. 

3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan syangilah hamba-hamba-Mu. 

4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami. Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah! 

BACAAN II : Flm. 9b-10,12-17 
“Terimalah dia bukan sebagai hamba, melainkan sebagai saudara.” 

Saudaraku yang terkasih, aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. 

INJIL : Luk. 14:25-33 
“Barang siapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” 

Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

PBB menetapkan hari amal internasional untuk menghormati Beata Teresa

PBB menetapkan hari amal internasional untuk menghormati Beata Teresa

Ratusan orang yang berkumpul untuk memperingati wafatnya Beata Teresa dari Kolkata, India kemarin sekaligus menandai Hari Amal Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pertama yang dirancang untuk menghormati biarawati Katolik itu. “Mereka yang ingin menghormati Ibu Teresa pada hari pestanya harus meniru karya cinta kasihnya pertama yang dimulai dari rumah dan kemudian di antara orang-orang miskin di lingkungan,” kata Suster Prema, kepala Misionaris Cinta Kasih pada Kamis di Kolkata. Dia berbicara setelah acara doa pagi menandai ulang tahun ke-16 atas wafatnya Beata Teresa.

Ibu Teresa mendirikan Kongregasi Misionaris Cinta Kasih (MC) tahun 1950, dua tahun setelah meninggalkan suster-suster Loreto untuk bekerja di antara orang-orang termiskin dari yang miskin di kawasan kumuh yang sekarang Kolkata. Dia mengabdikan sisa hidupnya untuk bekerja di kota India bagian timur ini, tempat yang menjadi basis kongregasinya. “Rumah suster MC itu adalah pusat amal,” kata Pastor Dominic Gomes, vikjen Keuskupan Agung Kolkata. Ia mengatakan sekitar 5.100 suster dari kongregasi itu bekerja di lebih dari 120 negara.

Sidang umum PBB pada 12 Desember tahun lalu menyetujui sebuah resolusi yang diajukan oleh Hungaria untuk menjadikan 5 September sebagai Hari Amal Internasional. Tujuannya adalah untuk mengatur acara khusus dan meningkatkan dukungan publik bagi badan amal yang “mempromosikan hak-hak bagi orang terpinggirkan dan kurang mampu serta menyebar pesan kemanusiaan dalam situasi konflik,” kata Csaba KÅ‘rösi, Duta Besar Hungaria untuk PBB, kepada Majelis Umum itu ketika mengajukan resolusi tersebut. Beata Teresa, yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1979, lahir pada 26 Agustus 1910.

Dia berangkat ke India sebagai misionaris pada usia 19 tahun dan meninggal tahun 1997 pada usia 87 tahun. Tahun 2003, Vatikan membeatifikasi Ibu Teresa, merupakan langkah menuju kanonisasinya menjadi Santa.

Sumber: UN names charity day in honor of Blessed Teresa
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Surat Paus Fransiskus kepada G-20: Intervensi militer di Suriah akan sia-sia

Surat Paus Fransiskus kepada G-20: Intervensi militer di Suriah akan sia-sia 

Intervensi militer di Suriah akan sia-sia thumbnail Pada Kamis (5/9) Paus Fransiskus menulis surat kepada para pemimpin G-20 yang saat ini mengadakan KTT di kota St Petersburg, Rusia, menegaskan bahwa intervensi militer untuk mengatasi konflik di Suriah akan “sia-sia”. Paus mendesak mereka untuk mencari solusi diplomatik sebagai ganti dari rencana aksi militer itu. KTT  G20 dimulai hari ini di kota St Petersburg, Rusia, dan direncanakan akan dihadiri oleh ke-20 pemimpin Negara. Dalam surat terbukanya tersebut Paus Fransiskus menulis, “Kepada para pemimpin saat ini, kepada setiap (dari mereka) dan siapa saja, saya mengimbau mereka dengan hati tulus untuk membantu mencari cara-cara mengatasi konflik dan mengesampingkan solusi militer yang sia-sia.” Surat Paus itu ditujukan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang menjadi tuan rumah pertemuan G-20. Konflik Suriah diperkirakan
akan menjadi pusat pembahasan dalam KTT tersebut. KTT G-20 2012 di Mexico Paus Fransiskus telah mengecam penggunaan senjata kimia di Suriah dan menyerukan satu hari doa dan puasa untuk perdamaian di Suriah pada 7 September. Dia juga mengecam masyarakat internasional karena membiarkan “kepentingan sepihak” telah mencegah mereka untuk mencari solusi. Walau prihatin dengan “pembantaian yang sedang berlangsung” di Suriah, Paus menolak seruan serangan militer terhadap pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Konferensi Waligereja Amerika Serikat juga telah mendesak Presiden Obama dan Kongres untuk tidak menggunakan kekuatan militer di Suriah. “Sebuah pertanyaan moral mendasar adalah, akan lebih banyak atau lebih sedikit nyawa dan mata pencaharian yang dihancurkan oleh intervensi militer itu?” tulis Timothy Kardinal Dolan dari New York dan Uskup Richard Pates, yang mewakili para uskup itu, kepada Kongres AS pada Kamis.

