Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XXIII : MINGGU 9 SEPTEMBER 2012

BACAAN HARI MINGGU BIASA KE XXIII : 
MINGGU 9 SEPTEMBER 2012 
Yes 35:4-7a, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 2:1-5, Mrk 7:31-37 

BACAAN I: Yes 35:4-7a, 
 “Telinga orang tuli akan dibuka, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai.” 

Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. 

MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 146:7,8-9a,9bc-10 
Ulangan: Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi. 

Ayat: 
1. Tuhan menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung. 

2. Tuhan membuka mata orang buat, dan menegakkan oarng yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar, dan menjaga orang-orang asing. 

3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jlan orang fasik dibengkogkkan-N7a. Tuhan itu raja untuk selama-lamanya, Allahmum ya Sion, turun temurun! 

 BACAAN II: Yak 2:1-5 
 “Bukanlah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh duni ini untuk menjadi ahli waris Kerajaan?” 

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia 

BACAAN INJIL: Mrk 7:31-37 
“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.” 

Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. 

Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU, 8 SEPTEMBER 2012 (Pesta Kelahiran SP Maria)

RENUNGAN HARI BIASA: 
SABTU, 8 SEPTEMBER 2012 
(Pesta Kelahiran SP Maria) 
 Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30,Mzm 13:6ab,6cd, Mat 1:1-16,18-23 

BACAAN INJIL: 
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita. 

RENUNGAN: Bila kita membaca silsilah ini, kita menemukan Maria bukanlah keturunan Daud. Maria menjadi bagian dari keturunan Daud karena Yusuf menjadi suaminya. Sehingga mungkin kita berpikir bahwa silsilah ini kurang menggambarkan tentang kelahiran Maria sebagaimana kita pestakan hari ini. Memang Injil tidak menceritakan bagaimana kelahiran Maria seperti kelahiran Yohanes Pembaptis. 

Namun dari bacaan hari ini, kita bisa melihat bahwa Allah selalu menyertai dan peduli akan hidup manusia. Penginjil lewat silsilah ini dan sampai pada akhirnya Maria menjadi istri Yusuf mau mengatakan bahwa sebagaimana Allah menyertai dan peduli akan hidup manusia, demikianpun tentunya dilakukan Allah terhadap Maria. Allah sudah sejak semula memilih, memnghendaki dan merencanakan Maria sebagai perantara kelahiran Yesus yang disebut dari keturuan Daud. Untuk itu Allah menyertai Maria dan turut bekerja supaya rencana yang indah atas hidup Maria dapat terwujud yakni lewat Yusuf yang tulus hati akhirnya menerima Maria menjadi isterinya walau diketahui sudah mengandung dari Roh Kudus sebelum menikah. Ini tentu bukan suatu kebetulan, tetapi rencana Allah dalam hidup Maria maupun Yusuf. 

Namun ini bukan berarti bahwa Maria maupun Yusuf sudah ditakdirkan hidup demikian dan mereka bukan berarti tidak punya hak bebas akan hidup mereka. Allah tetap menghargai kebebasan Maria maupun Yusuf . Hal ini tampa dari ungkapan Maria ketika mendengar dari malaikan Gabriel bahwa dia akan mengandung dari Roh Kudus, “Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"( Luk 1:34) Maria bebas atas hidupnya, tetapi dia lebih memilih taat kepada rencana dan kehendak Allah dibanding dengan mengikuti kebebasannya. Demikian juga halnya dengan Yusuf. Yusuf juga menggunakan kebebasannya dengan rencan untuk menceraikan Maria dengan diam-diam karena Maria sudah mengandung dari Roh Kudus. Namun Yusuf juga memilih lebih taat dan melaksanakan kehendak Allah untuk dirinya yang dinyatakan dalam mimpinya. Sehingga lewat Pesta Kelahiran bunda Maria, kepada kita dikatakan bahwa Allah sudah menjadikan Maria dan Allah punya rencana indah atas hidup Maria. Allah juga menghargai kebebasan Maria untuk memilih dan melaksanakan kehendak Allah itu, tetapi Maria lebih memilih taat dan melaksanakan kehendak Allah itu. Keputusan Maria untuk taat pada rencana dan kehendak Allah mendatangkan rahmat bagi banyak orang yakni kelahiran Yesus Sang Mesias. Allahpun tidak tinggal diam, tetapi Allah menyertai dan memberkati Maria dalam hidupnya. 

