Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU ADVEN II ( 5 Desember 2010 )

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II (5 Desember 2010)
Yes 11:1-10, Mzm 72:1-2,7-8,12-13,17, Rm 15:4-9, Mat 3:1-12

"Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.

"Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya." Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

PERMENUNGAN:
Mungkin kita sudah melihat bahwa di pertokoan sudah banyak yang menjajakan dan menawarkan keperluan untuk hari raya Natal. Bahkan mungkin kita sudah melihat beberapa saudara kita dari Gereja lain sudah merayakan Natal. Semuanya bisa kita anggap sebagai seruan yang mengingatkan umat kristiani bahwa natal akan tiba. Natal memang perayaan kegembiraan yang akan kita sambut. Namun kiranya perlu kita ketahui bahwa sebelum merayakan natal, kita perlu mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan yang diharapkan oleh Yesus yang utama bukanlah hiasan atau perlengkapan Natal bukan pula kegembiraan semata-mata sehingga karena merasa natal itu merupakan kegembiraan besar, sehingga sudah dirayakan jauh sebelum waktunya. Karena ada orang yang mengatakan bahwa Natal adalah kegembiraan besar, sehingga tidak salah merayakan kegembiraan itu jauh sebelum hari raya Natal dan tidak hanya pada hari Natal itu. Ini kadang kala menjadi alasan orang untuk merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember. Tanpa pemikiran yang demikian, kita juga memang seringkali hanya terpusat pada perayaan kegembiraan, dan lupa pada perlunya persiapan diri.

Oleh karena itu, pada hari Minggu adven II ini Yohanes pembaptis mengingatkan kita agar mempersiapkan yang dibutuhkan dalam menyambut hari Raya Natal. Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan. Pertobatan itu adalah mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan meluruskan jalan. Yohanes Pembaptis menyerukan agar kita meninggalkan hidup kita yang selama ini berkelok-kelok yakni dengan melakukan perbuatan yang tidak baik, kita diajak untuk meninggalkan perbuatan dosa dan mengubahkan dengan hidup baik dan melakukan perbautan baik sebagaikan yang diharapkan dan diajarkan oleh Yesus sendiri. Inilah yang dimaksud dengan mempersiapkan dan meluruskan jalan bagi bagi Tuha. Itu berarti bahwa pertobatan yang sejati bukan hanya sekedar tidak berbuat dosa lagi.

Pertobatan dalam menyambut hari Raya Natal merupakan suatu keharusan dan tuntutan bagi siapapun tanpa terkecuali. Dalam hal ini dengan keras Yohanes Pembaptis mengkritik orang Farisi dan Saduki yang merasa dirinya sudah baik dan suci, menganggap bahwa mereka tidak membutuhkan pertobatan. Orang Farisi dan Saduki juga merasa bangga bahwa mereka sebagai keturunan Abraham, merasa pasti akan diselamatkan. Yohenas Pembaptis sungguh keras menegur mereka dengan mengatakan diri mereka adalah ular beludak, yakni orang yang licik, picik dan sering hanya membebani dan membuat orang lain sengsara. Yohanes mau mengubah pola pikir mereka yang demikian, mengatakan bahwa merekapun harus bertobat. Bahkan pertobatan itu sungguh suatu yang mendesak dan sangat perlu untuk dijalankan. Kemendesakan pertobatan ini dinyatakan oleh Yohanes pembaptis dengan perumpaan bahwa kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Juga dengan perumpamaan alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Dengan perumpamaan ini, Yohanes menegaskan bahwa orang yang tidak bertobat, mereka akan masuk dalam kebinasaan hidup.

Seruan Yohanes Pembaptis ini hendaknya juga perhatikan dan jalankan dengan sungguh-sungguh. Janganlah kiranya karena kesibukan sehari-hari, juga karena sibuk mempersiapkan perayaan Natal, kita menjadi lupa untuk mempersiapkan hati kita, yakni pertobatan sejati. Mari kita mengubah pola pikir kita, perilaku kita yang selama ini berkelok-kelok atau hidup dalam kedosaan, meninggalkannya dan mengubahnya dengan perbuatan yang baik sesuai dengan kehendak Tuhan. Pertobatan kita dalam masa adven ini hendaknya berbuah hal-hal dan perbuatan yang baik seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Kita semua harus bertobat. Tidak ada di antara kita yang merasa bahwa dirinya tidak butuh petobatan karena merasa sudah baik, sudah dibaptis atau karena sibuk dengan persiapan-persiapan untuk perayaan natal. Barang siapa yang tidak bertobat, mereka akan masuk dalam kebinasan hidup.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Persiapan apa yang sudah Anda lakukan selama Adven hingga hingga sekarang?

2. Berusahalah untuk lebih banyak berbuat baik kepada sesama sebagai buat pertobatan.

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II : Bahasa Toba (5 Nopember 2010)

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II : Bahasa Toba (5 Desember 2010)
Yes 11:1-10, Mzm 72:1-2,7-8,12-13,17, Rm 15:4-9, Mat 3:1-12

“Pauba hamu ma rohamuna, ai nunga songgop harajaon banua ginjang i!”

Dung i di laonlaon ni ari hehe ma si Johannes pandidi marjamita di halongonan Judea, ninna ma: Pauba hamu ma rohamuna, ai nunga songgop harajaon banua ginjang i! Ibana do na pinaboa ni panurirang Jesaya, uju na nidokna: "Soara ni na manjoujou di halongonan: Pature hamu ma dalan di Tuhan i; pahornop hamu ma sidalananna i!" Imbulu ni unto do ulos ni si Johannes, hulingkuling do hohosna: Angka sihapor dohot situak ni loba do sipanganonna. Dung i laho ma pangisi ni Jerusalem manopot ibana, songon i dohot sude halak Judea ro di saluhut angka na maringanan di lambung ni Jordan i. Jadi dipandidihon si Johannes ma nasida di aek Jordan i, dung ditopoti be dosanasida. Alai di na niidana torop Parise dohot Saduse manopot pandidionna i, ninna ma mandok nasida: Hamu anak ni ulok! Ise do na mangajari hamu, pasidingkon rimas na ro sogot? Parbuehon hamu ma na tama, paboa naung muba rohamuna! Jala so tung didok hamu di bagasan rohamuna: Si Abraham do amanami! Ai hudok ma tu hamu: Tarjadihon Debata do anak di si Abraham sian angka batu on! Ai nunga pola ampe tangke tu daling ni angka hau! Onpe, sitabaon ma nasa hau na so marparbuehon na denggan jala sidabuhononhon tu api! Ia ahu, aek do hudidihon tu hamu mandokkon paubahon roha; alai andul gumogo do na ro sian pudingku, gari mamboan sipatuna hurang tama dope ahu. Didihonon ni I do tu hamu Tondi Parbadia dohot api! Di tanganna do purpuran; paiasonna ma pardegeanna; papunguonna do emena tu sopona; alai tutungonna do anggo hurangkam i tu api na so ra mintop. Uju i ma ro Jesus sian Galilea tu batang aek Jordan, laho padidihon Ibana tu si Johannes.

