Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 19 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 19 OKTOBER 2013 
 (Yohanes de Brebeuf da Isaac Jegues) 
Rom 4:13,16-18; Mzm. 105:6-7,8-9,42-43; Luk 12:8-12) 

BACAAN INJIL: 
Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." 

RENUNGAN : 
Kita mungkin masih ingat berita tentang seseorang yang mengaku dirinya anak pejabat atau anak jenderal. Orang tersebut mengaku diri demikian ketika dia melakukan sesuatu yang melanggar aturan yang berlaku, dengan tujuan supaya orang lain segan atau takut. Setelah diselidiki ternyata orang itu tidak benar anak menteri atau anak jenderal. 

Sering pula orang begitu bangga mengakui diri sebagai anak atau keluarga orang terkenal atau punya hubungan dengan orang-orang terkenal atau orang pejabat, dengan tujuan supaya disegani. Memang pada umumnya orang sangat senang melakukan hal demikian, demi keuntungan dan akan mendapat perlakuan istimewa dari orang lain. Pasti tidak pernah orang mengaku diri dari keluarga atau dekat atau mengenal orang yang tidak terkenal. Hari ini Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang mengakui Dia di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. 

Kalau orang umumnya begitu sering dan senang mengaku diri berasal dari keluarga orang yang terkenal, namun lain halnya dengan iman. Begitu banyak umat kritiani yang mengaku diri sebagai orang kristiani, bahkan tidak jarang orang menyembunyikan imannya. Mengakui Yesus tentu tidak hanya sekedar menyatakan bahwa dirinya adalah orang kristiani, juga tidak hanya sekedar mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Mengaku yang dimaksudkan adalah lebih pada menghayati iman dalam kehidupan setiap hari, sehingga lewat hidup kita itulah orang lain mengetahui bahwa kita adalah umat Kristiani dan bahwa Yesus itu adalah Tuhan yang kita sembah. 

Kalau mengakukan bahwa kita orang kristiani, mungkin tidak terlalu sulit demikian juga mengakukan bahwa Yesus adalah Tuhan, itu juga tidak terlalu sulit, namun mengakui iman dalam penghayatan hidup, itu sangat sulit. Lebih parah lagi yang sering terjadi adalah orang menyangkal Roh Kudus dalam hidupnya dan juga dalam hidup orang lain. Jelas kita ketahui bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri yang diutus Allah untuk mendampingi, menguatkan dan mengajar serta menuntun kita hidup seturut kehendak Tuhan. Roh itu akan membimbing kita juga sesama untuk melakukan perbuatan baik. 

Namun karena ketakutan dan kekhawatiran, kita sendiri menyangkal Roh Kudus, dalam arti kita tidak mau mendengar dan melakukan seperti yang diajarkan oleh Roh Kudus itu kepada kita. Menyangkal Roh Kudus juga berarti kita tidak mengakui dan menolak perbuatan baik yang dilakukan orang lain, yang mana hal itu adalah karya Roh Kudus dalam diri sesama. Sehingga menyangkal Roh Kudus adalah menolak dan membenci kebaikan dalam hidup. Bila orang sudah melakukan demikian, dia tidak akan terampuni bukan karena Allah tidak mengampuni tetapi karena orang demikian dengan sendirinya hidup dalam kedosaan yang pada akhirnya membawa dia pada kebinasaan hidup. 

Orang yang menyangkal, menolak dan membenci kebaikan dan iman, orang demikian tidak akan terselamatkan lagi. Kita sulit atau enggan mengakui Yesus adalah Tuhan karena kita takut dan khawatir. Kita takut terhadap orang-orang yang tidak seiman dengan kita, kita juga khawatir kalau kita mengakui Yesus Tuhan kita, orang lain akan tidak menyukai kita, dan mungkin khawatir kita akan disingkirkan atau jabatan kita akan terhambat. Masih banyak alasan yang membuat kita takut dan khawatir mengakui Yesus adalah Tuhan. Memang itu adalah hal yang wajar. Hal itu bisa demikian, karena sebenarnya karena kita belum percaya sungguh kepada Yesus adalah Tuhan. Kalau kita sendiri belum percaya kepada Dia, tentu kitapun tidak akan berani mengakui Dia di hadapan manusia. 