Demikianpun halnya hidup kita, tidak ada diantara kita yang hidup secara kebetulan. Kita lahir dan hidup karena memang Allah-lah yang memberi kita hidup dan menghendaki kita hidup. Sejak kita lahir, Allah juga punya rencana indah atas hidup kita dan Allah pasti akan selalu menyertai hidup kita apalagi kalau kita lebih memilih rencana dan kehendak Allah atas hidup kita. Hanya yang menjadi persoalannya adalah kita seringkali tidak memilih untuk taat pada rencana dan kehendak Allah atas hidup kita. Kita lebih memilih kehendak dan kebebasan kita sendiri. Padahal kalau kita menjatuhkan pilihan pada rencana dan kehendak Allah atas hidup kita, Allah tidak akan tinggal diam, tetapi Allah akan memberkati, melindungi dan ikut bekerja agar rencana dan kehendak-Nya itu dapat terwujud. Bila kita memilih taat pada rencan dan kehendak Allah atas hidup kita, kita akan beroleh kebahagiaan hidup dan kebahagiaan itu juga dapat dinikmati oleh banyak orang. 

Oleh sebab itu, kita harus yakin bahwa hidup kita bukan suatu kebetulan, tetapi diberikan oleh Allah dan Allah punya rencana indah atas hidup kita. Sehingga kita harus bersyukur atas hidup yang kita peroleh dan kita berusaha selalu mewujudkan rencana Allah atas hidup kita supaya kita beroleh kebahagiaan hidup. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT, 7 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: 
JUMAT, 7 SEPTEMBER 2012 
1Kor 4:1-5, Mzm 37:3-4,5-6,27-28,39-40, Luk 5:33-39 

BACAAN INJIL: 
Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik. 

RENUNGAN: 
 Berpuasa dan berdoa merupakan kewajiban bagi orang yang beriman. Oleh sebab itulah orang-orang Farisi begitu heran ketika mereka melihat bahwa murid-murid Yesus tidak berpuasa. Bagi mereka seakan Yesus tidak mengajarkan kebiasaan baik itu kepada para murid-Nya. Tentu Yesus bukannya tidak mengajarkan hal itu kepada para murid-Nya. Namun justru kesempatan itu digunakan oleh Yesus untuk menerangkan makna puasa dan doa. 

Yesus mengajarkan bahwa puasa dan doa hendaknya menjadi jalan untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Puasa dan doa bukan menjadi tujuan akhir, tetapi persatuan dengan Tuhan itulah yang menjadi tujuan akhir. Orang-orang Farisi melaksanakan puasa dan doa tetapi mereka tidak semakin bersatu dengan Tuhan, dan bahkan di hadapan mereka telah hadir Tuhan yakni Yesus, tetapi mereka tidak mengenal Yesus dan tidak merasakan persatuan dengan Allah dalam diri Yesus. Puasa dan doa yang mereka lakukan hanya sekedar melakukan kewajiban, tidak membawa mereka pada iman kepada Yesus. Jawaban Yesus yang mengatakan, "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang telah hadir di tengah-tengah mereka. Oleh sebab itu, para murid bergembira karena bersatu dengan Yesus Tuhan. 