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II : Bahasa Karo (5 Nopember 2010)

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II : Bahasa Karo (5 Desember 2010)
Yes 11:1-10, Mzm 72:1-2,7-8,12-13,17, Rm 15:4-9, Mat 3:1-12

"Jeralah i bas dosa-dosandu nari, sabap Kinirajan Surga enggo ndeher!"

Paksa si e mulai me Johanes Peridiken encidahken dirina i gurun pasir Judea, janah iberitakenna kata Dibata nina, "Jeralah i bas dosa-dosandu nari, sabap Kinirajan Surga enggo ndeher!" Johanes Peridiken enda me maksud Nabi Jesaya sanga ikatakenna, "Lit sekalak erlebuh i taneh mesawang 'Sikapkenlah dalan Tuhan. Pepinter dalan man baNa!' "Paken Johanes Peridiken e me: jubahna i bas mbulu unta nari, genditna i bas kuling-kuling nari. Nakanna: labang ras tengguli kerangen. Jenari reh me ndahi ia kalak si ringan i Jerusalem, ras kerina kalak si ringan i daerah Judea bage pe kerina kalak si ringan i daerah sekitar Lau Jordan. Kenca kalak si nterem ngakuken dosana, e maka iperidiken Johanes i Lau Jordan. Tapi asum idah Johanes Peridiken nterem kalak Parisi ras kalak Saduki reh ndahi ia guna iperidiken nina Johanes Peridiken man bana, "O kam kesusuren nipe -- ise ngatakenca man bandu maka banci kam pulah i bas ukumen Dibata si reh pagi? Tuduhken arah perbahanenndu tandana kam enggo jera. Ola iakapndu banci kam ialemi alu ngataken, 'Kesusuren Abraham kap kami.' Kukataken man bandu Dibata ngasup njadiken batu-batu enda jadi kesusuren Abraham! Kapak enggo sikap nektek batang kayu. Kerina batang kayu si la mehuli buahna itektek jenari iambekken ku api. Tandana kam enggo jera, kuperidiken kam alu lau. Tapi reh me arah pudingku si lebih erkuasa asangken aku. Ngosari nali sepatuna pe la aku metunggung. Ia pagi mperidiken kam alu Kesah Si Badia ras api. NdiruNa enggo sikap i bas tanNa guna miari. IpepulungNa page ku bas lumbung, tapi lapungna itamakenNa ku bas api si la ernimpet-nimpet.

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II : Bahasa Indonesia (5 Nopember 2010)

BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II (5 Desember 2010)
Yes 11:1-10, Mzm 72:1-2,7-8,12-13,17, Rm 15:4-9, Mat 3:1-12

"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya." Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."


Renungan : Sabtu 4 Desember 2010

Renungan : Sabtu 4 Desember 2010
Yes 30:19-21,23-26, Mzm 147:1-2,3-4,5-6, Mat 9:35-10:1,6-8
(Adolph Kolping)

"Lakukanlah perbuatan baik kepada sesama hanya demi kemuliaan dan mewartakan kerajaan Allah."

PEMBACAAN INJIL:
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-Cuma.

PERMENUNGAN:
Akhir-akhir ini dalam dunia maya terutama lewat FB banyak orang yang menggunakannya bukan hanya sekedar untuk bercengkrama dengan orang lain, tetapi juga menggunakannya untuk menyebarkan kabar sukacita atau untuk mewartakan kebaikan. Bahkan tidak sedikit orang yang menuliskan atau mengutip ayat-ayat dari Kitab Suci. Hal ini dapat dilihat sebagai suatu hal yang baik. Karena bagaimanapun orang yang membaca akan diingatkan akan sabda Tuhan dan paling tidak suatu tanda bahwa orang menggunakan kemajuan zaman untuk mewartakan kebaikan. Namun kiranya tidaklah cukup hanya dalam bentuk dan sampai di situ pewartaan kita. Hidup kita di manapun dan kapanpun hendaknya mewartakan kerajaan Allah.
Seperti halnya kita dengar dalam Injil hari ini. Yesus berkeliling mewartakan kerajaan Allah. Kehadiran Yesus sungguh menghadirkan kerajaan Allah yang membawa sukacita, penyembuhan, kegembiraan, pengampunan damai dan kebenaran. Karena itu semakin banyak orang yang percaya kepada-Nya. Karena sudah begitu banyak orang yang percaya, Yesus memilih dan pengutus para rasul untuk mewartakan kerajaan Allah dan memelihara iman orang-orang yang sudah percaya. Yesus sendiri yang memilih, mengutus para rasul dan memberi kuasa-Nya kepada mereka untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Panggilan, perutusan dan kuasa yang mereka miliki adalah rahmat pemberian Tuhan, jadi merekapun dalam pewartaan adalah semata-mata untuk menghadirkan Kerajaan Allah, bukan untuk mencari kesenangan, pangkat dan keuntungan.

Kitapun yang sudah dibaptis dan terlebih sudah menerima krisma, juga pendapat penggilan dan perutusan yang sama, untuk menghadirkan kerajaan Allah. Dengan menerima sakramen Krisma, kita tidak lagi hanya sekendar anggota umat Allah, tetapi diberi kuasa untuk mewartakan kerajaan Allah di manapun dan kapanpun. Kuasa yang diberikan kepada para rasul, juga sebenarnya sudah diberikan kepada kita, agar kita dapat menjalankan tugas perutusan kita dan juga sebagai penguat dari pewartaan kita.

Sekarang ini, di antara atau disekeliling kita, banyak orang yang tidak lagi merasakan kehadiran kerajaan Allah. Sekarang ini banyak orang yang iman, jiwanya sedang sakit, bahkan imannya kepada Tuhan sudah mati, banyak juga orang yang disingkirkan atau merasa tersingkir seperti orang kusta pada zaman Yesus. Kepada mereka yang demikian kita diutus oleh Yesus, membawa kedamaian, sukacita, kegembiraan, harapan dan cinta kasih Allah lewat perkataan dan perbuatan baik kita. Lebih parah lagi, bukan rahasia lagi bagi kita yakni banyak kita dengar orang-orang yang kesurupan atau kerasukan roh-roh jahat. Bahkan seakan roh-roh jahat sedang bergentayangan mencari orang-orang untuk dirasuki. Keadaan ini sebenarnya suatu keprihatinan bagi kita, bisa menjadi suatu tanda bahwa banyak orang yang sudah kurang beriman kepada Yesus, sehingga hidup mereka kosong, Yesus tidak lagi hadir dalam diri mereka sehingga roh-roh jahat memasuki diri mereka. Nah, ketika ada orang yang kerasukan roh jahat, apakah kita sanggup dan mau mengusirnya dari mereka? Mungkin kita ketakutan, dan malah pergi meminta bantuan dukun. Padahal sebenarnya, Yesus juga memberi kita kuasa untuk mengusir roh-roh jahat yang demikian, hanya kita kurang percaya sehingga kita ragu dan tidak berani menjalankan tugas yang diberikan oleh Yesus. Padalah kalau kita sungguh percaya kepada Yesus, dalam nama dan dalam kuasa Yesus, kitapun sanggup dan mampu mengusir roh-roh jahat yang sedang merasuki diri sesama kita.