Kita juga takut dan khawatir karena kita mengandalkan kekuatan kita. Namun sebenarnya, kalau kita sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan berserah diri kepada-Nya, kita akan mampu mengatasi ketakutan dan kekhawatiran itu. Hidup yang sungguh percaya kepada Yesus Tuhan, akan membuat kita mampu mengatasi ketakutan dan kekhawatiran kita, karena Yesus sendiri akan memberi kekuatan, memampukan kita dan bahkan akan ikut memikul persoalan hidup yang kita alami. Lewat Roh Kudus-Nya, Dia akan menolong kita, dan tidak akan pernah membiarkan kita menghadapi sendirian segala persoalan yang kita hadapi dalam hidup ini, juga dalam menghadapi persoalan karena kita menghayati iman kita. Namun yang menjadi persoalannya adalah bagaimana keterbukaan kita bekerja sama dengan Roh Kudus itu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 18 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 18 OKTOBER 2013
 (Pesta St. Lukas) 
2Tim. 4:10-17b; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Luk. 10:1-9 

BACAAN INJIL: 
Suatu hari Yesus menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu". 

RENUNGAN : 
Yesus menunjuk tujuh puluh orang dari antara murid-Nya dan mengutus mereka untuk mendahului Dia ke tempat yang akan Dia kunjungi. Kita tidak tahu pasti mengapa Yesus terlebih dahulu mengutus para murid itu ke tempat yang akan Dia kunjungi. Dalam perutusan itu, Yesus juga membekali mereka dengan dengan menjelaskan bahwa Dia mengutus mereka seperti seorang domba ke tengah serigala. Para murid pasti tahu apa arti perumpamaan ini. Jelas perumpamaan ini menyiratkan bahwa para murid dalam tugas perutusan itu akan menghadapi tantangan, bahkan bisa saja nyawa mereke terancam seperti domba yang diterkam oleh serigala. Yesus menjelaskan perutusan itu sangatlah berat dan penuh resiko. 

Walaupun Yesus tahu akan beratnya perutusan itu, namun Yesus malah memberi syarat agar para murid tidak membawa bekal yakni tidak boleh membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Syarat yang diberikan Yesus terasa aneh. Yesus tahu bahwa perutusan itu bukannya mudah, namun malah Yesus melarang para murid membawa bekal dan tidak boleh menyapa orang lain dalam perjalanan ini. Dengan syarat itu, bukan berarti bahwa Yesus bukan mau menjerumuskan para murid. Dengan pernyataan itu, Yesus mau mengingatkan para murid agar mereka sungguh memusatkan diri pada tugas pewartaan, Yesus meminta mereka tidak membawa bekal, supaya para murid sepenuhnya percaya pada penyelenggaraan Allah dalam tugas itu. Yesus memberi syarat itu, karena Yesus sendiri memberi jaminan perlindungan kepada mereka, dan Yesus juga meyakinkan bahwa para murid akan mendapat upah pelayanan dari orang-orang yang menerima pelayanan mereka. 

Sebagaimana Yesus mengutus para murid, demikian juga halnya kita mendapat perutusan dari Yesus. Namun perlu kita ingat bahwa ketujuh murid yang diutus Yesus, mereka diutus mendahului tampat yang akan dikunjungi oleh Yesus. Ini berarti bahwa dalam tugas perutusan itu kita hanya mendahului Yesus, mempersiapkan tempat untuk dikunjungi Yesus. Dengan demikian kita harus ingat bahwa kita hanya utusan dan mendahului. Dengan menyadari hal ini, dalam tugas perutusan, kita bukan mau mempersiapkan tempat untuk kita, atau bukan untuk mewartakan diri sendiri. 

Dengan mengerti hal ini, makanya wajar bila Yesus meminta para murid untuk tidak membawa bekal apa-apa dalam perjalan perutusan itu. Namun selain itu, kita seringkali lupa akan hal itu. Tidak jarang kita menjalankan perutusan tapi tidak sadar bahwa kita hanya mendahului Yesus dan mempersiapkan tempat untuk-Nya. Banyak Pewarta yang bukan mendahului Yesus dan membersiapkan tempat bagi Yesus, tetapi justru mempersiapkan bagi dirinya. Ini bisa terjadi ketika seorang pewarta bukan lagi mewartakan Yesus semata-mata, tetapi menjadikan pewartaan sebagai pekerjaan utama, dan dalam pewartaan itu mencari keuntungan dan demi kepentingan pribadi. Akhirnya dia bukan lagi sebagai utusan Yesus, tetapi utusan dari keinginan diri sendiri. 

