Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Sabtu 28 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Sabtu 28 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Tomas Aquino)
2Sam 12:1-7a,11-17,Mzm 51:12-13,14-15,16-17,Mrk 4:35-41

BACAAN INJIL:
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

RENUNGAN:

Ketika semua kehidupan kita lancar tanpa hambatan atau persoalan yang berarti, kita pasti akan mudah mengatakan bahwa kita adalah orang yang beriman kepada Yesus. Bahkan saat-saat demikian kita pasti akan dengan riang gembira bernyanyi memuji Tuhan. Namun bila persoalan hidup menghampiri kita, kita pasti tidak bisa lagi berdoa dengan tenang, pasti kita akan sulit memberi waktu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan rohani. Bahkan mungkin kita tidak lagi dengan mudah mengakatan bahwa kita percaya kepada Yesus. Malahan mungkin kita akan protes kepada Tuhan, menganggap Tuhan tidak peduli dengan hidup kita.

Dalam Injil hari ini, kita mendengarkan bagaimana pergolakan iman para murid. Para murid mengikuti Yesus dalam pewartaan-Nya. Diceritakan bahwa sehabis mengajar di suatu tempat, Yesus bersama para murid bertolak ke seberang dengan naik perahu. Dalam perjalanan itu, taufan mengamuk dasyat sehingga menggoncangkan perahu itu dan air mulai masuk ke perahu, sedangkan Yesus tidur di buritan. Gelombang yang dasyat dan air yang mulai masuk seakan tidak membangunkan Yesus dari tidur-Nya dan seakan tidak peduli dengan keadaan para murid yang mulai panik. Oleh karena itulah para murid membangunkan Yesus dengan suatu teguran keras, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"Bisa kita bayangkan bagaimana kata-kata ini dikatakan oleh para murid pada saat mereka panik. Ini teguran yang sangat keras, yang mengungkapkan kekesalan hati para murid karena menganggap seakan Yesus tidak peduli. Apakah Yesus tertidur pada saat para murid menghadapi gelombang dasyat? Apakah Yesus tidak peduli pada persoalan yang dihadapi para murid? Tentu tidak. Yesus tidak pernah tertidur dan Yesus tidak pernah tidak peduli dengan para murid apalagi sedang mengalami persoalan hidup. Hal ini terungkap dari tindakan Yesus yang setelah bangun langsung bertindak membebaskan para murid dari ketakutan besar yakni dengna menenangkan taufan yang dasyat. Kesalahan para murid Jelas karena mereka tidak beriman. Ini terlihat dari kata-kata yang dilontarkan kepada Yesus, yakni “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Dalam kata-kata itu jelas mereka yang sudah menyaksikan perbuatan-perbuatna besar yang dilakukan oleh Yesus yang menyatakan Dia adalah Tuhan, tetapi tetap kurang percaya akan semuanya itu sehingga mereka panik dan dalam kepanikan justru mengatakan bahwa mereka dan Yesus sendiri akan binasa oleh karena taufan yang dasyat. Dalam kepanikan itu mereka menganggap bahwa Yesus sama seperti mereka yang akan sama-sama bisa dibinasakan oleh taufan yang dasyat.

Dari Injil hari ini, menjadi permenungan bagi kita bahwa hidup orang kristiani tidak akan pernah lepas dari persoalan hidup dan bahkan saat bersama dengan Yesus atau saat kita sungguh mulai beriman, saat itu pasti kita akan mengalami gelombang taufan dasyat yang bisa menghempaskan perahu kehidupan kita. Dalam keadaan demikian, iman kita bisa goyah dan pada akhirnya kita bisa sampai pada suatu pemikiran bahwa Tuhan tidak peduli dengan kehidupan kita. Saat mengalami persoalan hidup, kita bisa berpikir bahwa Yesus tidak bersama dengan kita, Yesus tertidur dan menganggap bahwa Yesus membiarkan kita binasa. Pemikiran demikian jelas tidak benar.

