Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN MASA NATAL: SABTU 28 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA NATAL: SABTU 28 DESEMBER 2013 
(Pesta Kanak-kanak Suci) 
1Yoh. 1:5 - 2:2; Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18 

BACAAN INJIL: 
 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." 

RENUNGAN : 
Kalau kita membayangkan peristiwa yang diceritakan dalam injil hari ini, tentu sangat mengerikan. Herodes begitu tega membunuh semua membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Kita bisa membayangkan bagaimana sadisnya pembunuhan itu, jeritan tangis anak-anak yang dibunuh dan tangisan orang tua mereka pasti terdengar dimana-mana. Itulah kesadisan yang diperbuat oleh Herodes hanya karena kerakusan, ambisi untuk mempertahankan kekuasaannya. 

Anak-anak kecil yang tidak tahu apa-apa itu menjadi korban dan mati dibunuh bukan karena kehadiran Yesus membuat mereka menjadi korban, tetapi kejahatan Herodeslah yang membuat mereka demikian. Herodes takut kehilangan kekuasaannya karena mendengar berita dari orang-orang majus bahwa telah lahir seorang raja di Betlehem. 

Lewat cerita yang menyedihkan ini, hendaknya kita belajar untuk menguasai ambisi dan kerakusan kita. Ambisi dan kerakusan yang berlebihan baik terhadap kekuasaan maupun harta kekayaan atau kesenangan diri seringkali membuat kita gelap mata, kita bisa saja dengan sadar ataupun tidak sadar akhirnya mengorbankan orang lain bahkan orang lain yang tidak punya salah apa-apa dengan kita. Kiranya hal demikian banyak kita alami dalam kehidupan sekarang ini. 

Begitu banyak orang yang begitu rakus akan kekuasaan dan kekayaan ataupun kesenangan diri sehingga banyak orang kecil atau miskin yang menjadi korban. Agar kita terbebasa dari ambisi dan kerakusan yang membuat kita mengorbankan orang lain, kita harus sadar bahwa semuanya itu tidak bisa menjamin kebahagiaan hidup kita. Kita harus menyadari bahwa hidup kita dan apa yang kita miliki itu adalah anugerah Tuhan. Tuhan menganugerahkannya kepada kita bukan untuk memuaskan ambisi atau kesenangan diri, tetapi hendaknya digunakan untuk melayani sesama sebagai bentuk memuliakan Tuhan. 

Kita juga mungkin mengalami seperti yang dialami oleh kanak-kanak yang menjadi martir. Kita mungkin menjadi korban atau dikorbankan oleh orang-orang yang rakus dengan kekuasaan atau kekayaan. Hal ini pasti membuat kita sedih. Namun bila hal itu terjadi, apalagi kalau kita menjadi korban karena iman kepada Yesus Sang Mesias, kita hendaknya tetap setia dalam iman. Dalam iman justru kita menjadi martir-martir Yesus Sang Mesias. 

Memang beriman kepada Yesus bukanlah hal yang mudah. Pasti kita akan banyak mengalami peristiwa yang hendak membunuh iman kita kepada Yesus. Hal itu juga dialami oleh Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria menjadi pelarian karena dan demi mempertahankan Yesus Sang Mesias yang lahir di tengah-tengah keluarga mereka. Walaupun demikian, Yusuf dan Maria tetap setia mendengarkan firman Tuhan. Yusuf dan Maria membawa Yesus ke tempat yang aman, jauh dari kebengisan Herodes yang hendak membunuh Dia. Mereka melakukan demikian, karena taat pada perindah Tuhan. 

Semoga kita juga hendaknya demikian, menjaga Yesus tetap hadir dalam hidup kita. Kita harus berjuang keras untuk menjaga Yesus dari orang-orang yang berusaha membunuh iman kita kepada Dia. Untuk itu, kita harus berani melaksanakan perintah Tuhan kepada kita. Juga agar iman kita tetap aman, kita harus membawa iman kita ke tempat yang aman, atau berusaha menghidarkan hidup dari ambisi, kerakusan dan kejahatan seperti yang ada dalam diri Herodes. Amin.

RENUNGAN MASA NATAL: JUMAT 27 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA NATAL: JUMAT 27 DESEMBER 2013 
(Pesta St. Yohanes) 
1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8 

BACAAN INJIL: 
 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. 

RENUNGAN : 
Sama seperti halnya dalam injil kemarin, hari ini juga kita disodori bacaan injil yang mengajak kita untuk merayakan kegembiraan natal. Dalam Perayaan Natal kita sangat bergembira karena Yesus Sang Mesias telah menjadi manusia, Dia hadir dan tinggal bersama kita. Apakah kegembiraan itu hanya kita rayakan pada hari raya natal saja? Tentu tidaklah demikian. 

Kehadiran Sang Mesias bkn hanya pada saat Hari Raya Natal saja tetapi dlm seluruh hidup kita. Maka kegembiraan Natal harus senantiasa kita rayakan dalam hidup kita karen akita percaya Yesus selalu hadir dl hidup kita sehari-hari. Kiranya hal itu bukanlah hal yang mudah untuk kita hanyati. Kehadiran Yesus dalam hidup kita seringkali kita yakini hanya ketika kita mengalami pengalaman yang menyenangkan atau manakala apa yang kita mohonkan seakan dikabulkan Tuhan. Namun ketika kita mengalami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, dan apabila kita mengalami penderitaan hidup, kita merasa seakan Tuhan tidak hadir dalam hidup kita, seakan Tuhan telah diambil orang dari hidup kita. 