Foto: AFP
Berita terkait: Armed intervention in Syria would be futile, says pop
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 7 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 7 SEPTEMBER 2013 
Kol. 1:21-23; Mzm. 54:3-4,6,8; Luk. 6:1-5 

BACAAN INJIL: 
 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." 

RENUNGAN: 
Mungkin kita masih ingat berita yang beredar di media massa dan media sosial yang menceritakan tentang seorang nenek yang dituntut oleh Perusahaan dengan tuduhan mencuri singkong. (Benar tidaknya kisah ini, ada yang meragukannya, namun di sini dipakai hanya sebagai contoh). Dikatakan bahwa jaksa PU menuntut nenek itu karena mencuri singkong perusahaan, nenek itu berdalih terpaksa mencuri singkong karena kemiskinan, anak laki-lakinya sedang sakit dan cucunya kelaparan. 

Meneger PT tersebut tatap menuntut nenek itu dengan alasan supaya menjadi pelajaran bagi yang lainnya. Diceritakan bahwa hakim yang menangani kasus tersebut menghela nafas panjang, sambil menatap Nenek tersebut untuk membacakan putusanya. “Maafkan saya, saya tidak mampu membuat keputusan sendiri, hukum tetaplah hukum, jadi anda tetap di hukum. Saya putuskan bahwa anda di denda sebesar 1 juta rupiah, jika tidak memiliki uang sebanyak tuntutan, maka anda harus di hukum penjara selama 2.5 tahun sebagaimana tuntutan jaksa” 

Namun hakim itu berdiri dan mencopot topi toganya, mengambil dompet dan membuka, menarik uang dari dalam dompet tersebut sebanyak 1 juta rupiah dan di masukkan ke dalam topi toga. “Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda 50 ribu rupiah kepada hadirin semuanya, karena tinggal di kota ini dengan kelalaian, membiarkan seorang warga kelaparan hingga terpaksa mencuri”. Akhirnya, nenek tersebut terbebas dari beban denda dan pulang membawa uang sebanyak 3,5 juta, termasuk 50 ribu rupiah dari Perusahaan yang menuntutnya. 

Cerita ini kiranya cocok kita pakai untuk merenungkan injil hari ini. Orang-orang Farisi menegur Yesus dan murid-murid-Nya, karena murid-murid-Nya dalam perjalanan memetik gandum dan memakannya, padahal hari itu hari sabat. Yesus dan para murid dalam perjalanan, sehingga tentu mereka lapar sehingga mereka memetik gandum dan memakannya. Tidak dikatakan ladang gandum itu milik siapa, tapi yang jelas orang Farisi menegur karena itu dilakukan pada hari sabat.Orang Farisi itu tentu tahu bahwa para murid Yesus sedang kelaparan karena baru dari perjalanan jauh, dia harusnya memberi mereka makan, namun tidak melakukannya, malahan menegur mereka. Orang Farisi itu taat pada hukum hari sabad dan merasa bahwa hidup mereka benar sehingga menegur para murid Yesus yang dianggap melanggar aturan hari sabad tetapi justru tidak melakukan perbuatan baik. 