Hidup orang beriman tidak akan pernah terlepas dari persoalan, bahkan semakin kita mendekatkan diri dengan Tuhan, malah semakin besar dan berat persoalan yang kita hadapai, karena bagaimanapun setan tidak akan membiarkan kita dekat dengan Tuhan. Tetapi dalam situasi demikian, baiklah kita tetap yakin bahwa Tuhan tidak pernah tertidur, Tuhan tidak pernah tidak peduli dan membiarkan kita binasa, tetapi Tuhan selalu hadir dan ada dalam perahu kehidupan kita. Coba kita renungkan kata-kata Yesus, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Yesus menegur para murid karena mereka begitu ketakutan menghadapi taufan yang dasyat dan yang sebenarnya kalau mereka percaya kepada Yesus, mereka tidak begitu pani dan mereka sendiri sanggup menghadapi semuanya itu. Demikian juga halnya dengan hidup kita, dalam mengahadapi taufan kehidupan, kita tidak usah terlalu panik dan ketakutan, karena kita percaya bahwa Yesus selalu ada besama dengan kita. Bila kita sungguh-sungguh tetap yakin pada Tuhan yang selalu menyertai kita, kita pasti tidak akan ketakutan besar menghadapi persoalan hidup kita, kita pasti akan beroleh kekuatan untuk menghadapi semuanya itu, sehingga kita tidak sampai berpaling dari iman kita. Dalam situasi demikian, silahkan datang kepada Tuhan untuk meminta pertolongan, bukan untuk memarahi Tuhan dan bukan untuk mengatakan bahwa Dia tidak peduli. Tetapi datanglah kepada Tuhan untuk meminta pertolongan, maka Tuhan akan bersegera menolong. Semoga kita tetap setia beriman kepada Tuhan kapanpun dan dalam situasi apapun. Amin.

Vatikan tandatangani kesepakatan internasional

Vatikan tandatangani kesepakatan internasional

Takhta Suci telah menandatangani tiga kesepakatan internasional yang mendukung perang melawan perdagangan obat-obatan terlarang, pendanaan terorisme dan kejahatan terorganisir.

Dengan menandatangani tiga kesepakatan itu pada 25 Januari, Vatikan “menegaskan niat serta komitmennya untuk berkolaborasi dengan komunitas internasional yang dengan konsisten menjamin perdamaian internasional dan keadilan,” tulis Uskup Agung Dominique Mamberti, sekretaris Takhta Suci untuk Hubungan dengan Negara-Negara.

Takhta Suci merilis salinan deklarasi mengenai penandatangan tiga kesepakatan itu pada 26 Januari, demikian Catholic News Service.

Vatikan meratifikasi Konvensi PBB mengenai ‘Perlawanan Lalu Lintas Gelap’ terkait Narkotika dan Psikotropika. Dengan demikian Vatikan memberikan “kontribusi dan dukungan moral terhadap pencegahan global, represi dan penyalahgunaan narkoba dan masalah perdagangan gelap narkotika dan zat psikotropika,” tulis sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Tarcisio Bertone, yang mengesahkan deklarasi itu.

Vatikan mengikuti Konvensi Internasional mengenai ‘Pemberantasan Pendaan Terorisme’ dalam upaya Vatikan memberikan “kontribusi dan dukungan moral terhadap represi, pencegahan global, terorisme serta melindungi korban kejahatan tersebut.

Vatikan bersama berbagai instrumen melakukan “perlindungan yang efektif dalam menghadapi berbagai kegiatan kriminal yang membahayakan martabat manusia dan perdamaian,” tulisnya.

Vatikan juga mengikuti Konvensi PBB mengenai ‘Perlawan Kejahatan Transnasional Terorganisir’ karena “Takhta Suci menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, keadilan dan perdamaian antara pribadi dan masyarakat, yang memerlukan perlindungan dan menegakkan supermasi hukum serta penghormatan terhadap hak asasi manusia,” tulis Kardinal Bertone.

Disarudar dari:www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Jumat 27 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Jumat 27 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Angela Merici, Robertus, Alberikus & Stefanus)
2Sam 11:1-4a,5-10a,13-17, Mzm 51:3-4,5-6a,6bc-7,10-11, Mrk 4:26-34

BACAAN INJIL:

Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

RENUNGAN:

Saat ini di Tigalingga hampir setiap hari mobil lewat membawa durian yang wanginya sungguh menyengat hidung. Setiap musim durian, banyak orang yang asyik makan durian walaupun mahal, dan para petani yang mempunyai durian pasti dapat untuk banyak. Musim durian hanya sekali setahun. Menurut para petani, sejak biji durian ditanam, dibutuhkan 5 – 7 tahun baru menghasilkan buah. Menurut mereka juga bahwa merawat durian tidaklah susah, terkadang hanya dibiarkan, tau-taunya pada musim durian, pohon itu sudah berbuah banyak. Tentu tidak ada yang tahu pasti bagaimana perkembangan pohon durian mulai dari biji hingga tumbuh dan menghasilkan durian yang lezat. Yang kita tahu pasti adalah buah durian itu enak menurut banyak orang. Kita juga tahu pasti bahwa dari biji durian menjadi pohon durian yang menghasilkan buah membutuhkan proses yang tidak singkat dan terkadang dibutuhkan perhatian atau perawatan agar pohon durian itu menghasilkan buah yang enak.