Penderitaan dan persoalan hidup seringkali bisa ‘mengambil’ Tuhan dari hidup kita. Itulah yang dialami oleh para perempuan yang pergi ke kubur Yesus. Ketika mereka melihat makam kosong, mereka menganggap bahwa Yesus telah diambil dari kubur. Mereka berpikir demikian karena mereka diliputi oleh kesedihan disebabkan merasa kehilangan Yesus dari hidup mereka. Kesedihan yang mendalam membuat pikiran mereka tidak bisa berpikir logis. Sebab secara logika, tidak mungkin orang mengambil mayat Yesus dengan meninggalkan kain kafan terlipat dengan rapi. Kalau memang diambilpencuri, tentu juga dengan kain kafan yang membalut jenasah Yesus. Namun pikiran yang diliputi kesedihan yang mendalam membuat mereka tidak bisa mencerna apa yang mereka lihat. 

Namun murid yang dikasihi Tuhan justru berpikir sebaliknya. Dia mampu melihat misteri dari makam kosong dan kain kafan yang terlipat bagus. Murid itu percaya bahwa Yesus tidak dicuri orang tetapi Dia telah bangkit dari kematian, hidup kembali bersama para murid. Murid itu mampu demikian karena dia sungguh percaya pada Yesus dan apa yang pernah dikatakan oleh Yesus kepada mereka. Kiranya kitapun demikian, dalam menghadapi persoalan hidup. Kelahiran Yesus menjadi manusia, berarti Sang Mesias hadir dalam hidup kita. Kehadiran Yesus itu kekal selamanya. Tidak ada yang bisa mengambil atau mencuri Tuhan dari hidup kita kalau kita sungguh percaya pada Dia dan mendengarkan sabda-Nya. Dengan demikian, dengan merayakan Natal, kita kembali diyakinkan bahwa Tuhan mengasihi kita dan Tuhan senantiasa bersama kita. Amin.

RENUNGAN MASA NATAL: KAMIS 26 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA NATAL: 
KAMIS 26 DESEMBER 2013
(Pesta St. Stefanus) 
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22 

BACAAN INJIL: 
Kata Yesus kepada para muridNya: 'waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat'. 

RENUNGAN : 
Sungguh mengejutkan bahwa baru sehari kita merayakan Hari Raya Natal, kita sudah disodori injil yang mengigatkan kita akan tantangan yang akan kita hadapi dalam mengimani Yesus. Lebih mengherankan lagi kepada kita dikisahkan kisah Santo Stefanus Martir pertama yang mati demi mempertahankan imannya. Kegembiraan Natal itu seakan hendak dikaburkan dengan nasihat supaya berjaga-jaga dalam menghadapi tantangan iman. 

Sukacita dan bahagai Natal tentu masih bergema dalam hidup kita. Memang kita patut bersukacita pada hari Raya Natal ini, dan hendaknya sukacita itu tetap tinggal dalam hidup kita, bahkan kita wartakan. Natal bagi ktia adalah sukacita besar karena Sang Mesias penebus dosa kita sudah datang dan tinggal dalam hidup kita. Natal adalah pemberian diri Allah kepada manusia lewat kelahiran Yesus Sang Mesia yang menjadi manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. 

Pemberian diri itu memberi sukacita kepada manusia. Merayakan Natal juga berarti tidak hanya sekedar bersuka cita karena menikmati kasih Allah kepada kita, tetapi juga membalas kasih Allah dengan berani memberi diri kepada Allah. Inilah yang dihayati oleh Martir Santo Stefanus yang kita rayakan pada hari ini. Santo Stefanus memberikan diri dan nyawanya kepada Tuhan hingga dia mati demi imannya kepada Yesus. Dalam pemberian diri atau nyawa itu, Stefanus melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah. 

Stefanus tidak hanya sekedar melihat tetapi beroleh kabahagiaan surga dan kematiannya akan membawa dia pada kebahagiaan itu. Kiranya bila kira merayakan natal hanya sekedar bersukacita tanpa menghayati sikap pemberian diri pada Allah belumlah cukup. Merayakan natal tanpa pemberian diri pada Allah belumlah cukup menyatakan bahwa perayaan Natal itu menjadikan kita lahir baru menjadi manusia-manusia baru. Dengan pemberian diri kepada Allah, berarti kita lahir baru menjadi manusia-manusia baru. Pemberiaan diri tidak harus selalu seperti Santo Stefanus yang memberikan nyawanya untuk Tuhan dan dia rela mati. 

Tetapi pemberian diri pada Allah itu juga berarti dengan rela berkorban untuk Tuhan atau demi iman. Kerelaan berkorban itu tidak melulu berkorban nyawa, tetapi rela mengekang kesenangan diri demi iman kepada Tuhan, berani berbagi duka dengan Tuhan sehingga memberikan diri seutuhnya atau berpasrah seutuhnya kepada Tuhan atau mempercayakan diri pada kasih dan kuasa Tuhan. Pemberian diri pada Tuhan, akan nyata bila kita berani berbagi roti kehidupan yang kita terima dari Tuhan, kita bagikan kepada sesama kita.