Namun dalam menjalankan tugas perutusan kita, kita ingat bahwa semuanya kita peroleh dari Yesus dengan Cuma-Cuma, olehkarena itu kita jalankan semunya hanya demi menghadirkan kerajaan Allah semata-mata. Ingatlah, bahwa sebagaimana Yesus memilih dan mengutus para rasul, demikianpun kita dipilih dan diutus oleh Yesus untuk mewartakan kerajaan Allah. Amin.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Sadarilah bahwa Andapun dipilih dan diutus oleh Yesus untuk mewartakan kerajaan Allah.

2. Lakukanlah perbuatan baik kepada sesama hanya demi kemuliaan dan mewartakan kerajaan Allah.

Renungan Hari Jumat: 3 Desember 2010

Renungan Hari Jumat: 3 Desember 2010
1Kor 9:16-19, 22-23, Mzm 117:1,2, Mrk 16:15-20
(Pesta St. Fransiskus Xaverius)

"Kita semua diutus oleh Yesus menjadi misionaris dalam hidup sehari-hari."

BACAAN INJIL:
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

Hari ini kita memestakan Santo Fransiskus Xaverius yang kita kenal sebagai seorang misionaris yang menjelajah dunia untuk mewartakan Kristus. Dia sungguh seorang kudus yang jatuh cina dan tergila-gila dengan Yesus sehingga dia ingin membagikan sukacitanya dan mendambakan semakin banyak orang yang tergila-gila dengan Yesus sehingga dia berkeliling dunia untuk mewartakan Yesus Kristus. Hidup dan pelayanannya tentu diresapi dan disemangati sabda Yesus yang mengutus para murid untuk pergi keseluruh dunia untuk mewartakan Injil. Dia menjadi misionaris besar dan terkenal.

Sabda Yesus yang merasuki hidup Fansiskus Xaverius juga hari ini diwartakan kepada kita semua. Fransiskus menghayatinya dan dia percaya bahwa janji Yesus untuk menyertai perutusan akan ditepati oleh Tuhan. Dari pengalaman hidupnya, apa yang disabdakan Yesus hari ini benar-benar terjadi. Sabda dan perintah untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia juga disampaikan kepada kita para murid-Nya. Sabda perutusan jelas ditujukan kepada para murid, bukan hanya kepada para rasul saja. Sehingga kitapun hendaknya seperti atau meneladan santo Fransiskus Xaverius dalam melaksanakan sabda perpisahan Yesus sebelum Dia terangkat ke surga. Fransiskus percaya bahwa iman kepada Yesus itu menyelamatkannya, menghantar dia masuk dalam keselamatan. Dia ingin membagikan keselamatan itu kepada banyak orang dan juga merindukan agar semakin banyak orang yang ikut menikmati keselamatan itu.

Demikian pulalah kiranya kita dalam menjalankan perintah Yesus kepada kita untuk ikut mewartakan Injil keseluruh dunia. Sebagai murid yang setia kepada Yesus, kita tentunya juga harus mendengarkan dan melaksanakan perintah-Nya yaitu mewartakan keselamata itu. Sebagai murid, hati kita hendaknya juga seperti hati Yesus yang merindukan agar semakin banyak orang yang diselamatkan. Karena kita percaya bahwa orang yang percaya kepada Tuhan, itu akan menyelamatkan sedangkan orang yang tidak mengenal dan tidak percaya kepada Tuhan, mereka akan masuk dalam kedosaan yang membawa mereka pada penghukumam atau pada kebinasaan hidup. Iman itulah yang menyelamatkan kita, dan kedegilan atau ketidakpercayaan kita akan pewartaan para rasul atau pewarta, itulah yang akan menghukum kita karena itu berarti kita akan hidup dalam dosa dan kedosaan itu akan memasukkan kita pada penghukuman atau kebinasaan hidup. Inilah yang dimaksud dengan sabda yang mengatakan, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Namun kata dibaptis dalam sabda di atas, jangan hanya kita mengerti dalam arti bahwa seseorang itu dipermandikan dalam agama atau gereja kita. Tetapi kita mengertinya dalam arti bahwa orang yang percaya akan pewartaan kita, pada akhirnya hidup dalam dan bersama Tuhan atau dalam arti menjadi manusia-manusia Allah, orang yang sungguh percaya dan mengikuti sabda Tuhan, hidup menurut kehendak Tuhan. Sehingga tujuan kita bukan pertama-tama masuk dalam Agama atau Gereja kita, tetapi menjadikan orang lain menjadi manusia yang sungguh bertuhan dan beriman.

Nah bagaimana kita dalam mewujudkan dan meneladan Santo Fransiskus? Apakah kita menjadi misionaris seperti dia? Jawabannya adalah ‘ya’. Tetapi menjadi misionari pada saat ini mempunyai arti baru. Kalau dahulu para misionaris kita pergi ke tempat-tempat lain atau ke tempat juah di mana orang belum mengenal Yesus dan keselamatan-Nya. Namun sekarang kita menjadi misionaris di tempat kita hidup sehari-hari, baik dalam keluarga, dalam dunia sehari-hari dan dalam dunia kerja kita. Karena nyatanya saat ini, di sekirar kita banyak orang yang sudah tahu siapa Yesus dan pasti sudah pernah mendengar nama-Nya, mungkin banyak juga orang yang terkagum-kagum dengan pribadi Yesus tetapi belum sungguh-sungguh mengimani-Nya dan belum sungguh-sungguh percaya dan mengikuti-Nya. Bahkan mungkin saja kita berpikir bahwa toh orang sudah menjadi murid-murid Yesus, sehingga tidak perlu lagi mewartakan Injil kepada mereka. Ini seringkali pangandaian kita. Padahal sebenarnya banyak orang yang sungguh belum mengenalnya dan mungkin saja masih banyak orang yang ingin semakin mengenalnya. Nah, di sinilah kita diutus menjadi misionaris. Dalam melaksanakan tugas kita sebagai misionaris dalam kehidupan sehari-hari, kita mewartakan Tuhan adalah sumber dan jaminan keselamatan, kebahagiaan kekal, sehingga kita mengajak orang untuk percaya kepada Tuhan dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Dengan demikian, dalam menjalankan tugas sebagai misionari, pertama-tama maksud kita bukan untuk mengajak orang lain masuk dalam agama kita atau menjadi pengikut Gereja kita, tetapi maksud kita yang utama adalah agar orang percaya kepada Tuhan sebagai sumber keselamatan, sumber kebahagiaan dan jaminan untuk semuanya itu sehingga orang melaksanakan atau hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau toh akhirnya karena kesaksian hidup dan iman kita, orang lain ingin masuk dalam agama atau gereja kita, itu adalah anugerah Allah tetapi bukan menjadi sasaran utama kita. Jangan pada akhinrya karena menganggap tujuan utama agar orang menjadi anggota Gereja kita, sehingga Yesus dan keselamatan-Nya yang hendak kita wartakan menjadi justru menimbulkan perselisihan atau kabur. Kalau itu yang terjadi, kita bukan mewartakan Yesus dan keselamatan-Nya tetapi mewartakan agama atau Gereja kita. Inilah yang seringkali menjadi pemicu perpecahan antar gereja dan antar agama. Ini bukan seperti yang diharapkan oleh Yesus. Kita percaya bahwa bila kita sungguh-sungguh menjalankan tugas sebagai misionari sebagaimana yang sabdakan oleh-Nya, Dia akan menyempurnakan pewartaaan kita dengan berkat-Nya yang akan meneguhkan dan menguatkan pewartaan kita. Sehingga dalam iman, tugas pewartaan itu pasti bisa kita laksanakan. Amin.