Orang Farisi ini sama seperti kisah di atas, taat pada aturan hukum tetapi membiarkan nenek itu miskin, kelaparan sehingga sampai mencuri singkong. Kiranya hal demikian masih sering terjadi dalam hidup kita. Banyak orang atau mungkin kita sendiri menganggap bahwa diri kita adalah orang baik, orang beriman sehingga dengan mudah menghakimi bahwa orang lain tidak baik atau tidak beriman karena mereka tidak melakukan seperti yang kita lakukan. Kita menganggap diri kita beriman, tetapi kita hanya memikirkan diri sendiri, tidak peduli dengan orang lain, dan bahkan membiarkan orang lain menderita, bahkan kita mempersalahkan orang menderita dengan alasan bahwa mereka mendirita karena kemalasan atau kesalahan mereka sendiri. Ketika kita dihadapan dengan orang menderita dan miskin, kita sering hanya memberi nasihat dan tidak berbuat apa-apa. 

 Pada akhir injil hari ini Yesus mengatakan, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." Kalimat ini tentu mengatakan bahwa Yesus yang hadir di hadapan mereka adalah Anak Manusia yang berkuasa atas semuanya. Namun selain itu dapat kita katakan bahwa iman dan pengabdian kepada Tuhan diatas semua peraturan yang berlaku. Penyembahan dan pengabdian kepada Tuhan harus lebih utama daripada ketaatan pada aturan. Pengabdian itu harus dilakukan dengan perbuatan cinta kasih kepada sesama. Namun kenyataannya, orang lebih sering hanya sekedar taat pada aturan agama, menjalankan ritual atau kegiatan agama tetapi tidak punya cinta kasih dan tidak berbuat kasih kepada sesama. Kita seringkali malah membiarkan orang di sekitar kita menderita. Hidup iman kita tidak diukur terutama dari ketaatan kita dalam aturan agama, bukan pula ditentukan oleh keaktivan kita dalam kegiatan Gereja, tetapi sejauh mana kita punya cinta kasih kepada sesama yang diungkapkan dalam kepedulian dan perbuatan baik kepada sesama. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 6 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: 
JUMAT 6 SEPTEMBER 2013 
 Kol. 1:15-20; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 5:33-39 

BACAAN INJIL: 
Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik." 

RENUNGAN: 
Yang membedakan hidup beriman, bukan apa yang mereka lakukan, tetapi tujuan dan motivasi dari apa yang dilakukan. Orang bisa saja melakukan hidup imannya bukan karena mengimaninya, tetapi bisa karena dipaksa, diwajibkan atau bisa juga demi mendapat pujian. Beberapa orang bisa saja melakukan bentuk puasa yang sama, tetapi berbeda tujuan dan motivasinya. 

Dalam injil hari ini, kita mendengarkan bahwa orang-orang Farisi heran ketika melihat murid-murid Yesus tidak berpuasa sedangkan mereka berpuasa. Mereka sungguh heran karena para murid tidak berpuasa, makan minum dan seakan Yesus membiarkan demikian. Bagi mereka hal itu adalah tindakan yang melanggar aturan puasa, sehingga mereka menegur Yesus yang tidak mengajarkan puasa kepada para murid-Nya. Menanggapi teguran orang-orang Farisi, Yesus seakan menentang ajaran puasa dan bahkan seakan membela murid-murid-Nya. Jelas bahwa Yesus bukannya menentang pentingnya puasa, tetapi justru kesempatan itu digunakan oleh Yesus untuk menegur orang-orang Farisi yang melakukan puasa tetapi bukan karena beriman. 

Puasa itu penting, tetapi yang lebih penting adalah tujuan dan motivasi melakukannya. Puasa dan pantang dilakukan adalah untuk hidup semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, bukan sekedar tidak makan dan tidak minum, bukan hanya sekedar mengekang diri dari keinginan daging. Mengekang diri dan mengurangi makan atau minum, bukan tujuan tetapi cara untuk semakin menyatu dengan Tuhan. Tujuan puasa dan pantang adalah untuk hidup semakin mendekatkan diri dengan tujuan. Inilah yang mau dikatakan oleh Yesus kepada orang-orang Farisi. 

