Pembangunan Gereja Paroki Tigalingga

Pembangunan Gereja Paroki sedang berlangsung. Kami sangat mengarapkan uluran kasih para Saudara untuk membantu.

Gotong Royong Pembangunan Gereja

Tidak ada kata yang bisa melukiskan pengalaman indah pada waktu gotong royong pengecoran lantai 2 bangunan Gereja selain, suatu keyakinan bahwa semuanya dapat terlaksana adalah karena MUKJIJZAT ALLAH BEKERJA.

Pengecoran Lantai Panti Imam Gereja

Pengecoran Lantai 2 bangunan Gereja ini dilakukan pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 yang lalu. Luas yang dicor adalah 19 m x 24 m. Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan semangat umat.

Kerjasama Imam dan Umat

Uskup emeritus KAM, Mgr. A.G.Pius Datubara OFM.Cap, datang berkunjung ke Paroki dan memberi semangat pada umat dalam pembangunan Gereja Paroki. Para pastor juga ikut berkerja bersama umat dalam pembangunan Gereja.

Misa Tridentin: Warisan Liturgi Yang Dipertahankan

HIDUPKATOLIK.com - Paus Benediktus XVI mengeluarkan Surat Apostolik Summorum Pontificum yang menjamin penggunaan Misa Tridentin...

Pembinaan Para Pengurus Gereja

Tidak sedikit umat katolik yang kerap menganggap bahwa Liturgi adalah sekedar perayaan wajib biasa yang dilaksanakan pada hari minggu.

Pertemuan Ibu-Ibu dan Pesta Pelindung Paroki

Pertemuan para ibu se-paroki telah terlaksana pada hari Kamis-Sabtu, 15 s/d 16 Juli 2011. Pertemuan ini mengundang semua ibu katolik yang ada di paroki untuk hadir dalam pertemuan/pembinaan para ibu katolik dan juga segaligus menjalin kebersamaan para ibu. Penutupan pertemuan sikaligus Pesta Pelindung Paroki.

Pembinaan Asmika se-Paroki

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku; inilah yang menjadi tema dari pertemuan dan pembinaan minggu gembira yang telah berlangsung dengan sangat baik.

Mudika Ambil bagian dalam pembangunan Gereja Paroki

Mudika paroki tidak mau berpangku tangan melihat pembangunan Gereja paroki. Para mudika juga ambil bagian dengan mengumpulkan kerikil di sungai.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 1)

Umat dari lingkungan paroki dan juga dari beberapa stasi kembali bekerja sama dengan bergotong royong membangun gereja paroki. Untuk kali ini, umat bergotong royong men-cor lantai balkon bangunan Gereja.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 2)

Allah peduli. Karena kepedulian Allah atas pembangunan rumah-Nya ini, maka kami kamipun peduli dan bisa melanjutkan pembangunanini. Kepedulian Allah kami rasakan juga lewat kepedulian para Saudara.

Pengecoran Lantai Balkon Gereja (Bagian 3)

Mari kita memuliakan Tuhan, tidak hanya dengan kata2 indah, tetapi dengan perbuatan nyata dengan rela berkorban.

Pertemuan akhir Tahun 2011 Pengurus Gereja se-Paroki

Para pengurus Gereja adalah ‘ujung tombak’ Gereja khususnya di stasi-stasi. Peran para pengurus Gereja ini sangat sentral dalam kehidupan Gereja di stasi-stasi.

Gua Maria dan Menyambut Hari Raya Natal

Persiapan menyambut hari Raya Natal 25 Desember 2011.

Rahmat dan Perlindungan Tuhan

Pastor Anton Manik O.Carm selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang.

Rekoleksi dan Aksi Panggilan

Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku.

Pesan Prapaskah Kepausan 2012

"Kita Tidak Boleh Diam Saja terhadap Kejahatan" "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibr. 10:24).

Pembangunan Gereja Santo Petrus Stasi Rante Besi

Dalam kemiskinan, kesederhanaan, umat membangunan Gereja. Meraka tidak memiliki uang, tetapi mereka memiliki harapan dan iman pada Tuhan.

Misa Perdana Pastor Andreas Korsini Lamtarida Simbolong O.Carm

Puji Syukur pada Tuhan, karena berkat-Nya, misa Perdana Pastor Andreas Lamtarida Simbolon O.Carm bersama 4 Pastor Karmel yang baru ditahbiskan, dapat terlaksana dengan baik pada hari Rabu 31 Oktober 2012 di Stasi Gundaling 1, paroki Maria dari gunung Karmel Tigalingga.

Bakti Sosial : Pengobatan Gratis

Dalam Rangka Menyongsong Jubileum Gereja Katolik di Dairi dan Pakpak Bharat, diadakan bakti Sosial Pengobatan Gratis di Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, pada 9 Desember 2012 yg lalu. Puji syukur pada Tuhan, kegiatan ini berlangsung dengan sangat memuaskan.