Memang mungkin roti kehidupan yang ada pada kita tidaklah banyak, mungkin saja kita berpikir untuk diri kita saja roti itu tidak cukup. Namun dengan berbagi roti yang tidak cukup itu kepada sesama, itu berarti pemberian diri kita kepada Allah lewat sesama. Dengan pemberian diri yang demikian, kita tidak kehilangan hidup tetapi akan menyaksikan langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah, yang artinya kita akan beroleh kebahagiaan sejati. Amin.

RENUNGAN HARI RAYA MALAM NATAL: 24 DESEMBER 2013

RENUNGAN HARI  RAYA MALAM  NATAL: 24 DESEMBER 2013

BACAAN INJIL (Luk 2:1-14)

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat.”
Sekali peristiwa Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftar semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi walinegeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing ke kota asalnya. Demikian juga Yusuf. Ia pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tuna-ngannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka berada di Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Lalu dibungkusnya anak itu dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka, sehingga mereka sangat ketakutan. Maka kata malaikat itu kepada mereka, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.”
I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

RENUNGAN :
Para saudara,
Malam ini kita patut sungguh bersukacita, karena kelahiran Sang Mesias Penyelamat kita. Kelahiran Yesus memang merupakan kegembiraan besar bagi seluruh dunia, umat kristiani seluruh dunia bersukacita, bergembira merayakan natal. Kita pasti bisa menyaksikan kemeriahan natal yang dilakukan manusia untuk merayakan natal ini. Namun walaupun demikian, kelahiran Yesus dalam perayaan Natal ini adalah misteri besar bagi manusia dan hingga kita juga masih menimbulkan tanda tanya dan perdebatan bagi orang-orang yang tidak meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dijanjikan oleh Allah lewat para nabi.
Akhir-akhir ini, kembali kita membaca pernyataan atau pengumuman yang mengatakan, “Umat muslim haram mengucapkan selamat natal kepada orang-orang kristiani!” Umat muslim, haram merayakan Tahun Baru Masehi!” Fatwa ini dikumandangkan kembali sebelum menjelang nata. Alasan mereka adalah karena dengan mengucapkan selamat Natal, itu berarti mereka dianggap mengakui bahwa Yesus yang lahir adalah Mesias. Bagi mereka Yesus bukan Mesias, bukan Tuhan, hanya seorang nabi. Mereka juga bagi kita memang adalah hal yang sulit kita mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia. Secara manusiawi, kita sulit mengerti bagaimana mungkin Tuhan itu yang adalah kekal, Mahakuasa menjadi manusia, lahir dari seorang Perawan Maria.  Kita juga sulit mengerti Yesus Tuhan menjadi manusia dengan mengambil jalan kemiskinan karena lahir dari keluarga miskin. Yesus Tuhan menjadi manusia mau menjadi manusia dan tinggal bersama kita yang adalah manusia berdosa.

Memang semuanya itu sulit kita mengerti. Namun bagi kita itulah misteri cinta kasih Tuhan bagi kita. Semuanya itu bisa terjadi bukan karena manusia memang layak tetapi semata-mata karena cinta kasih Tuhan kepada kita. Tuhan yang selama dalam Perjanjian Baru tidak dikenal atau tidak dapat dilihat dengan mata, ingin dikenal oleh manusia dan bisa dilihat oleh manusia untuk itu Dia lahir dalam rupa manusia. Tuhan yang selama itu dikenal menakutkan, ingin menyatakan bahwa Tuhan itu penuh kasih, sehingga Dia datang ke dunia dan tinggal bersama kita. Pada saat itu,orang kehilangan keilahian kemanusiaannya akibat dosa, dengan kelahiran Yesus ke dunia dengan mengambil rupa manusia, ingin memulihkan keilahian manusia. Kelahiran Yesus Tuhan memulihkan hidup manusia yang telah dirusak oleh dosa, Tuhan sungguh menhargai hidup manusia. 

Pada masa itu orang sangat mengagungkan harta kekayaan, pangkat dan kuasa, justru Tuhan hadir dengan mengambil jalan kemiskinan dan kesederhanaan. Orang pada masa itu terutama orang-orang miskin dan menderita merasa tersingkirkan, disapa oleh Tuhan dengan mengambil jalan kemiskinan dan sebagai orang tersingkir. Yesus lahir dalam kegelapan dan kesunyian di Betlehem, tanpa keramaian dan gemerlapnya lampu-lampu ataupu sorak-sorai manusia, hanya para malaikat yang bersorak-sorai atas kelahiran Yesus.
Oleh karena itu, Natal bagi kita adalah sukacita besar, sebab Yesus yang lahir memulihkan kembali hidup kita yang sudah rusak karena kedosaan manusia. Dia menyatakan kasih-Nya kepada kita, dan hendak tinggal bersama dengan kita sehingga kita senantiasa dapat merasakan kasih-Nya. Dia ingin mengalami semua yang kita alami kecuali dalam hal dosa, Dia ingin mengajak kita hidup seturut kehendak Tuhan. Dia datang membawa damai bagi kita manusia. Dia mendamaikan kita dengan Tuhan sehingga kita bisa langsung bertemu dengan Tuhan lewat Yesus Sang Mesias.