Orang-orang Farisi melakukan puasa dan pantang serta melakukan kewajiban agama mereka, tetapi bukan untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, mereka melakukan semuanya itu hanya karena kewajiban dan bahkan untuk dipuji serta untuk mengelabui kejahatan mereka. Mereka melakukan kegiatan agama, tetapi hidup mereka penuh dengan kejahatan dan kemunafikan. Karena mereka tidak sungguh melakukan hidup iman bukan karena iman, makanya mereka tidak mampu menangkap kehadiran Sang Mesias yang dijanjikan oleh para nabi, yakni Yesus sendiri yang telah hadir di tengah-tengah mereka, malahan mereka menolak Yesus adalah Mesias. 

Yesus mengkritik orang-orang Farisi yang tetap hidup dalam manusia lama mereka. Lewat sabda hari ini, Yesus juga mengingatkan kita bahwa ulah kesalehan atau hidup iman kita hendaknya ktia lakukan dengan penuh iman, yakni untuk semakin bersatu dengan Yesus. Persatuan kita dengan Yesus akan tampak dalam hidup yang selalu mengutakan kehendak Tuhan, setia melaksanakan sabda dan perintah Yesus. Orang yang bersatu dengan Yesus, berarti mereka menjadi manusia baru dalam Yesus. Namun yang seringkali terjadi, kita mengikuti Yesus tetapi kita hidup dalam manusia lama kita, yakni dengan hidup hanya menuruti kehendak diri, hidup dalam kelemahan dan dosa. Itu sama halnya kita menempela kain baru ke kain lama, atau menyimpan anggur yang baru ke kantong kulit yang tua, semuanya menjadi sia-sia. Sia-sialah kita mengatakan bahwa kita beriman atau melakukan ulah kesalehan karena kita tidak hidup dalam manusia baru dalam Tuhan. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 5 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 5 SEPTEMBER 2013 
(Beata Teresa) 
Kol. 1:9-14; Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 5:1-11 

BACAAN INJIL: 
Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. 

RENUNGAN: 
Perubahan seringkali menjadi harapan setiap orang. Namun orang seringkali sulit untuk berubah atau melakukan hal yang baru, bila sudah merasa nyaman dengan hal biasa yang dilakukan atau dijalani. Oleh sebab itu, ketika ada sesuatu hal yang baru, yang berbeda dengan yang sudah biasa, orang seringkali menentang dan sulit untuk melakukannya. 

 Petrus bersama para murid yang lain hidup sebagai nelayan. Mereka sudah terbiasa menangkap ikan dan tentu mereka sudah melakukan hal yang sudah biasa mereka lakukan dalam menangkap ikan, namun ternyata mereka tidak mendapatkan seekorpun ikan. Sesudah Yesus mengajar, Dia menyuruh Petrus mendorong perahu sedikit lebih jauh dari pantai dan menebarkan jalanya. Petrus sedikit heran dan bahkan sedikit menolak perkataan Yesus, sebab mereka sudah menangkap ikan semalam-malaman dengan cara yang biasa yang mereka lakukan, dan pasti jugu sudah lebih jauh ke tengah lautan tetapi mereka tidak menangkap satu ekor ikanpun, sehingga dia heran atas perintah Yesus yang meminta hanya sedikit jauh dari pantai dan diminta untuk menebarkan jalanya. Logikanya, mereka sudah semalam-malaman menangkap ikan dan pasti lebih jauh ke tengah lautan tetapi tidak mendapat seekorpun, sedangkan Yesus hanya meminta sedikit jauh dari pantai, jelas itu hal murstahil mereka akan mendapat ikan. 

Namun walau heran Petrus tetap melakukan perintah Yesus dan akhirnya mereka menangkap ikan yang sungguh luar biasa banyaknya sampai jala mereka hampir koyak. Petrus dan yang lainnya sangat heran dan menyakini bahwa hal itu bisa terjadi karena Yesus yang memerintahkan mereka jelas bukan manusia biasa, tetapi Tuhan. Oleh sebab itulah Petrus berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Petrus berkata demikian, karena Petrus merasa tidak layak berada di hadapan Yesus yang Mahakuasa. 