Menjalankan tugas perutusan seperti para murid tentu tidaklah hanya dalam arti pergi ke tempat jauh atau asing. Tetapi menjalankan tugas perutusan adalah mewartakan kabar gembira, mewartakan kabar sukacita yang dari surga, mewartakan kebaikan dan kebenaran. Sehingga tugas ini harus dilaksanakan oleh semua yang menjadi murid Yesus. Sulitnya menjalankan perutusan Yesus, bukan hanya medang tantangan yang berat, yang pasti akan kita hadapi, tetapi juga seringkali kita khawatir. Kita merasa khawati akan hidup kita. Tidak sedikit orang berpikir bahwa mereka tidak akan bisa menjalangkan tugas pewartaan karena masih khawatir akan kebutuhan hidupnya. 

Sering orang berpikir bahwa tidak akan mungkin menjalankan tugas perutusan, sedangkan hidupnya saja masih. Masih banyak kekhwatiran lain yang membuat orang enggan menjadi utusan Yesus. Kekhawatiran itulah yang seringkali menjadi penghalang seseoarang dalam menjalankan tugas perutusan itu. Namun Yesus mengajak kita untuk tidak takut dan khawatir dalam menjalankan tugas perutusan kita. Yesus yang mengutus, Dia juga pasti akan menolong , membantu dan mencukupkan apa yang perlu bagi kita dalam tugas perutusan itu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 17 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 17 OKTOBER 2013 
 (Peringatan Wajib St. Ignasius dr Antiokhia) 
Rom 3: 21-30 + Mzm 130 + Luk 11: 47-54 

BACAAN INJIL: 
 Suatu hari Yesus menegur mereka yang ada di sekelilingNya: 'celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya. 

RENUNGAN : 
Hari ini kembali kita mendengarkan kecaman atau kekesalan hati Yesus terhadap orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat. Yesus mengkritik mereka habis-habisan, karena perilaku hidup mereka yang tidak sesuai dengan status yang mereka sandang. Mereka seharusnya menjadi teladan hidup orang beriman, tetapi justru hidup iman mereka itu hanya sebagai topeng yang menutupi kejahatan hati mereka. 

Kali ini Yesus mengkritik orang-orang Farisi yang membangun makam para nabi yang dibunuh oleh nenek moyang mereka. Sepintas apa yang dilakukan oleh orang Farisi memang baik, tampak dengan pembangunan ini, mereka menghormati para nabi yang dibangun. Namun dibalik perbuatan mereka, tidaklah demikian. Mereka membangun makam para nabi hanya sebagai kedok untuk menutupi kebusukan hati mereka. Mereka berpikir bahwa dengan membangun para nabi, orang lain akan menilai mereka sebagai orang menghormati para nabi yang telah dibunuh. 

Penghormatan mereka tunjukkan hanya dengan membangun makam para nabi. Yesus mengkritik perbuatan mereka, karena semuanya itu hanya sebagai topeng bagi mereka. Mereka justru membenarkan tindakan nenek moyang mereka yang membunuh para nabi, yakni dengan tetap hidup dengan kemunafikan. Yesus mengkritik hidup mereka yang hanya untuk mencari hormat, melakukan kegiatan agama hanya sebagai kewajiban, mereka membuat hukum yang hanya untuk menekan dan menghukum orang lain. Mereka juga justru menolak para nabi dengan menolak Yesus yang adalah Mesias yang diutus oleh Allah. 

Yesus juga mengkritik para nabi yang yang mengambil kunci pengetahuan namun mereka sendiri tidak melakukannya dan bahkan malahan menghalangi orang untuk masuk. Baik ahli –ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah dari golongan imam. Mereka guru-guru agama yang mengetahui banyak soal agama dan tentu mereka diharapkan menjadi pengajar iman dan teladan dalam hidup beriman. Justru pengetahuan yang mereka miliki digunakan untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka bukan mengajarkan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Mereka menghalangi orang lain masuk dalam arti mereka mengajarkan ajaran Tuhan tetapi tidak melakukannya sehingga hal itu menjadi batu sandungan bagi orang lain. 

Selain itu, mereka menghalangi orang lain masuk, karena mereka hanya mengajar demi kepentingan mereka sendiri, tidak seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Sungguh sikap hidup orang Farisi dan ahli Taurat yang tidak disukai oleh Yesus, masih banyak terjadi dalam kehidupan kita. Begitu banyak orang yang dalam penampilan luarnya sungguh mengagumkan namun tidak sesuai dengan imannya. 

