Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

BACAAN HARI Raya Tubuh & Darah Kristus Minggu 9 Juni 2012

BACAAN HARI Raya Tubuh & Darah Kristus 
Minggu 9 Juni 2012 
Kel 24:3-8, Mzm 116:12-13,15,16bc,17-18, Ibr 9:11-15, Mrk 14:12-16,22-26 

BACAAN I: Kel 24:3-8, 
“Inilah darah perjanjian yang diikat Allah dengan kamu.” 

Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada Bangsa Israel segala Firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan." Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."

 MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 116:12-13,15,16bc,17-18, 

 Ulangan:
 Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yng ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.

 Ayat: 
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan. 
2. Sungguh berbhargalah di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya. ya Tuhan, aku hamba-Mu, aka hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belenggguku. 
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan, di depan seluruh umat-Nya. 

BACAAN II: Ibr 9:11-15, 
“Darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita.” 

Saudara-saudarai terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, ?artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, ? dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. 

BACAAN INJIL : Mrk 14:12-16,22-26 
Inilah tubuh-Ku, inilah darah-Ku.” 

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? 
Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. 

Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah." Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.

Berbagi Berita: Vatikan kecam buku seorang suster tentang etika seksual

Vatikan kecam buku seorang suster tentang etika seksual 

Vatikan mengecam seorang biarawati Amerika Serikat terkemuka terkait bukunya dimana ia menyetujui masturbasi wanita, perceraian, dan pernikahan gay. Vatikan mengingatkan bahwa buku kontroversial itu tidak boleh digunakan oleh para pendidik Katolik. 

Kritik Vatikan terhadap Suster Margaret Farley, seorang profesor emeritus Etika Kristen di Universitas Yale, Amerika Serikat, muncul di tengah ketegangan meningkat dengan biarawati Amerika Serikat, setelah Vatikan menuduh mereka menyebarkan ide-ide “feminis radikal”. 

Dalam sebuah pernyataan yang disahkan oleh Paus Benediktus XVI, dan dikeluarkan pada Senin, Kongregasi Ajaran Iman Vatikan mengklaim buku Farley berjudul: Just Love, a Framework for Christian Sexual Ethics, “mengabaikan ajaran iman Katolik dan bertentangan dengan Kitab Suci”. 

 Pernyataan itu dikeluarkan menanggapi klaim Suster Farley bahwa banyak wanita “telah menemukan suatu kenikmatan diri sendiri. Hal itu adalah biasa dalam hubungan seksual suami-istri.” 

Wanita itu menyimpulkan, masturbasi “sebenarnya melayani hasrat seksual mereka ketimbang menghalangi mereka”. Pandangan itu, menurut Vatikan, bertentangan dengan iman Katolik bahwa masturbasi adalah “tindakan tak bermoral”. 

Suster Farley, yang juga menyetujui pernikahan gay, menurut Vatikan, telah mengabaikan “Kitab Suci, yang menjelaskan tindakan homoseksual sebagai tindakan kejahatan”, sedangkan dukungannya terhadap serikat gay sama saja dengan “menyetujui perilaku menyimpang,” kata Vatikan. Persetujuannya terhadap perceraian dan menikah kembali, menurut Vatikan, ”bertentangan dengan hukum Ilahi”.

Sumber: Vatican condemns Mercy nun’s book on sexual ethics
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Berbagi Berita : Dukungan via kartu pos berdatangan untuk Paus Benediktus

Dukungan via kartu pos berdatangan untuk Paus Benediktus
 
Umat Katolik Jerman yang marah atas serangan media terhadap Paus Benediktus terkait skandal “Vatileaks“, kini menunjukkan solidaritas mereka dengan Paus kelahiran Jerman itu dengan mengirim kartu pos pra-cetak bertuliskan “Kami bersama Anda!” yang bisa diunduh oleh siapa saja dan dikirim kepada paus. 

Paus Benediktus, 85, mengeritik liputan media atas skandal yang dimulai pada Januari dengan bocornya dokumen rahasia yang menduga adanya korupsi, salah kelola dan kronisme dalam pemberian kontrak di Vatikan. 

Kelompok ‘Pro-Papa‘ Jerman mengatakan pihaknya ingin melakukan “sesuatu yang lebih dari sekedar doa” untuk mendukung Paus Benediktus, yang telah mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas skandal yang mengguncang Gereja. 