Petrus sungguh menyadari kedosaannya, kehinaannya di hadapan Yesus, namun Yesus juga menunjukkan cinta kasih-Nya. Walaupun Petrus merasa tidak layak, namun Yesus mengasihi mereka dan bahkan menjadikan mereka menjadi murid-murid-Nya yang diberi tugas untuk menjala manusia. Kitapun seringkali seperti Petrus dan yang lainnya, sudah terbiasa melakukan keinginan hati kita dan kita merasa nyaman. Bagi kita seringkali sabda Yesus bertolak belakang dengan apa yang kita pikirkan, inginkan dan apa yang sudah biasa dalam hidup kita. 

Dari sebab itu, kita seringkali berat dan bahkan sulit untuk melakukan sabda Yesus. Namun ingatlah bahwa Petrus mendapatkan ikan yang banyak justru karena mengikuti perintah Yesus, meskipun apa yang dikatakan Yesus terasa aneh dan mustahil untuk mendapatkan ikan. Memang mungkin dengan hidup yang sudah biasa, dan atau yang sudah biasa kita lakukan, kita sudah merasa nyaman serta mungkin kita sudah puas karena toh sudah mendapatkan hasil. Kita seringkali sudah puas dengan apa yang sudah kita lakukan, sehingga kita sulit untuk merubahnya. Padahal untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan dan lebih banyak lagi, kita harus berani bertolak ke tempat yang lebih dalam lagi. 

Demikian juga halnya yang kita lakukan dalam hidup beriman. Kita merasa bahwa dengan kerja keras dan mengandalkan kekuatan kita, kita merasa sanggup menghasilkan dan bisa hidup. Namun ingatlah, bahwa kita tidak bisa hidup dan melakukan apa-apa dan tidak akan menghasilkan apa-apa kalau Tuhan tidak menghendaki. Kalau kita berani hidup dan mendengarkan sabda Tuhan, maka kita akan beroleh hasil yang lebih banyak lagi. Mendengarkan sabda Tuhan, kita akan tidak pernah kecewa namun bahkan beroleh hasil yang lebih banyak. 

Selain itu, dalam hidup beriman kiranya tidak cukup hanya melakukan hal yang sudah biasa dilakukan, misalnya pergi ke gereja, rajin berdoa. Itu semua tidak cukup. Kita harus berani bertolak lebih dalam lagi, atau kita harus beriman lebih dari yang biasanya dan berani menebarkan jala di tempat yang dikehendaki oleh Yesus, supaya semakin banyak orang merasakan kasih dan berkat Tuhan. Semoga kita berani beriman tidak seperti biasanya, tetapi berani bertolak ke tempat yang lebih dalam lagi.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 4 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 4 SEPTEMBER 2013 
(Rosa dr Viterbo) Kol. 1:1-8; Mzm. 52:10,11; Luk. 4:38-44 

BACAAN INJIL: 
Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea. 

RENUNGAN: 
Ada pepatah yang mengatakan, “Di mana ada gula, di situ ada semut.” Pepatah ini tentu benar, karena gula itu manis dan semut suka yang manis-manis, sehingga di manapun gula itu ditempatkan semut akan datang untuk menikmati gula itu. Dengan pepatah ini mengatakan bahwa orang yang berperilaku baik pasti akan disukai oleh orang-orang yang senang dengan kebaikan. 

Dalam injil hari ini dikatakan bahwa Yesus sehabis mengajar di Bait Allah dan pergi ke rumah Seimon. Ternyata ibu mertua Simon sedang sakit dan mereka memberitahukannya kepada Yesus. Yesus akhirnya menyembuhkan dia. Demikian juga ketika matahari terbenam, orang-orang datang kepada-Nya dan membawa orang-orang sakit untuk disembuhkan. Yesus juga menyembuhkan mereka. Sungguh Yesus adalah Tuhan Yang Mahakasih, Dia hadir membawa sukacita kepada manusia. Dimanapun dan kapanpun Yesus selalu berbuat baik kepada manusia, kapanpun manusia datang kepada-Nya, Yesus tidak pernah menolak dan pasti akan menolong. Dengan demikian, kita hendaknya selalu datang kepada-Nya, berharap dan memohon belakasih kepada Dia. 