Yesus datang membawa damai atau kasih Tuhan kepada semua orang terutama orang-orang miskin, orang-orang tersingkirkan dan juga orang yang merasa hidup ini penuh dengan kegelapan. Kelahiran Yesus dalam kegelapan di Betelehem menjadi lambang hidup manusia yang penuh dengan kegelapan karena persoalan hidup, karena penderitaan, karena kejahatan sehingga tiada harapan untuk hidup lebih baik, maka Yesus yang lahir membawa terang baru yakni kasih Tuhan yang menyertai manusia. Yesus datang membawa makna baru bagi manusia bahwa jalan sukacita dan hidup bahagia bukanlah ditentukan oleh gemerlapnya dunia tetapi kesediaan menerima Yesus Sang Mesias.

Para saudara,
Yesus akhirnya terpaksa lahir di kandang domba di Betlehem bukan karena Allah merencanakan demikian, namun karena manusia menolak Dia. Sebagaimana kita ketahui dalam injil, dikatakan bahwa ketika tiba saatnya bagi Maria untuk bersalin, tidak ada tempat bagi mereka di penginapan. Memang benar bahwa bisa jadi penginapan saat itu penuh dengan tamu-tamu yang juga dalam perjalanan mengadakan sensus penduduk. Namun kiranya dengan melihat kondisi Maria saat itu, si pemilik penginapan harusnya peka dan memberi tumpangan. Namun kiranya hal itu tidak terjadi. Pemilik penginapan itu menolak tentu karena mereka miskin, dia tidak mau repot manakala tiba waktunya Maria melahirkan anaknya di penginapan itu, pemilik penginapan tidak mau repot dan rugi karena tamu-tamunya akan protes karena kejadian Maria melahirkan di tempat itu. Sungguh dia hanya memikirkan diri sendiri, tidak peduli dan tidak mau repot bagi sesama. Dia menolak kelharian Yesus dengan menolak Maria dan Yusuf yang miskin.

Merayakan natal kiranya kita menjauhkan sikap seperti pemilik penginapan itu. Kitapun mungkin menolak kelahiran Yesus dalam diri kita atau keluarga kita, manakala kita hanya sibuk memikirkan diri sendiri, sibuk mencari kesenangan dan hanya sibuk mencar atau mengumpulkan harta dunia sehingga kita tidak mau repot untuk orang lain, tidak peka dengan sesama kita yang membutuhkan pertolongan. Betapa sering hal ini kita lakukan. Kita menolak kelahiran Yesus Sang Mesias manakala kita tidak peka kepada orang miskin dan tidak mau repot dengan mereka. Oleh sebab itu, merayakan Natal berarti kita peka terhadap sesama yang miskin, kita tidak hanya sibuk dengan urusan pribadi, tidak hanya sibuk dengan pekerjaan, tidak hanya sibuk dengan mencari kesenangan diri. Merayakan Natal juga berarti kita harus siap berjalan menuju Betelehem yang gelap dan sunyi, itu berarti kita harus berani meninggalkan gemerlap dunia, meninggalkan atau tidak terikat dengan kesenangan diri atau dunia dengan hidup miskin dn sederhana. Merayakan natal berarti kita mau menuju Betelehem dengan berusaha pergi bertemu dengan orang-orang yang merasa hidupnya gelap karena kemiskinan, karena tersingkirikan atau disingkirkan, menemui orang-orang menderita dan kita membawa terang kasih Yesus Sang Mesias kepada mereka. Sehingga kita seperti para malaikat berkata kepada mereka :  “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud.” Semoga sukacita Natal bergema dalam hidup kita dan dapat dirasakan oleh banyak orang. Amin.

RENUNGAN HARI RAYA NATAL(FAJAR): 25 DESEMBER 2013

RENUNGAN HARI RAYA NATAL(FAJAR): 
25 DESEMBER 2013 
Yes. 62:11-12; Mzm. 97:1,6,11-12; Tit. 3:4-7; Luk. 2:15-20. 

BACAAN INJIL (Luk 2:15-20) 
"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan si Bayi." 

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendapati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat; semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 

RENUNGAN : 
 'Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita', kata gembala satu kepada yang lain. Mereka merasa mendapatkan kabar sukacita yang memang perlu ditanggapi. Para gembala adalah orang-orang kecil, orang-orang miskin, orang yang mungkin tersingkir yang penuh harapan akan hidup yang lebih baik lagi. 

Kabar gembira selalu membahagiakan umat manusia. Lalu mereka cepat-cepat berangkat bukan sekedar memuktikan yang dikatakan oleh malaikat Tuhan kepada mereka, tetapi karena mereka menanggapi kabar sukacita yang membawa damai dan harapan baru bagi mereka dan bagi manusia. Di tempat sebagaimana dikatakan oleh malaikat Tuhan, mereka menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 

Apa yang dikatakan kepada mereka sungguh benar. Ketika mereka melihat-Nya, mereka dengan sukacita memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Mereka saling meneguhkan dengan pengalaman yang mereka terima bersama dari para malaikat. Semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Mendengar cerita mereka, Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 

Setelah bertemu dengan Sang Mesias yang lahir, mereka kembali dengan penuh cukacita sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 