 “Siapapun dapat mengunduh kartu pos dengan gambar Paus Benediktus dan pesan solidaritas: ‘Paus Benediktus, kami bersamamu!’ Dan kemudian mengirimkannya ke Bapa Suci,” kata ketua kelompok itu, Sabine Benedikta Beschmann, kepada Reuters. 

Sekitar 1.000 orang telah mengunduh dan mengirim kartu pos itu sejak peluncurannya seminggu yang lalu, katanya. Ini bukan pertama kalinya Pro-Papa melakukan aksi dukungan kepada Paus Benediktus, yang dikenal sebagai Kardinal Joseph Ratzinger sebelum menjadi paus tahun 2005. Tahun 2010 kelompok itu menyelenggarakan reli dengan menghadirikan sekitar 10.000 orang di Jerman untuk mendukung paus itu setelah skandal pelecehan seksual. 

 “Kami tidak mau membantah keseriusan pelanggaran, tetapi kami hanya mengatakan bahwa serangan terhadap Paus dan terhadap umat Katolik yang dibuat oleh media, tak bisa diterima,” kata Beschmann.

Sumber: Massive postcard campaign to support beleaguered Pope
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX Sabtu 9 Juni 2012

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX 
Sabtu 9 Juni 2012 
(Efrem, Yosef de Anchieta 2Tim 4:1-8, Mzm 71:8-9,14-15a,16-17,22, Mrk 12:38-44 

BACAAN INJIL: Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." 

RENUNGAN: 
Injil hari ini seakan membicarakan 2 hal yang tidak berhubungan. Pada bagian pertama Yesus mengingatkan para murid agar berhati-hati terhadap ahli-ahli Taurat yang suka pamer perbuatan baik, suka dipuji, mencari kehormatan, pamer doa tetapi mereka juga melakukan perbuatan jahat terhadap janda-janda miskin. Lalu pada bagian kedua Yesus berbicara tentang janda miskin yang memasukkan dua peser, yaiti satu duit ke dalam peti persembahan dan Yesus memuji persembahan janda itu dibandingkan dengan persembahan orang kaya yang pasti lebih banyak. 

Di bagian pertama Yesus mencela perilaku ahli-ahli Taurat, tetapi dibagian kedua Yesus memuji seorang janda miskin. Sepintas memang seakan keduanya tidak sambung. Namun jelas keduanya berkaitan. Lewat kedua cerita ini Yesus mengajarkan kepada para murid agar para murid tidak meneladan hidup ahli-ahli Taurat tetapi hendaknya meniru janda miskin itu. Yesus dengan jelas mau mengatakan bahwa hidup orang beriman hendaknya tidak sepeti ahli-ahli Taurat karena mereka itu melukan perbuatan baik atau melakukan hidup agamanya tidak dengan tulus karena iman kepada Tuhan, karena mereka melakukannya demi mencari penghormatan dari orang lain. Ketidak tulusan mereka itu juga nyata dalam hidup mereka yang kelihatan saleh tetapi ternyata mereka membuat orang lain menderita, sehingga apa yang mereka lakukan adalah untuk menutupi kejahatan mereka. Yesus memuji janda miskin itu dan mengajak agar para murid meneladan janda miskin itu. 

Janda miskin itulah gambaran orang yang beriman. Janda itu memang hanya memberi satu duit, jumlahnya tidak banyak tetapi hanya itu yang dia berikan, dia memberikan apa yang ada padanya. Dalam hal ini jelas bukan hanya menggambarkan pemberian uang yang jumlahnya tidak seberapa tetapi kedalaman iman janda itu, pemberian dirinya yang total kepada Allah. Janda itu memberikan semua uang yang ada padanya, sehingga dia tidak punya uang lagi untuk membeli makanan atau kebutuhannya. Namun dia tidak takut akan hal itu, tidak khawatir bagaimana hidupnya setelah memberikan semua uang yang ada padanya. Mengapa dia berbuat demikian? Tentu dia berbuat demikian karena dia percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan apa yang dia perlukan, sehingga dia tidak takut dan tidak khawatir akan hidupnya walau dia memberikan semuanya. Dialah gambaran orang beriman, berani memberi yang terbaik pada Tuhan, tidak mencari kehormatan diri, dan juga percaya akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya. 