REFLEKSI PRIBADI

1. Apakah Anda sudah menyadari bahwa Anda juga harus menjadi misionaris seperti Fanrsiskus Xaverius?

2. Mari berusaha menjadi misionaris di manapun kita hidup dan berada.

Renungan: Kamis 2 Desember 2010

Renungan: Kamis 2 Desember 2010
Yes 26:1-6,Mzm 118:1,8-9,19-21,25-27a, Mat 7:21,24-27

(Maria Angela Astroch, S Edmund Campion, S. Robertus Southwell)

"Iman itu canggih di dalam dan canggih di luar".

BACAAN INJIL:
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Demikianlah Sabda Tuhan bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

Zaman ini banyak ungkapan yang mengatakan, “Untuk apa beriman atau beragama, kalauh toh hidup dan perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran iman atau agama yang dianutnya.” “Lebih baik tidak masuk agama tertentu, yang penting tetap melakukan perbuatan baik.” Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang senada yang kesannya mempersoalkan dan mempertanyaan agama dan makna seseorang masuk dalam agama tertentu. Memang kenyataannya saat ini banyak orang yang begitu aktif dalam proyek kemanusiaan, tetapi bila diselidiki apa agama mereka, mereka mengatakan bahwa mereka tidak punya agama dan mengatakan bahwa mereka melakukannya bukan karena dorongan iman atau agama mereka tetapi melulu karena rasa kemanusiaan saja. Tidak jarang juga kita dengarkan bahwa di di Eropa atau di Negara Barat sana, Gereja-Gereja sudah pada tutup. Kalaupun masih ada yang bertahan, umatnya umumnya sudah tua-tua. Mengapa demikian? Mungkin bisa dikatakan bahwa saat ini banyak orang jatuh pada pola hidup ateis.

Melihat kenyataan ini, kita yang masih setia beriman dan beragama mungkin menjadi resah dan berpikir dalam hati, “Masih adakah gunanya kita setia beriman dan beragama?” Pernyataan-pernyataan di atas mucul bisa karena kenyataan bahwa banyak orang beriman yang tidak hidup seperti iman itu atau kurang menghayati imannya. Bahkan ada pula yang terjadi bahwa lembaga agama itu bukan untuk mempersatukan, bukan membawa kebersamaan tetapi menjadi pemicu perpecahan dan perselisihan. Bisa juga pernyataan itu muncul hanya sebagai alasan atau pembenaran diri dari orang-orang yang tidak mau repot dalam ikatan kebersamaan, orang yang merasa ingin bebas berbuat sesuka hatinya atau dalam arti orang yang tidak suka akan aturan-aturan hidup bersama.

Dengan demikian apapun ungkapan dan alasan yang memperdebatkan atau mempertanyakan agama, itu bukan membuat kita goyah dalam iman tetapi suatu peringatan bagi kita agar kita hidup dan menghayati iman kita. Hidup kita hendaknya selaras dan pancaran dari iman kita. Kita harus ingat apa yang pernah dikatakan oleh rasul Paulus, “Iman tanpa perbuatan, adalah sia-sia.” Dengan demikian, dari kenyataan pola hidup yang mengarah pada ateis yang menggejala saat ini, hendaknya kita merenungkan bagaimana kehidupan beriman kita. Bisa saja kita sendiri menjadi salah satu pemicu pembenaran dari ungkapan-ungkapan di atas tadi. Memang saat ini, banyak diantara kita tidak hidup sesuai dengan iman kita. Orang seringkali menganggap bahwa iman kita hanya seputar altar atau seputar dalam liturgy saja. Seakan iman dan hidup sehari-hari merupakan 2 sisi yang berbeda, yang tidak bisa disatukan. Padahal sebenarnya iman itu harus juga menjadi fondasi kehidupan kita, iman itu harus menjadi pola dasar dari kehidupan kita. Yang kami maksudnya di sini, iman itu harus diwujudnyatakan dalam perilaku hidup setiap hari. Ini pula yang diperingatkan Yesus pada kita dalam bacaan injil hari ini. Lewat pernyataan Yesus dalam injil hari ini, kita diingatkan keembali bahwa tujuan atau kerinduan kita adalah untuk meraih kebahagiaan hidup yang sekarang dan untuk sampai kepada kehidupan kekal. Jalan untuk sampai ke sana adalah dengan beriman kepada Tuhan. Dengan beriman kepada Tuhan, kita mempunyai pegangan yang jelas dan tujuan yang jelas yang akan kita capai. Sedangkan orang-orang yang pola pikirnya mengarah ke Ateis, mereka itu tidak punya pola atau pegangan yang jelas, mereka hanya digerakkan oleh rasa manusiawi belaka, dorongan situasi dan bisa saja semuanya ditunggangi oleh egoism, ambisi pribadi dan bentuk kejahatan lain yang kelihatannya samar. Mereka juga sebenarnya tidak mempunyai tujuan yang hendak dicapai, hanya sekedar dorongan manusiawi belaka. Pada dasarnya bila apa yang mereka lakukan mendapat tantangan dan perlawanan, mereka pasti akan mundur dan bila sudah melakukan apa yang mereka perbuat, pasti mereka tidak merasakan apa-apa, hanya kepuasan semu dan pada akhirnya akan meresakan kehampaan hidup. Tetapi bila perbuatan baik kita itu didorong atau diresapi oleh iman dan ajaran Gereja, maka kita punya pegangan yang kuat dan arah yang jelas untuk kita capai yakni keselamatan kekal. Pegangan dan arah ini yang akan membantu, mengarahkan dan menghindarkan kita dari hal-hal negative dari perbuatan yang kita lakukan. Iman yang menjadi dasar dan landasan perbuatan baik kita, itu yang menjadi kekuatan dasyat yang memampukan kita dapat bertahan untuk hidup dan dalam perbuatan baik dan kerinduan, harapan akan kehidupan kekal, itu pula yang menjadi pemberi semangat dan harapan untuk tetap berjuang. Inilah kiranya yang dikatakan oleh Yesus dari ungkapan, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.”