Puasa dan doa adalah bagian dari banyak ulah kesalehan lain yang bisa kita lakukan. Dengan sabda Yesus hari ini kita diajak merenungkan, “Bagaimana ulah kesalehan yang kita lakukan selama ini, apakah semakin mendekatkan diri kita dengan Tuhan? Atau kita lakukan hanya sekedar rutinitas atau kewajiban belaka, atau hanya sekedar mencari hormat? Mungkin saja selama ini masih banyak orang yang melakukan puasa, doa dan ulah kesalehan lain, tetapi hidupnya tidak semakin dekat dengan Tuhan. Ada orang yang berkali-kali melakukan ziarah rohani, tetapi hidupnya tidak semakin dekat dengan Tuhan. Hidup yang semakin dekat dengan Tuhan adalah hidup dalam manusia baru dalam Tuhan. Hidup menjadi manusia baru dalam Tuhan, adalah hidup sesuai dengan sabda dan kehendak Tuhan. Sebab sebagaimana dikatakan Yesus, anggur yang baru harus dimasukkan ke dalam kantong yang baru. Janganlah kata beriman tetapi masih bertahan pada hidup yang lama sebelum mengenal Yesus. Amin.

Berbagi Berita: Paus: Orang Kristen tidak boleh takut dicap intoleran

Paus: Orang Kristen tidak boleh takut dicap intoleran

 Paus Benediktus XVI mengatakan kepada sebuah kelompok mantan mahasiswanya bahwa orang Kristen tidak boleh takut untuk menegakkan kebenaran etis meskipun takut dicap “intoleran.” “Saat ini, konsep-konsep kebenaran dan intoleransi hampir menyatu bersama-sama, sehingga untuk mengatakan bahwa seseorang memiliki kebenaran menjadi identik dengan intoleransi. 

Dan kita sebagai orang Kristen tidak berani untuk meyakinkan atau berbicara tentang kebenaran itu,” kata Paus dalam homilinya selama Misa Minggu pagi di Castel Gandolfo, Vatikan. Misa, yang diadakan pada 2 September di kediaman musim panas Paus itu menandai penutupan dari Ratzinger Schülerkreis (Kalangan Mahasiswa Ratzinger) tahun ini. Sejak tahun 1977 acara tahunan itu telah menarik orang-orang yang mempertahankan tesis doktoral mereka dengan Paus itu yang selama bertahun-tahun mengajar teologi di berbagai universitas di Jerman. 

Menurut Radio Vatikan, homili Paus Benediktus berpijak pada sebuah perikop Kitab Ulangan yang mengingatkan bagaimana bangsa Israel menerima perintah Allah, yang membawa kebijaksanaan otentik. Paus mengatakan kebijaksanaan ini adalah hadiah untuk mengambil sukacita, bukan hasil kejeniusan dari beberapa individu. Demikian pula, katanya, Gereja adalah sebuah “Israel universal” yang juga harus mengambil sukacita melalui anugerah Tuhan dalam diri Yesus Kristus. Ia mengatakan, “Kita harus belajar untuk membiarkan diri kita dituntun oleh kebenaran, maka kebenaran akan dapat bersinar melalui kita lagi, demi keselamatan dunia.” 

 Tahun lalu, untuk pertama kalinya, para Schülerkreis juga termasuk orang-orang yang telah menulis tesis doktrinal mereka tentang teks-teks Joseph Ratzinger, sekarang dikenal sebagai Paus Benediktus XVI. Dengan tambahan para mahasiswa itu, jumlah mereka yang berpartisipasi dalam seminar tiga hari tertutup itu meningkat menjadi sekitar 40 orang.

Sumber: Christians must not fear being branded intolerant, says Pope
 Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 6 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: 
KAMIS 6 SEPTEMBER 2012 
1Kor 3:18-23, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Luk 5:1-11 

BACAAN INJIL: Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. 