Oleh karena itulah Yesus memuji janda itu, bukan hanya soal jumlah uang yang diberikannya, tetapi pemberian itu merupakan ungkapan imannya yang mendalam. Yesus mengajak kita untuk melihat dan meneladan kedalaman iman janda miskin itu. Jadi jelas bukan hanya soal pemberian tetapi kedalam iman, memberi karena iman, bukan karena mau mencari hormat, bukan memberi karena berkelebihan. 

Dalam hal memberi seringkali orang mengatakan, “Bukan soal banyaknya yang kita berikan, tetapi ketulusan hati. Walaupun sedikit yang kita berikan, kan yang penting tulus.” Ungkapan ini memang ada benarnya juga. Namun apakah masih bisa dikatakan tulus bila kita memberi sedikit dari banyak yang ada pada kita? Apakah pemberian kita itu tulus bila kita memberi yang paling jelek dari banyak yang bagus yang ada pada kita? 

Seringkali ungkapan di atas menjadi pembelaan diri senjata kita untuk membela diri kita yang memang pelit. Kita lebih senang mendapat daripada memberi. Kita sering mengharapkan banyak dari Tuhan tetapi pelit memberi kepada Tuhan. Memberi dalam artian ini tidak hanya soal uang atau harta tetapi dalam arti yang lebih luas. Kita seringkali memang pelit memberi baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Seringkali kita begitu pelit memberi waktu untuk berdoa atau mengikuti kegiatan ibadah, tetapi kita begitu mudah memberi waktu untuk kesenangan pribadi entah itu pada pekerjaan. Kalau acara doa atau ibadah minggu sedikit panjang, kita langsung gelisah dan bosa, tetapi kita punya banyak waktu yang bisa kita luangkan untuk kegiatan kesenangan atau bersenang-senang. 

Kita juga sering kali pelit untuk memberi persembahan kepada Gereja, untuk kegiatan gereja, untuk kegiatan sosial dan juga untuk pembangunan Gereja, tetapi kita bisa dengan mudah menghabiskan uang untuk kesenangan pribadi, misalnya menghabiskan banyak untuk makan enak, rekreasi, belanja barang-barang mewah, pesiar ke sana kemari dan untuk kesenangan lain. Bahkan banyak terjadi biaya yang dikeluarkan untuk makan dan perawatan anjing peliharaannya jauh lebih besar daripada persembahannya untuk Gereja. Uang yang dihabiskan untuk membeli makanan anjingnya sangat jauh lebih banyak daripada uang yang diberikan untuk gereja atau pembangunan Gereja. 

Coba kita jujur akan diri kita dan bertanya, “Apakah memang kita termasuk orang yang pelit memberi, lebih senang mendapatkan?” Kalau memang itulah diri kita, baiklah kita segera bertobat, karena Yesus memuji hidup seperti janda miskin itu. Namun kita juga hendaknya waspada, jangan kita seperti ahli-ahli Taurat yang melakukan hidup iman mereka bukan dengan tulus, bukan karena iman, tetapi karena ingin mendapat penghormatan dari orang lain. Bahkan perbuatan mereka itu hanya untuk menutupi kejahatan mereka. Sehingga bila kita memberi dan pemberian kita itu besar, kita hendaknya melakukannya dengan tulus, tidak untuk dipuji dan mendapat penghormatan dari orang lain. Dengan kata lain, lakukanlah semuanya itu dengan tulus hati, karena iman bukan karena ingin mendapat menghormatan. Sebab Tuhan pasti akan memuji perbuatan baik yang kita lakukan karena iman. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX Jumat 8 Juni 2012

RENUNGAN HARI BIASA: 
PEKAN BIASA IX 
Jumat 8 Juni 2012
 (Nikolaus Gesturi, Maria Droste-Fischering) 
2Tim 3:10-17, Mzm 119:157,160,161,165,166,168, Mrk 12:35-37 

BACAAN INJIL: Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat. 

 RENUNGAN: 
Ketika orang yang kita anggap penting atau seorang pembesar mengatakan sesuatu, kita pada umumnya akan mendengarkannya dengan penuh perhatian apalagi kalau mereka menyampaikan suatu nasihat. Bisa saja apa yang mereka katakan itu adalah hal yang sudah biasa kita dengarkan tetapi karena orang penting yang mengatakannya, mungkin kita akan menyimaknya. 