Mari Berbagi Berkat Tuhan

 photo UskupEmeritusKAMMgrPiusDautabra.jpg Photobucket

MENDAMBAKAN BERKAT TUHAN

SYALOM...SELAMAT DATANG.
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan."(2Kor 8:14)
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu." (Amsal 3:9)
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17)
Saya Pastor Paroki Maria dari Gunung Karmel Tigalingga, atas nama Panitia Pembangunan dan semua umat, memohon bantuan uluran kasih/dana untuk pembangunan Gereja Paroki. Kami sangat membutuhkan berkat Tuhan lewat uluran tangan dari para donatur.
Kami berharap dan berdoa Para Saudara berkenan berbagi berkat Tuhan kepada kami untuk pembangunan Gereja ini yang adalah rumah Tuhan sendiri.
BRI 5379 Unit Tigalingga Sidikalang
No. Rekening : 5379-01-000112-50-8
Nama : PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK.
ATAU
BCA KCU MEDAN
NO.0222053453.
Atas Nama : ADYTIA PERMANA P.
(Adytia Permana P. adalah Romo Adytia Permana Perangin-angin O.Carm. Beliau dulu bertugas di Paroki Tigalingga, juga mengawali pembangunan ini, namun sekarang beliau bertugas di Keuskupan Agung Medan sebagai ekonom.Beliau kami minta buka rekening di BCA khusus untuk pembangunan ini, karena di daerah kami tidak ada BCA.)
Kami sangat senang bila sudah mentransfer persembahan, bapak/ibu/saudara/saudari memberitahukan ke kami melalui:
E mail ke :.
parokimariagk3lingga@yahoo.com
atau di SMS ke:.
Romo Anton Manik O.Carm : 081370836645
Romo Willy O.Carm : 081333837433
Untuk lebih jelasnya permohnan kami ini, Para Saudara dapat melihatnya di sini.... Sehubungan dengan Gambar pembangunan dapat melihatnya di sini....
Demikian kiranya Permohonan ini kami sampaikan. Atas dukungan, doa dan bantuan Bapak, Ibu dan Para Saudara-Saudari, kami mengucapkan banyak terima kasih.Berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Amin.
HORMAT KAMI:
Pastor Antonius Manik O.Carm

VARIA PAROKI

REKOLEKSI DAN AKSI PANGGILAN TELAH TERLAKSANA DENGAN SANGAT BAIK ;"> "APA YANG KAMU CARI?" (Yoh 1:38).
Puji syukur pada Tuhan, karena Rekoleksi dan Aksi panggilan untuk siswa-siswi Katolik Usia SMP dan SMA se-paroki Tigalingga sudah terlaksana dengan sangat baik. Kegiatan ini dihadiri hampir 400 orang anak. Semuanya dapat terlaksana hanya karena berkat Tuhan. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua Saudara yang telah mendukung dan mendoakan kegaitan kami ini. Kegiatan ini dilaksanakan hanya dengan menggunakan dana partisipasi peserta dan swadaya paroki, karena tidak mendapatkan bantuan dari donatur manapun, namun karena berkat Tuhan dan doa para Saudara, semuanya dapat berjalan dengan sangat baik. Semoga dari antara anak-anak ini, kelak ada yang menjadi Imam dan biarawan-biarawati.
Photobucket
Tuhan memberkati kita.
Kegembiraan dan Persaudaraan
Photobucket
Hari Ulang tahun Romo Anton M.Carm yang seharusnya tanggal 15 Januari 2010, baru dirayakan hari Minggu Minggu 16 Januari 2011 lalu, bersama Romo-romo Karmel se-Dairi, bersama beberapa umat Paroki Tigalingga di Aula Paroki Tigalingga. Pada kesempatan itu, Rm. Bernad O.Carm, pastor paroki Sidikalang memberi kado ulang tahun yakni 20 sak semen untuk pembangunan Gereja dan Rm. Anton sendiri menyumbangkan semua hadiah ultah untuk pembangunan Gereja. Saat itu, hadiah uang yang diperoleh sebanyak Rp. 1.100.000,-. Lumayanlah untuk tambahan dana pembangunan Gereja. Trimakasih buat semuanya.
Saldo Pesta Pelantikan Pengurus Gereja dan Penerimaan Sakramen Krisma, 6-7 Nop. 2010.
Pada hari Kamis 18 Nopember 2010 telah diadakan Evaluasi dan pembubaran Panitia. Saldo dari kegiatan tersebut adalah Rp. 22.320.500 Acara ini dapat berjalan dengan baik karena partisipasi semua umat. Dana juga bisa Saldo karena umat menyumbangkan hasil-hasil pertanian mereka dengan harapan ada Saldo untuk pembangunan Gereja Paroki.Jadi selain dana partisipasi dari umat, juga umat menyumbangkan hasil pertanian yang dibutuhkan untuk mengurangi dana konsumsi. Syukur pada Tuhan, akhirnya memang ada saldo untuk dana pembangunan Gereja. Terimakasih kami ucapkan kepada semua umat Paroki, DPP, Para Panitia, Para Donatur dan siapa saja yang mendoakan dan mendukung kegitan ini. Yesus memberkati kita semua selalu. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 2 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 2 NOVEMBER 2013
(PERINGATAN MULIA ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN)
2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40

BACAAN INJIL: 
Suatu hari dalam doaNya Yesus berseru: 'semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman'. 

RENUNGAN : 
Kematian adalah peristiwa hidup yang pasti akan dialami oleh manusia sebagai ciptaan, sama seperti ciptaan lainnya. Tidak ada orang tetap akan hidup selamanya di dunia ini. Yang menjadi persoalan, “Kepada kita bila sudah mati meninggalkan dunia ini? Badan kita memang akan dimakamkan tetapi dalam iman, jiwa dan roh kita akan menuju dua tempat yakni masuk surga atau neraka. Orang yang selama hidupnya berkenan di hadapan Tuhan, maka ia akan masuk surga, sedangkan orang yang selama hidupnya tidak berkenan di hadapan Tuhan, mereka akan masuk neraka.

Namun bagi kita orang beriman, percaya bahwa Tuhan menghendaki semua kita diselamatkan dan masuk surga sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Oleh sebab itu, berdasarkan kasih Tuhan yang demikian, kita percaya bahwa Tuha masih memberi kesempatan bagi semua arwah yang belum layak masuk surga, yakni tempat atau masa menanti atau pembersihan sebelum diperkenankan masuk surga. Masa itu dalam iman kita disebut penantian.