Seringkali kita menemukan orang yang begitu baik dalam pernampilan, dalam perkataan dan dengan penuh semangat mengajarkan hal-hal yang baik, tetapi mereka tidak melakukannya. Ada pula orang yang dalam perkataan sangat mengagumi orang yang berbuat baik, tetapi mereka hanya sekedar kagum, sedangkan mereka sendiri tidak melakukannya. Ada pula orang beriman yang melakukan hidup imannya, sangat mengusai firman Tuhan,t etapi tidak melakukannya atau tidak menghayatinya dan malahan menghalangi orang lain untuk beriman. Kritikan Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menjadi pembelajaran bagi kita, Yesus tidak menyukai sikap hidup mereka, Yesus mengaharapkan kita hidup dalam ketulusan hati, apa yang ktia lakukan haruslah buah dari iman kita, atau apa yang kita katakan sesuai dengan perbuatan kita. Amin.

Paus Fransiskus diundang ke Indonesia

Paus Fransiskus diundang ke Indonesia 

Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor mengaku sudah mengirim surat ke Vatikan Roma, Italia untuk mengundang pimpinan tertinggi umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, untuk datang ke Kutai, Indonesia. Menurut Isran Noor yang juga bupati Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, Sabtu (12/10), surat undangan yang dikirim ke Vatikan itu, berisikan keinginan masyarakat Katolik Indonesia untuk dikunjungi Paus Fransiskus. 

 “Isi surat yang saya kirim berbunyi, ‘Yang Terhormat Paus Fransikus yang kami muliakan dan penuh kemuliaan, bahwa masyarakat Indonesia mendambakan dan merindukan kedatangan Paus Benediktus ke Kutai Timur di Indonesia,” kata Isran Noor. Hal itu diungkapkan Isran Noor di depan ribuan orang umat Katolik dan Protestan pada peresmian Christian Center berkapasitas 6.000 tempat duduk di Jalan Soekarno Hatta, Sangatta, Kutai Timur, Sabtu (12/10), seperti dilansir suarapembaruan.com. Isran Noor mengatakan, surat tersebut telah dibalas oleh Vatikan, yang isinya dijawab, 

“Saya akan memenuhi undangan dan bersedia datang ke Indonesia di Kutai Timur dengan syarat jangan sebelum akhir Desember”. “Kalau nanti benar-benar datang ke Kutai Timur, maka saya akan mengundang juga seluruh Umat Katolik, Umat Kristiani dan Umat agama lain, seperti Umat Katolik dari Timor Leste dan dari Filipina, karena di Asia Tenggara ini yang paling banyak penduduk Katholiknya ada di sana,” ujarnya. 

Namun, diakui Isran, mendatangkan Paus Fransiskus tidaklah mudah karena jabatan atau posisi beliau setara dengan Presiden, sehingga pengamanannya harus pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab. “Kalau nanti beliau jadi datang ke Indonesia dan Kutai Timur juga tidak sembarangan, karena jabatan dan posisi beliau sama dengan kepala negara. 

Sehingga pengamanannya pun menjadi tanggung jawab negara, jadi walaupun beliau datang secara pribadi, tapi pengamanannya ada standar SOP,” katanya. Undangan Isran ini mendapat dukungan dan respons positif seluruh umat Kristiani di Kutai Timur, seperti dikatakan Ketua II Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injil Indonesia (PGLII) Pdt Dr Yerry Tawalujan. Menurut Pdt Yerry, pihaknya sangat gembira dan sangat bahagia kalau rencana kedatangan pimpinan tertinggi Umat Katolik dunia itu benar-benar terjadi, dan Indonesia akan kembali menjadi sorotan positif masyarakat dunia. “Ini luar biasa dan rencana yang sangat luhur dan membanggakan dan membahagiakan,” kata Pdt Yerry, di sela-sela acara.

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 16 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 16 OKTOBER 2013 
(Hedwig, Willem Margarita Maria Alacoque, Gerardus Mayella) 
Rom 2: 1-11 + Mzm 62 + Luk 11: 42-46 

BACAAN INJIL: 
 Suatu hari Yesus menegur mereka yang ada di sekelilingNya: 'celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya'. Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga." Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun". 

RENUNGAN : 
 Sama seperti dalam bacaan injil kemarin, hari ini Yesus kembali mengkritik orang-orang Farisi. Yesus bukannya membenci pribadi orang Farisi, tetapi yang tidak disukai oleh Yesus adalah kemunafikan orang-orang Farisi. Yesus mengkritik orang Farisi yang suka memberi persembahan tetapi mereka tidak punya belaskasih kepada sesama terutama orang miskin. Mereka mengira bahwa Tuhan bisa disogok dengan persembahan persepuluhan. Mereka itu juga melakukan kegiatan agama bukan karena iman, hanya sebatas liturgi, mereka hanya untuk mencari hormat, supaya dipuji orang. 