Hampir sama dengan hal di atas, Yesus menggambarkan kerajaan Allah itu seumpama biji yang ditaburkan di tanah. Biji yang kecil itu tumbuh berkambang dan pada akhirnya berbuah. Yesus juga menggambarkan bahwa Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Biji itu adalah biji yang paling kecil dari biji sayuran, tetapi biji itu bisa tumbuh melebihi sayuran lain, sehingga burung-burungpun bisa bersarang di dahan-dahannya.

Sama seperti biji yang ditaburnkan di tanah dan berbuah, demikian juga halnya dalam kehidupan beriman. Menjadi orang beriman, tidaklah sekali jagi saat seseorang dibaptis, tetapi membutuhkan proses panjang dan bahkan proses terus menerus yang tidak berkesudahan. Hal ini sudah terbukti dalam kehidupan, misalnya kalau kita melihat sejarah sebuah paroki, yang semula hanya sekumpulan beberapa orang, tetapis setelah berpuluh-puluh tahun menjadi paroki dengan jumlah umat yang besar. Juga para kudus tidak ada yang langsung menjadi orang kudus. Semua para kudus melewati tahap-tahap atau proses dalam hidupnya sampai pada akhirnya mereka hidup dalam kekudusan. Demikianlah kiranya dalam kehidupan beriman kita. Dalam kehidupan beriman bisa dikatakan adalah proses terus menerus untuk menuju kesempurnaan hidup. Untu itu dibutuhkan kesabaran dan ketekunan hingga pada akhirnya hidup iman kita itu menghasilkan buah yang dapat kita nikmati dan juga dinikmati oleh banyak orang.

Namun perlu kita inga, bahwa biji akan tetap menjadi biji hingga biji itu membusuk dan mati, bila biji itu tidak di tanam di dalam tanah. Demikian juga iman kita, akan tetap menjadi iman yang indah didengar, direnungkan bila tidak kita tanam dalam kehidupan kita. Iman itu harus kita taburkan di tanah kehidupan kita, agar iman itu tumbuh dan berbuah. Artinya, iman kita tidak untuk kita simpan, tetapi kita hanyati dalam tanah kehidupan kita yakni dalam kehidupan kita sehari-hari. Seringkali kita menganggap bahwa iman kita tidak berbuah atau tidak berkembang, adalah karena iman kita itu seringkali kita simpan hanya saat dalam perayaan liturgi saja, atau hanya saat kita berdoa saja, iman tidak ditaburkan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak dihayati dalam hidup sehari-hari. Dari sebab itu, bila kita sungguh menghayati iman dalam hidup keseharian itu, niscaya iman itu akan tumbuh berkembang dan akan menghasilkan buah yang manis untuk kita nikmati dan dinikmati oleh banyak orang. Semoga iman kita tumbuh dan berbuah. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Kamis 26 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Kamis 26 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Timotius dan Titus)
2Tim 1:1-8 atau Tit 1:1-5 Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,10 Mrk 4:21-25

BACAAN INJIL:
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."

RENUNGAN:

Bersaksi akan iman, bagi para saudara Protestan bukan hal yang langka, bukan sesuatu yang sulit, tetapi bagi umat katolik pada umumnya begitu sulit bersaksi apalagi di depan umum. Dari sebab itulah, bila dalam perkumpulan marga atau masyarakat, umat katolik pada waktu doa tidak berani bersaksi atau membuat tanda salib sebagai salah satu bukti nyata iman kekatolikannya. Bahkan bila doa diadakan di rumah seorang katolik, tidak jarang yang membawakan adalah protestan dengan cara protestan pula. Juga sering bila ada pemberkatan pernikahan di Gereja Katolik, umat seringkali tidak mengikuti Liturgi katolik dengan baik, bila ditanya, Kenapa? Katanya karena yang hadir bukan hanya katolik. Di rumah sendiri, tidak berani bersaksi akan iman kekatolikan, apalagi di luar.