Kelahiran Yesus adalah kedatangan sang Mesias. Dengan kelahiran Yesus kita tidak hanya mengenal Allah dalam diri Yesus Kristus tetapi malahan Tuhan tinggal bersama dengan kita. Dia datang membawa damai surgawi kepada manusia bahwa Tuhan mengasihi kita, Tuhan menghendaki manusia menikmati kasih-Nya dan karena itu, Tuhan ingin tinggal bersama dengan manusia dalam hidup manusia. Kedatangan para gambala adalah kedatangan mereka, orang-orang yang merindukan hidup lebih baik, orang yang merindukan kasih dalam hidupnya dan orang yang mengharapkan dirinya untuk diselamatkan. Maka tepatlah kalau 'mereka disebut bangsa kudus, orang-orang tebusan TUHAN' (Yes 62), karena memang mereka adalah orang orang yang menghendaki keselamatan. 

Mereka datang ke Betlehem bukan sekedar membuktikan bahwa Dia telah datang, melainkan mereka ingin menikmati keselamatan itu. Sebab kabar malaikat bahwasannya 'hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud' benar-benar suatu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Mereka semua merindukanNya. 

Seruan para gembala, “'Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita' ini ditujukan kepada kita. Para gembala itu mengajak kita untuk pergi ke Betlehem, menemui Sang Mesias yang telah datang. 

Kita pun adalah orang-orang yang dapat mencontoh para gembala yang dengan sukacita datang kepadaNya. Kita hendaknya mau datang kepadaNya, karena kasih karunia yang telah dilimpahkan kepada kita. Kita mau datang kepada Yesus karena kita hendak mengucapkan syukur dan terima kasih kepadaNya, sebab memang 'Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita'. 

Kita 'sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya' memberanikan diri datang kepadaNya, karena kita yakin bahwa kita adalah orang-orang yang 'berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita'. Kita datang kepada-Nya bukan sekedar ingin menyaksikan keajaiban Tuhan, tetapi datang untuk percaya kepada Dia bahwa Dia adalah Tuhan Sang Penyelamat kita. 

Dengan merayakan Natal: 
Pertama, kita bersyukur kepada Tuhan sang Empunya kehidupan yang telah datang ke dunia dengan menjadi Manusia; kita bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepadaNya, karena memang Dia rela datang, bukan karena perbuatan baik kita, melainkan karena kasih karuniaNya. 

Kedua, kita memperteguh pengharapan kita untuk hidup kekal bersamaNya. Karena memang Dia datang ke dunia menjadi Manusia, agar kita menjadi anak-anak Allah, sebuah pertukaran suci, yang semuanya akan terealisir pada kedatanganNya kembali, bukan dalam rangkulan kain lampin, melainkan dalam kemuliaan yang penuh semarak. 

Ketika : kita datang kepada ke Betlehem bukan hanya sekedar ingin meyaksikan keajaiban Tuhan. Kita merayakan natal bukan sekedar melaksanakan kewajiban agama tetapi karena kita percaya kepada Dia bahwa Dia adalah Tuhan Penyelamat kita sehingga kita menyambah Dia, berpengharapan hanya kepada Dia. Kita percaya kepada Dia karena Dia telah mengasihi kita, Dia menawarkan kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan kekal sehingga kita ingin menikmatinya yang hanya kita peroleh dalam Dia. Sehingga kita yang merayakan Natal memuji dan memuliakan Tuhan dalam hidup kita. 

Keempat, baiklah kita seperti para gembala itu, yakni kita menyerukan kelahiran Sang Mesias dan mengajak orang lain untuk datang kepada Yesus Sang Mesias, mengajak mereka untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang sangat mengasihi kita, Dialah penyelamat kita yang mau tinggal bersama dengan kita. 

Semoga perayaan Sukacita Natal bergema dalam hidup kita dan kita gemakan dalam hidup kepada semua orang. Amin.

BACAAN HARI RAYA NATAL(FAJAR): 25 DESEMBER 2013

BACAAN HARI RAYA NATAL(FAJAR): 
25 DESEMBER 2013 
Yes. 62:11-12; Mzm. 97:1,6,11-12; Tit. 3:4-7; Luk. 2:15-20. 

BACAAN I (Yes 62:11-12)
 "Lihat, Penyelamatmu datang!" 

Pembacaan dari Kitab Yesaya: Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi! Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang; sesungguhnya, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebutkan mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan Tuhan", dan engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan". Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. 

MAZMUR TANGGAPAN (PS 806; Mzm 97:1.6.11-12) 
ULANGAN : Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang. 

AYAT: 
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. 

2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus. 

 BACAAN II (Tit 3:4-7) 
"Kita diselamatkan seturut belas kasih-Nya" 

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus: Saudara-saudara, kami ingin agar kamu mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Karena itu hendaklah kamu saling menghibur dengan perkataan-perkataan ini. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah 

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 953; Luk 2:14) 
Refren. Alleluya, Alleluya. 
Ayat. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya. 

BACAAN INJIL (Luk 2:15-20) 
"Mereka mendapati Maria, Yusuf dan si Bayi." 

Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendapati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat; semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

BACAAN HARI MALAM NATAL: 24 DESEMBER 2013

BACAAN HARI MALAM NATAL: 
24 DESEMBER 2013 
Yes. 9:1-6; Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14. 