Oleh karena itu, marilah kita menghayati ajaran Yesus Kristus dalam perbuatan-perbuatan baik yang nyata kepada sesama. Iman itu harus diungkapkan dalam perbuatan-perbuatan nyata, yakni melaksanakan kehendak dan perintah-perintah Tuhan. Semoga.

REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah selama ini kita sudah menjadikan iman dan Sabda Tuhan sebagai pola dasar dan pegangan hidup kita?

2. Usahakanlah agar hari ini tidak Anda lewatkan tanpa satu perbuatan baik dan lakukanlah itu dengan diresapi iman kepada Tuhan!

Uskup Anglikan Pindah ke Katolik

Uskup Anglikan Pindah ke Katolik

Lima orang uskup Gereja Anglikan bergabung dengan Gereja Katolik. Penggabungan itu dilakukan di bawah skema Vatikan dan Vatikan menyampaikan selamat datang kepada para uskup Anglikan tersebut. Perpindahan itu dumumkan oleh Gereja Katolik di Inggris dan Wales. Sebelumnya Vatikan sudah mengatakan bahwa kelompok-kelompok Anglikan bisa bergabung dengan Katolik, meski tetap menegaskan sebuah pembedaan identitas agama.

Para uskup Anglikan yang pindah ke Gereja Katolik itu adalah mereka yang menentang perkawinan sesama jenis kelamin dan pentahbisan perempuan menjadi pastor di Gereja Anglikan. Lima uskup Anglikan ini menambah kelompok orang Anglikan yang pindah ke Gereja Katolik di seluruh dunia.

Sumber : Suara Pembaruan
Disadur dari http://kabarkatolik.com/

Renungan Hari Rabu 1 Desember 2010

Renungan Hari Rabu 1 Desember 2010
Yes 25:6-10a, Mzm 23:1-3q,3b-4,5,6, Mat 15:29-37
(Pw B. Dionisius & Redemptus)

"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu."

BACAAN INJIL:

Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.
Demikianlah Injil Yesus bagi kita Hari ini.

PERMENUNGAN:

Yesus sungguh Tuhan yang mahakuasa dan sungguh penuh cintakasih. Ketika Yesus naik ke atas bukit dan duduk di situ, orang banyak datang berbondong-bondong membawa banyak orang sakit untuk disembuhkannya. Penginjil tidak mengatakan untuk apa Yesus naik ke atas bukit dan duduk di situ, mungkin saja untuk mengajar seperti biasanya atau bisa saja untuk istirahat sejenak. Namun walaupun demikian, Dia tidak menolak orang yang datang kepada-Nya untuk disembuhkan. Yesus menyembuhkan mereka semua dan hal itu membuat orang yang melihat mukijajat yang diperbuat oleh Yesus. Apa yang diperbuat oleh Yesus tentu bukan didasari untuk dikagumi oleh orang banyak atau untuk memamerkan kuasa Allah yang ada dalam diri-Nya, tetapi semuanya didasari oleh kasih yang sangat besar yang ada dalam diri-Nya kepada manusia, khususnya orang-orang yang menderita. Kasih yang besar ini terungkap nyata dalam kata-kata Yesus kepada para murid, “"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Yesus sungguh tidak hanya memiliki kuasa menyembuhkan tetapi juga sungguh memperhatikan, memelihara dan tidak akan membiarkan hidup manusia itu binasa.

Dalam masa Adven ini, kita diajak untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan yakni dengan menata iman kita kepada Yesus Sang Almasih dan juga merubah hidup kita. Sabda Yesus di atas menjadi suatu gambaran bagi kita bahwa kita juga sebenarnya termasuk orang-orang yang ‘sakit’ yang butuh penyembuhan dari Yesus. Hendaknya kitapun berani datang kepada Yesus untuk disembuhkan dari ‘penyakit’ yang diakibatkan oleh kelemahan manusiawi kita dan kedosaan kita. Yesus tidak akan menolak kita dan bahkan Dia akan menyembuhkan kita. Lebih dari itu, Dia tidak akan membiarkan kita pergi atau berjalan dalam hidup ini sendirian tanpa bekal kekuatan, tanpa berkat-Nya, Dia akan memberi kita makanan/berkat-Nya sehingga kita mampu berjalan melanjutkan kehidupan kita.

Lewat injil hari ini, kita juga diajak untuk membina diri dan meneladan kemurahan hati Yesus, terutama kepada orang-orang sakit dan miskin.

Siapa yang rela berbagi rejeki dengan orang yang miskin? Mungkin jawabannya tidak banyak orang yang rela berbagi, karena berbagai alasan. Ketika melihat orang miskin, bisa saja orang menganggap hal biasa saja karena sudah terlalu seringnya melihat orang yang miskin dalam kehidupan ini. Adapula yang mungkin merutuk dalam hati dengan mengatakan bahwa mereka pura-pura miskin atau mereka miskin karena kesalahan sendiri, karena mereka malas dan tidak mau bekerja keras dalam hidup. Adapula yang cuek saja ketika melihat orang miskin karena merasa dirinya juga miskin sehingga bagaimana mungkin memikirkan apalagi membantu orang miskin. Mungkin juga ada yang tergerak hatinya melihat orang miskin, ingin membantu tetapi tidak tahu berbuat apa-apa karena merasa dirinya miskin dan tidak punya apa-apa untuk diberikan. Kira-kira demikian beberapa pandangan negative yang bisa muncul ketika berhadapan atau melihat orang miskin.

Sikap seperti di atas hendaknya kita ubah dengan sikap seperti yang diteladankan Yesus Kristus. Kitapun hendaknya tidak pernah menolak orang yang datang untuk membinta bantuan kepada kita, tidak pernah menolak seorang peminta-minta yang datang ke rumah kita untuk meminta sedekah. Pemikiran seperti yang kita lihat di atas, itu sama halnya menolak orang miskin atau orang yang meminta bantuan dari kita.