Mereka juga melakukan perbuatan baik hanya untuk menutupi kejahatan mereka saja, yakni seperti kuburan yang diinjak orang karena tidak mempunyai tanda. Mungkin kita berpikir bahwa kita bukan orang-orang Farisi. Namun mari kita renungkan, bahwa kitapun mungkin sering hidup seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Tidak sedikit orang beriman yang hidup imannya hanya sebatas liturgi dan aturan saja, tidak berbuah dalam perbuatan cinta kasih kepada sesama. 

Terkadang kita melihat orang memperi sumbangan atau persepuluhan yang sangat banyak tetapi hanya pada saat tertentu, misalnya pada saat pembangunan Gereja atau pada acara pesta, supaya dilihat orang, sehingga pada hari-hari biasa mereka tidak punya kepedulian kepada sesama. Banyak juga orang yang begitu aktiv dalam kegiatan Gereja, melakukan banyak ziarah rohani, bukan karena iman, tetapi untuk mencari kepuasan diri dan supaya dipuji orang. 

Lewat injil hari ini, Yesus mengajarkan agar kita dalam menjalankan hidup iman dan kegiatan agama adalah karena percaya, melakukannya dengan tulus, bukan untuk mencari hormat diri serta iman itu harus berbuah dalam perbuatan cinta kasih kepada sesama. Dengan demikian, kita diajak untuk mampu mengimani kehadiran Tuhan dalam diri sesama, terutama yang menderita.

Paus Fransiskus disebut sebagai sahabat dunia Islam

Paus Fransiskus disebut sebagai sahabat dunia Islam 

Langkah Paus Fransiskus yang mengajak umat Katolik untuk lebih peduli dan memberikan pelayanan kepada dunia luar mendapat banyak apresiasi, terutama ajakannya untuk selalu merangkul umat Muslim sebagai wujud toleransi dan keberagaman sebagai umat manusia. 

Ajakan Paus tersebut ditanggapi positif oleh ulama asal Amerika Serikat (AS), Imam Mohamad Bashar yang memberi pujian kepada Paus Fransiskus dan menyebutnya sebagai sahabat dunia Islam. “Paus Fransiskus berkontribursi besar bagi perdamaian dunia. 

Dia mendorong masyarakat dunia untuk saling memahami,” kata Bashar, belum lama ini, seperti dilansir okezone.com. Pemimpin organisasi Islam berbasis di Negara Bagian Maryland yang terkenal karena mendorong toleransi beragama di AS itu menyebut Paus Fransiskus selalu tepat waktu dalam menyampaikan pesan perdamaiannya. “Paus Fransiskus mengatakan hal yang tepat di kesempatan yang tepat,” lanjutnya.

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 15 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 15 OKTOBER 2013 
(Peringatan Wajib St. Teresia dr Avila) 
Rm. 1:16-25 atau Rm. 8:22-27; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 11:37-41 atau Yoh. 15:1-8 

BACAAN INJIL: 
 Suatu hari ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu". 

RENUNGAN : 
Sungguh menarik membaca injil hari ini, yakni yang menceritakan bahwa seorang Farisi mengundang Yesus untuk makan di rumahnya. Kita tidak tahu pasti apa maksud orang Farisi ini mengundang Yesus makan di rumahnya. Yang kita ketahui adalah bahwa hampir semua orang Farisi tidak menyukai dan bahkan menentang Yesus, bukan karena kejahatan Yesus tetapi karena kehadiran Yesus membuat mereka merasa terancam. 

Kita baru bisa menilai niat orang Farisi itu pada ayat selanjutnya. Ketika Yesus makan tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan, orang Farisi itu heran. Orang Farisi itu heran akan tindakan Yesus, karena menurut kebiasaan itu, orang harus mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan ini bukan untuk kesehatan, tetapi terutama karena menganut ajaran bahwa siapa tahu ketika dalam perjalan seseorang menyentuh sesuatu yang pernah disentuh oleh orang yang dianggap berdosa, sehingga perlu membasuh tangan dulu supaya tidak dianggap najis. Kebiasaan saat itu mengajarkan bahwa bila seseorang menyentuh sesuatu yang pernah disentuh oleh orang yang dianggap berdosa, maka orang itu dianggap najis. 