BACAAN I (Yes 9:1-6) 
 “Seorang Putra telah diberikan kepada kita.” 

Pembacaan dari Kitab Yesaya: Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Engkau, ya Tuhan, telah banyak menimbulkan sorak-sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-Mu seperti orang bersukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Median. Setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah diberikan kepada kita. Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan orang menyebut dia: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besarlah kekuasaannya dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas tahta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan me-ngokohkan kerajaannya itu dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini. 
Demikianlah sabda Tuhan 
U. Syukur kepada Allah. 

MAZMUR TANGGAPAN (PS 806) 
Refren: 
Hendaklah langit bersukacita, dan bumi bersorak sorai di hadapan wajah Tuhan kar'na Ia sudah datang. 
Mazmur: 
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan menyanyilah bagi Tuhan hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya. 

2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. 

3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atas-Nya, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! dan segala pohon di hutan bersorak- sorai. 

4. Biarlah bersukaria di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya. 

 BACAAN II (Tit 2:11-14) 
 “Kasih karunia Allah sudah nyata bagi semua orang.” 

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus: Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan pe-nyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. 
Demikianlah sabda Tuhan 
U. Syukur kepada Allah 

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 953) 
Refren. Alleluya, Alleluya. Ayat. Kabar gembira kubawa kepadamu. Pada hari ini lahirlah penyelamat dunia, Tuhan kita Yesus Kristus. 

BACAAN INJIL (Luk 2:1-14) 
 “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat.” 

Sekali peristiwa Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftar semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi walinegeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing ke kota asalnya. Demikian juga Yusuf. Ia pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tuna-ngannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka berada di Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Lalu dibungkusnya anak itu dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka, sehingga mereka sangat ketakutan. Maka kata malaikat itu kepada mereka, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.” I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. 

RENUNGAN MASA ADVEN : SENIN 23 DESEMBER 2013

RENUNGAN MASA ADVEN : SENIN 23 DESEMBER 2013 
(Yohanes dr Kety) 
Mal. 3:1-4; 4:5-6; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk. 1:57-66 

BACAAN INJIL: 
Pada saat itu genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. 

RENUNGAN : 
Sebagaimana dijanjikan oleh Tuhan kepada Zakharia melalui malaikat Tuhan, akhirnya Elisabet istrinya melahirkan seorang anak. Tuhan menepati janji-Nya kepada Zakharia dengan kelahiran anak mereka. Kelahiran anaknya itu sungguh kegembiraan besar bagi Zakharia dan Elisabet isterinya karena mereka sudah lama menantikan dan memohonkannya kepada Tuhan. 

Bagi mereka kelahiran anaknya itu adalah suatu mukjizat dari Tuhan karena mereka mendapatkan anak dari Tuhan justru pada masa tua mereka. Kelahiran anaknya itu juga menimbulkan keheranan dan kegembiraan bagi banyak orang pada masa itu, yakni orang-orang sekitar keluarga ini. Ketika tiba waktu untuk memberi nama pada anak itu, orang banyak yang bersukacita dengan keluarga Zakharia hendak memberi nama ayahnya Zakharia sebagaimana kebiasaan pada masa itu. Namun Elisabet tidak setuju dan mengatakan bahwa namanya adalah Yohanes. Kita tidak tahu pasti mengapa Elisabet memberi nama seperti yang telah dikatakan oleh Malaikat Tuhan kepada Zakharia: Apakah Zakharia pernah menceritakan nama yang dikatakan malaikat Tuhan kepadanya atau tidak, kita tidak tahu. 

Namun kemungkinan besar, Elisabet sadar bahwa anak yang dilahirkannya adalah pemberian atau karunia Tuhan atas mereka, karena jelas sebenarnya mereka tidak bisa memperoleh anak, dia sadar bahwa dirinya tidak mungkin punya anak apalagi sudah tua. Elisabet sadar bahwa anak yang dia lahirkan adalah pemberian atau karunia Tuhan sehingga dia menamai anak itu Yohanes yang artinya Tuhan yang memberi karunia. Apa yang dikatakan atau nama yang diusulkan oleh Elisabet ternyata itu juga yang dikatakan oleh Zakharia. Ketika orang banyak itu menanyakan kepada Zakharia soal nama anak itu, Zakharia menuliskan nama Yohanes menjadi nama anak itu, dan pada saat itu pula Zakharia yang semula bisa karena ketika percayaannya akan janji Tuhan bahwa dia akan mendapatkan seorang anak menjadi bisa berbicara kembali. 

Tuhan telah menepati janjinya kepada Zakharia dan Zakhariapun menepati janji atau melakukan seperti yang dikatakan oleh Tuhan lewat malaikat Tuhan yakni memberi nama Yohanes seperti yang dikatakan oleh Malaikat Tuhan kepada dia. Peristiwa itu sungguh membuat heran banyak orang pada saat itu. Kelahiran Yohanes adalah pemberian Tuhan yang membawa sukacita kepada keluarga Zakharia dan juga bagi banyak orang pada masa itu. 