Di sekitar kita banyak orang sakit, baik itu sakit fisik maupun rohani, kitapun hendaknya tidak menolak mereka, tetapi memberi penyembuhan kepada mereka. Memang kita tidak bisa seperti Yesus yang memberi kesembuhan fisik kepada orang yang sakit, tetapi dengan tidak menolak mereka dan mendoakan mereka, kita bisa memberi mereka kesembuhan rohani. Soal penyembuhan, kita tidak harus senantiasa berpikir tentang kesembuhan fisik. Tetapi pertama-tama yang kita upayakan adalah kesembuhan rohani mereka, yang membuat orang sakit memiliki kembali semangat untuk hidup, iman dan harapan kepada Yesus. Dengan kesembuhan rohani itu, kita berdoa dan berharap agar Tuhan yang menyempurnakan kesembuhan fisik orang-orang yang sakit.

Namun kiranya kita tidak cukup hanya merasa iba, prihatin terhadap orang-orang yang menderita. Kita harus berbuat sesuatu yang nyata kepada orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan. Seringkali kita berpikir bahwa kita tidak mempunya banyak uang atau harta untuk membatu orang-orang miskin. Kita juga berpikir bahwa kita masih kekurangan, sehingga tidak mungkin bisa memberi dan berbagi kepada orang-orang miskin.

Hal yang menarik kami alami dari pencarian dana untuk pembangunan Gereja Paroki Tigalingga. Dari sekian orang yang menyumbang adalah berstatus mahasiswa/I bahkan ada pelajar. Mereka mengetahui penggalangan dana lewat FB atau internet. Mereka merasa tergerak dan menyumbang dengan menyisihkan biaya hidup kuliah atau sekolah mereka. Mereka memberi bukan dari kelebihan mereka, karena mereka belum bekerja, tetapi mereka memberi dari jatah biaya atau dana yang mereka butuhkan.

Dalam injil tadi, Yesus memberi orang banyak itu makan sampai kenyang dengan mempergandakan 7 roti dan beberapa ikan kecil. Jumlah awal roti dan ikan itu, tentu jumlah yang sedikit dan mungkin untuk Yesus dan para rasul saja pasti tidak akan cukup. Tetapi Yesus mengucap syukur atas jumlah yang sedikit itu, mempergandakannya dan membagikannya kepada orang banyak. Memberi dan merbagi rejeki bukan berarti bila kita mempunyai banyak, mempunyai berlebihan dan bila kebutuhan kita sudah cukup terpenuhi. Tetapi kita diajak untuk berani memberi dan berbagi dengan apa yang ada pada kita, yang mungkin bagi kitapun tidak cukup atau kita tidak mempunyai banyak. Tetapi dengan mensyukuri apa yang kita miliki, dan berbagi dengan orang lain yang sangat membutuhkannya, kita percaya bahwa pemberian kita yang kecil itu, pasti akan sangat berguna bagi orang yang kita bantu karena Yesus sendiri yang akan menyempurnakannya. Dan bila kita lakukan itu dengan tulus dan penuh iman, kitapun percaya bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhan kita, sehingga kitapun pada akhirnya tidak menjadi kekurangan. Hal ini memang bukan hal yang mudah untuk kita laksanakan, karena ini mengandaikan iman yang kuat kepada Yesus. Oleh karena itu, mari kita datang kepada Yesus agar Dia menyembuhkan iman kita yang kecil dan lemah. Amin.

REFLEKASI PRIBADI:

1. Semoga hari ini, kita berani datang kepada Yesus untuk disembuhkan dari kelemahan dan kedosaan kita, sehingga sepanjang hari ini kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

2. Semoga hari ini kita berani berbagi rejeki dan sukacita dengan orang lain, bukan karena kita sudah berlebihan tetapi karena kita ingin melakukannya dengan tulus dan penuh iman.

Renungan : Selasa 30 Nopember 2010

Rm 10:9-18, Mzm 19:2-3,4-5, Mat 4:18-22
(Pesta St. Andreas Rasul )

“Mari ikutlah Aku dan kamu akan kujadikan penjala manusia!”

BACAAN INJIL:
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

“Mari ikutlah Aku dan kamu akan kujadikan penjala manusia!” Hanya satu kalimat ini yang dikatakan oleh Yesus kepada Petrus dan Andreas, dan mereka berdua langsung meningikuti Yesus dan meninggalkan jalanya. Kalimat yang sama tentunya dikatakan oleh Yesus kepada Zebedeus dan Yohanes saudaranya, mereka berdua juga mengikuti Yesus dan meninggalkan ayah mereka. Kata-kata Yesus sungguh penuh kuasa dan tampaknya pribadi Yesus sangat mengagumkan mereka sehingga mereka langsung meninggalkan pekerjaan mereka, juga meninggalkan ayah mereka ketika mendengar ajakan Yesus, padahal mereka belum tahu ke mana Yesus mengajak mereka dan apa maksud Yesus mengatakan mereka akan dijadikan sebagai penjala manusia. Pribadi dan ajakan Yesus sungguh membuat mereka terkagum-kagum sehingga langsung mengikuti panggilan Yesus.

Panggilan untuk mengikuti Yesus ditujukan kepada semua orang, tidak peduli dengan profesi kita apa. Dalam Injil hari ini, memang para murid yang dipanggil di ini adalah para nelayan, tetapi bukan maksudnya bahwa Yesus hanya memanggil para nelayan saja karena kita ketahu bahwa murid yang lain profesinya bukan nelayan. Inti dari sabda ini bagi kita adalah bahwa Yesus juga memanggil kita untuk mengikuti Yesus dan menjadikan kita menjadi penjala manusia. Hanya persoalan yang sering muncul bahwa kita kurang menyadari panggilan Tuhan dan juga tugas yang disampaikan kepada kita. Kita menyadari bahwa panggilan ini sudah kita terima sejak kita dibaptis, namun panggilan itu kurang hidup karena kalah dengan semaraknya panggilan dunia dan juga kita terlalu sibuk dengan aktivitas kita dan tuntutan untuk memenuhi keinginan kita. Sehingga jangankan untuk menjadi penjala manusia, untuk mengikuti Yesus saja kita hampir tidak laksanakan dan hampir tidak sempat lagi.