Memang bersaksi yang dikehendaki oleh Tuhan sebagaimana dikatakan dalam Injil hari ini, bukanlah hanya delam bentuk lahiriah begitu. Yesus mengharapkan suatu kesaksian iman yang lebih mendalam yakni penghayatan iman. Namun bagaimana kita bersaksi dengan penghayatan iman, sedangkan yang lahiriah saja kita sudah tidak berani? Seringkali alasan yang diberikan adalah demi kebersamaan, toleransi beragama, menghargai agama orang lain. Namun seringkali itu hanya alasan saja untuk tidak bersaksi. Bahkan tidak jarang terjadi malah, kita kehilangan identitas kita sendiri. Orang sulit bersaksi karena kurang mengimani apa yang diimani dan kurang menghayatinya.

Sehingga bicara soal bersaki akan iman, hal pertama yang kita lakukan adalah memperdalam iman dan berusaha menghayati iman kita. Dengan menghayati iman di dalam kehidupan sehari-hari, saat itu pula kita bersaksi akan iman kita. Iman kita itu menerangi hidup kita dan juga menerangi hidup sesama kita. Hidup kristiani hendaknya menjadi kesaksian iman pada Kristus dan seorang kristiani harus menjadi saksi-saksi yang hidup akan Yesus Kristus.

KWI luncurkan IYD 2012

KWI luncurkan IYD 2012

Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Kompem KWI) telah mengumumkan pertemuan tahunan Indonesian Youth Day (IYD) 2012 pada pekan lalu.

IYD itu adalah pertama, akan diselenggarakan pada 20-26 Oktober di Sanggau, Kalimantan Barat, dengan mengambil tema: Berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, Berteguh dalam Iman (Kol 2:7).

IYD diumumkan saat Misa, yang diadakan pada 20 Januari di Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta.

Lebih dari 500 orang, kebanyakan orang muda Katolik (OMK), menghadiri Misa itu dengan konselebran utama ketua Kompem KWI Mgr John Philip Saklil, uskup Timika, dan didampingi 19 imam termasuk Romo Yohanes Dwi Harsanto, sekretaris eksekutif komisi itu.

“Indonesian Youth Day seperti ini tidak hanya sebuah cara untuk mengatasi permasalahan orang muda Katolik. Namun, acara ini diharapkan bisa mempengaruhi orang muda untuk peduli dengan orang lain,” kata Uskup Saklil.

Ia mengatakan IYD bukan merupakan sebuah festival, tapi sebuah gerakan bersama di kalangan OMK.

“Ini adalah sebuah gerakan awam dengan tujuan untuk membuat kita menyadari bahwa wajah orang muda Katolik adalah wajah Yesus Kristus, wajah Gereja, dan wajah bangsa kita juga,” lanjutnya.

Dia mengajak semua umat Katolik untuk mendukung acara itu, yang mengumpulkan sekitar 3.000 OMK dari 37 keuskupan di seluruh tanah.

“Tugas kita adalah untuk membuat iman orang muda Katolik berakar dalam Yesus Kristus,” katanya.

Berbagai kegiatan yang diadakan selama IYD itu termasuk refleksi, katekese, workshop dan pementasan budaya.

Sumber:Bishops announce first youth festival
Berita terkait: Orang Muda Katolik makin beriman, makin Indonesia

Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com

RENUNGAN HARIAN: Rabu 25 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Rabu 25 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul)
Kis 22:3-16 atau Kis 9:1-22, Mzm 117:1,2, Mrk 16:15-18

BACAAN INJIL:
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

RENUNGAN:

Hari ini adalah pesta bertobatnya Santo Paulus, Rasul. Pertobatan Paulus adalah suatu peristiwa yang luar biasa. Namun lebih luar biasa lagi adalah cinta kasih Allah yang tetapi mau mengasihi Paulus dan bahkan mau memakai Paulus menjadi rasulnya. Padahal, kalau dilihat dari perbuatan Paulus yang mengejar dan memenjarakan para pengikut Yesus, dia seharusnya tidal layak dikasihi dan diampuni oleh Allah. Namun Tuhan tidak membiarkan Paulus mati dalam kedosaannya, malah Tuhan mempertobatkan dan menjadikan Paulus menjadi rasul yang handal. Menyadari kasih Allah yang demikian besar, Paulus sungguh bertobat dan menjadi rasul Yesus yang sungguh luar biasa. Paulus yang semula mengejar dan memenjarakan para pengikut Yesus, berubah menjadi orang yang dengan gigih mewartakan Injil Yesus ke seluruh bangsa.