Kelahiran anak itu adalah tanda mukjizat Tuhan bagi keluarga itu karena mereka sebenarnya tidak dapat beroleh anak, mereka sudah lama memohonkannya kepada Tuhan dan akhirnya Tuhan memberikannya kepada mereka. Allah menepati janjinya kepada Zakharia dengan kelahiran anaknya, demikianpun Tuhan akan menepati janjinya kepada kita lewat kelahiran Yesus Sang Mesias yang kita nanti-nantikan. Yohanes anak Zakharia membawa sukacita bagi banyak orang pada masa itu, namun kelahiran Yesus Sang Mesias lebih menggemberikan lagi karena Dia adalah Tuhan yang menghapus dosa-dosa manusia, Dia yang akan menyelamatkan kita. Kelahiran Yesus yang kita nantikan adalah bukti nyata kasih Tuhan kepada kita, Tuhan bukan hanya sekedar memberi karunia tetapi Tuhan sendiri memberikan diri-Nya bagi kita. 

Oleh sebab itu baiklah kita bersukacita menyambut kelahiran Sang Mesias yang kita nanti-nantikan kedatangan-Nya. Zakharia dan Elisabet menyadari bahwa anak mereka adalah karunia Tuhan. Mereka menyadari bahwa kelahiran anak mereka adalah keajaiban dari Tuhan dan karena Tuhan yang memberikan karunia kepada mereka. Kelahiran dan hidup kita juga adalah keajaiban dari Tuhan dan karena Tuhan memberikan karunia hidup bagi kita. 

Hidup kita adalah pemberian Tuhan. Tuhan memberi karunia kita tidak hanya dengan memberi kita hidup atau dilahirkan ke dunia ini, tetapi Tuhan berjanji akan senantiasa memelihara hidup kita. Tuhan tidak pernah ingkar janji akan kasih-Nya kepada kita. Oleh sebab itu, karena Tuhan telah memberi kita hidup dan akan menepati janjinya kepada kita, maka baiklah kita juga seperti Zakharia melaksanakan apa yang disabdakan atau setia melaksanakan firman Tuhan kepada kita. Bila kita setia melaksanakan firman yang dikatakan Tuhan kepada kita, maka kelahiran dan hidup kita akan membawa sukacita bagi banyak orang. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 22 Desember 2013 (HARI MINGGU ADVEN IV)

RENUNGAN  HARI MINGGU: 22 Desember 2013 
(HARI MINGGU ADVEN IV) 
Yes. 7:10-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Rm. 1:1-7; Mat. 1:18-24 


INJIL : Mat. 1:18-24 
“Yesus lahir dari Maria, tunangan Yusuf, anak Daud.” 

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, 

RENUNGAN : 
Percaya berarti mendengarkan dan melaksanakan firman Tuhan. Dengan percaya, kita ikut ambil bagian menghadirkan kebahagiaan dari Tuhan dalam hidup bagi kita dan juga bagi sesama. Dengan percaya itu berarti Allah hadir dalam hidup kita, bagi kita dan bagi sesama. Para saudara, Percaya sepenuh hati kepada Tuhan bukanlah mudah, sebab seringkali pikiran dan kehendak Tuhan sulit kita mengerti dan bahkan seringkali membingungkan kita. 

Bukan suatu yang luar biasa kalau seringkali kehendak Tuhan tidak seperti yang kita kehendaki. Kita mungkin punya pengalaman bahwa apa yang kita mohonkan pada Tuhan seakan tidak dikabulkan atau apa yang diberikan Tuhan tidak seperti yang kita inginkan atau dambakan. Kita sulit mengerti mengapa hidup orang-orang beriman seakan tidak lebih baik daripada hidup orang yang tidak beriman. 

Kita sering mendengar bagaimana hidup orang-orang beriman, orang benar yang berakhir sangat menyedihkan, sedangkan hidup orang yang tidak beriman hidupnya tampak lancar, penuh sukacita dan seakan bahagia. Malahan tidak jarang kita menggugat Tuhan dengan berkata, “Kalau memang Tuhan itu Mahakuasa dan Mahakasih, mengapa Dia membiarkan orang-orang beriman menderita dalam hidup? Mengapa Tuhan membiarkan kejahatan itu tetap ada dalam hidup ini? Kiranya masih banyak pertanyaan yang seringkali diajukan oleh manusia kepada Tuhan. Manusia sering menggugat Tuhan. 

Namun seringkali manusia mengaku dirinya percaya kepada Tuhan tetapi tidak dalam kehidupannya. Hal inilah yang terjadi dalam diri Ahas pada bacaan I. Pada saat itu Ahas bersama rakyatnya sangat ketakutan atas serangan bangsa lain musuh mereka. Yesaya diutus oleh Tuhan untuk memberitahukan agar Ahas tidak usah takut dan gentar karena Tuhan akan melindungi mereka. Namun kiranya Ahas kurang menanggapi seruan Tuhan lewa Yesaya oleh sebab itulah Yesaya meminta sesuatu dari Tuhan, Tuhan pasti mendengarkannya. Yesaya ingin meyakinkan Ahas namun Ahas malah menjawab, "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN." 