Dalam masa penantian itu, para arwah orang beriman menantikan belas kasih Tuhan yang memperkenankan mereka masuk surga. Dari diri mereka sendiri, mereka tidak bisa lagi berbuat apa-apa untuk keselamatan mereka, untuk itu mereka mengharapkan doa-doa kita yang masih hidup di dalam dunia ini. Kitalah yang bisa menolong mereka, memohonkan belaskasihan Tuhan atas mereka. Inilah yang kita makna peringatan hari ini bagi kita. Masa ini juga disebut dengan api Penyucian, sebab setiap orang dipanggil kepada kekudusan dan keselamatan, dan setiap orang mempunyai kemampuan untuk menikmati keselamatan, karena setiap orang tercipta sesuai dengan gambar dan citra Allah.

Dalam api penyucian setiap orang harus menjalani pemurnian dari segala kuasa maut. Seseorang disucikan dan dimurnikan bagaikan dalam pemurnian dalam tanur api, dan bukannya dalam limpahan air yang menyegarkan. Kepercayaan adanya api penyucian adalah bukti akan belaskasih Tuhan yang selalu memberi kesempatan bagi setiap umatNya menikmati pengudusan diri. Mengingat ada kematian, maka setiap orang mengharapkan kebangkitan. Ini hal yang wajar, dan ini adalah sikap dan pikiran yang suci dan baik untuk mengharapkan kebangkitan bagi semua orang (Mak 12). Orang mengharapkan sesamanya beroleh keselamatan. Atas dasar inilah kita Gereja Umat Allah hari ini berdoa bagi mereka yang telah meninggal, agar mereka boleh menikmati sukacita illahi. Kiranya doa-doa kita menjadi tebusan bagi mereka yang masih berada dalam api penyucian. Mereka yang telah layak dan pantas menikmati kehidupan abadi bersamaNya sepertinya mereka tinggal dalam persekutuan para Kudus, sebagaimana telah kita rayakan hari kemarin. Mereka adalah orang yang telah membersihkan pakaian hidupnya dengan darah Anak Domba, sebagaimana dikatakan dalam Kitab Wahyu.

Pada peringatan hari ini, kita berdoa bagi arwah orang tua, sanak saudara, saudara/i kita, sesama dan orang yang tidak kita kenal yang merindukan doa dari kita, kita mohonkan agar Tuhan mengampuni dosa mereka ketika mereka masih hidup di dunia ini dan kita mohonkan agar mereka semua diperkenankan oleh Tuhan untuk menikmati kebahagiaan abadi di surga. Mereka membutuhkan doa-doa kita dan kelak bila kita sudah seperti mereka akan membutuhkan doa dari saudara yang masih hidup. Namun peringatan hari ini juga menjadi suatu penegasan dan peringatan bagi kita yang masih hidup bahwa hidup di dunia ini tidak akan selamanya.

Akan tiba waktunya kitapun akan mati seperti para saudara yang sudah mendahului kita. Kita semua tentu mengharapkan kelak kita diselamtkan dan beroleh keselamatan kekal di surga. Kita akan masuk surga bila selama hidup, kita hidup seturut kehendak Tuhan, tidak ada jalan lain selain itu. Hidup sekarang adalah persiapan untuk menuju keselamtan kekal. Kita tidak tahu kapan kita mati, dan bagaimana kita mati. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa mempersiapkan diri agar bila kematian itu menjemput kita, para malaikatpun menjemput kita untuk masuk ke dalam surga.

Oleh sebab itu, mari kita hidup senantiasa seperti orang yang sudah mengetahui ajalnya tiba sehingga senantiasa mempersiapkan diri dengan hidup seturut kehendak Tuhan dan perbuatan baik kepada sesama. Perbautan baik kita kepada sesama akan sangat berguna kelak bila kita mati, seandainya kita belum layak masuk surga, ada orang yang masih hidup yang mengasihi kita akan berdoa untuk kita. Amin.

Paus: Media Katolik hendaknya profesional dalam pelayanan untuk Gereja

Paus: Media Katolik hendaknya profesional 
dalam pelayanan untuk Gereja 

Paus Fransiskus belum lama ini bertemu dengan para staf Vatican Television Centre (CTV) untuk merayakan 30 tahun media tersebut. Dia memuji mereka karena profesionalisme mereka, dan seraya mengatakan mereka “tidak boleh gentar” saat mereka menghadapi tantangan teknologi zaman sekarang. Dia juga mengingatkan untuk tidak melupakan tugas mereka sebagai orang Kristen dalam menjalankan pekerjaan mereka. 

“Bermainlah sebagai sebuah tim,” kata Paus Fransiskus seperti dilansir news.va. “Kita semua tahu pekerjaan ini tidak mudah, tetapi jika kita bekerja bersama-sama sebagai sebuah tim semuanya menjadi lebih mudah, dan lebih penting lagi, gaya kerja Anda juga akan menjadi saksi.” Efektivitas karya pastoral dalam bidang komunikasi menjadi kewajiban bersama, katanya. Pekerjaan Anda berkualitas tinggi, dan itu tugas Anda secara profesional dalam pelayanan bagi Gereja, kata Paus Fransiskus. 

 “Tapi, profesionalisme Anda selalu berada dalam pelayanan kepada Gereja, dalam segala hal: dalam film, dalam pilihan editorial Anda, administrasi … Semuanya bisa dilakukan dengan gaya, sebuah perspektif, yaitu bahwa itu adalah dari Gereja, dari Takhta Suci.” Paus Fransiskus juga menyampaikan terima kasih khusus kepada keluarga para staf media tersebut,” yang jadwalnya sering didikte oleh agenda dan komitmen dari Paus.” “Ini bukan pengorbanan yang kecil … dan untuk ini saya tidak hanya berterima kasih, tapi saya mempersembahkan doa-doa saya, terutama untuk anak-anak Anda,” katanya.