Dari peristiwa itu, kita bisa menarik kesimpulan bahwa orang Farisi itu mengundang Yesus makan di rumahnya bukan karena dia percaya kepada Yesus, tetapi terlebih pada rasa genggsi. Sama seperti seorang pejabat mengadakan pernjamuan dan mengundang makan orang penting di rumahnya, adalah hanya supaya dilihat orang banyak bahwa orang itu hebat, juga bisa saja untuk pamer kekayaan. Sama halnya terkadang seorang kaya suka mengadakan pesta atau ketika mengadakan pesta mengundang banyak pastor dan bahkan uskup ke pesta itu, supaya dilihat orang bahwa dia orang baik sehingga bisa mengundang banyak pastor atau uskup pada pestanya. Yesus mengetahui pikiran dan bahkan kemunafikan orang Farisi itu. Hal itu dipakai oleh Yesus untuk menegur dan bahkan mengecam kemunafikannya. 

Orang-orang Farisi hidupnya penuh dengan kemunafikan. Mereka munafik karena mereka lebih memperhatikan penampilan, melakukan kegiatan agamanya bukan karena percaya, tetapi demi mencari hormat dari orang lain. Mereka menganggap dirinya sudah benar dan dengan mudah menghakimi orang lain sebagai orang yang bersalah dan berdosa. Apakah kita juga termasuk orang munafik? Semoga kita tidak demikian. Namun baiklah kita hidup penuh dengan kejujuran, ketulusan dan nyata juga dapak perbuatan baik kepada sesama dalam hidup kita sehari-hari. 

Namun nyatanya banyak juga yang hidupnya seperti orang Farisi sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini; berpenampilan begitu menarik, menawan, berbicara indah dan bahkan pintar menjabarkan sabda Tuhan, tapi hidupnya tidak sesuai dengan apa yang kita lihat dan dengarkan. Ingatlah, Tuhan tidak menilai kita dengan apa yang kelihatan dan didengarkan, tetapi kedalam hati kita yang tulus beriman. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 14 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 14 OKTOBER 2013 
(Rom 1: 1-7 + Mzm 98:1-4 + Luk 11: 29-32) 

BACAAN INJIL: 
Suatu hari ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!" 

RENUNGAN : 
Kita bisa bayangkan bagaimana perasaan Yesus atas orang-orang saat itu, mereka sudah banyak menyaksikan dan mendengarkan pengajaran Yesus dan mukzijat yang diperbuat Yesus, namun mereka masih belum percaya kepda Yesus. Dengan jelas bahwa apa yang mereka lihat dalam diri Yesus, seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi, namun mereka masih meminta tanda. Pengajaran Yesus yang mereka dengar dan perbuatan mukzijat yang mereka lihat, tentunya sudah cukup menjadi tanda bagi mereka. 

Kekesalah hati Yesus dinyatakan dengan membandingkan iman bangsa Niniwe yang akhirnya bertobat. Bangsa Niniwe bertobat karena seruan dan pengajaran Yusus. Sedangkan mereka mendengar dan menyaksikan sendiri perbuatan Tuhan, namun tetap tidak percaya. Mereka sungguh tegar hati dan karena ketegaran hati mereka, mereka tidak diselamatkan. 

Tidak jarang kita juga seperti yang dikeluhkan oleh Yesus. Sering kita mengharapkan tanda dari Yesus sehubungan dengan hidup iman kita. Hal ini dapat kita lakukan dalam doa permohonan kita. Kita berdoa dan mengharapkan dikabulkan oleh Yesus, dalam doa itu kita seakan berjanji bahwa bila Yesus mengabulkan doa-doa kita, maka kitapun akan percaya kepada-Nya. Dalam hal ini kita mengharapkan tanda. Memang tanda itu perlu supaya kita semakin yakin. Namun tanda iman hendaknya tidak bertolak pada tanda. Walaupun demikian, sebenarnya Tuhan sudah banyak membuat tanda kehadiran kasih dan berkat-Nya dalam hidup kita, namun kita kurang dapat menyadari dan menangkap tanda yang sudah berikan oleh Tuhan kepada kita. 

Kita tidak dapat menyadari dan menangkap tanda itu karena kita kurang terbuka dengan kehendak Tuhan, kita masih hanya dikuasai oleh kehendak kita sendiri. Kehendak sendiri ini membuat mata kita buta akan tanda yang diberikan oleh Tuhan dalam hidup kita. Bila kita beriman seturut kehendak Tuhan, kita pasti akan dapat menyadari dan menemukan banyak tanda yang diberikan oleh Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita tidak perlu lagi meminta tanda, bahkan kita sendiri menjadi tanda kehadiran Yesus dalam dunia ini. Maka jadilah tanda kehadiran Yesus bagi sesama, bukan meminta tanda dari Yesus. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 13 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI MINGGU: 13 OKTOBER 2013 
(HARI MINGGU BIASA XXVIII) 
2Raj. 5:14-17; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 2Tim. 2:8-13; Luk. 17:11-19 

BACAAN INJIL : Luk. 17:11-19 
“Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” 

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." 