 Namun kiranya perlulah kita ingat bahwa kita percaya datang kepada-Nya, janganlah karena kita membutuhkan sesuatu, kalau kita sedang mendapat kesulitan. Tetapi kita hendaknya percaya kepada-Nya karena Dia adalah Tuhan yang Mahakasih, padaNyalah ada sukacita. Juga kita percaya kepada Dia, karena kita percaya bahwa Dia akan selalu menganugerahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita. Bila kita sungguh demikian, tentu kita seperti ibu mertua Simon, setelah disembuhkan langsung berdiri dan melayani Yesus bersama rombongan-Nya. Sehingga bila kita sungguh percaya kepada Dia, kitapun bangun dari kelemhan kita, bangun dari ketidakpedulian ktia selama ini dengan mau melayani Yesus lewat melayani sesama kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 3 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 3 SEPTEMBER 2013 
(Peringatan Wajib St. Gregorius Agung) 
1Tes. 5:1-6,9-11; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 4:31-37 

BACAAN INJIL: 
 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar." Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu. 

RENUNGAN: 
Sungguh menarik bila kita menyimak injil hari ini. Dikatakan bahwa ketika Yesus mengajar ada orang yang kerasukan setan. Terasa rada aneh karena orang yang kerasukan itu justru mengetahui siapa Yesus, ketakutan dan mengakui kemahakuasaan Yesus. Yesus menghardik dan mengusir setan itu dari orang yang kerasukan setan, bukan karena apa yang dikatakannya, tetapi karena Yesus tidak menghendaki bahwa setan merasuki orang itu dan membuatnya menderita. Sebab bagaimanapun bila setan merasuki seseorang, orang itu akan menderita dan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Sungguh Yesus punya kuasa yang luar biasa, setan takluk kepada-Nya. Yesus juga Tuhan yang datang untuk menyelamatkan, tidak menghendaki orang menderita dan tidak selamat karena dikuasai oleh Yesus. Dengan demikian, kita patut bersyukur atas Yesus Tuhan kita. Kitapun mohon kepada Tuhan agar kita juga dibebaskan dari pengaruh setan atau pengaruh jahat yang membawa kita ke kebinasaan hidup. 

 Selain itu para saudara yang terkasih, jelas tadi sebagaimana saya katakan bahwa setan mengenal Yesus dan mengakui kuasa-Nya. Namun setan juga melakukan yang jahat dan membuat orang yang dirasukinya menderita. Setanpun mengenal Yesus, tetapi tidak mengikuti Yesus. Mungkin saat itu banyak orang kristen yang mengenal Yesus dan mengakui kemahakuasaan Yesus adalah Tuhan. Tetapi apakah sungguh mengikuti Yesus? Kiranya tidak cukup hanya mengenal dan mengakui kemahakuasaan Yesus adalah Tuhan, tetapi juga harus sungguh mengikuti Yesus dengan hidup seturut perintah dan teladan Yesus. Sebagaimana Yesus datang membawa sukacita, membebaskan orang dari kejahatan atau pengaruh kejahatan, membebaskan orang dari penderitaan, demikianlah juga kiranya kita kalau sungguh mengenal dan percaya kepada-Nya. 

Kiranya bila kita mengatakan mengenal Yesus, percaya kepada-Nya namun kita kompromi dengan kejahatan atau melakukan perbuatan jahat yang membuat orang lain menderita, kita tidak ubahnya seperti setan yang merasuki orang sebagaimana yang dikatakan dalam injil hari ini. Amin.

Prihatin krisis Suriah, Paus Fransiskus ajak puasa sehari

Prihatin krisis Suriah, Paus Fransiskus ajak puasa sehari 

Krisis yang terjadi di Suriah sudah menyebabkan ribuan orang tewas, yang mengundang rasa simpati pemimpin tertinggi Gereja Katolik Paus Fransi
skus. Paus menyerukan kepada dunia untuk bersatu dalam satu hari puasa dan doa bagi Suriah pada hari Sabtu dan berkata bahwa Tuhan dan sejarah akan menghukum siapa saja yang menggunakan senjata kimia “Hati saya terluka amat dalam dengan apa yang terjadi di Suriah dan saya cemas tentang prospek perkembangan yang dramatis,” kata Paus, seperti dilansir kantor berita AFP, Minggu (1/9).