Disadur dari: indonesia.ucanews.com

Paus Fransiskus dinobatkan sebagai orang paling berpengaruh keempat di dunia

Paus Fransiskus dinobatkan sebagai orang paling 
berpengaruh keempat di dunia

Paus Fransiskus dinobatkan oleh Forbes sebagai orang keempat yang ‘paling berpengaruh’ di dunia, demikian majalah bisnis bergengsi Amerika Serikat itu, yang baru saja merilis nama-nama dari “72 orang paling berpengaruh” di planet bumi tahun 2013. 

Dalam versi Forbes, Presiden Rusia Vladimir Putin di urutan pertama, disusul oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Cina Xi Jinping, masing-masing di urutan kedua dan ketiga. Kanselir Jerman Angela Merkel di urutan kelima, yang dinilai sebagai wanita besi di dunia. Setiap tahun Forbes membuat peringkat kepala negara, pemodal, dermawan dan pengusaha “yang benar-benar mempengaruhi dunia”. 

Forbes memilih satu dari setiap 100 juta dari sekitar 7,2 miliar penduduk dunia, dan memilih 72 orang yang dianggap ‘paling berpengaruh’ di kalangan para kandidat tersebut. Tidak seperti Paus Fransiskus yang menganggap “kekuasaan sebagai sebuah pelayanan”, Forbes menggunakan kriteria yang jauh berbeda untuk mendefinisikan ‘kekuasaan.’ 

 Forbes menjelaskan kriteria tersebut dalam sebuah artikel yang diterbitkan melalui online pada 30 Oktober, di mana ia mengumumkan 72 nama. Pertama, mereka menilai “apakah para kandidat tersebut memiliki pengaruh besar terhadap banyak orang”. Kedua, mereka menilai “sumber daya keuangan yang dikontrol oleh setiap orang, dan melihat apakah mereka relatif lebih unggul dibandingkan dengan rekan-rekan mereka”. 

Ketiga, mereka memilih “kalau kandidat tersebut memiliki pengaruh dalam banyak bidang”, kalau hanya dalam satu bidang tidak cukup. Keempat, “mereka memastikan bahwa para calon secara aktif menggunakan kekuatan mereka.”
Sumber: Pope Francis named as world’s fourth most powerful man
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 1 NOVEMBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 1 NOVEMBER 2013 
 (HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS) 
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a 

BACAAN INJIL: 
 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." 

RENUNGAN : 
Para saudara yang dikasihi Tuhan. Hari ini adalah hari raya para Kudus, yakni mereka yang telah mengalami sukacita surgawi. Mereka adalah orang-orang yang telah menikmati akhir jaman secara pribadi bersama Allah Bapa di surga. Para kudus bisa demikian, bukan karena mereka dilahirkan memang lebih hebat dari kita, bukan karena mereka sudah ditakdirkan kudus dan mereka juga tidak pernah bermimpi mendapat gelar sebagai orang kudus. Mereka akhirnya menjadi orang kudus, dan sudah menikmati kebahagiaan di surga, karena selama hidupnya berusaha setia menjadi murid Yesus dan kesetiaan mereka dalam iman dinyatakan dalam hidup seturut kehendak Tuhan. Mereka tetap setia dalam iman, meskipun mereka harus menanggung banyak penderitaan. 

Dengan perayaan hari ini, kita diingatkan bahwa kita pun kelak akan menjadi kudus dengan diperkenankan menikmati kebahagiaan abadi di surga seperti mereka. Kita dipanggil menjadi kudus dalam hidup seperti mereka. Kekudusan hidup selama hidup akan berbuah keselamatan kekal. Kitapun bisa seperti mereka, asal kita mau meneladan hidup mereka. Hari ini injil yang kita dengarkan adalah jalan hidup kekudusan. Kiranya kita tidak perlu lagi membasa ayat perayat dari Injil hari ini karena sudah sering kita dengar dan renungkan. Secara singkat jelas bahwa kebahagiaan yang dimaksudk dalam injil hari ini, berbeda dengan kebahagiaan yang ditawarkan dan dipikirkan oleh manusia pada umumnya. 

Kebahagiaan yang ditawarkan oleh Yesus lewat sabda bahagia ini adalah kebahagiaan surga, keselamatan kekal yang tidak bisa diberikan oleh dunia. Sabda bahagia ini sarat dengan perumpamaan, bukan dalam artian sebenarnya. Singkat kata, injil hari ini mengajak kita untuk senantiasa setia dalam iman kepada Yesus dalam seluruh kehidupan kita, baik itu dalam mengahadapi suka, duka karena iman, tetapi bersikap sederhana dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama dan siap atau rela menderita demi iman. Sabda bahagia ini sungguh menjadi jalan beroleh kekudusan hidup. Sehingga bila kita menghayati sabda Bahagia hari ini, kitapun akan hidup dalam kekudusan sehingga kelak kitapun seperti pada kudus akan menikmati keselamatan kekal. Semoga kita berjuang untuk hidup dalam kekudusan yang akan berpuncak pada keselamatan kekal. Amin.

Mantan kriminal Amerika raih penghargaan Ibu Teresa 

Sam Childers, seorang aktivis pejuang perbudakan anak di Sudan dan Uganda dianugerahi penghargaan Ibu Teresa sebagai pejuang keadilan sosial oleh Yayasan Harmoni yang digelar dalam rangka Mother Teresa Memorial International Award di The Leela, Mumbai, India belum lama ini . 