RENUNGAN : 
“Tahu meminta, haruslah tahu berterimakasih atau bersyukur.” 

Penyembuhan yang diperbuat Yesus dalam Injil hari ini lain dari yang lain, bahkan sepintas kita menyaksikan bahwa Yesus tidak berbuat apa-apa terhadap 10 orang kusta yang berteriak memohon belaskasih dari Yesus. Dikatakan bahwa ke sepeuluh orang kusta itu berdiri agak jauh dan berteriak “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Mereka berdiri jauh, tidak berani mendekat Yesus karena takut pada orang banyak yang ada di tempat itu, sebab paruturan yang berlaku saat itu adalah, bahwa orang sakit kusta dilarang mendekat dengan orang sehat dan demikian sebalinya, orang yang sehat dilarang dekat-dekat dengan orang penyakit kusta, mereka itu dianggap berdosa, mendapat hukuman Tuhan, makanya mereka sakit. Kesepuluh orang kusta itu berteriak meminta belaskasihan Yesus. 

Memang mereka tidak menyatakan dengan gamblang apa yang mereka harapkan. Tentu mereka memohon agar Yesus menyembuhkan mereka dari sakit kusta mereka. Mereka percaya Yesus bisa menyembuhkan mereka. Menanggapi permohonan kesepuluh orang kusta itu, Yesus hanya menyuruh mereka pergi kepada imam-imam untuk memperlihatkan diri mereka. Sidikit aneh tanggapan Yesus, sebab kesepuluh orang kusta itu minta belakasihan dari Yesus, Yesus bukannya menyembuhkan mereka, tetapi malah menyuruh mereka pergi menghadap imam-imam. Juga aneh, kesepuluh orang kusta itu pergi begitu saja seperti yang diperintahkan oleh Yesus. 

Kita tidak tahu mengapa Yesus bukannya seperti biasanya berbuat aktivitas penyembuhan, tetapi menyuruh mereka pergi menghadap imam-imam. Tindakan pergi kepada imam-imam adalah bila seseorang sudah sembuh, terbebas dari pengucilan karena penyakit sehingga orang yang sudah sembuh akan mempersembahkan korban persembahan dan para imam akan menerima kembali dalam kehidupan bersama. Sehingga dengan mengatakan demikian, Yesus menyuruh mereka perngi menghadap imam-imam padahal belum ada tindakan penyembuhan. 

Kesepuluh orang kusta itupun pergi begitu saja. Baru setelah di tengah jalan ketika mau menghadap para imam, mereka menyadari bahwa mereka sudah sembuh. Sesudah menyadari bahwa mereka telah sembuh, hanya satu orang saja yang kembali kepada Yesus sambi memuji memuliakan Tuhan. Sesudah sampai di hadapan Yesus, dia tersungkur, bersyukur, memuji memuliakan Tuhan. Orang itu menyadari bahwa dia sembuh adalah karena Yesus yang menyembuhkan dirinya sehingga dia kembali berterimakasih. Sedangkan yang sembilan orang lagi tidak kembali kepada Yesus. Perikop ini tidak mengatakan ke mana mereka yang sembilan orang lain. Namun jelas bahwa mereka juga sembuh, sebab Yesus sendiri mengatakan, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Sehingga jelas bahwa kesepuluh orang itu sudah sembuh, namun hanya satu orang yang kembali kepada Yesus, yakni malah orang Samaria yang dianggap kafir oleh orang Yahudi. 

 Yesus memuji iman orang Samaria yang dianggap kafir itu, karena justru orang Samaria itu yang menyadari bahwa kesembuhannya adalah karena Yesus yang menyembuhkan. Sedangkan yang sembilan orang lagi, orang Yahudi tidak kembali. Mereka menganggap mereka sembuh bukan karena Yesus yang menyembuhkan, karena Yesus tidak melakukan proses penyembuhan kepada mereka. Mereka menganggap bahwa mereka sembuh adalah karena kebetulan. Juga mungkin mereka menganggap bahwa mereka sembuh adalah karena sudah hak mereka untuk disembuhkan karena mereka adalah orang Yahudi, sehingga mereka merasa tidak perlu kembali dan berterimakasih dan bersyukur kepada Yesus. 