Kasih Allah juga sungguh luar biasa kepada kita, walaupun sebenarnya kita tidak layak mendapat kasih Allah karena kita seringkali hidup dalam kedosaan. Allah tidak membiarkan kebinasaan hidup kita karena kedosaan kita. Oleh karena itu, Allah juga mengasihi dan memanggil kita untuk bertobat. Panggilan Allah kepada kita untuk bertobat, memang tidak seperti yang dialami oleh Paulus. Namun sebenarnya sudah banyak cara dilakukan oleh Allah untuk memanggil kita ke dalam pertobatan hidup, yakni misalnya lewat orang-orang yang menegur atau menasihati kita, lewat orang-orang yang mengasihi kita dan juga lewat berkat serta pengalaman hidup kita. Namun kita kurang mampu menyadari kasih Allah dan panggilan Allah kepada kita untuk pertobatan, sehingga kita tetapi tidak bertobat seperti Paulus. Kalau sekiranya kita menyadari kasih Allah pada kita, pasti kita juga seperti Paulus yang tidak hanya bertobat dengan meninggalkan hidup lama, tetapi ambil bagian dalam mewartakan Injil Kristus.

Mari kita ingat dan renungkan bahwa siapapun kita dan sebesar apapun dosa yang sudah kita perbuat, Allah tetap mengaisihi kita dan tidak menghendaki kita mati dalam kebinasaan akibat dan dalam kedosaan kita. Oleh karena itu, mari kita menyadari kasih Allah dengan hidup dalam pertobatan dan pada akhirnya kitapun bersedia ambil bagian dalam mewartakan Injil Kristus.

Pertobatan hidup yang berbuah nyata dalam keiikutsertaan dalam mewartakan Injil Yesus Kristus, untuk masa ini sangat mendesak. Sebab dalam hidup sekarang ini, banyak orang yang tidak lagi menyadari kasih Allah dan peran Allah dalam hidupnya, juga banyak orang yang hidup dalam kedosaan. Semoga kita juga seperti Tuhan, tidak menghendaki sesama kita mengalami kebinasaan hidup karena dalam dalam kedosaannya. Oleh sebab itu, pertobatan kita hendaknya juga nyata dalam hidup mewartakan Injil Tuhan sehingga kita juga mengupayakan pertobatan para sesama kita. Amin.

RENUNGAN HARIAN: Selasa 24 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Selasa 24 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Fransiskus dr Sales)
2Sam 6:12b-15,17-19, Mzm 24:7,8, 9,10, Mrk 3:31-35

BACAAN INJIL:

Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

RENUNGAN:

Siapapun orang tua atau seorang ibu pasti akan tersinggung bila mendengar anaknya mengatakan kata-kata yang seakan tidak mengakui orang tuanya, apalagi bila hal itu dikatakan di depan orang banyak. Anak itu pasti akan dicap sebagai anak durhaka. Orang yang mendengarkan perkataan yang demikian juga pasti akan heran. Demikian halnya, orang-orang yang mendengar kata-kata Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam injil ini, juga pasti heran. Sebab ketika mereka memberitahukan kepada Yesus bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya ada di luar dan mau menemui-Nya, tapi Yesus mengatakan, “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Kata-kata Yesus ini seakan menyangkal Maria sebagai ibu-Nya. Tentu bukan demikian yang mau dimaksudkan oleh Yesus. Sebab bila kita baca calam Injil, Yesus sangat menghargai dan mencintai Maria ibu-Nya maupun yang lainnya, sehingga saat menderita sekalipun ketika disalibkan, Yesus masih memperhatikan nasib Maria ibu-Nya. Malahan dengan pernyataan itu, Maria adalah salah seorang contoh manusia yang sungguh-sungguh mendengarkan dan melakukan sabda Tuhan.