Pria yang disapa “Machine Gun Preacher” menjadi orang Amerika pertama yang mendapatkan perhargaan tertinggi tersebut. Ia bahkan mendapatkan penghargaan yang sama dengan Malala Yousafzai dan Dalai Lama. “Saya mengagumi keberaniannya. Saya mengikuti teladannya. Jangan membatasi apa yang dapat kamu lakukan untuk Tuhan, dan Dia tidak akan membatasi apa yang akan ia lakukan untuk Anda,” kata Sam Childers, seperti dilansir Asianews.com. 

 Ia berterimakasih kepada Yayasan Harmoni atas kehormatan itu. Pria yang tinggal di Pennysilvania, AS ini awalnya adalah seorang pecandu narkoba dan bekas kriminal, namun dirinya telah bertobat dan mengikut jalan Tuhan. Selama 13 tahun, Childers berjuang memerangi perbudakan di Uganda Utara dan Sudan Selatan, Afrika. “Seringkali saya disebut sebagai orang jahat, namun saya tidak dapat menerima atau percaya bahwa anak-anak yang tak berdosa harus dipenggal,”ujarnya. 

Dengan tegas, Childers menyatakan kekagumannya kepada Ibu Teresa lantaran keberaniannya dalam melayani anak-anak di India. Sekalipun ditolak, Ibu Teresa tetap maju untuk menjalankan misinya karena kecintaannya kepada Kristus. Penghargaan yang diterima Sam Childers awalnya memicu kontroversi karena masa lalunya yang suram, namun kini ia sudah berbalik 180 derajat dan dirinya sudah mengenal Kristus dan berjuang dalam memerangi keekrasan terhadap anak.
Disadur dari: indonesia.ucanews.com

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 31 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 31 OKTOBER 2013 
(Angelus dr Acri, Dominikus Collins ) 
Rm. 8:31b-39; Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; Luk. 13:31-35 

BACAAN INJIL: 
 Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!". 

RENUNGAN : 
Sekarang ini sudah jarang kita temukan orang yang berani, tidak takut menghadapi tantangan dan persoalan dalam membela yang benar. Kalaupun diperlakukan tidak benar, orang pada umumnya diam, pasrah terhadap nasib karena merasa tidak punya kekuatan untuk melawan. Namun berbeda kiranya dengan Yesus. Ketika orang-orang Farisi menyuruh Dia untuk pergi meninggalkan tempat itu karena katanya Herodes akan membunuh Dia, Yesus tidak takut dan gentar, malahan menantang orang Farisi itu agar memberitahukan kepada Herodes bahwa Dia tidak akan pergi dan tetap akan tinggal mewartakan Kerajaan Allah sampai kesudahan di Jerusalem. 

Bakkan Yesus berani menyebut Herodes serigala. Kita tidak tahu pasti apakah memang benar pada saat itu Herodes sudah punya rencana membunuh mereka atau tidak. Sepertinya itu hanya tipu muslihat orang-orang Farisi. Kalau memang Herodes mau membunuh Yesus, tentu mereka tidak perlu repot-repot memberitahukannya kepada Yesus dan tentu mereka membiarkan begitu saja. Orang Farisi tidak menyukai Yesus sehingga bila Herodes mau membunuh Dia, mereka tidak perlu repot lagi menyingkirkan Yesus. 

Dengan demikian jelas bahwa apa yang mereka katakan adalah tipu muslihat untuk mengusir Yesus. Namun hal itu tidak penting bagi kita. Yang terpenting bagi kita adalah merenungkan sikap Yesus menanggapi tantangan dan penolakan karena kehadiran diri-Nya yang mewartakan Kerajaan Allah. Yesus tidak terpancing oleh tipu muslihat orang Farisi yang sengaja hendak menyingkirkan-Nya dengan menakut-nakuti. Bahkan dihadapan mereka Yesus menyebut Herodes adalah serigala, menuruh mereka memberitahukan kepada Herodes si serigala bahwa Dia akan tetap setia dalam tugas perutusan sampai menuju kematian di Yerusalem sebagaimana yang telah dialami oleh para nabi. Apakah orang Farisi itu memberitahukan kepada Herodes, kita tidak tahu. 

Sungguh menarik merenungkan injil hari ini. Dalam hidup kitapun, pasti kita banyak mengalami tantangan, dan ancaman. Banyak juga kita dengarkan ancaman dari orang tertentu yang mengatasnamakan banyak orang agar kita takut , padahal mungkin hal itu tidak benar, dan hanya orang-orang tertentu. Seringkali kita diintimadi dengan adanya spanduk-sanduk yang menolak kehadiran ktia sebagai orang kristiani. Memang benar dalam situasi itu kita bisa ketakutan luar biasa, sehingga kita tidak berani menyatakan iman kita. Juga masih banyak hal yang membuat kita ketakutan dalam hidup ini. 

Namun berenung dari Injil hari ini, kita hendaknya tidak terlalu takut menghadapi semua tentangan dalam hidup juga dalam hidup beriman, karena kita mempunya Yesus Tuhan yang berani membela kita. Dia sendiri berani menanggung kematian demi cinta kasih-Nya kepada kita, maka Diapun akan senantiasa membela kita. Sehingga dengan merenungkan Injil hari ini dan terutama dengan merenungkan teladan yang diberikan oleh Yesus, hendaknya kita tetap setia dalam iman, meskipun banyak tantangan, intimidasi yang akan kita terima untuk menghalau kita dan iman kita. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 10 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: RABU 10 OKTOBER 2013
 (Angelus dr Acri, Dominikus Collins ) 
Rm. 8:26-30; Mzm. 13:4-5,6; Luk. 13:22-30 

BACAAN INJIL: 
Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir." 