Paus Fransiskus berharap, pihak-pihak bersengketa dalam konflik yang terjadi di Suriah dapat segera berdamai dan meletakkan senjata. Di sisi lain, Paus juga mengatakan masyarakat internasional harus membuat segala upaya perdamaian. “Senjata dan kekerasan tidak mengarah ke perdamaian, perang menyebabkan lebih banyak korban,” pungkasnya kepada ribuan peziarah di Vatikan. Pernyataan Paus itu dikeluarkan lantaran ada kabar yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat dan Perancis sedang membuat rencana untuk melancarkan serangan udara terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, atas dugaan penggunaan senjata kimianya.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 2 SEPTEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 2 SEPTEMBER 2013 
(Ludovikus Yosef Fran?ois,Yohanes Gruyer & Petrus Renatus Rogue, Yohanes Fransiskus Burte, Severinus Girault, Apolinaris Morel ) 
1Tes. 4:13-17a; Mzm. 96:1,3,4-5,11-12,13; Luk. 4:16-30 

BACAAN INJIL: 
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. 

RENUNGAN: 
Seringkali terjadi bahwa orang menanggapi suatu pernyataan bukan melihat isi atau bobot dari perkataan itu, tetapi melihat siapa yang mengatakannya. Bila perkataan itu dikatakan oleh seorang pejabat, atau orang yang berpengaruh, maka orang banyak umumnya akan menanggapi hal itu, tetapi bila kata yang sama dikatakan oleh orang biasa, orang banyak tidak mendengarnya, malahan mecemoohnya. Tentu sangat tidak menyenangkan bila kita mengatakan hal yang baik dan benar namun tidak diterima dan bahkan dicemooh. 

Oleh sebab itulah kita bisa merasakan apa yang dialami oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Sebagaimana dikatakan dalam injil hari ini, Yesus Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan membacakannya. Apa yang dibaca oleh Yesus pada saat itu, tentu bukanlah suatu kebetulan. Bacaan itu menyatakan bahwa nubuat nabi Yesus terpenuhi dalam diri-Nya sendiri. Lewat bacaan itu, Yesus sebenarnya memperkenalkan bahwa diri-Nyalah Mesias sebagamana yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Namun kiranya orang banyak yang mendengarkan hal itu mencomooh Yesus dan bahkan dengan jelas menolak. Orang banyak itu menolak Yesus bukan karena tidak percaya atas apa yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya, tetapi karena lebih-lebih mereka memandang rendah status sosial Yesus. 

Sebagaimana dalam injil dengan jelas dikatakan bahwa mereka mengenal keluarga Yesus, yang dengan jelas keluarga-Nya bukanlah keluarga penting, bukanlah orang-orang yang berkuasa dan orang kaya, dengan kata lain Dia berasal dari keluarga miskin. Mungkin kalau sekiranya Yesus berasal dari keluarga orang kaya dan penguasa pada saat itu, pasti mereka menerima pernyataan Yesus. Memang mereka mengenal keluarga Yesus, tetapi mereka sungguh mengenal siapa Yesus sebenarnya, bahwa Yesus adalah Mesias yang diutus oleh Allah. Kalau orang pada masa itu tidak menerima perkataan Yesus tetapi bagi kita, apa yang kita dengarkan pada hari ini adalah suatu penegasan bagi kita bahwa Yesus adalah Mesias yang diutus oleh Allah Bapa. Yesus Mesias bukan seperti yang dipikirkan oleh manusia, tetapi Mesias yang membawa sukacita, kegembiraan, kehidupan dan kasih kepada orang-orang kecil. Sungguh sukacita iman bagi kita, kita punya Tuhan yang membawa sukacita dan kebahagiaan surga. 

Selain itu, kiranya Yesus Mesias sebagaimana kita dengarkan dalam injil, baiklah kita perdengarkan kepada banyak orang, supaya makin banyak orang yang merasakan sukacita Allah. Kita jelas bukan Yesus Tuhan, namun kepada kita telah dicurahkan Roh Kudus. Namun apakah Roh Kudus yang telah dicurahkan ke kita, itu bekerja atau apakah kita hidup dalam Roh Allah? Bila kita hidup dalam Roh Allah atau Roh Kudus sungguh bekerja dalam hidup kita, maka kitapun diutus untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, membawa dan membagikan sukacita berkat Tuhan kepada sesama kita. Semoga kita hidup dalam kuasa Roh Tuhan.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)