Para murid setalah mengikuti panggilan Yesus, mereka meninggalkan pekerjaan dan orang tua mereka. Dalam hal ini, Yesus tidak menuntut kita harus meninggalkan pekerjaan dan keluarga kita. Tetapi kita harus berani meninggalkan hidup lama kita yakni hidup yang tidak mengenal dan tidak mendapat panggilan dari Yesus. Dalam panggilan kita, berarti kita hidup bersama dengan Dia dan tinggal bersama dengan Dia. Dengan hidup bersama dan tinggal bersama dengan Yesus, kita mendengar pengajaranNya dan belajar untuk hidup sebagai muridNya. Sehingga panggilan Yesus menjadikan kita sebagai murid-muridNya dan kita hidup sebagai murid-murid-Nya. Seorang murid tentunya mendengarkan dan melaksanakan perintah dan Sabda Yesus Kristus serta meneladan hidup Yesus itu sendiri. Sehingga hidup kita adalah sesuai dengan sabda Yesus dan menjadi gambaran kehadiran Yesus sendiri
.
Dalam panggilan itu, juga mengandung suatu perutusan yakni menjadi penjala manusia. Sehubungan dengan hal ini, tidak jarang kita menganggap bahwa menanggapi panggilan Yesus atau hidup beriman kepada Yesus cukup hanya mendengarkan ajaran Yesus dengan membaca kitab Suci di rumah, atau tidak cukup hanya berdoa di rumah, di Gereja dan tidak cukup hanya rajin ke Gereja. Iman kepada Yesus harus juga nyata dalam keterlibatan aktif dalam keikutsertaan untuk menjala manusia. Kita ketahui bahwa seorang nelayan bila pergi hendak menjala ikan, dia menghela perahunya ke lautan yang penuh gelombang dan setelah itu dia mencoba menebarkan jalanya. Bila mana dia belum mendapatkan ikan, dia akan bertolak ke tempat yang lebih dalam dan tetap mencoba menebarkan jalanya. Ikan yang dia dapatkan, dia masukkan ke perahunya. Seperti itu pulalah kita dalam menjalankan tugas kita sebagai penjala manusia. Yesus mengutus kita agar iman bertolak keluar dari diri, iman kita itu tidak hanya untuk diri sendiri tetapi kita mengarungi kehidupan di mana kita berada dan dalam kehidupan kita itu kita menebarkan iman kita yang nyata dalam perbuatan kita sesuai dengan sabda dan kehendak Yesus guru kita. Dalam menjalankan tugas tidaklah cukup hanya sekali untuk mendapatkan hasil. Tetapi tugas itu harus dijalankan secara terus menerus bahkan kita juga harus berani bertolak untuk mendapatkan tangkapan yang lebih banyak. Artinya dalam menjalankan tugas butuh kesabaran, kesetiaan terus menerus mewartakan sabda Tuhan sehingga ada dan semakin banyak orang yang percaya kepada Tuhan, berabalik kepada Tuhan dan menjadi anggota keluarga kerajaan Allah. Iman kita hendaknya juga menjadi berkat dan rahmat keselamatan bagi orang lain.

REFLEKSI PRIBADI:

1. Sadarilah bahwa apapun pekerjaan dan kesibukan Anda, Anda juga dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi muridNya dan diutus untuk mewartakan keselamatan Tuhan.

2. Sudah adakah atau sudah berapa orang yang bertobat atau percaya kepada Tuhan karena iman Anda?

"DILARANG MENJADI PASTOR"

DILARANG MENJADI PASTOR


Buku ini ditulis oleh Frater Dani Scj dan dicetak dan diterbitkan Oleh KANISIUS , Yogyakarta tanggal 18 Nopember 2010 .

Sinopsis buku:

Tujuan utama hidup manusia sebagai ‘religius being’ (makhluk rohani) yaitu mengalami kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati terjadi saat manusia mampu mendengar dan memelihara firman Allah (Luk 11:28). Manusia mampu sungguh mengalami kebahagiaan sejati saat ia meneladani Yesus. Sebab, Yesus adalah orang yang mampu mendengar dan memelihara firman Allah sepanjang hidup-Nya.

Di dalam Gereja Katolik, ada pastor yang mencoba meneladani hidup Yesus secara radikal dan khas. Pastor juga memiliki peran yang penting dalam kelangsungan hidup menggereja. Tetapi, disadari atau tidak, jumlah pastor tidak sebanding dengan jumlah umat katolik. Dengan demikian ada banyak umat katolik kurang mendapat pelayanan dari pastor secara maksimal. Ironisnya, banyak orangtua melarang anak-anaknya menjadi seorang pastor.

Melalui tulisan ini, penulis ingin menyadarkan bahwa pastor itu berasal dari keluarga. Di keluargalah (pada umumnya), benih-benih panggilan menjadi pastor tumbuh dan berkembang. Apa saja alasan orangtua untuk melarang anak-anak mereka menjadi seorang pastor? Penulis mencoba mengumpulkannya dan menanggapi alasan orang tua melarag anak menjadi pastor.

Anak adalah titipan Tuhan. Orang tua punya tugas utama: mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta dan sepenuh hati. Orang tua juga perlu menumbuh-kembangkan panggilan menjadi pastor dalam diri anak sejak anak masih kecil. Bagaimana menumbuh-kembangkan panggilan dalam diri anak? Ada beberapa tips yang dipaparkan dalam tulisan ini. Salah satunya adalah: memperkenalkan anak dengan seorang pastor. Sebab, tidak mungkin anak tertarik untuk menjadi pastor jika ia tidak mengenal siapa itu apastor? apa itu pastor?

Tidak dapat disangkal, ada beberapa pastor yang meninggalkan hidup sebagai pastor. Keadaan ini membuat banyak umat bertanya-tanya: “Apa penyebab pastor keluar?” Tidak sedikit, umat yang membuat cap-cap negatif terhadap pastor yang keluar. Umat menilai pastor yang keluar adalah orang yang ingkar janji, mudah tergoda dan berdosa berat dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis memaparkan sikap-sikap umat beriman yang harus diambil saat melihat pastor mundur dari panggilan. Pastor yang mundur dari panggilan menjadi pastor tetap saudara kita di dalam Yesus Kristus, kita perlu menerimanya, mendoakannya dan memberinya peran dalam hidup menggereja sejauh memungkinkan. Itulah beberapa sikap yang perlu diambil oleh umat.

Dalam tulisan ini juga penulis mensharingkan pengalaman pribadi dalam menanggapai panggilan Tuhan menjadi seorang pastor. Dari pengalaman melihat dan mengalami sendiri dinamika hidup sebagai calon pastor, penulis mengungkapkan, alasa-alasan mengapa seseorang mundur dari panggilan, serta bagaimana proses pendidikan menjadi seorang pastor. Penulis juga menantang orang-orang muda untuk membuka hati menanggapi panggilan Tuhan menjadi seorang pastor.

Bila Anda ingin memilikinya, silahkan hubungan Frater Dany Scj lewat Frater Dany Scj Face Book atau cari di Toko Buku Kanisius atau Toko-toko rohani di kota Anda. Harga buku ini harga: buku 17.600, 80 halaman tetapi belum termasuk ongkos kirim.


Renungan Hari Senin 29 Nopember 2010

Renungan Hari Senin 29 Nopember 2010
Yes 4:2-6, Mzm 122:1-2,3-4a, 4b-5,6-7,8-9, Mat 8:5-11
(Fredericus dr Regensbur)

"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."

BACAAN INJIL:
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga.
Demikianlah sabda Tuhan bagi kita hari ini.