RENUNGAN : 
 Semua orang pasti mendambakan masuk surga, pasti tidak ada orang yang mau masuk neraka. Namun bagaimana supaya bisa masuk surga? Siapa saja yang bisa masuk surga? Yesus tentu mengharapkan semua orang masuk surga. Namun tidak sembarang orang bisa masuk surga, harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh Tuhan. Ketika Yesus sedang mengajar salah seorang yang mendengarkan pengajaran Yesus bertanya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Kita tidak tahu apa maksud pertanyaan ini. Mungkin saja dia melontarkan pertanyaan demikian karena setelah mendengarkan pengajaran Yesus, dia berpikir bahwa tidak semua orang bisa menjalankan ajaran Yesus sehingga pasti akan sedikit saja yang bisa masuk surga. 

Menanggapi pertanyaan itu, Yesus tidak langsung menjawab dengan pasti, tetapi memberi jawaban lewat perumpamaan. Dalam perumpamaan ini Yesus mengatakan agar berjuang melalui pintu yang sesak. Yesus mengatakan bahwa untuk masuk dalam kerajaan surga harus berjuang melalui pintu yang sesak. Sesak yang dimaksud adalah karena untuk masuk kerajaan sorga kita harus rela menjalani perjalanan berat dan berlomba dengan banyak orang. 

Dalam perumpamaan ini diceritakan bahwa ada orang yang merasa layak masuk surga karena dia sudah makan dan minum di hadarapan-Nya, dan banyak mendengarkan pengajaran Yesus di kotanya. Namun Yesus tetap menutup pintu bagi mereka, bahkan dengan tegas mengatakan bahwa Dia tidak tahu dari mana mereka datang, menuruh mereka eyah dari hadapan-Nya dan akhirnya mereka itu masuk dalam neraka. Membaca perumpamaan ini kita mungkin kaget karena orang itu jelas-jelas udah makan dan minum dihadapan Yesus. 

Makan minum bisa kita umpakan bahwa mereka sudah sering mengikuti perayaan ekasti. Mereka juga dikatakan bahwa mereka sudah sering mendengarkan sabda Tuhan. Namun kiranya semuanya itu belumlah cukup menjadi syarat untuk masuk kerajaan sorga. Alasan Yesus mengatakan bahwa mereka tidak layak masuk surga adalah karena mereka melakukan semuanya itu tetapi tetap melakukan kejahatan kepada sesama. Kiranya sabda ini dengan begitu indah menjelaskan bahwa hidup beriman dan untuk masuk ke dalam kerajaan tidak cukup hanya sekedar makan dan minum di hadapan Yesus atau hanya dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, tidak cukup hanya mendengarkan sabda Tuhan. 

Namun kiranya semuanya itu harus berbuah tidak hanya sekedar tidak berbuat jahat, tetapi lebih dari itu yakni berbuat baik kepada sesama. Juga sebagaimana dikatakan dalam ayat terakhir, “Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir." Artinya untuk masuk kerajaan sorga tidak cukup hanya karena sudah lama percaya kepada Tuhan, bukan soal lamanya tetapi bagaimana dan apa yang diperbuat dalam mengikuti Yesus. Semoga kita tidak pernah puas dalam mengikuti Yesus dan juga dalam berbuat baik. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 29 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SELASA 29 OKTOBER 2013 
(Mikael Rua) 
Rom 8: 18-25 ; Mzm 126 ; Luk 13: 18-21 

BACAAN INJIL: 
 Pada waktu itu Yesus berkata: "seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya." 

Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." 

RENUNGAN : 
Kehadiran Kerajaan Allah sungguh membahagiakan, karena dalam Kerajaan Allah itu kita bisa bernaung dan bahkan bisa hidup seperti burung yang bernaung. Kehadiran Kerajaan Allah itu mengubah hidup menjadi lebih baik, menyenangkan dan dapat dirasakna oleh orang lain. Inilah yang digambarkan oleh Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah dalam injil hari ini. Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang dikebunnya; juga seumpama ragi yang diambil peremupuan dan di aduk ke dalam tepung rerigu tiga sukat sampai mengkhamirkan seluruhnya. 

Biji sesawi dan ragi itu walau kelihatan sedikit atau kecil, namun bisa memberi perlindungan dan mengubah hidup sekitarnya. Namun perlu kita ingat, bahwa baik biji sesawi dan ragi itu akhirnya berguna bagi sekitarnya karena ditaburkan di ladang seperti biji sesawi yang ditaburkan di kebun dan ragi yang ditaburkan dan diaduk dalam tepung terigu. Selama biji sesawi dan ragi itu hanya dibiarkan demikian, biji sesawi dan ragi itu tetap hanya satu biji sesawi dan ragi, kurang berguna. Demikian juga kiranya soal Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga itu pada hakekatnya memberi perlindungan, kenyamanan, kebahagiaan dan mengubah hidup lebih membahagiakan. 

Namun Kerajaan Sorga itu tidak dapat dirasakan oleh orang lain kalau tidak ditaburkan dalam kehidupan. Kerajaan Sorga itu ditaburkan dalam arti dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka tugas kitalah yang harus menaburkan atau menghadirkan Kerajaan Sorga dalam kehidupan ini, supaya semua orang bisa bernaung di dalamnya, supaya mengubah hidup ini menjadi lebih baik dan supaya kehadiran Kerajaan Sorga itu mengubah hidup banyak orang seperti yang dikehendaki oleh iman. 

Kita semua harus menaburkan atau menghadirkan Kerajaan Sorga dengan hidup yang memberi nyaman kepada orang lain, perilaku hidup yang membuat orang lain ingin bernaung bersama dengan kita, membuat orang lain merasakan merasakan perlindungan Tuhan dan juga mengubah orang lain untuk hidup lebih baik seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. 