RENUNGAN: 
Ada pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru.” Orang belajar dari pengalaman hidup. Ini memang benar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Para murid sudah berpengalaman dalam menjala ikan, tetapi semalam-malaman mereka menjala ikan, namun tidak seekorpun yang mereka dapatkan. Ketika Yesus menyuruh para murid bertolak ke tempat yang paling dalam dan menebarkan jala mereka, Petrus mengatakan bahwa mereka sudah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Kata-kata ini bukan sekedar mengatakan bahwa mereka sudah bekerja sepanjang malam, tetapi juga mengandung rasa kurang yakin akan perkataan Yesus, sebab Yesus menurut mereka tidak punya pengalaman dalam menjala ikan. Namun walaupun demikian, Petrus tetap melaksanakan apa yang dikatakan oleh Yesus. Akhirnya mereka menangpak ikan yang sangat banyak karena mendengarkan perkataan Yesus. 

Bekerja keras mengandalkan kemampuan dan pengalaman kiranya tidak cukup untuk menghasilkan buah yang memuaskan. Selain itu semua kita membutuhkan Tuhan dalam hidup, dengan percaya dan mendengarkan Tuhan. Bahkan tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa. Kita bisa belajar dari pengalaman hidup, bisa bekerja keras, tetapi jangan lupa untuk percaya dan mendengarkan sabda Tuhan. Lebih dari itu, orang yang hanya mengandalkan pengalaman dan kerja kerasnya, tetap tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan. 

Dari sebab itu, baiklah kita selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup kita, maka kita akan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Maka bila dalam pekerjaan kita merasa tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, kita perlu merenungkan, “Apakah kita bekerja hanya mengandalkan kekuatan kita, atau apakah kita mengandalkan Tuhan dalam hidup?” Semakin kita mengandalkan Tuhan dalam hidup, hidup kita semakin memperoleh hasil yang memuaskan. 

Untuk itu, kita juga harus berani memperdalam iman kita kepada Yesus. Kita jangan berpuas diri hanya dengan melakukan rutinitas iman. Yesus mengatakan, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Yesus meminta kita untuk semakin memperdalam dan menghayati iman kita, dalam semua situasi hiudp kita, bahkan dalam perosalan yang semakin berat. Dalam situasi atau menghadapi persoalan berat, saat itu Tuhan meminta kita bertolak ke tempat yang lebih dalam, dan dalam situasi itu Tuhan meminta kita menebarkan jala kita atau mengandalkan Tuhan, maka kita akan menangkap hasil yang sangat banyak. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU, 5 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA:
RABU, 5 SEPTEMBER 2012 
1Kor 3:1-9,Mzm 33:12-13,14-15,20-21, Luk 4:38-44 

BACAAN INJIL: Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea. 

RENUNGAN: 

Sungguh sangat menarik bahwa sesudah Yesus menyembuhkan mertua Petrus, perempuan itu langsung berdiri melayani mereka. Penyakit itu telah menghalangi dia untuk melayani Yesus dan orang-orang yang mengikuti Yesus. Yesus melepaskan Dia dari penyakit itu. Perempuan itu sungguh merasakah kasih penyembuhan dari Yesus. 

Kesadaran akan kasih dan berkat Tuhan yang sudah kita terima, pasti akan mendorong kita untuk mau melayani Yesus lewat sesama. Selama kita belum menyadari kasih Tuhan pada kita, kita pasti tidak akan pernah bisa mau melayani Tuhan lewat melayani sesama. Kitapun sebenarnya sudah beroleh berkat berlimpah dari Tuhan, namun kita kurang menyadarinya. 

Kita tidak menyadari kasih dan berkat Tuhan karena kita tidak percaya pada kuasa dan kasih Tuhan, juga karena kesombongan kita karena menanggap bahwa apa yang ada pada kita adalah karena usaha kerja keras kita sendiri. Kesombongan dan kekurang percayaan kita ini merupakan penyakit yang harus disembuhkan. Oleh sebab itu, mari kita mohon kepada Tuhan, agar Dia juga menyembuhkan kita dari penyakit kesombongan dan kekurang percayaan kita, sehingga kita mampu menyadari dan percaya bahwa sudah begitu banyak berkat Tuhan yang sudah kita terima. Sehingga dengan demikian, kitapu mau melayani Tuhan dengan melayani sesama. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA, 4 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN HARI BIASA: 
SELASA, 4 SEPTEMBER 2012 
(Rosa dr Viterbo) 
1Kor 2:10b-16, Mzm 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14, Luk 4:31-37 