Yesus mengajar orang banyak dan orang banyak itu mendengatkan Dia dengan penuh minat. Dalam pengajaran itu Yesus mengatakan siapa diri-Nya yang sebenar-Nya. bahwa Dia lebih besar dari raja Daud sebab Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Daud sendiri menyebut Dia Tuannya. Lewat pengajaran itu, Yesus mengatakan bahwa diri-Nya lah Tuhan yang disebut Daut tuannnya. 

Dengan demikian kepada para pendengar itu Yesus mengatakan bahwa tuan dan Tuhannya Daud adalah telah hadir di hadapan mereka yakni diri-Nya sendiri. Kepada orang banyak itu dan kepada kita juga, Yesus menyatakan diri-Nya kepada kita. Dia adalah Tuhan yang hadir di dalam hidup kita. Sehingga sama seperti orang banyak yang mendengarkan Yesus dengan penuh minat, demikian jugalah kiranya kita sungguh mendengarkan Yesus bersabda kepada kita. Setiap sabda Allah dibacakan atau diperdengarkan kepada kita, saat itu Yesus Tuhan sendiri yang bersabda kepada kita. Yesus adalah Tuhan, Dia melebihi semua raja Daud dan melebihi semua orang penting yang ada di dunia ini. Bahkan daripada-Nya lah orang mendapatkan berkat. 

Namun kiranya kita kurang menyadari ini sehingga kita sering tidak mendengarkan dengan penuh minat. Kerap terjadi saat Yesus bersabda kepada kita lewat sabda yang dibacakan atau lewat kotbah, kita tidak mendengarkannya dengan penuh minat, malahan kita sibuk dengan pikiran dan rencana kita sendiri, malah ada pula yang sibuk dengan bermain sms ria. Ada pula kalanya saat Yesus bersabda, orang tidak mendengarkan dengan penuh minat, tetap sibuk membaca sendiri. Oleh sebab itu, semoga kita senantiasa menjadi pendengarkan yang baik supaya sabda Tuhan yang kita dengarkan, sungguh meresap dalam hati kita dan menjadi pegangan hidup kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX Kamis 7 Juni 2012

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX 
Kamis 7 Juni 2012
 (Anna dr St. Bartolomeus) 
2Tim 2:8-15, Mzm 25:4bc-5ab,8-9,10,14, Mrk 12:28b-34 

BACAAN INJIL: 
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. 

RENUNGAN: 

Seseorang tidak akan bisa mengasihi sesamanya dengan sungguh-sungguh bila dia tidak sungguh mengasihi Allah. Orang yang mengatakan mengasihi sesama tetap tidak mengasihi Allah dengan sungguh, dia hanya melakukan perbuatan baik atau hanya sekedar karena kasihan. Demikian sebaliknya, orang yang mengasihi sesamanya karena kasih itu sendiri, nyatalah dia sebagai orang yang beriman dan sungguh mengasihi Allah. 

Hukum atau perintah terutama dalam ajaran kristiani adalah hukum atau perintah kasih, baik itu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Kasih kepada Allah tidak bisa dipisahkan dari kasih kepada sesama, demikian sebaliknya. Namun jelas bahwa yang pertama dan utama adalah kasih kepada Allah, baru kemudian kasih kepada Allah itu akan berbuah pada kasih kepada sesama. Sehingga orang yang sungguh mengasihi Allah, diapun akan mengasihi sesama. Inilah yang diajarkan oleh Yesus ketika seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang hukum mana yang terutama. Ketika ahli Taurat itu membenarkan perkataan jawaban Yesus, Yesus mengatakan, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Perkataan Yesus ini, mengatakan kepada kita bahwa jalan untuk masuk dalam kerajaan surga adalah dengan jalan melakukan perbuatan kasih dan juga menghadirkan kerajaan Allah adalah dengan hidup dalam kasih. 

Ajaran kasih sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini, kiranya juga mengatakan kepada kita bahwa kasih itu bukan hanya dalam kata atau pujian tetapi kasih kepada sesama. Artinya, kasih kepada Allah harus tampak nyata dalam kasih kepada sesama. Mungkin banyak orang yang mengatakan dirinya mengasihi Allah, banyak juga orang yang mengajarkan teori tentang kasih dan bagaimana mengasihi Allah, namun hanya dalam kata-kata, hanya dalam teori saja, tidak melakukan perbuatan kasih kepada sesama. Kasih itu bukan teori belaka, bukan hanya defenisi atau perkataan belaka, tetapi kasih itu sungguh merupakan kasih bila sudah dinyatakan dalam perbuatan nyata. 