Yang terpenting bagi kita untuk kita renungkan adalah perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia berkenan menjadikan kita saudara-saudarai-Nya, Dia mau menjadikan kita sebagai anggota keluarga-Nya, yakni bila kita mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Sungguh luar biasa, Yesus Tuhan mau menjadikan kita anggota keluarga-Nya hanya bila kita mau melaksanakan kehendak Allah. Padahal, dalam hidup, bila seseorang mau menjadi dianggap sebagai saudara atau teman apalagi menjadi keluarga seorang yang terkenal, dia harus terkenal dulu atau menjadi orang kaya. Atau seringkali orang-orang mengusahakan dirinya agar menjadi bagian keluarga atau kenalan dari orang yang terkenal. Namun tidak demikian dengan Yesus. Yesus sendiri yang mau menjadikan kita saudara-saudari-Nya, walapun sebenarnya kita tidak layak. Bahkan kita semuanya sudah menjadi anggota keluarga kerajaan Allah lewat baptisan yang sudah kita terima.

Kita telah menjadi anggota keluarga kerajaan Allah, semata-mata karena kasih Allah yang sungguh besar kepada kita. Namun baiklah kita ingat dan renungkan selalu kata-kata Yesus, yakni yang mengatakan agar kita melaksanakan kehendak Allah. Seorang saudara-saudarai Yesus, orang yang menjadi anggota kerajaan Allah, dia harus melaksanakan kehendak Allah. Sudahkah kita hidup sebagai saudara-saudari Yesus dengan hidup melaksanakan kehendak Allah?

RENUNGAN HARIAN: Senin 23 Januari 2012

RENUNGAN HARIAN: Senin 23 Januari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan III:
(Yosepha Maria dr Beniganim Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia)
2Sam 5:1-7,10, Mzm 89:20,21-22,25-26, Mrk 3:22-30

BACAAN INJIL:

Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.

RENUNGAN:

Sungguh aneh sikap, tanggapan dan tuduhan yang diberikan oleh ahli-ahli Taurat kepada Yesus, mereka mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul dan mengusir setan dengan penghulu setan. Yesus melakukan hal baik, bukan hanya ditolak tetapi malah difitnah dengan sangat kejam. Kebaikan dan kehadiran Yesus membawa sukacita dan kasih Allah, tetapi malah dikatakan sebaliknya. Mereka bukan hanya menolak kasih Allah dan kebaikan, tetapi juga berarti menolak kehadiran Allah dan menyangkal kehadiran Allah dalam hidup mereka. Dengan demikian, orang yang demikian adalah menolak keselamatan, dan pada akhirnya tidak diselamatkan. Oleh sebab itulah Yesus mengatakan bahwa apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.

Kitapun pasti akan atau pernah mengalami hal yang demikian. Kita berusaha berbuat baik, namun malah kebaikan kita ditolak orang lain dan mungkin malah dituduh yang bukan-bukan. Seringkali kita dengar bahwa ketika Gereja atau umat kristiani mengadakan aksi sosial atau membantu para korban bencana atau yang sedang dilanda musibah, malah ditolak dan dituduh sebagai kristenisasi. Kehadiran kitapun seringkali ditentang dan tolak. Dalam menghadapi demikian, baiklah kita tidak usah berkecil hari, kecewa dan jangan putus asa sehingga mundur, tidak lagi berbuat baik bagi sesama. Namun hendaknya kita bertahan dalam perbuatan baik, demi mewartakan keselamatan Allah bagi kita dan bagi sesama. Yesus sendiri mengalami penolakan, maka kitapun pasti akan mengalaminya. Namun kita hendaknya setia seperti Yesus sendiri.

Namun selain itu, kita mungkin pernah bertindak seperti ahli-ahli Taurat. Kita telah menerima kebaikan dari sesama, namun kita menolaknya karena rasa gengsi ditolong orang lain, apalagi bila yang membantu kita statusnya lebih rendah dari kita, kita melaha menuduh mereka cari perhatian atau ada maunya. Mungkin juga kita melihat orang yang berusaha berbuat baik, tetapi malah kita menolak dan menfitnah mereka. Kita juga sudah beroleh berkat dari Allah dan dalam suatu saat kita mendapat pertolongan dari Allah, namun bisa jadi kita tidak mengakui dan menolak bahwa semuanya itu kita peroleh bukan karena pertolongan Allah, tetapi menganggap bahwa itu adalah karena usaha dan kerja keras kita. Penolakan yang demikian, berarti kita tidak mengakui kehadiran Tuhan dalam hidup kita, kita menolak kebaikan dan Allah sendiri dalam hidup kita. Penolakan yang demikian, berarti akan membawa kita pada kebinasaan hidup. Dari sebab itu, mari kita menerima kebaikan dalam diri sesama, menerima sesama yang berbuat baik dan terutama menerima dan mengakui kebaikan Allah atas hidup kita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)