Selain itu, injil hari ini juga mengatakan kepada kita bahwa hidup dan iman kita tidak akan berdampak bagi orang lain kalau kita tidak ditaburkan dalam kehidupan bersama dengan orang lain. Iman kita tidak akan berdampak bagi sesama kalau hanya tinggal dalam diri kita, bila kita tidak menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari bersama orang lain. Oleh sebab itu, agar hidup dan iman kita berdampak baik bagi sesama, hendaknya kita memberikan diri untuk ditaburkan oleh Tuhan dalam kehidupan ini. Sehingga hidup dan iman kita menghadirkan Kerajaan Sorga bagi orang lain. Amin.

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 28 OKTOBER 2013

RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 28 OKTOBER 2013 
(Pesta St. Simon St.Yudas) 
Ef. 2:19-22; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 6:12-19 

BACAAN INJIL: 
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya. 

RENUNGAN : 
Hari ini adalah pesta Santo Simon dan santo Yudas. Santo Simon yang dimaksudkan bukanlah Simon Petrus tetapi Simon orang Zelot. Santo Yudas yang dimaksudkan juga bukan Yudas Iskariot yang akhirnya mengkhianati Yesus, tetapi yang dimaksud adalah Yudas anak Yakobus. 

 Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran). Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat, 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti 'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. 

Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya. Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami; dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:22, 23) 

Sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini, Yesus memilih dan memanggil kedua belas rasulnya dan kedua rasul yang hari ini kita pestakan termasuk dalam kalangan dua belas rasul yang dipilih Yesus. Kitab Suci tidak bercerita banyak tentang kedua rasul ini, namun sebagai rasul yang telah dipilih oleh Yesus, mereka berdua dengan kekhasan masing-masing giat mewartakan injil dan bahkan sampai akhirnya wafat sebagai martir. Karya pewartaan mereka tidak banyak diberitakan, tetapi buah dari iman dan pewartaan mereka pasti banyak dirasakah oleh orang-orang yang mereka layani. Seperti kedua rasul dan rasul yang lain, kitapun telah dipilih oleh Allah dan sekaligus mendapat perutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Kita harus menyadari dan melaksanakan tugas ini. Tuhan sendiri yang memilih kita untuk menjadi pengikut-Nya. 

Panggilan Tuhan untuk menjadi pengikut-Nya adalah anugerah Tuhan kepada kita. Tuhan memanggil kita sekaligus dengan harapan bahwa kita juga menjadi rasulnya dalam hidup kita setiap hari. Dalam perutusan itu, Yesus tidak meminta kita menjadi seperti orang lain, tetapi menjalankan tugas perutusan sesuai dengan kekhasan kita masing-masing dan juga dalam dunia kita masing-masing. Dalam artian ini juga mau mengatakan bahwa hendaknya hidup dan kekhasan yang ada pada kita hendaknya kita gunakan sebagai anugera yang dapat kita gunakan dalam mewartakan Kerajaan Allah. Mungkin kita berpikir bahwa kita tidak punya keahlian dalam hal ini, namun ingatlah bahwa sebelum Yesus memilih para rasul, Dia berdoa dulu semalam-malam. Ini menyiratkan kepada kita bahwa Yesus akan senantiasa berdoa untuk kita agar kita menjadi mampu menjalankan tugas perutusan kita. Amin.

RENUNGAN HARI MINGGU: 27 OKTOBER 2013

RENUNGAN  HARI MINGGU: 27 OKTOBER 2013 
(Minggu dalam Pekan Biasa XXX) 
Sir. 35:12-14,16-18; Mzm. 34:2-3,17-18,19,23; 2Tim. 4:6-8,16-18; Luk. 18:9-14 


BACAAN INJIL : Luk. 18:9-14 
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan, sedangkan orang Farisi itu tidak."

Sekali peristiwa kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

RENUNGAN :
Bangga atas diri sendiri karena hidup baik dan beriman, itu wajar-wajar saja. Namun hendaknya tidak menjadi sombong dan menyombongkan diri di hadapan sesama dan juga di hadapan Tuhan. Kita harus waspada agar tidak jatuh pada kesombongan, juga pada kesombongan rohani.

Kiranya kesombongan demikianlah yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Injil dengan tegas mengatakan bahwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang. Injil tidak menyebutkan siapa mereka itu. Namun lewat perumpamaan ini kita bisa tahu siapa mereka itu. Dalam perumpamaan ini Yesus menyatakan ada dua orang yang sama-sama datang ke bait Allah yakni orang Farisi dan seorang pemungut cukai. Dikatakan bahwa orang Farisi itu berdiri di bagian depan dan mulai berdoa. Dari doanya kita mengetahui bahwa dia sepertinya orang yang baik, taat beragama sebab dengan jelas dia bersyukur kepada Tuhan dan mengatakan bahwa dia tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Kalau memang semuanya itu benar dia lakukan, jelas bagi kita dia adalah orang baik.

Sedangkan pemungut cukai itu, tidak berani berdiri di depan dan bahkan dia hanya tunduk di belakang, tidak berani menengadah melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Pemungut cukai itu sungguh menyadari bahwa dia orang berdosa, tidak layak berdiri di depan bait Allah dan bahkan tidak layak untuk menenagadah. Kedua orang itu datang dengan tujuan yang sama, yakni untuk berdoa. Namun yang membedakan mereka adalah motivasi dan siapa yang akhirnya dibenarkan oleh Tuhan. Yesus mengatakan bahwa pemungut cukai itulah yang pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.