PERMENUNGAN:

Seorang tentara biasanya digambarkan dengan sikap yang tegas, hidup keras, kejam, bicara kasar dan berpenampilan setengah mengerikan sehingga membuat banyak orang takut. Tetapi sungguh berbeda dengan seorang perwira atau tentara yang digambarkan dalam injil hari ini. Malah Yesus memuji iman perwira itu. Perwira ini mempunya perhatian kepada hambanya yang sedang sakit dan bahkan dia datang kepada Yesus dan memohon agar Yesus menyembuhkan hambanya itu. Sungguh sangat jarang seorang tuan yang memperhatikan hamba-hambanya dan bahkan memohonkan penyembuhan bagi hambanya. Malah yang sering kita dengar adalah seorang tuan atau majikan menganiaya pembantunya dan ada pula yang sampai membunuhnya.
Tentara dalam injil ini juga digambarkan sebagai orang yang rendah hati. Dia sadar dia tidak layak menerima Yesus dalam rumahnya. Ungkapan ini selain mengungkapkan kesadaran akan kedosaan atau ketidaklayakan diri, juga suatu pengakuan akan pribadi yang kudus. Dengan mengakui bahwa Yesus adalah Kudus, maka dia menganggap bahwa Yesus tidak layak masuk ke rumahnya.

Selain itu, ungkapan perwira itu juga sungguh luar biasa, dia tidak hanya percaya akan kekudusan Yesus tetapi dia percaya bahwa Yesus punya kuasa yang luar biasa. Perwira itu percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya hanya dengan berkata saja. Dia sungguh percaya bahwa Yesus tidak harus datang ke rumahnya dan menyentuh hambanya, tetapi hanya dengan bersnda saja, dia pasti akan sembuh. Sehubungan dengan hal ini kita ingat kisah seorang wanita yang sudah lama menderita sakit, wanita itupun mempunyai iman yang begitu besar karena berpikir bahwa hanya dengan menyentuh jubah Yesus saja dia pasti akan sembuh. Iman yang demikian menggambarkan bahwa Yesus mempunyai kuasa penuh dalam dirinya.

Dengan demikian, sungguh benar bahwa Yesus memuji iman perwira itu yang tentunya imannya yang luar biasa bukan hanya karena kata-katanya yang indah tetapi karena itu terpancar dalam kepeduliannnya kepada hambanya yang sedang sakit dan datang dengan rendah hati memohon penyembuhan dari Yesus.

Masa Adven adalah masa pembaharuan diri. Selama masa Adven kita diajak untuk mengisi hidup kita dengan hidup yang baik. Kita bisa belajar dari perwira yang digambarkan dalam Injil hari ini. Hal yang bisa kita teladani yakni:

1. Menerima orang lain sebagai sesama dan membina kepekaan dan perbatian kepada sesama.
Menghargai orang lain sebagai sesama, seringkali merupkan hal yang sulit dilakukan apalagi bila orang lain itu statusnya lebih rendah dari kita, apalagi bila mereka itu adalah pegawai atau pembantu. Selama masa Adven ini kita diajak untuk berani melihat dan menyadari bahwa orang lain bahkan adalah sesama kita dan hendaknya kita tidak pernah menganggap bahwa orang lain itu statusnya lebih rendah dari kita. Kita hendaknya menanamkan dalam diti keita bahwa bagaimanapun keadaan seseorang, mereka adalah saudara kita, sama seperti kita. Selain itu hendaknya membina dan mengupayakan sikap kepekaan dan perhatian kepada sesama yang menderita. Semuanya itu haruslah terwujud dalam suatu perbuatan nyata. Perwira itu memohonkan kesembuhan buat hambanya dari Yesus. Kitapun dapat melakukannya dalam masa Adven ini. Hal yang bisa kita lakukan adalah mengusahakan waktu untuk memperhatikan dan mengunjungi sesama kita yang sedang menderita sakit, kita memberi penghiburan dan keteguhan iman serta berdoa mohon kesembuhan dari Yesus untuk mereka. Selain itu, kita ketahui bahwa selama masa Adven biasanya Gereja menganjurkan adanya pengmupulan Aksi Natal yang kelak pada hari Natal dikumpulkan. Nah, coba hal ini kita hanyati dengan sungguh-sungguh, yakni sama halnya selama masa prapaskah kita diajak untuk ugahari dalam kesenangan-kesenangan demikian juga selama masa adven, kita diajak untuk menyisihkan sedikit dari rejeki yang kita dapatkan, mengurangi pengeluaran untuk kesenangan kita dan hasil semuanya kita persembahkan sebagai aksi Natal. Janganlah kiranya aksi Natal kita itu kita keluarkan dari kelebihan uang atau harta kita, tetapi hendaknya kita beri dari hasil upaya kita untuk mengurangi kesenangan diri.

2. Sikap yang kedua yang bisa kita bina selama masa Adven adalah Kerendahan hati
Menyadari diri bahwa kita berdosa dan tidak pantas di hadapan Tuhan, tentu akan menghantar kita pada sikap pertobatan hidup. Sehingga selama masa Adven ini, kita memperbaharui hidup dengan berusaha hidup sesudai dengan kehendak Tuhan. Ungkapan perwira yang kita dengan hari ini, kita ucapkan setiap hari manakala kita hendak menerima komuni suci. Namun apakah kalimat itu kita ungkapkan dengan kesungguhan hati sehingga kita berusaha untuk memperbaharui diri setiap saan? Banyak orang yang merasa dirinya baik, tidak membutuhkan pertobatan hidup dan bahkan menganggap dirinya sempurna sehingga tidak membutuhkan Tuhan dalam hidupnya. Semoga kita tidak menjadi bagian orang yang demikian.

3. Sikap hidup yang perlu kita bina adalah percaya akan Yesus yang mahakuasa dan sabda-Nya juga penuh kuasa.
Sekarang ini percaya kepada Yesus dan sabda-Nya bukan hal yang mudah. Iman kepada Yesus dan sabda-Nya berbenturan dan bahkan dirongrong oleh sikap hidup manusia yang lebih mengedepankan ilmu pengetahuan, kemajuan zaman dan tekhnologi dan akal budi manusia. Perwira yang digambarkan di atas, walau sudah memiliki pangkat, kuasa dan tentunya harta yang banyak, tetap datang dan percaya pada kuasa yang ada dalam diri Yesus. Mari kita juga membina iman kita yakni dengan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, Dia memiliki kuasa dalam diri-Nya dan sabda-Nya.

REFLEKSI PRIBADI:
1. Pada masa adven ini, tekadkanlah dalam diri Anda untuk mengurangi kesenangan Anda dan menyisihkannya untuk orang miskin dan ini dipersembahkan sebagai Aksi Natal.

2. Cobalah untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kecil.

3. Percayalah pada Yesus dan sabda-Nya.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)