 Namun betapa banyak orang bangga menjadi orang beriman karena aktif dalam kegiatan menggereja, aktif sebagai pengurus Gereja, sudah melakukan ziarah ke berbagai tempat ziarah, bangga karena selalu berbicara kasih, tetapi miskin dalam berbuat kasih kepada sesama. Bukan itu kasih yang dikehedak oleh Allah. Kasih itu harus mengalir dalam perbuatan kasih kepada sesama. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX RABU 6 Juni 2012

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX 
RABU 6 Juni 2012
 (Norbertus) 
2Tim 1:1-3,6-12, Mzm 123:1-2a,2bcd, Mrk 12:18-27 

BACAAN INJIL: 

Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!" 

RENUNGAN: 
Ada slogan yang mengatakan, “Hidup itu hanya sekali, mengapa tidak dinikmati sepuas-puasnya?” 

Orang yang menganut prinsip ini pada umumnya berusaha menikmati hidup sepuas-puasnya dan mungkin saja karena berpikir bahwa baginya hidup yang sekaranglah yang utama, baginya soal hidup setelah mati, itu urusan nanti. Dalam artian ini, mereka tidak percaya akan adanya hidup kekal setelah hidup di dunia ini dan itu juga berarti bahwa mereka tidap percaya akan surga dan Allah. Benarkah hidup itu hanya hidup yang sekarang? 

Orang-orang Saduki adalah kelompok orang yang tidak percaya akan kehidupan kekal setelah kematian dari hidup dunia ini, mereka tidak percaya akan adanya surga. Mereka datang kepada Yesus, bersoal jawab tentang kehidupan kekal. Dari apa yang mereka katakan, kita dapat melihat bahwa mereka tidak bisa mengerti akan adanya hidup kekal atau kebangkitan badan. Mereka berpikir secara manusia akan kerajaan Allah sehingga bagi mereka itu tidak masuk akal. Mereka berpikir bagaimana mungkin jadinya hidup seseorang yang ketika di dunia mempuyai 7 orang istri, apakah ketika dibangkitkan dia juga memperistri ke 7 istrinya ketika di dunia? Ini jelas merupakan gambaran pola pikir manusia yang mengandalkan pikirannya dan juga mengerti Allah dan kerajaan Allah seperti yang dipikirkannya. 

Menanggapi pertanyaan orang-orang Saduki, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa orang saduki sesat dan tidak mengerti Kitab Suci. Mereka dikatakan sesat karena hanya menggunakan pikiran mereka dalam membaca kitab suci dan mereka menganggap bahwa beriman itu haruslah seperti yang mereka pikirkan. Dalam beriman juga tanpa sadar pikiran kita juga sesat. Kita sesat karena seringkali mengandalkan pikiran dan otak kita dalam beriman. 

Tanpa sadar kadang kita ingin mengerti semua sabda Allah dengan pikiran kita. Bahkan seringkali kita memikirkan Kerajaan Allah, kehendak Allah seperti yang kita pikirkan. Atau kadang seringkali kita menghendaki agar Allah melakukan seperti yang kita kehendaki. Dengan demikian, kita memaksa Tuhan melakukan kehendak atau pikiran kita. Sehinga dengan demikian, Allahlah yang kita paksa untuk mengikuti kita, bukan kita mengikuti kita. Padahal seharusnya, kita lah yang mengikuti Allah dan pikiran Allah atau kehendak Allah tidak seperti pikiran dan kehendak kita. 

Dari sebab itu, mari kita selalu waspada agar kita tidak disesatkan oleh pikiran kita sehingga menjauhkan kita dari Allah. Sehubungan dengan tanggapan Yesus akan kehidupan kekal, jelas dikatakan bahwa kehidupan kekal itu ada. Namun dalam kehidupan kekal itu tidak seperti yang kita pikirkan, dalam kerajaan Allah itu manusia hidup dalam kebahagiaan yang besar, dan hidup kekal, tidak berkekurangan sehingga tidak lagi hidup dalam hawa nafsu. Oleh karena itu, kita harus sadar bahwa hidup yang sekarang bukanlah hidup yang sesungguhnya, masih ada kehidupan kekal setelah kehidupan di dunia ini. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX SELASA 5 Juni 2012

RENUNGAN HARI BIASA: PEKAN BIASA IX 
SELASA 5 Juni 2012 
(Bonifasius) 
2Ptr 3:12-15a,17-18, Mzm 90:2,3-4,10,14,16, Mrk 12:13-17 

BACAAN INJIL: 

Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" 

 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia. 