Di mana letak kesalahan orang Farisi itu sehingga tidak dibenarkan oleh Tuhan? Kesalahan orang Farisi itu adalah pada motivasi dia melakukan semuanya itu. Orang Farisi itu melakukan semua itu bukan karena imannya tetapi hanya demi mendapat pujian sehingga semuanya itu dianggap sebagai prestasi yang patut dibanggakan. Orang Farisi itu menyombongkan apa yang dilakukannya dan bahkan menyombongkannya di hadapan Tuhan. Jelas bahwa motivasi dia melakukan semua itu bukan karena iman, sebab bila semuanya itu dilakukan karena iman tentu dia tidak menjadi sombong. Semuanya itu harus dilakukan dalam iman dengan tujuan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Orang yang dekat dengan Tuhan, dia akan memiliki hati seperti hati Tuhan sendiri, Tuhanlah yang meraja dalam dirinya. Orang Farisi itu menyombongkan apa yang dia lakukan bahkan di hadapan Tuhan sendiri.

Dengan demikian jelas dia bukan berdoa tetapi hanya sekedar mau membanggakan diri dihadapan Tuhan, mau menyatakan bahwa dirinya orang benar mampu melakukan semuanya itu. Sebab kita ketahui doa yang benar adalah ungkapan iman untuk memuji dan memuliakan Tuhan, kerendahan hati sehingga bersyukur atas rahmat Tuhan dan sekaligus keyakinan bahwa tanpa Tuhan, tidak bisa berbuat apa-apa sehingga memohonkan pertolongan Tuhan. Hal itu tidak ada dalam doa orang Farisi itu. Lebih parah lagi, orang Farisi itu menganggap dirinya lebih benar dan menghina orang lain. Memang benar bahwa sikap sombong dengan sendirinya akan menghina orang lain.

Sedangkan pemungut cukai itu berdiri di belakang bukan karena tidak mau ke depan, namun dia sadar bahwa dirinya pendosa, tidak layak berdiri di depan dan bahkan merasa tidak layak untuk menengadah. Kejujuran dan kesadaran dirinya itu semakin tampak dalam doanya yang memohon belaskasihan dari Tuhan. Inilah yang menjadikan dia pulang sebagai orang yang dibenarkan oleh Tuhan. Yesus sendiri pada ayat terakhir mengataka, “...barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Kita mungkin tidak melakukan semua kebaikan yang dilakukan oleh orang Farisi itu, tetapi mungkin juga kita tidak seperti pemungut cukai itu. Namun bila kita sudah melakukan seperti yang dilakukan oleh orang Farisi itu, baiklah kita senantiasa merenungkan apa yang menjadi motivasi kita melakukan semuanya itu. Kehidupan iman dan perbuatan baik yang kita lakukan hendaklah dilandasi oleh iman kepada Tuhan.

Dengan semuanya itu, kita hendak semakin mendekatkan diri dengan Tuhan dan dengan mendekatkan diri dengan Tuhan, kita membiarkan Tuhan meraja di dalam diri dan hidup kita. Bila Tuhan meraja atas diri dan hidup kita, tentu jauhlah dari diri kita rasa sombong. Kita juga harus menyadari bahwa hidup kita, ulah kesalehan atau hidup iman kita bukanlah untuk disombongkan. Kita jauh dari sikap sombong kalau kita menyadari bahwa semuanya itu adalah anugerah dari Tuhan. Tuhan menganugerahkan semuanya itu supaya kita beroleh selamat, beroleh hidup bahagia, sehingga semuanya itu bukan prestasi kita yang harus kita banggakan.

Dengan demikian, hendaknya kita senantiasa bersikap rendah hati baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesama kita. Kita harus waspada dengan dosa kesombongan, juga kesombongan rohani. Sebagai manusia lemah, kita bisa jatuh dalam dosa kesombongan. Dosa kesombongan bisa menjadi awal yang menjeremuskan kita ke dalam dosa yang lebih besar lagi. Seringkali tanpa sadar kita bisa jatuh dalam dosa kesombongan, yang menganggap diri lebih baik, lebih benar dan lebih beriman dari orang lain. Orang yang merasa dirinya demikian, akan memandang rendah orang yang tidak melakukan seperti yang mereka lakukan dan akhirnya akan dengan mudah menghina serta mencap orang lain sebagai orang berdosa. Orang yang sombong juga tidak akan bisa menghargai kelebihan yang ada pada orang lain. Ingatlah tidak ada satupun manusia yang sempurna, kita semua punya kelemahan yang berbeda-beda, sehingga tidak ada bagi kita alasan untuk menyombongkan diri. Apalagi sebagaimana kita katakan tadi bahwa hidup, hidup iman dan perbuatan baik yang kita lakukan adalah anugerah Allah.

Oleh karena itu patut kita syukuri bukan untuk disombongkan. Kita harus hati-hati atas dosa kesombongan itu, jangan karena kesombongan itu kita menghina orang lain apalagi orang miskin. Kita harus renungkan apa yang kita dengarkan dalam bacaan pertama, yakni bahwa Tuhan berkenan terhadap doa siapapun yang diucapkan dengan tulus dan jeritan yatim piatu tidak diabaikan-Nya, ataupun jeritan janda yang mencurahkan permohonannya. Jangan karena kesombongan kita, orang miskin menjadi tertidan dan mereka menjerit kepada Tuhan. Sabda ini menjadi peringatakan kepada kita sekaligus mengingatkan bahwa semua anugerah dan berkat yang kita terima dari Tuhan, bukan untuk disombongkan tetapi malahan harus menjadi berkat juga bagi orang lain terutama orang-orang miskin dan tertindas. Janganlah kita banggga dengan hidup iman kita tetapi kita tidak peduli dengan sesama yang menderita. Bila kita sungguh melakukan hidup iman kita, tetapi kita tidak peduli dengan orang miskin, itu berarti kita melakukannya hanya untuk mencari kepuasan diri. Kedalaman hidup iman seseorang akan tampak dalam kerendahan hati dan juga kepedulian dengan sesama yang menderita. Amin.

 
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan! (2Kor 8:14)