 BACAAN INJIL:
 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar." Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu 

RENUNGAN: 

Rasa kagum terhadap Yesus tentu tidak cukup dalam beriman. Bahkan dalam beriman tidak cukup hanya dengan rasa kagum, tetapi sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Orang-orang yang melihat Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan, begitu kagem kepada Yesus. Mereka melihat bahwa sabda Yesus penuh dengan wibawa dan kuasa. Mereka juga menyiarkan berita itu kepada banyak orang. Namun injil tidak menceritakan bahwa mereka percaya pada Yesus. 

Kitapun pasti kagum dengan Yesus dan sabda-Nya. Bahkan ada juga orang yang bukan kristen juga kagum terhadap Yesus. Beriman kepada Yesus tidaklah cukup hanya rasa kagum, tetapi sungguh-sungguh percaya kepada Dia. Percaya kepada Yesus berarti menyambah Dia adalah Tuhan, mendengarkan dan mengikuti sabda-sabda-Nya. Sebab rasa kagum seringkali soal perasaan. Ketika kita merasa seseorang itu seperti yang kita harapkan, kita pasti kagum terhadap dia. Tetapi bila orang tidak tidak lagi seperti yang kita pikirkan, rasa kagum itu akan hilang. Sedangkan dalam beriman bukan soal perasaan tetapi keyakinan. Kita selalu percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Dia pasti akan melakukan yang terbaik bagi kita. Tuhan tidak pernah akan mengecewakan kita.

RENUNGAN HARI BIASA SENIN, 3 SEPTEMBER 2012 (St. Gregorius Agung)

RENUNGAN HARI BIASA SENIN, 3 SEPTEMBER 2012 
(St. Gregorius Agung) 
1Kor. 2:1-5; Mzm 119:97.98.99.100.101.102; R.97a; Luk 4:16-30 

BACAAN INJIL: Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi 

RENUNGAN: 

Mewartakan Injil memang bukanlah hal yang mudah, malah seringkali mengalami banyak tantangan. Yesuspun mengalami hal ini. Ketika Yesus di kampung halaman-Nya mewartakan kehadiran kerajaan Allah lewat kehadiran diri-Nya, orang sekampung halaman-Nya menolak pewartaan itu dan juga menolak Yesus. Mereka tidak mendengarkan kebenaran apa yang dikatakan Yesus, juga tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Yesus sebagai tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah, tetapi mereka lebih melihat pada status sosial keluarga Yesus. Namun walau demikian, Yesus tetap setia pada pewartaan Kerajaan Allah. Bagi kita yang percaya kepada Yesus, sabda Yesus hari ini merupakan peneguhan iman kita bahwa Yesus memang sungguh Tuhan dan kerajaan Allah telah hadir dalam hidup kita. Dengan demikian, sabda ini sungguh menguatkan iman kita kepada Yesus. 

Dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Roh Tuhan juga ada pada kita semua, sebab lewat baptisan, Yesus telah menganugerahkan Roh Kudus ke dalam diri kita masing-masing. Menyadari hal ini, itu berarti kita juga diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah dalam hidup kita. Kita hendaknya mewartakan Kerajaan Allah dengan membawa kabar baik kepada orang miskin, memberi pembebasan bagi para tawanan, kepada orang-orang yang tertindas dan menghadirkan rahmat Tuhan bagi sesama. Tugas ini bukanlah tugas yang gampang. Kesulitan dan tantangan pasti akan kita temui. Namun kiranya semuanya itu tidak membuat kita mundur untuk mewartakan Kerajaan Allah, sebab Roh Tuhan yang ada dalam diri kita, pasti akan menjadi penolong bagi kita.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)