RENUNGAN: 

Kalau memang sudah tidak suka dengan seseorang, apapun akan dilakukan untuk menghancurkan orang yang tidak disukai itu. Menghancurkan orang yang tidak disukai dengan jalan kekerasan, tentu ini sudah biasa dilakukan, tetapi penuh dengan resiko. Oleh sebab itu, kadang orang menggunakan dengan jalan yang lebih halus, misalnya menjilat atau memuji-muji orang yang tidak disukai, tetapi sebenarnya tujuannya adalah untuk menjatuhkan lawannya.

Ini pula cara yang dilakukan oleh Farisi dan Herodian kepada Yesus. Mereka bertanya kepada Yesus soal apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak. Mereka menyebut Yesus Guru dan memuji Yesus guru yang berani, jujur, takut kepada siapapun juga, tidak mencari muka, dan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Namun baik pujian dan pertanyaan mereka kepada Yesus, tidak keluar dari hati mereka yang tulus, juga bertanya bukan untuk mendapat penjelasan, tetapi untuk menjebak Yesus. 

Yesus tahu bahwa mereka mau menjebak diri-Nya, sebab bila Yesus mengatakan bisa membayat pajak, berarti Dia dianggap sebagai guru yang mendukung penjajah, bukan mendukung rakyat. Bila Yesus mengatakan tidak bisa, maka Dia akan dianggap pemberontak dan akan dilaporkan kepada penguasa. Yesus tahu kebusukan hati mereka. Niat mereka mau menjebak Yesus, justru dipakai oleh Yesus untuk mengajarkan hal kerajaan Allah yakni kewajiban untuk memberi apa yang menjadi hak Allah. Yesus mengatakan, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Dengan jawaban ini, Yesus mengingatkan mereka supaya tidak hanya melakukan kewajiban kepada pemerintah tetapi juga memberikan apa yang menjadi hak Allah. 

Kewajiban memberi apa yang menjadi hak kaisar, bisa kita mengerti bukan hanya dalam arti pemerintah, tetapi bisa juga dalam arti lebih luas yakni kewajiban bagi kehidupan dunia. Sehubungan dengan hal ini tentu kita semua mengerti. Nah sekarang persoalannya kita seringkali tidak tahu bahwa Allah juga punya hak dan kita mempunyai kewajiban untuk memberikan apa yang menjadi hak Allah. Bahkan hak Allah atas hidup kita jauh lebih besar dibandingkan dengan hak kaisar atau hak dunia, sehingga kewajiban kita untuk memberikan hak Allah jauh lebih besar. 

Namun yang seringkali terjadi, justru sebaliknya, hak kaisarlah yang selalu kita penuhi, sedangkan kewajiban kita memberi apa yang menjadi hak Allah justru kita abaikan. Kewajiban memberi apa yang menjadi hak Allah, tentu bukan hanya soal memberi persembahan, tetapi hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Hidup yang kita terima bukan dari pemerintah, bukan dari dunia ini, tetapi dari Allah dan Allahpun memberikan berkat-Nya. Sehingga dengan demikian Allah mempunyai hak atas hidup kita dan kitapun mempunyai kewajiban memberikan hak Allah, yakni hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. 

Dengan demikian, kewajiban kepada Allah bukan soal persembahan, bukan soal pajak atau kewajiban atau tanggungjawab kepada Gereja-Nya, tetapi hidup yang seturut kehendak Tuhan. Nah, apakah kita sudah membayar kewajiban kita kepada Allah?

Berbagi Informasi: Vatikan Bantah Paus Akan Mengundurkan Diri

Vatikan Bantah Paus Akan Mengundurkan Diri 

Juru Bicara Paus Benediktus XVI Pendeta Frederico Lombardi membantah Paus akan mengundurkan diri setelah penangkapan seorang kepala pelayan di Vatikan karena dicurigai membocorkan dokumen rahasia. Ia menyebut berita tersebut tak berdasar. 