Yesus memuji orang Samaria itu, karena menyadari bahwa Yesus menyembuhkannya. Rasa syukur itu dia nyatakan dengan datang kepada Yesus, memuji dan memuliakan Tuhan serta dia tersungkur di hadapan Yesus. Yesus sangat kecewa dengan sikap kesembilan orang kusta yang sudah disembuhkan tetapi tidak tahu bersyukur. Kitapun mungkin seperti itu. Sekarang ini begikut sulit untuk bersyukur, banyak orang yang tidak lagi tahu berterimakasih dan bersyukur kepada Tuhan atas rahmat dan berkat-Nya yang mereka terima. Orang pada masa ini begitu sulit menyadari rahmat dan berkat Tuhan dalam hidupnya, juga banyak orang yang tidak lagi dapat melihat peran Tuhan dalam hidupnya. 

Orang menganggap bahwa mereka bisa demikian, karena kerja kerasnya, karena nasibnya, karena kemajuan tekhnologi dan karena orang lain. Orang yakin bahwa tanpa Tuhan, mereka bisa hidup dan sukses. Karena itulah tidak mau datang dan bersyukur kepada Tuhan. Padahal sebenarnya hidup kita dan seluruh yang baik yang ada pada kita adalah karena kasih dan berkat Tuhan. Tuhan punya banyak cara dan banyak bantuk dalam memberikan berkat-Nya kepada kita. Memang seringkali Tuhan menyatakan berkat-Nya kepada ktia tidak seperti yang kita pikirkan. Oleh sebab itu, baiklah kita seperti orang Samaria itu, menyadari berkat dan kasih Tuhan yang kita terima, sehingga datang kepada Tuhan, memuji dan memuliakan namanya. 

Orang yang menyadari kasih dan berkat Tuhan dalam hidupnya, dia akan datang bersyukur kepada Tuhan, memuji memuliakan Tuhan. Seperti orang Samaria itu, dia bersyukur dengan datang dan tersungkur di bahwa kaki Yesus. Memuji dan memuliakan Tuhan tentunya tidak cukup hanya dengan kata-kata syukur, hidup dengan percaya kepada Tuhan, kembali kepada Yesus. Kembali kepada Yesus berarti mengikuti Yesus dan melaksanakan perintah dan teladan hidupnya. Orang yang tau bersyukur, orang itu hidup dalam jalan Tuhan. Orang yang menyadari kasih dan berkat Tuhan dalam hidupnya, dia tahu bersyukur dan rasa syukur dinyatakan dengan juga melakukan hal yang sama kepada orang lain, yakni mengasihi dan berbuat baik kepada sesama. 

Kesembilan orang yang telah disembuhkan itu tidak kembali kepada Yesus karena mereka merasa sudah sewajarnya disembuhkan oleh Yesus karena mereka adalah suku bangsa Yahudi. Demikian juga tidak sedikit orang yang merasa dirinya sudah baik, taat beragama sehingga merasa wajar bila Tuhan memberkati mereka, karena itu mereka tidak datang bersyukur kepada Tuhan. Ingatlah bahwa tidak ada diantara kita yang layak menerima kasih Tuhan, walaupun kita sudah tampak hidup baik. Hidup dan segala yang baik yang kita terima adalah anugerah Cuma-Cuma dari Tuhan, sehingga kita harus senantiasa datang kepada Tuhan untuk bersyukur kepada Dia. Tanpa kasih dan berkat-Nya, segala sesuatu yang kita lakukan akan sia-sia dan tidak akan terjadi. Amin.

BACAAN HARI MINGGU: 13 OKTOBER 2013 (HARI MINGGU BIASA XXVIII)

BACAAN HARI MINGGU: 13 OKTOBER 2013
 (HARI MINGGU BIASA XXVIII) 
2Raj. 5:14-17; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 2Tim. 2:8-13; Luk. 17:11-19 

BACAAN I : 2Raj. 5:14-17 
“Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan.” 

Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!" Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak. Akhirnya berkatalah Naaman: "Jikalau demikian, biarlah diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada TUHAN. 

 MAZMUR TANGGAPAN : Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4 
Ulangan : Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. 

Ayat: 
1. Nyanyikanlah lagu baru bati Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya-Nya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya oleh lengan-Nya yang kudus. 

2. Tuhan telah memperkenankalkan keselamatan yang datang daripada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya dihadapan para bangsa. Ia singat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum israel. 

3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang darang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah. 

BACAAN II : 2Tim. 2:8-13 
 “Jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Kristus.” 

Saudaraku terkasih, Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." 

BACAAN INJIL : Luk. 17:11-19 
“Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” 

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)