Sepintas jawaban Ahas tampak baik. Namun kalau memang baik, atau ungkapan imannya yang tidak mau mencobai Tuhan, kenapa Yesaya malah marah? Yesaya tampaknya marah karena jawaban Ahas bukan karena dia percaya kepada Tuhan, namun karena Dia tidak percaya bahwa Tuhan akan membantu dia, dia seakan tidak yakin dengan apa yang disampaikan oleh Yesaya. Ahas lebih yakin pada bangsa lain dengan meminta bangsa lain untuk menolong dia dalam melawan musuh-musuh mereka dan dia sudah merencanakan hal itu. Yesaya tersinggung karena Ahas tidak percaya akan perlindungan Tuhan atas bangsa itu. Oleh karena itu Yesaya menubuatkan bahwa Allah sendiri akan menyatakan kasih-Nya kepada mereka dengan nubuat, “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” 

Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya, itulah yang terjadi dalam kelahiran Yesus Sang Mesias. Marialah perempuan muda yang dikatakan dalam nubuat Yesaha dan Yesus lah Immanuel itu. Namun apa yang dinubuatkan oleh Yesaya baru terlaksana setelah tujuh ratus tahun kemudian, sebab Yesaya hidup tujuh ratus tahun sebelum kelharian Yesus Sang Mesias. Mengapa baru sekian lama Allah menggenapi nubuat itu? Kita tidak tahu. Itulah misteri cinta kasih Allah. 

Di dalam Injil juga, kita mendengarkan bagaimana pengalaman iman Yusuf tunangan Maria. Yusuf pasti mengalami pergolakan iman ketika mengetahui bahwa tunanangannya mengandung padahal mereka belum menikah. Yusuf juga pasti kaget dan tidak menduga mengapa hal itu terjadi pada Maria. Yusuf pasti tidak menyangka bahwa Maria yang dia kenal baik, sederhana dan beriman ternyat sudah mengandung. Yusuf bimbang apakah menerima Maria dalam kondisi demikian atau menceraikannya diam-diam. 

Akhirnya Yusuf sudah memutuskan untuk menceraikan Maria dengan diam-diam, dia tidak mau mengadukan Maria dan persoalan itu kepada pengadilan, karena dia tidak menghendaki Maria mendapat hukuman. Ketika dia sudah berencana menceraikan Maria secara diam-diam, malaikat Tuhan menyatakan diri kepadanya dalam mimpi. Malaikat itu menjelaskan kepada Yusuf bahwa anak yang dikandung oleh Maria berasal dari Roh Kudus, bukan karena Maria selingkuh dengan laki-laki lain. Malaikat itu juga menjelaskan bahwa anak yang akan dilahirkan oleh Maria adalah anak laki-laki dan dia akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. 

Malaikat itu juga menjelaskan bahwa Anak yang akan lahir itu adalah Immanuel yang dijanjikan Allah sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi. Yusuf mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan yang diterimanya dalam mimpi, sehingga dia tanpa ragu mengambil Maria menjadi istrinya. Kalau kita tadi mendengar bahwa Ahas kurang percaya akan sabda Tuhan yang dinyatakan oleh nabi Yesaya, berbeda halnya dengan Maria dan Yusuf yang percaya dan mendengarkan Sabda Tuhan. 

Maria adalah wanita yang percaya pada Tuhan, dia mendengarkan dan melaksanakan perintah Tuhan, karena kepercayaannya, maka Sang Mesias yang telah dijanjikan lewat para nabi akhirnya datang ke dunia ini. Iman Yusuf juga kiranya berperan dalam kedatangan Sang Mesias. Iman Yusuf yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya akhirnya ikut berperan akan kehadiran Sang Mesias yang pada akhirnya dirasakan oleh banyak orang dan juga oleh kita sendiri. 

Kita patut bersyukur atas iman Maria dan Yusuf sehingga keselamatan itu datang dan tinggal bersama kita dalam diri Yesus Sang Mesias yang kelahiran-Nya hendak kita rayakan. Hari ini kita diteguhkan kembali bahwa Yesus adalah Sang Mesias yang dijanjikan oleh Tuhan, kelahiran-Nya kita nantikan dan akan kira rayakan pada hari Raya Natal nanti. 

Oleh sebab itu, baiklah kita mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapan yang terutama kita lakukan adalah memperbaharui iman kita. Sebagaimana iman Maria dan Yusuf sangat berperan dalam kehadiran Sang Mesias, maka iman kita hendaknya kita perbaharui. Iman itulah yang membuat kita meyakini dan merasakan kehadiran Yesus dalam hidup kita. Dengan beriman, kita berarti menghadirkan Yesus dalam hidup kita, menghadirkan keselamatan Tuhan dan pada akhirnya berkat iman kita, orang lain juga akan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. 

Kalau kita tidak memperharui iman kita, kita tidak akan sanggup merasakan dan meyakini kehadiran Tuhan dalam perayaan Natal nanti, sehingga perayaan natal bagi kita hanya perayaan liturgi gereja belaka. Memang kelahiran Yesus Sang Mesias menjadi manusia lewat Bunda Maria sulit kita menggerti, seperti banyak hal yang sulit kita mengerti. Seperti Maria dan Yusuf sendiri tidak sepenuhnya mengerti akan kehendak Tuhan atas mereka, atas perintah yang harus mereka jalani. Namun walaupun demikian, mereka setia mendengarkan dan melaksanakan perintah Tuhan. Demikianpun kiranya kita, hendaknya kita setia mendengarkan dan melaksanakan perintah Tuhan, kita harus yakin bahwa Allah berserta kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)