"Itu kreasi tak berdasar dari beberapa wartawan, yang tidak memiliki dasar dalam kenyataan," kata Lombardi dalam pertemuan Rabu (30/5) dengan wartawan di Vatikan. 

 Paolo Gabriele (46), ditangkap pekan lalu dan dituduh atas memliki dokumen rahasia ilegal. Lombardi mengatakan, Gabriele telah bertemu dengan pengacaranya, "Yang mungkin akan meminta hanya dipantau atau menjadi tahanan rumah," imbuhnya. 

 Gabriele, salah satu dari segelintir orang yang memiliki akses ke meja pribadi Paus, telah dituduh mencuri dokumen pribadi. Dia diduga membocorkan kertas tersebut untuk seorang wartawan Italia. Vatikan kemudian mengatakan menemukan dokumen rahasia itu di apartemen Gabriele di wilayah Vatikan. 

Tapi Lombardi membantah dokumen tersebut akan dikirim ke orang-orang tertentu. Ia menyebut, penyelidikan atas hal itu tengah dilakukan.(Metrotvnews.com)
Disadur dari: www.mirifica.net

RENUNGAN HAR BIASA HARI SENIN, 4 Juni 2012

RENUNGAN HAR BIASA:
HARI SENIN, 4 Juni 2012 
(Yakobus dr Viterbo, Petrus dr Verona)
 2Ptr 1:1-7, Mzm 91:1-2,14-15ab,15c-16, Mrk 12:1-12 

BACAAN INJIL:

Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia. 

RENUNGAN: 

Pemiliki kebun anggar dalam perumpamaan ini sungguh seorang pemilik yang sangat baik hati. Pemilik kebun anggur itu menyiapkan segala sesuatu yang perlu agar anggur itu menghasilkan buah yang baik dan aman. Kebun anggur itu dipercayakannya kepada para penggarap-penggarap. Ketika tiba musim panen, tentu sebagai pemilik, dia punya hak untuk mendapatkan sebagian dari hasil dari kebun yang dia sewakan. Untuk itu dia menyuruh hambanya untuk menerima sebagian dari hasil kebun anggur itu. Namun apa yang terjadi, para penyewa itu bukan hanya tidak memberi, malahan memukuli para hamba yang disuruh oleh tuan itu. 

Demikian terjadi setiap dia menyuruh hambanya untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu, bahkan ada hamba yang mereka bunuh. Hingga pada akhirnya pemilik kebun anggur itu menyuruh anaknya meminta sebagian dari hasil kebun itu, dengan pikiran bahwa anaknya pasti disegani oleh penggarap-penggarap kebun itu. Namun anaknyapun mereka bunuh dan lempar keluar dari kebun anggur itu. 

Dalam perumpamaan ini sungguh kelihatan jelas kejahatan para penggarap kebun anggur itu. Mereka merasa bahwa kebun itu milik mereka, mereka tidak sadar bahwa pemilik itu sudah sungguh berbaik hati mau menyewakan kebun itu kepada mereka, dan pemilik itu hanya meminta sebagian dari hasil kebun itu, bukan meminta semua hasil. Hal yang wajar bila seorang pemilik meminta sebagian dari hasil kebunnya. Namun penggarap-penggarap itu bukan hanya sekedar tidak mau memberi sebagian dari hasil kebun itu kepada pemiliknya, tetapi ingin merampas kebun itu, dan ingin menjadikan kebun itu sebagai milik mereka. 

Perumpamaan ini adalah gambaran Allah yang sangat baik hati, sedangkan kebun anggur adalah hidup kita, dan penggarap-penggarap itu adalah kita. Hidup kita ini adalah anugerah Allah dan kita hidup itu dipercayakan oleh Allah kepada kita untuk kita garap-garap. Allah mempercayakan hidup yang baik kepada kita, bukan sekedar hidup. Karena seperti pada kebun anggur itu, pemilik menyediakan segala sesuatu yang perlu agar kebun anggur itu aman, tumbuh menghasilkan buah, demikianpun Allah memberkati dan menyediakan segala sesuatu agar hidup kita berbuah. Allah sebagai pemilik hidup yang dipercayakan kepada kita, tentu punya hak meminta sebagian dari buah hasil hidup itu, bukan meminta semuanya. 

Namun apa yang terjadi? Seringkali terjadi banyak orang atau kita menganggap bahwa hidup ini adalah milik kita, sehingga merasa hasil dari buah hidup itu hanya untuk kita. Orang merasa bahwa buah dari hidupnya adalah hasil kerja kerasnya, bukan karena anugerah Allah sehingga semuanya untuk dirinya. Namun ingatlah bahwa hidup itu adalah anugerah yang dipercayakan Allah kepada kita masing-masing untuk kita garap dan buahnya harus kita berikan sebagian kepada Allah. Memberikan sebagian hasil dari buah hidup kita berarti kita mau berbagi buah kehidupan kepada Allah lewat gereja-Nya dan sesama. 

Namun banyak orang yang hanya menikmati sendiri buah dari hidup itu, begitu pelitnya untuk berbagi kepada Gereja dan sesama yang membutuhkan. Pada umumnya, kalaupun berbagi kepada sesama atau Gereja, itupun seringkali jumlahnya jauh lebih sedikit daripada yang dihabiskan untuk kesenangan pribadi. Terkadang lebih banyak yang dihabiskan untuk hoby pribadi, misalnya untuk makanan anjing peliharaannya daripada yang dipersembahkannya kepada Gereja atau kepada sesama. Hidup itu harus menghasilkan buah dan sebagian harus kita persembahkan kepada pemilik yakni Tuhan. 

Namun ada orang yang merasa tidak bisa memberikan apa-apa dari hidupnya karena tidak memiliki apa-apa. Atau ada orang yang merasa Tuhan memberi hidup yang kurang baik sehingga tidak dapat menghasilkan buah sebagaimana yang diharapkan oleh Tuhan. Ini tentu tidak benar. Sebab Tuhan memberi hidup dan menyediakan segala sesuatu yang perlu untuk hidup itu agar menghasilkan buah. Hanya persoalannya, kita yang tidak bisa melihatnya sebagai anugerah Allah, tidak bersyukur dan tidak mampu menggarapnya dengan baik. Amin.

Berbagi Berita: Ketua KWI: Tidak boleh semua diagamakan

Ketua KWI: Tidak boleh semua diagamakan 

Agama dinilai dapat dengan mudah jatuh ke dalam ketertutupan dan ekslusivistik. Untuk itu, agama tidak boleh berdiri sendiri dan tidak boleh semua diagamakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur agama harus saling melengkapi dengan nilai-nilai luhur Pancasila. 

Hal itu dikatakan oleh Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap ketika memberikan pidato dalam peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (1/6/2012) seperti dilansir kompas.com. 

Peringatan itu dihadiri beberapa mantan petinggi negara, seperti mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, tiga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz. Hadir pula istri Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah Wahid, para pimpinan MPR, jajaran menteri kabinet, dan pejabat tinggi negara. 

Uskup Martinus mengatakan, mengamalkan Pancasila juga termasuk menghayati iman. Melalui Pancasila, kata dia, kita dapat mengembangkan persaudaraan dengan siapa saja, termasuk dengan mereka yang memusuhi kita. Pertentangan dapat diselesaikan dengan Pancasila. Begitu pula dengan ketertutupan dapat dibuka dengan Pancasila. 

Namun, lanjutnya, dalam pertemuan dengan pimpinan dan tokoh lintas agama mencuat bahwa Pancasila sepertinya tidak lagi dibicarakan, tidak lagi menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila dikhawatirkan akan terus tergusur. 

“Keburukan, kelemahan, kemerosotan dalam moralitas, ketidakadilan, konflik-konflik, serta manipulasi faktual tidak akan seburam dan sebanyak ini jika Pancasila kita pegang dan hayati sebagai nilai kebangsaan dan kemasyarakatan, termasuk di kehidupan keagamaan,” kata prelatus itu. 

Ia menambahkan, kemajuan bangsa akan jauh lebih besar jika Pancasila menjadi acuan. Untuk itu, lanjutnya, ke depan perlu ada pendidikan, penyegaran, pendalaman, peresapan, penghayatan, dan penerapan nilai-nilai Pancasila. 

“Perlu pertobatan nasional, perlu kembali ke basic. Sebagai warga bangsa, menurut keyakinan iman masing-masing, patut mensyukuri nikmat Pancasila sebagai anugerah yang amat berharga dari Tuhan. Jika tidak, kita melecehkan diri kita, menghina the founding fathers, menjual diri kepada pasar politik dan ekonomi global,” papar Mgr Martinus.

Foto: m.komhukum.com
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)